Kim Tek Ie: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Cun Cun (bicara | kontrib)
{{Chinese|t=金德院|p=Jīn Dé Yuàn|poj = Kim Tek Īⁿ |h = Kîm Tet Yen | ind = Kim Tek Ie}}
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(45 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox religious building
[[Berkas:Klenteng Jin De Yuan, Glodok, Jakarta.jpg|thumb|300px|right|Klenteng Kim Tek Ie 2008.]]
| name =Kim Tek Ie
| native_name =金德院
| native_name_lang = Hokkien
| image = Klenteng Jin De Yuan, Glodok, Jakarta.jpg
| image_size = 250px
| alt =
| caption =Klenteng Kim Tek Ie, tahun 2008.
| map_type =
| map_size =
| map_alt =
| map_relief =
| map_caption =
| location = [[Glodok]], [[Jakarta]]
| latitude =
| longitude =
| coordinates_region =
| coordinates_format =
| coordinates_display =
| coordinates_footnotes =
| religious_affiliation = [[Tridharma]]
| deity = [[Siddhartha Gautama|Buddha Shakyamuni]], [[Tian Shang Sheng Mu]], [[Kwan Im]]
| rite =
| sect =
| tradition = [[Kebudayaan Tionghoa]], [[Taoisme]], [[Konfusianisme]]
| festival = <!-- or | festivals = -->
| cercle =
| sector =
| municipality =
| district =
| territory =
| prefecture =
| state =
| province =
| region = [[DKI Jakarta]]
| country = [[Indonesia]]
| administration =
| consecration_year =
| organisational_status = <!-- or | organizational_status = -->
| functional_status =
| heritage_designation =
| ownership =
| governing_body =
| leadership =
| bhattaraka =
| patron = [[Kong Koan]] (sebelum 1945)
| website =
| architect =
| architecture_type = [[Klenteng]]
| architecture_style = [[Arsitektur Tiongkok|Tionghoa]]
| founded_by =
| creator =
| funded_by =
| general_contractor =
| established = 1650
| groundbreaking =
| year_completed =
| construction_cost =
| date_demolished = 2015
| facade_direction =
| capacity =
| length =
| width =
| width_nave =
| interior_area =
| height_max =
| dome_quantity =
| dome_height_outer =
| dome_height_inner =
| dome_dia_outer =
| dome_dia_inner =
| minaret_quantity =
| minaret_height =
| spire_quantity =
| spire_height =
| site_area =
| temple_quantity =
| monument_quantity =
| shrine_quantity =
| inscriptions =
| materials =
| elevation_m = <!-- or | elevation_ft = -->
| elevation_footnotes =
| nrhp =
| designated =
| added =
| refnum =
| footnotes =
}}{{Chinese|t=金德院|p=Jīn Dé Yuàn|poj = Kim Tek Īⁿ |h = Kîm Tet Yen | ind = Kim Tek Ie}}
'''Kim Tek Ie''' ([[Hanzi]]: 金德院, [[pinyin]]: '''Jin De Yuan''') atau '''Vihara Dharma Bhakti''' adalah [[kelenteng]] tertua di [[Jakarta]], selain [[Klenteng Ancol]].<ref name="kelenteng-jkt">{{cite book
|last=Salmon
|first=Claudine
|coauthors=
|year=2003
|month=
|title=Klenteng-klenteng dan masyarakat Tionghoa di Jakarta, Seri gedung-gedung ibadat yang tua di Jakarta
|publisher=Yayasan Cipta Loka Caraka
|location=Jakarta
|isbn=
|pages=}}</ref>


