Suku Aru: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Etnik |
||
| (10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
| Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Kegunaan lain|Aru}} |
|||
'''Suku Aru''' merupakan |
'''Suku Aru''' merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah [[kepulauan Aru]] di [[Maluku Tenggara]].<ref name="asss">[http://kepulauanarukab.go.id// Sejarah] diakses 16 januari 2016</ref> Kepulauan yang dikaruniai kekayaan potensi sumber daya alam dan juga budaya ini terletak di [[Lepengan Sahul]] berdampingan dengan [[Papua]] dan [[Benua Australia]], yang terdiri dari lima pulau besar dikelilingi oleh 182 pulau kecil dengan total luas 8.563 km2.<ref name="asss"/> |
||
==Sejarah== |
== Sejarah == |
||
''Suku Aru'' sering dikaitkan berasal dari ''Pulau Eno-Karang''. Secara sosial dan budaya ''Suku Aru'' termasuk rumpun [[Melanesia Pasifik]] dan terdiri dari 16 suku asli dan beberapa suku lainnya dari wilayah [[Maluku]], [[Jawa]], dan [[Tionghoa]]. Oleh karena itu, orang-orang Aru tidak jauh berbeda dengan mereka yang mendiami wilayah-wilayah di kepulauan [[Jawa]], [[ |
''Suku Aru'' sering dikaitkan berasal dari ''Pulau Eno-Karang''. Secara sosial dan budaya ''Suku Aru'' termasuk rumpun [[Melanesia Pasifik]] dan terdiri dari 16 suku asli dan beberapa suku lainnya dari wilayah [[Maluku]], [[Jawa]], dan [[Tionghoa]]. Oleh karena itu, orang-orang Aru tidak jauh berbeda dengan mereka yang mendiami wilayah-wilayah di kepulauan [[Jawa]], [[Sumatra]], [[Kalimantan]] dan kepulauan lainya yang juga merupakan rumpun [[Melanesia Pasifik]], Suku Aru tercatat memiliki beberapa bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi mereka; [[Bahasa Barakai]], [[Bahasa Batuley|Batuley]], [[Bahasa Karey|Karey]], [[Bahasa Koba|Koba]], [[Bahasa Kompane|Kompane]], [[Bahasa Lola|Lola]], [[Bahasa Larong|Larong]], [[Bahasa Manombai|Manombai]], [[Bahasa Mariri|Mariri]], [[Bahasa Tarangan|Tarangan]], dan [[Bahasa Ujir|Ujir]].<ref name="er"/> |
||
Keragamaman suku dan bahasa Aru beserta kekayaan sumber daya alamnya membuat wilayah kepulauan Aru sangat istimewa. Tercatat pada tahun [[1600]] orang-orang [[Tionghoa]] telah menginjakan kaki di [[Kepulauan Aru]] untuk berdagang. Orang Tionghoa dengan orang Aru kemudian membentuk sebuah komunitas masyarakat “''Aru baru''”. Perpaduan budaya yang baik dalam tatanan kehidupan sosial budaya, agama, ekonomi, dan pendidikan antara orang Aru asli dengan masyarakat pendatang kemudian terjalin.<ref name="er"/> |
Keragamaman suku dan bahasa Aru beserta kekayaan sumber daya alamnya membuat wilayah kepulauan Aru sangat istimewa. Tercatat pada tahun [[1600]] orang-orang [[Tionghoa]] telah menginjakan kaki di [[Kepulauan Aru]] untuk berdagang. Orang Tionghoa dengan orang Aru kemudian membentuk sebuah komunitas masyarakat “''Aru baru''”. Perpaduan budaya yang baik dalam tatanan kehidupan sosial budaya, agama, ekonomi, dan pendidikan antara orang Aru asli dengan masyarakat pendatang kemudian terjalin.<ref name="er"/> |
||
[[File:Suku aru memamen sagu.PNG|thumb|Suku aru memanen sagu]] |
|||
Kekayaan sumber daya alam di kepulauan Aru juga telah mengundang negara-negara lain untuk datang dan bahkan mencoba menguasainya. [[Belanda]] tercatat datang ke kepulauan Aru tahun [[1623]], kemudian [[Inggis]] pada tahun [[1857]].<ref name="er">Khielsing, W. 1973. Kebudayaan dan adat istiadat Kepulauan Maluku.</ref> |
Kekayaan sumber daya alam di kepulauan Aru juga telah mengundang negara-negara lain untuk datang dan bahkan mencoba menguasainya. [[Belanda]] tercatat datang ke kepulauan Aru tahun [[1623]], kemudian [[Inggis]] pada tahun [[1857]].<ref name="er">Khielsing, W. 1973. Kebudayaan dan adat istiadat Kepulauan Maluku.</ref> |
||
| Baris 13: | Baris 13: | ||
{{Suku bangsa di Indonesia}} |
{{Suku bangsa di Indonesia}} |
||
| ⚫ | |||
[[Kategori: |
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Aru]] |
||
[[Kategori:Budaya]] |
[[Kategori:Budaya]] |
||
| ⚫ | |||
Revisi terkini sejak 12 Juli 2024 11.07
Suku Aru merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah kepulauan Aru di Maluku Tenggara.[1] Kepulauan yang dikaruniai kekayaan potensi sumber daya alam dan juga budaya ini terletak di Lepengan Sahul berdampingan dengan Papua dan Benua Australia, yang terdiri dari lima pulau besar dikelilingi oleh 182 pulau kecil dengan total luas 8.563 km2.[1]
Sejarah
Suku Aru sering dikaitkan berasal dari Pulau Eno-Karang. Secara sosial dan budaya Suku Aru termasuk rumpun Melanesia Pasifik dan terdiri dari 16 suku asli dan beberapa suku lainnya dari wilayah Maluku, Jawa, dan Tionghoa. Oleh karena itu, orang-orang Aru tidak jauh berbeda dengan mereka yang mendiami wilayah-wilayah di kepulauan Jawa, Sumatra, Kalimantan dan kepulauan lainya yang juga merupakan rumpun Melanesia Pasifik, Suku Aru tercatat memiliki beberapa bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi mereka; Bahasa Barakai, Batuley, Karey, Koba, Kompane, Lola, Larong, Manombai, Mariri, Tarangan, dan Ujir.[2]
Keragamaman suku dan bahasa Aru beserta kekayaan sumber daya alamnya membuat wilayah kepulauan Aru sangat istimewa. Tercatat pada tahun 1600 orang-orang Tionghoa telah menginjakan kaki di Kepulauan Aru untuk berdagang. Orang Tionghoa dengan orang Aru kemudian membentuk sebuah komunitas masyarakat “Aru baru”. Perpaduan budaya yang baik dalam tatanan kehidupan sosial budaya, agama, ekonomi, dan pendidikan antara orang Aru asli dengan masyarakat pendatang kemudian terjalin.[2]
Kekayaan sumber daya alam di kepulauan Aru juga telah mengundang negara-negara lain untuk datang dan bahkan mencoba menguasainya. Belanda tercatat datang ke kepulauan Aru tahun 1623, kemudian Inggis pada tahun 1857.[2]
Referensi
 | Artikel bertopik kelompok etnik ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |