Bahasa Sumbawa: Perbedaan antara revisi
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi |
||
(46 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{wikify}} |
{{wikify}} |
||
{{Infobox Bahasa |
{{Infobox Bahasa |
||
|name= |
|name=Sumbawa |
||
|nativename=Basa Samawa |
|nativename=''Basa Samawa'' |
||
|states={{flag|Indonesia}} |
|||
|region=bagian barat [[pulau Sumbawa]] |
|||
|region={{flag|Nusa Tenggara Barat}} |
|||
|speakers=300 000 (1989) |
|speakers=300 000 (1989) |
||
|ethnicity=[[Suku Sumbawa|Sumbawa]] |
|||
|familycolor=Austronesia |
|familycolor=Austronesia |
||
|fam3=[[Rumpun bahasa Indonesia Tengah|Indonesia Tengah]] |
|||
|fam2=[[Bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]] |
|||
| |
|fam4=[[Bahasa Bali-Sasak-Sumbawa|Bali-Sasak-Sumbawa]] |
||
|fam5=[[Rumpun bahasa Sasak-Sumbawa|Sasak-Sumbawa]] |
|||
|fam4=Utara dan Timur |
|||
|script=[[Alfabet Latin]], Satera Jontal (Aksara tradisional Sumbawa yang memiliki kemiripan dengan aksara Bugis |
|||
|fam5=[[Bahasa Bali-Sasak-Sumbawa]] |
|||
| |
| mapcaption= Penuturan bahasa Sasak di [[Sumbawa]] dan [[Lombok]] (hanya digunakan oleh minoritas): |
||
{{Legend3 | #0062FF |Bahasa Sumbawa digunakan oleh mayoritas penduduknya}} |
|||
|script=[[Alfabet Latin]], Satera Jontal (Aksara tradisional Sumbawa yang memiliki kemiripan dengan aksara Bugis) |
|||
{{Legend striped3|#0062FF |#74B4FF| Bahasa Sumbawa digunakan mayoritas penduduknya, namun juga berbarengan dengan penuturan bahasa lain yang jumlah penuturnya cukup besar}} |
|||
{{Legend3 | #74B4FF | |
|||
Bahasa Sumbawa merupakan bahasa minoritas }} |
|||
|iso2=smw |
|iso2=smw |
||
|iso3=smw}} |
|iso3=smw |
||
}} |
|||
{{incubator|code=smw}} |
{{incubator|code=smw}} |
||
'''Bahasa Sumbawa''', atau '''Basa Samawa''', adalah bahasa yang dituturkan di bekas wilayah Kesultanan Sumbawa yaitu wilayah Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Jumlah penuturnya sekitar 300 000 orang (1989). |
|||
'''Bahasa Sumbawa''' (''Basa Samawa'') adalah sebuah [[bahasa suku|bahasa]] yang dituturkan oleh [[suku Sumbawa]] di bekas wilayah [[Kesultanan Sumbawa]] yaitu di wilayah [[Kabupaten Sumbawa]] dan [[Kabupaten Sumbawa Barat]], [[Nusa Tenggara Barat]]. Jumlah penuturnya sekitar 300.000 orang (1989). |
|||
Dari segi linguistik, bahasa Sumbawa serumpun dengan [[bahasa Sasak]]. Kedua bahasa ini merupakan kelompok dalam rumpun [[bahasa Bali-Sasak-Sumbawa]], yang pada gilirannya termasuk dalam satu kelompok "Utara dan Timur" dalam kelompok [[Bahasa Melayu-Sumbawa|Melayu-Sumbawa]]. |
|||
== Rumpun dan Dialek == |
|||
Dalam Bahasa Sumbawa, dikenal beberapa dialek regional atau variasi bahasa berdasarkan daerah penyebarannya, di antaranya dialek Samawa, Baturotok atau Batulante, dan dialek-dialek lain yang dipakai di daerah pegunungan Ropang seperti Labangkar, Lawen, serta penduduk di sebelah selatan Lunyuk, selain juga terdapat dialek Taliwang, Jereweh, dan dialek Tongo. Dalam dialek-dialek regional tersebut masih terdapat sejumlah variasi dialek regional yang dipakai oleh komunitas tertentu yang menandai bahwa betapa Suku Sumbawa ini terdiri atas berbagai macam leluhur etnik, misalnya dialek Taliwang yang diucapkan oleh penutur di Labuhan Lalar keturunan etnik Bajau sangat berbeda dengan dialek Taliwang yang diucapkan oleh komunitas masyarakat di Kampung Sampir yang merupakan keturunan etnik Mandar, Bugis, dan Makassar. |
|||
Dari segi [[linguistik]], bahasa [[Sumbawa, Sumbawa|Sumbawa]] berkerabat dekat dengan [[bahasa Sasak]] dan [[bahasa Bali]]. Kedua bahasa ini merupakan kelompok dalam rumpun [[bahasa Bali-Sasak-Sumbawa]], yang termasuk dalam satu kelompok "Utara dan Timur" dalam kelompok [[Bahasa Melayu-Sumbawa|Melayu-Sumbawa]]. |
|||