Klenteng ini dibangun pertama kali pada tahun [[1650]] dan dinamakan ''Kwan Im Teng''. Kata Kwan Im Teng kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi ''klenteng''.<ref name="peradaban-tionghoa">{{cite book
'''Klenteng Kim Tek Ie''' ([[Hanzi]]: 金德院, [[pinyin]]: '''Jin De Yuan''') adalah [[klenteng]] tertua di [[Jakarta]], selain [[Klenteng Ancol]].
|last=Nio
|first=Joe-lan
|coauthors=
|year=2013
|month=
|title=Peradaban Tionghoa Selayang Pandang
|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia
|location=Jakarta
|isbn=
|pages=}}</ref> Sebelum Perang Dunia II, kelenteng ini merupakan salah satu dari empat kelenteng besar yang berada di bawah pengelolaan [[Kong Koan]], selain [[Kelenteng Kuan Im Tong]], [[Kelenteng Ancol]], dan [[Kelenteng Hian Thian Shang Te]].


== Sejarah ==
Klenteng ini dibangun pertama kali pada tahun [[1650]] dan dinamakan ''Kwan Im Teng''. Kata Kwan Im Teng kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi ''klenteng''.
[[Berkas:Klenteng_Kim_Tek_Ie_1925.jpg|jmpl|300px|ka|Klenteng Kim Tek Ie 1925, gambar dari buku "Tempat-Tempat Sejarah di Jakarta" oleh [[A. Heuken SJ]]]]
[[Berkas:金德院御本尊.jpg|jmpl|ka|Altar Kim Tek Ie, tahun 2019]]
Kelenteng ini dibangun pada tahun [[1650]] oleh seorang [[Letnan Tionghoa]] bernama [[Kwee Hoen]] dan dinamakan ''Kwan Im Teng'' (觀音亭, ''Paviliun Guan Yin''). Letaknya di Glodok, sebelah barat daya kota.


Menurut sinolog [[Claudine Salmon]], walau tidak ditemukan buktinya, kelenteng ini kemungkinan terbakar dalam [[Geger Pacinan|peristiwa pembantaian etnis Tionghoa pada tahun 1740]].<ref name="kelenteng-jkt"/> Kelenteng dipugar kembali pada tahun [[1755]] oleh [[Kapitan Oei Tji-lo]] dan diberi nama "Kim Tek Ie".<ref name="kapitancina">{{cite book
== Lokasi ==
|last=Lohanda
Letaknya di Jalan Kemenangan Tiga, dulu namanya Jalan Klenteng di daerah [[Pecinan]], [[Glodok]], [[Jakarta Barat]]. Di sebelah kanan klenteng ini, dulunya ada sebuah menara, dalam [[bahasa Belanda]] disebut ''toren''. Oleh masyarakat setempat, kata tersebut dilafalkan "Torong" sehingga ada Gang Torong. Namun sekarang namanya sudah berubah.
|first=Mona
|coauthors=
|year=1994
|month=
|title=The Kapitan Cina of Batavia, 1837-1942: A History of Chinese Establishment in Colonial Society
|publisher=Djambatan
|location=Jakarta
|isbn=9794284149
|pages=}}</ref>


Selama abad ke-17 tidak ada informasi yang jelas mengenai Kim Tek Ie.
== Sejarah ==
[[Berkas:Klenteng_Kim_Tek_Ie_1925.jpg|thumb|300px|right|Klenteng Kim Tek Ie 1925, gambar dari buku "Tempat-Tempat Sejarah di Jakarta" oleh [[A. Heuken SJ]]]]
Klenteng ini pertama kali dibangun pada tahun [[1650]] oleh seorang [[Letnan]] [[Tionghoa]] bernama [[Kwee Hoen]] dan dinamakannya [[Koan Im Teng]] ( 觀音亭 / [[Paviliun Koan Im]]).


