Lompat ke isi

Rumpun bahasa Halmahera Utara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Humboldt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(27 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox language family
'''Bahasa Halmahera Utara''' adalah kelompok yang terdiri dari 16 [[bahasa Papua Barat]] yang ditutur di pulau [[Halmahera]] dan sekitarnya. Kelompok ini terdiri dari :
|name=Halmahera Utara
|altname=
|region=[[Halmahera]] bagian utara, [[Ternate]], [[Tidore]], dan bagian barat [[Makian]]
|familycolor=Papua
|fam1=[[Rumpun bahasa Papua Barat|Papua Barat]]
|glotto=nort2923
|glottorefname=North Halmahera
|mapcode=Halmahera Utara
}}
'''Rumpun bahasa Halmahera Utara''' adalah [[kelompok bahasa]] yang terdiri dari 16 [[bahasa Papua Barat]] yang dituturkan di daratan utama [[Halmahera]] bagian utara dan pulau-pulau kecil di sebelah barat.
==Hubungan genetik dan area penggunaan==
Dituturkan di [[Kepulauan Maluku]], bahasa Halmahera Utara adalah salah satu [[bahasa Papua]] paling barat (satu-satunya rumpun bahasa tidak dikenal yang serupa di Indonesia bagian timur adalah [[Rumpun bahasa Timor–Alor–Pantar|Timor–Alor–Pantar]]).<ref name="hist">{{Citation |first1 = Gary |last1 = Holton |first2 = Marian |last2 = Klamer |first3 = František |last3 = Kratochvíl |first4 = Laura C. |last4 = Robinson |first5 = Antoinette |last5 = Schapper |title = The Historical Relations of the Papuan Languages of Alor and Pantar |journal = Oceanic Linguistics |year = 2012 |volume = 51 |number = 1 |pages = 86–122 |doi = 10.1353/ol.2012.0001 |hdl = 1887/18594 |jstor = 23321848 |oclc = 5964292934 |language = en|hdl-access = free }}</ref><ref>{{Citation |first = Simon |last = Musgrave |chapter = Language Shift and Language Maintenance in Indonesia |title = Language, Education and Nation-building: Assimilation and Shift in Southeast Asia |editor-first = P. |editor-last = Sercombe |editor-first2 = R. |editor-last2 = Tupas |year = 2014 |oclc = 888035738 |doi = 10.1057/9781137455536_5 |isbn = 978-1-137-45553-6 |location = Basingstoke |publisher = Palgrave Macmillan |pages = 87–105 |language = en }}</ref> Terletak di [[Asia Tenggara]], kedua rumpun ini bisa dibilang satu-satunya kelompok linguistik non-Melanesia yang dapat dikaitkan dengan rumpun bahasa Papua di [[Oseania]].<ref name="tng-fam">{{cite book |last1=Pawley |first1=Andrew |last2=Hammarström |first2=Harald |editor1-last=Palmer |editor1-first=Bill |date=2018 |title=The Languages and Linguistics of the New Guinea Area: A Comprehensive Guide |chapter=The Trans New Guinea family |series=The World of Linguistics |volume=4 |location=Berlin |publisher=De Gruyter Mouton |pages=21–195 |isbn=978-3-11-028642-7 |language=en}}</ref>{{rp|151}} Bahasa-bahasa tersebut diperkirakan dibawa ke wilayah ini sebagai hasil migrasi dari [[Pulau Papua|Papua]], kemungkinan besar sebelum kedatangan bahasa-bahasa Austronesia.<ref name=:3 />{{Rp|136}}<ref name=pb>{{citation |editor-first= Peter |editor-last= Bellwood |title = The Spice Islands in Prehistory: Archaeology in the Northern Moluccas, Indonesia |year = 2019 |isbn = 978-1-76046-291-8 |location = Canberra |publisher = ANU Press |chapter = The Northern Spice Islands in prehistory, from 40,000 years ago to the recent past |doi=10.22459/TA50.2019.13 |first = Peter |last = Bellwood |pages =211–221 |url = https://books.google.com/books?id=2nmfDwAAQBAJ |language = en |doi-access= free }}</ref>{{Rp|216}}


