Lompat ke isi

Bahasa Sunda Bogor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raja Nine to Five (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 21221119 oleh Wllyyy (bicara) Tidak boleh memuat sumber primer/riset asli!
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Syf.Ed77 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(91 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
|familycolor=Austronesia
|familycolor=Austronesia
|name=Sunda Bogor
|name=Sunda Bogor
|pronunciation={{IPA|basa sʊnda bɔgɔr}}
|states= {{flag|Indonesia}}
|image=Struktur Bahasa Sunda Dialek Bogor (1985) 0000.jpg
|region= {{flag|Jawa Barat}}
|imagecaption=Sampul buku ''Struktur Bahasa Sunda Dialek Bogor'', terbitan 1985.
* [[File:Lambang Kabupaten Bogor.svg|15px]] [[Kabupaten Bogor]]
|states= [[Indonesia]]
* [[File:Emblem of Bogor.svg|15px]] [[Kota Bogor]]
|region= {{tree list}}
* [[Keresidenan Bogor|eks-Keresidenan Bogor]]
** {{Kab singkat|Bogor}}
** {{Kab singkat|Bekasi}}
*** [[Bojongmangu, Bekasi|Bojongmangu]]
*** [[Cibarusah, Bekasi|Cibarusah]]
*** [[Serang Baru, Bekasi|Serang Baru]]
*** [[Setu, Bekasi|Setu]]
*** sebagian [[Cikarang (Kota)|Cikarang]]
**{{Kab singkat|Karawang}}
*** [[Tegalwaru, Karawang|Tegalwaru]]
*** sebagian [[Pangkalan, Karawang|Pangkalan]]
** [[Kota Bogor]]
** [[Kota Depok]]
*** [[Tapos, Depok|Tapos]]<ref>{{cite web|url=https://www.radardepok.com/2018/03/bahasa-sunda-di-kota-depok-belum-prioritas-tapi-tetap-menggeliat/|title=Bahasa Sunda di Kota Depok, Belum Prioritas Tapi Tetap Menggeliat|website=www.radardepok.com|access-date=1 Januari 2023|archive-date=2023-01-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20230101132404/https://www.radardepok.com/2018/03/bahasa-sunda-di-kota-depok-belum-prioritas-tapi-tetap-menggeliat/|dead-url=yes}}</ref>
**** [[Cimpaeun, Tapos, Depok|Cimpaeun]]<ref name="Sunda Tapos">{{cite web|url=https://depokrayanews.com/disdik-depok-gelar-lomba-kependidikan-pembinaan-minat-bakat-dan-kreativitas-tingkat-pelajar/|title=Disdik Depok Gelar Lomba Kependidikan Pembinaan Minat Bakat dan Kreativitas Tingkat Pelajar|website=depokrayanews.com|language=id|access-date=18 Agustus 2023|date=4 Mei 2023}}</ref>
**** [[Leuwinanggung, Tapos, Depok|Leuwinanggung]]<ref name="Sunda Tapos"/>
** [[Kota Bekasi]]
*** [[Bantargebang, Bekasi|Bantargebang]]
*** [[Jatisampurna, Bekasi|Jatisampurna]]
{{tree list/end}}
|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
|fam3=[[Rumpun bahasa Melayu–Sumbawa|Melayu–Sumbawa]] atau [[Rumpun bahasa Kalimantan Utara Raya|Kalimantan Utara Raya]]
|fam3=[[Rumpun bahasa Kalimantan Utara Raya|Kalimantan Utara Raya]]?
|fam4=[[Rumpun bahasa Sunda-Badui|Sunda-Badui]]
|fam4=[[Rumpun bahasa Sunda-Badui|Sunda-Badui]]
|fam5=[[Bahasa Sunda|Sunda]]
|fam5=[[Bahasa Sunda|Sunda]]
|fam6=[[Bahasa Sunda Pesisir Utara|Sunda Utara]]
| fampos = Sunda
|ancestor=[[Bahasa Proto-Austronesia|Proto-Austronesia]]
|ancestor2=[[Bahasa Proto-Melayu-Polinesia|Proto-Melayu-Polinesia]]
|ancestor3=[[Bahasa Sunda Kuno|Sunda Kuno]]
|ancestor4=[[Bahasa Sunda Klasik|Sunda Klasik]]
|ancestor5=[[Bahasa Sunda pada masa Kolonial Belanda|Sunda Modern Awal]]
|glotto=bogo1241
|glotto=bogo1241
|nativename=''Basa Sunda Bogor''<br/>{{Sund|ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮧᮌᮧᮁ}}
|nativename=''Basa Sunda Bogor''<br/>{{Sund|ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮧᮌᮧᮁ}}
|speakers=± 7.1 juta
|speakers=± 7.1 juta
|script=* [[Alfabet Latin]]
|script=[[Alfabet bahasa Sunda]], [[Aksara Sunda Baku]]
|mapcode=Sunda Bogor
* [[Aksara Sunda Baku]]|map=Bogor-Sundanese-Map.png|mapcaption={{legend|#0080ff|Area di mana bahasa Sunda Bogor adalah mayoritas}}
|map=Bogor-Sundanese-Map.png
{{legend|#88c4ff|Area di mana bahasa Sunda Bogor adalah minoritas}}|notice=IPA|agency=[[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]]{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=v-vi|1984}}{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=vii}}|date=2020|ref={{Sfnp|Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat|2020}}|glottofoot=no|lingua=[http://www.hortensj-garden.org/index.php?tnc=1&tr=lsr&nid=31-MFN-ae 31-MFN-ae]|linglist=sun-bog}}
|mapcaption={{legend3|#0080ff|Area di mana bahasa Sunda Bogor adalah mayoritas}}
[[Berkas:Bogor-Sundanese-Map.png|thumb|Peta bahasa di Bogor]]
{{legend3|#88c4ff|Area di mana bahasa Sunda Bogor adalah minoritas}}
|notice=IPA
|notice2= Sunda
|agency=[[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]]{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=v-vi|1984}}{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=vii}}|date=2020|ref={{Sfnp|Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat|2020}}
| extvideo = Bahasa Sunda Bandung dan Bogor (Basa Wewengkon) Belajar Bahasa Sunda Episode 11
|extlink= GqVFdfkf6uk
|glottofoot=no
|linglist=sun-bog
|sk=NE
}}
'''Bahasa Sunda Bogor''' ('''BSDB'''){{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=18|1984}}{{sfnp|Hammarström|Forkel|Haspelmath|2019}} adalah sebuah dialek dari [[bahasa Sunda]] yang dituturkan di sebagian besar wilayah [[Kabupaten Bogor]] dan [[Kota Bogor]]. Dialek ini memiliki beberapa perbedaan dengan bahasa Sunda standar/[[Bahasa Sunda Priangan|dialek Priangan]] dan lebih berhubungan dekat dengan [[bahasa Sunda Banten]],{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=14|1984}}''{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=271|1984}}'' tetapi penutur dialek ini masih mengenal [[Tatakrama bahasa Sunda|''tatakrama basa'']] (sistem tuturan honorifik pada bahasa Sunda) seperti yang digunakan pada dialek Priangan, khususnya di wilayah selatan, tenggara, dan timur penggunaan dialek ini.


