Lompat ke isi

Bahasa Aceh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Siapa namamu
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(149 revisi perantara oleh 62 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Language
{{Infobox Language
|name = Bahasa Aceh
|name = Aceh
|nativename = Bahsa/Basa Acèh
|nativename = باس اچيه<br />''Basa Acèh''
|familycolor = Austronesian
|familycolor = Austronesian
|states = [[Indonesia]]
|states = {{Flag|Indonesia}}
|region = wilayah pesisir [[Aceh]]
|region = * [[Aceh]] (Wilayah Otonom Indonesia)
|ethnicity = [[Suku Aceh|Aceh]]
|ethnicity = [[Suku Aceh|Aceh]]
|speakers = 3.500.000 (2000) <ref>[http://www.ethnologue.com/show_language.asp?code=ace Ethnologue]</ref>
|speakers = 3.500.000 (2000)<ref>[http://www.ethnologue.com/show_language.asp?code=ace Ethnologue]</ref>
|fam1 = [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|fam1 = [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|fam2 = [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]] (MP)
|fam2 = [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
|fam3 = [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia Inti|MP Inti]]
|fam3 = [[Rumpun bahasa Chamik|Chamik]]
|script=
|fam4 = [[Rumpun bahasa Melayu-Sumbawa|Melayu-Sumbawa]]
* [[Alfabet Latin]]
|fam5 = [[Rumpun bahasa Chamic|Chamic]]
* [[Abjad Arab]] ([[Abjad Jawi|Jawi]])
|iso2 = ace
|iso3 = ace
|iso3 = ace
|contoh_berkas=WIKITONGUES- T.A., Iqbal, and Kalam speaking Acehnese.webm
|contoh_deskripsi=Dua orang penutur bahasa Aceh
|sk=NE
|HAM=ya
|contoh_teks=Bandum ureuëng lahé deungon meurdéhka, dan deungon martabat dan hak njang saban. Ngon akai geuseumiké, ngon haté geumeurasa, bandum geutanjoë lagèë sjèëdara. Hak dan keumuliaan.
|contoh_suara=Universal Declaration of Human Rights - ace - adam - Art1.ogg
|pranala_HAM=https://www.ohchr.org/en/human-rights/universal-declaration/translations/achehnese
}}
}}
'''Bahasa Aceh''' adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh [[suku Aceh]] yang terdapat di wilayah pesisir, sebagian pedalaman dan sebagian kepulauan di Aceh. Bahasa Aceh termasuk dalam rumpun bahasa [[Rumpun bahasa Chamic|Chamic]], cabang dari rumpun bahasa [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]], cabang dari [[Austronesia|rumpun bahasa Austronesia]].
'''Bahasa Aceh''' adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat [[suku Aceh|Aceh]] yang terdapat di wilayah pesisir, sebagian pedalaman dan sebagian kepulauan di Aceh. Bahasa Aceh termasuk dalam rumpun bahasa [[Rumpun bahasa Chamik|Chamik]], cabang dari rumpun bahasa [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]], cabang dari rumpun bahasa [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]].<ref>{{cite journal|author= Riris Tiani|title= Korespondesi Bunyi Bahasa Aceh dan Bahasa Gayo|journal= Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra|volume= 13|number= 2|date= Mei 2018|url= https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/article/view/19327|issn= 0216-535X}}</ref>


== Penggolongan ==
== Penggolongan ==
[[Berkas:Languages of Northern Sumatra id.svg|jmpl|300px|Penutur bahasa Aceh ditandai dengan kode bahasa '''ace''' (warna merah) yang terdapat di sepanjang pesisir [[Aceh]].]]

Bahasa Aceh termasuk dalam kelompok bahasa [[Rumpun bahasa Chamic|Chamic]], cabang dari rumpun bahasa [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]], cabang dari rumpun bahasa [[Austronesia]]. Bahasa-bahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa [[bahasa Cham|Cham]], [[bahasa Roglai|Roglai]], [[bahasa Jarai|Jarai]], [[bahasa Rade|Rade]] dan 6 bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamic. Bahasa-bahasa lainnya yang juga berkerabat dengan bahasa Aceh adalah [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa Minangkabau]].
Bahasa Aceh termasuk dalam kelompok bahasa [[Rumpun bahasa Chamic|Chamic]], cabang dari rumpun bahasa [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]], cabang dari rumpun bahasa [[Austronesia]]. Bahasa-bahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa [[bahasa Cham|Cham]], [[bahasa Roglai|Roglai]], [[bahasa Jarai|Jarai]], [[bahasa Rade|Rade]] dan 6 bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamic. Bahasa-bahasa lainnya yang juga berkerabat dengan bahasa Aceh adalah [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa Minangkabau]].


== Persebaran ==
== Persebaran ==
[[Berkas:Peuta Narit Aceh.GIF|thumb|Daerah tingkat II dengan mayoritas bahasa Aceh.]]
Bahasa Aceh tersebar terutama di wilayah pesisir Aceh. Bahasa ini dituturkan di 11 kabupaten dan 4 kota di Aceh, yaitu:


Bahasa Aceh tersebar terutama di wilayah pesisir Aceh. Bahasa ini dituturkan mulai dari Manyak Payed, Aceh Tamiang di pesisir timur sampai ke Trumon, Aceh Selatan di pesisir barat.
=== Kota ===
# [[Sabang]]
# [[Banda Aceh]]
# Sigli
# Bireuen
# Beureuneun
# [[Lhokseumawe]]
# Lhok Sukon
# [[Langsa]]
# Kualasimpang


=== Pantai Timur Aceh ===
=== Pesisir Timur Aceh ===
# [[Kota Sabang]]
# [[Banda Aceh]]
# [[Aceh Besar]]
# [[Aceh Besar]]
# [[Pidie]]
# [[Pidie]]
Baris 40: Baris 42:
# [[Bireuen]]
# [[Bireuen]]
# [[Aceh Utara]]
# [[Aceh Utara]]
# [[Lhokseumawe]]
# [[Aceh Timur]] (kecuali di 3 kecamatan, [[Serba Jadi, Aceh Timur|Serba Jadi]], [[Peunaron, Aceh Timur|Peunaron]] and [[Simpang Jernih, Aceh Timur|Simpang Jernih]] di mana [[bahasa Gayo]] dipakai)
# [[Aceh Timur]] (kecuali di 3 kecamatan, [[Serba Jadi, Aceh Timur|Serba Jadi]], [[Peunaron, Aceh Timur|Peunaron]] and [[Simpang Jernih, Aceh Timur|Simpang Jernih]] di mana [[bahasa Gayo]] dipakai)
# [[Langsa]]
# [[Aceh Tamiang]], di kecamatan [[Manyak Payed, Aceh Tamiang|Manyak Payed]]


=== Pantai barat Aceh ===
=== Pesisir barat Aceh ===
# [[Aceh Jaya]]
# [[Aceh Jaya]]
# [[Aceh Barat]]
# [[Aceh Barat]]
# [[Nagan Raya]]
# [[Nagan Raya]]
# [[Aceh Barat Daya]] (kecuali di kecamatan [[Susoh, Aceh Barat Daya|Susoh]] di mana [[bahasa Aneuk Jamee]] dituturkan)
# [[Aceh Barat Daya]] (kecuali di kecamatan [[Susoh, Aceh Barat Daya|Susoh]] di mana [[bahasa Jamee]] dituturkan)
# [[Aceh Selatan]] (bercampur dengan [[bahasa Kluet]] dan bahasa Aneuk Jamee)
# [[Aceh Selatan]] (disebut juga [[bahasa Bakongan]]; bercampur dengan [[bahasa Kluet]] dan [[bahasa Jamee]])

== Sejarah ==
Pada tahun 1931 pemerintah [[Hindia Belanda]] di Aceh menghendaki supaya bahasa Aceh dipergunakan sebagai [[bahasa pengantar]] di sekolah-sekolah rakyat, di samping [[bahasa Melayu]] yang sudah pernah digunakan sebelumnya. Namun para cendikiawan Aceh yang di antaranya terdiri dari beberapa tokoh ''[[ulee balang]]'' tidak menyetujui maksud pemerintah Hindia Belanda tersebut. Para cendikiawan Aceh menganggap usaha pemerintah itu akan mencegah berkembangnya bahasa Melayu di Aceh. Dengan demikian akan menghambat rakyat Aceh untuk mengerti bahasa tersebut yang amat diperlukan bagi pengembangan ekonomi mereka, dan dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Tetapi pemerintah Hindia Belanda di Aceh tetap bersikeras untuk melaksanakan rencana itu. Maka pada tanggal 1 Juli 1932, pemerintah Hindia Belanda menetapkan secara resmi pemakaian bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat sebagai pengganti bahasa Melayu kecuali di beberapa daerah yang tidak dihuni oleh etnis Aceh.

