Lompat ke isi

Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adien159 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Mosmota (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(85 revisi perantara oleh 45 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
<!-- Diharapkan jika menyunting templat yang disubstitusikan gunakan mode penyuntingan sumber -->
{{Infobox former country
{{Infobox former country
| native_name = ''Nagari Kasultanan Demak''
| native_name = ''Nagari Kasultanan Demak''
| conventional_long_name = Kesultanan Demak
| conventional_long_name = Kesultanan Demak
| common_name = Demak
| common_name = Demak
| image_flag =
| capital = *[[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]] (1478–1546)
| capital = *[[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]] (1478–1546)
*[[Prawoto, Sukolilo, Pati|Prawoto]] (1546–1547)
*[[Prawoto, Sukolilo, Pati|Prawoto]] (1546–1547)
*[[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] (1547–1554)
*[[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] (1547–1554)
| status = Kesultanan
| status = [[Kesultanan]]
| era = [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|Penyebaran Islam di Jawa]]
| era = [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|Penyebaran Islam di Jawa]]
| established_event1 = Berdirinya Kadipaten Bintoro
| established_event1 = Berdirinya Kadipaten Bintoro
Baris 14: Baris 12:
| event_start = Pendirian
| event_start = Pendirian
| year_start = 1481/1482{{efn|Tahun Saka 1400 (1478 M) adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (''sirna ilang kertaning bhumi''), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, [[H.J. de Graaf|De Graaf]] menyatakan bahwa cerita itu tidak dapat diandalkan dan menjelaskan bahwa Majapahit setidaknya masih bertahan hingga 1527 M.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=8}} Meskipun demikian, [[Thomas Stamford Raffles|Raffles]] menulis dalam bukunya yang terkenal, [[Sejarah Pulau Jawa|''The History of Java'']], bahwa Kesultanan Demak secara tradisional berdiri pada tahun Saka 1403 (1481 M).{{Sfn|Raffles|1817|p=143}} Ricklefs juga menulis dengan mengutip sebuah [[babad]] bahwa Majapahit runtuh pada Saka 1400, Demak berdiri pada Saka 1403, dan runtuh pada Saka 1500 (1578 M).{{Sfn|Ricklefs|2008|p=70-71}}}}
| year_start = 1481/1482{{efn|Tahun Saka 1400 (1478 M) adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (''sirna ilang kertaning bhumi''), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, [[H.J. de Graaf|De Graaf]] menyatakan bahwa cerita itu tidak dapat diandalkan dan menjelaskan bahwa Majapahit setidaknya masih bertahan hingga 1527 M.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=8}} Meskipun demikian, [[Thomas Stamford Raffles|Raffles]] menulis dalam bukunya yang terkenal, [[Sejarah Pulau Jawa|''The History of Java'']], bahwa Kesultanan Demak secara tradisional berdiri pada tahun Saka 1403 (1481 M).{{Sfn|Raffles|1817|p=143}} Ricklefs juga menulis dengan mengutip sebuah [[babad]] bahwa Majapahit runtuh pada Saka 1400, Demak berdiri pada Saka 1403, dan runtuh pada Saka 1500 (1578 M).{{Sfn|Ricklefs|2008|p=70-71}}}}
| event_end = Dibunuhnya [[Arya Penangsang]]
| event_end = Perpindahan kekuasaan ke [[Kesultanan Pajang|Pajang]]
| year_end = 1554
| year_end = 1554
| event_post = Perpindahan kekuasaan ke [[Kesultanan Pajang|Pajang]]
| event_post =
| date_post = 1568
| date_post =
| p1 = Majapahit
| p1 = Majapahit
| s1 = Kesultanan Pajang
| s1 = Kesultanan Pajang
| s2 = Kesultanan Cirebon
| s2 = Kesultanan Cirebon
| s3 = Kesultanan Banten
| s3 = Kesultanan Banten
| image_flag = Flag of the Sultanate of Demak.svg
| image_map = Demak Sultanate conquests and expeditions (id).svg
| image_map = Demak Sultanate conquests and expeditions (id).svg
| map_caption = Peta rentang operasi militer yang dilakukan oleh Kesultanan Demak (serta sekutunya seperti [[Kesultanan Cirebon]]), termasuk [[Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis|ekspedisi ke Melaka Portugis]], hingga pada masa pemerintahan Trenggana (1518–1546)
| map_caption = Peta rentang operasi militer yang dilakukan oleh Kesultanan Demak (serta sekutunya seperti [[Kesultanan Cirebon]]), termasuk [[Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis|ekspedisi ke Melaka Portugis]], hingga pada masa pemerintahan Trenggana (1518–1546)
| common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang)
| common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang)
[[Bahasa Melayu]] sebagai bahasa perdagangan
| government_type = [[Monarki absolut]] [[Kesultanan|Islam]]
| government_type = [[Monarki absolut]] [[Kesultanan|Islam]]
| leader1 = [[Raden Patah]]
| leader1 = [[Raden Patah]]
Baris 33: Baris 33:
| year_leader3 = 1518–1521
| year_leader3 = 1518–1521
| leader4 = [[Trenggana]]
| leader4 = [[Trenggana]]
| year_leader4 = 1521–1546{{efn|Trenggana sepertinya memerintah Demak selama dua kali.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}}}
| year_leader4 = 1521-1546 {{Sfn|Babad tanah jawi|1947}}Trenggana sepertinya memerintah Demak selama dua kali.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}<nowiki>}}</nowiki>
| leader5 = [[Sunan Prawoto]]
| leader5 = [[Sunan Prawoto]]
| year_leader5 = 1546–1547
| year_leader5 = 1546–1547
| religion = [[Islam]]
| religion = [[Islam]] (resmi)
| footnotes = {{notelist}}
| footnotes = {{notelist}}
| map_width = 285px
| map_width = 285px
| today = {{flag|Indonesia}}
| today = {{flag|Indonesia}}
| s4 = Kerajaan Kalinyamat
| s4 = Kerajaan Kalinyamat
| year_leader6 = 1547 - 1554
| leader6 = [[Arya Penangsang]]
| event1 = Ekspedisi ke [[Melaka Portugis]]
| date_event1 = 1512, 1521
| event3 = Penaklukkan [[Sunda Kelapa]]
| date_event3 = 1527
| flag_caption =
| image_coat =
| s5 =
| flag_s5 =
| flag_s2 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Katoenen banier met Arabische kalligrafie TMnr 5663-1.svg
| flag_s3 = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| flag_p1 = Naval flag of Majapahit Kingdom.svg
| s6 =
| flag_s6 =
| s7 =
| flag_s7 =
}}
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}