Dalam bahasa Sumbawa dikenal beberapa [[dialek]] [[regional]] atau variasi bahasa berdasarkan daerah penyebarannya, di antaranya dialek [[Sarawak|Samawa]], [[Baturotok, Batu Lanteh, Sumbawa|Baturotok]] atau [[Bantulanteh, Tarano, Sumbawa|Batulanteh]], dan dialek-dialek lain yang dipakai di daerah pegunungan Ropang seperti [[Labangka, Sumbawa|Labangka]], Lawen, serta penduduk di sebelah selatan [[Lunyuk, Sumbawa|Lunyuk]], selain juga terdapat dialek [[Taliwang, Sumbawa Barat|Taliwang]], [[Jereweh, Sumbawa Barat|Jereweh]], dan dialek [[Tongo, Sekongkang, Sumbawa Barat|Tongo]]. Dalam dialek-dialek regional tersebut masih terdapat sejumlah variasi dialek regional yang dipakai oleh komunitas tertentu yang menandai bahwa [[suku]] Sumbawa ini terdiri atas berbagai macam leluhur [[etnik]], misalnya dialek [[Taliwang, Sumbawa Barat|Taliwang]] yang diucapkan oleh penutur di [[Labuhan Lalar, Taliwang, Sumbawa Barat|Labuhan Lalar]] yang merupakan keturunan etnik [[Suku Bajau|Bajau]] berbeda dengan dialek Taliwang yang diucapkan oleh komunitas masyarakat di [[Sampir, Taliwang, Sumbawa Barat|Kampung Sampir]] yang merupakan keturunan etnik [[Suku Mandar|Mandar]], [[Suku Bugis|Bugis]], dan [[Suku Makassar|Makassar.]] |
|||
Interaksi sosial yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat Sumbawa menuntut hadirnya bahasa yang mampu menjembatani segala kepentingan mereka, konsekuensinya kelompok masyarakat yang relatif lebih maju akan cenderung memengaruhi kelompok masyarakat yang berada pada strata di bawahnya, maka bahasapun mengalir dan menyebar selaras dengan perkembangan budaya mereka. Dialek Samawa atau dialek Sumbawa Besar yang cikal bakalnya berasal dari dialek Seran, semenjak kekuasaan raja-raja Islam di Kesultanan Sumbawa hingga sekarang dipelajari oleh semua kelompok masyarakat Sumbawa sebagai jembatan komunikasi mereka, sehingga dialek Samawa secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar dalam Bahasa Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional suatu bahasa yang telah diterima sebagai standar bahasa dan mewakili dialek-dialek regional lain yang berada dalam Bahasa Sumbawa. |
|||
[[Interaksi sosial|Interaksi sosia]]<nowiki/>l yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat Sumbawa menuntut hadirnya bahasa yang mampu menjembatani segala kepentingan mereka. Konsekuensinya kelompok masyarakat yang relatif lebih maju akan cenderung memengaruhi kelompok [[masyarakat]] yang berada pada strata di bawahnya. Maka, bahasa pun mengalir dan menyebar selaras dengan perkembangan [[budaya]] mereka. Dialek Samawa atau dialek Sumbawa Besar, yang cikal bakalnya berasal dari dialek Seran, dipelajari oleh semua kelompok masyarakat sejak kekuasaan raja-raja Muslim di [[Kesultanan Sumbawa]] hingga sekarang sebagai jembatan komunikasi mereka. Dialek Samawa secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar dalam Bahasa Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional suatu bahasa yang telah diterima sebagai standar bahasa dan mewakili dialek-dialek regional lain yang berada dalam Bahasa Sumbawa. |
|||
Sebagai bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok-kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa Samawa tidak hanya diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik penghuni bekas Kesultanan Sumbawa saja, melainkan juga berguna sebagai media yang memperlancar kebudayaan daerah yang didukung oleh sebagian besar pemakainya, dan dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari dalam kalangan elit politik, sosial, dan ekonomi, akibatnya basa Samawa berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa asal etnik para penuturnya, yakni etnik Jawa, Madura, Bali, Sasak, Bima, Sulawesi (Bugis, Makassar, Mandar), Sumatra (Padang dan Palembang), Kalimantan (Banjarmasin), Cina (Tolkin dan Tartar) serta Arab, bahkan pada masa penjajahan basa Samawa juga menyerap kosakata asing yang berasal dari Portugis, Belanda, dan Jepang sehingga basa Samawa kini telah diterima sebagai bahasa yang menunjukkan tingkat kemapanan yang relatif tinggi dalam pembahasan bahasa-bahasa daerah. |
