Lompat ke isi

Hidangan Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Acaramoy (bicara | kontrib)
tambah
k Mengembalikan suntingan oleh 182.2.84.31 (bicara) ke revisi terakhir oleh Amelia Andriani Putri
Tag: Pengembalian
 
(266 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{See also|Daftar masakan Indonesia}}
'''Makanan Indonesia''' mencerminkan perbedaan budaya yang terdapat di [[Indonesia]]. Makanan di Indonesia berbeda-beda tergantung dari daerah dan memiliki pengaruh dari bermacam-macam budaya, baik antara suku bangsa di Indonesia maupun dari budaya luar. Sepanjang sejarah Indonesia telah menjadi tempat perdagangan antara dua benua. Ini menyebabkan terbawanya banyak bumbu, bahan makanan dan teknik memasak dari bangsa [[Melayu]], [[India]], [[Timur tengah]], [[Tionghoa]] dan [[Eropa]]. Semua ini bercampur dengan ciri khas makanan Indonesia tradisional, menghasilkan banyak varietas yang tidak ditemukan di daerah lain. Bangsa [[Spanyol]] dan [[Portugis]], bahkan sebelum bangsa [[Belanda]] telah membawa banyak produk dari dunia baru ke Indonesia.
[[Berkas:Food_Sundanese_Restaurant,_Jakarta.jpg|ka|jmpl|260x260px|Contoh hidangan Indonesia khas [[Sunda]]; ikan bakar, [[nasi timbel]] (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, [[sambal]], [[tempe]] dan [[tahu]] goreng, dan [[sayur asem]]; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah [[kobokan]].]]
[[Berkas:Fried snacks.jpg|thumb|Berbagai jenis kue khas Indonesia]]
{{Sidebar masakan Indonesia}}
Di bagian barat dan bagian tengah Indonesia, makanan pokok biasa dimasak di pagi hari dan dimakan sekitar tengah hari. Di banyak keluarga tidak ada waktu makan tertentu, di mana semua anggota keluarga berkumpul. Inilah sebabnya banyak makanan dibuat untuk tahan lama, walau harus terletak di suhu kamar, selama beberapa jam. Makanan tersebut kemudian dipanaskan lagi untuk makan malam. Makanan di Indonesia biasa disajikan bersama dengan [[nasi]], beberapa jenis lauk pauk dan sayur-mayur disajikan sebagai pelengkap nasi. Salah satu bumbu yang sangat sering dihidangkan adalah [[sambal]].
[[Berkas:Lamb_rendang.jpg|ka|jmpl|[[Rendang]] daging domba]]
[[Berkas:Sate_Ponorogo.jpg|ka|jmpl|Indonesia adalah asal mula [[sate]]; salah satu makanan paling populer di negara ini, ada banyak variasi di seluruh Indonesia.]]
[[Berkas:Made's_Warung_Nasi_Campur.jpg|jmpl|Nasi dengan lauk-pauknya. Makanan masyarakat Indonesia sehari-hari]]
[[Berkas:Prasmanan_1.JPG|jmpl|470x470px|[[Prasmanan]], cara penyajian makanan indonesia dalam pesta]]
'''Hidangan Indonesia''' adalah salah satu tradisi [[kuliner]] yang paling kaya di dunia, dan penuh dengan cita rasa yang kuat.<ref>{{cite web|date=6 September 2013|title=About Indonesian food|url=http://www.sbs.com.au/food/article/2008/07/01/about-indonesian-food|publisher=SBS Australia|accessdate=26 August 2014}}</ref> Kekayaan jenis masakannya merupakan cermin keberagaman [[budaya]] dan [[tradisi]] [[Kepulauan Nusantara|Nusantara]] yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau berpenghuni, dan menempati peran penting dalam budaya nasional [[Indonesia]] secara umum.


Hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan [[bumbu]] berasal dari rempah-rempah seperti [[kemiri]], [[cabai]], [[temu kunci]], [[lengkuas]], [[jahe]], [[kencur]], [[kunyit]], [[kelapa]] dan [[gula aren]] dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan, dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari [[Masakan India|India]], [[Masakan Tionghoa|Tiongkok]], [[Hidangan Timur Tengah|Timur Tengah]], [[Masakan Afrika Utara|Afrika]] dan [[Masakan Eropa|Eropa]] (terutama [[Masakan Belanda|Belanda]], [[Masakan Portugis|Portugis]], dan [[Masakan Spanyol|Spanyol]]).
Di bagian timur Indonesia, di mana makanan di sini dipengaruhi oleh budaya Pasifik, lebih sering ditemui [[sagu]] sebagai sumber [[karbohidrat]].


Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan daerah yang dipengaruhi secara lokal oleh [[kebudayaan Indonesia]] serta pengaruh asing.
Masakan yang populer di Indonesia tidak jauh berbeda dengan [[masakan Asia]] lainnya. Makanan yang berbumbu [[kecap]] dengan [[tahu]] dan [[tempe]] juga sangat populer. Tempe sangatlah cocok bagi cuaca tropis di Indonesia.


Sebagai contoh, [[beras]] yang diolah menjadi [[nasi putih]], [[ketupat]] atau [[lontong]] (beras yang dikukus menggunakan daun pisang atau plastik) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia, namun untuk bagian timur lebih umum dikonsumsi [[sagu]], [[jagung]], [[singkong]], dan [[ubi jalar]]. Bentuk penyajian umum sebagian besar makanan Indonesia terdiri atas makanan pokok dengan lauk-pauk berupa [[daging]], [[ikan]] atau [[sayur]] di sisi [[piring]].
[[Image:Indonesia_bike7.JPG|thumb|Penjual ''Bakso'' di [[Bandung]]|left]]


Masakan [[Sumatra]], sebagai contoh, sering kali menampilkan pengaruh Timur Tengah, dan India, seperti penggunaan bumbu [[kari]] pada hidangan daging, dan sayurannya, sementara [[masakan Jawa]] berkembang dari teknik memasak asli Nusantara. Unsur budaya [[masakan Cina]] dapat dicermati pada beberapa masakan Indonesia. Masakan seperti [[bakmi]], [[bakso]], dan [[lumpia]] telah terserap dalam seni masakan Indonesia.
Di kota-kota banyak ditemui [[masakan Tionghoa-Indonesia]] seperti [[bakpao]] dan [[mie]] yang dijual di kedai-kedai di jalan raya. Salah satu ciri adaptasi masakan Tionghoa-Indonesia adalah bahwa jarang sekali digunakannya daging babi, melainkan daging sapi atau ayam. Ini dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. Selain itu juga sering digunakan bumbu-bumbu yang berciri khas Indonesia seperti sambal.


Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa negara di benua [[Asia]]. Masakan Indonesia yang populer seperti [[sate]], [[rendang]], dan [[sambal]] juga digemari di [[Malaysia]] dan [[Singapura]] bahkan [[Meksiko]]. Bahan makanan berbahan dasar dari [[kedelai]] seperti variasi [[tahu]] dan [[tempe]], juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari [[fermentasi]] kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah [[oncom]], mirip dengan tempe tetapi menggunakan jenis [[jamur]] yang berbeda, oncom sangat populer di [[Jawa Barat]].
Selain itu juga banyak ditemui [[pedagang kaki lima]] di jalan-jalan, ini dinamakan menurut trotoar yang lebarnya 5 kaki. Mereka biasa menjual makanan di tenda-tenda di kota-kota, banyak dari pedagang kaki lima yang mempunyai cara unik untuk menarik pengunjung. Misalnya pedagang [[bakso]] yang memukul panci tempat bakso atau penjual [[mie ayam]] yang membunyikan sepotong bambu.


Makanan Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan [[sendok]] pada tangan kanan, dan [[garpu]] pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat (seperti [[Jawa Barat]] dan [[Sumatera Barat]]) juga lazim didapati makan langsung dengan tangan telanjang.
[[Rumah makan Padang]] yang banyak ditemui di berbegai daerah di Indonesia juga menjadi salah satu ciri khas makanan Indonesia. Rumah makan ini berasal dari tradisi Minangkabau dari Sumatra Barat. Di rumah makan ini berbegai lauk-pauk disajikan di piring-piring kecil. Pengunjung dapat memilih lauk yang disukainya dan membayar hanya yang dimakannya. Masakan ini biasanya pedas, dan salah satu yang terkenal adalah [[rendang]].


Di [[restoran]] atau rumah tangga tertentu lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran [[boga bahari]], restoran tradisional [[Sunda]] dan [[Padang]], atau warung tenda [[pecel lele]] dan [[ayam goreng]] khas [[Jawa Timur]]. Tempat seperti ini biasanya juga menyajikan ''[[kobokan]]'', semangkuk air kran dengan irisan [[jeruk nipis]] agar memberikan aroma segar. Semangkuk air ini tidak untuk diminum; hanya digunakan untuk mencuci tangan sebelum, dan sesudah makan dengan menggunakan tangan telanjang.
Makanan Indonesia biasa dimakan dengan sendok di tangan kanan dan garpu di tangan kiri. Walau demikian tradisi untuk makan dengan tangan kanan, juga tersebar di berbagai daerah.