'''Kesultanan Demak''' atau '''Kerajaan Demak''' adalah kerajaan Islam Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di [[Kabupaten Demak|Demak]]. Demak sebelumnya merupakan [[kadipaten]] yang tunduk pada [[Majapahit]] yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Menurut cerita tradisional Jawa yang populer, kerajaan ini didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja [[Majapahit]] terakhir dan putri raja dari [[Lingkungan kebudayaan Asia Timur|negeri Tiongkok kuno]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=70}}{{Sfn|Raffles|1817|p=127}}
'''Kesultanan Demak''' atau '''Kerajaan Demak''' adalah kerajaan Islam pertama di [[Jawa]] yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di [[Kabupaten Demak|Demak]]. Demak sebelumnya merupakan [[kadipaten]] [[Majapahit]] yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Berdasarkan cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh [[Raden Patah]], yang merupakan keluarga dinasti [[Majapahit]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=70}}{{Sfn|Raffles|1817|p=127}}


Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri pemerintahan Majapahit dan [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|penyebaran Islam di Jawa]].{{Sfn|Ooi|2004|p=864}} Sepanjang setengah awal abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan [[Trenggana]]. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di [[Jawa|Pulau Jawa]] hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh [[Islam]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=71}} Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah [[Sunda Kelapa]], yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan [[Kerajaan Sunda]]. Hubungan aliansinya dengan [[Imperium Portugal]] sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang dipimpin oleh [[Fatahillah]] melancarkan serangan sukses ke Sunda Kelapa yang memukul mundur Portugal dan Sunda. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi [[Jayakarta]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}} Di luar Jawa, Demak memiliki kekuasaan atas [[Jambi]] dan [[Palembang]] di Sumatra bagian timur.{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}
Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri kekuasaan Majapahit dan [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|penyebaran Islam di Jawa]].{{Sfn|Ooi|2004|p=864}} Sepanjang awal hingga pertengahan abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan [[Trenggana]]. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di [[Jawa|Pulau Jawa]] hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh [[Islam]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=71}} Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah [[Sunda Kelapa]], yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan [[Kerajaan Sunda]]. Hubungan aliansinya dengan [[Imperium Portugal]] sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang dipimpin oleh [[Fatahillah]] melancarkan serangan sukses ke Sunda Kelapa yang memukul mundur Portugal dan Sunda. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi [[Jayakarta]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}} Di luar Jawa, Demak memiliki kekuasaan atas [[Jambi]] dan [[Palembang]] di Sumatra bagian timur.{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}


Kerajaan mulai mengalami kemunduran ketika Trenggana terbunuh dalam perang melawan [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] pada 1546. [[Sunan Prawoto]] kemudian naik takhta menggantikannya, tetapi dibunuh pada 1547 oleh suruhan [[Arya Panangsang]], penguasa [[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] yang ingin menjadi raja Demak.{{Sfn|Raffles|1817|pp=153-154}} Perang perebutan takhta segera terjadi dan berakhir dengan dibunuhnya Arya Penangsang oleh [[Hadiwijaya dari Pajang|Joko Tingkir]], penguasa [[Pajang, Laweyan, Surakarta|Pajang]], sebagai hukuman. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang, tempat kekuasaannya. Dengan demikian Kerajaan Demak berakhir dengan didirikannya [[Kesultanan Pajang]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=9}}
Kerajaan mulai mengalami kemunduran ketika Trenggana terbunuh dalam perang melawan [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] pada 1546. [[Sunan Prawoto]] kemudian naik takhta menggantikannya, tetapi dibunuh pada 1547 oleh suruhan [[Arya Panangsang]], penguasa [[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] yang ingin menjadi raja Demak.{{Sfn|Raffles|1817|pp=153-154}} Perang perebutan takhta segera terjadi dan berakhir dengan dibunuhnya Arya Penangsang oleh [[Hadiwijaya dari Pajang|Joko Tingkir]], penguasa [[Pajang, Laweyan, Surakarta|Pajang]], sebagai hukuman. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang, tempat kekuasaannya. Dengan demikian Kerajaan Demak berakhir dengan didirikannya [[Kesultanan Pajang]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=9}}