|||
Sebagai bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok-kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa Samawa tidak hanya diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik penghuni bekas [[Kesultanan Sumbawa]] saja, melainkan juga berguna sebagai media yang memperlancar kebudayaan daerah yang didukung oleh sebagian besar pemakainya dan dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari dalam kalangan elit politik, sosial, dan ekonomi. Akibatnya basa Samawa berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa asal etnik para penuturnya, yakni etnik [[Jawa]], [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Bali|Bali,]] [[Suku Sasak|Sasak]], [[Kota Bima|Bima]], [[Sulawesi]] (Bugis, Makassar, Mandar), [[Sumatra]] (Padang dan Palembang), [[Kalimantan]] (Banjarmasin), [[Tiongkok]] (Tolkin dan Tartar) serta Arab. Bahkan pada masa penjajahan, basa Samawa juga menyerap kosakata asing yang berasal dari bahasa [[Bahasa Portugis|Portugis]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], dan [[Bahasa Jepang|Jepang]]. Basa Samawa kini telah diterima sebagai bahasa yang menunjukkan tingkat kemapanan yang relatif tinggi dalam pembahasan bahasa-bahasa daerah. |
|||
== Keterkaitan == |
|||
{| class="wikitable" border="1" |
|||
|- |
|||
! [[Bahasa Indonesia]] |
|||
! [[Bahasa Bima]] |
|||
! Bahasa Sumbawa |
|||
|- |
|||
| Mata |
|||
| Mada |
|||
| Mata |
|||
|- |
|||
| Orang |
|||
| Dou |
|||
| Tau |
|||
|- |
|||
|} |
|||
{| class="wikitable" border="1" |
|||
|- |
|||
! Bahasa Indonesia |
|||
! [[Bahasa Banjar]] |
|||
! Bahasa Sumbawa |
|||
|- |
|||
| Rakit |
|||
| Lanting |
|||
| Lanting |
|||
|- |
|||
| Dekat |
|||
| Parak |
|||
| Parak |
|||
|- |
|||
| Nama sejenis makanan |
|||
| Pundut |
|||
| Pundut |
|||
|- |
|||
|} |
|||
{| class="wikitable" border="1" |
|||
|- |
|||
! Bahasa Indonesia |
|||
! [[Bahasa Bali]] |
|||
! Bahasa Sumbawa |
|||
|- |
|||
| Gelar Raja |
|||
| Dewa Agung |
|||
| Dewa Masmawa |
|||
|- |
|||
| kapan |
|||
| Pidan |
|||
| Pidan |
|||
|- |
|||
|} |
|||
{| class="wikitable" border="1" |
|||
|- |
|||
! Bahasa Indonesia |
|||
! [[Bahasa Makassar]] |
|||
! Bahasa Sumbawa |
|||
|- |
|||
| Gelar anak Raja |
|||
| Daeng |
|||
| Daeng |
|||
|- |
|||
|} |
|||
{| class="wikitable" border="1" |
|||
|- |
|||
! Bahasa Indonesia |
|||
! [[Bahasa Arab]] [[dinasti Alawi|Maroko]] |
|||
! Bahasa Sumbawa |
|||
|- |
|||
| Maulana |
|||
| [[Mawla]]/Moulay<ref>http://www.royalark.net/Morocco/morocco.htm</ref> |
|||
| Mele |
|||
|- |
|||
| Bangsawan wanita |
|||
| Lalla |
|||
| Lala |
|||
|- |
|||
|} |
|||
== Referensi == |
|||
{{Reflist}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://www.ethnologue.com/show_language.asp?code=smw www.ethnologue.com: "Sumbawa"] |
* [http://www.ethnologue.com/show_language.asp?code=smw www.ethnologue.com: "Sumbawa"] |
||
* http://repositori.kemdikbud.go.id/2953/1/Kamus%20sumbawa%20-%20Indonesia.pdf |
* http://repositori.kemdikbud.go.id/2953/1/Kamus%20sumbawa%20-%20Indonesia.pdf |
||
{{Bahasa daerah di Indonesia}} |
|||
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]] |
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]] |
||
[[Kategori:Bahasa di Nusa Tenggara]] |
[[Kategori:Bahasa di Nusa Tenggara]] |
||
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 6 Agustus 2024 12.24
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Bahasa Sumbawa (Basa Samawa) adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh suku Sumbawa di bekas wilayah Kesultanan Sumbawa yaitu di wilayah Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Jumlah penuturnya sekitar 300.000 orang (1989).
