Lompat ke isi

Pesanggrahan Ngeksiganda: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
 
(26 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
{{sedang ditulis}}'''Pesanggarahan Ngeksiganda''' atau dikenal juga sebagai ''Pesanggrahan Ngeksigondo''<ref>https://situsbudaya.id/pesanggrahan-ngeksigondo-yogyakarta/</ref> merupakan salah satu bangunan [[pesanggrahan]] bersejarah yang dimiliki oleh [[Kasultanan Yogyakarta]]. Bangunan berasitektur lokal dengan luas bangunan 1.104 m2 dan luas lahan sebesar 17.888 m2 ini terletak di kawasan dataran tinggi [[Kaliurang]], Pakem, Sleman, [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]<ref>https://situsbudaya.id/pesanggrahan-ngeksiganda-sleman/</ref>. Pada tahun 2011 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan secara resmi menetapkan ''Pesanggrahan Ngeksiganda'' sebagai cagar budaya dari provinsi [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dengan SK Menteri Nomor PM.89/PW.007/MKP/2011<ref name="dikbud">https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2015121600002/pesanggrahan-ngeksiganda</ref>.
| Name = Pesanggrahan Ngeksiganda
| Image = Pesanggrahan Ngeksiganda02 Pj IMG 20210117 111828.jpg
| Location = [[Sleman]], [[Yogyakarta]]
| Type = Nasional
| Criteria =Bangunan
| ID = CB.46
| Extension = Menteri
| Year = 5 November 2015
| Session = 210/M/2015
| ownership = [[Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]]
| management = [[Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]]
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015121600002/pesanggrahan-ngeksiganda
| map_location = Kabupaten Sleman
| map_label = {{PAGENAME}}
| map_caption =Lokasi {{PAGENAME}} di [[Sleman]], [[Yogyakarta]]
| coordinates = {{coord|-7.5982788|110.4222338}}
 
}}
== Asal Mula ''Ngeksiganda'' ==
{{sedang ditulis}}'''Pesanggarahan Ngeksiganda''' ({{lang-jv|ꦥꦱꦁꦒꦿꦃꦲꦤ꧀ꦔꦺꦏ꧀ꦱꦶꦒꦤ꧀ꦢ|Pasanggrahan Ngèksiganda}}), atau dikenaldieja juga sebagai '''Pesanggrahan Ngeksigondo''',<ref>{{Cite web|url=https://situsbudaya.id/pesanggrahan-ngeksigondo-yogyakarta/|title=Pesanggrahan Ngeksigondo Yogyakarta|date=2018-05-03|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2019-03-22}}</ref> merupakan salah satu bangunan [[pesanggrahan]] bersejarah yang dimiliki oleh [[Kasultanan Yogyakarta]]. Bangunan berasitektur lokal dengan luas bangunan 1.104 m2m<sup>2</sup> dan luas lahan sebesar 17.888 m2m<sup>2</sup> ini terletak di kawasan dataran tinggiperistirahatan [[Kaliurang]], Kalurahan [[Hargobinangun, Pakem, Sleman|Hargobinangun]], [[Pakem, Sleman|Kapanewon Pakem]], [[Kabupaten Sleman|Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]].<ref>{{Cite web|url=https://situsbudaya.id/pesanggrahan-ngeksiganda-sleman/|title=Pesanggrahan Ngeksiganda Sleman|date=2018-05-11|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2019-03-22}}</ref> Pesanggrahan ini merupakan saksi bisu tempat berlangsungnya perundingan antara [[Komisi Tiga Negara]] dengan pihak Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1947 sebagai pendahulu bagi perundingan di kapal Renville. Pada tahun 2011 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI secara resmi menetapkan ''Pesanggrahan Ngeksiganda'' sebagai cagar budaya dari provinsi [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dengan SK Menteri Nomor PM.89/PW.007/MKP/2011.<ref name="dikbud">{{Cite web|url=https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2015121600002/pesanggrahan-ngeksiganda|title=Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya|website=cagarbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2019-03-22|archive-date=2019-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190327094035/https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2015121600002/pesanggrahan-ngeksiganda|dead-url=yes}}</ref>.
Berdasarkan buku Serat Wedhatama<ref>https://books.google.co.id/books?id=GWS1cmKNpJQC&pg=PA85&lpg=PA85&dq=serat+wedhatama+ngeksiganda+-blogspot+-wordpress&source=bl&ots=Qb8NxGuG9R&sig=ACfU3U0xrsC4ps8wtS3s7vMQrmDNs4pixA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj_pJaJxdjgAhWHLY8KHRd4A2oQ6AEwBnoECAYQAQ#v=onepage&q=serat%20wedhatama%20ngeksiganda%20-blogspot%20-wordpress&f=false</ref>, kata ''Ngeksiganda'' terdiri dari 2 buah kata dari bahasa [[Sansekerta]] yaitu ''Ngeksi'' dan ''Ganda'' atau ''Gondo''. ''Ngeksi'' yang berasal dari kata ''aksa'' / ''eksi'' / ''iksi'' artinya ''mata''. Sementara ''ganda'' artinya ''harum''. Jika kedua kata tersebut berarti ''Mata Harum'' yang kemudian melebur menjadi [[Kesultanan Mataram|Mataram]].
 
== Arti nama ==
Ngeksiganda adalah suatu kata samar bagi Mataram. Berdasarkan buku Serat Wedhatama,<ref>{{Cite book|title=Serat Wedhatama|last=|first=Sabdacarakatama (Ki.)|publisher=Narasi|year=2010|isbn=9789791682206|location=Indonesia|pages=85}}</ref> kata ''ngeksiganda'' terdiri dari dua kata dari asal [[bahasa Sansekerta]], yaitu ''ngeksi'' dan ''ganda''. ''Ngeksi'' yang berasal dari kata ''aksa'' / ''eksi'' / ''iksi'', berarti ''mata''. Sementara ''ganda'' berarti ''harum''. Jika kedua kata tersebut dibaca berturutan, berbunyi ''mata arum'' yang terbaca menjadi [[Kesultanan Mataram|Mataram]].
 
== Sejarah Bangunan ==
Baris 9 ⟶ 28:
 
=== Komisi Tiga Negara (KTN) tahun 1947 ===
Dimasa [[Agresi Militer Belanda I]] atau disebut ''clash 1'', [[Hamengkubuwana IX|Sri Sultan Hamengku Buwana IX]] berinisiatif untuk meminjamkan Pesaggrahan Ngeksiganda beserta Wisma Kaliurang kepada pemerintah Indonesia untuk mengadakan perundingan Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri dari negara [[Australia]] menunjuk Richard Kirby untuk mewakili pemerintah [[Indonesia]], negara [[Belgia]] menunjuk Paul van Zeeland mewakili [[Belanda|Kerajaan Belanda]], dan negara [[Amerika Serikat]] menunjuk Dr. Frank Graham sebagai pihak penengah kedua belah pihak.<ref name="dikbud"/>. Perundingan KTN diselenggarakan tepat pada tanggal 26 Agustus 1947 ini kemudian dilanjutkan dengan [[Perjanjian Renville]] pada tanggal 17 Januari 1948. KTN dibentuk oleh [[Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (DK-PBB) sebagai penengah antara pihak kerajaan Belanda dengan pemerintah Indonesia dengan dalih ingin membentuk pemerintahan federal sementara sampai terbentuknya negara [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) dengan agresi militer.
 
=== Tradisi ===
Berawal ketika [[Hamengkubuwana IX|Sri Sultan Hamengku Buwana IX]] beristirahat di Pesanggrahan Ngeksiganda, tiap bulan Ruwah ([[Syaban]]) diselenggarakan ''uyon-uyon'' pada pukul 08.00 - 14.00 dan 19.00 - 24.00. Ketika malam, diselenggarakan pembacaan tembang.<ref>https{{Cite book|title=Refleksi Nilai-Nilai Budaya Jawa://books Suatu Kajian Terhadap Serat Sakeber|last=|first=Sunjata, W.googleP.co and Astuti, R.id/books?id and Astuti, R.|publisher=J7baCgAAQBAJ&pgDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara|year=PA47&lpg1993|isbn=PA47&dq|location=Pesanggrahan+Ngeksiganda&sourceJakarta|pages=bl&ots=iWnycUATKo&sig=ACfU3U3-WhULATId1imAEJq_R9dT8dXa9A&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjC5YapttbgAhVNFHIKHWEkDIcQ6AEwCnoECAgQAQ#v=onepage&q=Ngeksigondo&f=false47}}</ref>. ''Uyon-uyon'' itu sendiri merupakan salah satu kesenian tradisional Jawa.
 