Pada abad ke-18, seiring dengan perkembangan kota yang semakin pesat, Kim Tek Ie dikenal sebagai tempat ibadah masyarakat Tionghoa yang terpenting di Batavia. Setiap pemuja diterima dengan terbuka dan menjadi tempat ibadah yang banyak dikunjungi pejabat-pejabat. Seorang Mayor Tionghoa pernah menyumbangkan dana untuk pemugaran kelenteng.<ref name="kelenteng-jkt"/>
Dalam perkembangannya hampir seabad kemudian klenteng ini ikut dirusak dan dibakar dalam peristiwa pembantaian [[etnis]] [[Tionghoa]] terbesar dalam sejarah penjajahan [[Belanda]] di [[Indonesia]]. Peristiwa yang terjadi pada tanggal [[9]] - [[12 Oktober]] [[1740]] ini mengakibatkan terbunuhnya sekitar 10.000 jiwa warga yang tidak bersalah, yang kemudian terkenal dengan sebutan [[Tragedi Pembantaian Angke]].
Klenteng dipugar kembali pada tahun [[1755]] oleh [[Kapten Oei Tjhie]] dan diberi nama "Kim Tek Ie". Dengan sejarah tidak kurang dari 350 tahun, dapat dipastikan gedung ini beserta artifak-nya merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat berharga.


== Pengelolaan ==
Kata "Kim Tek Ie" yang berarti "Kelenteng Kebajikan Emas" mengingatkan manusia agar tidak hanya mementingkan kehidupan materialisme tetapi lebih mementingkan kebajikan antar manusia.
Semenjak berdirinya, Kim Tek Ie dikelola oleh sebuah organisasi masyarakat Tionghoa yang dibentuk oleh Belanda.


Setelah tahun 1740, Gubernur Jenderal [[Von Imhoff]] (1743-1750) membentuk dewan catatan sipil. Untuk masyarakat Tionghoa Batavia, dibentuklah [[Kong Koan]].<ref name="kapitancina"/> Kong Koan mengelola kelenteng-kelenteng besar dan pemakaman Tionghoa. Opsir Dewan Kong Koan ikut menyumbangkan dana untuk kegiatan upacara dan pemugaran. Selain itu, pada tahun 1900-an, Kim Tek Ie tercatat menerima uang sewa dari rumah-rumah yang dibangun di atas tanah milik kelenteng.<ref name="kapitancina"/>
Dengan luas tanahnya sebesar 3000 m² Kim Tek Ie termasuk biara besar ([[Tay Bio]]).
Pada saat ini, Klenteng Kim Tek Ie bukan saja terpelihara dengan baik sebagai tempat yang suci bagi pengikut [[Buddhis]] [[Mahayana]], bahkan Tay Bio ini terus dipugar agar dapat terus menyamai kemegahannya seperti saat ia didirikan beberapa abad silam.


Setelah kemerdekaan Indonesia, dukungan terhadap Kong Koan merosot. Ketika lembaga itu bubar, pengelolaan diteruskan oleh Dewan Wihara Indonesia (DEWI). Kelenteng Kim Tek Ie dikelola oleh seseorang yang menjabat ''Kepala Pedupaan'' (Lu-zhu) bersama asistennya. Mereka mulai mengambil alih berbagai kegiatan kelenteng, seperti mengumpulkan dana dan penyelenggaraan upacara. Kemungkinan Lu-zhu dipilih dari kalangan pengusaha.<ref name="kelenteng-jkt"/>
Selain gedung klenteng yang sudah berumur 247 tahun, Kim Tek Ie juga memiliki sejumlah artifak yang kurang lebih seumur dengan bangunannya.


== Perubahan nama ==
Kelenteng ini juga merupakan salah satu dari empat kelenteng besar yang berada di bawah pengelolaan [[Kong Koan]] atau [[Dewan Tionghoa]]. Keempat kelenteng itu adalah [[Kelenteng Goenoeng Sari]], [[Kelenteng Toa Peh Kong]] (di [[Ancol]]), [[Kelenteng Jin Deyuan]] sendiri serta kelenteng [[Hian Thian Shang Te Bio]] di [[Tanah Tandjoeng]] yang sekarang sudah musnah.
Sejak peristiwa tahun 1965, terjadi tindakan pemutusan terhadap akar ketionghoaan dan pembauran dengan masyarakat Indonesia dianjurkan kepada orang Tionghoa.<ref name="kelenteng-jkt"/> Hal yang sama terjadi dengan kelenteng dan kuil yang memiliki nama Tionghoa. Tempat-tempat ini dianjurkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan unsur-unsur Taois yang ada dan menonjolkan sifat Buddhis kelenteng. Nama Sansekerta dipilih oleh lembaga [[Dewan Wihara Indonesia]] (DEWI). Nama Kim Tek Ie diubah menjadi '''Vihara Dharma Bhakti'''. Nama Indonesia hasil terjemahan adalah ''Kelenteng Keutamaan Emas''.


