Serabi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
k redaksi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(12 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{redirects here|Surabi|dewi sapi dalam Hindu yang disebut Surabi|Kamadenu}}
{{Multiple issues|
[[Berkas:Pedagang Kue Serabi Khas Kebumen Di Karangsari Kebumen Jateng.jpg|al=Pedagang Kue Serabi Di Karangsari Kebumen Jateng Indonesiab|jmpl|Pedagang Kue Serabi Di Karangsari Kebumen Jateng Indonesia]]{{Multiple issues|
{{Original research|date=Juli 2021}}
{{Original research|date=Juli 2021}}
{{More citations needed|date=Desember 2022}}
{{More citations needed|date=Desember 2022}}
Baris 10: Baris 11:
| alternate_name = Srabi<br>Surabi
| alternate_name = Srabi<br>Surabi
| country = {{flag|Indonesia}}
| country = {{flag|Indonesia}}
| region = [[Jakarta]], [[Bandung]], [[Bogor]], [[Kota Surakarta|Solo]], [[Kota Surabaya|Surabaya]]
| region = [[Pulau Jawa]]
| creator =
| creator =
| course = [[Jajanan pasar]]
| course = [[Jajanan pasar]]
Baris 20: Baris 21:
| other =
| other =
}}
}}
'''Serabi''' merupakan jajanan pasar tradisional yang berasal dari [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|last=Anggraini|first=Julia|date=2021-10-06|title=SERABI - Asal Usul, Resep dan Cara Mudah Membuatnya|url=https://www.pinhome.id/blog/cara-bikin-serabi/|website=Pinhome|language=en-US|access-date=2022-12-11}}</ref> Makanan ini sudah ada sekurang-kurangnya semenjak awal abad ke-19, atau bahkan dari abad yang sebelumnya. Terbukti, penganan ini telah dicantumkan dalam [[Serat Centhini]], yang dianggap sebagai ensiklopedia kebudayaan [[Jawa]], pada tembang (pupuh) ke-157 bait 18.<ref>{{aut|Ranggasutrasna, R.Ng.}} ''dkk.'' (1814). ''Serat Suluk Tambangraras'' (Serat Centhini) [https://archive.org/details/seratcenthini/centhini02/page/n367/mode/2up Jil. '''II''': 368 (157:18)]</ref> Diceritakan bahwa serabi ini adalah salah satu dari banyak jenis jajanan yang dijajakan di halaman rumah pada saat ada pertunjukan [[wayang kulit]] di malam hari. Disebutkan pula sebelumnya, bahwa serabi juga merupakan salah satu penganan yang perlu disiapkan sebagai ''sajen'' pertunjukan wayang dan ruwatan (Tembang 157:8).
'''Serabi''' ([[Sanskerta]]: wangi, harum) adalah jajanan tradisional yang berasal dari [[Indonesia]] yang diperkirakan sudah dikenal sejak zaman [[Kerajaan Mataram]]. Panganan ini beberapa kali disebut dalam [[Serat Centhini]], yang ditulis para pujangga keraton [[Surakarta]] selama [[1814]]-[[1823]] atas perintah [[Pakubuwana V]], sebagai sesaji dalam prosesi ijab atau pernikahan, ruwahan, dan terutama kudapan. Pada tembang (pupuh) ke-157 bait 18, <ref>{{aut|Ranggasutrasna, R.Ng.}} ''dkk.'' (1814). ''Serat Suluk Tambangraras'' (Serat Centhini) [https://archive.org/details/seratcenthini/centhini02/page/n367/mode/2up Jil. '''II''': 368 (157:18)]</ref> diceritakan bahwa serabi merupakan salah satu dari sekian banyak jenis jajanan yang dijajakan di halaman rumah pada saat pertunjukan [[wayang kulit]] di malam hari. Disebutkan pula, bahwa sembilan macam serabi juga merupakan bagian dari aneka penganan yang perlu disiapkan sebagai ''[[sajen]]'' dalam pertunjukan wayang dan ruwatan (Pupuh 157:7-8).<ref>{{Cite web|last=Anggraini|first=Julia|date=2021-10-06|title=SERABI - Asal Usul, Resep dan Cara Mudah Membuatnya|url=https://www.pinhome.id/blog/cara-bikin-serabi/|website=Pinhome|language=en-US|access-date=2022-12-11}}</ref>


