Lompat ke isi

Bandar Udara Internasional Juanda: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 07°22′47″S 112°47′13″E / 7.37972°S 112.78694°E / -7.37972; 112.78694
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Meryriana (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(267 revisi perantara oleh 100 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{bukan|Stasiun Juanda}}
<!--{{pp-semi-indef|small=yes}}-->
<!--{{pp-semi-indef|small=yes}}-->
{{Infobox airport
{{Infobox airport
| name = Bandar Udara Internasional Juanda
| name = Bandar Udara Internasional Juanda
| nativename = <small>{{lang|en|Juanda International Airport}}</small>
| nativename = {{small|{{lang|en|Juanda International Airport}}}}
| logo = Juandaairportlogo.png
| nativename-a =
| image = Surabaya Airport.jpg
| nativename-r =
| image =Juandaairportlogo.png
| image-width = 250
| caption2 =
| image-width = 250
| caption =
| image2 = Surabaya Airport.jpg
| IATA = SUB
| image2-width = 250
| ICAO = WARR
| caption2 =
| WMO = 96935
| caption =
| type = Publik / Militer
| IATA = SUB
| owner = InJourney
| ICAO = WARR
| operator = [[Angkasa Pura I]]
| WMO = 96935
| city-served = [[Gerbangkertosusila]]
| type = Publik
| location = Distrik [[Sedati]], [[Kabupaten Sidoarjo]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| owner = PT [[Aviasi Pariwisata Indonesia]] (Persero)
| opened = {{start date and age|1964|02|07|df=yes}}
| operator = PT [[Angkasa Pura I]]
| hub = {{nowrap|[[Citilink]]}}
| city-served = [[Gerbangkertosusila]]
| location = [[Sidoarjo]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| focus_city = {{nowrap|[[Garuda Indonesia]]}}
| operating_base = {{ubl|class=nowrap
| hub = <div>
* [[Lion Air]]
| [[Batik Air]]
* [[Citilink]]
| [[Lion Air]]
* [[Super Air Jet]]
| [[Super Air Jet]]
* [[Garuda Indonesia]]
| [[Wings Air]]}}
| timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
* [[Batik Air]]
| utc = [[UTC+07:00]]
</div>
| elevation-f = 9
| focus_city = <div>
| elevation-m = 3
* [[Indonesia AirAsia]]
| coordinates = {{coord|07|22|47|S|112|47|13|E|region:ID-JI|display=it}}
* [[Wings Air]]
| website = {{URL|www.juanda-airport.com}}
* [[Sriwijaya Air]]
* [[NAM Air]]
* [[Susi Air]]
</div>
| timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
| utc = [[UTC+07:00]]
| elevation-f = 9
| elevation-m = 3
| coordinates = {{coord|07|22|47|S|112|47|13|E|region:ID-JI|display=it}}
| website = [http://www.juanda-airport.com/ juanda-airport.com]
| image_map = Java Locator.svg
| image_map = Java Locator.svg
| image_map_caption = [[Jawa]] daerah di Indonesia
| image_map_caption = [[Jawa]] daerah di Indonesia
| pushpin_map = Indonesia_Surabaya#Indonesia Java#Indonesia#Southeast Asia
| pushpin_map = Indonesia_Surabaya#Indonesia Java#Indonesia#Southeast Asia
| pushpin_label = SUB
| pushpin_label = '''SUB'''/WARR
| pushpin_map_caption = Lokasi bandara di Jawa Timur / Indonesia
| pushpin_map_caption = Lokasi bandara di Jawa Timur / Indonesia
| metric-elev =
| metric-elev =
| metric-rwy = y
| metric-rwy = y
| r1-number = 10/28
| r1-number = 10/28
| r1-length-f = 9,843
| r1-length-f = 9,843
| r1-length-m = 3,000x55m
| r1-length-m = 3,000
| r1-surface = [[Aspal]]
| r1-surface = [[Aspal beton|Aspal]]
| stat-year = 2017
| stat-year = 2017
| stat1-header = Penumpang
| stat1-header = Penumpang
| stat1-data = 21,882,335 ({{increase}} 23.9%)
| stat1-data = 21,882,335 ({{increase}} 23.9%)
| stat3-header = Pergerakan pesawat
| stat3-header = Pergerakan pesawat
| stat3-data = 99,877({{increase}} 10.7%)
| stat3-data = 99,877 ({{increase}} 10.7%)
| footnotes = Sumber: [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
| footnotes = Sumber: [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
}}
}}


'''Bandar Udara Internasional Juanda (BUIJ)''' ([[abreviasi]]: '''Bandara Internasional Juanda'''; {{lang-en|Juanda International Airport}}) {{Airport codes|SUB|WARR}}, adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di [[Sedati, Sidoarjo|Kecamatan Sedati]], [[Sidoarjo]]. Bandara ini merupakan [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia|bandara tersibuk ketiga di Indonesia]] (setelah [[Bandara Soekarno-Hatta]] dan [[Bandara Ngurah Rai]]). Bandara ini terletak sekitar 12 kilometer (7,5 mil) dari pusat kota [[Surabaya]] dan melayani wilayah [[Gerbangkertosusila]]. Bandara Internasional Juanda dioperasikan oleh [[PT Angkasa Pura I]]. Nama bandara ini diambil dari nama [[Djuanda Kartawidjaja]] , Perdana Menteri Indonesia terakhir yang mengusulkan pembangunan bandara ini. Pada 2019, bandara ini melayani sekitar 500 pesawat per hari.
'''Bandar Udara Internasional Juanda''' {{airport codes|SUB|WARR}}, adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]]. Bandara ini merupakan [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia|bandara tersibuk ketiga di Indonesia]] (setelah [[Bandara Soekarno-Hatta]] dan [[Bandara Ngurah Rai]]) yang merupakan pintu gerbang utama menuju [[Jawa Timur]] baik dari penerbangan domestik maupun internasional. Bandara ini terletak sekitar 12 kilometer (7,5 mil) dari pusat [[Kota Surabaya]] dan melayani wilayah [[Gerbangkertosusila]] yang berperan sebagai salah satu pintu gerbang utama penerbangan menuju bagian timur Indonesia. Bandara Internasional Juanda dioperasikan oleh [[PT Angkasa Pura I]]. Nama bandara ini diambil dari nama [[Djuanda Kartawidjaja]], Perdana Menteri Indonesia terakhir yang mengusulkan pembangunan bandara ini. Pada 2019, bandara ini melayani sekitar 500 pesawat per hari.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Rencana untuk membangun satu pangkalan udara baru yang bertaraf internasional sebenarnya sudah digagas sejak berdirinya Biro Penerbangan Angkatan Laut RI pada tahun [[1956]]. Namun demikian, pada akhirnya agenda politik pula yang menjadi faktor penentu realisasi program tersebut. Salah satu agenda politik itu adalah perjuangan pembebasan [[Irian Barat]]. Berangkat dari tujuan membantu operasi TNI dalam [[pembebasan Irian Barat]], pemerintah menyetujui pembangunan pangkalan udara baru di sekitar Surabaya. Saat itu terdapat beberapa pilihan lokasi, antara lain: [[Gresik]], [[Raci, Bangil, Pasuruan|Bangil]] ([[Pasuruan]]) dan [[Sedati, Sidoarjo|Sedati]] ([[Kabupaten Sidoarjo|Sidoarjo]]). Setelah dilakukan survei, akhirnya pilihan jatuh pada Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Tempat ini dipilih karena selain dekat dengan Surabaya, areal tersebut memiliki tanah yang sangat luas dan datar, sehingga sangat memungkinkan untuk dibangun pangkalan udara yang besar dan dapat diperluas lagi di kemudian hari.
Rencana untuk membangun satu pangkalan udara baru yang bertaraf internasional sebenarnya sudah digagas sejak berdirinya Biro Penerbangan Angkatan Laut RI pada tahun [[1956]]. Namun demikian, pada akhirnya agenda politik pula yang menjadi faktor penentu realisasi program tersebut. Salah satu agenda politik itu adalah perjuangan pembebasan [[Irian Barat]]. Berangkat dari tujuan membantu operasi TNI dalam [[pembebasan Irian Barat]], pemerintah menyetujui pembangunan pangkalan udara baru di sekitar Surabaya. Saat itu terdapat beberapa pilihan lokasi, antara lain: [[Gresik]], [[Raci, Bangil, Pasuruan|Bangil]] ([[Pasuruan]]) dan ([[Surabaya]]). Setelah dilakukan survei, akhirnya pilihan jatuh pada Surabaya.