Ciri-ciri khusus bahasa Sunda yang digunakan di wilayah kabupaten Bogor diduga dapat terjadi dalam berbagai tataran kebahasaan; misalnya, dalam bidang [[fonologi]], [[morfologi]], [[Leksikologi|leksis]], [[sintaksis]], [[semantik]], dan beberapa ciri prosodi seperti ''pitch'', ''stress'', dinamik, tempo, jeda, [[intonasi]], dan kontur. Keseluruhannya dipergunakan dalam pengucapan bahasa Sunda sehari-hari.{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=13-14|1984}}
'''Bahasa Sunda Bogor{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=18|1984}}''' ({{Lang-su|{{Sund|ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮧᮌᮧᮁ}}|Basa Sunda Bogor}}) atau '''Dialek Bogor'''{{sfnp|Hammarström|Forkel|Haspelmath|2019}} adalah sebuah dialek dari [[Bahasa Sunda]] yang dituturkan di sebagian besar wilayah [[Kabupaten Bogor]] dan [[Kota Bogor]]. Dialek ini memiliki memiliki beberapa perbedaan dengan Bahasa Sunda Standar/[[Bahasa Sunda Priangan|Dialek Priangan]] dan lebih berhubungan dekat dengan [[Bahasa Sunda Banten]],{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=14|1984}}''{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=271|1984}}'' tetapi penutur dialek ini masih mengenal [[Tatakrama bahasa Sunda]] (sistem tuturan honorifik pada bahasa Sunda) seperti yang digunakan pada dialek Priangan meskipun penggunaannya tidak terlalu ketat.{{Butuh rujukan}}

Ciri-ciri khusus Bahasa Sunda yang digunakan di wilayah kabupaten Bogor diduga dapat terjadi dalam berbagai tataran kebahasaan; misalnya, dalam bidang [[fonologi]], [[morfologi]], [[Leksikologi|leksis]], [[sintaksis]], [[semantik]], dan beberapa ciri prosodi seperti ''pitch'', ''stress'', dinamik, tempo, jeda, [[intonasi]], dan kontur. Keseluruhannya dipergunakan dalam pengucapan bahasa Sunda sehari-hari.{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=13-14|1984}}


== Kedudukan dan peranan ==
== Kedudukan dan peranan ==
Oleh para pemakainnya, bahasa Sunda Bogor dianggap memiliki peranan yang sangat penting, sejalan dengan situasi dan kepentingan pemakaian bahasa, hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai [[bahasa daerah]] dengan fungsi [[bahasa Indonesia]]. Di mana bahasa Indonesia juga memiliki peranan penting di samping penggunaan bahasa Sunda dialek Bogor bagi para penuturnya.{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=8}}
Oleh para pemakainnya, bahasa Sunda Bogor dianggap memiliki peranan yang sangat penting, sejalan dengan situasi dan kepentingan pemakaian bahasa, hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai [[bahasa daerah]] dengan fungsi [[bahasa Indonesia]]. Di mana bahasa Indonesia juga memiliki peranan penting di samping penggunaan bahasa Sunda dialek Bogor bagi para penuturnya.{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=8}}


Kedudukan bahasa Sunda Bogor cukup kuat, sesuai dengan fungsinya sebagai [[alat]] [[komunikasi]] intra [[daerah]] dan [[budaya]]. Bahkan menurut informasi dari para [[pejabat]] setempat, bahasa Sunda Bogor sering sangat membantu penyampaian [[informasi]] dari atas ke bawah, serta dari pejabat dan aparat kepada rakyat. Dilihat dari segi penggunaannya yang seperti itu, di samping sebagai bahasa daerah, bahasa Sunda Bogor mempunyai kedudukan dampingan bagi bahasa Indonesia, termasuk dalam menjalankan [[administrasi]] [[Pemerintah|pemerintahan]] yang sifatnya [[Bahasa lisan|lisan]].{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=8}}
Kedudukan bahasa Sunda Bogor cukup kuat, sesuai dengan fungsinya sebagai [[alat]] [[komunikasi]] intra [[daerah]] dan [[budaya]]. Bahkan menurut informasi dari para [[pejabat]] setempat, bahasa Sunda Bogor sering sangat membantu penyampaian [[informasi]] dari atas ke bawah, serta dari pejabat dan aparat kepada rakyat. Dilihat dari segi penggunaannya yang seperti itu, di samping sebagai bahasa daerah, bahasa Sunda Bogor mempunyai kedudukan dampingan bagi bahasa Indonesia, termasuk dalam menjalankan [[administrasi]] [[pemerintah]]an yang sifatnya [[Bahasa lisan|lisan]].{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=8}}


== Tradisi sastra ==
== Tradisi sastra ==
Seperti halnya di beberapa [[daerah]] lainnya. Telah lama dikenal di [[Jawa Barat]] [[sastra]] daerah yang diungkapkan dalam [[bahasa daerah]], dalam hal ini [[bahasa Sunda]]. Sastra yang diungkapkan dalam bahasa Sunda ini dikenal dengan sebutan [[sastra Sunda]]. Pada masa-masa yang lebih awal sastra Sunda [[Bahasa lisan|lisan]] lebih dahulu berkembang di [[Suku Sunda|masyarakat Sunda]], termasuk di daerah [[kabupaten Bogor]] dan [[kota Bogor]]. Pada masa-masa itu [[puisi]] yang berupa [[mantra]] dan ''sindir'' '[[Pantun Sunda|pantun]]'. Demikian juga bentuk prosa seperti dongeng dan ''[[Pantun Sunda|carita pantun]]'' sudah menjadi khazanah [[tradisi]] masyarakat Sunda. Setelah [[masyarakat]] mengenal [[Menulis|tulisan]], baik tulisan atau [[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]], [[Abjad Arab|Arab]], maupun [[Alfabet Latin|Latin]]. Sastra tulis mulai pula dikenal dan digemari masyarakat. Tradisi sastra tulis Sunda berlaku dan tetap digemari masyarakat hingga kini.{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=8}}
Seperti halnya di beberapa [[daerah]] lainnya. Telah lama dikenal di [[Jawa Barat]] [[sastra]] daerah yang diungkapkan dalam [[bahasa daerah]], dalam hal ini [[bahasa Sunda]]. Sastra yang diungkapkan dalam bahasa Sunda ini dikenal dengan sebutan [[sastra Sunda]]. Pada masa-masa yang lebih awal sastra Sunda [[Bahasa lisan|lisan]] lebih dahulu berkembang di [[Suku Sunda|masyarakat Sunda]], termasuk di daerah [[kabupaten Bogor]] dan [[kota Bogor]]. Pada masa-masa itu [[puisi]] yang berupa [[mantra]] dan ''sindir'' '[[Pantun Sunda|pantun]]'. Demikian juga bentuk prosa seperti dongeng dan ''[[Pantun Sunda|carita pantun]]'' sudah menjadi khazanah [[tradisi]] masyarakat Sunda. Setelah [[masyarakat]] mengenal [[Menulis|tulisan]], baik tulisan atau [[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]], [[Abjad Arab|Arab]], maupun [[Alfabet Latin|Latin]]. Sastra tulis mulai pula dikenal dan digemari masyarakat. Tradisi sastra tulis Sunda berlaku dan tetap digemari masyarakat hingga kini.{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=8}}


== Kekhasan ==
== Distribusi dan kekhasan ==
{{Lihat juga|Bahasa di Kabupaten Bogor|Kota Bogor#Bahasa}}
Secara geografis, wilayah pemakaian bahasa Sunda dialek Bogor meliputi hampir seluruh wilayah [[Kabupaten Bogor]] terutama di wilayah selatan dan seluruh kecamatan di [[Kota Bogor]],{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=6}} kecuali beberapa daerah seperti [[Gunung Sindur, Bogor|Gunungsindur]], [[Rumpin, Bogor|Rumpin]], [[Jasinga Raya]] (menggunakan [[Bahasa Sunda Banten|dialek Banten]]) dan [[Cibinong, Bogor|Cibinong]] yang digolongkan menggunakan dialek atau bahasa yang berbeda.{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=13|1984}} Dialek Bogor memiliki beberapa leksikon-leksikon atau unsur-unsur leksikal yang khas dipergunakan di wilayah kabupaten Bogor, di antaranya yaitu:{{Sfnp|Wahya|2012|pp=3-4}}{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=254|1984}}
[[File:Peta Bahasa di Bogor Raya (Kabupaten & Kota).png|ka|jmpl|225px|Peta bahasa dan dialek di wilayah Bogor Raya.]]
Secara geografis, wilayah pemakaian bahasa Sunda dialek Bogor meliputi hampir seluruh wilayah [[Kabupaten Bogor]] terutama di wilayah tengah, timur, selatan, dan seluruh kecamatan di [[Kota Bogor]],{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|Jupena Wahyu|1985|pp=6}} kecuali beberapa kecamatan seperti [[Sukamakmur, Bogor|Sukamakmur]], [[Tanjungsari, Bogor|Tanjungsari]], [[Cariu, Bogor|Cariu]], [[Cisarua, Bogor|Cisarua]], [[Megamendung, Bogor|Megamendung]], [[Caringin, Bogor|Caringin]], [[Cigombong, Bogor|Cigombong]], dan [[Ciawi, Bogor|Ciawi]] yang menggunakan [[Bahasa Sunda Priangan|dialek Priangan]], kemudian [[Gunung Sindur, Bogor|Gunungsindur]], [[Rumpin, Bogor|Rumpin]] bagian utara, dan wilayah eks-[[Kewedanaan Jasinga]] ([[Jasinga, Bogor|Jasinga]], [[Parungpanjang, Bogor|Parungpanjang]], [[Tenjo, Bogor|Tenjo]], [[Cigudeg, Bogor|Cigudeg]], dan [[Sukajaya, Bogor|Sukajaya]]) yang menggunakan [[Bahasa Sunda Banten|dialek Banten]], serta [[Cibinong, Bogor|Cibinong]] bagian utara, [[Bojonggede, Bogor|Bojonggede]], [[Tajurhalang, Bogor|Tajurhalang]], [[Parung, Bogor|Parung]], [[Kemang, Bogor|Kemang]] bagian utara, dan sebagian [[Gunung Putri, Bogor|Gunung Putri]] yang menggunakan [[bahasa Melayu Betawi]].{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=13|1984}} Dialek Bogor memiliki beberapa leksikon-leksikon atau unsur-unsur leksikal yang khas dipergunakan di wilayah kabupaten Bogor, di antaranya yaitu:{{Sfnp|Wahya|2012|pp=3-4}}{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=254|1984}}