Pakar kuliner, [[Bondan Winarno]] mengatakan bahwa kemungkinan makanan ini mendapat pengaruh dari budaya kuliner India dan juga Belanda.<ref name=":0">{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2021-02-26|title=Serabi Bandung dan Serabi Solo, di Mana Perbedaannya?|url=https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4492126/serabi-bandung-dan-serabi-solo-di-mana-perbedaannya|website=liputan6.com|language=id|access-date=2022-12-11}}</ref> Di [[Jawa Barat]], serabi dikenal dengan nama surabi atau sorabi. <!--Kata "surabi" berasal dari bahasa [[Bahasa Sunda|Sunda]] yang berarti "besar" dalam [[Bahasa Indonesia]]. --[pernyataan tanpa dasar] --> Serabi yang terkenal di Indonesia adalah serabi Bandung dan serabi Solo.<ref name=":0" />
Pakar kuliner, [[Bondan Winarno]] mengatakan bahwa kemungkinan makanan ini mendapat pengaruh dari budaya kuliner India dan juga Belanda.<ref name=":0">{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2021-02-26|title=Serabi Bandung dan Serabi Solo, di Mana Perbedaannya?|url=https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4492126/serabi-bandung-dan-serabi-solo-di-mana-perbedaannya|website=liputan6.com|language=id|access-date=2022-12-11}}</ref> Di [[Jawa Barat]], serabi dikenal dengan nama surabi atau sorabi. <!--Kata "surabi" berasal dari bahasa [[Bahasa Sunda|Sunda]] yang berarti "besar" dalam [[Bahasa Indonesia]]. --[pernyataan tanpa dasar] --> Serabi yang terkenal di Indonesia adalah serabi Bandung dan serabi Solo.<ref name=":0" />


Bahan dasar untuk membuat serabi adalah tepung beras, santan kelapa, dan garam. Variasi lainnya adalah serabi manis dengan gula, diberi aroma pandan atau vanila. Secara tradisional, di banyak tempat di Jawa dan Lampung, serabi dimasak dengan menggunakan periuk tanah liat kecil dan dipanggang di atas tungku arang atau [[kayu api]]. Sedangkan serabi modern, seperti di Solo dimasak dengan menggunakan wajan kecil.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|title=Serabi Notosuman, Kue Warisan Leluhur|url=https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/serabi-notosuman/|website=Indonesia Kaya|access-date=2022-12-11}}</ref> Kue ini memiliki tekstur yang empuk dan rasanya manis.<ref>{{Cite web|title=Perbedaan Serabi dan Surabi, Jajanan Pasar Serupa Tapi Tidak Sama|url=https://kumparan.com/kumparanfood/perbedaan-serabi-dan-surabi-jajanan-pasar-serupa-tapi-tidak-sama-1yrvPwkuktX|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2022-12-11}}</ref> Serabi biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadang-kadang telur ayam yang telah dikocok ditambahkan ke atas adonan serabi yang sedang dimasak. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak penjual yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai ''topping'' seperti sosis, keju, maupun mayones yang tujuannya untuk mematahkan asumsi bahwa serabi adalah makanan yang terkesan rendahan. Tempat yang menyajikan serabi dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], dan [[Bogor]].
Bahan dasar untuk membuat serabi adalah tepung beras, santan kelapa, dan garam. Variasi lainnya adalah serabi manis dengan gula, diberi aroma pandan atau vanila. Secara tradisional, di banyak tempat di [[pulau Jawa|Jawa]] dan [[Lampung]], serabi dimasak dengan menggunakan periuk tanah liat kecil dan dipanggang di atas tungku arang atau [[kayu api]]. Sedangkan serabi modern, seperti di Solo dimasak dengan menggunakan wajan kecil.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|title=Serabi Notosuman, Kue Warisan Leluhur|url=https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/serabi-notosuman/|website=Indonesia Kaya|access-date=2022-12-11}}</ref>
Kue ini memiliki tekstur yang empuk dan rasanya manis.<ref>{{Cite web|title=Perbedaan Serabi dan Surabi, Jajanan Pasar Serupa Tapi Tidak Sama|url=https://kumparan.com/kumparanfood/perbedaan-serabi-dan-surabi-jajanan-pasar-serupa-tapi-tidak-sama-1yrvPwkuktX|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2022-12-11}}</ref> Serabi biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadang-kadang telur ayam yang telah dikocok ditambahkan ke atas adonan serabi yang sedang dimasak. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak penjual yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai ''topping'' seperti sosis, keju, maupun mayones. Tempat yang menyajikan serabi dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], dan [[Bogor]].

