Pasukan nasi bungkus: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Koma serial sesuai dengan EYD |
||
(82 revisi perantara oleh 40 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{redirect|Pasukan nasi kotak, panastak atau nastak|sebutan resmi pendukung Jokowi|Jasmev|sebutan resmi pendukung [[Ahok]]|Teman Ahok}} |
|||
⚫ | |||
[[Berkas:Nasi bungkus.JPG|250px|jmpl|ka|Istilah pasukan nasi bungkus berasal dari anggapan bahwa massa bayaran sering diberi konsumsi nasi bungkus]] |
|||
⚫ | Istilah [[nasi bungkus]] sebagai sindiran bermula di forum [[Kaskus]], tepatnya di subforum Berita dan Politik, dan awalnya |
||
'''Pasukan nasi bungkus''', '''panasbung''', atau '''nasbung''' adalah istilah yang ditujukan kepada orang-orang yang mendukung calon tertentu dalam pemilihan pejabat pemerintahan. Pasukan nasi bungkus adalah pendukung yang dibayar untuk membantah segala hal negatif dan menyampaikan hal positif mengenai calon yang membayarnya, serta menyampaikan hal negatif mengenai calon lawannya.<ref name=hatta>{{Cite news|work=[[Detik.com|detikcom]]|title=Hatta Turut Buka Suara Soal Puisi Pasukan Nasi Bungkus|date=21 April 2014|url=http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/21/223302/2561363/1562/hatta-turut-buka-suara-soal-puisi-pasukan-nasi-bungkus|accessdate=20 Agustus 2014|first=Nur|last=Khafifah|archive-date=2014-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20140821135309/http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/21/223302/2561363/1562/hatta-turut-buka-suara-soal-puisi-pasukan-nasi-bungkus|dead-url=yes}}</ref><ref name=rmol>{{cite web|work=Rmol.co|title=Pasukan Nasi Bungkus Itu Punya Jokowi atau Prabowo?|date=23 April 2014|url=http://www.rmol.co/read/2014/04/23/152340/Pasukan-Nasi-Bungkus-Itu-Punya-Jokowi-atau-Prabowo-|accessdate=20 Agustus 2014|first=Ujang|last=Sunda|archive-date=2014-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20140821184228/http://www.rmol.co/read/2014/04/23/152340/Pasukan-Nasi-Bungkus-Itu-Punya-Jokowi-atau-Prabowo-|dead-url=yes}}</ref> Menggunakan akun palsu atau anonim, pasukan nasi bungkus melakukan aksinya di dunia maya, mulai dari [[media sosial]], kolom komentar di situs berita, hingga [[forum internet]].<ref>{{cite web|work = Tabloid Bintang |title=Perang Dunia Maya di Tahun Politik, Jadi Sasaran "Pasukan Nasi Bungkus" Juga "Rapopo"|date=24 April 2014|url=http://www.tabloidbintang.com/articles/extra/lensa/6765-perang-dunia-maya-di-tahun-politik-jadi-sasaran-pasukan-nasi-bungkus-juga-rapopo|accessdate=20 Agustus 2014| first =Suyanto | last = Soemohardjo}}</ref> Istilah ini berasal dari [[nasi bungkus]], yang biasanya diberikan sebagai makanan konsumsi bagi pendemo bayaran. Sebutan pasukan nasi bungkus awalnya muncul di forum [[Kaskus]], lalu menyebar ke berbagai media sosial lainnya seperti [[Facebook]] dan [[Twitter]]. |
|||
⚫ | |||
Variasi lainnya dari pasukan nasi bungkus adalah pasukan nasi kuning (panaskun atau panasning), yang digunakan oleh para pengguna Kaskus sebagai sindiran bagi orang yang dibayar untuk mendukung Partai [[Golongan Karya]] (Golkar) dan tokoh-tokohnya seperti [[Aburizal Bakrie]] dan [[Ratu Atut Chosiyah]]. Sebutan ini diambil dari warna kuning yang sering digunakan oleh Golkar.<ref>{{cite web|work =Kaskus |title=6 Aksi Konyol Pendukung Bayaran Ratu Atut|date=21 Desember 2013|url=http://www.kaskus.co.id/thread/52b4f0050e8b46d63f00014f/6-aksi-konyol-pendukung-bayaran-ratu-atu/|accessdate=20 Agustus 2014| first = | last = }}</ref><ref>{{cite web|work =Merdeka.com |title=6 Aksi konyol pendukung bayaran Ratu Atut|date=21 Desember 2013|url=http://www.merdeka.com/peristiwa/6-aksi-konyol-pendukung-bayaran-ratu-atut.html|accessdate=20 Agustus 2014| first = Eko | last = Prasetya}}</ref> |