Meskipun bahasa Aceh telah ditetapkan sebagai bahasa pengantar sejak tanggal l Juli 1932, tetapi bahasa Melayu pada beberapa sekolah masih tetap digunakan. Menurut laporan umum pemerintah Hindia Belanda tentang pendidikan di Aceh pada tahun 1933 dan tahun 1934, masih terdapat 88 buah [[sekolah rakyat]] yang berada di kota-kota besar di Aceh yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, dan yang lainnya (sebanyak 207 buah) telah menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar. Sekolah yang telah menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar yaitu Langsa 16 sekolah, Lhok Seumawe 60 sekolah, Sigli 42 sekolah, Kutaraja 42 sekolah, Meulaboh 30 sekolah dan Tapak Tuan 17 sekolah. Sedangkan sekolah-sekolah yang tetap menggunakan bahasa Melayu yaitu Langsa 38 sekolah, Lhok Seumawe 5 sekolah, Sigli 6 sekolah, Kutaraja 7 sekolah, Meulaboh 1 sekolah dan Tapak Tuan 34 sekolah.

Menurut [[J. Jongejans]] yang menjabat sebagai [[residen]] di Aceh sejak 5 Maret 1936 hingga bulan September 1938, pada tahun 1939 dari 328 buah jumlah sekolah rakyat yang terdapat di seluruh Aceh, 210 buah di antaranya telah menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa bantu/pengantar di sarnping bahasa Melayu.<ref>{{Cite book|last=Sufi|first=Rusdi|date=1998|url=http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=fstream&fid=1543&bid=4833|title=Gerakan Nasionalisme di Aceh (1900–1942)|location=Banda Aceh|publisher=Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh|isbn=979-95312-4-1|pages=19-21}}</ref>


== Literatur ==
== Literatur ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Handgeschreven boek in Acehs schrift TMnr 2454-4a.jpg|thumb|Hikayat Prang Sabi]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Handgeschreven boek in Acehs schrift TMnr 2454-4a.jpg|jmpl|Hikayat Prang Sabi]]


Sampai saat ini manuskrip berbahasa Aceh tertua yang dapat ditemukan berasal dari tahun 1069 H (1658/1659 M) yaitu Hikayat Seuma'un.<ref>Durie, Mark. 1996. [http://www.jstor.org/pss/3623033 Framing the Acehnese Text: Language Choice and Discourse Structures in Aceh]</ref>
Sampai saat ini manuskrip berbahasa Aceh tertua yang dapat ditemukan berasal dari tahun 1069 H (1658/1659 M) yaitu Hikayat Seuma'un.<ref>Durie, Mark. 1996. [http://www.jstor.org/pss/3623033 Framing the Acehnese Text: Language Choice and Discourse Structures in Aceh]</ref>


Sebelum penjajahan [[Belanda]] (1873 - 1942), hampir semua literatur berbahasa Aceh berbentuk [[puisi]] yang dikenal dengan ''[[hikayat (Aceh)|hikayat]]''. Sedikit sekali yang berbentuk [[prosa]] dan salah satunya adalah ''Kitab Bakeu Meunan'' yang merupakan terjemahan kitab ''Qawaa'id al-Islaam''.<ref>[http://tambeh.wordpress.com/2009/06/29/14/ Hikayat Aceh Telah Mati]</ref>
Sebelum penjajahan [[Belanda]] (1873–1942), hampir semua literatur berbahasa Aceh berbentuk [[puisi]] dalam bentuk ''[[hikayat (Aceh)|hikayat]]'' atau [[nazam]]. Sedikit sekali yang berbentuk [[prosa]] dan salah satunya adalah ''Kitab Bakeu Meunan'' yang merupakan terjemahan kitab ''Qawaa'id al-Islaam''.<ref>[http://tambeh.wordpress.com/2009/06/29/14/ Hikayat Aceh Telah Mati]</ref>


Setelah kedatangan Belanda barulah muncul karya tulis berbahasa Aceh dalam bentuk prosa yaitu pada tahun 1930-an, seperti ''Lhee Saboh Nang'' yang ditulis oleh Aboe Bakar dan De Vries.<ref>Thurgood, Graham.2007.[http://www.acehinstitute.org/aceh_fp_grahamthurgood.pdf The Historical Place of Acehnese:The Known and the Unknown]</ref> Setelah itu barulah bermunculan berbagai karya tulis berbentuk prosa namun demikian masih tetap didominasi oleh karya tulis berbentuk ''hikayat''.
Setelah kedatangan Belanda barulah muncul karya tulis berbahasa Aceh dalam bentuk prosa yaitu pada tahun 1930-an, seperti ''Lhee Saboh Nang'' yang ditulis oleh Aboe Bakar dan De Vries.<ref>Thurgood, Graham.2007.[http://www.acehinstitute.org/aceh_fp_grahamthurgood.pdf The Historical Place of Acehnese:The Known and the Unknown] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100713223327/http://www.acehinstitute.org/aceh_fp_grahamthurgood.pdf |date=2010-07-13 }}</ref> Setelah itu barulah bermunculan berbagai karya tulis berbentuk prosa namun demikian masih tetap didominasi oleh karya tulis berbentuk ''hikayat''.

== Media massa ==
Sampai saat ini belum ada surat kabar yang diterbitkan dalam bahasa Aceh. Pada tahun 2020 diluncurkan majalah berbahasa Aceh untuk pertama kalinya, yaitu Majalah Neurôk. Penerbitan ini digagas oleh seorang budayawan Aceh yaitu Ayah Panton.<ref>{{Cite news|title=Neurok, Majalah Berbahasa Aceh Pertama Diluncurkan|url=https://aceh.tribunnews.com/2020/10/14/neurok-majalah-berbahasa-aceh-pertama-diluncurkan|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=2022-10-25|last=Dani|first=Subur|date=2020-10-14}}</ref>


== Fonologi ==
== Fonologi ==
[[Berkas:Ie Beuna Narit Aceh.JPG|thumb|Rambu peringatan tsunami dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Aceh.]]
{{Main|Fonologi bahasa Aceh}}
[[Berkas:Ie Beuna Narit Aceh.JPG|jmpl|Rambu peringatan tsunami dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Aceh.]]


Berikut adalah fonem-fonem bahasa Aceh.
Berikut adalah fonem-fonem bahasa Aceh.
Baris 101: Baris 117:
|}
|}


Vokal biasanya berada di pasangan mulut/sengau, meskipun hanya ada tiga vokal sengau pertengahan dan ada vokal oral pertengahan yang jumlahnya dua kali lebih banyak. {{IPA|/ʌ/}} tidak benar-benar di tengah, meskipun ditampilkan di sini karena alasan estetika. Demikian pula, {{IPA|/ɨ/}} juga ditampilkan sebagai ({{IPA|[ɯ]}} yang lebih ke belakang.{{fact|date=March 2009}}
[[Vokal]] biasanya berada di pasangan mulut/sengau, meskipun hanya ada tiga vokal sengau pertengahan dan ada vokal oral pertengahan yang jumlahnya dua kali lebih banyak. {{IPA|/ʌ/}} tidak benar-benar di tengah, meskipun ditampilkan di sini karena alasan estetika. Demikian pula, {{IPA|/ɨ/}} juga ditampilkan sebagai ({{IPA|[ɯ]}} yang lebih ke belakang.{{fact|date=March 2009}}
Selain vokal monoftong di atas, bahasa Aceh juga memiliki 5 diftong oral, masing-masing dengan pasangan sengau:<ref name="Al-Harbi 2003 10"/>
Selain vokal monoftong di atas, bahasa Aceh juga memiliki 5 diftong oral, masing-masing dengan pasangan sengau:<ref name="Al-Harbi 2003 10" />
* {{IPA|/iə ɨə uə ɛə ɔə/}}
* {{IPA|/iə ɨə uə ɛə ɔə/}}
* {{IPA|/ĩə ɨ̃ə ũə ɛ̃ə ɔ̃ə/}}
* {{IPA|/ĩə ɨ̃ə ũə ɛ̃ə ɔ̃ə/}}
Baris 154: Baris 170:


== Ejaan ==
== Ejaan ==
[[Berkas:Kamus Bahasa Aceh - Indonesia.jpg|thumb|175px|Kamus bahasa Aceh-Indonesia.]]

Bahasa Aceh telah mengalami berulang kali perubahan ejaan, mulai penggunaan [[huruf Arab]], [[huruf Latin]] [[ejaan lama]], dan sekarang adalah [[Ejaan Yang Disempurnakan]].
Bahasa Aceh telah mengalami berulang kali perubahan ejaan, mulai penggunaan [[huruf Arab]], [[huruf Latin]] [[ejaan lama]], dan sekarang adalah [[Ejaan Yang Disempurnakan]].
Berikut adalah pedoman ejaannya:<ref>[http://bahasaaceh.wordpress.com/2008/11/12/ejaan-bahasa-aceh/ Ejaan Bahasa Aceh]</ref><ref>[http://rangkang.nanggroe.com/2009/03/07/standar-penulisan-bahasa-aceh-yang-ditetapkan-pemerintah-indonesia/ Standar penulisan bahasa Aceh yang ditetapkan pemerintah Indonesia]</ref>
Berikut adalah pedoman ejaannya:<ref>[http://bahasaaceh.wordpress.com/2008/11/12/ejaan-bahasa-aceh/ Ejaan Bahasa Aceh]</ref><ref>[http://rangkang.nanggroe.com/2009/03/07/standar-penulisan-bahasa-aceh-yang-ditetapkan-pemerintah-indonesia/ Standar penulisan bahasa Aceh yang ditetapkan pemerintah Indonesia]</ref>


* A a
* E e {{bunyiIPA|schwa.ogg|ə}} dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "dekat". Contoh: le (banyak).
* E e {{bunyiIPA|schwa.ogg|ə}} dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "dekat". Contoh: le (banyak).
* EU eu {{bunyiIPA|close_central_unrounded_vowel.ogg|ɨ}} tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh: eu (lihat).
* EU eu {{bunyiIPA|close central unrounded vowel.ogg|ɨ}} tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh: eu (lihat).
* È è {{bunyiIPA|open-mid front unrounded vowel.ogg|ɛ}} dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "bebek". Contoh: pèng (uang), pèh (pukul/tumbuk), dll.
* È è {{bunyiIPA|open-mid front unrounded vowel.ogg|ɛ}} dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "bebek". Contoh: pèng (uang), pèh (pukul/tumbuk), dll.
* É é {{bunyiIPA|close-mid front unrounded vowel.ogg|e}} dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "kue". Contoh: lé (oleh).
* É é {{bunyiIPA|close-mid front unrounded vowel.ogg|e}} dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "kue". Contoh: lé (oleh).
* Ë ë, tidak ditemui padanannya dalam [[bahasa Indonesia]].
* Ë ë, tidak ditemui padanannya dalam [[bahasa Indonesia]].
* I i
* Ö ö {{bunyiIPA|Open-mid_back_unrounded_vowel.ogg|ʌ}} dibaca seperti huruf vokal dasar /ɔ/, tetapi diucapkan dengan mulut terbuka. Contoh: mantöng (masih), böh (buang),
* Ö ö {{bunyiIPA|Open-mid back unrounded vowel.ogg|ʌ}} dibaca seperti huruf vokal dasar /ɔ/, tetapi diucapkan dengan mulut terbuka. Contoh: mantöng (masih), böh (buang),
* Ô ô {{bunyiIPA|close-mid back rounded vowel.ogg|o}} dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "soto", "foto", "tato". Contoh: bôh (taruh), sôh (tinju), tôh (mengeluarkan).
* Ô ô {{bunyiIPA|close-mid back rounded vowel.ogg|o}} dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "soto", "foto", "tato". Contoh: bôh (taruh), sôh (tinju), tôh (mengeluarkan).
* O o {{bunyiIPA|open-mid back rounded vowel.ogg|ɔ}} dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "tolong", "bom". Contoh: boh (buah), soh (kosong), toh (mana)
* O o {{bunyiIPA|open-mid back rounded vowel.ogg|ɔ}} dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "tolong", "bom". Contoh: boh (buah), soh (kosong), toh (mana)
* U u


Huruf vokal sengau:
Huruf vokal sengau:
* 'A 'a pengucapannya sengau seperti /a/ dalam kata “maaf”; contohnya: 'ap (suap), meu'ah (maaf)
* 'A 'a pengucapannya sengau seperti /a/ dalam kata “maaf”; contohnya: 'ap (suap), meu'ah (maaf)
* 'È 'è pengucapannya sengau seperti /e/ dalam kata “pamer”; contohnya: pa‘è (tokek), meu‘èn (main)
* 'I 'i pengucapannya sengau seperti /i/ dalam kata “angin”; contohnya: ca’ië (laba-laba), kh’iëng (busuk), dll
* 'I 'i pengucapannya sengau seperti /i/ dalam kata “angin”; contohnya: ca’ië (laba-laba), kh’iëng (busuk), dll
* 'U 'u pengucapannya sengau; contohnya: meu'uë (bajak),
* 'U 'u pengucapannya sengau; contohnya: meu'uë (bajak),
* 'È 'è pengucapannya sengau seperti /e/ dalam kata “pamer”; contohnya: pa‘è (tokek), meu‘èn (main)
* 'O 'o pengucapannya sengau; contohnya: ma’op (hantu/untuk menakuti anak-anak)
* 'O 'o pengucapannya sengau; contohnya: ma’op (hantu/untuk menakuti anak-anak)


== Sistem penulisan ==
== Contoh==siapa namamu
Pada awalnya, bahasa Aceh menggunakan [[aksara Arab]] yang disebut dengan "jawoe" atau [[aksara Jawi]] dalam bahasa Melayu. Sejak kolonialisasi Belanda, bahasa Aceh menggunakan [[aksara Latin]] dengan penambahan huruf é, è, ë, ö, dan ô. Bunyi /ɨ/ dilambangkan oleh "eu" dan bunyi /ʌ/ diwakilkan oleh "ö". Huruf f, q, v, x, dan z hanya digunakan dalam kata serapan.
[[Berkas:Terjemah Al-Qur'an dalam Bahasa Aceh.jpg|thumb|175px|Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Aceh.]]