== Toponimi ==
== Toponomi ==
Demak bermula dari pemukiman yang bernama [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]. Pemukiman ini aslinya adalah hutan yang dibuka oleh Raden Patah setelah ia berguru pada [[Sunan Ampel]] dan menjadi menantunya. Di hutan tersebut, terdapat rumput [[gelagah]] yang baunya wangi. Karena itu, tempat tersebut juga dikenal dengan nama Glagahwangi.{{Sfn|Ramelan|1997|p=54}}
Demak bermula dari pemukiman yang bernama [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]. Pemukiman ini aslinya adalah hutan yang dibuka oleh Raden Patah setelah ia berguru pada [[Sunan Ampel]] dan menjadi menantunya. Di hutan tersebut, terdapat rumput [[gelagah]] yang baunya wangi. Karena itu, tempat tersebut juga dikenal dengan nama Glagahwangi.{{Sfn|Ramelan|1997|p=54}}


Baris 57: Baris 74:
== Sejarah ==
== Sejarah ==
=== Pendirian ===
=== Pendirian ===
Asal usul Kerajaan Demak tidak diketahui dengan jelas. Kota Demak tampaknya didirikan pada perempat akhir abad ke-15 oleh seorang Muslim, kemungkinan besar seorang Tionghoa yang bernama "Cek Ko-po". Anaknya mungkin adalah orang yang oleh [[Tomé Pires]] dalam ''[[Suma Oriental]]''-nya sebut sebagai "Rodim".{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}
Asal usul Kerajaan Demak tidak diketahui dengan jelas. Kota Demak tampaknya didirikan pada perempat akhir abad ke-15 oleh seorang [[Muslim]], kemungkinan besar seorang [[Tionghoa]] yang bernama "Cek Ko-po". Anaknya mungkin adalah orang yang oleh [[Tomé Pires]] dalam ''[[Suma Oriental]]''-nya sebut sebagai "Pate Rodim".{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}


Cerita tradisional [[Kesultanan Mataram|Mataram]] yang lebih populer menceritakan bahwa Demak didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja Majapahit terakhir dan seorang putri raja Tiongkok yang disebut "Putri Cina".{{Sfn|Ricklefs|2008|p=70}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=7}} Meskipun sejarawan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|T.G.Th. Pigeaud]] dan [[H. J. de Graaf]] menyatakan bahwa ceritanya tidak dapat dipercaya, mereka menyimpulkan bahwa nenek moyang para penguasa Demak tampaknya merupakan seorang pendatang Muslim asal Tiongkok yang pertama kali mendarat di [[Gresik]] dan kemudian menetap di Demak.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|pp=6-7}}
Cerita tradisional [[Kesultanan Mataram|Mataram]] yang lebih populer menceritakan bahwa Demak didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja Majapahit terakhir {{Sfn|Ricklefs|2008|p=70}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=7}} Meskipun sejarawan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|T.G.Th. Pigeaud]] dan [[H. J. de Graaf]] menyatakan bahwa ceritanya tidak dapat dipercaya, mereka menyimpulkan bahwa nenek moyang para penguasa Demak tampaknya merupakan seorang pendatang Muslim asal Tiongkok yang pertama kali mendarat di [[Gresik]] dan kemudian menetap di Demak.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|pp=6-7}}
<!--
<!--
Pada masa pemerintahan [[Wikramawardhana]] dari [[Majapahit]], selama tahun 1405 hingga 1433, [[Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat|serangkaian ekspedisi angkatan laut]] [[Dinasti Ming]] yang dipimpin oleh [[Cheng Ho]], seorang laksamana Tiongkok Muslim, tiba di Jawa.{{Sfn|Cœdès|1968|p=241-242}} Ekspedisi ini mendukung berdirinya [[Kesultanan Melaka]] pada paruh pertama abad ke-15,{{Sfn|Ricklefs|2008|p=22}} kemudian membantu berdirinya komunitas Muslim Tionghoa, Arab, dan Melayu di pantai utara Jawa seperti [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kabupaten Demak|Demak]], [[Kabupaten Tuban|Tuban]], dan [[Ampel, Semampir, Surabaya|Ampel]]. Dengan demikian Islam mulai mendapatkan pijakan di pantai utara Jawa.
Pada masa pemerintahan [[Wikramawardhana]] dari [[Majapahit]], selama tahun 1405 hingga 1433, [[Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat|serangkaian ekspedisi angkatan laut]] [[Dinasti Ming]] yang dipimpin oleh [[Cheng Ho]], seorang laksamana Tiongkok Muslim, tiba di Jawa.{{Sfn|Cœdès|1968|p=241-242}} Ekspedisi ini mendukung berdirinya [[Kesultanan Melaka]] pada paruh pertama abad ke-15,{{Sfn|Ricklefs|2008|p=22}} kemudian membantu berdirinya komunitas Muslim Tionghoa, Arab, dan Melayu di pantai utara Jawa seperti [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kabupaten Demak|Demak]], [[Kabupaten Tuban|Tuban]], dan [[Ampel, Semampir, Surabaya|Ampel]]. Dengan demikian Islam mulai mendapatkan pijakan di pantai utara Jawa.
Baris 69: Baris 86:


==== Di bawah Trenggana ====
==== Di bawah Trenggana ====
[[Trenggana]] berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut [[Sunda Kelapa]] dari [[Pajajaran]] serta menghalau tentara [[Portugis]] yang akan mendarat di sana (1527), juga menaklukkan hampir seluruh Pasundan/Jawa Barat (1528–1540) serta wilayah-wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur seperti Tuban (1527), Madura (1528), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527–1529), Kediri (1529), Malang (1529–1545), dan [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]], kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1529–1546). Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan [[Pasuruan]], dan kemudian digantikan oleh [[Sunan Prawoto]]. Salah seorang panglima perang [[Demak]] waktu itu adalah [[Fatahillah]], pemuda asal [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] ([[Sumatra]]), yang juga menjadi menantu raja [[Trenggana]]. Sementara [[Maulana Hasanuddin]] putra [[Sunan Gunung Jati]] diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan ''Banten Girang''. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan [[kesultanan Banten|Banten]] sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan [[Sunan Kudus]] merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke [[Kudus]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=}}
[[Trenggana]] berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut [[Sunda Kelapa]] dari [[Pajajaran]] serta menghalau tentara [[Portugis]] yang akan mendarat di sana (1527), serta wilayah-wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur seperti Tuban (1527), Madura (1528), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527–1529), Kediri (1529), dan Malang (1529–1545.
Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan [[Panarukan, Situbondo]], dan kemudian digantikan oleh [[Sunan Prawoto]]. Dengan demikian Demak belum menyentuh wilayah [[Kerajaan Blambangan]].
Salah seorang panglima perang [[Demak]] waktu itu adalah [[Fatahillah]], pemuda asal [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] ([[Sumatra]]), yang juga menjadi menantu raja [[Trenggana]]. Sementara [[Maulana Hasanuddin]] putra [[Sunan Gunung Jati]] diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan ''Banten Girang''. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan [[kesultanan Banten|Banten]] sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan [[Sunan Kudus]] merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke [[Kudus]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=}}


=== Kemunduran ===
=== Kemunduran ===
Baris 75: Baris 96:
(anak [[Trenggana]]). Peristiwa ini terjadi di tepi sungai saat [[Surowiyoto]] pulang dari Masjid sehabis sholat Jum'at. Sejak peristiwa itu Surowiyoto dikenal dengan sebutan Sekar Sedo Lepen yang artinya sekar gugur di sungai. Pada tahun [[1546]] [[Trenggana]] wafat dan tampuk kekuasaan dipegang oleh [[Sunan Prawoto]], anak [[Trenggana]], sebagai raja Demak keempat, akan tetapi pada tahun [[1547]] [[Sunan Prawoto]] dan isterinya dibunuh oleh Rungkud pengikut Pangeran Arya Penangsang, putra [[Pangeran Surowiyoto]]. Pangeran Arya Penangsang adalah Adipati Jipang pada waktu itu, Adipati Arya Penangsang adalah murid terkasih dari Sunan Kudus. Diceritakan bahwa Pengikut [[Arya Penangsang]] juga membunuh [[Pangeran Hadiri]], penguasa Jepara atau Kalinyamat (Suami [[Ratu Kalinyamat]]). Hal ini menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi [[Pangeran Arya Penangsang]], salah satunya adalah menantu Sultan Trenggono [[Joko Tingkir]] atau Sultan Hadiwijaya.
(anak [[Trenggana]]). Peristiwa ini terjadi di tepi sungai saat [[Surowiyoto]] pulang dari Masjid sehabis sholat Jum'at. Sejak peristiwa itu Surowiyoto dikenal dengan sebutan Sekar Sedo Lepen yang artinya sekar gugur di sungai. Pada tahun [[1546]] [[Trenggana]] wafat dan tampuk kekuasaan dipegang oleh [[Sunan Prawoto]], anak [[Trenggana]], sebagai raja Demak keempat, akan tetapi pada tahun [[1547]] [[Sunan Prawoto]] dan isterinya dibunuh oleh Rungkud pengikut Pangeran Arya Penangsang, putra [[Pangeran Surowiyoto]]. Pangeran Arya Penangsang adalah Adipati Jipang pada waktu itu, Adipati Arya Penangsang adalah murid terkasih dari Sunan Kudus. Diceritakan bahwa Pengikut [[Arya Penangsang]] juga membunuh [[Pangeran Hadiri]], penguasa Jepara atau Kalinyamat (Suami [[Ratu Kalinyamat]]). Hal ini menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi [[Pangeran Arya Penangsang]], salah satunya adalah menantu Sultan Trenggono [[Joko Tingkir]] atau Sultan Hadiwijaya.


Puncak dari peristiwa ini [[Arya Penangsang]] dibunuh oleh [[Sutawijaya]] anak angkat Joko Tingkir yang tergabung dalam Pasukan Pajang saat menyerang Jipang. Dengan terbunuhnya [[Arya Penangsang]], maka berakhirlah era Kesultanan Demak. [[Joko Tingkir]] memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang.
Puncak dari peristiwa ini [[Arya Penangsang]] dibunuh oleh [[Sutawijaya]] anak angkat Joko Tingkir yang tergabung dalam Pasukan Pajang saat menyerang Jipang. Dengan terbunuhnya [[Arya Penangsang]], maka berakhirlah era Kesultanan Demak. [[Joko Tingkir]] memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang. Usia kerajaan ini tidak panjang yaitu hanya berumur 79 tahun.