Bahasa-bahasa ini diklasifikasikan oleh beberapa orang sebagai bagian dari [[Rumpun bahasa Papua Barat|kelompok Papua Barat]] yang lebih besar, serta bahasa-bahasa di wilayah [[Semenanjung Kepala Burung|Kepala Burung]] di wilayah [[Papua Barat|Nugini Barat]],<ref name=:3>{{citation |editor-first = Roger |editor-last=Blench|editor-first2= Matthew|editor-last2= Spriggs | first = Peter |last = Bellwood | chapter = The archaeology of Papuan and Austronesian prehistory in the Northern Moluccas, Eastern Indonesia | title = Archaeology and Language II : Correlating archaeological and linguistic hypotheses | doi = 10.4324/9780203202913 | location = London | year = 1998 | pages = 128–140 | isbn = 9780415117616 | publisher = Routledge | chapter-url = https://books.google.com/books?id=DWMHhfXxLaIC&pg=PA136 | url = https://books.google.com/books?id=DWMHhfXxLaIC | language = en }}</ref> sementara yang lain menganggap bahasa Halmahera Utara membentuk rumpun bahasa yang berbeda, tanpa ada hubungan yang dapat dibuktikan di luar wilayah tersebut.<ref name=:2>{{citation|first=David|last=Gil|chapter=The Mekong-Mamberamo linguistic area|editor-last=Enfield|editor-first=Nick|editor-first2=Bernard|editor-last2=Comrie|title=Languages of Mainland Southeast Asia: The State of the Art|date=2015|doi=10.1515/9781501501685-008|isbn=9781501501685|publisher=Walter de Gruyter|location=Berlin|url=https://books.google.com/books?id=7_BeCAAAQBAJ|pages=266–355}}</ref>{{rp|269}} Bahasa-bahasa di Halmahera Utara tampaknya mempunyai kemiripan yang paling dekat dengan bahasa-bahasa di Kepala Burung, yang menunjukkan adanya migrasi dari penutur bahasa Kepala Burung di bagian barat ke Halmahera bagian utara.<ref name="foley2000">{{citation|journal= Annual Review of Anthropology|volume=29|pages=357–404|year=2000|first=William|last=Foley|title=The Languages of New Guinea|doi=10.1146/annurev.anthro.29.1.357 |jstor= 223425}}</ref>{{rp|364}} Namun, [[Ger Reesink]] mencatat bahwa bukti [[hubungan genetik (linguistik)|keterkaitan genetik]] antara kelompok-kelompok "Papua Barat" yang berbeda terlalu minim untuk membuat kesimpulan yang tegas,<ref name=:gr>{{citation |first=Ger |last=Reesink |chapter = West Papuan languages |title = Concise Encyclopedia of Languages of the World |year = 2009 |editor-first = Keith |editor-last = Brown |editor-first2 = Sarah |editor-last2 = Ogilvie |isbn = 978-0-08-087775-4 |oclc = 318247422 |pages = 1176–1178 |publisher = Elsevier |url = https://books.google.com/books?id=F2SRqDzB50wC |language = en}}</ref> menunjukkan bahwa mereka dianggap sebagai [[Sprachbund|jaringan areal]] dari keluarga linguistik yang tidak terkait. Selain itu, banyak penutur bahasa Halmahera Utara, seperti orang-orang [[Suku Ternate|Ternate]], [[Suku Tidore|Tidore]], dan [[Suku Galela|Galela]], secara fisik berbeda dari [[Suku bangsa di Papua|penduduk asli Nugini]], sedangkan sifat-sifat Nugini lebih banyak ditemukan di kalangan [[Bangsa Austronesia|masyarakat berbahasa Austronesia]] di Halmahera Selatan.<ref name=rb/> [[Robert Blust]] (2013) menganggap paradoks ini sebagai akibat dari historis [[pergeseran bahasa]].<ref name=rb>{{cite book|title=The Austronesian languages|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/10191|author=Robert Blust|publisher=Asia-Pacific Linguistics, School of Culture, History and Language, College of Asia and the Pacific, The Australian National University|date=2013|language=en-AU|isbn=978-1-922185-07-5|page=9}}</ref> Kelompok etnis di wilayah Halmahera bagian utara memiliki hubungan peradaban yang sama dengan [[dunia Islam]] dan masyarakat di wilayah barat Indonesia, sehingga menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara afiliasi budaya dan bahasa.<ref name=:3/>
*Kelompok Galela-Loloda :
**[[bahasa Galela]];
**bahasa Laba;
**bahasa Loloda;
**bahasa Modole;
**bahasa Pagu;
**bahasa Tabaru;
**[[bahasa Tobelo]];
**[[bahasa Tugutil]];