{|class="wikitable"
* Peue haba? = Apa kabar?
|+Vokal<ref>[http://www.omniglot.com/writing/acehnese.htm Omniglot]</ref>
* Haba gèt = Kabar baik.
![[Grafem]]
* Lôn piké geutanyoë han meureumpök lé = Saya kira kita takkan bersua lagi.
![[Fonem]]<br />([[International Phonetic Alphabet|IPA]])
* Lôn jép ië u muda = Saya minum air kelapa muda.
!Suku kata terbuka
!Suku kata tertutup
|-
!a
|/a/
|''ba'' /ba/ ‘bawa’
|''bak'' /baʔ/ ‘pada, pohon’
|-
!e
|/ə/
|''le'' /lə/ ‘banyak’
|''let'' /lət/ ‘cabut’
|-
|/e/
|''baté'' /bate/ ‘baki pinang’
|''baték'' /bateʔ/ ‘batik’
|-
|/ɛ/
|''bèe'' /bɛə/ ‘bau’
|''bèk'' /bɛʔ/ ‘jangan’
|-
!eu
|/ɯ/
|keu /kɯ/ ‘untuk’
|keuh /kɯh/ ‘jadi (seperti, ''nyan keuh'')’
|-
!i
|/i/
|''di'' /di/ 'di, dari'
|''dit'' /dit/ 'sedikit'
|-
!o
|/ɔ/
|''yo'' /jɔ/ ‘takut’
|''yok'' /jɔʔ/ ‘goyang’
|-
|/o/
|''rô'' /ro/ ‘tumpah’
|''rôh'' /roh/ ‘masuk’
|-
|/ʌ/
|''pö'' /pʌ/ ‘terbang’
|''pöt'' /pʌt/ ‘petik’
|-
!u
|/u/
|''su'' /su/ ‘suara’
|''suet'' /suət/ ‘mengeluarkan’
|}

{|class="wikitable"
|+Konsonan<ref>[http://www.omniglot.com/writing/acehnese.htm Omniglot]</ref>
![[Grafem]]
![[Fonem]]<br />([[International Phonetic Alphabet|IPA]])
!Catatan
|-
!b
|/b/
|
|-
!c
|/c/
|
|-
!d
|/d/
|
|-
!f
|/f/
|Digunakan dalam kata asing; biasanya diganti dengan '''p''' (/p/).
|-
!g
|/g/
|
|-
!h
|/h/
|
|-
!j
|/ɟ/
|
|-
!k
|/k/, /ʔ/ pada akhir suku kata.
|
|-
!l
|/l/
|
|-
!m
|/m/
|
|-
!mb
|/mb/
|
|-
!n
|/n/
|
|-
!nd
|/nd/
|
|-
!ng
|/ŋ/
|
|-
!ngg
|/ŋg/
|
|-
!nj
|/ɳʲ/
|
|-
!ny
|/ɲ/
|
|-
!p
|/p/
|
|-
!q
|/q, k/
|Digunakan dalam kata asing; biasanya diganti dengan '''k''' (/k/).
|-
!r
|/r/
|
|-
!s
|/s/
|
|-
!sy
|/ʃ/
|
|-
!t
|/t/
|
|-
!v
|/v/
|Digunakan dalam kata asing; biasanya diganti dengan '''b''' (/b/).
|-
!w
|/w/
|
|-
!x
|/ks/
|Digunakan dalam kata asing; biasanya diganti dengan '''ks''' (/ks/).
|-
!y
|/j/
|
|-
!z
|/z/
|Digunakan dalam kata asing.
|}

== Sastra ==
Berikut adalah daftar beberapa karya sastra terkenal dalam bahasa Aceh:
* [[Hikayat Prang Sabi]]
* [[Hikayat Malem Diwa]]
* Hikayat Sultan Aceh Meureuhom (Sultan Iskandar Muda)
* Hikayat Banun Setia
* Hikayat Putroe Meulue
* Hikayat Meurah Silu
* Hikayat Putroe Lindong Buleuen
* Hikayat Banta Amat Ngon Nahuda Seukeum
* Hikayat Aulia Tujoh
* Hikayat Prang Aceh
* Hikayat Pocut Muhammad
* Hikayat Prang Cut Ali
* Hikayat Putroe Ijo
* Hikayat Peureudan Ali
* Hikayat Nun Parisi
* Hikayat Nabi Ibrahim
* Hikayat Nabi Yusuf
* Hikayat Nabi Musa
* Hikayat Nubeuet Nabi
* Hikayat Tajul Muluk
* Hikayat Ranto Ngon Hikayat Teungku di Meukek
* Hikayat Raja Bada
* Haba Amat Rhang Manyang
* Haba Putroe Neng
* Haba Magasang dan Magaseueng <ref>{{Cite web|url=https://tengkuputeh.com/2017/12/16/hikayat-hikayat-dari-negeri-aceh/|title=HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH|last=tengkuputeh|date=2017-12-15|website=Tengkuputeh|language=en|access-date=2019-09-23}}</ref>

== Contoh ==
* Pé Haba? = Apa kabar?
* Haba Get = Kabar baik
* Lôn Pikê Gétanyôë Han Mérémpök Lê = Saya Pikir Kita Tidak Bertemu Lagi
* Lôn Jêp Ië U Muda = Saya minum air kelapa muda.
* Agam ngön inöng = pria dan wanita
* Agam ngön inöng = pria dan wanita
* Lôn = saya
* Lôn = saya
* Kah, droë , Gata = kamu, anda
* Kah, Drôn, Gata = kamu, Engkau, Anda
* H'an = tidak
* Han = Tidak
* Na = ada
* Kana = Telah Ada
* Pajôh = makan
* Pajôh = makan
* Jih, dijih, gobnyan = dia, dia
* Jih, Gobnyan = dia, Beliau
* Ceudah that gobnyan. = Tampan sekali dia.
* Cédah that gobnyan. = Cantik/Tampan sekali Beliau
* Lôn meu'en bhan bak blang thô. = Saya bermain bola di sawah kering.
* Lôn méen bhan bak blang thô. = Saya bermain bola di sawah kering.


== Galeri ==
== Galeri ==
<gallery>
<gallery>
Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Handgeschreven_boek_in_Acehs_schrift_TMnr_2454-1.jpg|Hikayat Akhbarul Karim
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Handgeschreven boek in Acehs schrift TMnr 2454-1.jpg|Hikayat Akhbarul Karim
Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Handgeschreven_boek_in_Acehs_schrift_TMnr_2454-2.jpg|Hikayat Banta Beuransah
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Handgeschreven boek in Acehs schrift TMnr 2454-2.jpg|Hikayat Banta Beuransah
</gallery>
</gallery>


== Daftar pustaka ==
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
{{reflist}}