|||
⚫ | Istilah [[nasi bungkus]] sebagai sindiran bermula di forum [[Kaskus]], tepatnya di subforum Berita dan Politik, dan sasaran awalnya adalah [[Front Pembela Islam]] (FPI). Banyak pengguna Kaskus menuduh para anggota FPI kerap kali memperoleh konsumsi nasi bungkus setelah melakukan tindakan anarkis. Pada [[pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012]], di mana dua calon terkuatnya adalah [[Joko Widodo]] (Jokowi) dan [[Fauzi Bowo]], sindiran tersebut berkembang menjadi pasukan nasi bungkus dan sasarannya pun berubah. Ketika itu para pendukung Jokowi menuduh bahwa akun-akun pendukung Fauzi Bowo di Kaskus merupakan akun bayaran dan sejak itu pendukung Fauzi Bowo disebut sebagai pasukan nasi bungkus. Pendukung Fauzi Bowo membalas dengan menyebut pendukung Jokowi sebagai pasukan nasi kotak (panastak atau nastak), diambil dari pakaian motif kotak-kotak yang sering dikenakan oleh Jokowi selama berkampanye. Sementara itu, menurut Yose Rizal dari PoliticalWave, istilah pasukan nasi bungkus dipopulerkan pertama kali oleh sebuah akun anonim di Twitter untuk menyerang pendukung Jokowi.<ref>{{Cite news|work=[[Detik.com|detikcom]]|title=Begini Asal Muasal Munculnya Istilah 'Pasukan Nasi Bungkus'|date=22 April 2014|url=http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/22/143447/2561981/1562/begini-asal-muasal-munculnya-istilah-pasukan-nasi-bungkus?991101mainnews|accessdate=18 Agustus 2014|first=Erwin|last=Dariyanto|archive-date=2014-08-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20140819100452/http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/22/143447/2561981/1562/begini-asal-muasal-munculnya-istilah-pasukan-nasi-bungkus?991101mainnews|dead-url=yes}}</ref> |
||
=== Pemilihan umum presiden Indonesia 2014 === |
=== Pemilihan umum presiden Indonesia 2014 === |
||
⚫ | |||
[[Berkas:Prabowo and Indonesian Pencak Silat Association cropped.jpg|200px|jmpl|ki|Dalam [[pemilihan umum presiden Indonesia 2014]], pasukan nasi bungkus merupakan sindiran bagi akun pendukung [[Prabowo Subianto]] di [[Kaskus]]]] |
|||
⚫ | Dalam [[pemilihan umum presiden Indonesia 2014]], di mana [[Prabowo Subianto]] dari Partai [[Gerakan Indonesia Raya]] (Gerindra) bersaing dengan Jokowi, istilah pasukan nasi bungkus, yang mulai menyebar dari Kaskus ke media sosial lainnya seperti [[Facebook]] dan [[Twitter]] |
||
Pasukan nasi bungkus sebagai pendukung Prabowo diuraikan oleh ''Majalah Detik'', yang memberitakan kesaksian seseorang yang mengaku dibayar 2,5 juta rupiah per bulan, ditambah makan dan minum, untuk menangkis berita negatif tentang Prabowo yang muncul di Facebook dan Twitter. Ia, beserta beberapa puluh orang lain, memperoleh tempat kerja dan jadwal tetap serta diberikan fasilitas yang dibutuhkan seperti komputer dan jaringan internet. Selain membela Prabowo, mereka juga bertugas memberi komentar-komentar negatif mengenai Jokowi.<ref>{{ |
Pasukan nasi bungkus sebagai pendukung Prabowo diuraikan oleh ''[[Detik (majalah)|Majalah Detik]]'', yang memberitakan kesaksian seseorang yang mengaku dibayar 2,5 juta rupiah per bulan, ditambah makan dan minum, untuk menangkis berita negatif tentang Prabowo yang muncul di Facebook dan Twitter. Ia, beserta beberapa puluh orang lain, memperoleh tempat kerja dan jadwal tetap serta diberikan fasilitas yang dibutuhkan seperti komputer dan jaringan internet. Selain membela Prabowo, mereka juga bertugas memberi komentar-komentar negatif mengenai Jokowi.<ref>{{Cite news|first=Aryo|last = Bhawono|url = http://majalah.detik.com/cb/8bf725b022d2f148f5b91225b1056ea8/2014/20140609_MajalahDetik_132.pdf|title=Kesaksian Mantan Pasukan Nasi Bungkus|date=9-15 Juni 2014|work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref> |