Menggunakan [[sumpit]] untuk makan lazim ditemui di restoran yang menyajikan masakan [[China]] yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia seperti bakmi atau mi ayam dengan [[pangsit]], [[mi goreng]], dan [[kwetiau]] goreng (mi pipih goreng, mirip [[char kway teow]]).
Berbeda dengan budaya barat, makanan Indonesia tidaklah biasa disantap secara berurutan, yaitu hidangan pembuka, hidangan utama dan hidangan penutup. Di Indonesia terkenal banyak ragam kue dan makanan ringan yang sebenarnya cocok untuk dimakan sebagai hidangan penutup. Meski demikian kue-kue lebih cenderung dijadikan sebagai hidangan sambilan, yang dimakan di waktu-waktu antara makan pagi, makan siang dan makan malam. Juga hidangan dan minuman penyegar seperti [[es campur]], [[es teler]], dan sebagainya dapat disajikan sebelum hidangan utama disajikan.


Menggunakan [[Garpu]] dan [[Pisau]] untuk makanan khas [[Barat]] di restoran yang menyajikan makanan Barat yang telah diklaim kedalam masakan Indonesia seperti contohnya [[Steak]].


== Tumpeng ==
== Sejarah ==
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi, dan sumber daya alamnya.


Menurut sejarahnya dulu, jejak kuliner Indonesia telah didapati dalam sejumlah prasasti abad ke-8 sampai ke-10 Masehi. Ketika itu, istilah ''[[boga]]'' telah dikenal, yakni makanan yang berhubungan dengan dapur, dibuat dengan sentuhan seni dan memberikan kenikmatan. Hal itu banyak didapati pada [[Prasasti di Jawa Barat|prasasti Jawa]].
Salah satu ciri khas makanan Indonesia dapat dilihat pada acara [[selamatan]]. Ini biasa dirayakan pada peristiwa-peristiwa penting seperti kelahiran anak, pindah rumah, pernikahan dan ulang tahun. Pada acara ini sering dihidangkan [[tumpeng]]. Ini adalah nasi yang berbentuk kerucut. Nasi yang digunakan bisa [[nasi putih]] atau [[nasi kuning]]. Lauk-pauk yang digunakan untuk tumpeng sangatlah beragam dan mencerminkan banyaknya varietas makanan Indonesia.


Namun semakin ke timur Indonesia, tak banyak catatan, dan bahannya makin homogen, yakni [[sagu]]. Teknik memasak, dan bahan makanan asli Indonesia berkembang, dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, [[Hidangan Tionghoa|Tionghoa]], dan Eropa.<ref name="tempo">Tim Info Tempo (14-20 Mei 2018). "Menolak Lupa Jajanan Pasar". ''[[Tempo (majalah)|Tempo]]''. [[Jakarta]]: Tempo Media Grup.</ref>


Di masa [[Abad Pertengahan|abad pertengahan]], makanan juga merupakan komoditas dagangan yang memang laku untuk dijual. Misalnya, hasil-hasil pengolahan garam di pantai utara [[Jawa Timur]] dibawa berdagang ke Sulawesi dan Maluku, dan diperdagangkan secara langsung melalui [[Banten]] ke [[Sumatra]].{{sfn|Reid|2014|p=33—34}} Para pedagang [[Spanyol]] dan [[Portugis]] membawa berbagai bahan makanan dari benua [[Amerika]] jauh sebelum [[Belanda]] berhasil menguasai Indonesia. Pulau [[Maluku]] yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia seperti [[kunyit]] kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak [[Polinesia]] dan [[Melanesia]].
== Lihat juga ==
* Masakan Tionghoa-Indonesia
* Lesehan


Catatan [[Ma Huan]] dari China pada abad ke-15 juga menyebut bahwa di Jawa itulah, terdapat berbagai bahan langka khas [[Tropika|tropis]] yang kaya dengan berbagai "segala macam [[Labu siam|labu]] dan sayuran".{{sfn|Reid|2014|p=35}} Di era-era awal kedatangan [[Belanda]] di Nusantara, ketika [[cabai]] baru diperkenalkan dari Amerika, diketahui cabai dapat bertumbuh di bagian-bagian Jawa dan segera Gubernur Banten mempergunakannya sebagai pengganti [[lada]].{{sfn|Reid|2014|p=36}}
[[en:Cuisine of Indonesia]][[de:Indonesische Küche]]
[[eo:Indonezia kuirarto]]
[[fr:Cuisines d'Indonésie]]
[[nl:Indonesische keuken]]
[[ja:インドネシア料理]]