== Bacaan lanjutan ==
=== Daftar pustaka ===
{{refbegin|30em|indent=yes}}
* {{citation
* {{cite book |last=Al-Harbi |first=Awwad Ahmad Al-Ahmadi |year=1991 |chapter=Arabic Loanwords in Acehnese |editor1=Bernard Comrie |editor2=Mushira Eid |title=Perspectives on Arabic Linguistics: Papers from the Annual Symposium on Arabic Linguistics. Volume III: Salt Lake City, Utah 1989 |location=Amsterdam |publisher=John Benjamins Publishing Company |chapter-url=https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=EVBAAAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA93&dq=acehnese+language&ots=ZPU2Tgcss4&sig=4Qz-MyXwqIRVEjFj_cM_E1EVg9g&redir_esc=y#v=onepage&q=acehnese%20language&f=false |isbn=9789027277893 |ref=harv }}
|last = Al-Harbi Al-Ahmadi
* {{cite journal |last=Al-Harbi |first=Awwad Ahmad Al-Ahmadi |year=2003 |title=Acehnese Coda Condition: An Optimality-Theoretic Account |journal=Umm Al-Qura University Journal of Educational and Social Sciences and Humanities |volume=15 |issue=1 |pages=9–28 |url=http://roa.rutgers.edu/article/view/604 |ref=harv }}
|first = Awwad Ahmad
* {{cite journal |last=Asyik |first=Abdul Gani |year=1982 |title=The Agreement System in Acehnese |journal=Mon–Khmer Studies |volume=11 |pages=1–33 |url=http://sealang.net/sala/archives/pdf8/abdul1982agreement.pdf |ref=harv }}
|month = January
* {{cite thesis |last=Asyik |first=Abdul Gani |year=1987 |title=A Contextual Grammar of Acehnese sentences |type=PhD |publisher=University of Michigan |url=https://www.researchgate.net/publication/34661847_A_contextual_grammar_of_Acehnese_sentences |ref=harv }}
|year = 2003
* {{cite thesis |last=Aziz |first=Zulfadli A. |year=2014 |title=A Sociolinguistic Investigation of Acehnese with a Focus on West Acehnese: A stigmatised dialect. |type=PhD |publisher=University of Adelaide |url=https://digital.library.adelaide.edu.au/dspace/handle/2440/92352 |ref=harv }}
|title = Acehnese coda condition: An optimality-theoretic account
* {{cite thesis |last=Daud |first=Bukhari |year=1997 |title=Writing and Reciting Acehnese: Perspectives on Language and Literature in Aceh |type=PhD |publisher=[[University of Melbourne]] |ref=harv}}
|journal = [[Umm Al-Qura University Journal of Educational and Social Sciences and Humanities]]
* {{cite book |last1=Daud |first1=Bukhari |last2=Durie |first2=Mark |year=1999 |title=Kamus Basa Acèh, Kamus Bahasa Aceh : Acehnese-Indonesian-English Thesaurus |url=http://sealang.net/archives/pl/pdf/PL-C151.pdf |series=Pacific Linguistics |volume=C151 |location=Canberra |publisher=Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National University |isbn=978-0-85883-506-1 |ref=harv }}
|publisher = [[Umm al-Qura University|Umm Al-Qura University]]
* {{cite book |last=Durie |first=Mark |authorlink=Mark Durie |year=1985a |title=A Grammar of Acehnese: On the Basis of a Dialect of North Aceh |series=Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde |volume=112 |url= |location=Dordrecht, Belanda dan Cinnaminson, AS |publisher=Foris Publications |isbn=9067650749 |ref=harv}}
|volume = 15
* {{cite journal |last=Durie |first=Mark |year=1985b |title=Control and Decontrol in Acehnese |journal=Australian Journal of Linguistics |volume=5 |issue=1 |pages=43-53 |doi=10.1080/07268608508599335 |ref=harv}}
|issue = 1
* {{cite journal |last=Durie |first=Mark |year=1987 |title=Grammatical Relations in Acehnese |journal=Studies in Language |volume=11 |number=2 |pages=365–399 |doi=10.1075/sl.11.2.05dur |ref=harv}}
|pages = 9–21
* {{cite journal |last=Durie |first=Mark |year=1988 |title=The So-Called Passive of Acehnese |url=https://archive.org/details/sim_language_1988-03_64_1/page/104 |journal=Language |volume=64 |number=1 |pages=104–113 |jstor=414788 |ref=harv}}
|url = http://roa.rutgers.edu/files/594-0403/594-0403-AL-HARBI-0-0.PDF
* {{cite journal |last=Durie |first=Mark |year=1990 |title=Proto-Chamic and Acehnese Mid Vowels: Towards Proto-Aceh-Chamic |journal=Bulletin of the School of Oriental and African Studies |volume=53 |issue=1 |pages=100–114 |jstor=618972 |ref=harv}}
}} [[Islamic calendar]]:<!--This date is indicated on the journal AND Saudi Arabia uses the Islamic calendar for civil purposes, so for Saudi journals this MUST be noted!--> [[Dhu al-Qi'dah]]<!--Thu-l-Qi<sup>c</sup>da--> 1423AH. [http://www.webcitation.org/6ABuYAavO Archive]
* {{cite book |last=Durie |first=Mark |year=1995 |chapter=Acehnese |editor1=Darrel T. Tryon |title=Comparative Austronesian Dictionary: An Introduction to Austronesian Studies. Part 1: Fascicle 1 |series=Trends in Linguistics. Documentation |volume=10 |location=Berlin |publisher=[[Walter de Gruyter|De Gruyter Mouton]] |pages=407–420 |isbn=978-3-11-088401-2 |ref=harv}}
* {{citation
* {{cite journal |last=Durie |first=Mark |year=1996 |title=Framing the Acehnese Text: Language Choice and Discourse Structures in Aceh |url=https://archive.org/details/sim_oceanic-linguistics_summer-1996_35_1/page/113 |journal=Oceanic Linguistics |volume=35 |issue=1 |pages=113–137 |jstor=3623033 |ref=harv}}
|last = Asyik
* {{cite book |last=Lawler |first=John M. |year=1977 |chapter=A Agrees with B in Achenese: A Problem for Relational Grammar |editor1=Peter Cole |editor2=Jerrold M. Sadock |title=Grammatical Relations |series=Syntax and Semantics |volume=8 |location=New York |publisher=Academic Press |pages=219–48 |doi=10.1163/9789004368866_010 |ref=harv}}
|first = Abdul Gani
* {{cite journal |last=Lawler |first=John M. |year=1988 |title=On the Questions of Acehnese 'Passive' |volume=64 |issue=1 |pages=114–117 |doi=10.2307/414789 |ref=harv}}
|title = A contextual grammar of Acehnese sentences
* {{cite journal |last=Legate |first=Julie Anne |year=2012 |title=Subjects in Acehnese and the Nature of the Passive |journal=Language |volume=88 |number=3 |pages=495–525 |doi=10.1353/lan.2012.0069 |ref=harv}}
|year = 1987
* {{cite book |last=Legate |first=Julie Anne |year=2014 |title=Voice and V: Lessons from Acehnese |location=Cambridge |publisher=MIT Press |isbn=978-0-262-52660-9 |ref=harv}}
|url = http://acehbooks.org/pdf/00402.pdf}} ([http://www.webcitation.org/6H8s1ot4r Archive])
* {{cite journal |last1=Pillai |first1=Stefanie |last2=Yusuf |first2=Yunisrina Qismullah |year=2012 |title=An Instrumental Analysis of Acehnese Oral Vowels |journal=Language and Linguistics |volume=13 |issue=6 |pages=1029–1050 |url=https://www.researchgate.net/publication/241688798_An_Instrumental_Analysis_of_Acehnese_Oral_Vowels |ref=harv }}
* Daud, Bukhari. "[http://dtl.unimelb.edu.au/R/A1Y935QXMTENNE6C5B68LY17K43TLAXMIU9NR5H428FKBXYRYI-03690?func=dbin-jump-full&object_id=284013&local_base=GEN01&pds_handle=GUEST Writing and reciting Acehnese: perspectives on language and literature in Aceh]." (PhD thesis, unpublished) School of Languages and Linguistics, [[The University of Melbourne]]. 1997. Handle: [http://repository.unimelb.edu.au/10187/15468 10187/15468]. Research Collections (UMER), 284013.
* {{cite book |last=Sidwell |first=Paul |year=2005 |chapter=Acehnese and the Aceh-Chamic language family |editor1=Anthony Grant |editor2=Paul Sidwell |title=Chamic and Beyond: Studies in Mainland Austronesian Languages |series=Pacific Linguistics |volume=569 |pages=211–246 |publisher=Pacific Linguistics, The Australian National University |chapter-url=http://sealang.net/archives/pl/pdf/PL-569.211.pdf |ref=harv }}
* Daud, Bukhari and [[Mark Durie]]. ''Kamus bahasa Aceh'' (Volume 151 of Pacific linguistics). Pacific Linguistics, Research School of Pacific and Asian Studies, [[Australian National University]], 1999. ISBN 0-85883-506-1, 9780858835061.
* {{cite journal |last=Sidwell |first=Paul |year=2006 |title=Dating the Separation of Acehnese and Chamic by Etymological Analysis of the Aceh-Chamic Lexicon |journal=Mon-Khmer Studies |volume=36 |pages=187–206 |doi=10.15144/MKSJ-36.187 |ref=harv}}
* Durie, Mark. "The So-Called Passive of Acehnese." ''[[Language (journal)|Language]]''. [[Linguistic Society of America]], Vol. 64, No. 1 (Mar., 1988), pp.&nbsp;104–113 - Available at [[Jstor]]: http://www.jstor.org/stable/414788
* {{cite book |last=Sidwell |first=Paul |chapter=What Can the Mon-Khmer Lexical Borrowings in Acehnese Tell Us? |editor1=John Bowden |editor2=Nikolaus P. Himmelmann |editor3=Malcolm Ross |title=A Journey Through Austronesian and Papuan Linguistic and Cultural Space: Papers in Honour of Andrew K. Pawley |series=Pacific Linguistics |volume=615 |pages=271–282 |publisher=Pacific Linguistics, The Australian National University |year=2010 |doi=10.15144/PL-615.271 |ref=harv}}
* {{citation
* {{cite journal |last=Stokhof |first=W. A. L. |year=1988 |title=A Modern Grammar of Acehnese: Some Critical Observations |journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde |volume=144 |issue=2/3 |pages=323–350 |jstor=27863951 |ref=harv}}
|last = Durie
* {{cite journal |last=Stokhof |first=W. A. L. |year=1992 |title=On Nasality in Acehnese |journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde |volume=148 |issue=2 |pages=247–261 |jstor=27864352 |ref=harv}}
|first = Mark
* {{cite conference |last=Thurgood |first=Graham |title=The Historical Place of Acehnese: The Known and the Unknown |year=2007 |conference=First International Conference of Aceh and Indian Ocean Studies |location=Banda Aceh |url=http://atdr.unsyiah.ac.id:8080/jspui/handle/123456789/9464 |ref=harv |access-date=2020-04-13 |archive-date=2019-05-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190528035200/http://atdr.unsyiah.ac.id:8080/jspui/handle/123456789/9464 |dead-url=yes }}
|title = A grammar of Acehnese : on the basis of a dialect of North Aceh
* {{cite journal |last1=Yusuf |first1=Yunisrina Qismullah |last2=Pillai |first2=Stefanie |year=2016 |title=An Instrumental Study of Oral Vowels in the Kedah Variety of Acehnese |journal=Language Sciences |volume=54 |pages=14–25 |doi=10.1016/j.langsci.2015.09.001 |ref=harv}}
|year = 1985
* {{cite journal |last2=Pillai |first2=Stefanie |last1=Yusuf |first1=Yunisrina Qismullah |last3=Ali |first3=Najwa Tgk. Armia Mohd. |title=Speaking Acehnese in Malaysia |url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0271530912000365 |journal=Language & Communication |volume=33 |number=1 |year=2013 |pages=50–60 |doi=10.1016/j.langcom.2012.08.004 |ref=harv }}
|url = http://acehbooks.org/pdf/ACEH_03107.pdf}} ([http://www.webcitation.org/6H8pGt852 Archive]) (Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde)." [[Foris Publications]], 1985. ISBN 90-6765-074-9, ISBN 978-90-6765-074-8.
{{refend}}
* Durie, Mark. "[http://www.acehbooks.org/pdf/00438.pdf Proto-Chamic and Acehnese mid vowels : towards Proto-Aceh-Chamic]." 1988. ([http://www.webcitation.org/6H9xWObpn Archive])
* Durie, Mark. "[http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/07268608508599335?journalCode=cajl20#.Ua_KIaLvGN4 Control and decontrol in acehnese]."(sic)<!--SIC means "it is as written" - To show the decapitalization of "acehnese" was as written--> ''[[Australian Journal of Linguistics]]''. Volume 5, Issue 1, 1985. p. 43-53. Published online: 14 August 2008. DOI:10.1080/07268608508599335.
* Durie, Mark. "Grammatical Relations in Acehnese." ''[[Studies in Language]]'', 1987. vol. 11, no2, pp.&nbsp;365–399. ISSN 0378-4177. DOI 10.1075/sl.11.2.05dur.
* Lawler, John M. ([[University of Michigan]]) "[http://www-personal.umich.edu/~jlawler/acehnesequestions.pdf On the Questions of Achnese 'Passive']." [http://www.webcitation.org/66ND0Gecc Archive]
* [[Paul Sidwell|Sidwell, Paul]]. "[http://sealang.net/sala/archives/pdf8/sidwell2006dating.pdf Dating the separation of Acehnese and Chamic by etymological analysis of the Aceh-Chamic lexicon]." ([http://www.webcitation.org/6H8pdR68H Archive], [http://rilca.mahidol.ac.th/e-resources/documents/05-MonKhmer/36/sidwell2006dating.pdf Alternate], [http://www.webcitation.org/6H8ppf4D2 Archive])
* {{citation
|last = Thurgood
|first = Graham
|title = The Historical Place of Acehnese: The Known and the Unknown
|year = 2007
|url = http://www.ari.nus.edu.sg/docs%5CAceh-project%5Cfull-papers%5Caceh_fp_grahamthurgood.pdf}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{InterWiki|code=ace}}
{{InterWiki|code=ace}}
{{wiktionary}}
{{Wiktionary}}
* {{ethnologue|ace}}
* {{ethnologue|ace}}
* {{id}} [http://bahasaaceh.com Portal Belajar Bahasa Aceh]
* {{id}} [http://bahasaaceh.com/ Portal Belajar Bahasa Aceh]
* {{id}} [http://meurunoe.nasabe.com Belajar Bahasa Aceh]
* {{id}} [http://meurunoe.nasabe.com/ Belajar Bahasa Aceh]
* [https://www.youtube.com/watch?v=-6L0Uxzf5-Y&ab_channel=ILoveLanguages%21 Ucapan dan contoh perkataan dalam bahasa Aceh] - kanal I Love Languages di Youtube