||
{{Quote box |
{{Quote box |
||
|quote = |
|quote = |
||
Baris 31: | Baris 32: | ||
Demi sebungkus nasi dan kiriman pulsa |
Demi sebungkus nasi dan kiriman pulsa |
||
|source =—[[Fadli Zon]]<ref name=Fadliz/> |
|source =—[[Fadli Zon]]<ref name=Fadliz/> |
||
|align = |
|align = center |
||
|quoted=1 |
|quoted=1 |
||
|width = |
|width = 100% |
||
}} |
}} |
||
Hal sebaliknya disampaikan oleh [[Fadli Zon]], wakil ketua umum Gerindra, yang justru menyindir para relawan Jokowi di media sosial sebagai pasukan nasi bungkus. Sindiran ini ia sampaikan melalui sebuah puisi berjudul ''Pasukan Nasi Bungkus'':<ref name=Fadliz>{{cite web|title=Jokowi dan Pasukan Nasi Bungkus|date=24 April 2014|url=http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/04/24/n4hqk3-jokowi-dan-pasukan-nasi-bungkus|work=Republika Online|accessdate=17 Agustus 2014| author = Halimatus Sa'diyah}}</ref><ref>{{ |
Hal sebaliknya disampaikan oleh [[Fadli Zon]], wakil ketua umum Gerindra, yang justru menyindir para relawan Jokowi di media sosial sebagai pasukan nasi bungkus. Sindiran ini ia sampaikan melalui sebuah puisi berjudul ''Pasukan Nasi Bungkus'':<ref name=Fadliz>{{cite web|title=Jokowi dan Pasukan Nasi Bungkus|date=24 April 2014|url=http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/04/24/n4hqk3-jokowi-dan-pasukan-nasi-bungkus|work=Republika Online|accessdate=17 Agustus 2014| author = Halimatus Sa'diyah}}</ref><ref>{{Cite news|title=Fadli Zon Sindir Akun Palsu dengan Puisi "Pasukan Nasi Bungkus"|date=22 April 2014|url=http://nasional.kompas.com/read/2014/04/22/1731507/Fadli.Zon.Sindir.Akun.Palsu.dengan.Puisi.Pasukan.Nasi.Bungkus.|work=[[Kompas.com]]|accessdate=18 Agustus 2014| first = Arimbi | last = Ramadhiani|editor-last=Wiwoho|editor-first=Laksono Hari}}</ref> Selain itu, Fadli juga berharap adanya tindakan tegas oleh institusi yang berwenang terhadap akun-akun yang dianggapnya sebagai pasukan nasi bungkus tersebut.<ref>{{Cite news|title=Gerindra Mengaku Jadi Korban “Pasukan Nasi Bungkus”|date=23 April 2014|url=http://nasional.kompas.com/read/2014/04/23/2127590/Gerindra.Mengaku.Jadi.Korban.Pasukan.Nasi.Bungkus|work=[[Kompas.com]]|accessdate=18 Agustus 2014| first = Dani | last = Prabowo|editor-last=Margianto|editor-first=Heru}}</ref> Puisi Fadli membuat istilah pasukan nasi bungkus menjadi semakin terkenal di berbagai media sosial, salah satunya di twitter, di mana diskusi tentang pasukan nasi bungkus ini menjadi sangat ramai, bahkan muncul tagar #panasbung yang di-''retweet'' ratusan kali.<ref name=rmol/> |
||
Menanggapi tuduhan Fadli tersebut, Kubu Jokowi menyampaikan bantahan dan menyatakan bahwa relawan mereka di media sosial tidak dibayar. Juru bicara [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDIP), yang mencalonkan Jokowi, [[Eva Kusuma Sundari]] mengatakan, "...Salah kalau nasi bungkus, kita makan prasmanan sayur lodeh..." |
Menanggapi tuduhan Fadli tersebut, Kubu Jokowi menyampaikan bantahan dan menyatakan bahwa relawan mereka di media sosial tidak dibayar. Juru bicara [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDIP), yang mencalonkan Jokowi, [[Eva Kusuma Sundari]] mengatakan, "...Salah kalau nasi bungkus, kita makan prasmanan sayur lodeh...".<ref>{{Cite news|title=Jokowi Tak Kenal 'Pasukan Nasi Bungkus', Adanya Sayur Lodeh|date=25 April 2014|url=http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/22/124427/2561826/1562/jokowi-tak-kenal-pasukan-nasi-bungkus-adanya-sayur-lodeh|work=[[Detik.com|detikcom]]|accessdate=18 Agustus 2014|first=Elvan Dany|last=Sutrisno|archive-date=2014-08-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20140819084536/http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/22/124427/2561826/1562/jokowi-tak-kenal-pasukan-nasi-bungkus-adanya-sayur-lodeh|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|title=Pasukan Nasi Bungkus, Nasi Kotak, atau Sayur Lodeh?