Bahasa Gayo: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(27 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{more citations needed}} |
|||
{{menyesatkan|bagian}} |
|||
⚫ | |||
{{Infobox Bahasa |
{{Infobox Bahasa |
||
|name=Bahasa Gayo |
|name=Bahasa Gayo |
||
|nativename=Bahsa Gayô |
|nativename=Bahsa Gayô |
||
|states=[[Indonesia]] |
|states=[[Indonesia]] |
||
|region=[[Sumatra]] ( |
|region=[[Sumatra]] (sebagian besar [[Aceh]]) |
||
|speakers= Kurang |
|speakers= Kurang lebih 85.000 |
||
|familycolor=Austronesia |
|familycolor=Austronesia |
||
|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]] |
|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]] |
||
|fam3= |
|fam3=[[Rumpun bahasa Sumatera Barat Laut–Kepulauan Penghalang|Sumatera Barat Laut–Kepulauan Penghalang]] |
||
|iso2=gay |
|iso2=gay |
||
|iso3=gay |
|iso3=gay|ethnicity=[[Suku Gayo]] |
||
|map=Languages of Northern Sumatra id.svg |
|||
|mapcaption=Penutur bahasa Gayo ditandai dengan kode bahasa '''gay''' (warna hijau tua) yang terpusat di tengah [[Aceh]]. |
|||
|sister= |
|||
⚫ | |||
'''Bahasa Gayo''' (pengucapan: Gayô) adalah sebuah bahasa dari rumpun Austronesia yang dituturkan oleh [[Suku Gayo]] di provinsi [[Aceh]], yang terkonsentrasi di Kabupaten [[Aceh Tengah]], [[Bener Meriah]], [[Gayo Lues]]. Ke 3 daerah ini merupakan wilayah inti suku [[Gayo]]. |
'''Bahasa Gayo''' (pengucapan: Gayô) adalah sebuah bahasa dari rumpun Austronesia yang dituturkan oleh [[Suku Gayo]] di provinsi [[Aceh]], yang terkonsentrasi di Kabupaten [[Aceh Tengah]], [[Bener Meriah]], [[Gayo Lues]]. Ke 3 daerah ini merupakan wilayah inti suku [[Gayo]]. |
||
Baris 18: | Baris 21: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Bahasa-bahasa yang ada di Nusantara masuk dalam kelompok Austronesia (Merrit Ruhlen dalam Pesona Bahasa Nusantara Menjelang Abad Ke-21: 27). Sedangkan Bahasa Gayo termasuk dalam [[rumpun bahasa]] |
Bahasa-bahasa yang ada di Nusantara masuk dalam kelompok Austronesia (Merrit Ruhlen dalam Pesona Bahasa Nusantara Menjelang Abad Ke-21: 27). Sedangkan Bahasa Gayo termasuk dalam [[rumpun bahasa]] Melayu-Polinesia seperti yang disebutkan [[Domenyk Eades]] dalam bukunya ''A Grammar of Gayo: A Language of Aceh, Sumatra'': |
||
“Gayo belongs to the Malayo-Polynesian branch of the Austronesian family of languages. Malayo-Polynesian languages are spoken in [[Taiwan]], the [[Philippines]], mainland [[ |
“Gayo belongs to the Malayo-Polynesian branch of the Austronesian family of languages. Malayo-Polynesian languages are spoken in [[Taiwan]], the [[Philippines]], mainland [[Asia Tenggara|Southeast Asia]], western [[Indonesia]]…”(Eades 2005:4) |
||
== Variasi Dialek == |
== Variasi Dialek == |
||
Salah satu dampak dari pesebaran yang terjadi yaitu adanya variasi dialek pada bahasa Gayo. Meski demikian, perbedaan tersebut tidak memengaruhi penutur bahasa Gayo dalam berkomunikasi satu sama lain. Pengaruh dari luar yaitu bahasa di luar bahasa Gayo turut memengaruhi variasi dialek tersebut. Perbedaan tersebut tidak hanya pada aspek fonologi tetapi juga pada kosakata yang digunakan. Namun, untuk yang kedua (kosakata) tidak menunjukan pengaruh yang begitu besar. Sebagai contoh, bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, [[Kerajaan Linge|Linge]] dan [[Kabupaten Gayo Lues|Gayo Lues]]. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh bahasa Aceh yang lebih dominan di [[Kabupaten Aceh Timur|Aceh Timur]]. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di [[Aceh Tamiang |
