Kerajaan Siau: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 25252732 oleh 36.85.217.60 (bicara)
Tag: Pembatalan
 
(16 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
| common_name =
| common_name =
| native_name =
| native_name =
| image_flag =
| image_flag = Bendera Kesultanan Siau.png
| image_map =
| image_map = COLLECTIE TROPENMUSEUM Bewoners van het eiland Siaoe poseren voor een decor in een fotostudio TMnr 10005699.jpg
| image_map_caption =
| image_map_caption =
| image_map_alt =
| image_map_alt =
| religion = [[Katolik Roma]], kemudian [[Kristen Protestan]]
| religion = [[Katolik Roma]], kemudian [[Kristen Protestan]]
| p1 = Kerajaan Bolaang Mongondow
| p1 = Kerajaan Mopagu
| p2 =
| p2 =
| flag_p2 =
| flag_p2 =
Baris 18: Baris 18:
| event_end = Digantikan oleh [[Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro|Kabupaten Kepulauan Sitaro]]
| event_end = Digantikan oleh [[Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro|Kabupaten Kepulauan Sitaro]]
| capital = Paseng
| capital = Paseng
| common_languages = [[Bahasa Sangir]]
| common_languages = [[Bahasa Sangir]] dialek Siau
| government_type = Kerajaan
| government_type = Kerajaan
| title_leader = Raja
| title_leader = Raja
Baris 77: Baris 77:
}}
}}
{{Sejarah Indonesia}}
{{Sejarah Indonesia}}
'''Kerajaan Siau''' adalah sebuah kerajaan yang terletak di [[Sulawesi Utara]] yang didirikan oleh raja pertamanya Lokombanua II atau [[Lokongbanua II]] pada 1510 sampai akhir masa kekuasaan Raja Siau Ch. David pada tahun 1956. Menurut Barta1, kerajaan tersebut adalah kerajaan Kristen kedua yang berdiri di [[Nusantara]] setelah [[Kerajaan Larantuka]] yang berdiri di [[Flores Timur]].<ref name="kristen">{{Cite web |url=http://barta1.com/2019/10/13/mengenal-siau-kerajaan-kristen-di-sulawesi-utara-abad-16/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-11-07 |archive-date=2019-11-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201102112256/http://barta1.com/2019/10/13/mengenal-siau-kerajaan-kristen-di-sulawesi-utara-abad-16/ |dead-url=yes }}</ref>
'''Kerajaan Siau''' adalah sebuah [[kerajaan]] yang terletak di [[Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro|Kepulauan Siau Tagulandang Biaro]], [[Sulawesi Utara]]. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1510 oleh Lokombanua II atau [[Lokongbanua II]] yang sekaligus sebagai raja pertamanya. Kerajaan Siau berdiri sampai akhir masa kekuasaan Raja Siau Ch. David pada tahun 1956. Menurut media Barta1, kerajaan tersebut merupakan salah satu kerajaan dengan corak agama Kristen di [[Nusantara]].<ref name="kristen">{{Cite web |url=http://barta1.com/2019/10/13/mengenal-siau-kerajaan-kristen-di-sulawesi-utara-abad-16/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-11-07 |archive-date=2019-11-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201102112256/http://barta1.com/2019/10/13/mengenal-siau-kerajaan-kristen-di-sulawesi-utara-abad-16/ |dead-url=yes }}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
=== Pendirian ===
Pada awalnya [[Lokongbanua II]] mendirikan kerajaan Siau pada tahun 1510 melalui musyawarah mufakat para ''kulano''. Lokongbanua II kemudian memerintah kerajaan Siau dari tahun 1510 sampai 1545.<ref>{{Cite web |url=http://kompaq.id/lokongbanua-ii-raja-pertama-di-negeri-9-bidadari-bagian-1-dari-3-artikel/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-11-07 |archive-date=2019-11-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191107015419/http://kompaq.id/lokongbanua-ii-raja-pertama-di-negeri-9-bidadari-bagian-1-dari-3-artikel/ |dead-url=yes }}</ref> Kerajaan tersebut mengenal [[Kekristenan]] melalui para misionaris [[Katolik]] yang datang ke [[Sulawesi Utara]] dan [[Maluku Utara]] dari tahun 1511 dan 1522. Dalam catatan sejarawan [[Pitres Sombowadile]], pada 1516 misi Katolik Portugis pernah singgah dan menyelenggarakan misa paskah di ibukota Kerajaan Siau, Paseng. Disebutkan, Raja Lokongbanua ikut menghadiri misa paskah tersebut.<ref name="kristen"/>