Pada pergantian abad ke-19, bahasa-bahasa Halmahera Utara telah diakui sebagai kelompok yang sangat berbeda (tetapi mungkin bahasa Austronesia). Sifat non-Austronesia mereka akhirnya ditunjukkan oleh [[Hendrik van der Veen]] pada tahun 1915.<ref name=voorhoeve1988/>{{rp|190}} Kesamaan struktural antara Halmahera dan kelompok Papua tertentu di Melanesia sudah diketahui sejak tahun 1900, dan versi awal keluarga Papua Barat diusulkan oleh H.K.J. Cowan (1957–1965), antara lain menghubungkan bahasa Halmahera Utara dengan bahasa Kepala Burung (berdasarkan bukti leksikal dan morfemik).<ref name=voorhoeve1988/>{{rp|193}} Holton dan Klamer (2018: 626) tidak secara tegas menerima kesatuan silsilah orang West Papua, namun mencatat bahwa usulan "Papua Barat" yang lebih terbatas, menghubungkan bahasa Halmahera Utara dengan [[Rumpun bahasa Kepala Burung Barat|bahasa Kepala Burung Barat]] pada khususnya (termasuk [[Bahasa Yawa|bahasa Yapen/Yawa]]), tampaknya sangat meyakinkan.<ref name="Holton-Birds-Head"/>
*Kelompok [[Sahu]] :
**bahasa Gamkonora;
**bahasa Ibu;
**bahasa Kao;
**bahasa Sahu;
**bahasa Waioli;


Keluarga ini mempunyai [[Stratum (linguistik)|stratum]] Austronesia yang dapat dibuktikan,<ref name="chlenov">{{citation |first = Mikhail |last = Chlenov |chapter = North Halmahera languages: a problem of internal classification |title = Papers in New Guinea Linguistics No. 24 |location = Canberra |year = 1986 |series = Pacific Linguistics A-70 |publisher = Department of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University |pages = 39–44 |doi = 10.15144/PL-A70.39 }}</ref>{{rp|41}} dengan bahasa leluhur yang telah menerima pengaruh leksikal dari [[Rumpun bahasa Filipina|bahasa Filipina]] (atau keluarga bahasa) yang tidak disebutkan namanya.<ref name="voorhoeve1994">{{citation |first = Clemens L. |last = Voorhoeve |chapter = Contact-induced change in the non-Austronesian languages in the north Moluccas, Indonesia |editor-first = Tom |editor-last = Dutton |editor-first2 = Darrell T. |editor-last2 = Tryon |title = Language Contact and Change in the Austronesian World |year = 1994 |pages = 649–674 |doi = 10.1515/9783110883091.649 |location = Berlin |publisher = De Gruyter Mouton |isbn = 978-3-11-012786-7 }}</ref>{{rp|652}} Ada juga pinjaman yang kemungkinan berasal dari [[Rumpun bahasa Maluku Tengah|bahasa Maluku Tengah]], serta yang berasal dari [[Rumpun bahasa Oseanik|Oseanik]];<ref name="voorhoeve1988"/>{{rp|195}} khususnya, Voorhoeve (1982) telah mencatat serangkaian kesamaan leksikal antara bahasa Halmahera Utara dan bahasa-bahasa Papua Tengah di pantai selatan [[Papua Nugini]].<ref name=pb/><ref>{{citation |first=Clemens L. |last=Voorhoeve |chapter=The Halmahera connection: a case for prehistoric traffic through Torres Straits |editor-first=Amran |editor-last=Halim |editor-first2=Lois |editor-last2=Carrington |editor-first3 = Stephen A. |editor-last3 = Wurm |title = Papers from the Third International Conference on Austronesian Linguistics, Vol. 2, Tracking the travellers |location = Canberra |publisher = Department of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University |year = 1982 |pages = 217–239 |series = Pacific Linguistics C-75 |doi = 10.15144/PL-C75.217 }}</ref> Selain itu, bahasa Ternate, Tidore, [[Bahasa Makian Barat|Makian Barat]], dan [[Bahasa Sahu|Sahu]] telah mengadopsi banyak elemen tata bahasa Austronesia;<ref name=":3"/><ref name= pb/> namun, keluarga bahasa lainnya agak konservatif, karena mempertahankan [[urutan kata SOV]], penggunaan [[postposisi]], serta penggunaan awalan objek dan subjek.<ref name="voorhoeve1994"/><ref name="voorhoeve1988"/>{{rp|192}} Adanya ciri-ciri tipologi kuno sangat membedakan bahasa-bahasa tersebut dengan bahasa-bahasa Papua Barat lainnya, yang umumnya memiliki struktur sintaksis berkepala kiri.<ref name="foley2000"/>{{rp|364}}
*Kelompok Ternate-Tidore (2)
**[[bahasa Ternate]];
**[[bahasa Tidore]]


== Klasifikasi ==
dan bahasa tersendiri :
Rumpun bahasa Halmahera Utara terdiri dari 3 cabang bahasa utama dan [[bahasa Makian Barat]] yang tidak termasuk dari cabang manapun.
*[[bahasa Makian Barat]].