Proyek pembangunan yang berikutnya disebut sebagai “'''Proyek Waru'''” tersebut merupakan proyek pembangunan lapangan terbang pertama sejak Indonesia merdeka. Proyek ini bertujuan menggantikan pangkalan udara yang tersedia di Surabaya adalah landasan udara peninggalan [[Belanda]] di [[Morokrembangan, Krembangan, Surabaya|Morokrembangan]] dekat [[Pelabuhan Tanjung Perak]], yang sudah berada di tengah permukiman yang padat dan sulit dikembangkan. Pelaksanaan proyek Waru, melibatkan tiga pihak utama, yaitu: Tim Pengawas Proyek Waru ('''TPPW''') sebagai wakil pemerintah Indonesia,&nbsp;''Compagnie d’Ingenieurs et Techniciens''&nbsp;('''CITE)'''&nbsp;sebagai konsultan, dan&nbsp;''Societe de Construction des Batinolles''&nbsp;('''Batignolles''') sebagai kontraktor. Kedua perusahaan asing terakhir, merupakan perusahaan asal [[Perancis]]. Dalam kontrak yang melibatkan tiga pihak tersebut, ditentukan bahwa proyek harus selesai dalam waktu empat tahun ([[1960]]-[[1964]]).
Proyek pembangunan yang berikutnya disebut sebagai “'''Proyek Waru'''” tersebut merupakan proyek pembangunan lapangan terbang pertama sejak Indonesia merdeka. Proyek ini bertujuan menggantikan pangkalan udara yang tersedia di Surabaya adalah landasan udara peninggalan [[Belanda]] di [[Morokrembangan, Krembangan, Surabaya|Morokrembangan]] dekat [[Pelabuhan Tanjung Perak]], yang sudah berada di tengah permukiman yang padat dan sulit dikembangkan. Pelaksanaan proyek Waru, melibatkan tiga pihak utama, yaitu: Tim Pengawas Proyek Waru ('''TPPW''') sebagai wakil pemerintah Indonesia,&nbsp;''Compagnie d’Ingenieurs et Techniciens''&nbsp;('''CITE)'''&nbsp;sebagai konsultan, dan&nbsp;''Societe de Construction des Batinolles''&nbsp;('''Batignolles''') sebagai kontraktor. Kedua perusahaan asing terakhir, merupakan perusahaan asal [[Perancis]]. Dalam kontrak yang melibatkan tiga pihak tersebut, ditentukan bahwa proyek harus selesai dalam waktu empat tahun ([[1960]]-[[1964]]).
Baris 69: Baris 61:
Dengan kegiatan proyek yang berlangsung siang-malam dan dukungan kerjasama dari berbagai pihak (Pemerintah Kota Surabaya, Komando Resor Militer (Korem) Surabaya, Otoritas Pelabuhan dan masyarakat pada umumnya), akhirnya proyek tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Pada tanggal [[22 September]] [[1963]], berarti tujuh bulan lebih cepat, landasan tersebut sudah siap untuk digunakan. Sehari kemudian satu sortie penerbangan, yang terdiri empat pesawat Fairey Gannet ALRI, di bawah pimpinan [[Mayor]] AL (Pnb) Kunto Wibisono melakukan uji coba pendaratan untuk pertama kalinya.
Dengan kegiatan proyek yang berlangsung siang-malam dan dukungan kerjasama dari berbagai pihak (Pemerintah Kota Surabaya, Komando Resor Militer (Korem) Surabaya, Otoritas Pelabuhan dan masyarakat pada umumnya), akhirnya proyek tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Pada tanggal [[22 September]] [[1963]], berarti tujuh bulan lebih cepat, landasan tersebut sudah siap untuk digunakan. Sehari kemudian satu sortie penerbangan, yang terdiri empat pesawat Fairey Gannet ALRI, di bawah pimpinan [[Mayor]] AL (Pnb) Kunto Wibisono melakukan uji coba pendaratan untuk pertama kalinya.


Di tengah proses pembangunan bandara ini, sempat terjadi krisis masalah keuangan. Ketika itu bahkan pihak ''Batignolles'' sempat mengancam untuk hengkang. Penanganan masalah ini pun sampai ke [[Presiden Sukarno]]. Dan Presiden Sukarno kemudian memberikan mandat kepada Waperdam I Ir. Djuanda untuk mengatasi masalah ini hingga proyek ini selesai. Pada tanggal [[15 Oktober]] [[1963]], Ir. Djuanda mendarat di landasan ini dengan menumpangi [[Convair 990]] untuk melakukan koordinasi pelaksanaan proyek pembangunan. Tidak lama setelah itu, pada tanggal [[7 November]] [[1963]] Ir. Djuanda wafat. Karena dianggap sangat berjasa atas selesainya proyek tersebut dan untuk mengenang jasa-jasa dia, maka pangkalan udara baru tersebut diberi nama Pangkalan Udara Angkatan Laut (LANUDAL) '''Djuanda''' dan secara resmi dibuka oleh Presiden Sukarno pada tanggal [[12 Agustus]] [[1964]]. Selanjutnya pangkalan udara ini digunakan sebagai pangkalan induk (''home base'') skuadron pesawat pembom [[Ilyushin Il-28|Ilyushin IL-28]] dan [[Fairey Gannet|Fairey Gannet]] milik Dinas Penerbangan ALRI.
Di tengah proses pembangunan bandara ini, sempat terjadi krisis masalah keuangan. Ketika itu bahkan pihak ''Batignolles'' sempat mengancam untuk hengkang. Penanganan masalah ini pun sampai ke [[Presiden Sukarno]]. Dan Presiden Sukarno kemudian memberikan mandat kepada Waperdam I Ir. Djuanda untuk mengatasi masalah ini hingga proyek ini selesai. Pada tanggal [[15 Oktober]] [[1963]], Ir. Djuanda mendarat di landasan ini dengan menumpangi [[Convair 990]] untuk melakukan koordinasi pelaksanaan proyek pembangunan. Tidak lama setelah itu, pada tanggal [[7 November]] [[1963]] Ir. Djuanda wafat. Karena dianggap sangat berjasa atas selesainya proyek tersebut dan untuk mengenang jasa-jasa dia, maka pangkalan udara baru tersebut diberi nama Pangkalan Udara Angkatan Laut (LANUDAL) '''Djuanda''' dan secara resmi dibuka oleh Presiden Sukarno pada tanggal [[12 Agustus]] [[1964]]. Selanjutnya pangkalan udara ini digunakan sebagai pangkalan induk (''home base'') skuadron pesawat pembom [[Ilyushin Il-28|Ilyushin IL-28]] dan [[Fairey Gannet]] milik Dinas Penerbangan ALRI.