* "''sangeuk''" berarti "malas" (bahasa Sunda standar: ''horéam'');
* "''sangeuk''" berarti "malas" (bahasa Sunda standar: ''horéam'');
* "''nyaneut''" berarti "mengudap" (bahasa Sunda standar: ''ngopi'');{{Efn|dalam dialek Bogor, kata ''ngopi'' lebih dikenal sebagai aktivitas meminum kopi, seperti pada [[bahasa gaul]]}}
* "''nyaneut''" berarti "mengudap" (bahasa Sunda standar: ''ngopi'');{{Efn|dalam dialek Bogor, kata ''ngopi'' lebih dikenal sebagai aktivitas meminum kopi, seperti pada [[bahasa gaul]]}}
* "''joré''" berarti "jelek" (bahasa Sunda standar: ''goréng'');
* "''joré''" berarti "jelek" (bahasa Sunda standar: ''goréng'');
* "''tundun''" berarti "rambutan" (bahasa Sunda standar: ''rambutan'');'''{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=266|1984}}'''
* "''tundun''" berarti "rambutan" (bahasa Sunda standar: ''rambutan'');'''{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=266|1984}}'''
* "''doang''" berarti "saja" (bahasa Sunda standar: ''hungkul''); misal dalam kalimat "''ngan boga hiji doang''" yang berarti "hanya punya satu saja";
* "''doang''" berarti "saja" (bahasa Sunda standar: ''hungkul''); misal dalam kalimat "''ngan boga hiji doang''" yang berarti "hanya punya satu saja";
* "''nyaah''" berarti "sayang" (bahasa Sunda standar: ''lebar'') dalam konteks menyesali; misalnya "''nyaah, ari duit jang dipaké ulin hungkul mah''" yang berarti "sayang, jika uang hanya dipakai untuk bermain saja." Dalam bahasa Sunda standar, kata "''nyaah''" hanya diperuntukkan untuk manusia atau makhluk hidup lainnya, namun dalam dialek Bogor, bisa digunakan untuk semua benda termasuk benda mati.
* "''nyaah''" berarti "sayang" (bahasa Sunda standar: ''lebar'') dalam konteks menyesali; misalnya "''nyaah, ari duit jang dipaké ulin doang mah''" yang berarti "sayang, jika uang hanya dipakai untuk bermain saja." Dalam bahasa Sunda standar, kata "''nyaah''" hanya diperuntukkan untuk manusia atau makhluk hidup lainnya, tetapi dalam dialek Bogor, bisa digunakan untuk semua benda termasuk benda mati.
* "''kékéncéng''" berarti "wajan" (bahasa Sunda standar: ''katél{{Efn|serapan dari [[bahasa Belanda]]}}'');
* "''kékéncéng''" berarti "wajan" (bahasa Sunda standar: ''katél{{Efn|serapan dari [[bahasa Belanda]]}}'');
* "''[[cucurak]]''" berarti "makan bersama" (bahasa Sunda standar: ''botram''); merupakan sebuah tradisi pada masyarakat Sunda pada zaman dahulu, di mana setelah mereka pulang berladang mereka akan melakukan makan bersama dengan rekan-rekan mereka dengan beralaskan daun pisang;
* "''[[cucurak]]''" berarti "makan bersama" (bahasa Sunda standar: ''botram''); merupakan sebuah tradisi pada masyarakat Sunda pada zaman dahulu, di mana setelah mereka pulang berladang mereka akan melakukan makan bersama dengan rekan-rekan mereka dengan beralaskan daun pisang;
*"''enéng''" berarti "anak" dalam konteks pronomina tanpa memandang jenis kelamin, dalam bahasa Sunda standar, dibedakan menjadi dua yaitu: anak perempuan=''enéng'', anak laki-laki=''ujang'';
*"''enéng''" berfungsi sebagai sapaan terhadap anak kecil tanpa memandang kelamin (bisa digunakan terhadap laki-laki dan perempuan), dalam bahasa Sunda baku dibedakan menjadi dua yaitu: anak perempuan=''enéng'', anak laki-laki=''ujang'';
* "''tilok''" berarti "jarang" (bahasa Sunda standar: ''tara'');
* "''tilok''" berarti "jarang" (bahasa Sunda standar: ''tara'');
*"''sampé''"/"''nyampé''" berarti "sampai" (bahasa Sunda standar: ''tepi''/''nepi'');
* "''sampé''"/"''nyampé''" berarti "sampai" (bahasa Sunda standar: ''tepi''/''nepi'');
* "''ilok''" berarti "masa" (bahasa Sunda standar: ''piraku''/''maenya'') dalam bentuk adverbia; misalnya "''ah, ilok bisa kitu?''" berarti "ah, masa bisa seperti itu?
* "''amat''" berarti "sangat" (bahasa Sunda standar: ''pisan''); misalnya dalam kalimat "''loba amat ieu téh, cokot baé mun daék mah''" berarti "ini sangat banyak, ambil saja kalau mau";
* "''sipeunteu''" berarti "mencuci muka" (bahasa Sunda standar: ''tamas'') dalam tingkatan [[Tatakrama bahasa Sunda#Basa Hormat|bahasa halus]] ([[bahasa Sunda]]: ''basa hormat''/''basa lemes''), dalam konteks bahasa formal/biasa, kedua dialek sama-sama menggunakan kata "''sibeungeut''";
* "''ilok''" berarti "masa" (bahasa Sunda standar: ''piraku''/''maenya'') dalam bentuk adverbia; misalnya "''ah, ilok bisa kitu?''" berarti "ah, masa bisa seperti itu?;
* "''sipeunteu''" berarti "mencuci muka" (bahasa Sunda standar: ''tamas'') dalam tingkatan [[Hormat|bahasa halus]] ([[bahasa Sunda]]: ''basa hormat''/''basa lemes''), dalam konteks bahasa formal/biasa, kedua dialek sama-sama menggunakan kata "''sibeungeut''";
* "''nyaré''" (bersal dari kata "''saré''" yang bermakna "tidur") berarti "menginap" (bahasa Sunda standar: ''ngéndong'');
* "''nyaré''" (berasal dari kata "''saré''" yang bermakna "tidur") berarti "menginap" (bahasa Sunda standar: ''ngéndong'');
* "''parangsa''" berarti "kukira" (bahasa Sunda standar: ''panyana''); contoh kalimatnya: "''parangsa téh saha, ari pék téh manéh''" yang berarti "kukira siapa, ternyata kamu";
* "''parangsa''" berarti "kukira" (bahasa Sunda standar: ''panyana''); contoh kalimatnya: "''parangsa téh saha, ari pék téh manéh''" yang berarti "kukira siapa, ternyata kamu";
* "''danas''" berarti "nanas" (bahasa Sunda standar: ''ganas'');'''{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=256|1984}}'''
* "''danas''" berarti "nanas" (bahasa Sunda standar: ''ganas'');'''{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=256|1984}}'''
* "''deuleu''" berarti "lihat" (bahasa Sunda standar: ''ningali''); misalnya "''ilok baé sia teu ngadeuleu?''" yang berarti "masa iya kamu tidak melihatnya?";
* "''aseupan''" berarti "kukusan" (bahasa Sunda standar: ''haseupan'');
* "''aseupan''" berarti "kukusan" (bahasa Sunda standar: ''haseupan'');
* "''hi'id''" berarti "kipas bambu" (bahasa Sunda standar: ''hihid'');
* "''hi'id''" berarti "kipas bambu" (bahasa Sunda standar: ''hihid'');
Baris 57: Baris 98:
* "''cérécét''" berarti "saputangan" (bahasa Sunda standar: ''carécét'');
* "''cérécét''" berarti "saputangan" (bahasa Sunda standar: ''carécét'');
* "''réhé''" berarti "sepi" (bahasa Sunda standar: ''tiiseun''/''sepi'');
* "''réhé''" berarti "sepi" (bahasa Sunda standar: ''tiiseun''/''sepi'');
* "''endek''" berarti "akan" (bahasa Sunda standar: ''arék'');
* "''endék/endeuk''" berarti "akan" (bahasa Sunda standar: ''arék'');
* "''haju''" berarti "lalu"/"terus" (bahasa Sunda standar: ''laju'');
* "''haju''" berarti "lalu"/"terus" (bahasa Sunda standar: ''laju'');
* "''kos''" berarti "seperti" (bahasa Sunda standar: ''kawas''); misalnya "''éta sapatu téh kos nu aing boga''" yang berarti "itu sepatu seperti kepunyaanku"
* "''kos''" berarti "seperti" (bahasa Sunda standar: ''kawas''); misalnya "''éta sapatu téh kos nu aing boga''" yang berarti "itu sepatu seperti kepunyaanku".