== Festival dan perayaan terkenal ==
==Kebakaran==
Kelenteng Kim Tek Ie sejak lama dikenal sebagai pusat perayaan hari-hari raya Tionghoa, antara lain [[Cioko]] yang dilaksanakan di halaman kelenteng. Sebelum Perang Dunia II, pada [[Waisak|Hari Raya Waisak]], diadakan suatu [[Opera Tionghoa Peranakan]] dalam Bahasa Indonesia yang ikut diramaikan dengan permainan [[musik Keroncong]].<ref name="peradaban-tionghoa"/>
Pada hari Senin tanggal 2 Maret 2015 dinihari, Klenteng Kim Tek Ie mengalami kebakaran yang menghanguskan ruang di dalam klenteng. Sekitar 40 rupang hangus terbakar, syukur rupang dari Dewi Kwan Iem berhasil diselamatkan.


== Kebakaran ==
Selain itu, berhasil diselamatkan pula genta besar buatan tahun 1890 dan tempat dupa ( hiolo ) besar buatan Guangzhou tahun 1862
[[Berkas:Jin De Yuan Main Altar.jpg|jmpl|Altar utama Jin De Yuan sebelum kebakaran pada tahun 2015.]]
Pada hari Senin tanggal 2 Maret 2015 dinihari, Klenteng Kim Tek Ie mengalami kebakaran, diduga penyebab kebakaran berasal dari api lilin.<ref>{{id}}[http://megapolitan.kompas.com/read/2015/03/03/14430031/Menunggu.Kembali.Api.Lilin.di.Kelenteng.Jin.De.Yuan Menunggu Kembali Api Lilin di Kelenteng Jin De Yuan], KOMPAS, 2015-07-29</ref><ref>{{en}}[http://www.thejakartapost.com/news/2015/03/03/jakarta-s-historic-dharma-bhakti-temple-gutted-overnight-blaze.html Jakarta’s historic Dharma Bhakti Temple gutted in overnight blazef], Jakarta Post, 2015-07-29</ref> Dalam kebakaran ini, bangunan utama beserta rupang-rupang ikut musnah terbakar, terkecuali rupang Kwan Im dan dua rupang lainnya yang berhasil diselamatkan.

== Dewa-dewi ==
Kelenteng Kim Tek Ie adalah kelenteng bercorak Buddhis-Taois. Hal ini ditunjukkan dengan tokoh-tokoh kedua kepercayaan yang banyak dipuja di dalam dan di bangunan kelenteng kecil di halamannya, antara lain:

* [[Shakyamuni]] (Buddha)
* [[Guanyin]]
* [[Bodhidharma]]
* [[Maitreya]]
* [[Delapan belas Arhat|Delapan Belas Arhat]]
* [[Guan Gong|Guanyu]]
* [[San Yuan]]
* [[Xuan Tian Shang Di]]
* [[Cheng Huang Ye]]
* [[Tu Di Gong|Fu-de Zheng-shen]]
* [[Xuan Tan Gong]]
* [[Mazu]]
* [[Hua Gong Hua Po]]
* [[Qing Shui Yan]]
* [[Can Kui Zu Shi]]
* [[Cai Shen|Cai Shen Ye]]
* [[Mbah Djugo]]