Dalam perkembangannya muncul keinginan maskapai [[Garuda indonesia airways|Garuda Indonesia Airways]] (GIA) untuk mengalihkan operasi pesawatnya (Convair 240, Convair 340 dan Convair 440) dari lapangan terbang Morokrembangan yang kurang memadai ke Djuanda. Namun, karena dalam pembangunannya tidak direncanakan untuk penerbangan sipil, Lanudal Djuanda tidak memiliki fasilitas untuk menampung penerbangan sipil sehingga kemudian otoritas pangkalan saat itu berinisiatif merenovasi gudang bekas ''Batignolles'' untuk dijadikan terminal sementara. Dan jadilah Lanudal Djuanda melayani penerbangan sipil yang pengelolaannya sejak [[7 Desember]] [[1981]] dilakukan oleh [[Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Indonesia|Direktorat Jenderal Perhubungan Udara]] Departemen Perhubungan RI. Pada [[1 Januari]] [[1985]], pengelolaan bandara komersial ini dialihkan kepada [[PT Angkasa Pura I|Perum Angkasa Pura I]] berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1984. Seiring waktu berjalan, frekuensi penerbangan sipil disana pun bertambah. Hingga akhirnya dibangun terminal khusus untuk melayani penerbangan sipil dan melayani juga penerbangan internasional. Pada [[24 Desember]] [[1990]], Bandara Juanda ditetapkan sebagai bandara internasional dengan peresmian terminal penerbangan internasional.
Dalam perkembangannya muncul keinginan maskapai [[Garuda indonesia airways|Garuda Indonesia Airways]] (GIA) untuk mengalihkan operasi pesawatnya (Convair 240, Convair 340 dan Convair 440) dari lapangan terbang Morokrembangan yang kurang memadai ke Djuanda. Namun, karena dalam pembangunannya tidak direncanakan untuk penerbangan sipil, Lanudal Djuanda tidak memiliki fasilitas untuk menampung penerbangan sipil sehingga kemudian otoritas pangkalan saat itu berinisiatif merenovasi gudang bekas ''Batignolles'' untuk dijadikan terminal sementara. Dan jadilah Lanudal Djuanda melayani penerbangan sipil yang pengelolaannya sejak [[7 Desember]] [[1981]] dilakukan oleh [[Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Indonesia|Direktorat Jenderal Perhubungan Udara]] Departemen Perhubungan RI. Pada [[1 Januari]] [[1985]], pengelolaan bandara komersial ini dialihkan kepada [[PT Angkasa Pura I|Perum Angkasa Pura I]] berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1984. Seiring waktu berjalan, frekuensi penerbangan sipil disana pun bertambah. Hingga akhirnya dibangun terminal khusus untuk melayani penerbangan sipil dan melayani juga penerbangan internasional. Pada [[24 Desember]] [[1990]], Bandara Juanda ditetapkan sebagai bandara internasional dengan peresmian terminal penerbangan internasional.
Baris 75: Baris 67:
== Terminal 1 ==
== Terminal 1 ==
[[File:Papan nama Bandara Juanda.jpg|thumb|Papan nama Bandara Juanda]]
[[File:Papan nama Bandara Juanda.jpg|thumb|Papan nama Bandara Juanda]]
Terminal 1 Bandara Juanda dibuka pada tahun [[2006]]. Terminal ini terletak di sebelah utara landasan pacu. Terminal ini terbagi menjadi terminal 1A dan 1B. Terminal ini dipakai untuk semua keberangkatan domestik. Beberapa tahun kemudian, semakin banyak rute penerbangan dari dan ke Surabaya. Baik domestik, maupun internasional. Hal ini membuat terminal ini menjadi overload. Kapasitas sebenarnya hanya 6 juta penumpang/tahun. Namun pada tahun [[2013]], jumlah penumpang yang berangkat dan datang menjadi 17 juta penumpang/tahun. Akhirnya pemerintah memutuskan membangun terminal 2 yang berada di terminal lama bandara juanda. Terminal lama dibongkar dan dibangun terminal 2.
Terminal 1 Bandara Juanda dibuka pada tahun [[2006]]. Terminal ini terletak di sebelah utara landasan pacu. Terminal ini dipakai untuk semua keberangkatan domestik dan terbagi menjadi 3 Pintu Keberangkatan, yaitu Terminal 1A, 1B, dan 1C. Terminal 1A digunakan untuk maskapai [[Garuda Indonesia]], [[Citilink]], dan [[Pelita Air Service]]. Terminal 1B digunakan untuk maskapai [[Indonesia AirAsia]], [[Sriwijaya Air]], [[NAM Air]], [[Wings Air]], [[Super Air Jet]], [[Airfast Indonesia]], [[Susi Air]], dan maskapai Charter lainnya. Terminal 1C digunakan untuk maskapai [[Lion Air]] dan [[Batik Air]]. Beberapa tahun kemudian, semakin banyak rute penerbangan dari dan ke Surabaya. Baik domestik, maupun internasional. Hal ini membuat terminal ini menjadi overload. Kapasitas sebenarnya hanya 6 juta penumpang/tahun. Namun pada tahun [[2013]], jumlah penumpang yang berangkat dan datang menjadi 17 juta penumpang/tahun. Akhirnya pemerintah memutuskan membangun terminal 2 yang berada di terminal lama bandara juanda. Terminal lama dibongkar dan dibangun terminal 2. Pada tahun 2019, Terminal 1 dilakukan renovasi dan perluasan hingga kearah timur diakibatkan jumlah penumpang yang semakin banyak dan naik, setelah selesai pada tahun 2021, dari sebelumnya memiliki luas 67.000 meter persegi, kini bertambah menjadi 91.700 meter persegi. Selain itu, luas ruang tunggu juga bertambah menjadi 19.940 meter persegi serta memiliki 15 Gate Keberangkatan dari sebelumnya 16.340 meter persegi yang memiliki 12 Gate Keberangkatan, dan menghadirkan area anak-anak atau playground sebanyak dua area. Diperkirakan dengan perluasan ini dapat menampung 13,6 Juta Penumpang.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=Bisnis|date=2021-10-23|title=Perluasan Tahap 1 T1 Bandara Juanda Surabaya Rampung, Alur Keberangkatan Domestik Disesuaikan|url=https://www.bisnis.com/|website=BISNIS.com|language=id|access-date=2023-07-01}}</ref>


== Terminal 2 ==
== Terminal 2 ==
Terminal 2 mulai dibangun sejak tahun [[2011]] yang berada di terminal lama bandara Juanda dan terletak di sebelah selatan landasan pacu. Terminal lama dibongkar dan dibangun terminal 2. Terminal ini dibangun untuk mengurangi kepadatan penumpang di terminal 1 yang sudah overload dan dipakai untuk semua keberangkatan Internasional, termasuk Umroh dan Haji. Terminal ini memiliki 9 Gate Keberangkatan. Setelah tertunda beberapa bulan, terminal ini dijadwalkan beroperasi tanggal [[14 Februari]] [[2014]]. Namun karena abu letusan [[Gunung Kelud]], terminal ini ditunda operasinya hingga beberapa hari. Terminal ini akan menampung 6 juta penumpang/tahun. Terminal ini sempat ditutup untuk sementara waktu pada tahun 2020-2021 diakibatkan Pandemi COVID-19 yang melonjak tinggi, sehingga tidak melayani penerbangan internasional dan semua keberangkatan domestik [[Garuda Indonesia]] dan [[Indonesia AirAsia]] yang awalnya berada di Terminal ini dipindahkan ke Terminal 1, tetapi pada akhir tahun 2021, Terminal ini kembali beroperasi untuk melayani penerbangan internasional.
[[Berkas:img6854na.jpg|jmpl|Terminal 2 Bandara Juanda yang sedang dalam tahap konstruksi.]]
Terminal 2 mulai dibangun sejak tahun [[2011]] yang berada di terminal lama bandara Juanda. Terminal lama dibongkar dan dibangun terminal 2. Terminal ini dibangun untuk mengurangi kepadatan penumpang di terminal 1 yang sudah overload. Terminal ini dipakai untuk semua keberangkatan Internasional, termasuk Umroh dan Haji. Setelah tertunda beberapa bulan, terminal ini dijadwalkan beroperasi tanggal [[14 Februari]] [[2014]]. Namun karena abu letusan [[Gunung Kelud]], terminal ini ditunda operasinya hingga beberapa hari. Terminal ini akan menampung 6 juta penumpang/tahun.

== Terminal 3 ==
Terminal 3 mulai dibangun sejak awal tahun [[2015]].<ref>http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/05/03/171800626/Angkasa.Pura.I.Akan.Bangun.Terminal.3.Bandara.Juanda/</ref> Terminal ini terletak di sebelah timur Terminal 1 Juanda. Terminal ini dibangun demi mengurangi kepadatan penumpang di terminal 1 dan 2 yang sudah overload. Rencananya, terminal ini akan beroperasi pada tahun [[2018]]. Terminal ini memiliki landasan pacu tersendiri, berbeda dengan Terminal 1 dan 2 yang hanya memiliki sebuah landasan pacu. Terminal ini berkonsep Airport City dan dilengkapi pusat perbelanjaan, kereta monorel, dan akses bawah tanah ke terminal 1 dan 2 serta Jalan Tol Waru-Juanda.<ref name="surabaya.tribunnews.com">http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/03/bandara-juanda-baru-terintegrasi-dengan-mall-terhubung-jalan-bawah-tanah/</ref>

== Passenger Service Charge/Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara ==
[[Berkas:TerminalKeberangkatanInternationalJuanda.JPG|jmpl|ka|Terminal 1]]
* PSC (Passenger Service Charge) Domestik 01 April 2014: Rp. 75.000,00/penumpang
* PSC (Passenger Service Charge) internasional per 01 April 2014: Rp. 200.000,00/penumpang