Di kala [[madu]] belum lagi dianggap penting di Eropa, madu terutama dianggap sebagai obat di sini, dan dikumpulkan dari hutan pedalaman. Orang-orang Belanda mendapati madu dengan murah dan berlimpah dari pasokan daerah-daerah yang jauh, seperti [[Palembang]] dan [[Timor]]. Tambahan lagi, [[gula merah]] didapat dari [[Jepara]] dan sepanjang pantai timur Jawa.{{sfn|Reid|2014|p=37}}


== Nasi ==
[[Kategori:Makanan Indonesia| ]]
[[Berkas:Sate tuna gorontalo dan dabu dabu arang.png|jmpl|[[Sate Gorontalo]] atau lebih populer dengan nama Sate Bekantan]]
[[Berkas:Kerbau_Jawa.jpg|jmpl|Menggunakan [[Kerbau]] untuk membajak sawah di [[Jawa]]; [[Nasi]] adalah makanan pokok rakyat Indonesia; Indonesia adalah negara penghasil beras terbesar ketiga di dunia. Pertanian padi banyak mengubah bentang alam Indonesia.]]
Nasi adalah bahan makanan pokok bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia modern,<ref name="TAYLOR_8">{{cite book|last=|first=Tim Media Bisabaca|year=2024|url=https://www.bisabaca.id/2024/08/sejarah-pramuka-di-indonesia.html|title=Sejarah Pramuka di Indonesia|location=DKI Jakarta|publisher=|url-status=live}}</ref> sebagaimana ia memang dasarnya dominan dalam sejarah pangan [[Asia Tenggara|Asia Tenggara{{sfn|Reid|2014|p=33}}]][./Hidangan_Indonesia#cite_note-FOOTNOTEReid201433-8 <span class="mw-reflink-text"><nowiki>[8]</nowiki></span>] dan pertanian padi menempati posisi utama dalam kebudayaan Indonesia, membentuk bentang alam; dijual di [[pasar]], merupakan bahan dasar banyak jenis makanan dari yang [[gurih]] hingga [[manis]].

Pada umumnya [[beras]] dimakan dalam bentuk nasi biasa yang bercita-rasa tawar dengan sedikit sayur-mayur, dan lauk-pauk teman nasi disisinya sebagai sumber [[protein]] dan sumber [[gizi]] lainnya. Beras juga dapat dijadikan [[ketupat]] (beras dikukus dalam anyaman [[Kelapa|daun kelapa]]), [[lontong]] (beras dikukus dalam kemasan [[daun pisang]]), intip ([[Kerupuk gendar|kerupuk beras]]), jajanan, [[bihun]], [[Mi (makanan)|mi]], [[arak beras]], dan [[nasi goreng]].<ref>{{cite book|last=Witton|first=Patrick|year=2002|url=|title=World Food: Indonesia|location=[[Melbourne]]|publisher=[[Lonely Planet]]|page=29|doi=|id=ISBN 1-74059-009-0}}</ref>

[[Padi]] termasuk dalam pola makan sehari-hari, akan tetapi seiring berkembangnya teknologi, maka dimungkinkan untuk memperjualbelikan [[padi]], dan beras dari tempat lain. Bukti temuan padi liar ditemukan di pulau [[Sulawesi]] berasal dari sekitar tahun 3000 SM. Meskipin demikian, bukti awal dari pertanian beras didapati dari [[prasasti]] abad kedelapan di Jawa yeng menyebutkan [[raja]] menerapkan [[pajak]] dalam bentuk padi.

Pembagian kerja antara [[laki-laki]], [[perempuan]], dan [[hewan]] ternak tetap lestari dalam pertanian padi di Indonesia, seperti ditemui dalam ukiran relief [[candi Prambanan]], [[Jawa Tengah]] yang berasal dari abad kesembilan: [[Bajak]] sawah diikatkan pada [[kerbau]]; perempuan menanam benih, dan menumbuk padi, serta laki-laki mengangkut padi hasil [[panen]] dengan [[pikul]]an di pundaknya. Pada abad keenambelas, bangsa [[Eropa]] yang mengunjungi kepulauan Indonesia memandang nasi sebagai makanan bergengsi yang disajikan oleh kaum [[aristokrat]] dan [[Bangsawan|ningrat]] saat upacara, dan perayaan pesta.<ref name="TAYLOR_8" />