|date=24 April 2014|url=http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/24/065037/2563854/1562/pasukan-nasi-bungkus-nasi-kotak-atau-sayur-lodeh|work=[[Detik.com|detikcom]]|accessdate=20 Agustus 2014|first=Elvan Dany|last=Sutrisno|archive-date=2014-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20140821135335/http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/24/065037/2563854/1562/pasukan-nasi-bungkus-nasi-kotak-atau-sayur-lodeh|dead-url=yes}}</ref> Sementara itu, para pendukung Jokowi di media sosial, yang menyebut diri mereka Jokowers, juga membantah sindiran Fadli dan menyatakan bahwa pendukung Prabowolah yang merupakan pasukan nasi bungkus. Hal ini didasarkan dari penyelidikan yang mereka lakukan terhadap ratusan akun yang sering memberikan komentar negatif terhadap Jokowi. Mereka mendapati bahwa sebagian besar akun tersebut punya kecenderungan alamat [[Protokol Internet]] (IP) yang terkonsentrasi, dengan 7-9 IP induk, menunjukkan bahwa banyak akun yang dikelola oleh satu orang dan bahwa akun-akun tersebut dikelola dan diatur dari beberapa tempat secara terkonsentrasi.<ref>{{Cite news|title=Pencinta Jokowi Bantah Disebut Pasukan Nasi Bungkus|date=25 April 2014|url=http://news.metrotvnews.com/read/2014/04/25/234980/pencinta-jokowi-bantah-disebut-pasukan-nasi-bungkus|work=[[MetroTV|Metrotvnews.com]]|accessdate=20 Agustus 2014|first=Yogi Bayu|last=Aji|archive-date=2014-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20140821031917/http://news.metrotvnews.com/read/2014/04/25/234980/pencinta-jokowi-bantah-disebut-pasukan-nasi-bungkus|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|title=Jokowers Balik Tuduh Jokowi Haters Sebagai Panasbung|date=25 April 2014|url=http://news.metrotvnews.com/read/2014/04/25/234989/jokowers-balik-tuduh-jokowi-haters-sebagai-panasbung|work=[[MetroTV|Metrotvnews.com]]|accessdate=18 Agustus 2014|first=Yogi Bayu|last=Aji|archive-date=2014-09-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20140902093505/http://news.metrotvnews.com/read/2014/04/25/234989/jokowers-balik-tuduh-jokowi-haters-sebagai-panasbung|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|title=Penjelasan "Jokowers" soal Panasbung|date=25 April 2014|url=http://nasional.kompas.com/read/2014/04/25/2028185/Penjelasan.Jokowers.soal.Panasbung|work=[[Kompas.com]]|accessdate=20 Agustus 2014| first = Meidella | last = Syahni|editor-last=Margianto|editor-first=Heru}}</ref> |
||
Selama sengketa hasil pemilu presiden 2014, bermunculan sebutan-sebutan baru bagi para pendukung Prabowo di Kaskus. Pada 11 Agustus 2014, orang-orang yang berdemo mendukung Prabowo di dekat gedung [[Mahkamah Konstitusi]] (MK) memperoleh konsumsi berupa nasi dan ayam dari [[KFC]], sehingga akun pendukung Prabowo di Kaskus mendapat julukan baru yaitu pasukan nasi KFC (panasci).<ref>{{cite web|title=Massa Prabowo-Hatta Berebut Ayam KFC|date=11 Agustus 2014|url=http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/08/11/massa-prabowo-hatta-berebut-ayam-kfc|work=Tribunews|accessdate=18 Agustus 2014| first = Panji Baskhara | last = Ramadhan}}</ref> Pada 15 Agustus, sebagian pengunjuk rasa Prabowo diberikan konsumsi berupa [[Bakcang|bacang]], yang menyebabkan akun pendukung Prabowo di Kaskus disindir sebagai pasukan nasi bacang (panascang).