==Etimologi==
Serabi, srabi atau surabi berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "wangi" atau "harum".<ref>surabhi : S. harum; wangi. Sumber: Kawi - Indonesia, Wojowasito, 1977, #1019.</ref><ref>surabhi : (S) fragrant, odorous. Sumber: Kawi Lexicon, Wojowasito, 1980, #575.</ref><ref>surabi (surabi) : (S) kw. ak. wangi, arum. Sumber: Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, #75.</ref>


== Galeri ==
== Galeri ==
Baris 46: Baris 52:


{{resep}}
{{resep}}
{{Topik Surakarta}}
{{Kue}}
{{Masakan Indonesia}}
{{Masakan Indonesia}}
{{Topik Surakarta}}



[[Kategori:Kue Indonesia]]
[[Kategori:Kue Indonesia]]
[[Kategori:Hidangan Sunda]]
[[Kategori:Jajanan]]
[[Kategori:Jajanan]]



Revisi terkini sejak 25 Januari 2024 14.10

Pedagang Kue Serabi Di Karangsari Kebumen Jateng Indonesiab
Pedagang Kue Serabi Di Karangsari Kebumen Jateng Indonesia
Serabi
Nama lainSrabi
Surabi
JenisPanekuk
SajianJajanan pasar
Tempat asal Indonesia
DaerahPulau Jawa
Suhu penyajianHangat
Bahan utamaTepung beras, santan kelapa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Serabi (Sanskerta: wangi, harum) adalah jajanan tradisional yang berasal dari Indonesia yang diperkirakan sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Mataram. Panganan ini beberapa kali disebut dalam Serat Centhini, yang ditulis para pujangga keraton Surakarta selama 1814-1823 atas perintah Pakubuwana V, sebagai sesaji dalam prosesi ijab atau pernikahan, ruwahan, dan terutama kudapan. Pada tembang (pupuh) ke-157 bait 18, [1] diceritakan bahwa serabi merupakan salah satu dari sekian banyak jenis jajanan yang dijajakan di halaman rumah pada saat pertunjukan wayang kulit di malam hari. Disebutkan pula, bahwa sembilan macam serabi juga merupakan bagian dari aneka penganan yang perlu disiapkan sebagai sajen dalam pertunjukan wayang dan ruwatan (Pupuh 157:7-8).[2]

Pakar kuliner, Bondan Winarno mengatakan bahwa kemungkinan makanan ini mendapat pengaruh dari budaya kuliner India dan juga Belanda.[3] Di Jawa Barat, serabi dikenal dengan nama surabi atau sorabi. Serabi yang terkenal di Indonesia adalah serabi Bandung dan serabi Solo.[3]

Bahan dasar untuk membuat serabi adalah tepung beras, santan kelapa, dan garam. Variasi lainnya adalah serabi manis dengan gula, diberi aroma pandan atau vanila. Secara tradisional, di banyak tempat di Jawa dan Lampung, serabi dimasak dengan menggunakan periuk tanah liat kecil dan dipanggang di atas tungku arang atau kayu api. Sedangkan serabi modern, seperti di Solo dimasak dengan menggunakan wajan kecil.[3][4]

Kue ini memiliki tekstur yang empuk dan rasanya manis.[5] Serabi biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadang-kadang telur ayam yang telah dikocok ditambahkan ke atas adonan serabi yang sedang dimasak. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak penjual yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai topping seperti sosis, keju, maupun mayones. Tempat yang menyajikan serabi dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bogor.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Serabi, srabi atau surabi berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "wangi" atau "harum".[6][7][8]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ranggasutrasna, R.Ng. dkk. (1814). Serat Suluk Tambangraras (Serat Centhini) Jil. II: 368 (157:18)
  2. ^ Anggraini, Julia (2021-10-06). "SERABI - Asal Usul, Resep dan Cara Mudah Membuatnya". Pinhome (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-11. 
  3. ^ a b c Liputan6.com (2021-02-26). "Serabi Bandung dan Serabi Solo, di Mana Perbedaannya?". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-12-11. 
  4. ^ "Serabi Notosuman, Kue Warisan Leluhur". Indonesia Kaya. Diakses tanggal 2022-12-11. 
  5. ^ "Perbedaan Serabi dan Surabi, Jajanan Pasar Serupa Tapi Tidak Sama". kumparan. Diakses tanggal 2022-12-11. 
  6. ^ surabhi : S. harum; wangi. Sumber: Kawi - Indonesia, Wojowasito, 1977, #1019.
  7. ^ surabhi : (S) fragrant, odorous. Sumber: Kawi Lexicon, Wojowasito, 1980, #575.
  8. ^ surabi (surabi) : (S) kw. ak. wangi, arum. Sumber: Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, #75.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Buku resep Wikibooks memiliki artikel mengenai