== Ekonomi ==
== Ekonomi ==
Baris 87: Baris 108:
[[Tomé Pires]] pada abad ke-16 mencatat bahwa komoditas utama yang menjadi ekspor Demak adalah [[beras]], [[rempah-rempah]], dan buah-buahan. Tujuan ekspor komoditas tersebut adalah [[Kesultanan Melaka|Melaka]] dan [[Maluku]] yang diangkut dengan [[Djong (kapal)|jung]] dan [[Pangajava|penjajap]]. Pires juga mencatat bahwa Demak telah menjadi tempat penimbunan [[padi]] yang berasal dari daerah-daerah pertanian di sekitarnya. Peranannya dalam menjadi pusat kegiatan ekonomi pertanian semakin penting setelah keruntuhan [[Juwana]] pada 1513. Selain itu, [[perbudakan]] juga disebut Pires sebagai salah satu komoditas Demak, tetapi tidak diketahui apakah perdagangan budak masih terjadi pada masa itu. Demak juga melakukan kegiatan impor berupa hewan-hewan dan [[pakaian]] dari Melaka, [[Gujarat]], dan [[Benggala]].{{Sfn|Ramelan|1997|pp=64-70}}
[[Tomé Pires]] pada abad ke-16 mencatat bahwa komoditas utama yang menjadi ekspor Demak adalah [[beras]], [[rempah-rempah]], dan buah-buahan. Tujuan ekspor komoditas tersebut adalah [[Kesultanan Melaka|Melaka]] dan [[Maluku]] yang diangkut dengan [[Djong (kapal)|jung]] dan [[Pangajava|penjajap]]. Pires juga mencatat bahwa Demak telah menjadi tempat penimbunan [[padi]] yang berasal dari daerah-daerah pertanian di sekitarnya. Peranannya dalam menjadi pusat kegiatan ekonomi pertanian semakin penting setelah keruntuhan [[Juwana]] pada 1513. Selain itu, [[perbudakan]] juga disebut Pires sebagai salah satu komoditas Demak, tetapi tidak diketahui apakah perdagangan budak masih terjadi pada masa itu. Demak juga melakukan kegiatan impor berupa hewan-hewan dan [[pakaian]] dari Melaka, [[Gujarat]], dan [[Benggala]].{{Sfn|Ramelan|1997|pp=64-70}}


Sistem perekonomian Demak juga didukung dengan penggunaan mata uang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah [[Berita Tiongkok]] dari awal abad ke-15 menyebutkan bahwa mata uang [[tembaga]] dari Tiongkok umum digunakan sebagai mata uang di Jawa.<ref>{{Cite web|title=Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Kerajaan Demak|url=https://www.sejarahkita.com/2022/12/kehidupan-sosial-ekonomi-dan-politik.html|language=id|access-date=2023-01-03}}</ref> Pires juga mencatat demikian, dan selain itu mencatat bahwa mata uang Portugis juga dikenal dan disukai oleh orang Jawa. Terdapat juga mata uang lokal Jawa, yang disebut Pires sebagai ''tumdaya'' atau ''tael''.{{Sfn|Ramelan|1997|pp=70-71}}
Sistem perekonomian Demak juga didukung dengan penggunaan mata uang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah [[Berita Tiongkok]] dari awal abad ke-15 menyebutkan bahwa mata uang [[tembaga]] dari Tiongkok umum digunakan sebagai mata uang di Jawa. Pires juga mencatat demikian, dan selain itu mencatat bahwa mata uang Portugis juga dikenal dan disukai oleh orang Jawa. Terdapat juga mata uang lokal Jawa, yang disebut Pires sebagai ''tumdaya'' atau ''tael''.{{Sfn|Ramelan|1997|pp=70-71}}

== Daftar Sultan dan Pejabat ==

=== Daftar Sultan ===

{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
! No.
! Sultan
! Mulai Jabatan
! Akhir Jabatan
! Jabatan <br> Sebelumnya
! Termuat Dalam
|-
|1.
|[[Raden Patah]]
| 1478
| 1504
|Adipati Demak
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|2.
|[[Trenggana]]
|1505
|1518
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|3.
| [[Pati Unus]]
| 1518
| 1521
|Adipati Jepara
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|4.
|[[Trenggana]]
|1521
|1546
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|5.
|[[Sunan Prawoto]]
|1546
|1547
|
|*[[Babad Tanah Jawi]]*[[kronik Tiongkok]]
|-
|6.
|[[Arya Penangsang]]
|1547
|1554
|Adipati Jipang
|[[Babad Tanah Jawi]]
|}

=== Daftar Panglima Perang ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Sunan Ngudung]]||Panglima Perang Ke-I
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Kudus]]||Panglima Perang Ke-II

||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Pati Unus]]||Panglima Perang Ke-III

||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Fatahillah]]||Panglima Perang Ke-IV

||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Kepala Daerah ===

{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Pati Unus]]||Adipati Jepara ( [[Kabupaten Jepara]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ratu Kalinyamat]]||Adipati Kalinyamat ( [[Kabupaten Jepara]] )

||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pengging]]||Adipati Pengging ([[Kabupaten Boyolali]] )

||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Joko Tingkir]]||Adipati Pajang ( [[Kota Surakarta]] )

||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Arya Panangsang]]||Adipati Jipang ([[Kabupaten Blora]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Raden Kusen]] ||Adipati Terung ([[Kabupaten Sidoarjo]] )

||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pandan Arang]]||Adipati Pandanaran I ( [[Kota Semarang]] )

||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Bayat]]||Adipati Pandanaran II ( [[Kota Semarang]] )

||[[Babad Tanah Jawi]]
|}

=== Daftar Menteri dan Staf ===

{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan
|-
|[[Sunan Giri]] ||Mufti ( Pemimpin Fatwa )
|-
|[[Sunan Kudus]] ||Qadhi ( Hakim ) & Panglima Perang ( Senopati )
|-
|[[Sunan Kalijaga]]
||Penasihat
|}


== Galeri ==
== Galeri ==
Baris 105: Baris 255:


=== Daftar pustaka ===
=== Daftar pustaka ===
*
*{{Cite book|last=Amar|first=Imron Abu|year=1996|url=|title=Sejarah Ringkas Kerajaan Islam Demak|location=Kudus|publisher=Menara Kudus|ref=harv|url-status=live}}
*babad Tanah Jawi,Mulai dari Nabi Adam sampai Tahun 1647.(terj.).2007.Yogyakarta:narasi
*{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|date=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires and the book of Francisco Rodrigues|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=|pages=|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|date=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires and the book of Francisco Rodrigues|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=|pages=|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Cœdès|first=George|date=1968|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/115188|title=The Indianized states of Southeast Asia|location=Honolulu|publisher=University of Hawaii Press|editor-last=Vella|editor-first=Walter F.|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Cœdès|first=George|date=1968|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/115188|title=The Indianized states of Southeast Asia|location=Honolulu|publisher=University of Hawaii Press|editor-last=Vella|editor-first=Walter F.|ref=harv|url-status=live}}
Baris 115: Baris 266:
* <!-- {{Cite book|last=[[M.C. Ricklefs|Ricklefs]]|first=[[M.C. Ricklefs|Merle Calvin]]|date=2008|url=https://archive.org/details/m.-c.-ricklefs-a-history-of-modern-indonesia-since-c.-1200-red-globe-press-2008/page/4/mode/2up|title=A History of Modern Indonesia since c. 1200 (E-Book version)|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=|edition=4|pages=|url-status=live}} -->
* <!-- {{Cite book|last=[[M.C. Ricklefs|Ricklefs]]|first=[[M.C. Ricklefs|Merle Calvin]]|date=2008|url=https://archive.org/details/m.-c.-ricklefs-a-history-of-modern-indonesia-since-c.-1200-red-globe-press-2008/page/4/mode/2up|title=A History of Modern Indonesia since c. 1200 (E-Book version)|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=|edition=4|pages=|url-status=live}} -->


{{Kerajaan di Jawa}}
{{Kerajaan di Jawa}}<!-- Pranala tentang Walisongo sbg keturunan Cina tidak relevan untuk artikel ini, sementara disembunyikan....
* [http://www.mangucup.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=756 Walisongo itu Cino!], mangucup.org, on Saturday, February 26, 2005 - 04:58 PM.
* [https://belajarsam.com/kerajaan-demak/ Kerajaan Demak], Sejarah Kerajaan, on Monday, August 08, 2021.
* [http://www.jstor.org/view/00219118/di973668/97p0164a/4 Journal of Asian Studies, Vol. 30, No. 1, p. 9]:
*:Serat Kanda, the more important of the two (Rama Kling and Kakawin) has incorporated may Muslims legends and tales. Nabi Adam of Mecca has taken the place of Visnu or Siva in the story.
* Asvi Warman Adam, [http://www.mesias.8k.com/asvi2.htm Wali Songo Berasal dari Cina?], MESSIAS, Sumber: Kompas, Selasa, 12 Februari 2002.
* Asvi Warman Adam, [http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=187382&kat_id=16 Babad Tionghoa Muslim], Republika, Senin, 14 Februari 2005 -->

[[Kategori:Kesultanan Demak]]
[[Kategori:Kerajaan Islam]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Demak]]
[[Kategori:Kerajaan di Jawa Tengah|Demak]]

Revisi terkini sejak 10 September 2024 04.33

Kesultanan Demak

Nagari Kasultanan Demak
1481/1482[a]–1554
Bendera Demak
Bendera
Peta rentang operasi militer yang dilakukan oleh Kesultanan Demak (serta sekutunya seperti Kesultanan Cirebon), termasuk ekspedisi ke Melaka Portugis, hingga pada masa pemerintahan Trenggana (1518–1546)
Peta rentang operasi militer yang dilakukan oleh Kesultanan Demak (serta sekutunya seperti Kesultanan Cirebon), termasuk ekspedisi ke Melaka Portugis, hingga pada masa pemerintahan Trenggana (1518–1546)
StatusKesultanan
Ibu kota
Bahasa yang umum digunakanJawa Kuno (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang) Bahasa Melayu sebagai bahasa perdagangan
Agama
Islam (resmi)
PemerintahanMonarki absolut Islam
• 1478–1504
Raden Patah
• 1505–1518
Trenggana
• 1518–1521
Pati Unus
• 1521-1546 [4]Trenggana sepertinya memerintah Demak selama dua kali.[5]}}
Trenggana
• 1546–1547
Sunan Prawoto
• 1547 - 1554
Arya Penangsang
Pendirian
Era SejarahPenyebaran Islam di Jawa
• Pendirian
1481/1482[a]
• Ekspedisi ke Melaka Portugis
1512, 1521
• Penaklukkan Sunda Kelapa
1527
• Perpindahan kekuasaan ke Pajang
1554
Didahului oleh
Digantikan oleh
Majapahit
kslKesultanan
Pajang
kslKesultanan
Cirebon
kslKesultanan
Banten
krjKerajaan
Kalinyamat
Sekarang bagian dari Indonesia
  1. ^ Tahun Saka 1400 (1478 M) adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (sirna ilang kertaning bhumi), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, De Graaf menyatakan bahwa cerita itu tidak dapat diandalkan dan menjelaskan bahwa Majapahit setidaknya masih bertahan hingga 1527 M.[1] Meskipun demikian, Raffles menulis dalam bukunya yang terkenal, The History of Java, bahwa Kesultanan Demak secara tradisional berdiri pada tahun Saka 1403 (1481 M).[2] Ricklefs juga menulis dengan mengutip sebuah babad bahwa Majapahit runtuh pada Saka 1400, Demak berdiri pada Saka 1403, dan runtuh pada Saka 1500 (1578 M).[3]
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di Demak. Demak sebelumnya merupakan kadipaten Majapahit yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Berdasarkan cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, yang merupakan keluarga dinasti Majapahit.[6][7]

Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri kekuasaan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa.[8] Sepanjang awal hingga pertengahan abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Trenggana. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Jawa hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh Islam.[9] Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah Sunda Kelapa, yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan Kerajaan Sunda. Hubungan aliansinya dengan Imperium Portugal sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin oleh Fatahillah melancarkan serangan sukses ke Sunda Kelapa yang memukul mundur Portugal dan Sunda. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi Jayakarta.[10] Di luar Jawa, Demak memiliki kekuasaan atas Jambi dan Palembang di Sumatra bagian timur.[11]

Kerajaan mulai mengalami kemunduran ketika Trenggana terbunuh dalam perang melawan Panarukan pada 1546. Sunan Prawoto kemudian naik takhta menggantikannya, tetapi dibunuh pada 1547 oleh suruhan Arya Panangsang, penguasa Jipang yang ingin menjadi raja Demak.[12] Perang perebutan takhta segera terjadi dan berakhir dengan dibunuhnya Arya Penangsang oleh Joko Tingkir, penguasa Pajang, sebagai hukuman. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang, tempat kekuasaannya. Dengan demikian Kerajaan Demak berakhir dengan didirikannya Kesultanan Pajang.[10][13]

Demak bermula dari pemukiman yang bernama Bintoro. Pemukiman ini aslinya adalah hutan yang dibuka oleh Raden Patah setelah ia berguru pada Sunan Ampel dan menjadi menantunya. Di hutan tersebut, terdapat rumput gelagah yang baunya wangi. Karena itu, tempat tersebut juga dikenal dengan nama Glagahwangi.[14]

Ada beberapa usul mengenai asal usul nama Demak. Menurut Poerbatjaraka, namanya berasal dari bahasa Jawa yaitu delemak yang berarti "rawa". Menurut Hamka, namanya berasal dari bahasa Arab yaitu dimak yang berarti "mata air" (atau "air mata"). Menurut sejarawan lainnya, yaitu Sutjipto Wiryosuparto, namanya berasal dari sebuah kata dalam bahasa Kawi yang berarti "hadiah" atau "pusaka".[15]

Pendirian

[sunting | sunting sumber]

Asal usul Kerajaan Demak tidak diketahui dengan jelas. Kota Demak tampaknya didirikan pada perempat akhir abad ke-15 oleh seorang Muslim, kemungkinan besar seorang Tionghoa yang bernama "Cek Ko-po". Anaknya mungkin adalah orang yang oleh Tomé Pires dalam Suma Oriental-nya sebut sebagai "Pate Rodim".[11][5]

Cerita tradisional Mataram yang lebih populer menceritakan bahwa Demak didirikan oleh Raden Patah, anak raja Majapahit terakhir [6][16] Meskipun sejarawan T.G.Th. Pigeaud dan H. J. de Graaf menyatakan bahwa ceritanya tidak dapat dipercaya, mereka menyimpulkan bahwa nenek moyang para penguasa Demak tampaknya merupakan seorang pendatang Muslim asal Tiongkok yang pertama kali mendarat di Gresik dan kemudian menetap di Demak.[17]

Masa Pati Unus

[sunting | sunting sumber]

Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan Portugis di Malaka. Kemudian beberapa kali ia mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis di Malaka.[18]

Di bawah Trenggana

[sunting | sunting sumber]

Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), serta wilayah-wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur seperti Tuban (1527), Madura (1528), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527–1529), Kediri (1529), dan Malang (1529–1545.

Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Panarukan, Situbondo, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Dengan demikian Demak belum menyentuh wilayah Kerajaan Blambangan.

Salah seorang panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatra), yang juga menjadi menantu raja Trenggana. Sementara Maulana Hasanuddin putra Sunan Gunung Jati diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan Banten Girang. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan Banten sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke Kudus.[19]

Kemunduran

[sunting | sunting sumber]

Suksesi raja Demak ketiga tidak berlangsung mulus, terjadi persaingan panas antara Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar dan Trenggana yang berlanjut dengan di bunuhnya Pangeran Surowiyoto oleh Sunan Prawoto (anak Trenggana). Peristiwa ini terjadi di tepi sungai saat Surowiyoto pulang dari Masjid sehabis sholat Jum'at. Sejak peristiwa itu Surowiyoto dikenal dengan sebutan Sekar Sedo Lepen yang artinya sekar gugur di sungai. Pada tahun 1546 Trenggana wafat dan tampuk kekuasaan dipegang oleh Sunan Prawoto, anak Trenggana, sebagai raja Demak keempat, akan tetapi pada tahun 1547 Sunan Prawoto dan isterinya dibunuh oleh Rungkud pengikut Pangeran Arya Penangsang, putra Pangeran Surowiyoto. Pangeran Arya Penangsang adalah Adipati Jipang pada waktu itu, Adipati Arya Penangsang adalah murid terkasih dari Sunan Kudus. Diceritakan bahwa Pengikut Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri, penguasa Jepara atau Kalinyamat (Suami Ratu Kalinyamat). Hal ini menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi Pangeran Arya Penangsang, salah satunya adalah menantu Sultan Trenggono Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya.

Puncak dari peristiwa ini Arya Penangsang dibunuh oleh Sutawijaya anak angkat Joko Tingkir yang tergabung dalam Pasukan Pajang saat menyerang Jipang. Dengan terbunuhnya Arya Penangsang, maka berakhirlah era Kesultanan Demak. Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang. Usia kerajaan ini tidak panjang yaitu hanya berumur 79 tahun.