Salah satu dampak dari pesebaran yang terjadi yaitu adanya variasi dialek pada bahasa Gayo. Meski demikian, perbedaan tersebut tidak memengaruhi penutur bahasa Gayo dalam berkomunikasi satu sama lain. Pengaruh dari luar yaitu bahasa di luar bahasa Gayo turut memengaruhi variasi dialek tersebut. Perbedaan tersebut tidak hanya pada aspek fonologi tetapi juga pada kosakata yang digunakan. Namun, untuk yang kedua (kosakata) tidak menunjukan pengaruh yang begitu besar. Sebagai contoh, bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, [[Kerajaan Linge|Linge]] dan [[Kabupaten Gayo Lues|Gayo Lues]]. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh bahasa Aceh yang lebih dominan di [[Kabupaten Aceh Timur|Aceh Timur]]. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di [[Aceh Tamiang]]. |
||
Dalam hal dialek yang ada pada [[Suku Gayo]], M.J. Melalatoa membagi dialek Gayo Lut terdiri dari sub-dialek Gayo Lut dan Deret; sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub-subdialek. Demikian pula dengan dialek Gayo Lues terdiri dari sub-dialek Gayo Lues dan Serbejadi. Sub-dialek Serbejadi sendiri meliputi sub-sub dialek Serbejadi dan Lukup (1981:53). Sementara Baihaqi Ak., dkk menyebut jumlah dialek bahasa Gayo sesuai dengan persebaran suku Gayo tadi (Gayo Lut, Deret, Gayo Lues, Lokop/Serbejadi dan Kalul). Namun, dialek Gayo Lues, Gayo Lut, Gayo Lukup/Serbejadi dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan. Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang disana dinamakan dialek Bukit dan Cik (1981:1). |
Dalam hal dialek yang ada pada [[Suku Gayo]], M.J. Melalatoa membagi dialek Gayo Lut terdiri dari sub-dialek Gayo Lut dan Deret; sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub-subdialek. Demikian pula dengan dialek Gayo Lues terdiri dari sub-dialek Gayo Lues dan Serbejadi. Sub-dialek Serbejadi sendiri meliputi sub-sub dialek Serbejadi dan Lukup (1981:53). Sementara Baihaqi Ak., dkk menyebut jumlah dialek bahasa Gayo sesuai dengan persebaran suku Gayo tadi (Gayo Lut, Deret, Gayo Lues, Lokop/Serbejadi dan Kalul). Namun, dialek Gayo Lues, Gayo Lut, Gayo Lukup/Serbejadi dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan. Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang disana dinamakan dialek Bukit dan Cik (1981:1). |
||
"'versi Dialek"' |
|||
*Dialek Lut |
|||
"Bukit |
|||
"Cik |
|||
*Dialek Deret |
|||
"Linge |
|||
"Syiah utama |
|||
"Lukup |
|||
"Serberjadi |
|||
*Dialek Blang/Gayo lues |
|||
"Blangkejeren |
|||
"Gayo Alas (Kutecane) |
|||
*Dialek Kalul . |
|||
Dalam bahasa Gayo, kita juga mengenal tingkat kesopanan yang ditunjukan dengan tutur (memanggil seseorang) dengan panggilan yang berbeda. Hal tersebut menunjukan tata krama, sopan santun, rasa hormat, penghargaan dan kasih sayang. Kepada orang tua, misalnya, akan memiliki tutur yang berbeda dengan anak-anak. Dapat kita contohkan, pemakaian ko dan kam, yang keduanya berarti kamu (anda) Panggilan ko biasa digunakan dari orang tua dan/atau lebih tua kepada yang lebih muda, sebaliknya, terasa janggal atau tidak sopan bila yang muda menggunakan kata ini kepada orang yang lebih tua. Kata kam sendiri lebih sopan dibandingkan dengan ko. Selain itu, kam ini menunjukan makna [[jamak]] dan panggilan intim antara suami istri. Tambahan pula, bahasa Gayo Lut dinilai lebih sopan dan halus dibandingkan dengan bahasa Gayo lainnya. |