== Bagian Bangunan ==
Bangunan yang menghadap barat daya ini terdiri dari 4 bangunan utama yaitu ''BangunanGedung Induk'', ''BangunanGedung GedongGamelan atau Gongso'', ''BangunanGedung Gedong TelponDiesel'', dan ''BangunanGedung DieselTelepon''.
 
=== BangunanGedung Induk ===
BangunanGedung induk sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu bangunangedung utama, paviliungedung tambahan, dan bangunan tambahanpaviliun.
 
==== BangunanGedung Utama ====
BangunanGedung utama terdirimerupakan darigedung ruanginti tamu,yang ruangberukuran tidur,paling ruangbesar keluarga,dibandingkan ruanggedung duduk,induk ruanglainnya. makan,Gedung dapur,yang danmemliki terascerobong asap dengan konstruksiluas atap1,5 dari kayuini jatiterdiri dditutupidari dengandapur, genteng.kamar Bangunantidur, utamruang jugakeluarga, terdapatruang cerobongmakan, asapruang seluastamu 1atau duduk,5 m².dan Plafonteras atapdengan menggunakandinding platyang logamterbuat tipisdari dengantriplek dan eternitbata. DindingBagian (sekat)atap terbuatgedung dariini batamasih danberatapkan papanseng dengan kuda-kuda kayu jati. Lantai gedung ini juga masih berupakuno dengan tegel berwarna merah tua, abu-abu, danberdimesi coklatpanjang muda.20&nbsp;cm Lantaidan bangunan berukuranlebar 20&nbsp;cm xserta 20tebal dan tebalsekitar 1 &nbsp;cm. KusenUntuk untukbagian jendelaventilasi, pintu,gedung sertautama ventilasiini jugamemiliki dibuatjendela darilapisan kayuluar berpanil kaca. Untukdan jendela lapisan dalam yang terbuat dari panil kaca dengansetebal ketebalankurang ±lebih 2 &nbsp;mm, sementaraditopang untukdengan jendelapanil lapisankayu. luarBerikut dankusen lainnya seperti pintu juga terbuat dari kayu sajayang sama.
 
==== Paviliun ====
Paviliun yang berbentuk ''limasan'' ini terdiri dari 2 kamar tidur, sebuah teras dengan tambahan atap miring, dan koridor. Konstruksi atap paviliun ini menggunakan kayu dengan penutup dari genteng dan seng. Plafon pada paviliun menggunakan plat logam tipis dengan variasi tipis. Kusen jendela, pintu dan ventilasi paviliun ini dominan terbuat dari kayu jati. Untuk lantai, paviliun ini masih berupa tegel abu-abu dengan ukuran 20 x 20 dan ketebalan sebesar 1 cm.
 
==== Bangunan Tambahan ====
BangunanGedung tambahan ini terletak di sebelah timur dari bangunan utama dibatasi oleh tembok pagar setebal 1 bata berplester. Bangunan tambahan terdiri dari ,ruang ruangistirahat atau tetirah, ruang servis, dapur, selasar, garasi, dan kamar mandi. SemuaGedung ruanganini (dinding)terletak disekatdi dengansebelah bahantimur konstruksidari batagedung tebal ½ batautama. KonstruksiBagian atap darigedung kayuini denganmasih penutupberatapkan seng tanpadengan plafonkuda-kuda kayu jati. Demikian halnya dengan lantaikusen lainnya juga terbuat dari kayu jati yang masihsama. Bagian sekat juga terbuat dari plesterantriplek semendan bata dengan ketebalan setengahnya. Bagian lantainya berupa tegel berwarna abu-abu setebal 1&nbsp;cm.
 
==== Bangunan Gedong GongsoPaviliun ====
Gedung berbentuk ''limasan'' ini terdiri dari 2 kamar tidur, sebuah teras dengan tambahan atap miring, dan koridor. Semua konstruksi gedung ini masih sama persis seperti gedung utama. Bagian atap gedung ini masih beratapkan seng dengan kuda-kuda kayu jati dialasi plafon berupa plat logam tipis. Bagian lantai gedung ini juga masih berupa tegel berwarna abu-abu dengan dimensi panjang 20&nbsp;cm dan lebarnya 20&nbsp;cm setebal 1&nbsp;cm. Untuk kusennya seperti pintu dan jendela juga terbuat dari bahan kayu jati.
''Gedong Gongso'' inilah yang dijadikan sebagai tempat konferensi yang terbatas bagi para delegasi Komisi Tiga Negara (KTN). Dalam agenda konferensi tersebut terdapat pementasan tarian Jawa diiringi musik gamelan sebagai sambutan dari pihak Yogyakarta. Bangunan berbentuk ''limasan'' ini memiliki konstruksi atap genteng, plafon dari eternit, dan ''list plank'' dari papan kayu yang menempel langsung pada usuk. Kusen pada pintu, jendela, dan ventilasi sebagian besar terbuat dari kayu dengan panil kaca. Kondisi Bangunan Gedong Gongso hampir sama dengan kondisi fisik pada bangunan utama. Bangunan ini terdiri dari ruang utama, teras belakang dan kamar mandi.
 
