Suku Lubu: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Etnik |
||
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Suku Lubu''' adalah |
'''Suku Lubu''' adalah [[kelompok etnis]] yang mendiami wilayah perbatasan antara [[Sumatera Utara]] dan [[Sumatera Barat]]. Suku ini diketahui telah muncul sejak lama, jauh sebelum suku-suku lainnya khususnya di Sumatera Utara seperti [[Suku Batak|Batak]] dan [[Suku Melayu|Melayu]]. Mayoritas suku ini mendiami Sumatera Utara bagian selatan, dan hingga tahun 2014 populasi suku ini diperkirakan mencapai 45.000 orang.<ref>[http://berita.baca.co.id/8261416?origin=relative&pageId=6aa6f13a-3493-4d34-89e2-fab5b4435e9a&PageIndex=0 BeritaBaca: NetralNews, Suku Lubu dan Suku Batak] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190224115825/http://berita.baca.co.id/8261416?origin=relative&pageId=6aa6f13a-3493-4d34-89e2-fab5b4435e9a&PageIndex=0 |date=2019-02-24 }}. 21 Februari 2014. Diakses 24 Februari 2019.</ref> |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Pada zaman dahulu, suku Lubu hidup secara nomaden di pedalaman hutan Sumatra. Oleh karenanya, suku Lubu telah lama mendiami wilayah tersebut sebelum kemunculan suku-suku lainnya di |
Pada zaman dahulu, suku Lubu hidup secara nomaden di pedalaman hutan Sumatra. Oleh karenanya, suku Lubu telah lama mendiami wilayah tersebut sebelum kemunculan suku-suku lainnya di Sumatera Utara. Namun setelah ribuan tahun terjadi pembauran budaya dengan suku Batak dan juga dengan suku Melayu, sehingga saat ini meskipun mereka tetap mengakui bahwa mereka merupakan suku Lubu, tetapi budaya dan adat-istiadat mereka sudah terpengaruh secara signifikan oleh [[suku Mandailing]] dan suku Padang Lawas.<ref name=Lubu>[http://www.wacana.co/2014/01/suku-lubu/ Wacana: Suku Lubu, Bukan Batak atau Melayu]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. 13 Januari 2014. Diakses 24 Februari 2019.</ref> |
||
== Karakteristik == |
== Karakteristik == |
||
Berdasarkan pengelompokan ras, suku Lubu termasuk ras [[ |
Berdasarkan pengelompokan ras, suku Lubu termasuk ras [[Veda|Weddoid]], dengan karakteristik berkulit gelap, rambut keriting, dan badan yang kekar. Karakteristik tersebut berbeda dengan suku Batak pada umumnya yang mayoritas merupakan keturunan [[Ras Mongoloid|Mongoloid]].<ref name=Lubu /> |
||
Dalam kesehariannya suku Lubu berkomunikasi dengan [[bahasa Lubu]], yang tergolong ke dalam rumpun [[Austronesia]]. Berdasarkan data dalam ''"Language Atlas of Pacifik Area"'' (1983), penutur bahasa Lubu berjumlah kurang lebih 30.000 orang. Bahasa Lubu mayoritas menyerap perbendaharaan kata bahasa Mandailing dan bahasa Padang Lawas, oleh karena itu bahasa Lubu terkadang dianggap sebagai salah satu dialek dari bahasa Batak Mandailing.<ref name=Lubu /> |
Dalam kesehariannya suku Lubu berkomunikasi dengan [[bahasa Lubu]], yang tergolong ke dalam rumpun [[Austronesia]]. Berdasarkan data dalam ''"Language Atlas of Pacifik Area"'' (1983), penutur bahasa Lubu berjumlah kurang lebih 30.000 orang. Bahasa Lubu mayoritas menyerap perbendaharaan kata bahasa Mandailing dan bahasa Padang Lawas, oleh karena itu bahasa Lubu terkadang dianggap sebagai salah satu dialek dari bahasa Batak Mandailing.<ref name=Lubu /> |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
== Hubungan antar suku == |
== Hubungan antar suku == |
||
Menjadi salah satu suku di wilayah |