== Maskapai Penerbangan ==
== Maskapai Penerbangan ==
Baris 94: Baris 77:
{{Airport-dest-list
{{Airport-dest-list
<!--+-->
<!--+-->
|[[AirAsia]]| [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]]
|[[Airfast Indonesia]]|'''Charter:''' [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Batik Air]]|[[Bandar Udara Kalimarau|Berau]], [[Bandara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]],<ref>{{cite news|url=https://centreforaviation.com/news/batik-air-to-launch-bali-denpasar-surabaya-service-from-13-jun-2024-1267200 |title=Batik Air to launch Bali Denpasar-Surabaya service from 13-Jun-2024 |last=|first=|work=CAPA|publisher=|location=|access-date=10 June 2024}}</ref> [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta–Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]], [[Bandar Udara Iskandar|Pangkalan Bun]]
|[[Airfast Indonesia]]|[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandar Udara Dewandaru|Karimunjawa]], [[Bandar Udara Internasional El Tari|Kupang]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Batik Air Malaysia]]| [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]] (dilanjutkan 1 Agustus 2024)<ref>{{cite web | url=https://www.aeroroutes.com/eng/240705-odaug24id | title=BATIK AIR MALAYSIA AUGUST 2024 INDONESIA NETWORK EXPANSION |access-date= 5 July 2024}}</ref>
|[[Batik Air]]|[[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta–Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]], [[Bandar Udara Internasional Changi Singapura|Singapura]], [[Bandar Udara Mozes Kilangin|Timika]]<br>'''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz|Madinah]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Cathay Pacific]]|[[Bandar Udara Internasional Hong Kong|Hong Kong]]
|[[Cathay Pacific]]|[[Bandar Udara Internasional Hong Kong|Hong Kong]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Citilink]]|[[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], [[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]], [[Bandara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta–Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandar Udara Internasional El Tari|Kupang]], [[Bandara Internasional Lombok|Lombok]], [[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]], [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi|Manado]], [[Bandar Udara Iskandar|Pangkalan Bun]], [[Bandar Udara Internasional Supadio|Pontianak]], [[Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto|Samarinda]], [[Bandar Udara H. Asan|Sampit]]<br>'''Charter:''' [[Bandar Udara Internasional Brunei|Bandar Seri Begawan]]
|[[Citilink]]|[[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], [[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]], [[Bandara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta–Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandara Internasional Lombok|Lombok]], [[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]], [[Bandar Udara Internasional Supadio|Pontianak]], [[Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pronoto|Samarinda]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Garuda Indonesia]]|[[Bandara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional El Tari|Kupang]], [[Bandara Internasional Lombok|Lombok]]<br>'''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz|Madinah]]
|[[Garuda Indonesia]]|[[Bandara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional El Tari|Kupang]], [[Bandar Udara Internasional Changi|Singapura]] <br />'''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz|Madinah]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Indonesia AirAsia]]|[[Bandara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Senai|Johor Bahru]], [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]], [[Bandara Internasional Lombok|Lombok]], [[Bandar Udara Internasional Penang|Penang]]
|[[Indonesia AirAsia]]|[[Bandar Udara Internasional Senai|Johor Bahru]], [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]], [[Bandar Udara Internasional Penang|Penang]]
<!--+-->
<!--+-->
|{{nowrap|[[Jetstar Asia Airways]]}}|[[Bandar Udara Changi Singapura|Singapura]]
|{{nowrap|[[Jetstar Asia]]}}|[[Bandar Udara Changi Singapura|Singapura]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Lion Air]]|[[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], [[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]], [[Bandara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandar Udara El Tari|Kupang]], [[Bandar Udara Komodo|Labuan Bajo]], [[Bandara Internasional Lombok|Lombok]], [[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]], [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi|Manado]], [[Bandar Udara Internasional Kualanamu|Medan]], [[Bandar Udara Tjilik Riwut|Palangkaraya]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Palembang]], [[Bandar Udara Internasional Supadio|Pontianak]], [[Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto|Samarinda]], [[Bandar Udara Internasional Juwata|Tarakan]]<br>'''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz|Madinah]]
|[[Lion Air]]|[[Bandar Udara Pattimura|Ambon]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], [[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]], [[Bandara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandar Udara El Tari|Kupang]], [[Bandar Udara Haluoleo|Kendari]], [[Bandara Internasional Lombok|Lombok]], [[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]], [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi|Manado]], [[Bandar Udara Tjilik Riwut|Palangkaraya]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Palembang]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II|Pekanbaru]], [[Bandar Udara Internasional Supadio|Pontianak]], [[Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pronoto|Samarinda]] (berakhir 31 Juli 2024), [[Bandar Udara Domine Eduard Osok|Sorong]]<ref>{{cite news|url=https://travel.detik.com/travel-news/d-7396341/semakin-mudah-ke-indonesia-timur-lion-buka-rute-surabaya-ambon-sorong|title=Semakin Mudah ke Indonesia Timur, Lion Buka Rute Surabaya - Ambon - Sorong|accessdate=18 Juni 2024|last=Kanaka|first=Weka|work=[[Detik.com|Detik]]|location=[[Surabaya]]|publisher=[[Trans Media]]}}</ref>, [[Bandar Udara Internasional Juwata|Tarakan]], [[Bandar Udara Sultan Babullah|Ternate]] <br />'''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz|Madinah]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Malaysia Airlines]]|[[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]]
|[[Malaysia Airlines]]|[[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[NAM Air]]|[[Bandar Udara Iskandar|Pangkalan Bun]]
|[[NAM Air]]|[[Bandar Udara Iskandar|Pangkalan Bun]]
<!--+-->
|[[Pelita Air]]|[[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Royal Brunei Airlines]]|[[Bandar Udara Internasional Brunei|Bandar Seri Begawan]]
|[[Royal Brunei Airlines]]|[[Bandar Udara Internasional Brunei|Bandar Seri Begawan]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Saudia]]|'''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz|Madinah]], [[Bandar Udara Internasional Raja Khalid|Riyadh]]
|[[Saudia]]|'''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz|Madinah]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Scoot]]|[[Bandar Udara Changi Singapura|Singapura]]
|[[Scoot]]|[[Bandar Udara Changi Singapura|Singapura]]
Baris 126: Baris 111:
|[[Sriwijaya Air]]|[[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]]
|[[Sriwijaya Air]]|[[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Super Air Jet]]|[[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], (dimulai 28 September 2022)<ref>https://amp.kompas.com/travel/read/2022/09/15/164500527/super-air-jet-terbang-dari-surabaya-ke-banjarmasin-dan-balikpapan-ini</ref> [[Bandar Udara Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], (dimulai 28 September 2022)<ref>https://amp.kompas.com/travel/read/2022/09/15/164500527/super-air-jet-terbang-dari-surabaya-ke-banjarmasin-dan-balikpapan-ini</ref> [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandara Internasional Lombok|Lombok]], [[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]], [[Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto|Samarinda]]
|[[Super Air Jet]]|[[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], [[Bandar Udara Kalimarau|Berau]],<ref>{{cite news|url=https://berauterkini.co.id/super-air-jet-layani-penerbangan-reguler-berau-surabaya-tiket-sudah-bisa-di-booking/ |title=Super Air Jet Layani Penerbangan Reguler Berau-Surabaya Mulai 14 Juni 2024 |last=|first=|work=berauterkini.co.id|publisher=|location=|access-date=2024-05-23}}</ref> [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]], [[Bandar Udara Komodo|Labuan Bajo]], [[Bandara Internasional Lombok|Lombok]], [[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]], [[Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie|Palu]] (dimulai 19 Juli 2204),<ref>{{cite news|url=https://koranpagionline.com/super-air-jet-buka-rute-baru-surabaya-palu-ayo-jelajahi-keunikan-sulawesi-tengah/ |title=Super Air Jet Buka Rute Baru Surabaya - Palu Mulai 19 Juli 2024 |last=|first=|work=koranpagionline.com|publisher=|location=|access-date=24 June 2024}}</ref> [[Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pronoto|Samarinda]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Susi Air]]|[[Bandar Udara Harun Thohir|Bawean]]
|[[Susi Air]]|[[Bandar Udara Harun Thohir|Bawean]]
<!--+-->
<!--+-->
|[[Wings Air]]|[[Bandar Udara H. Asan|Sampit]]}}
|[[Wings Air]]|[[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Bandung]], [[Bandar Udara Banyuwangi|Banyuwangi]], (dilanjutkan 7 Oktober 2022) [[Bandar Udara Iskandar|Pangkalan Bun]], [[Bandar Udara H. Asan|Sampit]], [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|Yogyakarta–Adisutjipto]]}}
[[Berkas:Juanda Airport.jpg|jmpl|ka|250px|Terminal 1 bandara Juanda]]