Bahasa Sunda yang digunakan di bagian utara Kabupaten Bogor, terutama yang dituturkan di perbatasan dengan Bekasi dan Depok sangat dipengaruhi oleh [[bahasa Melayu Betawi]]. Hal ini dapat dilihat dari kosakata serapan yang digunakan, serta aksennya yang terdengar lebih keras dan cepat.<ref>{{cite web|url=https://mojok.com/terminal/dilema-orang-bogor-terlalu-betawi-untuk-disebut-sunda/|title=Dilema Orang Bogor: Terlalu Betawi untuk Disebut Sunda|website=mojok.co|language=id|access-date=17 Oktober 2024|date=27 Juni 2024|first=Tito S.|last=Kamil}}</ref>


== Fonologi ==
== Fonologi ==
Sistem fonologi dan morfologi bahasa Sunda Bogor tidak begitu berbeda dengan sistem fonologi dan morfologi [[Bahasa Sunda Priangan|bahasa Sunda ''lulugu'']]''.{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=272|1984}}''
Sistem fonologi dan morfologi bahasa Sunda Bogor tidak begitu berbeda dengan sistem fonologi dan morfologi [[Bahasa Sunda Priangan|bahasa Sunda ''lulugu'']]''.{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=272|1984}}''


=== Vokal ===
=== Vokal ===
Bahasa Sunda Bogor memiliki 6 fonem vokal dalam kotak fonem bahasanya, yakni sebagai berikut:{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=248|1984}}
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
{| class="wikitable" style="margin:1em auto; text-align: center;"
|+1. Vokal{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=248|1984}}
!
!
!Depan
![[vokal depan|Depan]]
![[vokal madya|Madya]]
!Tengah
!Belakang
![[vokal belakang|Belakang]]
|-
|-
![[konsonan tertutup|Tertutup]]
!Tinggi
|{{IPA link|i}}
|{{IPA link|i}}
|
|
|{{IPA link|o}}<br>{{IPA link|ɤ}}
|{{IPA link|o}}&nbsp;{{IPA link|ɤ}}
|-
|-
![[Vokal tengah|Tengah]]
!Sedang
|
|
|{{IPA link|ə}}
|{{IPA link|ə}}
|
|
|-
|-
![[vokal setengah terbuka|½&nbsp;Terbuka]]
!Agak Rendah
|
|
|
|
|{{IPA link|ɔ}}
|{{IPA link|ɔ}}
|-
|-
![[vokal terbuka|Terbuka]]
!Rendah
|
|
|{{IPA link|ä|a}}
|{{IPA link|ä|a}}
Baris 94: Baris 137:


=== Konsonan ===
=== Konsonan ===
Berikut merupakan tabel konsonan bahasa Sunda Bogor.{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=248|1984}}
{| class="wikitable" style="text-align: center"
{| class="wikitable" style="margin:1em auto; text-align: center;"
|+2. Konsonan{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=248|1984}}

! colspan="2" rowspan="2" |Cara Ucapan
! colspan="2" rowspan="2" |Cara Ucapan
! colspan="5" |Dasar Ucapan
! colspan="5" |Dasar Ucapan
|-
|-
![[Konsonan bibir|Bibir]]
![[Konsonan bibir|Dwibibir]]
![[konsonan rongga-gigi|Rongga-<br>gigi]]
![[Apikal|Ujung Lidah]]
![[konsonan langit-langit|Langit-<br>Langit]]
![[Laminal|Daun Lidah]]
![[Konsonan velar|Punggung Lidah]]
![[Konsonan velar|Langbel.]]
![[Konsonan glotal|Anak Tekak]]
![[Konsonan celah-suara|Celah-<br>suara]]
|-
|-
! rowspan="2" |[[Plosif|Letus]]
! rowspan="2" |[[konsonan letup|Letup]]
!<small>[[Suara (fonetik)|nirsuara]]</small>
!<small>[[Suara (fonetik)|nirsuara]]</small>
|{{IPA link|p}}
|{{IPA link|p}}
Baris 116: Baris 160:
|{{IPA link|b}}
|{{IPA link|b}}
|{{IPA link|d}}
|{{IPA link|d}}
|{{IPA link|j}}
|{{IPA link|ɟ}}
|{{IPA link|ɡ}}
|{{IPA link|ɡ}}
|
|
|-
|-
! rowspan="2" |[[Konsonan gesek|Geser]]
! rowspan="2" |[[Konsonan geser|Geser]]
!<small>[[Suara (fonetik)|nirsuara]]</small>
!<small>[[Suara (fonetik)|nirsuara]]</small>
|
|
Baris 135: Baris 179:
|
|
|-
|-
! colspan="2" |[[Konsonan nasal|Nasal]]
! colspan="2" |[[Konsonan sengau|Sengau]]
|{{IPA link|m}}
|{{IPA link|m}}
|{{IPA link|n}}
|{{IPA link|n}}
Baris 142: Baris 186:
|
|
|-
|-
! colspan="2" |[[Konsonan lateral|Sampingan]]
! colspan="2" |[[Konsonan sisi|Sisian]]
|
|
|{{IPA link|l}}
|{{IPA link|l}}
Baris 159: Baris 203:
|{{IPA link|w}}
|{{IPA link|w}}
|
|
|{{IPA link|y}}
|{{IPA link|j}}
|
|
|
|
|}
|}