=== BangunanGedung GedongGamelan Telponatau Gedung Gongso ===
Bangunan Gongso inilah yang dijadikan sebagai tempat konferensi yang terbatas bagi para delegasi Komisi Tiga Negara (KTN). Sesuai nama gedung ini, gedung berbentuk ''limasan'' ini dulunya diadakan pementasan musik gamelan diiringi tarian Jawa dalam agenda konferensi tersebut sebagai sambutan dari pihak [[Yogyakarta]]. Gedung yang masih beratapkan seng dengan kuda-kuda kayu jati ini terdiri dari teras di halaman belakang, kamar mandi, serta ruang utama sebagai ruang pertemuan. Untuk kusennya juga sebagian besar terbuat dari panil kayu jati.
Dahulu bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk menelpon dikarenakan akses telepon yang masih sulit terjangkau saat itu. Bangunan berbentuk ''limasan'' terbentuk dari konstruksi kayu dengan ''list plank'' dari papan kayu menempel pada usuk dan beratap genteng. Struktur dinding bangunan ini terbentuk dari plesteran batu bata. Plafon masih menggunakan plat logam tipis bergaris. Pada sebelah utara bangunan ini terdapat bangunan tambahan yang berfungsi sebagai garasi. Pintu, jendela, dan ventilasi kuse terbuat dari kayu serta berpanil kaca dengan ukuran tebal 2 mm. Lantai bangunan ini masih berupa tegel bermotif dengan ukuran 20 x 20 cm.
 
=== BangunanGedung Diesel ===
BangunanGedung berukuranyang memiliki dimensi panjang 4 xmeter dan lebar 4,5 mmeter ini masih digunakan untuksebagai tempat penyimpananinstalasi diesel denganuntuk kondisikeperluan fisiklistrik masihcadangan untuk gedung utama dan gedung baiklainnya.
 
=== Gedung Telepon ===
Dahulu gedung ini adalah tempat penerima pesan telepon dari operator pusat mengingat masih terbatasnya akses telepon dikala itu. Gedung berbentuk ''limasan'' ini digunakan sebagai tempat untuk menelepon dikarenakan akses telepon zaman dahulu masih terpusat menggunakan operator. Bangunan berbentuk limasan ini masih beratapkan seng dengan kuda-kuda kayu jati ditopang plafon plat logam tipis bergaris. Di sebelah utara gedung, juga terdapat garasi. Untuk kusennya juga semuanya terbuat dari panil kayu jati dengan kaca setebal 2&nbsp;mm. Untuk lantainya juga masih berupa tegel bermotif dengan dimensi panjang 20&nbsp;cm dan lebar 20&nbsp;cm.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}{{Topik Yogyakarta}}
 
[[Kategori:Yogyakarta|Pesanggrahan Ngeksiganda]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Yogyakarta]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Yogyakarta]]
[[Kategori:Kabupaten Sleman]]
[[Kategori:Pakem, Sleman]]

Revisi terkini sejak 4 Agustus 2023 09.51

Pesanggrahan Ngeksiganda
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Cagar budaya Indonesia
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasCB.46
Lokasi
keberadaan
Sleman, Yogyakarta
No. SK210/M/2015
Tanggal SK5 November 2015
Tingkat SKMenteri
PemilikKasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
PengelolaKasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Koordinat7°35′54″S 110°25′20″E / 7.5982788°S 110.4222338°E / -7.5982788; 110.4222338
Pesanggrahan Ngeksiganda di Sleman
Pesanggrahan Ngeksiganda
Pesanggrahan Ngeksiganda
Lokasi Pesanggrahan Ngeksiganda di Sleman, Yogyakarta