{{Tree list}}
Bahasa Halmahera Utara yang paling terkenal adalah [[bahasa Ternate]], yang penuturnya berjumlah sekiatra 50 000 orang dan merupakan ''[[lingua franca]]'' di kawasannya.
* '''Halmahera Utara'''
** Galela-Loloda
*** [[Bahasa Galela|Galela]]
*** [[Bahasa Laba|Laba]]
*** [[Bahasa Loloda|Loloda]]
*** [[Bahasa Modole|Modele]]
*** Pagu
**** [[Bahasa Kao|Kao]]
**** [[Bahasa Pagu|Pagu]]
*** [[Bahasa Tabaru|Tabaru]]
*** [[Bahasa Tobelo|Tobelo]]
**** [[Bahasa Togutil|Togutil]]
** Sahu
*** [[Bahasa Gamkonora|Gamkonora]]
*** [[Bahasa Ibu|Ibu]]
*** [[Bahasa Sahu|Sahu]]
*** [[Bahasa Waioli|Waioli]]
** Ternate-Tidore
*** [[Bahasa Ternate|Ternate]]
*** [[Bahasa Tidore|Tidore]]
** [[Bahasa Makian Barat|Makian Barat]]
{{Tree list/end}}


Bahasa Halmahera Utara yang paling umum digunakan adalah [[bahasa Ternate]] penuturnya berjumlah sekitar 50.000 orang dan merupakan ''[[lingua franca]]'' di [[Maluku Utara|Kepulauan Maluku Utara]].
==Pranala luar==
*[http://www.ethnologue.com/show_family.asp?subid=1559-16 www.ethnologue.com: "West Papuan, North Halmahera"]


== Referensi ==
[[Kategori:Bahasa di Indonesia|Halmahera]]
{{reflist}}
[[Kategori:Bahasa di Maluku|Halmahera]]

== Pranala luar ==
* [http://www.ethnologue.com/show_family.asp?subid=1559-16 www.ethnologue.com: "West Papuan, North Halmahera"]

{{Rumpun bahasa Papua Barat}}
{{Bahasa daerah di Indonesia}}

{{DEFAULTSORT:Halmahera Utara}}
[[Kategori:Bahasa di Kepulauan Maluku]]
[[Kategori:Rumpun bahasa Papua Barat]]
[[Kategori:Maluku Utara]]


{{bahasa-stub}}

Revisi terkini sejak 2 Juli 2024 13.30

Halmahera Utara
WilayahHalmahera bagian utara, Ternate, Tidore, dan bagian barat Makian
Penutur
  • Papua
    • Halmahera Utara
Bentuk awal
Kode bahasa
ISO 639-3
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
nhal
Glottolognort2923[1]
Lokasi penuturan
PetaPerkiraan lokasi penuturan Rumpun bahasa Halmahera Utara
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Rumpun bahasa Halmahera Utara adalah kelompok bahasa yang terdiri dari 16 bahasa Papua Barat yang dituturkan di daratan utama Halmahera bagian utara dan pulau-pulau kecil di sebelah barat.

Hubungan genetik dan area penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Dituturkan di Kepulauan Maluku, bahasa Halmahera Utara adalah salah satu bahasa Papua paling barat (satu-satunya rumpun bahasa tidak dikenal yang serupa di Indonesia bagian timur adalah Timor–Alor–Pantar).[2][3] Terletak di Asia Tenggara, kedua rumpun ini bisa dibilang satu-satunya kelompok linguistik non-Melanesia yang dapat dikaitkan dengan rumpun bahasa Papua di Oseania.[4]:151 Bahasa-bahasa tersebut diperkirakan dibawa ke wilayah ini sebagai hasil migrasi dari Papua, kemungkinan besar sebelum kedatangan bahasa-bahasa Austronesia.[5]:136[6]:216