=== Macam dan Distribusi ===
=== Macam dan distribusi ===


Macam fonem bahasa Sunda di daerah kabupaten Bogor terlihat pada bagan di bawah ini.
Macam fonem bahasa Sunda di daerah kabupaten Bogor terlihat pada bagan di bawah ini.
Baris 172: Baris 216:
|-
|-
|/p/:
|/p/:
| colspan="2" |Konsonan letus, tak bersuara, bibir{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=249|1984}}
| colspan="2" |Konsonan letus, tak bersuara, bibir{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=249|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 192: Baris 236:
{|
{|
|/b/:
|/b/:
| colspan="2" |Konsonan letus, bersuara, bibir{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=249|1984}}
| colspan="2" |Konsonan letus, bersuara, bibir{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=249|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 212: Baris 256:
{|
{|
|/m/:
|/m/:
| colspan="2" |Konsonan sengau, bibir{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=249|1984}}
| colspan="2" |Konsonan sengau, bibir{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=249|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 232: Baris 276:
{|
{|
|/w/:
|/w/:
| colspan="2" |Konsonan luncuran, bibir{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=249|1984}}
| colspan="2" |Konsonan luncuran, bibir{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=249|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 248: Baris 292:
{|
{|
|/t/:
|/t/:
| colspan="2" |Konsonan letus, tak bersuara, ujung lidah{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
| colspan="2" |Konsonan letus, tak bersuara, ujung lidah{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 268: Baris 312:
{|
{|
|/d/:
|/d/:
| colspan="2" |Konsonan bersuara, ujung lidah, letus{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
| colspan="2" |Konsonan bersuara, ujung lidah, letus{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 287: Baris 331:
{|
{|
|/s/:
|/s/:
| colspan="2" |Konsonan tak bersuara, ujung lidah, letus{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
| colspan="2" |Konsonan tak bersuara, ujung lidah, letus{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 306: Baris 350:
{|
{|
|/l/:
|/l/:
| colspan="2" |Konsonan ujung lidah, sampingan{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
| colspan="2" |Konsonan ujung lidah, sampingan{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 325: Baris 369:
{|
{|
|/rc/:
|/rc/:
| colspan="2" |Konsonan ujung lidah, getar{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
| colspan="2" |Konsonan ujung lidah, getar{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 344: Baris 388:
{|
{|
|/c/:
|/c/:
| colspan="2" |Konsonan tak bersuara, daun lidah, letus{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
| colspan="2" |Konsonan tak bersuara, daun lidah, letus{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 359: Baris 403:
{|
{|
|/j/:
|/j/:
| colspan="2" |Konsonan bersuara, daun lidah, letus{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
| colspan="2" |Konsonan bersuara, daun lidah, letus{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=250|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 374: Baris 418:
{|
{|
|/n/:
|/n/:
| colspan="2" |Konsonan daun lidah, sengau{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
| colspan="2" |Konsonan daun lidah, sengau{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 389: Baris 433:
{|
{|
|/y/:
|/y/:
| colspan="2" |Konsonan daun lidah, luncuran{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
| colspan="2" |Konsonan daun lidah, luncuran{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 408: Baris 452:
{|
{|
|/k/:
|/k/:
| colspan="2" |Konsonan tak bersuara, punggung lidah, letus{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
| colspan="2" |Konsonan tak bersuara, punggung lidah, letus{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 427: Baris 471:
{|
{|
|/g/:
|/g/:
| colspan="2" |Konsonan bersuara, punggung lidah, letus{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
| colspan="2" |Konsonan bersuara, punggung lidah, letus{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 446: Baris 490:
{|
{|
|/n/:
|/n/:
| colspan="2" |konsonan punggung lidah, sengau{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
| colspan="2" |konsonan punggung lidah, sengau{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 465: Baris 509:
{|
{|
|/h/:
|/h/:
| colspan="2" |konsonan tak bersuara, anak tekak, geseran{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
| colspan="2" |konsonan tak bersuara, anak tekak, geseran{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 484: Baris 528:
{|
{|
|/i/:
|/i/:
| colspan="2" |vokal depan, agak tinggi, tak bundar{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
| colspan="2" |vokal depan, agak tinggi, tak bundar{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=251|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 503: Baris 547:
{|
{|
|/ɛ/:
|/ɛ/:
| colspan="2" |vokal depan, agak rendah, tak bundar{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
| colspan="2" |vokal depan, agak rendah, tak bundar{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 522: Baris 566:
{|
{|
|/a/:
|/a/:
| colspan="2" |vokal tengah, rendah, tak bundar{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
| colspan="2" |vokal tengah, rendah, tak bundar{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 541: Baris 585:
{|
{|
|/ə/:
|/ə/:
| colspan="2" |vokal tengah, sedang, tak bundar{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
| colspan="2" |vokal tengah, sedang, tak bundar{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 556: Baris 600:
{|
{|
|/ɤ/:
|/ɤ/:
| colspan="2" |vokal belakang, tinggi, bundar{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
| colspan="2" |vokal belakang, tinggi, bundar{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 575: Baris 619:
{|
{|
|/ɔ/:
|/ɔ/:
| colspan="2" |vokal belakang, agak rendah, bundar{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
| colspan="2" |vokal belakang, agak rendah, bundar{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 594: Baris 638:
{|
{|
|/u/:
|/u/:
| colspan="2" |vokal belakang, tinggi, bundar{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
| colspan="2" |vokal belakang, tinggi, bundar{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
|-
|-
|
|
Baris 613: Baris 657:


==== Catatan ====
==== Catatan ====
* Konsonan letus pada posisi akhir tidak dilepas.{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
* Konsonan letus pada posisi akhir tidak dilepas.{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
* Konsonan /c/'','' /j/, sengau /ñ/'','' serta vokal tidak terdapat pada posisi akhir.{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
* Konsonan /c/'','' /j/, sengau /ñ/'','' serta vokal tidak terdapat pada posisi akhir.{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=252|1984}}
* Konsonan /k/ pada posisi akhir diucapkan jelas, tidak dilepas dan tidak berupa hamzah (glotal).{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=253|1984}}
* Konsonan /k/ pada posisi akhir diucapkan jelas, tidak dilepas dan tidak berupa hamzah (glotal).{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=253|1984}}
* Bunyi hamzah /ʔ/ pada awal kata yang dimulai dengan vokal, pada tengah kata di antara dua vokal yang sejenis dan pada akhir kata dengan suku terbuka tidak bersifat fonemis.{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=253|1984}}
* Bunyi hamzah /ʔ/ pada awal kata yang dimulai dengan vokal, pada tengah kata di antara dua vokal yang sejenis dan pada akhir kata dengan suku terbuka tidak bersifat fonemis.{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=253|1984}}


=== Gugus Konsonan ===
=== Gugus konsonan ===
Gugus konsonan yang terdapat dalam bahasa Sunda Bogor ialah:{{Sfnp|Suramiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=253|1984}}
Gugus konsonan yang terdapat dalam bahasa Sunda Bogor ialah:{{Sfnp|Suriamiharja|Hidayat|Mulyana|Sjarif|pp=253|1984}}
{|
{|
|py
|py
Baris 655: Baris 699:
|kl
|kl
|[jəjəŋklɔk]
|[jəjəŋklɔk]
|'bangku kecil
|'bangku kecil'
|-
|-
|gr
|gr
Baris 661: Baris 705:
|'gerhana'
|'gerhana'
|}
|}

== Keterangan ==
{{Notelist}}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Bahasa Sunda Priangan]]
{{Portal|Bahasa|Indonesia|Sunda}}
* [[Bahasa Badui|Bahasa Sunda Badui]]
* [[Bahasa Sunda Banyumas]]
* [[Bahasa Sunda Majalengka]]
* [[Bahasa Sunda Banten]]
* [[Bahasa Sunda Banten]]
* [[Bahasa Sunda Brebes]]
* [[Bahasa Sunda Priangan]]
* [[Bahasa Sunda Ciamis]]
* [[Bahasa Sunda Cirebon]]
* [[Bahasa Sunda Cirebon]]
* [[Bahasa Sunda Cianjur]]
* [[Bahasa Sunda di Kota Dеpok]]
* [[Bahasa Sunda Tangerang]]
* [[Bahasa Sunda Karawang]]
* [[Bahasa Sunda Bekasi]]
* [[Dialek bahasa Sunda]]