Dalam bahasa Gayo, kita juga mengenal tingkat kesopanan yang ditunjukan dengan tutur (memanggil seseorang) dengan panggilan yang berbeda. Hal tersebut menunjukan tata krama, sopan santun, rasa hormat, penghargaan dan kasih sayang. Kepada orang tua, misalnya, akan memiliki tutur yang berbeda dengan anak-anak. Dapat kita contohkan, pemakaian ko dan kam, yang keduanya berarti kamu (anda) Panggilan ko biasa digunakan dari orang tua dan/atau lebih tua kepada yang lebih muda, sebaliknya, terasa janggal atau tidak sopan bila yang muda menggunakan kata ini kepada orang yang lebih tua. Kata kam sendiri lebih sopan dibandingkan dengan ko. Selain itu, kam ini menunjukan makna [[jamak]] dan panggilan intim antara suami istri. Tambahan pula, bahasa Gayo Lut dinilai lebih sopan dan halus dibandingkan dengan bahasa Gayo lainnya. |
||
Baris 32: | Baris 49: | ||
Dalam pergaulan sehari-hari antar orang Gayo, bahasa ini berfungsi sebagai alat [[komunikasi]]. Meski terdapat adanya perbedaan dialek dan kosakata dalam bahasa Gayo seperti yang disebutkan sebelumnya (Gayo Lut, Gayo Deret, Gayo Lues, Lokop dan Kalul), tetapi perbedaan tersebut tidak menjadi persoalan yang berarti dalam proses komunikasi antar penutur bahasa Gayo. Perbedaan dialek dan kosakata tersebut menjadi cerminan kayanya kandungan bahasa Gayo. Kedua, bahasa ini berfungsi sebagai [[bahasa pengantar]] terutama pada periode awal penyebaran [[Islam]] dan dalam dunia pendidikan. Dapat kita lihat pada [[Tari Saman|saman]], [[didong]] dan beberapa sastra lisan Gayo lainnya. Dengan demikian, proses peyampaian menjadi lebih efektif dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Di kota [[Takengon]] sendiri, yang multietnis dan multikultural, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar untuk berkomunikasi. Ketiga, sebagai identitas; melalui bahasa, kita dapat mengetahui kepribadian, identitas dan [[budaya]] bangsa lain, begitu juga halnya dengan bahasa Gayo. Pada akhirnya, keberadaan bahasa menjadikan penuturnya bangga akan kepemilikan bahasa yang bersangkutan. Demikian halnya bagi orang Gayo, bahasa Gayo menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penuturnya. |
Dalam pergaulan sehari-hari antar orang Gayo, bahasa ini berfungsi sebagai alat [[komunikasi]]. Meski terdapat adanya perbedaan dialek dan kosakata dalam bahasa Gayo seperti yang disebutkan sebelumnya (Gayo Lut, Gayo Deret, Gayo Lues, Lokop dan Kalul), tetapi perbedaan tersebut tidak menjadi persoalan yang berarti dalam proses komunikasi antar penutur bahasa Gayo. Perbedaan dialek dan kosakata tersebut menjadi cerminan kayanya kandungan bahasa Gayo. Kedua, bahasa ini berfungsi sebagai [[bahasa pengantar]] terutama pada periode awal penyebaran [[Islam]] dan dalam dunia pendidikan. Dapat kita lihat pada [[Tari Saman|saman]], [[didong]] dan beberapa sastra lisan Gayo lainnya. Dengan demikian, proses peyampaian menjadi lebih efektif dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Di kota [[Takengon]] sendiri, yang multietnis dan multikultural, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar untuk berkomunikasi. Ketiga, sebagai identitas; melalui bahasa, kita dapat mengetahui kepribadian, identitas dan [[budaya]] bangsa lain, begitu juga halnya dengan bahasa Gayo. Pada akhirnya, keberadaan bahasa menjadikan penuturnya bangga akan kepemilikan bahasa yang bersangkutan. Demikian halnya bagi orang Gayo, bahasa Gayo menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penuturnya. |
