Kroasia Raya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cita-cita Kroasia Raya menurut politikus nasionalis Dobroslav Paraga[1][2]

Kroasia Raya (Kroasia: Velika Hrvatska) adalah istilah yang mengacu pada ruang lingkup wilayah yang dihuni komunitas berbahasa dan berbudaya Kroasia, khususnya di luar teritori Kroasia. Namun dalam arti yang lebih bernuansa politis, istilah ini mengacu pada gagasan iredentis tentang pembentukan negara yang mempersatukan seluruh etnis Kroasia baik di dalam maupun di luar teritori Kroasia sekarang.

Latar Belakang[sunting | sunting sumber]

Konsep wilayah Kroasia Raya dapat ditelusuri hingga era Gerakan Iliria, kampanye budaya dan politik pan-Slavia Selatan yang bermula pada periode modern awal, dan dihidupkan kembali oleh kelompok intelektual muda Kroasia selama paruh pertama abad ke-19. Meskipun gerakan ini muncul bersamaan dengan nasionalisme di Eropa yang sedang berkembang saat itu, gerakan ini terutama muncul sebagai respons terhadap gagasan nasionalisme Hungaria dan arus Magyarisasi pada saat itu, ketika Kroasia berada dalam teritori Kerajaan Hungaria.

Berkas:Velika Hrvatska (Hrvatski Domobran).jpg
Peta Kroasia Raya yang diterbitkan dalam artikel tahun 1939 di surat kabar Hrvatski Domobran yang terkait dengan organisasi nasionalis Ustase, yang mengupayakan perekrutan emigran Kroasia di Argentina dan negara lain. Artikel ini menolak Perjanjian Cvetković – Maček karena merasa teritori yang diberikan ke Kroasia tidaklah cukup.

Fondasi dari konsep Kroasia Raya diambil dari karya Pavao Ritter Vitezović pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18.[3] Dia adalah ideolog Kroasia yang menyatakan bahwa semua bangsa Slavia Selatan adalah orang Kroasia.[4] Karya-karyanya digunakan untuk membenarkan perluasan wilayah oleh Kekaisaran Habsburg ke timur dan selatan dengan mengklaim sebagai penerus Iliria.[5][6] "Iliria" adalah wilayah Slavia yang diperkenalkan oleh Vitezović yang pada akhirnya akan mencakup tidak hanya sebagian besar Eropa Tenggara tetapi juga sebagian Eropa Tengah seperti Hungaria.[7] Vitezović mendefinisikan wilayah Kroasia yang selain meliputi Iliria dan semua wilayah berpenduduk Slavia juga mencakup semua wilayah antara Laut Adriatik, Laut Hitam, dan Laut Baltik.[8]

Pemerintah Hungaria menerapkan kebijakan Magyarisasi di wilayah-wilayah konstituennya. Sebagai reaksi, politikus, wartawan dan penulis Ljudevit Gaj memimpin terbentuknya Gerakan Iliria.[9] Gerakan ini bertujuan untuk membangun kesadaran nasional rakyat Kroasia di Austria-Hungaria melalui kesamaan bahasa dan etnis dengan bangsa-bangsa Slavia Selatan lainnya. Gerakan tersebut adalah gerakan Pan-Slavisme pertama dan paling menonjol dalam sejarah Kroasia.

Pendukung awal Pan-Slavisme yang berbasis di Kroasia adalah Adipati Janko Drašković. Pada tahun 1832, ia menerbitkan sebuah disertasi yang memperkenalkan konsep "Iliria Raya" yang terdiri dari seluruh provinsi Slavia Selatan di Kekaisaran Habsburg.

Ada pula Uskup Josip Juraj Strossmayer yang meskipun merupakan pendukung Monarki Habsburg, ia tetap menganjurkan penggabungan Kerajaan Dalmasia dengan Kroasia.

Konsep Kroasia Raya dikembangkan lebih lanjut[10][11] oleh Ante Starčević dan Eugen Kvaternik, yang mendirikan Partai Untuk Hak (HSP) pada tahun 1861. Tidak seperti Strossmayer dan pendukung Gerakan Iliria, HSP menganjurkan Kroasia bersatu yang berdiri merdeka.[10][12] Starčević menentang penyatuan Kroasia dengan Serbia dan Slovenia (terutama Kerajaan Serbia); ideologi mereka secara bertahap menjadi populer selama periode antar perang seiring meningkatnya ketegangan di Kerajaan Yugoslavia antara tokoh-tokoh Kroasia dengan pemimpin politik Serbia yang lebih berpengaruh. Para petinggi politik Kroasia menginginkan suatu negara federal yang mengutamakan desentralisasi dan otonomi daerah seluas-luasnya, berbeda dengan tokoh-tokoh Serbia yang menginginkan negara kesatuan yang sentralistik. Pertentangan tersebut kian meruncing pada masa Perang Dunia II antara Negara Merdeka Kroasia dan musuh-musuhnya termasuk Chetnik yang bersuku Serbia dan Partisan yang terdiri dari beragam etnis (termasuk orang-orang Kroasia).