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Klenteng]]
* [[Vihara Padi Lapa]]
* [[Vihara]]
* [[Di Cang Yuan]]
* [[Feng Shan Miao]]
* [[Xuan Tan Gong]]


== Referensi ==
{{Batavia}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{commons|Category:Jin De Yuan}}
* {{id}} [http://www.kelenteng.com Direktori Kelenteng]
* {{id}} [http://www.kelenteng.com Direktori Kelenteng] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070220004804/http://www.kelenteng.com/ |date=2007-02-20 }}
* {{id}} [http://www.jindeyuan.org Klenteng Kim Tek Ie]
* {{id}} [http://www.jindeyuan.org Klenteng Kim Tek Ie] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20191004234458/http://www.jindeyuan.org/ |date=2019-10-04 }}
{{Batavia}}


[[Kategori:Klenteng di Indonesia]]
[[Kategori:Kelenteng di Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Jakarta]]

Revisi terkini sejak 19 September 2023 15.44

Kim Tek Ie
金德院
Klenteng Kim Tek Ie, tahun 2008.
Agama
AfiliasiTridharma
WilayahDKI Jakarta
DewaBuddha Shakyamuni, Tian Shang Sheng Mu, Kwan Im
PelindungKong Koan (sebelum 1945)
Lokasi
LokasiGlodok, Jakarta
NegaraIndonesia
Arsitektur
TipeKlenteng
Gaya arsitekturTionghoa
Didirikan1650
Dibongkar2015
Kim Tek Ie
Hanzi tradisional: 金德院
Nama Indonesia
Indonesia: Kim Tek Ie

Kim Tek Ie (Hanzi: 金德院, pinyin: Jin De Yuan) atau Vihara Dharma Bhakti adalah kelenteng tertua di Jakarta, selain Klenteng Ancol.[1]

Klenteng ini dibangun pertama kali pada tahun 1650 dan dinamakan Kwan Im Teng. Kata Kwan Im Teng kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi klenteng.[2] Sebelum Perang Dunia II, kelenteng ini merupakan salah satu dari empat kelenteng besar yang berada di bawah pengelolaan Kong Koan, selain Kelenteng Kuan Im Tong, Kelenteng Ancol, dan Kelenteng Hian Thian Shang Te.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Klenteng Kim Tek Ie 1925, gambar dari buku "Tempat-Tempat Sejarah di Jakarta" oleh A. Heuken SJ
Altar Kim Tek Ie, tahun 2019

Kelenteng ini dibangun pada tahun 1650 oleh seorang Letnan Tionghoa bernama Kwee Hoen dan dinamakan Kwan Im Teng (觀音亭, Paviliun Guan Yin). Letaknya di Glodok, sebelah barat daya kota.

Menurut sinolog Claudine Salmon, walau tidak ditemukan buktinya, kelenteng ini kemungkinan terbakar dalam peristiwa pembantaian etnis Tionghoa pada tahun 1740.[1] Kelenteng dipugar kembali pada tahun 1755 oleh Kapitan Oei Tji-lo dan diberi nama "Kim Tek Ie".[3]

Selama abad ke-17 tidak ada informasi yang jelas mengenai Kim Tek Ie.

Pada abad ke-18, seiring dengan perkembangan kota yang semakin pesat, Kim Tek Ie dikenal sebagai tempat ibadah masyarakat Tionghoa yang terpenting di Batavia. Setiap pemuja diterima dengan terbuka dan menjadi tempat ibadah yang banyak dikunjungi pejabat-pejabat. Seorang Mayor Tionghoa pernah menyumbangkan dana untuk pemugaran kelenteng.[1]

Pengelolaan[sunting | sunting sumber]

Semenjak berdirinya, Kim Tek Ie dikelola oleh sebuah organisasi masyarakat Tionghoa yang dibentuk oleh Belanda.