Lokongbanua II kemudian digantikan oleh anaknya, Posuma.<ref name="silsilah"/> Menurut sejarawan [[Sem Narande]] dalam “Vadu La Paskah”, Raja Posuma dibaptis menjadi Katolik di sungai besar di [[Kota Manado]] bersama 1.500 orang rakyat dan Raja Manado Kinalang Damopolii.<ref name="kristen"/>
Lokongbanua II mula-mula mendirikan kerajaan Siau pada tahun 1510 melalui musyawarah mufakat para kulano. Lokongbanua II kemudian memerintah kerajaan Siau dari 1510 sampai 1545.<ref>{{Cite web |url=http://kompaq.id/lokongbanua-ii-raja-pertama-di-negeri-9-bidadari-bagian-1-dari-3-artikel/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-11-07 |archive-date=2019-11-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191107015419/http://kompaq.id/lokongbanua-ii-raja-pertama-di-negeri-9-bidadari-bagian-1-dari-3-artikel/ |dead-url=yes }}</ref> Kerajaan tersebut mula-mula mengenal agama Kristen melalui misionaris-misionaris Katolik yang datang ke [[Sulawesi Utara]] dan [[Maluku Utara]] dari tahun 1511 dan 1522. Dalam catatan sejarawan Pitres Sombowadile, pada 1516 misi Katolik Portugis pernah singgah dan menyelenggarakan misa paskah di ibukota Kerajaan Siau, Paseng. Disebutkan, Raja Lokongbanua ikut menghadiri misa paskah tersebut.<ref name="kristen"/>


Dari masa kekuasaan Raja Siau ketiga Don Geronimo Winsulangi hingga Raja Siau keempat Don Fransiscus Xavirius Batahi, kerajaan Siau mencakup daerah-daerah di bagian selatan [[Sangihe]], pulau Kabaruan ([[Talaud]]), pulau [[Tagulandang]], pulau-pulau di [[Teluk Manado]] dan wilayah pesisir Sulawesi bagian utara (sekarang [[Minahasa Utara]]), serta ke wilayah kerajaan Bolangitang atau [[Kerajaan Kaidipang|Kaidipang]] ([[Bolaang Mongondow Utara]]) bahkan sampai ke [[Leok Buol]]. Pengganti Raja Batahi adalah Raja Raramenusa yang menjadi Raja Siau pertama yang memeluk agama [[Kristen Protestan]].<ref name="kristen"/>
Lokongbanua II kemudian digantikan oleh anaknya, Posuma.<ref name="silsilah"/> Menurut sejarawan [[Sem Narande]] dalam “Vadu La Paskah”, Raja Posuma dibaptis menjadi Katolik di sungai besar di [[Kota Manado]] bersama 1500 orang rakyat dan Raja Manado Kinalang Damopolii.<ref name="kristen"/>

Dari masa kekuasaan Raja Siau ketiga Don Geronimo Winsulangi hingga Raja Siau keempat Don Fransiscus Xavirius Batahi, kerajaan Siau mencakup daerah-daerah di bagian selatan [[Sangihe]], pulau Kabaruan ([[Talaud]]), pulau [[Tagulandang]], pulau-pulau [[teluk Manado]] dan wilayah pesisir jazirah Sulawesi Utara (sekarang [[Minahasa Utara]]), serta ke wilayah kerajaan Bolangitan atau Kaidipang ([[Bolaang Mongondow Utara]]) bahkan sampai ke [[Leok Buol]]. Pengganti Raja Batahi adalah Raja Raramenusa yang menjadi Raja Siau pertama yang memeluk agama [[Kristen Protestan]].<ref name="kristen"/>


Kerajaan tersebut dipimpin secara beruntun oleh 21 raja dan meninggalkan sebuah peninggalan berupa Kompleks Makam Raja Lokongbanua.<ref>https://manado.tribunnews.com/2011/03/29/menelusuri-kejayaan-kerajaan-siau-1</ref>
Kerajaan tersebut dipimpin secara beruntun oleh 21 raja dan meninggalkan sebuah peninggalan berupa Kompleks Makam Raja Lokongbanua.<ref>https://manado.tribunnews.com/2011/03/29/menelusuri-kejayaan-kerajaan-siau-1</ref>