Menjadi salah satu suku di wilayah Sumatera Utara, suku Lubu menjalin hubungan dengan beberapa suku yang masih berdekatan wilayah khususnya [[Kabupaten Mandailing Natal]]. Salah satu suku yang memiliki hubungan erat dengan suku Lubu adalah [[Orang Ulu Muara Sipongi|Orang Ulu]]. Sering juga disebut "Orang Tanah Hulu", masyarakat Ulu memiliki pemukiman yang terletak di Desa Sibinail dan Desa Tamiang Mudo di kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Diperkirakan populasi Ulu ini sekitar 135 kepala keluarga. Orang Ulu sendiri diperkirakan berasal dari Rao di Minangkabau yang melarikan diri ke Mandailing karena sebelum adanya pembagian suku di kalangan orang Minangkabau di zaman dahulu yang menimbulkan peperangan-peperangan. Bersama orang-orang suku Lubu, mereka melarikan diri ke tengah hutan sehingga hidup mereka menjadi terisolasi dan menjadi setengah primitif. Sama seperti suku Lubu, pekerjaan orang Orang Ulu adalah berladang dan berburu serta mengumpulkan hasil hutan, yang ditukarkan dengan penduduk suku Lubu. Senjata mereka antara lain sumpit dan panah beracun. Dibandingkan dengan orang suku Lubu, orang Ulu mempunyai rumah dan pakaian lebih baik. |
||
Seiring berjalannya waktu, perkembangan budaya juga dirasakan oleh suku-suku di Indonesia, salah satunya di |
Seiring berjalannya waktu, perkembangan budaya juga dirasakan oleh suku-suku di Indonesia, salah satunya di Sumatera Utara termasuk suku Lubu. Selain Orang Ulu, ada salah satu suku yang bernama [[suku Siladang]]. Suku yang juga disebut Batak Siladang, ini dapat ditemukan pada perkampungan dalam desa Sipagapaga, kecamatan Panyabungan. Populasinya diperkirakan melebihi 2000 orang. Suku Siladang merupakan suku pendatang, yang pada awalnya diperkirakan menempati daerah Sibinail. Suku ini juga diduga berupa hasil percampuran dua suku, Ulu dan Lubu. Mereka dulunya untuk beberapa abad tinggal di muara Sipongi. Agama yang dianut adalah Hindu yang beraliran animisme. Pekerjaan masyarakat Orang Ulu adalah berburu dan bertani, yang hasilnya akan dibarter dengan hasil pertanian suku Lubu. Dalam kesehariannya, suku Siladang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Siladang yang masih serumpun dengan bahasa Mandailing dengan beberapa perbedaan. Adapun secara geografis, masyarakat suku Siladang bermukim di lembah perbukitan Tor Sihite yang pada bagian Timur, Utara, dan Selatan berbatasan langsung dengan wilayah pemukiman suku Mandailing.<ref>[https://budaya-indonesia.org/Suku-Siladang Budaya Indonesia: Suku Siladang]. 5 Agustus 2018. Diakses 3 Maret 2019.</ref><ref>[https://daerah.sindonews.com/read/1260799/29/asal-asul-mandailing-sejarah-dan-kebesaran-marga-marga-1511712612/15 Sindonews: Asal Asul Mandailing, Sejarah dan Kebesaran Marga-marga]. 27 November 2017. Diakses 6 Maret 2019.</ref> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 24: | Baris 24: | ||
{{Suku bangsa di Indonesia}} |
{{Suku bangsa di Indonesia}} |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Lubu]] |
||
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra]] |
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra]] |
||
[[Kategori:Suku bangsa di |
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatera Utara]] |
||
[[Kategori:Minangkabau]] |
Revisi terkini sejak 12 Juli 2024 11.09
Suku Lubu adalah kelompok etnis yang mendiami wilayah perbatasan antara Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Suku ini diketahui telah muncul sejak lama, jauh sebelum suku-suku lainnya khususnya di Sumatera Utara seperti Batak dan Melayu. Mayoritas suku ini mendiami Sumatera Utara bagian selatan, dan hingga tahun 2014 populasi suku ini diperkirakan mencapai 45.000 orang.[1]
Sejarah
Pada zaman dahulu, suku Lubu hidup secara nomaden di pedalaman hutan Sumatra. Oleh karenanya, suku Lubu telah lama mendiami wilayah tersebut sebelum kemunculan suku-suku lainnya di Sumatera Utara. Namun setelah ribuan tahun terjadi pembauran budaya dengan suku Batak dan juga dengan suku Melayu, sehingga saat ini meskipun mereka tetap mengakui bahwa mereka merupakan suku Lubu, tetapi budaya dan adat-istiadat mereka sudah terpengaruh secara signifikan oleh suku Mandailing dan suku Padang Lawas.[2]
Karakteristik
Berdasarkan pengelompokan ras, suku Lubu termasuk ras Weddoid, dengan karakteristik berkulit gelap, rambut keriting, dan badan yang kekar. Karakteristik tersebut berbeda dengan suku Batak pada umumnya yang mayoritas merupakan keturunan Mongoloid.[2]