||
== Lagi kerja == |
|||
* Contoh Percakapan perkenalan dalam bahasa Gayo: |
|||
* Basa Gayo = Bahasa Gayo |
* Basa Gayo = Bahasa Gayo |
||
* Sahen gëral Kam? = Siapakah nama Anda? |
* Sahen gëral Kam? = Siapakah nama Anda? |
||
Baris 41: | Baris 56: | ||
* Ngë mangan kë, Kam = Sudah makankah, Anda? |
* Ngë mangan kë, Kam = Sudah makankah, Anda? |
||
* Gërë ilën = Belum |
* Gërë ilën = Belum |
||
* |
|||
* |
|||
* |
|||
* |
|||
* |
|||
* |
|||
* I Takèngën, isi kitë tarëng? = Di Takèngën, dimana Kamu tinggal? |
* I Takèngën, isi kitë tarëng? = Di Takèngën, dimana Kamu tinggal? |
||
* I Bëbësën, umahku = di Bëbësën, rumahku |
* I Bëbësën, umahku = di Bëbësën, rumahku |
||
* |
|||
* Sëlohën gèh wè ku umah? = Kapankah dia datang ke rumah? |
* Sëlohën gèh wè ku umah? = Kapankah dia datang ke rumah? |
||
* Ama malè bëluh ku Lingë sërloni = Ayah akan pergi ke Lingë hari ini |
* Ama malè bëluh ku Lingë sërloni = Ayah akan pergi ke Lingë hari ini |
||
Baris 59: | Baris 67: | ||
* Tëngah mubasuh = Sedang mencuci/membasuh |
* Tëngah mubasuh = Sedang mencuci/membasuh |
||
== Rujukan == |
|||
<References/> |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
=== Bahasa Gayo === |
=== Bahasa Gayo === |
||
* {{id}} [https://www.kamusdaerah.com/ Kamus Lengkap Terjemahan Bahasa Daerah Indonesia Online] |
|||
* {{id}} [http://basagayo.blogspot.com Belajar Bahasa Gayo] |
* {{id}} [http://basagayo.blogspot.com Belajar Bahasa Gayo] |
||
* {{id}} [ |
* {{id}} [https://www.gayolinge.com Gayo Linge] |
||
* {{id}} [http://www.arigayo.com Komunitas Gayo online] |
* {{id}} [http://www.arigayo.com Komunitas Gayo online] |
||
* {{id}} [ |
* {{id}} [https://www.winsepang.eu.org Gayo Community] |
||
* {{id}} [http://www.bahasagayo.blogspot.com Bahasa Gayo] |
* {{id}} [http://www.bahasagayo.blogspot.com Bahasa Gayo] |
||
* {{id}} [ |
* {{id}} [https://www.gayolues.eu.org/ Lirik Lagu Gayo] |
||
* {{en}} [http://www.uranggayo.wordpress.com Gayonese Blogs] |
* {{en}} [http://www.uranggayo.wordpress.com Gayonese Blogs] |
||
* {{en}} {{ethnologue|gay}} |
* {{en}} {{ethnologue|gay}} |
||
*{{id}} [https:// |
*{{id}} [https://www.gayolues.eu.org/p/sitemap.html SitusMedia Lagu Gayo] |
||
*{{id}} [https://www.lintasgayo.eu.org Situs Berita Media Online Gayo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211214075841/https://www.lintasgayo.eu.org/ |date=2021-12-14 }} |
|||
=== Wilayah Bahasa Gayo === |
=== Wilayah Bahasa Gayo === |
||
Baris 81: | Baris 93: | ||
<!--Categories--> |
<!--Categories--> |
||
<!--Interwikis--> |
<!--Interwikis--> |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Rumpun bahasa Austronesia]] |
||
[[Kategori:Bahasa di Aceh]] |
[[Kategori:Bahasa di Aceh]] |
||
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]] |
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 12 September 2024 13.17
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Bahasa Gayo (pengucapan: Gayô) adalah sebuah bahasa dari rumpun Austronesia yang dituturkan oleh Suku Gayo di provinsi Aceh, yang terkonsentrasi di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues. Ke 3 daerah ini merupakan wilayah inti suku Gayo.