Literatur asing yang membicarakan Kerajaan Siau diantaranya karya D. Brilman “Onze Zendingsvelden De Zending op de Sangi – en Talaud- eilanden”, diterjemahkan oleh GMIST menjadi “Wilayah- wilayah Zending Kita, Zending di Kepulaun Sangi dan Talaud”. Antonio Pigaffeta, “Primer Viaje en Torno del Mondo”, “The Suma Oriental of Tom Pires and the Book of Fransidco Rodriques” Armendo Cortesao.<ref name="silsilah">{{Cite web |url=http://barta1.com/2019/05/28/silsilah-lokongbanua-raja-pertama-kerajaan-siau-1510-1545/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-11-07 |archive-date=2019-11-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191107015418/http://barta1.com/2019/05/28/silsilah-lokongbanua-raja-pertama-kerajaan-siau-1510-1545/ |dead-url=yes }}</ref>
Literatur asing yang membicarakan Kerajaan Siau diantaranya karya D. Brilman “Onze Zendingsvelden De Zending op de Sangi – en Talaud- eilanden”, diterjemahkan oleh GMIST menjadi “Wilayah-wilayah Zending Kita, Zending di Kepulauan Sangihe dan Talaud”. Antonio Pigaffeta, “Primer Viaje en Torno del Mondo”, “The Suma Oriental of Tom Pires and the Book of Fransidco Rodriques” Armendo Cortesao.<ref name="silsilah">{{Cite web |url=http://barta1.com/2019/05/28/silsilah-lokongbanua-raja-pertama-kerajaan-siau-1510-1545/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-11-07 |archive-date=2019-11-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191107015418/http://barta1.com/2019/05/28/silsilah-lokongbanua-raja-pertama-kerajaan-siau-1510-1545/ |dead-url=yes }}</ref>


=== Keruntuhan ===
=== Keruntuhan ===
Ketika pergerakan nasional, Raja Siau berusaha netral karena kerajaannya diawasi dengan ketat oleh Belanda. Semangat rakyat Siau untuk melawan penjajah baru terbangun setelah kedatangan tokoh pergerakan nasional bernama JB Dauhan, yang dekat dengan Soekarno. Namun, JB Dauhan akhirnya meninggal di tangan Belanda setelah ketahuan menyelenggarakan pertemuan dan membangkitkan semangat kemerdekaan pada rakyat Siau. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945, Kerajaan Siau mulai dihuni oleh para kaum pro-republik. Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Siau sudah tidak berfungsi sebagaimana harusnya dan riwayatnya berakhir pada 1956 dengan raja terakhirnya, Ch David.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-07-07|title=Kerajaan Siau: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/07/090000679/kerajaan-siau--sejarah-raja-raja-dan-keruntuhan|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2022-07-09}}</ref>
Ketika pergerakan nasional, Raja Siau berusaha netral karena kerajaannya diawasi dengan ketat oleh Belanda. Semangat rakyat Siau untuk melawan penjajah baru terbangun setelah kedatangan tokoh pergerakan nasional bernama J.B. Dauhan, yang dekat dengan [[Soekarno]]. Namun, J.B. Dauhan akhirnya meninggal di tangan Belanda setelah ketahuan menyelenggarakan pertemuan dan berusaha membangkitkan semangat kemerdekaan pada rakyat Siau. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945, Kerajaan Siau mulai dihuni oleh para kaum pro-republik. Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Siau sudah tidak berfungsi sebagaimana harusnya dan riwayatnya berakhir pada 1956 dengan raja terakhirnya, C.H. David.<ref>{{Cite news|last=Adryamarthanino|first=Verelladevanka|date=2022-07-07|title=Kerajaan Siau: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/07/090000679/kerajaan-siau--sejarah-raja-raja-dan-keruntuhan|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-07-09|editor-last=Ningsih|editor-first=Widya Lestari}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 100: Baris 100:


[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]
[[Kategori:Kristen di Indonesia]]
[[Kategori:Kekristenan di Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Minahasa]]
[[Kategori:Sejarah Minahasa]]