<ref>{{cite web|title=Nasi Kotak Habis, Pendukung Prabowo Dikasih Bacang|date=15 Agustus 2014|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2014/08/15/15310971/Nasi.Kotak.Habis.Pendukung.Prabowo.Dikasih.Bacang|work=Kompas.com|accessdate=18 Agustus 2014| first = Adysta Pravitra | last = Restu}}</ref> Pada 19 Agustus, muncul sebutan pasukan nasi kotak styrofoam (panasfoam) setelah adanya berita bahwa para pendukung Prabowo memperoleh konsumsi berupa nasi kotak dengan wadah [[styrofoam]].<ref>{{cite web|title=Pendukung Prabowo-Hatta Saling Berebut, Boks Makan Jatuh Berceceran|date=19 Agustus 2014|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2014/08/19/15330651/Saling.Berebut.Boks.Makan.Pendukung.Prabowo-Hatta.Jatuh.Berceceran|work=Kompas.com|accessdate=19 Agustus 2014| first = Adysta Pravitra | last = Restu}}</ref> Pada 20 Agustus, koordinator demo Prabowo meneriakkan kata "kampret!" kepada sebagian pendemo lantaran kesal melihat mereka masih berteduh di taman sekitar Gedung MK dan malah menikmati makanan dan minuman dengan beralas lembaran koran dan karpet padahal sudah disuruh untuk melaksanakan apel siaga. Akibatnya di Kaskus muncul sindiran pasukan nasi kampret (panaspret) atau pasukan nasi bungkus kampret (panasbungpret).<ref>{{cite web|title=Koordinator Pendukung Prabowo di MK Kesal Banyak Anggotanya Pilih Wisata|date=20 Agustus 2014|url=http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/08/20/koordinator-pendukung-prabowo-di-mk-kesal-banyak-anggotanya-pilih-wisata|work=Tribunnews.com|accessdate=20 Agustus 2014| first = Abdul | last = Qodira }}</ref> Pada 21 Agustus, ratusan pendukung Prabowo mengepung kantor [[Komisi Pemilihan Umum|Komisi Pemilihan Umum Daerah]] [[Sumatera Utara]] dan hampir menerobos barikade polisi. Untuk menenangkan massa, polisi membagikan buah [[jeruk]], dan para pengguna Kaskus pun memanggil pendukung Prabowo sebagai pasukan nasi jeruk (panasruk).<ref>{{cite web|title=Diberi Jeruk, Massa Prabowo Urung Tembus Blokade Polisi|date=21 Agustus 2014|url=http://www.tribunnews.com/regional/2014/08/21/diberi-jeruk-massa-prabowo-urung-tembus-blokade-polisi|work=Tribunews|accessdate=21 Agustus 2014| first = Sugiyarto | last = }}</ref> |
|||
== Tanggapan == |
== Tanggapan == |
||
Pakar komunikasi politik dari [[Universitas Indonesia]], Agung Suprio, mengatakan bahwa sindiran pasukan nasi bungkus untuk akun bayaran muncul dari upah yang dianggap setara nasi bungkus, dan bahwa keberadaan panasbung menunjukkan [[simbiosis mutualisme]] antara orang-orang yang membutuhkan uang dengan para calon yang membutuhkan dukungan. Agung menambahkan bahwa pasukan nasi bungkus memiliki kemiripan dengan jenis pendukung lainnya, yaitu akun-akun yang mendukung seseorang secara berlebihan berdasarkan ikatan ideologis. Namun ada perbedaan di antara keduanya, yaitu bahwa pasukan nasi bungkus menggunakan akun-akun yang rata-rata adalah anonim. |
Pakar komunikasi politik dari [[Universitas Indonesia]], Agung Suprio, mengatakan bahwa sindiran pasukan nasi bungkus untuk akun bayaran muncul dari upah yang dianggap setara nasi bungkus, dan bahwa keberadaan panasbung menunjukkan [[simbiosis mutualisme]] antara orang-orang yang membutuhkan uang dengan para calon yang membutuhkan dukungan. Agung menambahkan bahwa pasukan nasi bungkus memiliki kemiripan dengan jenis pendukung lainnya, yaitu akun-akun yang mendukung seseorang secara berlebihan berdasarkan ikatan ideologis. Namun ada perbedaan di antara keduanya, yaitu bahwa pasukan nasi bungkus menggunakan akun-akun yang rata-rata adalah [[anonim]]. |
||
<ref>{{cite web|date |