Bahasa Gayo merupakan salah satu bahasa yang ada di Nusantara. Keberadaan bahasa ini sama tuanya dengan keberadaan orang Gayo “Urang Gayo” itu sendiri di Indonesia. Sementara orang Gayo “Urang Gayo” merupakan suku asli yang mendiami Aceh. [diragukan ][butuh rujukan]. Mereka memiliki bahasa, adat istiadat sendiri yang membedakan identitas mereka dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Daerah kediaman mereka sendiri disebut dengan Tanoh Gayo (Tanah Gayo), tepatnya berada di tengah-tengah provinsi Aceh.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Bahasa-bahasa yang ada di Nusantara masuk dalam kelompok Austronesia (Merrit Ruhlen dalam Pesona Bahasa Nusantara Menjelang Abad Ke-21: 27). Sedangkan Bahasa Gayo termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia seperti yang disebutkan Domenyk Eades dalam bukunya A Grammar of Gayo: A Language of Aceh, Sumatra:
“Gayo belongs to the Malayo-Polynesian branch of the Austronesian family of languages. Malayo-Polynesian languages are spoken in Taiwan, the Philippines, mainland Southeast Asia, western Indonesia…”(Eades 2005:4)
Variasi Dialek
[sunting | sunting sumber]Salah satu dampak dari pesebaran yang terjadi yaitu adanya variasi dialek pada bahasa Gayo. Meski demikian, perbedaan tersebut tidak memengaruhi penutur bahasa Gayo dalam berkomunikasi satu sama lain. Pengaruh dari luar yaitu bahasa di luar bahasa Gayo turut memengaruhi variasi dialek tersebut. Perbedaan tersebut tidak hanya pada aspek fonologi tetapi juga pada kosakata yang digunakan. Namun, untuk yang kedua (kosakata) tidak menunjukan pengaruh yang begitu besar. Sebagai contoh, bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, Linge dan Gayo Lues. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di Aceh Tamiang.
Dalam hal dialek yang ada pada Suku Gayo, M.J. Melalatoa membagi dialek Gayo Lut terdiri dari sub-dialek Gayo Lut dan Deret; sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub-subdialek. Demikian pula dengan dialek Gayo Lues terdiri dari sub-dialek Gayo Lues dan Serbejadi. Sub-dialek Serbejadi sendiri meliputi sub-sub dialek Serbejadi dan Lukup (1981:53). Sementara Baihaqi Ak., dkk menyebut jumlah dialek bahasa Gayo sesuai dengan persebaran suku Gayo tadi (Gayo Lut, Deret, Gayo Lues, Lokop/Serbejadi dan Kalul). Namun, dialek Gayo Lues, Gayo Lut, Gayo Lukup/Serbejadi dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan. Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang disana dinamakan dialek Bukit dan Cik (1981:1).
"'versi Dialek"'
- Dialek Lut
"Bukit "Cik
- Dialek Deret
"Linge "Syiah utama "Lukup "Serberjadi
- Dialek Blang/Gayo lues
"Blangkejeren "Gayo Alas (Kutecane)
- Dialek Kalul .