Revisi terkini sejak 1 Februari 2024 13.01

Kerajaan Siau

1510–1956
Bendera
Bendera
Ibu kotaPaseng
Bahasa yang umum digunakanBahasa Sangir dialek Siau
Agama
Katolik Roma, kemudian Kristen Protestan
PemerintahanKerajaan
Raja 
• 1510–1549
Lokongbanua II
• 1549–1587
Pasumah
• 1587–1591
Wuisang
• 1591–1639
Winsulangi
• 1639–1678
Batahi, Laksamana Hengkeng U Naung
• 1678–1680
Monasehiwu
• 1680–1716
Raramenusa, X Nelly, Kansil
• 1716–1752
Lohintundali
• 1752–1788
Ismael Jacobus, X Ester Manggeadi Manoppo (Bolaang Mongondow)
• 1788–1790
Begandelu
• 1790–1821
Umboliwutang
Sejarah 
• Didirikan oleh Lokongbanua II
1510
• Digantikan oleh Kabupaten Kepulauan Sitaro
1956
Didahului oleh
krjKerajaan
Mopagu
Sekarang bagian dari Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kerajaan Siau adalah sebuah kerajaan yang terletak di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1510 oleh Lokombanua II atau Lokongbanua II yang sekaligus sebagai raja pertamanya. Kerajaan Siau berdiri sampai akhir masa kekuasaan Raja Siau Ch. David pada tahun 1956. Menurut media Barta1, kerajaan tersebut merupakan salah satu kerajaan dengan corak agama Kristen di Nusantara.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pendirian[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya Lokongbanua II mendirikan kerajaan Siau pada tahun 1510 melalui musyawarah mufakat para kulano. Lokongbanua II kemudian memerintah kerajaan Siau dari tahun 1510 sampai 1545.[2] Kerajaan tersebut mengenal Kekristenan melalui para misionaris Katolik yang datang ke Sulawesi Utara dan Maluku Utara dari tahun 1511 dan 1522. Dalam catatan sejarawan Pitres Sombowadile, pada 1516 misi Katolik Portugis pernah singgah dan menyelenggarakan misa paskah di ibukota Kerajaan Siau, Paseng. Disebutkan, Raja Lokongbanua ikut menghadiri misa paskah tersebut.[1]

Lokongbanua II kemudian digantikan oleh anaknya, Posuma.[3] Menurut sejarawan Sem Narande dalam “Vadu La Paskah”, Raja Posuma dibaptis menjadi Katolik di sungai besar di Kota Manado bersama 1.500 orang rakyat dan Raja Manado Kinalang Damopolii.[1]

Dari masa kekuasaan Raja Siau ketiga Don Geronimo Winsulangi hingga Raja Siau keempat Don Fransiscus Xavirius Batahi, kerajaan Siau mencakup daerah-daerah di bagian selatan Sangihe, pulau Kabaruan (Talaud), pulau Tagulandang, pulau-pulau di Teluk Manado dan wilayah pesisir Sulawesi bagian utara (sekarang Minahasa Utara), serta ke wilayah kerajaan Bolangitang atau Kaidipang (Bolaang Mongondow Utara) bahkan sampai ke Leok Buol. Pengganti Raja Batahi adalah Raja Raramenusa yang menjadi Raja Siau pertama yang memeluk agama Kristen Protestan.[1]

Kerajaan tersebut dipimpin secara beruntun oleh 21 raja dan meninggalkan sebuah peninggalan berupa Kompleks Makam Raja Lokongbanua.[4]

Literatur asing yang membicarakan Kerajaan Siau diantaranya karya D. Brilman “Onze Zendingsvelden De Zending op de Sangi – en Talaud- eilanden”, diterjemahkan oleh GMIST menjadi “Wilayah-wilayah Zending Kita, Zending di Kepulauan Sangihe dan Talaud”. Antonio Pigaffeta, “Primer Viaje en Torno del Mondo”, “The Suma Oriental of Tom Pires and the Book of Fransidco Rodriques” Armendo Cortesao.[3]

Keruntuhan[sunting | sunting sumber]

Ketika pergerakan nasional, Raja Siau berusaha netral karena kerajaannya diawasi dengan ketat oleh Belanda. Semangat rakyat Siau untuk melawan penjajah baru terbangun setelah kedatangan tokoh pergerakan nasional bernama J.B. Dauhan, yang dekat dengan Soekarno. Namun, J.B. Dauhan akhirnya meninggal di tangan Belanda setelah ketahuan menyelenggarakan pertemuan dan berusaha membangkitkan semangat kemerdekaan pada rakyat Siau. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945, Kerajaan Siau mulai dihuni oleh para kaum pro-republik. Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Siau sudah tidak berfungsi sebagaimana harusnya dan riwayatnya berakhir pada 1956 dengan raja terakhirnya, C.H. David.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-07. Diakses tanggal 2019-11-07. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-07. Diakses tanggal 2019-11-07. 
  3. ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-07. Diakses tanggal 2019-11-07. 
  4. ^ https://manado.tribunnews.com/2011/03/29/menelusuri-kejayaan-kerajaan-siau-1
  5. ^ Adryamarthanino, Verelladevanka (2022-07-07). Ningsih, Widya Lestari, ed. "Kerajaan Siau: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-07-09.