Perjanjian Cvetković – Maček[sunting | sunting sumber]

Peta Banovina Kroasia.

Di tengah meningkatnya ketegangan etnis antara Kroasia dan Serbia pada tahun 1930-an, sebuah pemerintahan otonom di Yugoslavia, yang disebut Banovina Kroasia dinegosiasikan secara damai di parlemen Yugoslavia dalam Perjanjian Cvetković – Maček tahun 1939. Kroasia disatukan menjadi satu unit teritorial dan meliputi sebagian wilayah Vojvodina, Posavina dan bagian selatan Bosnia dan Herzegovina pada saat ini. Pada waktu itu, daerah tersebut dihuni oleh mayoritas etnis Kroasia.

Negara Merdeka Kroasia[sunting | sunting sumber]

Distrik di Negara Merdeka Kroasia pada tahun 1943

Perkembangan modern pertama dari ide Kroasia Raya muncul bersama pembentukan Negara Merdeka Kroasia (Kroasia: Nezavisna Država Hrvatska, NDH). Menyusul pendudukan oleh pasukan Poros pada tahun 1941, Slavko Kvaternik selaku wakil pemimpin Ustaše mengumumkan pembentukan NDH.

Ustaša, sebuah gerakan ultranasionalis dan fasis[13] yang didirikan pada tahun 1929 mendukung Kroasia Raya yang membentang dari Drina hingga ke pinggiran Beograd.[14] Ante Pavelić, Poglavnik (pemimpin) Ustaše bekerja sama dengan Fasis Italia sejak 1927. Negosiasi ini membuat Pavelić mendukung aneksasi Italia atas wilayah yang diklaimnya di Dalmasia dengan imbalan dukungan Italia untuk Kroasia yang merdeka.[15] Selain itu, Benito Mussolini menawarkan Pavelić hak untuk mencaplok seluruh Bosnia dan Herzegovina. Pavelić menyetujui pertukaran ini. Ideologi Kroasia Raya yang dikombinasikan dengan teori rasisme Nazi, memicu genosida bangsa Serbia dan Holokaus di NDH yang dilakukan oleh rezim Ustaša.[16][17][18]

Perang Bosnia[sunting | sunting sumber]

Usulan pembagian Bosnia dan Herzegovina dalam Pertemuan Karađorđevo.

Ekspresi terbaru Kroasia Raya muncul setelah pembubaran Yugoslavia. Ketika republik multietnis Bosnia dan Herzegovina menyatakan kemerdekaan pada tahun 1992, tokoh-tokoh politik Serb Bosnia yang memboikot referendum kemerdekaan mendirikan pemerintahan sendiri yang bernama Republika Srpska, di mana pasukan mereka menyerang Republik Bosnia dan Herzegovina yang baru terbentuk.

Pada awal pecahnya Perang Bosnia, etnis Kroasia dan Muslim Bosnia bersekutu melawan Tentara Rakyat Yugoslavia (TRY) dan Tentara Republika Srpska (VRS). Angkatan bersenjata utama etnis Kroasia adalah Dewan Pertahanan Kroasia (HVO), dan Bosniak diwakili Tentara Republik Bosnia dan Herzegovina (ARBiH).[19] Pada November 1991, Republik Kroasia Herzeg-Bosnia didirikan sebagai daerah otonom di Bosnia dan Herzegovina.[20]

Para pemimpin Herzeg-Bosnia menyebutnya sebagai tindakan sementara selama konflik dengan pasukan Serbia masih berlangsung dan mereka mengklaim tidak ingin memisahkan diri dari Bosnia-Herzegovina.[21] Pasukan Dewan Pertahanan Kroasia (HOS) dan sayap paramiliter dari Partai Hak-hak Kroasia mendukung konfederasi antara Kroasia dan Bosnia dan Herzegovina.[22] [23] Seiring waktu, hubungan antara Kroasia dan Bosnia semakin memburuk, dan menimbulkan pertikaian baru yaitu Perang Kroasia-Bosnia.[24] Konflik itu berlangsung hingga awal 1994 setelah penandatanganan Perjanjian Washington.[25]

Presiden Kroasia Franjo Tuđman dikritik karena mencoba memperluas wilayah Kroasia, dengan mencaplok Herzegovina dan sebagian wilayah Bosnia yang dihuni mayoritas etnis Kroasia.[26] Pada tahun 2013, Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) memutuskan bahwa elit politik Kroasia memiliki cita-cita untuk menyatukan wilayah-wilayah di Herzeg-Bosnia dalam "Kroasia Raya", sesuai dengan perbatasan Banovina Kroasia tahun 1939.[27] Hakim Jean-Claude Antonetti selaku hakim ketua dalam persidangan, mengeluarkan pendapat berbeda di mana ia membantah anggapan bahwa Tuđman memiliki rencana untuk memecah belah Bosnia. [28] Pada 29 November 2017, Pengadilan Banding menyimpulkan bahwa Tuđman bercita-cita "mendirikan negara Kroasia dengan menggambar ulang perbatasan historis dan memfasilitasi penyatuan kembali orang-orang Kroasia dalam satu negara".[29]