Dalam bahasa Gayo, kita juga mengenal tingkat kesopanan yang ditunjukan dengan tutur (memanggil seseorang) dengan panggilan yang berbeda. Hal tersebut menunjukan tata krama, sopan santun, rasa hormat, penghargaan dan kasih sayang. Kepada orang tua, misalnya, akan memiliki tutur yang berbeda dengan anak-anak. Dapat kita contohkan, pemakaian ko dan kam, yang keduanya berarti kamu (anda) Panggilan ko biasa digunakan dari orang tua dan/atau lebih tua kepada yang lebih muda, sebaliknya, terasa janggal atau tidak sopan bila yang muda menggunakan kata ini kepada orang yang lebih tua. Kata kam sendiri lebih sopan dibandingkan dengan ko. Selain itu, kam ini menunjukan makna jamak dan panggilan intim antara suami istri. Tambahan pula, bahasa Gayo Lut dinilai lebih sopan dan halus dibandingkan dengan bahasa Gayo lainnya.
Fungsi
[sunting | sunting sumber]Dalam pergaulan sehari-hari antar orang Gayo, bahasa ini berfungsi sebagai alat komunikasi. Meski terdapat adanya perbedaan dialek dan kosakata dalam bahasa Gayo seperti yang disebutkan sebelumnya (Gayo Lut, Gayo Deret, Gayo Lues, Lokop dan Kalul), tetapi perbedaan tersebut tidak menjadi persoalan yang berarti dalam proses komunikasi antar penutur bahasa Gayo. Perbedaan dialek dan kosakata tersebut menjadi cerminan kayanya kandungan bahasa Gayo. Kedua, bahasa ini berfungsi sebagai bahasa pengantar terutama pada periode awal penyebaran Islam dan dalam dunia pendidikan. Dapat kita lihat pada saman, didong dan beberapa sastra lisan Gayo lainnya. Dengan demikian, proses peyampaian menjadi lebih efektif dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Di kota Takengon sendiri, yang multietnis dan multikultural, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar untuk berkomunikasi. Ketiga, sebagai identitas; melalui bahasa, kita dapat mengetahui kepribadian, identitas dan budaya bangsa lain, begitu juga halnya dengan bahasa Gayo. Pada akhirnya, keberadaan bahasa menjadikan penuturnya bangga akan kepemilikan bahasa yang bersangkutan. Demikian halnya bagi orang Gayo, bahasa Gayo menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penuturnya.
- Basa Gayo = Bahasa Gayo
- Sahen gëral Kam? = Siapakah nama Anda?
- Ariga, gëralku = Ariga, namaku
- Kunë këbër ni Kam? = Bagaimana kabar Anda?
- Alhamdulillah jëroh, Kam kunë? = Alhamdulillah baik, Anda bagaimana?
- Ngë mangan kë, Kam = Sudah makankah, Anda?
- Gërë ilën = Belum
- I Takèngën, isi kitë tarëng? = Di Takèngën, dimana Kamu tinggal?
- I Bëbësën, umahku = di Bëbësën, rumahku
- Sëlohën gèh wè ku umah? = Kapankah dia datang ke rumah?
- Ama malè bëluh ku Lingë sërloni = Ayah akan pergi ke Lingë hari ini
- Singah ku umah = Mampir ke rumah
- Barëk sëlo ikë ara masa = Kapan-kapan jikalau ada waktu
- Ëntah Mangan, ënti këmèl-këmèl! = Mari makan , jangan malu-malu!
- Aku malè ulak = Saya mau pulang
- Tëngah ngunë? = Sedang apa?
- Tëngah mubasuh = Sedang mencuci/membasuh
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Gayo". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Gayo". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Bahasa Gayo
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Kamus Lengkap Terjemahan Bahasa Daerah Indonesia Online
- (Indonesia) Belajar Bahasa Gayo
- (Indonesia) Gayo Linge
- (Indonesia) Komunitas Gayo online
- (Indonesia) Gayo Community
- (Indonesia) Bahasa Gayo
- (Indonesia) Lirik Lagu Gayo
- (Inggris) Gayonese Blogs
- (Inggris) (Inggris) Bahasa Gayo di Ethnologue
- (Indonesia) SitusMedia Lagu Gayo
- (Indonesia) Situs Berita Media Online Gayo Diarsipkan 2021-12-14 di Wayback Machine.
Wilayah Bahasa Gayo
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Pemda Bener Meriah
- (Indonesia) Pemda Aceh tengah
- (Indonesia) Pemda Gayolues