== Statistik ==
== Statistik ==
Pada tahun 2006, sektor domestik antara Surabaya dan Jakarta adalah rute udara tersibuk keempat di Asia dengan lebih dari 750 penerbangan mingguan. Jumlah penumpang mencapai puncaknya pada tahun 2018 yaitu sebanyak 20.951.063 penumpang dengan rincian 18.713.517 (89,32%) penumpang domestik dan 2.237.546 (10,68%) penumpang internasional <ref>{{Cite web|title=Laporan Tahunan dan Keberlanjutan PT Angkasa Pura I|url=https://ap1.co.id/id/information/annual-report|website=ap1.co.id|access-date=2023-07-01}}</ref>. Jumlah penumpang mengalami penurunan sejak tahun 2019 karena harga tiket pesawat domestik yang melonjak naik <ref>{{Cite web|title=Tiket Masih Terasa Mahal, Jumlah Pemudik di Bandara Juanda Tahun 2019 Turun|url=https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/tiket-masih-terasa-mahal-jumlah-pemudik-di-bandara-juanda-tahun-2019-turun|website=Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur|language=id|access-date=2023-07-01}}</ref>, terlebih lagi [[Pandemi Covid-19]] mengakibatkan menurunnya kinerja semua industri penerbangan.
Berikut ini adalah statistik untuk bandara dari tahun 1999 sampai 2015. Selain itu, diketahui bahwa pada tahun 2006, sektor domestik antara Surabaya dan Jakarta adalah rute udara tersibuk keempat di Asia dengan lebih dari 750 penerbangan mingguan.
[[Berkas:Jumlah_Penumpang_Bandara_Juanda_1999_-_2022.png|al=Grafik Jumlah Penumpang Bandara Internasional Juanda|bingkai|Grafik Jumlah Penumpang Bandara Internasional Juanda Tahun 1999 - 2022]]
Berikut ini adalah statistik Bandara Internasional Juanda dari tahun 1999 sampai 2022.
{| class="wikitable" style="text-align:right;"
{| class="wikitable" style="text-align:right;"
|-
|-
! Tahun !! Jumlah<br>Penumpang !! Kargo (ton) !! Pergerakan<br>Pesawat
! Tahun !! Jumlah Penumpang
!Jumlah Kargo (ton)
!Pergerakan Pesawat
|-
|-
| 1999 || 2,137,353 || 40,549 || 52,284
| 1999 || 2.137.353
|40.549
|52.284
|-
|-
| 2000 || 2,712,074 || 31,185 || 54,154
| 2000 || 2.712.074
|31.185
|54.154
|-
|-
| 2001 || 3,301,435 || 37,767 || 62,141
| 2001 || 3.301.435
|37.767
|62.141
|-
|-
| 2002 || 4,746,113 || 43,089 || 75,921
| 2002 || 4.746.113
|43.089
|75.921
|-
|-
| 2003 || 6,584,711 || 42,910 || 82,779
| 2003 || 6.584.711
|42.910
|82.779
|-
|-
| 2004 || 8,562,747 || 63,950 || 97,421
| 2004 || 8.562.747
|63.950
|97.421
|-
|-
| 2005 || 8,217,415 || 66,647 || 99,485
| 2005 || 8.217.415
|66.647
|99.485
|-
|-
| 2006 || 8,986,650 || 71,574 || 91.209
| 2006 || 8.986.650
|71.574
|91,209
|-
|-
| 2007 || 8,823,228 || 58,815 || 87,687
| 2007 || 8.823.228
|58.815
|87.687
|-
|-
| 2008 || 9,122,196 || 62,289 || 69,726
| 2008 || 9.122.196
|62.289
|69.726
|-
|-
| 2009 || 10,562,906 || 62,357 || 76,754
| 2009 || 10.562.906
|62.357
|76.754
|-
|-
| 2010 || 12,072,059 || 76,774 || 84,958
| 2010 || 12.072.059
|76.774
|84.958
|-
|-
| 2011 || 13,778,287 || 95,146 || 103,846
| 2011 || 13.778.287
|95.146
|103.846
|-
|-
| 2012 || 16,447,912 || 102,133 || 141,365
| 2012 || 16.222.284
|102.133
|141.365
|-
|-
| 2013 || 17,683,955 || 121,935 || 155,421
| 2013 || 17.601.581
|121.935
|155.421
|-
|-
| 2014 || 13,406,206 || 92,439 || 117,825
| 2014 || 17.234.825
|92.439
|117.825
|-
|-
| 2015 || 18,911,256 || 130,398 || 166,208
| 2015 || 17.143.911
|130.398
|137.051
|-
|2016
|19.483.844
|96.280
|148.602
|-
|2017
|20.127.928
|97.650
|148.730
|-
|2018
|20.951.063
|116.324
|156.619
|-
|2019
|16.626.186
|88.496
|129.719
|-
|2020
|6.801.099
|69.228
|65.310
|-
|2021
|5.446.196
|70.244
|55.942
|-
|2022
|10.794.111
|68.413
|78.028
|-
|2023
|14.012.186
|67.522
|96.391
|}
|}


Sumber diolah dari: [http://www.angkasapura1.co.id/index.php?modul=keuangan&show=data%20traffic PT Angkasa Pura 1] dan lainnya<ref>{{Cite web|title=Wow, Beginilah Sibuknya Bandara Juanda Sepanjang 2016 Lalu. Bagaimana 2017?|url=https://surabaya.tribunnews.com/2017/01/12/wow-beginilah-sibuknya-bandara-juanda-sepanjang-2016-lalu-bagaimana-2017|website=Surya.co.id|language=id-ID|access-date=2023-07-01}}</ref><ref>{{Cite web|last=Suparno|title=Tahun 2019, Bandara Juanda Layani 16,6 Juta Penumpang|url=https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4842565/tahun-2019-bandara-juanda-layani-166-juta-penumpang|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2023-07-01}}</ref><ref>{{Cite web|title=Juanda International Airport {{!}} Surabaya|url=https://juanda-airport.com/en/news/index/tutup-tahun-2022-dengan-10-juta-penumpang-bandara-juanda-catatkan-kenaikan-hingga-83-persen|website=juanda-airport.com|access-date=2023-07-01}}</ref><ref>{{Cite web|title=Bandara Juanda Layani 14 Juta Penumpang Sepanjang 2023, Meningkat 30 Persen dari 2022|url=https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2024/bandara-juanda-layani-14-juta-penumpang-sepanjang-2023-meningkat-30-persen-dari-2022/|language=id|access-date=2024-03-11}}</ref>
Sumber : [http://www.angkasapura1.co.id/index.php?modul=keuangan&show=data%20traffic PT (persero) ANGKASA PURA 1] {{id icon}}


== Transportasi Darat ==
== Transportasi Darat ==
=== Jalan Raya dan Toll ===
=== Jalan Raya dan Tol ===
Bandara Juanda terkoneksi dengan [[Jalan Tol Waru-Juanda]] menuju ke Surabaya sepanjang 15&nbsp;km, yang menghubungkan Juanda dengan sistem jalan tol Surabaya-Gresik, Surabaya-Malang dan Surabaya-Mojokerto.
Bandara Juanda terkoneksi dengan [[Jalan Tol Waru-Juanda]] menuju ke Surabaya sepanjang 15&nbsp;km, yang menghubungkan Juanda dengan sistem jalan tol Surabaya-Gresik, Surabaya-Malang dan Surabaya-Mojokerto.


Bandara ini juga dihubungkan dengan Jalan Raya Waru untuk ke Surabaya dan Jalan Letjen S. Parman ke Sidoarjo.
Bandara ini juga dihubungkan dengan Jalan Raya Waru untuk ke Surabaya dan Jalan Letjen S. Parman ke Sidoarjo. Simpang susun Aloha dibangun mulai tahun 2022 untuk memperlancar arus keluar masuk ke Bandara <ref>{{Cite web|date=2022-01-19|title=Urai Kemacetan di Pintu Keluar Bandara Juanda, Flyover Aloha akan Segera Dibangun|url=https://www.tvonenews.com/daerah/jatim/23528-urai-kemacetan-di-pintu-keluar-bandara-juanda-flyover-aloha-akan-segera-dibangun|website=www.tvonenews.com|language=id|access-date=2023-07-01}}</ref>.


=== Bus ===
=== Bus ===
Bus DAMRI disediakan oleh pemerintah setempat untuk mengantarkan penumpang dengan [[Terminal Purabaya]] ke Surabaya yang dimulai sejak bulan November 2006.
Bus DAMRI disediakan oleh pemerintah setempat untuk mengantarkan penumpang dengan [[Terminal Purabaya]] menuju [[Kota Surabaya]] yang dimulai sejak bulan November 2006. Lalu ditambah dengan rute menuju Terminal Bunder di [[Kabupaten Gresik]], Terminal Kertajaya di [[Kota Mojokerto]], dan Rest Area Sukapura untuk [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]] di [[Kabupaten Probolinggo]].