Bahasa-bahasa ini diklasifikasikan oleh beberapa orang sebagai bagian dari kelompok Papua Barat yang lebih besar, serta bahasa-bahasa di wilayah Kepala Burung di wilayah Nugini Barat,[5] sementara yang lain menganggap bahasa Halmahera Utara membentuk rumpun bahasa yang berbeda, tanpa ada hubungan yang dapat dibuktikan di luar wilayah tersebut.[7]:269 Bahasa-bahasa di Halmahera Utara tampaknya mempunyai kemiripan yang paling dekat dengan bahasa-bahasa di Kepala Burung, yang menunjukkan adanya migrasi dari penutur bahasa Kepala Burung di bagian barat ke Halmahera bagian utara.[8]:364 Namun, Ger Reesink mencatat bahwa bukti keterkaitan genetik antara kelompok-kelompok "Papua Barat" yang berbeda terlalu minim untuk membuat kesimpulan yang tegas,[9] menunjukkan bahwa mereka dianggap sebagai jaringan areal dari keluarga linguistik yang tidak terkait. Selain itu, banyak penutur bahasa Halmahera Utara, seperti orang-orang Ternate, Tidore, dan Galela, secara fisik berbeda dari penduduk asli Nugini, sedangkan sifat-sifat Nugini lebih banyak ditemukan di kalangan masyarakat berbahasa Austronesia di Halmahera Selatan.[10] Robert Blust (2013) menganggap paradoks ini sebagai akibat dari historis pergeseran bahasa.[10] Kelompok etnis di wilayah Halmahera bagian utara memiliki hubungan peradaban yang sama dengan dunia Islam dan masyarakat di wilayah barat Indonesia, sehingga menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara afiliasi budaya dan bahasa.[5]

Pada pergantian abad ke-19, bahasa-bahasa Halmahera Utara telah diakui sebagai kelompok yang sangat berbeda (tetapi mungkin bahasa Austronesia). Sifat non-Austronesia mereka akhirnya ditunjukkan oleh Hendrik van der Veen pada tahun 1915.[11]:190 Kesamaan struktural antara Halmahera dan kelompok Papua tertentu di Melanesia sudah diketahui sejak tahun 1900, dan versi awal keluarga Papua Barat diusulkan oleh H.K.J. Cowan (1957–1965), antara lain menghubungkan bahasa Halmahera Utara dengan bahasa Kepala Burung (berdasarkan bukti leksikal dan morfemik).[11]:193 Holton dan Klamer (2018: 626) tidak secara tegas menerima kesatuan silsilah orang West Papua, namun mencatat bahwa usulan "Papua Barat" yang lebih terbatas, menghubungkan bahasa Halmahera Utara dengan bahasa Kepala Burung Barat pada khususnya (termasuk bahasa Yapen/Yawa), tampaknya sangat meyakinkan.[12]

Keluarga ini mempunyai stratum Austronesia yang dapat dibuktikan,[13]:41 dengan bahasa leluhur yang telah menerima pengaruh leksikal dari bahasa Filipina (atau keluarga bahasa) yang tidak disebutkan namanya.[14]:652 Ada juga pinjaman yang kemungkinan berasal dari bahasa Maluku Tengah, serta yang berasal dari Oseanik;[11]:195 khususnya, Voorhoeve (1982) telah mencatat serangkaian kesamaan leksikal antara bahasa Halmahera Utara dan bahasa-bahasa Papua Tengah di pantai selatan Papua Nugini.[6][15] Selain itu, bahasa Ternate, Tidore, Makian Barat, dan Sahu telah mengadopsi banyak elemen tata bahasa Austronesia;[5][6] namun, keluarga bahasa lainnya agak konservatif, karena mempertahankan urutan kata SOV, penggunaan postposisi, serta penggunaan awalan objek dan subjek.[14][11]:192 Adanya ciri-ciri tipologi kuno sangat membedakan bahasa-bahasa tersebut dengan bahasa-bahasa Papua Barat lainnya, yang umumnya memiliki struktur sintaksis berkepala kiri.[8]:364

Klasifikasi

[sunting | sunting sumber]

Rumpun bahasa Halmahera Utara terdiri dari 3 cabang bahasa utama dan bahasa Makian Barat yang tidak termasuk dari cabang manapun.