== Referensi ==
== Referensi ==
=== Keterangan ===
{{Notelist}}


=== Catatan kaki ===
=== Catatan kaki ===
Baris 686: Baris 731:
* {{Cite conference|conference=Seminar Bahasa dalam Era Globalisasi di Universitas Widyatama|first=|last=Wahya|location=Bandung|publisher=Universitas Widyatama|ref=harv|title=Perubahan Leksikal Parsial Dalam Bahasa Sunda Bogor: Tinjauan Data Lingual Dalam Perspektif Geografis|year=2012|type=Makalah|url=http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Perubahan_-Leksikal_-Parsial.pdf.pdf|author-mask=3}}
* {{Cite conference|conference=Seminar Bahasa dalam Era Globalisasi di Universitas Widyatama|first=|last=Wahya|location=Bandung|publisher=Universitas Widyatama|ref=harv|title=Perubahan Leksikal Parsial Dalam Bahasa Sunda Bogor: Tinjauan Data Lingual Dalam Perspektif Geografis|year=2012|type=Makalah|url=http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Perubahan_-Leksikal_-Parsial.pdf.pdf|author-mask=3}}
* {{Cite book|last=Sutawijaya|date=1985|url=https://archive.org/details/struktur-bahasa-sunda-dialek-bogor-1985|title=Struktur Bahasa Sunda Dialek Bogor|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|url-status=live|first=Alam|last2=Samsuri|first2=Elin|last3=Jupena Wahyu|first3=Ucu|oclc=565980720|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Sutawijaya|date=1985|url=https://archive.org/details/struktur-bahasa-sunda-dialek-bogor-1985|title=Struktur Bahasa Sunda Dialek Bogor|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|url-status=live|first=Alam|last2=Samsuri|first2=Elin|last3=Jupena Wahyu|first3=Ucu|oclc=565980720|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Suramiharja|first=Agus|last2=Hidayat|first2=Hidayat|last3=Mulyana|first3=Yoyo|last4=Sjarif|first4=Ny. Tiem Kartimi Sjahrul|year=1984|url=https://archive.org/details/geografi-dialek-sunda-kab-bogor/mode/2up?view=theater|title=Geografi Dialek Sunda Kabupaten Bogor|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa|oclc=13495807|ref=harv|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Suriamiharja|first=Agus|last2=Hidayat|first2=Hidayat|last3=Mulyana|first3=Yoyo|last4=Sjarif|first4=Ny. Tiem Kartimi Sjahrul|year=1984|url=https://archive.org/details/geografi-dialek-sunda-kab-bogor/mode/2up?view=theater|title=Geografi Dialek Sunda Kabupaten Bogor|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa|oclc=13495807|ref=harv|url-status=live}}
* {{Cite web|last=Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat|date=2020|title=Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), 2018-2020|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/12/133/1/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota.html|website=bps.go.id|access-date=7 Februari 2022|ref=harv}}
* {{Cite web|last=Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat|date=2020|title=Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), 2018-2020|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/12/133/1/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota.html|website=bps.go.id|access-date=7 Februari 2022|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Rahmawati|first=Siti|year=2014|title=Geografi Dialek Bahasa Sunda di Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor (Kajian Dialektologi Sinkronis)|url=https://ejournal.upi.edu/index.php/BS_Antologi_Ind/article/view/525|journal=Jurnal Bahtera Sastra Indonesia|issue=1}}
* {{Cite journal|last=Rahmawati|first=Siti|year=2014|title=Geografi Dialek Bahasa Sunda di Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor (Kajian Dialektologi Sinkronis)|url=https://ejournal.upi.edu/index.php/BS_Antologi_Ind/article/view/525|journal=Jurnal Bahtera Sastra Indonesia|issue=1}}
Baris 692: Baris 737:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
=== Bahasa Sunda Bogor ===
* [https://www.youtube.com/watch?v=d5PUEDxwq74 Bahasa Sunda Bogor] - kanal Djadjas Djasepudin
* [https://www.youtube.com/watch?v=GqVFdfkf6uk Bahasa Sunda Bandung dan Bogor (Basa Wewengkon) <nowiki>[Belajar Bahasa Sunda Episode 11]</nowiki>] - kanal TheBudakBageur


* [https://www.youtube.com/watch?v=d5PUEDxwq74 Bahasa Sunda Bogor]
=== Bahasa Sunda Umum ===
{{Bahasa Sunda/Pranala luar}}
{{Bahasa Sunda/Pranala luar}}
{{Bahasa Sunda}}
{{Bahasa Sunda}}

{{Bahasa-stub}}
[[Kategori:Bahasa Sunda]]
[[Kategori:Bahasa Sunda]]
[[Kategori:Dialek bahasa Sunda]]
[[Kategori:Dialek bahasa Sunda]]

Revisi terkini sejak 1 November 2024 16.53

Bahasa Sunda Bogor
Basa Sunda Bogor
ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮧᮌᮧᮁ
Sampul buku Struktur Bahasa Sunda Dialek Bogor, terbitan 1985.
Pengucapanbasa sʊnda bɔgɔr
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
Penutur
± 7.1 juta (2020)[3]
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
  • Austronesia Lihat butir Wikidata
    • Melayu-Polinesia Lihat butir Wikidata
      • Melayu-Sumbawa atau Kalimantan Utara Raya (diperdebatkan)
Posisi bahasa Sunda Bogor dalam dialek-dialek bahasa Sunda Sunting klasifikasi ini

Catatan:

Simbol "" menandai bahwa bahasa tersebut telah atau diperkirakan telah punah
Bentuk awal
Alfabet bahasa Sunda, Aksara Sunda Baku
Status resmi
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa[4][5]
Kode bahasa
ISO 639-3
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
sun-bog
Glottologbogo1241
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Not Endangered

Sunda Bogor diklasifikasikan sebagai bahasa aman ataupun tidak terancam (NE) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [6][7]

Lokasi penuturan
Area di mana bahasa Sunda Bogor adalah mayoritas
Area di mana bahasa Sunda Bogor adalah minoritas
Peta
Peta
Perkiraan penuturan bahasa Sunda Bogor di Jawa Barat, utamanya di Kabupaten Bogor (ditunjukkan oleh markah titik). Penuturan dialek bahasa Sunda lain di wilayah yang sama ditandai dengan garis berbeda warna (disederhanakan).
Unduh garis tepi peta ini
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
Artikel ini mengandung karakter aksara Sunda. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Sunda Bogor (BSDB)[8][9] adalah sebuah dialek dari bahasa Sunda yang dituturkan di sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Dialek ini memiliki beberapa perbedaan dengan bahasa Sunda standar/dialek Priangan dan lebih berhubungan dekat dengan bahasa Sunda Banten,[10][11] tetapi penutur dialek ini masih mengenal tatakrama basa (sistem tuturan honorifik pada bahasa Sunda) seperti yang digunakan pada dialek Priangan, khususnya di wilayah selatan, tenggara, dan timur penggunaan dialek ini.

Ciri-ciri khusus bahasa Sunda yang digunakan di wilayah kabupaten Bogor diduga dapat terjadi dalam berbagai tataran kebahasaan; misalnya, dalam bidang fonologi, morfologi, leksis, sintaksis, semantik, dan beberapa ciri prosodi seperti pitch, stress, dinamik, tempo, jeda, intonasi, dan kontur. Keseluruhannya dipergunakan dalam pengucapan bahasa Sunda sehari-hari.[12]

Kedudukan dan peranan

[sunting | sunting sumber]

Oleh para pemakainnya, bahasa Sunda Bogor dianggap memiliki peranan yang sangat penting, sejalan dengan situasi dan kepentingan pemakaian bahasa, hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai bahasa daerah dengan fungsi bahasa Indonesia. Di mana bahasa Indonesia juga memiliki peranan penting di samping penggunaan bahasa Sunda dialek Bogor bagi para penuturnya.[13]

Kedudukan bahasa Sunda Bogor cukup kuat, sesuai dengan fungsinya sebagai alat komunikasi intra daerah dan budaya. Bahkan menurut informasi dari para pejabat setempat, bahasa Sunda Bogor sering sangat membantu penyampaian informasi dari atas ke bawah, serta dari pejabat dan aparat kepada rakyat. Dilihat dari segi penggunaannya yang seperti itu, di samping sebagai bahasa daerah, bahasa Sunda Bogor mempunyai kedudukan dampingan bagi bahasa Indonesia, termasuk dalam menjalankan administrasi pemerintahan yang sifatnya lisan.[13]

Tradisi sastra

[sunting | sunting sumber]

Seperti halnya di beberapa daerah lainnya. Telah lama dikenal di Jawa Barat sastra daerah yang diungkapkan dalam bahasa daerah, dalam hal ini bahasa Sunda. Sastra yang diungkapkan dalam bahasa Sunda ini dikenal dengan sebutan sastra Sunda. Pada masa-masa yang lebih awal sastra Sunda lisan lebih dahulu berkembang di masyarakat Sunda, termasuk di daerah kabupaten Bogor dan kota Bogor. Pada masa-masa itu puisi yang berupa mantra dan sindir 'pantun'. Demikian juga bentuk prosa seperti dongeng dan carita pantun sudah menjadi khazanah tradisi masyarakat Sunda. Setelah masyarakat mengenal tulisan, baik tulisan atau aksara Sunda, Arab, maupun Latin. Sastra tulis mulai pula dikenal dan digemari masyarakat. Tradisi sastra tulis Sunda berlaku dan tetap digemari masyarakat hingga kini.[13]

Distribusi dan kekhasan

[sunting | sunting sumber]
Peta bahasa dan dialek di wilayah Bogor Raya.