{{Rumpun bahasa Chamik}}
{{Bahasa daerah di Indonesia}}
{{Bahasa daerah di Indonesia}}

{{DEFAULTSORT:Aceh, Bahasa}}
{{DEFAULTSORT:Aceh, Bahasa}}

[[Kategori:Bahasa Aceh| ]]
[[Kategori:Bahasa Aceh| ]]
[[Kategori:Suku Aceh]]
[[Kategori:Suku Aceh]]
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]]
[[Kategori:Bahasa di Aceh]]
[[Kategori:Bahasa di Aceh]]
[[Kategori:Rumpun bahasa Austronesia]]
[[Kategori:Rumpun bahasa Chamik]]

Revisi terkini sejak 23 Oktober 2024 07.12

Bahasa Aceh
BPS: 0001 2
باس اچيه
Basa Acèh
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
  • Aceh (Wilayah Otonom Indonesia)
EtnisAceh
Penutur
3.500.000 (2000)[1]
Perincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[2]

  • 3.500.032 (2000)
Lihat sumber templat}}
Kode bahasa
ISO 639-2ace
ISO 639-3ace
Glottologachi1257[3]
IETFace
BPS (2010)0001 2
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Not Endangered

Aceh diklasifikasikan sebagai bahasa aman ataupun tidak terancam (NE) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6b Threatened
Bahasa Aceh dikategorikan sebagai C6b Threatened menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mulai terancam dan mengalami penurunan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Referensi: [4][5][6]

Lokasi penuturan
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 3°54′N 96°36′E / 3.900°N 96.600°E / 3.900; 96.600 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Uji coba Wikipedia bahasa IbanSunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Aceh adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Aceh yang terdapat di wilayah pesisir, sebagian pedalaman dan sebagian kepulauan di Aceh. Bahasa Aceh termasuk dalam rumpun bahasa Chamik, cabang dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia.[7]

Penggolongan

[sunting | sunting sumber]
Penutur bahasa Aceh ditandai dengan kode bahasa ace (warna merah) yang terdapat di sepanjang pesisir Aceh.