Pesanggarahan Ngeksiganda (bahasa Jawa: ꦥꦱꦁꦒꦿꦃꦲꦤ꧀ꦔꦺꦏ꧀ꦱꦶꦒꦤ꧀ꦢ, translit. Pasanggrahan Ngèksiganda), atau dieja juga sebagai Pesanggrahan Ngeksigondo,[1] merupakan salah satu bangunan pesanggrahan bersejarah yang dimiliki oleh Kasultanan Yogyakarta. Bangunan berasitektur lokal dengan luas bangunan 1.104 m2 dan luas lahan sebesar 17.888 m2 ini terletak di kawasan peristirahatan Kaliurang, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.[2] Pesanggrahan ini merupakan saksi bisu tempat berlangsungnya perundingan antara Komisi Tiga Negara dengan pihak Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1947 sebagai pendahulu bagi perundingan di kapal Renville. Pada tahun 2011 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI secara resmi menetapkan Pesanggrahan Ngeksiganda sebagai cagar budaya dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SK Menteri Nomor PM.89/PW.007/MKP/2011.[3]

Arti nama[sunting | sunting sumber]

Ngeksiganda adalah suatu kata samar bagi Mataram. Berdasarkan buku Serat Wedhatama,[4] kata ngeksiganda terdiri dari dua kata dari asal bahasa Sansekerta, yaitu ngeksi dan ganda. Ngeksi yang berasal dari kata aksa / eksi / iksi, berarti mata. Sementara ganda berarti harum. Jika kedua kata tersebut dibaca berturutan, berbunyi mata arum yang terbaca menjadi Mataram.

Sejarah Bangunan[sunting | sunting sumber]

Bangunan Pesanggrahan Ngeksiganda[sunting | sunting sumber]

Pada abad XX zaman kolonial Belanda, bangunan Pesanggrahan Ngeksiganda ini awalnya milik seorang Belanda yang dibangun untuk tempat beristirahat. kemudian pada sekitar tahun 1927 bangunan ini kemudian dibeli oleh Sri Sultan Hamengku Buwana VIII untuk dimodifikasi menjadi tempat pesanggrahan Keraton Yogyakarta. Modifikasi berupa penambahan ruangan untuk ruang gamelan, pagar seketheng, pendapa, dan pemandian atau pasiraman. Pesanggrahan biasanya digunakan oleh sultan untuk tempat beristirahat bagi Raja beserta keluarganya.

Komisi Tiga Negara (KTN) tahun 1947[sunting | sunting sumber]

Dimasa Agresi Militer Belanda I atau disebut clash 1, Sri Sultan Hamengku Buwana IX berinisiatif untuk meminjamkan Pesaggrahan Ngeksiganda beserta Wisma Kaliurang kepada pemerintah Indonesia untuk mengadakan perundingan Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri dari negara Australia menunjuk Richard Kirby untuk mewakili pemerintah Indonesia, negara Belgia menunjuk Paul van Zeeland mewakili Kerajaan Belanda, dan negara Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham sebagai pihak penengah kedua belah pihak.[3] Perundingan KTN diselenggarakan tepat pada tanggal 26 Agustus 1947 ini kemudian dilanjutkan dengan Perjanjian Renville pada tanggal 17 Januari 1948. KTN dibentuk oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) sebagai penengah antara pihak kerajaan Belanda dengan pemerintah Indonesia dengan dalih ingin membentuk pemerintahan federal sementara sampai terbentuknya negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan agresi militer.

Tradisi[sunting | sunting sumber]

Berawal ketika Sri Sultan Hamengku Buwana IX beristirahat di Pesanggrahan Ngeksiganda, tiap bulan Ruwah (Syaban) diselenggarakan uyon-uyon pada pukul 08.00 - 14.00 dan 19.00 - 24.00. Ketika malam, diselenggarakan pembacaan tembang.[5] Uyon-uyon itu sendiri merupakan salah satu kesenian tradisional Jawa.

Bagian Bangunan[sunting | sunting sumber]

Bangunan yang menghadap barat daya ini terdiri dari 4 bangunan utama yaitu Gedung Induk, Gedung Gamelan atau Gongso, Gedung Diesel, dan Gedung Telepon.

Gedung Induk[sunting | sunting sumber]

Gedung induk sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu gedung utama, gedung tambahan, dan paviliun.