=== Taksi ===
=== Taksi ===
Taksi Primkopal Juanda memberlakukan tarif tetap ke berbagai macam tujuan di kota Surabaya dan daerah sekitarnya termasuk Malang, Blitar, Jember, Tulungagung. Berbeda dengan bandara lainnya di Indonesia. Tiket taksi dapat dibeli di loket yang terletak di pintu keluar bandara.
Taksi Primkopal Juanda memberlakukan tarif tetap ke berbagai macam tujuan di kota Surabaya dan daerah sekitarnya termasuk Malang, Blitar, Jember, Tulungagung. Berbeda dengan bandara lainnya di Indonesia. Tiket taksi dapat dibeli di loket yang terletak di pintu keluar bandara.

=== Kereta Bandara ===
Kereta Bandara akan dibangun pada tahun 2025. Dengan perencanaan, adanya Jalur kereta api layang dari Gubeng menuju Bandara Juanda melalui Waru.<ref>https://www.jawapos.com/surabaya/08/10/2019/kemenhub-akan-bangun-kereta-bandara-juanda-risma-nilai-terlambat/</ref>


=== Sewa Mobil ===
=== Sewa Mobil ===
Terdapat penyewaan mobil beserta sopir dengan harga relatif terjangkau, dan merupakan transportasi alternatif bila ingin berkeliling Surabaya maupun ke kota terdekat seperti Malang. Kios-Kios penyewaan yang telah disertifikasi terdapat di bagian pengambilan bagasi.
Terdapat penyewaan mobil beserta sopir dengan harga relatif terjangkau, dan merupakan transportasi alternatif bila ingin berkeliling Surabaya maupun ke kota terdekat seperti Malang. Kios-Kios penyewaan yang telah disertifikasi terdapat di bagian pengambilan bagasi.

=== Kereta Bandara ===
Rencana pembangunan jalur kereta menuju Bandara Internasional Juanda disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada tahun 2019. Wacana ini mendapatkan tanggapan dari Walikota Surabaya [[Tri Rismaharini]] yang mempertanyakan berapa persen dan berapa menit kereta api tersebut dapat menghemat waktu untuk sampai bandara, mengingat saat ini akses menuju Bandara Internasional Juanda cukup memadai <ref>{{Cite web|last=Utomo|first=Deny Prastyo|title=Risma Tanggapi Rencana Menhub Bangun Kereta Bandara di Surabaya|url=https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4736812/risma-tanggapi-rencana-menhub-bangun-kereta-bandara-di-surabaya|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2023-07-01}}</ref>. Hingga saat ini, pembangunan kereta bandara belum terealisasi.

Jarak [[Stasiun Surabaya Gubeng]] dengan Terminal 1 Bandara Internasional Juanda adalah sekitar 18 - 22 km. Adapun stasiun kereta api terdekat dengan Bandara Internasional Juanda adalah [[Halte Sawotratap]] (9,9 km) di Kecamatan Gedangan atau [[Stasiun Waru]] (11,6 km) di Kecamatan Waru.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 199: Baris 263:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
* {{id}} [https://www.travelloratour.com/travel-juanda-malang/ Informasi Layanan transportasi juanda]


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{Commons category| Juanda International Airport}}
* {{id}} {{en}} [http://www.juanda-airport.com Situs web resmi]
* {{id}} {{en}} [http://www.juanda-airport.com Situs web resmi]
* {{id}} [http://www.angkasapura1.co.id/indo/surabaya_spek.htm Spesifikasi Bandara Juanda]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.angkasapura1.co.id/indo/surabaya_spek.htm Spesifikasi Bandara Juanda]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.sinarharapan.co.id/berita/0611/07/sh04.html "Desain Bandara Juanda Mirip Changi meninggalkan Kesan Terminal Bus"]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.sinarharapan.co.id/berita/0611/07/sh04.html "Desain Bandara Juanda Mirip Changi meninggalkan Kesan Terminal Bus"]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}{{Commons category| Juanda International Airport}}
* {{id}} [http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/03/bandara-juanda-baru-terintegrasi-dengan-mall-terhubung-jalan-bawah-tanah]


{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{Bandar udara di pulau Jawa|state=autocollapse}}

{{garbarata}}
{{garbarata}}
{{Sarana Transportasi Umum di Kota Surabaya}}
{{Sarana Transportasi Umum di Kota Surabaya}}


[[Kategori:Bandar udara di Indonesia|Juanda]]
[[Kategori:Bandar udara internasional di Indonesia|Juanda]]
[[Kategori:Bandar udara internasional di Indonesia|Juanda]]
[[Kategori:Bandar udara di Jawa Timur|Juanda]]
[[Kategori:Bandar udara di Jawa Timur|Juanda]]
[[Kategori:Otoritas Bandar Udara Wilayah III - Surabaya|Juanda]]
[[Kategori:Otoritas Bandar Udara Wilayah III - Surabaya|Juanda]]
[[Kategori:Sedati, Sidoarjo]]
[[Kategori:Kabupaten Sidoarjo]]
[[Kategori:Bandar udara yang dikelola Angkasa Pura I|Juanda]]

Revisi terkini sejak 13 Juli 2024 13.26

Bandar Udara Internasional Juanda

Juanda International Airport
Informasi
JenisPublik / Militer
PemilikInJourney
PengelolaAngkasa Pura I
MelayaniGerbangkertosusila
LokasiDistrik Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
Dibuka7 Februari 1964; 60 tahun lalu (1964-02-07)
Maskapai penghubungCitilink
Maskapai utamaGaruda Indonesia
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Ketinggian dpl3 mdpl
Koordinat07°22′47″S 112°47′13″E / 7.37972°S 112.78694°E / -7.37972; 112.78694
Situs webwww.juanda-airport.com
Peta
Jawa daerah di Indonesia
Jawa daerah di Indonesia
SUB/WARR di Kota Surabaya
SUB/WARR
SUB/WARR
Lokasi bandara di Jawa Timur / Indonesia
SUB/WARR di Jawa
SUB/WARR
SUB/WARR
SUB/WARR (Jawa)
SUB/WARR di Indonesia
SUB/WARR
SUB/WARR
SUB/WARR (Indonesia)
SUB/WARR di Asia Tenggara
SUB/WARR
SUB/WARR
SUB/WARR (Asia Tenggara)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
10/28 3,000 9,843 Aspal
Statistik (2017)
Penumpang21,882,335 (Kenaikan 23.9%)
Pergerakan pesawat99,877 (Kenaikan 10.7%)

Bandar Udara Internasional Juanda (IATA: SUBICAO: WARR), adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di Surabaya, Jawa Timur. Bandara ini merupakan bandara tersibuk ketiga di Indonesia (setelah Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Ngurah Rai) yang merupakan pintu gerbang utama menuju Jawa Timur baik dari penerbangan domestik maupun internasional. Bandara ini terletak sekitar 12 kilometer (7,5 mil) dari pusat Kota Surabaya dan melayani wilayah Gerbangkertosusila yang berperan sebagai salah satu pintu gerbang utama penerbangan menuju bagian timur Indonesia. Bandara Internasional Juanda dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I. Nama bandara ini diambil dari nama Djuanda Kartawidjaja, Perdana Menteri Indonesia terakhir yang mengusulkan pembangunan bandara ini. Pada 2019, bandara ini melayani sekitar 500 pesawat per hari.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Rencana untuk membangun satu pangkalan udara baru yang bertaraf internasional sebenarnya sudah digagas sejak berdirinya Biro Penerbangan Angkatan Laut RI pada tahun 1956. Namun demikian, pada akhirnya agenda politik pula yang menjadi faktor penentu realisasi program tersebut. Salah satu agenda politik itu adalah perjuangan pembebasan Irian Barat. Berangkat dari tujuan membantu operasi TNI dalam pembebasan Irian Barat, pemerintah menyetujui pembangunan pangkalan udara baru di sekitar Surabaya. Saat itu terdapat beberapa pilihan lokasi, antara lain: Gresik, Bangil (Pasuruan) dan (Surabaya). Setelah dilakukan survei, akhirnya pilihan jatuh pada Surabaya.

Proyek pembangunan yang berikutnya disebut sebagai “Proyek Waru” tersebut merupakan proyek pembangunan lapangan terbang pertama sejak Indonesia merdeka. Proyek ini bertujuan menggantikan pangkalan udara yang tersedia di Surabaya adalah landasan udara peninggalan Belanda di Morokrembangan dekat Pelabuhan Tanjung Perak, yang sudah berada di tengah permukiman yang padat dan sulit dikembangkan. Pelaksanaan proyek Waru, melibatkan tiga pihak utama, yaitu: Tim Pengawas Proyek Waru (TPPW) sebagai wakil pemerintah Indonesia, Compagnie d’Ingenieurs et Techniciens (CITE) sebagai konsultan, dan Societe de Construction des Batinolles (Batignolles) sebagai kontraktor. Kedua perusahaan asing terakhir, merupakan perusahaan asal Perancis. Dalam kontrak yang melibatkan tiga pihak tersebut, ditentukan bahwa proyek harus selesai dalam waktu empat tahun (1960-1964).