<ref>{{cite web|date=25 April 2014|title=“Pasukan Nasi Bungkus” Tempatkan Jokowi di Atas Manusia|url=http://www.itoday.co.id/politik/pasukan-nasi-bungkus-tempatkan-jokowi-di-atas-manusia|work=Indonesia Today|accessdate=20 Agustus 2014|first=|last=|archive-date=2014-08-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20140820232352/http://www.itoday.co.id/politik/pasukan-nasi-bungkus-tempatkan-jokowi-di-atas-manusia|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|date = 24 April 2014|title=Pasukan Nasi Bungkus Percaya Jokowi Adalah Juru Selamat|url=http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/24/pasukan-nasi-bungkus-percaya-jokowi-adalah-juru-selamat|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|accessdate=20 Agustus 2014| first = Danang Setiaji | last = Prabowo|language=id}}</ref> |
||
Juru bicara Jokowi dalam pemilu 2014, [[Anies Baswedan]], mengaku baru mendengar istilah pasukan nasi bungkus setelah dipopulerkan oleh puisi Fadli Zon. Terkait hal ini, Anies mengimbau agar diskusi politik dilakukan dengan cerdas dan bermartabat karena kampanye pemilu turut memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Anies juga menegaskan bahwa relawan Jokowi memberikan dukungan dengan rasa kebersamaan dan ketulusan tanpa dibayar.<ref>{{ |
Juru bicara Jokowi dalam pemilu 2014, [[Anies Baswedan]], mengaku baru mendengar istilah pasukan nasi bungkus setelah dipopulerkan oleh puisi Fadli Zon. Terkait hal ini, Anies mengimbau agar diskusi politik dilakukan dengan cerdas dan bermartabat karena kampanye pemilu turut memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Anies juga menegaskan bahwa relawan Jokowi memberikan dukungan dengan rasa kebersamaan dan ketulusan tanpa dibayar.<ref>{{Cite news|date=8 Mei 2014|title=Fadli Zon Panggil Pendukung Jokowi 'Panasbung', Anies Baswedan: Astagfirullah!|url=http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/28/160121/2594153/1562/fadli-zon-panggil-pendukung-jokowi-panasbung-anies-baswedan-astagfirullah|work=[[Detik.com|detikcom]]|accessdate=20 Agustus 2014|first=Fajar|last=Pratama|archive-date=2014-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20140821135316/http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/28/160121/2594153/1562/fadli-zon-panggil-pendukung-jokowi-panasbung-anies-baswedan-astagfirullah|dead-url=yes}}</ref> Sementara [[Hatta Rajasa]], calon wakil presiden pasangan Prabowo Subianto, memberikan komentar bahwa siapa pun boleh mengeluarkan opini di dunia maya tetapi tidak boleh menyampaikan [[hoax]]. Hatta menambahkan bahwa kebebasan menyuarakan pendapat merupakan hak setiap orang, dan, dengan kemajuan zaman, semua orang dapat mengakses dunia maya dan mengungkapkan suaranya melalui media tersebut.<ref name=hatta/> |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
== Lihat pula == |
|||
⚫ | |||
*[[Demonstrasi Nasi Bungkus]] |
|||
⚫ | |||
*[[Cebong]] dan [[kadrun]] |
|||
[[Kategori:Pemilihan umum presiden Indonesia 2014]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[Kategori:Joko Widodo]] |
Revisi per 24 Mei 2023 20.53
Pasukan nasi bungkus, panasbung, atau nasbung adalah istilah yang ditujukan kepada orang-orang yang mendukung calon tertentu dalam pemilihan pejabat pemerintahan. Pasukan nasi bungkus adalah pendukung yang dibayar untuk membantah segala hal negatif dan menyampaikan hal positif mengenai calon yang membayarnya, serta menyampaikan hal negatif mengenai calon lawannya.[1][2] Menggunakan akun palsu atau anonim, pasukan nasi bungkus melakukan aksinya di dunia maya, mulai dari media sosial, kolom komentar di situs berita, hingga forum internet.[3] Istilah ini berasal dari nasi bungkus, yang biasanya diberikan sebagai makanan konsumsi bagi pendemo bayaran. Sebutan pasukan nasi bungkus awalnya muncul di forum Kaskus, lalu menyebar ke berbagai media sosial lainnya seperti Facebook dan Twitter.