Gedung Utama[sunting | sunting sumber]

Gedung utama merupakan gedung inti yang berukuran paling besar dibandingkan gedung induk lainnya. Gedung yang memliki cerobong asap dengan luas 1,5 m² ini terdiri dari dapur, kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, ruang tamu atau duduk, dan teras dengan dinding yang terbuat dari triplek dan bata. Bagian atap gedung ini masih beratapkan seng dengan kuda-kuda kayu jati. Lantai gedung ini juga masih kuno dengan tegel berwarna merah tua, abu-abu berdimesi panjang 20 cm dan lebar 20 cm serta tebal sekitar 1 cm. Untuk bagian ventilasi, gedung utama ini memiliki jendela lapisan luar dan jendela lapisan dalam yang terbuat dari kaca setebal kurang lebih 2 mm ditopang dengan panil kayu. Berikut kusen lainnya seperti pintu juga terbuat dari kayu yang sama.

Bangunan Tambahan[sunting | sunting sumber]

Gedung tambahan ini terdiri dari ruang istirahat atau tetirah, ruang servis, dapur, selasar, garasi, dan kamar mandi. Gedung ini terletak di sebelah timur dari gedung utama. Bagian atap gedung ini masih beratapkan seng dengan kuda-kuda kayu jati. Demikian halnya dengan kusen lainnya juga terbuat dari kayu jati yang sama. Bagian sekat juga terbuat dari triplek dan bata dengan ketebalan setengahnya. Bagian lantainya berupa tegel berwarna abu-abu setebal 1 cm.

Paviliun[sunting | sunting sumber]

Gedung berbentuk limasan ini terdiri dari 2 kamar tidur, sebuah teras dengan tambahan atap miring, dan koridor. Semua konstruksi gedung ini masih sama persis seperti gedung utama. Bagian atap gedung ini masih beratapkan seng dengan kuda-kuda kayu jati dialasi plafon berupa plat logam tipis. Bagian lantai gedung ini juga masih berupa tegel berwarna abu-abu dengan dimensi panjang 20 cm dan lebarnya 20 cm setebal 1 cm. Untuk kusennya seperti pintu dan jendela juga terbuat dari bahan kayu jati.

Gedung Gamelan atau Gedung Gongso[sunting | sunting sumber]

Bangunan Gongso inilah yang dijadikan sebagai tempat konferensi yang terbatas bagi para delegasi Komisi Tiga Negara (KTN). Sesuai nama gedung ini, gedung berbentuk limasan ini dulunya diadakan pementasan musik gamelan diiringi tarian Jawa dalam agenda konferensi tersebut sebagai sambutan dari pihak Yogyakarta. Gedung yang masih beratapkan seng dengan kuda-kuda kayu jati ini terdiri dari teras di halaman belakang, kamar mandi, serta ruang utama sebagai ruang pertemuan. Untuk kusennya juga sebagian besar terbuat dari panil kayu jati.

Gedung Diesel[sunting | sunting sumber]

Gedung yang memiliki dimensi panjang 4 meter dan lebar 4,5 meter ini masih digunakan sebagai tempat instalasi diesel untuk keperluan listrik cadangan untuk gedung utama dan gedung lainnya.

Gedung Telepon[sunting | sunting sumber]

Dahulu gedung ini adalah tempat penerima pesan telepon dari operator pusat mengingat masih terbatasnya akses telepon dikala itu. Gedung berbentuk limasan ini digunakan sebagai tempat untuk menelepon dikarenakan akses telepon zaman dahulu masih terpusat menggunakan operator. Bangunan berbentuk limasan ini masih beratapkan seng dengan kuda-kuda kayu jati ditopang plafon plat logam tipis bergaris. Di sebelah utara gedung, juga terdapat garasi. Untuk kusennya juga semuanya terbuat dari panil kayu jati dengan kaca setebal 2 mm. Untuk lantainya juga masih berupa tegel bermotif dengan dimensi panjang 20 cm dan lebar 20 cm.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Pesanggrahan Ngeksigondo Yogyakarta". Informasi Situs Budaya Indonesia. 2018-05-03. Diakses tanggal 2019-03-22. 
  2. ^ "Pesanggrahan Ngeksiganda Sleman". Informasi Situs Budaya Indonesia. 2018-05-11. Diakses tanggal 2019-03-22. 
  3. ^ a b "Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-27. Diakses tanggal 2019-03-22. 
  4. ^ Serat Wedhatama. Indonesia: Narasi. 2010. hlm. 85. ISBN 9789791682206. 
  5. ^ Refleksi Nilai-Nilai Budaya Jawa: Suatu Kajian Terhadap Serat Sakeber. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara. 1993. hlm. 47.