Bahasa Aceh termasuk dalam kelompok bahasa Chamic, cabang dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa-bahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Cham, Roglai, Jarai, Rade dan 6 bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamic. Bahasa-bahasa lainnya yang juga berkerabat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau.

Persebaran

[sunting | sunting sumber]

Bahasa Aceh tersebar terutama di wilayah pesisir Aceh. Bahasa ini dituturkan mulai dari Manyak Payed, Aceh Tamiang di pesisir timur sampai ke Trumon, Aceh Selatan di pesisir barat.

Pesisir Timur Aceh

[sunting | sunting sumber]
  1. Kota Sabang
  2. Banda Aceh
  3. Aceh Besar
  4. Pidie
  5. Pidie Jaya
  6. Bireuen
  7. Aceh Utara
  8. Lhokseumawe
  9. Aceh Timur (kecuali di 3 kecamatan, Serba Jadi, Peunaron and Simpang Jernih di mana bahasa Gayo dipakai)
  10. Langsa
  11. Aceh Tamiang, di kecamatan Manyak Payed

Pesisir barat Aceh

[sunting | sunting sumber]
  1. Aceh Jaya
  2. Aceh Barat
  3. Nagan Raya
  4. Aceh Barat Daya (kecuali di kecamatan Susoh di mana bahasa Jamee dituturkan)
  5. Aceh Selatan (disebut juga bahasa Bakongan; bercampur dengan bahasa Kluet dan bahasa Jamee)

Pada tahun 1931 pemerintah Hindia Belanda di Aceh menghendaki supaya bahasa Aceh dipergunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat, di samping bahasa Melayu yang sudah pernah digunakan sebelumnya. Namun para cendikiawan Aceh yang di antaranya terdiri dari beberapa tokoh ulee balang tidak menyetujui maksud pemerintah Hindia Belanda tersebut. Para cendikiawan Aceh menganggap usaha pemerintah itu akan mencegah berkembangnya bahasa Melayu di Aceh. Dengan demikian akan menghambat rakyat Aceh untuk mengerti bahasa tersebut yang amat diperlukan bagi pengembangan ekonomi mereka, dan dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Tetapi pemerintah Hindia Belanda di Aceh tetap bersikeras untuk melaksanakan rencana itu. Maka pada tanggal 1 Juli 1932, pemerintah Hindia Belanda menetapkan secara resmi pemakaian bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat sebagai pengganti bahasa Melayu kecuali di beberapa daerah yang tidak dihuni oleh etnis Aceh.

Meskipun bahasa Aceh telah ditetapkan sebagai bahasa pengantar sejak tanggal l Juli 1932, tetapi bahasa Melayu pada beberapa sekolah masih tetap digunakan. Menurut laporan umum pemerintah Hindia Belanda tentang pendidikan di Aceh pada tahun 1933 dan tahun 1934, masih terdapat 88 buah sekolah rakyat yang berada di kota-kota besar di Aceh yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, dan yang lainnya (sebanyak 207 buah) telah menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar. Sekolah yang telah menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar yaitu Langsa 16 sekolah, Lhok Seumawe 60 sekolah, Sigli 42 sekolah, Kutaraja 42 sekolah, Meulaboh 30 sekolah dan Tapak Tuan 17 sekolah. Sedangkan sekolah-sekolah yang tetap menggunakan bahasa Melayu yaitu Langsa 38 sekolah, Lhok Seumawe 5 sekolah, Sigli 6 sekolah, Kutaraja 7 sekolah, Meulaboh 1 sekolah dan Tapak Tuan 34 sekolah.

Menurut J. Jongejans yang menjabat sebagai residen di Aceh sejak 5 Maret 1936 hingga bulan September 1938, pada tahun 1939 dari 328 buah jumlah sekolah rakyat yang terdapat di seluruh Aceh, 210 buah di antaranya telah menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa bantu/pengantar di sarnping bahasa Melayu.[8]

Literatur

[sunting | sunting sumber]
Hikayat Prang Sabi

Sampai saat ini manuskrip berbahasa Aceh tertua yang dapat ditemukan berasal dari tahun 1069 H (1658/1659 M) yaitu Hikayat Seuma'un.[9]

Sebelum penjajahan Belanda (1873–1942), hampir semua literatur berbahasa Aceh berbentuk puisi dalam bentuk hikayat atau nazam. Sedikit sekali yang berbentuk prosa dan salah satunya adalah Kitab Bakeu Meunan yang merupakan terjemahan kitab Qawaa'id al-Islaam.[10]

Setelah kedatangan Belanda barulah muncul karya tulis berbahasa Aceh dalam bentuk prosa yaitu pada tahun 1930-an, seperti Lhee Saboh Nang yang ditulis oleh Aboe Bakar dan De Vries.[11] Setelah itu barulah bermunculan berbagai karya tulis berbentuk prosa namun demikian masih tetap didominasi oleh karya tulis berbentuk hikayat.

Media massa

[sunting | sunting sumber]

Sampai saat ini belum ada surat kabar yang diterbitkan dalam bahasa Aceh. Pada tahun 2020 diluncurkan majalah berbahasa Aceh untuk pertama kalinya, yaitu Majalah Neurôk. Penerbitan ini digagas oleh seorang budayawan Aceh yaitu Ayah Panton.[12]

Rambu peringatan tsunami dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Aceh.

Berikut adalah fonem-fonem bahasa Aceh.

Vokal[13]
Depan Tengah Belakang
mulut sengau mulut sengau mulut sengau
Tertutup i ĩ ɨ ɨ̃ u ũ
Tengah tertutup e ɛ̃ ə ʌ̃ o ɔ̃
Tengah terbuka ɛ ʌ ɔ
Terbuka a ã

Vokal biasanya berada di pasangan mulut/sengau, meskipun hanya ada tiga vokal sengau pertengahan dan ada vokal oral pertengahan yang jumlahnya dua kali lebih banyak. /ʌ/ tidak benar-benar di tengah, meskipun ditampilkan di sini karena alasan estetika. Demikian pula, /ɨ/ juga ditampilkan sebagai ([ɯ] yang lebih ke belakang.[butuh rujukan] Selain vokal monoftong di atas, bahasa Aceh juga memiliki 5 diftong oral, masing-masing dengan pasangan sengau:[13]

  • /iə ɨə ɛə ɔə/
  • /ĩə ɨ̃ə ũə ɛ̃ə ɔ̃ə/
Konsonan[14]
Bibir Rongga-gigi Langit-langit Langit-langit
belakang
Celah suara
Sengau m n ɲ ŋ
Letup p b t d c ɟ k g ʔ
Desis s ʃ h
Hampiran w l j
Getar r

/s/ adalah alveodental laminal. /ʃ/ secara teknis berupa post-alveolar tetapi dikelompokkan dalam kolom langit-langit untuk alasan estetika.