Contoh koin yang pernah digunakan di
Kesultanan Demak: Koin lokal Demak (atas),
koin Melaka Portugis (tengah), dan koin
Dinasti Ming (bawah).

Tomé Pires pada abad ke-16 mencatat bahwa komoditas utama yang menjadi ekspor Demak adalah beras, rempah-rempah, dan buah-buahan. Tujuan ekspor komoditas tersebut adalah Melaka dan Maluku yang diangkut dengan jung dan penjajap. Pires juga mencatat bahwa Demak telah menjadi tempat penimbunan padi yang berasal dari daerah-daerah pertanian di sekitarnya. Peranannya dalam menjadi pusat kegiatan ekonomi pertanian semakin penting setelah keruntuhan Juwana pada 1513. Selain itu, perbudakan juga disebut Pires sebagai salah satu komoditas Demak, tetapi tidak diketahui apakah perdagangan budak masih terjadi pada masa itu. Demak juga melakukan kegiatan impor berupa hewan-hewan dan pakaian dari Melaka, Gujarat, dan Benggala.[20]

Sistem perekonomian Demak juga didukung dengan penggunaan mata uang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah Berita Tiongkok dari awal abad ke-15 menyebutkan bahwa mata uang tembaga dari Tiongkok umum digunakan sebagai mata uang di Jawa. Pires juga mencatat demikian, dan selain itu mencatat bahwa mata uang Portugis juga dikenal dan disukai oleh orang Jawa. Terdapat juga mata uang lokal Jawa, yang disebut Pires sebagai tumdaya atau tael.[21]

Daftar Sultan dan Pejabat

[sunting | sunting sumber]

Daftar Sultan

[sunting | sunting sumber]
No. Sultan Mulai Jabatan Akhir Jabatan Jabatan
Sebelumnya
Termuat Dalam
1. Raden Patah 1478 1504 Adipati Demak *Babad Tanah Jawi *Suma Oriental
2. Trenggana 1505 1518 *Babad Tanah Jawi *Suma Oriental
3. Pati Unus 1518 1521 Adipati Jepara *Babad Tanah Jawi *Suma Oriental
4. Trenggana 1521 1546 *Babad Tanah Jawi *Suma Oriental
5. Sunan Prawoto 1546 1547 *Babad Tanah Jawi*kronik Tiongkok
6. Arya Penangsang 1547 1554 Adipati Jipang Babad Tanah Jawi

Daftar Panglima Perang

[sunting | sunting sumber]
Nama Jabatan Termuat Dalam
Sunan Ngudung Panglima Perang Ke-I Babad Tanah Jawi
Sunan Kudus Panglima Perang Ke-II Babad Tanah Jawi
Pati Unus Panglima Perang Ke-III Babad Tanah Jawi
Fatahillah Panglima Perang Ke-IV Babad Tanah Jawi

Daftar Kepala Daerah

[sunting | sunting sumber]
Nama Jabatan Termuat Dalam
Pati Unus Adipati Jepara ( Kabupaten Jepara ) Babad Tanah Jawi
Ratu Kalinyamat Adipati Kalinyamat ( Kabupaten Jepara ) Babad Tanah Jawi
Ki Ageng Pengging Adipati Pengging (Kabupaten Boyolali ) Babad Tanah Jawi
Joko Tingkir Adipati Pajang ( Kota Surakarta ) Babad Tanah Jawi
Arya Panangsang Adipati Jipang (Kabupaten Blora ) Babad Tanah Jawi
Raden Kusen Adipati Terung (Kabupaten Sidoarjo ) Babad Tanah Jawi
Ki Ageng Pandan Arang Adipati Pandanaran I ( Kota Semarang ) Babad Tanah Jawi
Sunan Bayat Adipati Pandanaran II ( Kota Semarang ) Babad Tanah Jawi

Daftar Menteri dan Staf

[sunting | sunting sumber]
Nama Jabatan
Sunan Giri Mufti ( Pemimpin Fatwa )
Sunan Kudus Qadhi ( Hakim ) & Panglima Perang ( Senopati )
Sunan Kalijaga Penasihat

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Pigeaud & De Graaf 1976, hlm. 8.
  2. ^ Raffles 1817, hlm. 143.
  3. ^ Ricklefs 2008, hlm. 70-71.
  4. ^ Babad tanah jawi 1947.
  5. ^ a b Ricklefs 2008, hlm. 69.
  6. ^ a b Ricklefs 2008, hlm. 70.
  7. ^ Raffles 1817, hlm. 127.
  8. ^ Ooi 2004, hlm. 864.
  9. ^ Ricklefs 2008, hlm. 71.
  10. ^ a b Ooi 2004, hlm. 410.
  11. ^ a b Cortesão 1944, hlm. 154-155.
  12. ^ Raffles 1817, hlm. 153-154.
  13. ^ Pigeaud & De Graaf 1976, hlm. 9.
  14. ^ Ramelan 1997, hlm. 54.
  15. ^ Amar 1996, hlm. 14.
  16. ^ Pigeaud & De Graaf 1976, hlm. 7.
  17. ^ Pigeaud & De Graaf 1976, hlm. 6-7.
  18. ^ Cortesão 1944.
  19. ^ Ricklefs 2008.
  20. ^ Ramelan 1997, hlm. 64-70.
  21. ^ Ramelan 1997, hlm. 70-71.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]