Dalam kesehariannya suku Lubu berkomunikasi dengan bahasa Lubu, yang tergolong ke dalam rumpun Austronesia. Berdasarkan data dalam "Language Atlas of Pacifik Area" (1983), penutur bahasa Lubu berjumlah kurang lebih 30.000 orang. Bahasa Lubu mayoritas menyerap perbendaharaan kata bahasa Mandailing dan bahasa Padang Lawas, oleh karena itu bahasa Lubu terkadang dianggap sebagai salah satu dialek dari bahasa Batak Mandailing.[2]
Sebagian besar masyarakat suku Lubu hidup dengan bercocok tanam. Suku Lubu masih mengenal sistem tebang-bakar hutan untuk membuka ladang bagi pertanian mereka. Selain bercocok tanam, sebagian dari mereka juga bekerja pada perkebunan karet sebagai buruh. Di samping itu, mereka juga masih memanfaatkan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dengan cara berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Beberapa jenis hewan ternak, seperti sapi, ayam, dan bebek juga mereka pelihara untuk mendukung kebutuhan keluarga.[2]
Hubungan antar suku
Menjadi salah satu suku di wilayah Sumatera Utara, suku Lubu menjalin hubungan dengan beberapa suku yang masih berdekatan wilayah khususnya Kabupaten Mandailing Natal. Salah satu suku yang memiliki hubungan erat dengan suku Lubu adalah Orang Ulu. Sering juga disebut "Orang Tanah Hulu", masyarakat Ulu memiliki pemukiman yang terletak di Desa Sibinail dan Desa Tamiang Mudo di kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Diperkirakan populasi Ulu ini sekitar 135 kepala keluarga. Orang Ulu sendiri diperkirakan berasal dari Rao di Minangkabau yang melarikan diri ke Mandailing karena sebelum adanya pembagian suku di kalangan orang Minangkabau di zaman dahulu yang menimbulkan peperangan-peperangan. Bersama orang-orang suku Lubu, mereka melarikan diri ke tengah hutan sehingga hidup mereka menjadi terisolasi dan menjadi setengah primitif. Sama seperti suku Lubu, pekerjaan orang Orang Ulu adalah berladang dan berburu serta mengumpulkan hasil hutan, yang ditukarkan dengan penduduk suku Lubu. Senjata mereka antara lain sumpit dan panah beracun. Dibandingkan dengan orang suku Lubu, orang Ulu mempunyai rumah dan pakaian lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan budaya juga dirasakan oleh suku-suku di Indonesia, salah satunya di Sumatera Utara termasuk suku Lubu. Selain Orang Ulu, ada salah satu suku yang bernama suku Siladang. Suku yang juga disebut Batak Siladang, ini dapat ditemukan pada perkampungan dalam desa Sipagapaga, kecamatan Panyabungan. Populasinya diperkirakan melebihi 2000 orang. Suku Siladang merupakan suku pendatang, yang pada awalnya diperkirakan menempati daerah Sibinail. Suku ini juga diduga berupa hasil percampuran dua suku, Ulu dan Lubu. Mereka dulunya untuk beberapa abad tinggal di muara Sipongi. Agama yang dianut adalah Hindu yang beraliran animisme. Pekerjaan masyarakat Orang Ulu adalah berburu dan bertani, yang hasilnya akan dibarter dengan hasil pertanian suku Lubu. Dalam kesehariannya, suku Siladang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Siladang yang masih serumpun dengan bahasa Mandailing dengan beberapa perbedaan. Adapun secara geografis, masyarakat suku Siladang bermukim di lembah perbukitan Tor Sihite yang pada bagian Timur, Utara, dan Selatan berbatasan langsung dengan wilayah pemukiman suku Mandailing.[3][4]
Lihat pula
Referensi
- ^ BeritaBaca: NetralNews, Suku Lubu dan Suku Batak Diarsipkan 2019-02-24 di Wayback Machine.. 21 Februari 2014. Diakses 24 Februari 2019.
- ^ a b c d Wacana: Suku Lubu, Bukan Batak atau Melayu[pranala nonaktif permanen]. 13 Januari 2014. Diakses 24 Februari 2019.
- ^ Budaya Indonesia: Suku Siladang. 5 Agustus 2018. Diakses 3 Maret 2019.
- ^ Sindonews: Asal Asul Mandailing, Sejarah dan Kebesaran Marga-marga. 27 November 2017. Diakses 6 Maret 2019.