Wilayah Kroasia Raya[sunting | sunting sumber]

Wilayah yang diklaim terdiri dari:[1][30]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Čanak, Nenad (1993). Ratovi tek dolaze. Nezavisno društvo novinara Vojvodine. hlm. 12. 
  2. ^ Gow, James (2003). The Serbian Project and Its Adversaries: A Strategy of War Crimes. C. Hurst & Co. Publishers. hlm. 229. 
  3. ^ John B. Allcock; Marko Milivojević; John Joseph Horton (1998). Conflict in the former Yugoslavia: an encyclopedia. ABC-CLIO. hlm. 105. ISBN 978-0-87436-935-9. Diakses tanggal 4 September 2013. The concept of Greater Croatia...It has its roots in the writings of Pavao Ritter Vitezovic,... 
  4. ^ Ivo Banac (1988). The National Question in Yugoslavia: Origins, History, Politics. Cornell University Press. hlm. 73. ISBN 978-0-8014-9493-2. Diakses tanggal 4 September 2013. ...was the first Croat national ideologist to extend the Croat name to all the Slavs, ... 
  5. ^ Banac, Ivo (1988). The National Question in Yugoslavia: Origins, History, Politics. Cornell University Press. hlm. 73. ISBN 0-8014-9493-1. 
  6. ^ V. A. Fine 2010, hlm. 486.
  7. ^ Trencsényi & Zászkaliczky 2010, hlm. 364

    By Slavic territories, Vitezović meant the Illyria of his dreams (Greater Croatia) which, in its boldest manifestation, would have incorporated Hungary itself.

  8. ^ V. A. Fine 2010, hlm. 487.
  9. ^ Elinor Murray Despalatović (1975). Ljudevit Gaj and the Illyrian Movement. East European Quarterly. ISBN 978-0-914710-05-9. Diakses tanggal 23 December 2011. 
  10. ^ a b Charles Jelavich, Barbara Jelavich (2012). The Establishment of the Balkan National States, 1804–1920. University of Washington Press. hlm. 252. ISBN 9780295803609. 
  11. ^ Robert Bideleux, Ian Jeffries (2007). The Balkans: A Post-Communist History. Routledge. hlm. 187. ISBN 9781134583287. 
  12. ^ Biondich, Mark (2006). "Chapter 2. "We Were Defending the State": Nationalism, Myth, and Memory in Twentieth-Century Croatia". Open Edition Books. 
  13. ^ "Ustasa (Croatian political movement)". Britannica.com. Diakses tanggal 2011-12-22. 
  14. ^ Meier, Viktor (23 July 1999). Yugoslavia: a history of its demise. Psychology Press. hlm. 125. ISBN 978-0-415-18595-0. Diakses tanggal 23 December 2011. 
  15. ^ Bernd Jürgen Fischer, ed. (March 2007). Balkan strongmen: dictators and authoritarian rulers of South Eastern Europe. Purdue University Press. hlm. 210. ISBN 978-1-55753-455-2. Diakses tanggal 23 December 2011. 
  16. ^ Lampe, John; Mazower, Mark (2006). Ideologies and National Identities:Akses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Central European University Press. hlm. 54-109. ISBN 9789639241824. 
  17. ^ Cyprian, Blamires (2006). World Fascism: A-K. ABC-CLIO. hlm. 691. ISBN 9781576079409. 
  18. ^ Fischer, Bernd J., ed. (2007). Balkan Strongmen: Dictators and Authoritarian Rulers of South-Eastern Europe. Purdue University Press. hlm. 207–08, 210, 226. ISBN 978-1-55753-455-2. 
  19. ^ Christia 2012, hlm. 154.
  20. ^ Marijan 2004, hlm. 259.
  21. ^ Malcolm 1995, hlm. 318.
  22. ^ Hewitt 1998, hlm. 71.
  23. ^ Marijan 2004, hlm. 270.
  24. ^ Christia 2012, hlm. 157-158.
  25. ^ Tanner 2001, hlm. 292.
  26. ^ Goldstein 1999, hlm. 239.
  27. ^ Prlic et al. judgement vol.6 2013, hlm. 383.
  28. ^ Prlic et al. judgement vol.6 2013, hlm. 388.
  29. ^ "Summary of Judgement" (PDF). ICTY. 29 November 2017. hlm. 10. 
  30. ^ Kolstø, Pål (2016). Strategies of Symbolic Nation-building in South Eastern Europe. Routledge. hlm. 45. 

Sumber[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]