Bahasa Halmahera Utara yang paling umum digunakan adalah bahasa Ternate — penuturnya berjumlah sekitar 50.000 orang dan merupakan lingua franca di Kepulauan Maluku Utara.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Halmahera Utara". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ Holton, Gary; Klamer, Marian; Kratochvíl, František; Robinson, Laura C.; Schapper, Antoinette (2012), "The Historical Relations of the Papuan Languages of Alor and Pantar", Oceanic Linguistics (dalam bahasa Inggris), 51 (1): 86–122, doi:10.1353/ol.2012.0001, hdl:1887/18594alt=Dapat diakses gratis, JSTOR 23321848, OCLC 5964292934 
  3. ^ Musgrave, Simon (2014), "Language Shift and Language Maintenance in Indonesia", dalam Sercombe, P.; Tupas, R., Language, Education and Nation-building: Assimilation and Shift in Southeast Asia (dalam bahasa Inggris), Basingstoke: Palgrave Macmillan, hlm. 87–105, doi:10.1057/9781137455536_5, ISBN 978-1-137-45553-6, OCLC 888035738 
  4. ^ Pawley, Andrew; Hammarström, Harald (2018). "The Trans New Guinea family". Dalam Palmer, Bill. The Languages and Linguistics of the New Guinea Area: A Comprehensive Guide. The World of Linguistics (dalam bahasa Inggris). 4. Berlin: De Gruyter Mouton. hlm. 21–195. ISBN 978-3-11-028642-7. 
  5. ^ a b c d Bellwood, Peter (1998), "The archaeology of Papuan and Austronesian prehistory in the Northern Moluccas, Eastern Indonesia", dalam Blench, Roger; Spriggs, Matthew, Archaeology and Language II : Correlating archaeological and linguistic hypotheses (dalam bahasa Inggris), London: Routledge, hlm. 128–140, doi:10.4324/9780203202913, ISBN 9780415117616 
  6. ^ a b c Bellwood, Peter (2019), "The Northern Spice Islands in prehistory, from 40,000 years ago to the recent past", dalam Bellwood, Peter, The Spice Islands in Prehistory: Archaeology in the Northern Moluccas, Indonesia (dalam bahasa Inggris), Canberra: ANU Press, hlm. 211–221, doi:10.22459/TA50.2019.13alt=Dapat diakses gratis, ISBN 978-1-76046-291-8 
  7. ^ Gil, David (2015), "The Mekong-Mamberamo linguistic area", dalam Enfield, Nick; Comrie, Bernard, Languages of Mainland Southeast Asia: The State of the Art, Berlin: Walter de Gruyter, hlm. 266–355, doi:10.1515/9781501501685-008, ISBN 9781501501685 
  8. ^ a b Foley, William (2000), "The Languages of New Guinea", Annual Review of Anthropology, 29: 357–404, doi:10.1146/annurev.anthro.29.1.357, JSTOR 223425 
  9. ^ Reesink, Ger (2009), "West Papuan languages", dalam Brown, Keith; Ogilvie, Sarah, Concise Encyclopedia of Languages of the World (dalam bahasa Inggris), Elsevier, hlm. 1176–1178, ISBN 978-0-08-087775-4, OCLC 318247422 
  10. ^ a b Robert Blust (2013). The Austronesian languages (dalam bahasa Inggris). Asia-Pacific Linguistics, School of Culture, History and Language, College of Asia and the Pacific, The Australian National University. hlm. 9. ISBN 978-1-922185-07-5. 
  11. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama voorhoeve1988
  12. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Holton-Birds-Head
  13. ^ Chlenov, Mikhail (1986), "North Halmahera languages: a problem of internal classification", Papers in New Guinea Linguistics No. 24, Pacific Linguistics A-70, Canberra: Department of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University, hlm. 39–44, doi:10.15144/PL-A70.39 
  14. ^ a b Voorhoeve, Clemens L. (1994), "Contact-induced change in the non-Austronesian languages in the north Moluccas, Indonesia", dalam Dutton, Tom; Tryon, Darrell T., Language Contact and Change in the Austronesian World, Berlin: De Gruyter Mouton, hlm. 649–674, doi:10.1515/9783110883091.649, ISBN 978-3-11-012786-7 
  15. ^ Voorhoeve, Clemens L. (1982), "The Halmahera connection: a case for prehistoric traffic through Torres Straits", dalam Halim, Amran; Carrington, Lois; Wurm, Stephen A., Papers from the Third International Conference on Austronesian Linguistics, Vol. 2, Tracking the travellers, Pacific Linguistics C-75, Canberra: Department of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University, hlm. 217–239, doi:10.15144/PL-C75.217 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]