Rumpun dan Dialek
[sunting | sunting sumber]Dari segi linguistik, bahasa Sumbawa berkerabat dekat dengan bahasa Sasak dan bahasa Bali. Kedua bahasa ini merupakan kelompok dalam rumpun bahasa Bali-Sasak-Sumbawa, yang termasuk dalam satu kelompok "Utara dan Timur" dalam kelompok Melayu-Sumbawa.
Dalam bahasa Sumbawa dikenal beberapa dialek regional atau variasi bahasa berdasarkan daerah penyebarannya, di antaranya dialek Samawa, Baturotok atau Batulanteh, dan dialek-dialek lain yang dipakai di daerah pegunungan Ropang seperti Labangka, Lawen, serta penduduk di sebelah selatan Lunyuk, selain juga terdapat dialek Taliwang, Jereweh, dan dialek Tongo. Dalam dialek-dialek regional tersebut masih terdapat sejumlah variasi dialek regional yang dipakai oleh komunitas tertentu yang menandai bahwa suku Sumbawa ini terdiri atas berbagai macam leluhur etnik, misalnya dialek Taliwang yang diucapkan oleh penutur di Labuhan Lalar yang merupakan keturunan etnik Bajau berbeda dengan dialek Taliwang yang diucapkan oleh komunitas masyarakat di Kampung Sampir yang merupakan keturunan etnik Mandar, Bugis, dan Makassar.
Interaksi sosial yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat Sumbawa menuntut hadirnya bahasa yang mampu menjembatani segala kepentingan mereka. Konsekuensinya kelompok masyarakat yang relatif lebih maju akan cenderung memengaruhi kelompok masyarakat yang berada pada strata di bawahnya. Maka, bahasa pun mengalir dan menyebar selaras dengan perkembangan budaya mereka. Dialek Samawa atau dialek Sumbawa Besar, yang cikal bakalnya berasal dari dialek Seran, dipelajari oleh semua kelompok masyarakat sejak kekuasaan raja-raja Muslim di Kesultanan Sumbawa hingga sekarang sebagai jembatan komunikasi mereka. Dialek Samawa secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar dalam Bahasa Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional suatu bahasa yang telah diterima sebagai standar bahasa dan mewakili dialek-dialek regional lain yang berada dalam Bahasa Sumbawa.
Sebagai bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok-kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa Samawa tidak hanya diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik penghuni bekas Kesultanan Sumbawa saja, melainkan juga berguna sebagai media yang memperlancar kebudayaan daerah yang didukung oleh sebagian besar pemakainya dan dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari dalam kalangan elit politik, sosial, dan ekonomi. Akibatnya basa Samawa berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa asal etnik para penuturnya, yakni etnik Jawa, Madura, Bali, Sasak, Bima, Sulawesi (Bugis, Makassar, Mandar), Sumatra (Padang dan Palembang), Kalimantan (Banjarmasin), Tiongkok (Tolkin dan Tartar) serta Arab. Bahkan pada masa penjajahan, basa Samawa juga menyerap kosakata asing yang berasal dari bahasa Portugis, Belanda, dan Jepang. Basa Samawa kini telah diterima sebagai bahasa yang menunjukkan tingkat kemapanan yang relatif tinggi dalam pembahasan bahasa-bahasa daerah.
Keterkaitan
[sunting | sunting sumber]Bahasa Indonesia | Bahasa Bima | Bahasa Sumbawa |
---|---|---|
Mata | Mada | Mata |
Orang | Dou | Tau |
Bahasa Indonesia | Bahasa Banjar | Bahasa Sumbawa |
---|---|---|
Rakit | Lanting | Lanting |
Dekat | Parak | Parak |
Nama sejenis makanan | Pundut | Pundut |
Bahasa Indonesia | Bahasa Bali | Bahasa Sumbawa |
---|---|---|
Gelar Raja | Dewa Agung | Dewa Masmawa |
kapan | Pidan | Pidan |
Bahasa Indonesia | Bahasa Makassar | Bahasa Sumbawa |
---|---|---|
Gelar anak Raja | Daeng | Daeng |
Bahasa Indonesia | Bahasa Arab Maroko | Bahasa Sumbawa |
---|---|---|
Maulana | Mawla/Moulay[3] | Mele |
Bangsawan wanita | Lalla | Lala |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Sumbawa". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Sumbawa". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ http://www.royalark.net/Morocco/morocco.htm