Antimon trioksida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Antimon(III) oksida
Antimon(III) oksida
Nama
Nama IUPAC
Antimon(III) oksida
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChemSpider
Nomor EC
KEGG
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/3O.2Sb YaY
    Key: ADCOVFLJGNWWNZ-UHFFFAOYSA-N YaY
  • InChI=1/3O.2Sb/rO3Sb2/c1-4-3-5-2
    Key: ADCOVFLJGNWWNZ-VTKDZCJOAA
  • O=[Sb]O[Sb]=O
Sifat
Sb2O3
Massa molar 291.518 g/mol
Penampilan padat putih
Bau tidak berbau
Densitas 5.2 g/cm3, bentuk α
5.67 g/cm3 bentuk β
Titik lebur 656 °C (1.213 °F; 929 K)
Titik didih 1.425 °C (2.597 °F; 1.698 K) (menyublim)
Kelarutan larut dalam asam
-69.4·10−6 cm3/mol
Indeks bias (nD) 2.087, bentuk α
2.35, bentuk β
Struktur
kubik (α)<570 °C
ortorombik (β) >570 °C
piramidal
zero
Bahaya
Piktogram GHS GHS08: Bahaya Kesehatan[1]
Keterangan bahaya GHS {{{value}}}
H351[1]
P281[1]
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC):
7000 mg/kg, lewat mulut (tikus)
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH):
PEL (yang diperbolehkan)
TWA 0.5 mg/m3 (sebagai Sb)[2]
REL (yang direkomendasikan)
TWA 0.5 mg/m3 (sebagai Sb)[2]
Senyawa terkait
Anion lain
Antimon trisulfida
Kation lainnya
Bismut trioksida
Senyawa terkait
Diantimon tetraoksida
Antimon pentoksida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Antimon(III) oksida adalah senyawa anorganik dengan rumus Sb2O3. Senyawa ini merupakan senyawa antimon yang paling dibutuhkan secara komersial. Pada tahun 2012, terdapat 130.000 ton antimon trioksida yang diproduksi di seluruh dunia.[3] Senyawa ini juga dapat ditemui di alam sebagai mineral valentinit dan senarmontit.[4] Seperti oksida polimerik lainnya, Sb2O3 larut dalam larutan berair lewat proses hidrolisis.

Produksi[sunting | sunting sumber]

Re-volatilisasi antimon(III) oksida mentah[sunting | sunting sumber]

Pertama-tama stibnit mentah dioksidasi dengan antimon(III) oksida mentah dengan menggunakan tunggu yang suhunya berkisar antara 500 hingga 1.000 °C. Reaksinya adalah sebagai berikut

2 Sb2S3 + 9 O2 → 2 Sb2O3 + 6 SO2

Kemudian antimon(III) oksida mentah dimurnikan lewat proses sublimasi.

Oksidasi logam antimon[sunting | sunting sumber]

Logam antimon dioksidasi menjadi antimon(III) oksida di dalam tungku. Reaksi ini bersifat eksotermik.

4 Sb + 3 O2 → 2 Sb2O3

Properti[sunting | sunting sumber]

Antimon(III) oksida merupakan senyawa yang bersifat amfoter. Senyawa ini dapat larut dalam larutan natrium hidroksida dan menghasilkan NaSbO2, yang dapat diisolasi sebagai trihidrat. Antimon(III) oksida juga larut dalam asam mineral yang terkonsentrasi dan menghasilkan garam mineral tersebut.[5] Jika direaksikan dengan asam nitrat, trioksida mengalami oksidasi menjadi antimon(V) oksida.[6]

Struktur[sunting | sunting sumber]

Sb4O6
senarmontit
valentinit

Keamanan[sunting | sunting sumber]

Antimon(III) oksida diduga bersifat karsinogenik.[7] Batas yang ditetapkan untuk paparan di tempat kerja setiap harinya adalah 0.5 mg/m3.[8]
Tidak ada risiko kesehatan lain yang telah ditemukan untuk antimon(III) oksida.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d Record of Antimony trioxide dalam GESTIS Substance Database dari IFA, diakses tanggal 23 August 2017
  2. ^ a b "NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards #0036". National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). 
  3. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-01-06. Diakses tanggal 2014-01-06. 
  4. ^ Greenwood, N. N.; & Earnshaw, A. (1997). Chemistry of the Elements (2nd Edn.), Oxford:Butterworth-Heinemann. ISBN 0-7506-3365-4.
  5. ^ Housecroft, C. E.; Sharpe, A. G. (2008). "Chapter 15: The group 15 elements". Inorganic Chemistry (edisi ke-3rd). Pearson. hlm. 481. ISBN 978-0-13-175553-6. 
  6. ^ Patnaik, P. (2002). Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill. hlm. 56. ISBN 0-07-049439-8. 
  7. ^ Grund, S. C.; Hanusch, K.; Breunig, H. J.; Wolf, H. U. (2005), "Antimony and Antimony Compounds", Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, Weinheim: Wiley-VCH, doi:10.1002/14356007.a03_055.pub2 
  8. ^ Newton, P. E.; Schroeder, R. E.; Zwick, L.; Serex, T. (2004). "Inhalation Developmental Toxicity Studies In Rats With Antimony(III) oxide (Sb2O3)". Toxicologist. 78 (1-S): 38.