Setelah tahun 1740, Gubernur Jenderal Von Imhoff (1743-1750) membentuk dewan catatan sipil. Untuk masyarakat Tionghoa Batavia, dibentuklah Kong Koan.[3] Kong Koan mengelola kelenteng-kelenteng besar dan pemakaman Tionghoa. Opsir Dewan Kong Koan ikut menyumbangkan dana untuk kegiatan upacara dan pemugaran. Selain itu, pada tahun 1900-an, Kim Tek Ie tercatat menerima uang sewa dari rumah-rumah yang dibangun di atas tanah milik kelenteng.[3]

Setelah kemerdekaan Indonesia, dukungan terhadap Kong Koan merosot. Ketika lembaga itu bubar, pengelolaan diteruskan oleh Dewan Wihara Indonesia (DEWI). Kelenteng Kim Tek Ie dikelola oleh seseorang yang menjabat Kepala Pedupaan (Lu-zhu) bersama asistennya. Mereka mulai mengambil alih berbagai kegiatan kelenteng, seperti mengumpulkan dana dan penyelenggaraan upacara. Kemungkinan Lu-zhu dipilih dari kalangan pengusaha.[1]

Perubahan nama[sunting | sunting sumber]

Sejak peristiwa tahun 1965, terjadi tindakan pemutusan terhadap akar ketionghoaan dan pembauran dengan masyarakat Indonesia dianjurkan kepada orang Tionghoa.[1] Hal yang sama terjadi dengan kelenteng dan kuil yang memiliki nama Tionghoa. Tempat-tempat ini dianjurkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan unsur-unsur Taois yang ada dan menonjolkan sifat Buddhis kelenteng. Nama Sansekerta dipilih oleh lembaga Dewan Wihara Indonesia (DEWI). Nama Kim Tek Ie diubah menjadi Vihara Dharma Bhakti. Nama Indonesia hasil terjemahan adalah Kelenteng Keutamaan Emas.

Festival dan perayaan terkenal[sunting | sunting sumber]

Kelenteng Kim Tek Ie sejak lama dikenal sebagai pusat perayaan hari-hari raya Tionghoa, antara lain Cioko yang dilaksanakan di halaman kelenteng. Sebelum Perang Dunia II, pada Hari Raya Waisak, diadakan suatu Opera Tionghoa Peranakan dalam Bahasa Indonesia yang ikut diramaikan dengan permainan musik Keroncong.[2]

Kebakaran[sunting | sunting sumber]

Altar utama Jin De Yuan sebelum kebakaran pada tahun 2015.

Pada hari Senin tanggal 2 Maret 2015 dinihari, Klenteng Kim Tek Ie mengalami kebakaran, diduga penyebab kebakaran berasal dari api lilin.[4][5] Dalam kebakaran ini, bangunan utama beserta rupang-rupang ikut musnah terbakar, terkecuali rupang Kwan Im dan dua rupang lainnya yang berhasil diselamatkan.

Dewa-dewi[sunting | sunting sumber]

Kelenteng Kim Tek Ie adalah kelenteng bercorak Buddhis-Taois. Hal ini ditunjukkan dengan tokoh-tokoh kedua kepercayaan yang banyak dipuja di dalam dan di bangunan kelenteng kecil di halamannya, antara lain:

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e Salmon, Claudine (2003). Klenteng-klenteng dan masyarakat Tionghoa di Jakarta, Seri gedung-gedung ibadat yang tua di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. 
  2. ^ a b Nio, Joe-lan (2013). Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. 
  3. ^ a b c Lohanda, Mona (1994). The Kapitan Cina of Batavia, 1837-1942: A History of Chinese Establishment in Colonial Society. Jakarta: Djambatan. ISBN 9794284149. 
  4. ^ (Indonesia)Menunggu Kembali Api Lilin di Kelenteng Jin De Yuan, KOMPAS, 2015-07-29
  5. ^ (Inggris)Jakarta’s historic Dharma Bhakti Temple gutted in overnight blazef, Jakarta Post, 2015-07-29

Pranala luar[sunting | sunting sumber]