Sejarah
Istilah nasi bungkus sebagai sindiran bermula di forum Kaskus, tepatnya di subforum Berita dan Politik, dan sasaran awalnya adalah Front Pembela Islam (FPI). Banyak pengguna Kaskus menuduh para anggota FPI kerap kali memperoleh konsumsi nasi bungkus setelah melakukan tindakan anarkis. Pada pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012, di mana dua calon terkuatnya adalah Joko Widodo (Jokowi) dan Fauzi Bowo, sindiran tersebut berkembang menjadi pasukan nasi bungkus dan sasarannya pun berubah. Ketika itu para pendukung Jokowi menuduh bahwa akun-akun pendukung Fauzi Bowo di Kaskus merupakan akun bayaran dan sejak itu pendukung Fauzi Bowo disebut sebagai pasukan nasi bungkus. Pendukung Fauzi Bowo membalas dengan menyebut pendukung Jokowi sebagai pasukan nasi kotak (panastak atau nastak), diambil dari pakaian motif kotak-kotak yang sering dikenakan oleh Jokowi selama berkampanye. Sementara itu, menurut Yose Rizal dari PoliticalWave, istilah pasukan nasi bungkus dipopulerkan pertama kali oleh sebuah akun anonim di Twitter untuk menyerang pendukung Jokowi.[4]
Pemilihan umum presiden Indonesia 2014
Dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014, di mana Prabowo Subianto dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bersaing dengan Jokowi, istilah pasukan nasi bungkus, yang mulai menyebar dari Kaskus ke media sosial lainnya seperti Facebook dan Twitter.
Pasukan nasi bungkus sebagai pendukung Prabowo diuraikan oleh Majalah Detik, yang memberitakan kesaksian seseorang yang mengaku dibayar 2,5 juta rupiah per bulan, ditambah makan dan minum, untuk menangkis berita negatif tentang Prabowo yang muncul di Facebook dan Twitter. Ia, beserta beberapa puluh orang lain, memperoleh tempat kerja dan jadwal tetap serta diberikan fasilitas yang dibutuhkan seperti komputer dan jaringan internet. Selain membela Prabowo, mereka juga bertugas memberi komentar-komentar negatif mengenai Jokowi.[5]
Pasukan Nasi Bungkus
Kami pasukan nasi bungkus
Laskar cyber pejuang di belakang komputer
Senjata kami facebook dan twitter
Menyerang lawan tak pernah gentar
Patuh setia pada yang bayarKami pasukan nasi bungkus
Hidup dari cacian dan fitnah harian
Tetap gagah bertopeng relawan
Tak kenal menyerah selalu melawan
Identitas diri jarang ketahuanKami pasukan nasi bungkus
Punya sejuta akun siluman
Bagai pedang terhunus
Siap menghujam setiap orangKami pasukan nasi bungkus
Tak takut dosa apalagi neraka
Kami bisa tertawa di balik luka
Demi sebungkus nasi dan kiriman pulsa
Hal sebaliknya disampaikan oleh Fadli Zon, wakil ketua umum Gerindra, yang justru menyindir para relawan Jokowi di media sosial sebagai pasukan nasi bungkus. Sindiran ini ia sampaikan melalui sebuah puisi berjudul Pasukan Nasi Bungkus:[6][7] Selain itu, Fadli juga berharap adanya tindakan tegas oleh institusi yang berwenang terhadap akun-akun yang dianggapnya sebagai pasukan nasi bungkus tersebut.[8] Puisi Fadli membuat istilah pasukan nasi bungkus menjadi semakin terkenal di berbagai media sosial, salah satunya di twitter, di mana diskusi tentang pasukan nasi bungkus ini menjadi sangat ramai, bahkan muncul tagar #panasbung yang di-retweet ratusan kali.[2]
Menanggapi tuduhan Fadli tersebut, Kubu Jokowi menyampaikan bantahan dan menyatakan bahwa relawan mereka di media sosial tidak dibayar. Juru bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang mencalonkan Jokowi, Eva Kusuma Sundari mengatakan, "...Salah kalau nasi bungkus, kita makan prasmanan sayur lodeh...".[9][10] Sementara itu, para pendukung Jokowi di media sosial, yang menyebut diri mereka Jokowers, juga membantah sindiran Fadli dan menyatakan bahwa pendukung Prabowolah yang merupakan pasukan nasi bungkus. Hal ini didasarkan dari penyelidikan yang mereka lakukan terhadap ratusan akun yang sering memberikan komentar negatif terhadap Jokowi. Mereka mendapati bahwa sebagian besar akun tersebut punya kecenderungan alamat Protokol Internet (IP) yang terkonsentrasi, dengan 7-9 IP induk, menunjukkan bahwa banyak akun yang dikelola oleh satu orang dan bahwa akun-akun tersebut dikelola dan diatur dari beberapa tempat secara terkonsentrasi.[11][12][13]
Tanggapan
Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Agung Suprio, mengatakan bahwa sindiran pasukan nasi bungkus untuk akun bayaran muncul dari upah yang dianggap setara nasi bungkus, dan bahwa keberadaan panasbung menunjukkan simbiosis mutualisme antara orang-orang yang membutuhkan uang dengan para calon yang membutuhkan dukungan. Agung menambahkan bahwa pasukan nasi bungkus memiliki kemiripan dengan jenis pendukung lainnya, yaitu akun-akun yang mendukung seseorang secara berlebihan berdasarkan ikatan ideologis. Namun ada perbedaan di antara keduanya, yaitu bahwa pasukan nasi bungkus menggunakan akun-akun yang rata-rata adalah anonim. [14][15]
Juru bicara Jokowi dalam pemilu 2014, Anies Baswedan, mengaku baru mendengar istilah pasukan nasi bungkus setelah dipopulerkan oleh puisi Fadli Zon. Terkait hal ini, Anies mengimbau agar diskusi politik dilakukan dengan cerdas dan bermartabat karena kampanye pemilu turut memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Anies juga menegaskan bahwa relawan Jokowi memberikan dukungan dengan rasa kebersamaan dan ketulusan tanpa dibayar.[16] Sementara Hatta Rajasa, calon wakil presiden pasangan Prabowo Subianto, memberikan komentar bahwa siapa pun boleh mengeluarkan opini di dunia maya tetapi tidak boleh menyampaikan hoax. Hatta menambahkan bahwa kebebasan menyuarakan pendapat merupakan hak setiap orang, dan, dengan kemajuan zaman, semua orang dapat mengakses dunia maya dan mengungkapkan suaranya melalui media tersebut.[1]
Lihat pula
Rujukan
- ^ a b Khafifah, Nur (21 April 2014). "Hatta Turut Buka Suara Soal Puisi Pasukan Nasi Bungkus". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-21. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.
- ^ a b Sunda, Ujang (23 April 2014). "Pasukan Nasi Bungkus Itu Punya Jokowi atau Prabowo?". Rmol.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-21. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.
- ^ Soemohardjo, Suyanto (24 April 2014). "Perang Dunia Maya di Tahun Politik, Jadi Sasaran "Pasukan Nasi Bungkus" Juga "Rapopo"". Tabloid Bintang. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.
- ^ Dariyanto, Erwin (22 April 2014). "Begini Asal Muasal Munculnya Istilah 'Pasukan Nasi Bungkus'". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 18 Agustus 2014.
- ^ Bhawono, Aryo (9–15 Juni 2014). "Kesaksian Mantan Pasukan Nasi Bungkus" (PDF). detikcom.
- ^ a b Halimatus Sa'diyah (24 April 2014). "Jokowi dan Pasukan Nasi Bungkus". Republika Online. Diakses tanggal 17 Agustus 2014.
- ^ Ramadhiani, Arimbi (22 April 2014). Wiwoho, Laksono Hari, ed. "Fadli Zon Sindir Akun Palsu dengan Puisi "Pasukan Nasi Bungkus"". Kompas.com. Diakses tanggal 18 Agustus 2014.
- ^ Prabowo, Dani (23 April 2014). Margianto, Heru, ed. "Gerindra Mengaku Jadi Korban "Pasukan Nasi Bungkus"". Kompas.com. Diakses tanggal 18 Agustus 2014.
- ^ Sutrisno, Elvan Dany (25 April 2014). "Jokowi Tak Kenal 'Pasukan Nasi Bungkus', Adanya Sayur Lodeh". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 18 Agustus 2014.
- ^ Sutrisno, Elvan Dany (24 April 2014). "Pasukan Nasi Bungkus, Nasi Kotak, atau Sayur Lodeh?". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-21. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.
- ^ Aji, Yogi Bayu (25 April 2014). "Pencinta Jokowi Bantah Disebut Pasukan Nasi Bungkus". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-21. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.
- ^ Aji, Yogi Bayu (25 April 2014). "Jokowers Balik Tuduh Jokowi Haters Sebagai Panasbung". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-02. Diakses tanggal 18 Agustus 2014.
- ^ Syahni, Meidella (25 April 2014). Margianto, Heru, ed. "Penjelasan "Jokowers" soal Panasbung". Kompas.com. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.
- ^ ""Pasukan Nasi Bungkus" Tempatkan Jokowi di Atas Manusia". Indonesia Today. 25 April 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-20. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.
- ^ Prabowo, Danang Setiaji (24 April 2014). "Pasukan Nasi Bungkus Percaya Jokowi Adalah Juru Selamat". Tribunnews.com. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.
- ^ Pratama, Fajar (8 Mei 2014). "Fadli Zon Panggil Pendukung Jokowi 'Panasbung', Anies Baswedan: Astagfirullah!". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-21. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.