Untuk membangun pangkalan udara dengan landasan pacu yang besar (panjang 3000 meter dan lebar 45 meter) ini membutuhkan pembebasan lahan yang luas keseluruhannya mencapai sekitar 2400 hektar. Lahan tersebut tidak hanya berbentuk tanah, tetapi juga sawah dan rawa. Selain itu juga dibutuhkan pasir dan batu dalam jumlah yang besar. Pasirnya digali dari Kali Porong dan batunya diambil dari salah satu sisi Bukit Pandaan yang, kemudian diangkut dengan ratusan truk proyek menuju Waru. Jumlah pasir dan batu yang diperlukan sekitar 1.1200.000 meter kubik atau 1.800.000 ton. Konon Jumlah pasir sebanyak itu bisa digunakan untuk memperbaiki jalan Jakarta-Surabaya sepanjang 793 Km dengan lebar 5 m dan kedalaman 30 cm. Sedangkan jarak tempuh seluruh truk proyek, bila digabungkan adalah sekitar 25 juta Km atau 600 kali keliling bumi.

Dengan kegiatan proyek yang berlangsung siang-malam dan dukungan kerjasama dari berbagai pihak (Pemerintah Kota Surabaya, Komando Resor Militer (Korem) Surabaya, Otoritas Pelabuhan dan masyarakat pada umumnya), akhirnya proyek tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Pada tanggal 22 September 1963, berarti tujuh bulan lebih cepat, landasan tersebut sudah siap untuk digunakan. Sehari kemudian satu sortie penerbangan, yang terdiri empat pesawat Fairey Gannet ALRI, di bawah pimpinan Mayor AL (Pnb) Kunto Wibisono melakukan uji coba pendaratan untuk pertama kalinya.

Di tengah proses pembangunan bandara ini, sempat terjadi krisis masalah keuangan. Ketika itu bahkan pihak Batignolles sempat mengancam untuk hengkang. Penanganan masalah ini pun sampai ke Presiden Sukarno. Dan Presiden Sukarno kemudian memberikan mandat kepada Waperdam I Ir. Djuanda untuk mengatasi masalah ini hingga proyek ini selesai. Pada tanggal 15 Oktober 1963, Ir. Djuanda mendarat di landasan ini dengan menumpangi Convair 990 untuk melakukan koordinasi pelaksanaan proyek pembangunan. Tidak lama setelah itu, pada tanggal 7 November 1963 Ir. Djuanda wafat. Karena dianggap sangat berjasa atas selesainya proyek tersebut dan untuk mengenang jasa-jasa dia, maka pangkalan udara baru tersebut diberi nama Pangkalan Udara Angkatan Laut (LANUDAL) Djuanda dan secara resmi dibuka oleh Presiden Sukarno pada tanggal 12 Agustus 1964. Selanjutnya pangkalan udara ini digunakan sebagai pangkalan induk (home base) skuadron pesawat pembom Ilyushin IL-28 dan Fairey Gannet milik Dinas Penerbangan ALRI.

Dalam perkembangannya muncul keinginan maskapai Garuda Indonesia Airways (GIA) untuk mengalihkan operasi pesawatnya (Convair 240, Convair 340 dan Convair 440) dari lapangan terbang Morokrembangan yang kurang memadai ke Djuanda. Namun, karena dalam pembangunannya tidak direncanakan untuk penerbangan sipil, Lanudal Djuanda tidak memiliki fasilitas untuk menampung penerbangan sipil sehingga kemudian otoritas pangkalan saat itu berinisiatif merenovasi gudang bekas Batignolles untuk dijadikan terminal sementara. Dan jadilah Lanudal Djuanda melayani penerbangan sipil yang pengelolaannya sejak 7 Desember 1981 dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI. Pada 1 Januari 1985, pengelolaan bandara komersial ini dialihkan kepada Perum Angkasa Pura I berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1984. Seiring waktu berjalan, frekuensi penerbangan sipil disana pun bertambah. Hingga akhirnya dibangun terminal khusus untuk melayani penerbangan sipil dan melayani juga penerbangan internasional. Pada 24 Desember 1990, Bandara Juanda ditetapkan sebagai bandara internasional dengan peresmian terminal penerbangan internasional.

Terminal 1[sunting | sunting sumber]

Papan nama Bandara Juanda

Terminal 1 Bandara Juanda dibuka pada tahun 2006. Terminal ini terletak di sebelah utara landasan pacu. Terminal ini dipakai untuk semua keberangkatan domestik dan terbagi menjadi 3 Pintu Keberangkatan, yaitu Terminal 1A, 1B, dan 1C. Terminal 1A digunakan untuk maskapai Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air Service. Terminal 1B digunakan untuk maskapai Indonesia AirAsia, Sriwijaya Air, NAM Air, Wings Air, Super Air Jet, Airfast Indonesia, Susi Air, dan maskapai Charter lainnya. Terminal 1C digunakan untuk maskapai Lion Air dan Batik Air. Beberapa tahun kemudian, semakin banyak rute penerbangan dari dan ke Surabaya. Baik domestik, maupun internasional. Hal ini membuat terminal ini menjadi overload. Kapasitas sebenarnya hanya 6 juta penumpang/tahun. Namun pada tahun 2013, jumlah penumpang yang berangkat dan datang menjadi 17 juta penumpang/tahun. Akhirnya pemerintah memutuskan membangun terminal 2 yang berada di terminal lama bandara juanda. Terminal lama dibongkar dan dibangun terminal 2. Pada tahun 2019, Terminal 1 dilakukan renovasi dan perluasan hingga kearah timur diakibatkan jumlah penumpang yang semakin banyak dan naik, setelah selesai pada tahun 2021, dari sebelumnya memiliki luas 67.000 meter persegi, kini bertambah menjadi 91.700 meter persegi. Selain itu, luas ruang tunggu juga bertambah menjadi 19.940 meter persegi serta memiliki 15 Gate Keberangkatan dari sebelumnya 16.340 meter persegi yang memiliki 12 Gate Keberangkatan, dan menghadirkan area anak-anak atau playground sebanyak dua area. Diperkirakan dengan perluasan ini dapat menampung 13,6 Juta Penumpang.[1]

Terminal 2[sunting | sunting sumber]

Terminal 2 mulai dibangun sejak tahun 2011 yang berada di terminal lama bandara Juanda dan terletak di sebelah selatan landasan pacu. Terminal lama dibongkar dan dibangun terminal 2. Terminal ini dibangun untuk mengurangi kepadatan penumpang di terminal 1 yang sudah overload dan dipakai untuk semua keberangkatan Internasional, termasuk Umroh dan Haji. Terminal ini memiliki 9 Gate Keberangkatan. Setelah tertunda beberapa bulan, terminal ini dijadwalkan beroperasi tanggal 14 Februari 2014. Namun karena abu letusan Gunung Kelud, terminal ini ditunda operasinya hingga beberapa hari. Terminal ini akan menampung 6 juta penumpang/tahun. Terminal ini sempat ditutup untuk sementara waktu pada tahun 2020-2021 diakibatkan Pandemi COVID-19 yang melonjak tinggi, sehingga tidak melayani penerbangan internasional dan semua keberangkatan domestik Garuda Indonesia dan Indonesia AirAsia yang awalnya berada di Terminal ini dipindahkan ke Terminal 1, tetapi pada akhir tahun 2021, Terminal ini kembali beroperasi untuk melayani penerbangan internasional.