Bahasa Aceh telah mengalami berulang kali perubahan ejaan, mulai penggunaan huruf Arab, huruf Latin ejaan lama, dan sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan. Berikut adalah pedoman ejaannya:[15][16]

  • A a
  • E e ə dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "dekat". Contoh: le (banyak).
  • EU eu ɨ tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh: eu (lihat).
  • È è ɛ dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "bebek". Contoh: pèng (uang), pèh (pukul/tumbuk), dll.
  • É é e dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "kue". Contoh: lé (oleh).
  • Ë ë, tidak ditemui padanannya dalam bahasa Indonesia.
  • I i
  • Ö ö ʌ dibaca seperti huruf vokal dasar /ɔ/, tetapi diucapkan dengan mulut terbuka. Contoh: mantöng (masih), böh (buang),
  • Ô ô o dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "soto", "foto", "tato". Contoh: bôh (taruh), sôh (tinju), tôh (mengeluarkan).
  • O o ɔ dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "tolong", "bom". Contoh: boh (buah), soh (kosong), toh (mana)
  • U u

Huruf vokal sengau:

  • 'A 'a pengucapannya sengau seperti /a/ dalam kata “maaf”; contohnya: 'ap (suap), meu'ah (maaf)
  • 'È 'è pengucapannya sengau seperti /e/ dalam kata “pamer”; contohnya: pa‘è (tokek), meu‘èn (main)
  • 'I 'i pengucapannya sengau seperti /i/ dalam kata “angin”; contohnya: ca’ië (laba-laba), kh’iëng (busuk), dll
  • 'U 'u pengucapannya sengau; contohnya: meu'uë (bajak),
  • 'O 'o pengucapannya sengau; contohnya: ma’op (hantu/untuk menakuti anak-anak)

Sistem penulisan

[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya, bahasa Aceh menggunakan aksara Arab yang disebut dengan "jawoe" atau aksara Jawi dalam bahasa Melayu. Sejak kolonialisasi Belanda, bahasa Aceh menggunakan aksara Latin dengan penambahan huruf é, è, ë, ö, dan ô. Bunyi /ɨ/ dilambangkan oleh "eu" dan bunyi /ʌ/ diwakilkan oleh "ö". Huruf f, q, v, x, dan z hanya digunakan dalam kata serapan.

Vokal[17]
Grafem Fonem
(IPA)
Suku kata terbuka Suku kata tertutup
a /a/ ba /ba/ ‘bawa’ bak /baʔ/ ‘pada, pohon’
e /ə/ le /lə/ ‘banyak’ let /lət/ ‘cabut’
é /e/ baté /bate/ ‘baki pinang’ baték /bateʔ/ ‘batik’
è /ɛ/ bèe /bɛə/ ‘bau’ bèk /bɛʔ/ ‘jangan’
eu /ɯ/ keu /kɯ/ ‘untuk’ keuh /kɯh/ ‘jadi (seperti, nyan keuh)’
i /i/ di /di/ 'di, dari' dit /dit/ 'sedikit'
o /ɔ/ yo /jɔ/ ‘takut’ yok /jɔʔ/ ‘goyang’
ô /o/ /ro/ ‘tumpah’ rôh /roh/ ‘masuk’
ö /ʌ/ /pʌ/ ‘terbang’ pöt /pʌt/ ‘petik’
u /u/ su /su/ ‘suara’ suet /suət/ ‘mengeluarkan’
Konsonan[18]
Grafem Fonem
(IPA)
Catatan
b /b/
c /c/
d /d/
f /f/ Digunakan dalam kata asing; biasanya diganti dengan p (/p/).
g /g/
h /h/
j /ɟ/
k /k/, /ʔ/ pada akhir suku kata.
l /l/
m /m/
mb /mb/
n /n/
nd /nd/
ng /ŋ/
ngg /ŋg/
nj /ɳʲ/
ny /ɲ/
p /p/
q /q, k/ Digunakan dalam kata asing; biasanya diganti dengan k (/k/).
r /r/
s /s/
sy /ʃ/
t /t/
v /v/ Digunakan dalam kata asing; biasanya diganti dengan b (/b/).
w /w/
x /ks/ Digunakan dalam kata asing; biasanya diganti dengan ks (/ks/).
y /j/
z /z/ Digunakan dalam kata asing.

Berikut adalah daftar beberapa karya sastra terkenal dalam bahasa Aceh:

  • Hikayat Prang Sabi
  • Hikayat Malem Diwa
  • Hikayat Sultan Aceh Meureuhom (Sultan Iskandar Muda)
  • Hikayat Banun Setia
  • Hikayat Putroe Meulue
  • Hikayat Meurah Silu
  • Hikayat Putroe Lindong Buleuen
  • Hikayat Banta Amat Ngon Nahuda Seukeum
  • Hikayat Aulia Tujoh
  • Hikayat Prang Aceh
  • Hikayat Pocut Muhammad
  • Hikayat Prang Cut Ali
  • Hikayat Putroe Ijo
  • Hikayat Peureudan Ali
  • Hikayat Nun Parisi
  • Hikayat Nabi Ibrahim
  • Hikayat Nabi Yusuf
  • Hikayat Nabi Musa
  • Hikayat Nubeuet Nabi
  • Hikayat Tajul Muluk
  • Hikayat Ranto Ngon Hikayat Teungku di Meukek
  • Hikayat Raja Bada
  • Haba Amat Rhang Manyang
  • Haba Putroe Neng
  • Haba Magasang dan Magaseueng [19]
  • Pé Haba? = Apa kabar?
  • Haba Get = Kabar baik
  • Lôn Pikê Gétanyôë Han Mérémpök Lê = Saya Pikir Kita Tidak Bertemu Lagi
  • Lôn Jêp Ië U Muda = Saya minum air kelapa muda.
  • Agam ngön inöng = pria dan wanita
  • Lôn = saya
  • Kah, Drôn, Gata = kamu, Engkau, Anda
  • Han = Tidak
  • Kana = Telah Ada
  • Pajôh = makan
  • Jih, Gobnyan = dia, Beliau
  • Cédah that gobnyan. = Cantik/Tampan sekali Beliau
  • Lôn méen bhan bak blang thô. = Saya bermain bola di sawah kering.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ethnologue
  2. ^ https://www.ethnologue.com/language/ace.
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Aceh". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  5. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  6. ^ "Bahasa Aceh". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  7. ^ Riris Tiani (Mei 2018). "Korespondesi Bunyi Bahasa Aceh dan Bahasa Gayo". Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra. 13 (2). ISSN 0216-535X. 
  8. ^ Sufi, Rusdi (1998). Gerakan Nasionalisme di Aceh (1900–1942). Banda Aceh: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. hlm. 19–21. ISBN 979-95312-4-1. 
  9. ^ Durie, Mark. 1996. Framing the Acehnese Text: Language Choice and Discourse Structures in Aceh
  10. ^ Hikayat Aceh Telah Mati
  11. ^ Thurgood, Graham.2007.The Historical Place of Acehnese:The Known and the Unknown Diarsipkan 2010-07-13 di Wayback Machine.
  12. ^ Dani, Subur (2020-10-14). "Neurok, Majalah Berbahasa Aceh Pertama Diluncurkan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-10-25. 
  13. ^ a b Al-Harbi & Al-Ahmadi (2003)
  14. ^ Al-Harbi & Al-Ahmadi (2003)
  15. ^ Ejaan Bahasa Aceh
  16. ^ Standar penulisan bahasa Aceh yang ditetapkan pemerintah Indonesia
  17. ^ Omniglot
  18. ^ Omniglot
  19. ^ tengkuputeh (2017-12-15). "HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH". Tengkuputeh (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-23. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]