Secara geografis, wilayah pemakaian bahasa Sunda dialek Bogor meliputi hampir seluruh wilayah Kabupaten Bogor terutama di wilayah tengah, timur, selatan, dan seluruh kecamatan di Kota Bogor,[14] kecuali beberapa kecamatan seperti Sukamakmur, Tanjungsari, Cariu, Cisarua, Megamendung, Caringin, Cigombong, dan Ciawi yang menggunakan dialek Priangan, kemudian Gunungsindur, Rumpin bagian utara, dan wilayah eks-Kewedanaan Jasinga (Jasinga, Parungpanjang, Tenjo, Cigudeg, dan Sukajaya) yang menggunakan dialek Banten, serta Cibinong bagian utara, Bojonggede, Tajurhalang, Parung, Kemang bagian utara, dan sebagian Gunung Putri yang menggunakan bahasa Melayu Betawi.[15] Dialek Bogor memiliki beberapa leksikon-leksikon atau unsur-unsur leksikal yang khas dipergunakan di wilayah kabupaten Bogor, di antaranya yaitu:[16][17]

  • "sangeuk" berarti "malas" (bahasa Sunda standar: horéam);
  • "nyaneut" berarti "mengudap" (bahasa Sunda standar: ngopi);[a]
  • "joré" berarti "jelek" (bahasa Sunda standar: goréng);
  • "tundun" berarti "rambutan" (bahasa Sunda standar: rambutan);[18]
  • "doang" berarti "saja" (bahasa Sunda standar: hungkul); misal dalam kalimat "ngan boga hiji doang" yang berarti "hanya punya satu saja";
  • "nyaah" berarti "sayang" (bahasa Sunda standar: lebar) dalam konteks menyesali; misalnya "nyaah, ari duit jang dipaké ulin doang mah" yang berarti "sayang, jika uang hanya dipakai untuk bermain saja." Dalam bahasa Sunda standar, kata "nyaah" hanya diperuntukkan untuk manusia atau makhluk hidup lainnya, tetapi dalam dialek Bogor, bisa digunakan untuk semua benda termasuk benda mati.
  • "kékéncéng" berarti "wajan" (bahasa Sunda standar: katél[b]);
  • "cucurak" berarti "makan bersama" (bahasa Sunda standar: botram); merupakan sebuah tradisi pada masyarakat Sunda pada zaman dahulu, di mana setelah mereka pulang berladang mereka akan melakukan makan bersama dengan rekan-rekan mereka dengan beralaskan daun pisang;
  • "enéng" berfungsi sebagai sapaan terhadap anak kecil tanpa memandang kelamin (bisa digunakan terhadap laki-laki dan perempuan), dalam bahasa Sunda baku dibedakan menjadi dua yaitu: anak perempuan=enéng, anak laki-laki=ujang;
  • "tilok" berarti "jarang" (bahasa Sunda standar: tara);
  • "sampé"/"nyampé" berarti "sampai" (bahasa Sunda standar: tepi/nepi);
  • "amat" berarti "sangat" (bahasa Sunda standar: pisan); misalnya dalam kalimat "loba amat ieu téh, cokot baé mun daék mah" berarti "ini sangat banyak, ambil saja kalau mau";
  • "ilok" berarti "masa" (bahasa Sunda standar: piraku/maenya) dalam bentuk adverbia; misalnya "ah, ilok bisa kitu?" berarti "ah, masa bisa seperti itu?;
  • "sipeunteu" berarti "mencuci muka" (bahasa Sunda standar: tamas) dalam tingkatan bahasa halus (bahasa Sunda: basa hormat/basa lemes), dalam konteks bahasa formal/biasa, kedua dialek sama-sama menggunakan kata "sibeungeut";
  • "nyaré" (berasal dari kata "saré" yang bermakna "tidur") berarti "menginap" (bahasa Sunda standar: ngéndong);
  • "parangsa" berarti "kukira" (bahasa Sunda standar: panyana); contoh kalimatnya: "parangsa téh saha, ari pék téh manéh" yang berarti "kukira siapa, ternyata kamu";
  • "danas" berarti "nanas" (bahasa Sunda standar: ganas);[19]
  • "deuleu" berarti "lihat" (bahasa Sunda standar: ningali); misalnya "ilok baé sia teu ngadeuleu?" yang berarti "masa iya kamu tidak melihatnya?";
  • "aseupan" berarti "kukusan" (bahasa Sunda standar: haseupan);
  • "hi'id" berarti "kipas bambu" (bahasa Sunda standar: hihid);
  • "purukuyan" berarti "pedupaan" (bahasa Sunda standar: parupuyan);
  • "silaru" berarti "laron" (bahasa Sunda standar: siraru);
  • "tumbiri" berarti "pelangi" (bahasa Sunda standar: katumbiri);
  • "teprok" berarti "bertepuk tangan" (bahasa Sunda standar: keprok);
  • "cérécét" berarti "saputangan" (bahasa Sunda standar: carécét);
  • "réhé" berarti "sepi" (bahasa Sunda standar: tiiseun/sepi);
  • "endék/endeuk" berarti "akan" (bahasa Sunda standar: arék);
  • "haju" berarti "lalu"/"terus" (bahasa Sunda standar: laju);
  • "kos" berarti "seperti" (bahasa Sunda standar: kawas); misalnya "éta sapatu téh kos nu aing boga" yang berarti "itu sepatu seperti kepunyaanku".

Bahasa Sunda yang digunakan di bagian utara Kabupaten Bogor, terutama yang dituturkan di perbatasan dengan Bekasi dan Depok sangat dipengaruhi oleh bahasa Melayu Betawi. Hal ini dapat dilihat dari kosakata serapan yang digunakan, serta aksennya yang terdengar lebih keras dan cepat.[20]

Sistem fonologi dan morfologi bahasa Sunda Bogor tidak begitu berbeda dengan sistem fonologi dan morfologi bahasa Sunda lulugu.[21]

Bahasa Sunda Bogor memiliki 6 fonem vokal dalam kotak fonem bahasanya, yakni sebagai berikut:[22]

Depan Madya Belakang
Tertutup i o ɤ
Tengah ə
½ Terbuka ɔ
Terbuka a

Berikut merupakan tabel konsonan bahasa Sunda Bogor.[22]

Cara Ucapan Dasar Ucapan
Dwibibir Rongga-
gigi
Langit-
Langit
Langbel. Celah-
suara
Letup nirsuara p t c k ʔ
bersuara b d ɟ ɡ
Geser nirsuara s h
bersuara
Sengau m n ɲ ŋ
Sisian l
Getar r
Luncuran w j

Macam dan distribusi

[sunting | sunting sumber]

Macam fonem bahasa Sunda di daerah kabupaten Bogor terlihat pada bagan di bawah ini.