Maskapai Penerbangan[sunting | sunting sumber]

MaskapaiTujuan
Airfast IndonesiaCharter: Jakarta–Soekarno–Hatta, Makassar
Batik AirBerau, Denpasar,[2] Jakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta, Makassar, Pangkalan Bun
Batik Air Malaysia Kuala Lumpur–Internasional (dilanjutkan 1 Agustus 2024)[3]
Cathay PacificHong Kong
CitilinkBalikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Jakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta, Lombok, Makassar, Pontianak, Samarinda
Garuda IndonesiaDenpasar, Jakarta—Soekarno—Hatta, Kupang, Singapura
Musiman: Jeddah, Madinah
Indonesia AirAsiaJohor Bahru, Kuala Lumpur–Internasional, Penang
Jetstar AsiaSingapura
Lion AirAmbon, Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Jakarta–Soekarno–Hatta, Kupang, Kendari, Lombok, Makassar, Manado, Palangkaraya, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Samarinda (berakhir 31 Juli 2024), Sorong[4], Tarakan, Ternate
Musiman: Jeddah, Madinah
Malaysia AirlinesKuala Lumpur–Internasional
NAM AirPangkalan Bun
Pelita AirBalikpapan, Jakarta–Soekarno–Hatta
Royal Brunei AirlinesBandar Seri Begawan
SaudiaMusiman: Jeddah, Madinah
ScootSingapura
Singapore AirlinesSingapura
Sriwijaya AirMakassar
Super Air JetBalikpapan, Banjarmasin, Berau,[5] Denpasar, Kuala Lumpur–Internasional, Labuan Bajo, Lombok, Makassar, Palu (dimulai 19 Juli 2204),[6] Samarinda
Susi AirBawean
Wings AirSampit

Statistik[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2006, sektor domestik antara Surabaya dan Jakarta adalah rute udara tersibuk keempat di Asia dengan lebih dari 750 penerbangan mingguan. Jumlah penumpang mencapai puncaknya pada tahun 2018 yaitu sebanyak 20.951.063 penumpang dengan rincian 18.713.517 (89,32%) penumpang domestik dan 2.237.546 (10,68%) penumpang internasional [7]. Jumlah penumpang mengalami penurunan sejak tahun 2019 karena harga tiket pesawat domestik yang melonjak naik [8], terlebih lagi Pandemi Covid-19 mengakibatkan menurunnya kinerja semua industri penerbangan.

Grafik Jumlah Penumpang Bandara Internasional Juanda
Grafik Jumlah Penumpang Bandara Internasional Juanda Tahun 1999 - 2022

Berikut ini adalah statistik Bandara Internasional Juanda dari tahun 1999 sampai 2022.

Tahun Jumlah Penumpang Jumlah Kargo (ton) Pergerakan Pesawat
1999 2.137.353 40.549 52.284
2000 2.712.074 31.185 54.154
2001 3.301.435 37.767 62.141
2002 4.746.113 43.089 75.921
2003 6.584.711 42.910 82.779
2004 8.562.747 63.950 97.421
2005 8.217.415 66.647 99.485
2006 8.986.650 71.574 91,209
2007 8.823.228 58.815 87.687
2008 9.122.196 62.289 69.726
2009 10.562.906 62.357 76.754
2010 12.072.059 76.774 84.958
2011 13.778.287 95.146 103.846
2012 16.222.284 102.133 141.365
2013 17.601.581 121.935 155.421
2014 17.234.825 92.439 117.825
2015 17.143.911 130.398 137.051
2016 19.483.844 96.280 148.602
2017 20.127.928 97.650 148.730
2018 20.951.063 116.324 156.619
2019 16.626.186 88.496 129.719
2020 6.801.099 69.228 65.310
2021 5.446.196 70.244 55.942
2022 10.794.111 68.413 78.028
2023 14.012.186 67.522 96.391

Sumber diolah dari: PT Angkasa Pura 1 dan lainnya[9][10][11][12]

Transportasi Darat[sunting | sunting sumber]

Jalan Raya dan Tol[sunting | sunting sumber]

Bandara Juanda terkoneksi dengan Jalan Tol Waru-Juanda menuju ke Surabaya sepanjang 15 km, yang menghubungkan Juanda dengan sistem jalan tol Surabaya-Gresik, Surabaya-Malang dan Surabaya-Mojokerto.

Bandara ini juga dihubungkan dengan Jalan Raya Waru untuk ke Surabaya dan Jalan Letjen S. Parman ke Sidoarjo. Simpang susun Aloha dibangun mulai tahun 2022 untuk memperlancar arus keluar masuk ke Bandara [13].

Bus[sunting | sunting sumber]

Bus DAMRI disediakan oleh pemerintah setempat untuk mengantarkan penumpang dengan Terminal Purabaya menuju Kota Surabaya yang dimulai sejak bulan November 2006. Lalu ditambah dengan rute menuju Terminal Bunder di Kabupaten Gresik, Terminal Kertajaya di Kota Mojokerto, dan Rest Area Sukapura untuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Kabupaten Probolinggo.

Taksi[sunting | sunting sumber]

Taksi Primkopal Juanda memberlakukan tarif tetap ke berbagai macam tujuan di kota Surabaya dan daerah sekitarnya termasuk Malang, Blitar, Jember, Tulungagung. Berbeda dengan bandara lainnya di Indonesia. Tiket taksi dapat dibeli di loket yang terletak di pintu keluar bandara.

Sewa Mobil[sunting | sunting sumber]

Terdapat penyewaan mobil beserta sopir dengan harga relatif terjangkau, dan merupakan transportasi alternatif bila ingin berkeliling Surabaya maupun ke kota terdekat seperti Malang. Kios-Kios penyewaan yang telah disertifikasi terdapat di bagian pengambilan bagasi.

Kereta Bandara[sunting | sunting sumber]

Rencana pembangunan jalur kereta menuju Bandara Internasional Juanda disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada tahun 2019. Wacana ini mendapatkan tanggapan dari Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang mempertanyakan berapa persen dan berapa menit kereta api tersebut dapat menghemat waktu untuk sampai bandara, mengingat saat ini akses menuju Bandara Internasional Juanda cukup memadai [14]. Hingga saat ini, pembangunan kereta bandara belum terealisasi.

Jarak Stasiun Surabaya Gubeng dengan Terminal 1 Bandara Internasional Juanda adalah sekitar 18 - 22 km. Adapun stasiun kereta api terdekat dengan Bandara Internasional Juanda adalah Halte Sawotratap (9,9 km) di Kecamatan Gedangan atau Stasiun Waru (11,6 km) di Kecamatan Waru.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Indonesia, Bisnis (2021-10-23). "Perluasan Tahap 1 T1 Bandara Juanda Surabaya Rampung, Alur Keberangkatan Domestik Disesuaikan". BISNIS.com. Diakses tanggal 2023-07-01. 
  2. ^ "Batik Air to launch Bali Denpasar-Surabaya service from 13-Jun-2024". CAPA. Diakses tanggal 10 June 2024. 
  3. ^ "BATIK AIR MALAYSIA AUGUST 2024 INDONESIA NETWORK EXPANSION". Diakses tanggal 5 July 2024. 
  4. ^ Kanaka, Weka. "Semakin Mudah ke Indonesia Timur, Lion Buka Rute Surabaya - Ambon - Sorong". Detik. Surabaya: Trans Media. Diakses tanggal 18 Juni 2024. 
  5. ^ "Super Air Jet Layani Penerbangan Reguler Berau-Surabaya Mulai 14 Juni 2024". berauterkini.co.id. Diakses tanggal 2024-05-23. 
  6. ^ "Super Air Jet Buka Rute Baru Surabaya - Palu Mulai 19 Juli 2024". koranpagionline.com. Diakses tanggal 24 June 2024. 
  7. ^ "Laporan Tahunan dan Keberlanjutan PT Angkasa Pura I". ap1.co.id. Diakses tanggal 2023-07-01. 
  8. ^ "Tiket Masih Terasa Mahal, Jumlah Pemudik di Bandara Juanda Tahun 2019 Turun". Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Diakses tanggal 2023-07-01. 
  9. ^ "Wow, Beginilah Sibuknya Bandara Juanda Sepanjang 2016 Lalu. Bagaimana 2017?". Surya.co.id. Diakses tanggal 2023-07-01. 
  10. ^ Suparno. "Tahun 2019, Bandara Juanda Layani 16,6 Juta Penumpang". detiknews. Diakses tanggal 2023-07-01. 
  11. ^ "Juanda International Airport | Surabaya". juanda-airport.com. Diakses tanggal 2023-07-01. 
  12. ^ "Bandara Juanda Layani 14 Juta Penumpang Sepanjang 2023, Meningkat 30 Persen dari 2022". Diakses tanggal 2024-03-11. 
  13. ^ "Urai Kemacetan di Pintu Keluar Bandara Juanda, Flyover Aloha akan Segera Dibangun". www.tvonenews.com. 2022-01-19. Diakses tanggal 2023-07-01. 
  14. ^ Utomo, Deny Prastyo. "Risma Tanggapi Rencana Menhub Bangun Kereta Bandara di Surabaya". detiknews. Diakses tanggal 2023-07-01. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  • (Indonesia) (Inggris) Situs web resmi
  • (Indonesia) Spesifikasi Bandara Juanda[pranala nonaktif permanen]
  • (Indonesia) "Desain Bandara Juanda Mirip Changi meninggalkan Kesan Terminal Bus"[pranala nonaktif permanen]