Distribusinya adalah sebagai berikut:
/p/: Konsonan letus, tak bersuara, bibir[23]
Misalnya:
[pɛdɛt] 'burung ketilang'
[ʔɔmpɔd] 'penakut'
[gəlap] 'guntur'
/b/: Konsonan letus, bersuara, bibir[23]
Misalnya:
[bəgɔg] 'kera'
[surubahaʔ] 'serabi'
[kəkəb] 'tempat nasi bertutup'
/m/: Konsonan sengau, bibir[23]
Misalnya:
[mɘrɘñiʔ] 'makan sedikit-sedikit'
[ləmpəh] 'bubur tepung'
[gətəm] 'masam budi'
/w/: Konsonan luncuran, bibir[23]
Misalnya:
[wadaŋ] 'nasi kemarin'
[cincaw] 'cincau'
/t/: Konsonan letus, tak bersuara, ujung lidah[24]
Misalnya:
[tapay] 'tapai'
[kɔtek] 'congek'
[salimut] '(penganan)'
/d/: Konsonan bersuara, ujung lidah, letus[24]
Misalnya:
[dəlitan] 'mudah tersinggung'
[pandariŋan] 'tempat menyimpan beras'
[kalɛkɛd] 'lamban'
/s/: Konsonan tak bersuara, ujung lidah, letus[24]
Misalnya:
[səkutəŋ] 'sekoteng'
[?asɤm] 'asam'
[nanas] 'nanas'
/l/: Konsonan ujung lidah, sampingan[24]
Misalnya:
[lɛtəran] 'literan beras'
[pəlandiŋan] 'petai cina'
[bɔbɔl] 'bobol'
/rc/: Konsonan ujung lidah, getar[24]
Misalnya:
[rampadan] 'baki kuningan'
[marbɔt] 'penabuh beduk'
[lɤkɤr] 'tempat dandang'
/c/: Konsonan tak bersuara, daun lidah, letus[24]
Misalnya:
[cɛdɛt] 'burung ketilang'
[kicik] 'anak anjing'
/j/: Konsonan bersuara, daun lidah, letus[24]
Misalnya:
[jəjəŋklɔk] 'bangku kecil'
[panəjəg] 'pesuruh desa'
/n/: Konsonan daun lidah, sengau[25]
Misalnya:
[ñɛndɛr] 'menyandar'
[ʔɔnɔŋ-ʔɔnɔŋ] 'sejenis ikan'
/y/: Konsonan daun lidah, luncuran[25]
Misalnya:
[yɤh] 'ini'
[parukuyan] 'pedupaan'
[ʔɔcɔy] 'congek'
/k/: Konsonan tak bersuara, punggung lidah, letus[25]
Misalnya:
[kapintik] 'terpukul'
[tambakaŋ] 'sejenis ikan'
[kɔdɔk] 'katak'
/g/: Konsonan bersuara, punggung lidah, letus[25]
Misalnya:
[garahaʔ] 'gerhana'
[ŋagarɔkan] 'membuat garis petak sawah'
[ʔɛntɔg] 'itik manila'
/n/: konsonan punggung lidah, sengau[25]
Misalnya:
[ŋɔkɔp] 'minum dari bumbung bambu'
[nɔŋtrɔŋ] 'memukul kentongan dipercepat'
[wadaŋ] 'nasi sisa kemarin'
/h/: konsonan tak bersuara, anak tekak, geseran[25]
Misalnya:
[hajatan] 'selamatan'
[surubahaʔ] 'serabi'
[tɛtɛkɛh] 'tangga rumah'
/i/: vokal depan, agak tinggi, tak bundar[25]
Misalnya:
[ʔimpun] 'sejenis ikan
[jaliŋɤr] 'cepat kaki ringan tangan'
[kɔndaliʔ] 'tali kekang kerbau'
/ɛ/: vokal depan, agak rendah, tak bundar[26]
Misalnya:
[tɛtɛh] 'panggilan untuk wanita yang lebih tua'
[ŋɔsɛksrak] 'serba ingin tahu'
[lampɛyɛʔ] '(penganan)'
/a/: vokal tengah, rendah, tak bundar[26]
Misalnya:
[ʔamat] 'sangat'
[lɛŋotan] 'pelupa'
[gɤgɤra] 'cepat-cepat'
/ə/: vokal tengah, sedang, tak bundar[26]
Misalnya:
[ʔəndɤk] 'akan'
[cəcələmɛk] 'serba ingin tahu'
/ɤ/: vokal belakang, tinggi, bundar[26]
Misalnya:
[ʔɤʔɤrihɤn] 'tersedu-sedu'
[naɤn] 'apa'
[cɤcɤʔ] 'sebutan untuk wanita yang lebih tua'
/ɔ/: vokal belakang, agak rendah, bundar[26]
Misalnya:
[ʔɔsɔm] 'perangkap ikan'
[bɔbɔdɔr] 'badut'
[gɔlɔjɔʔ] 'algojo'
/u/: vokal belakang, tinggi, bundar[26]
Misalnya:
[ʔurakʔarik] 'sayur campur sisa kemarin'
[limuŋ] 'belut besar'
[lukuʔ] 'bajak'
  • Konsonan letus pada posisi akhir tidak dilepas.[26]
  • Konsonan /c/, /j/, sengau /ñ/, serta vokal tidak terdapat pada posisi akhir.[26]
  • Konsonan /k/ pada posisi akhir diucapkan jelas, tidak dilepas dan tidak berupa hamzah (glotal).[27]
  • Bunyi hamzah /ʔ/ pada awal kata yang dimulai dengan vokal, pada tengah kata di antara dua vokal yang sejenis dan pada akhir kata dengan suku terbuka tidak bersifat fonemis.[27]

Gugus konsonan

[sunting | sunting sumber]

Gugus konsonan yang terdapat dalam bahasa Sunda Bogor ialah:[27]

py [ʔampyak] 'bangunan tambahan rumah'
pl [gaplak] '(sejenis) penganan'
dr [bɛndrɔŋ] '(sejenis) minuman'
tr [bacɛtrɔk] 'gado-gado'
bl [bɛlɛkɛtɛblɛʔ] 'sayur campur sisa kemarin'
sr [ŋɔsɛksrak] 'serba ingin tahu'
br [jabrug] '(sejenis) alat penangkap ikan'
kr [buŋkrɤn] 'anak ikan'
kl [jəjəŋklɔk] 'bangku kecil'
gr [grahaʔ] 'gerhana'

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Keterangan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ dalam dialek Bogor, kata ngopi lebih dikenal sebagai aktivitas meminum kopi, seperti pada bahasa gaul
  2. ^ serapan dari bahasa Belanda

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Bahasa Sunda di Kota Depok, Belum Prioritas Tapi Tetap Menggeliat". www.radardepok.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-01. Diakses tanggal 1 Januari 2023. 
  2. ^ a b "Disdik Depok Gelar Lomba Kependidikan Pembinaan Minat Bakat dan Kreativitas Tingkat Pelajar". depokrayanews.com. 4 Mei 2023. Diakses tanggal 18 Agustus 2023. 
  3. ^ Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (2020).
  4. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. v-vi.
  5. ^ Sutawijaya, Samsuri & Jupena Wahyu (1985), hlm. vii.
  6. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  7. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  8. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. 18.
  9. ^ Hammarström, Forkel & Haspelmath (2019).
  10. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. 14.
  11. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. 271.
  12. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. 13-14.
  13. ^ a b c Sutawijaya, Samsuri & Jupena Wahyu (1985), hlm. 8.
  14. ^ Sutawijaya, Samsuri & Jupena Wahyu (1985), hlm. 6.
  15. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. 13.
  16. ^ Wahya (2012), hlm. 3-4.
  17. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. 254.
  18. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. 266.
  19. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. 256.
  20. ^ Kamil, Tito S. (27 Juni 2024). "Dilema Orang Bogor: Terlalu Betawi untuk Disebut Sunda". mojok.co. Diakses tanggal 17 Oktober 2024. 
  21. ^ Suriamiharja et al. (1984), hlm. 272.
  22. ^ a b Suriamiharja et al. (1984), hlm. 248.
  23. ^ a b c d Suriamiharja et al. (1984), hlm. 249.
  24. ^ a b c d e f g Suriamiharja et al. (1984), hlm. 250.
  25. ^ a b c d e f g Suriamiharja et al. (1984), hlm. 251.
  26. ^ a b c d e f g h Suriamiharja et al. (1984), hlm. 252.
  27. ^ a b c Suriamiharja et al. (1984), hlm. 253.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Bahasa Sunda Bogor

[sunting | sunting sumber]

Bahasa Sunda Umum

[sunting | sunting sumber]