Pertanian padi memerlukan sinar [[matahari]] yang cukup. Penanaman padi di Indonesia terkait dengan perkembangan perkakas pertanian dari [[logam]] dan pemeliharaan ternak kerbau untuk membajak sawah, dan kotorannya digunakan untuk [[pupuk]]. Aslinya bentang alam Indonesia diselimuti oleh hutan hujan tropis, namun secara perlahan mulai digantikan dengan sawah, dan permukiman untuk mengembangkan pertanian padi yang telah berkembang selama 1500 tahun.<ref name="TAYLOR_8" />

Bahan makanan pokok lainnya adalah [[jagung]] (di kawasan kering seperti [[Madura]], [[Gorontalo]], dan [[Nusa Tenggara]]), [[sagu]] (di kawasan Indonesia Timur), [[singkong]] (dikeringkan, dan disebut [[tiwul]] sebagai alternatif makanan pokok di kawasan gersang Jawa seperti [[Gunung Kidul]] dan [[Wonogiri]]), [[ketela]] serta umbi-umbian (khususnya pada musim paceklik).

== Bumbu ==
[[Berkas:Sambal_ulek.JPG|ka|jmpl|[[Sambal]] ulek, pelengkap yang lazim ditemukan di Indonesia.]]
[[Berkas:Ilabulo bakar.png|jmpl|[[ilabulo]] bakar dengan kulit, hati, ampela dan lemak ayam yang dicampur dengan sagu dan dibungkus dengan daun pisang kemudian dibakar]]
Termahsyur di seluruh dunia sebagai "Pulau Rempah-rempah", kepulauan [[Maluku]] menyumbangkan tanaman rempah aslinya bagi seni kuliner dunia. Rempah atau bumbu seperti [[pala]], [[kapulaga]], [[cengkih]], [[laos]], [[kayu manis]], dan [[jahe]] adalah tanaman asli Indonesia; sementara [[lada hitam]], [[kunyit]], [[sereh]], [[bawang merah]], [[kemiri]], [[ketumbar]], dan [[asam jawa]] diperkenalkan dari [[India]] sebagaimana [[daun bawang]] dan [[bawang putih]] yang diperkenalkan dari [[China]]. Tanaman bumbu dari benua Asia itu telah dikembangkan sejak zaman dahulu kala, dan telah menjadi bagian integral seni kuliner Indonesia.

Pada masa lalu, [[Kerajaan Sunda]] dan kemudian [[Kesultanan Banten]] terkenal di seluruh dunia sebagai penghasil utama lada hitam dengan kualitas terbaik. Kemaharajaan bahari seperti [[Sriwijaya]] dan [[Majapahit]] juga berkembang, dan makmur berkat perdagangan rempah-rempah antara pulau rempah [[Maluku]] di Nusantara dengan India, dan China. Kemudian [[VOC]] juga meraih keuntungan besar dari perdagangan rempah dunia. Kegemaran orang Indonesia akan makanan pedas semakin diperkaya dengan diperkenalkannya [[cabai]] dari benua Amerika oleh pedagang Spanyol sejak abad ke-16. Sejak saat itu [[sambal]] menjadi bagian penting dalam masakan Indonesia.

== Bumbu Kacang ==
[[Berkas:Gado_gado_ulek.jpg|jmpl|[[Bumbu kacang]] adalah bagian penting dari [[gado-gado]].]]
Sejak diperkenalkan dari [[Meksiko]] oleh pedagang [[Portugis]] dan [[Spanyol]] pada abad ke-16, bumbu kacang yang terbuat dari [[kacang tanah]] menempati posisi istimewa dalam seni kuliner Indonesia sebagai [[saus]] yang populer.

[[Kacang tanah]] tumbuh subur di iklim tropis [[Asia Tenggara]], dan kini dapat ditemui dalam bentuk digoreng, dibakar, diiris halus, ditumbuk, disiramkan di atas masakan atau menjadi saus celup. Salah satu ciri penting dari masakan Indonesia adalah penggunaan [[bumbu kacang]] yang luas dalam berbagai masakan khas Indonesia seperti [[sate]], [[gado-gado]], [[karedok]], [[Ketoprak (makanan)|ketoprak]], dan [[pecel]].

Saus atau bumbu kacang Indonesia mewakili hal yang rumit, dan membumi, daripada suatu bumbu yang kental, dan [[manis]].<ref>James Oseland, ''Cradle Of Flavor'' (W.W. Norton & Co., 2006)</ref> Bumbu kacang ini biasanya disiramkan ke atas bahan utama ([[daging]] atau [[sayur]]) untuk memberikan rasa, atau hanya sebagai saus celup "sambal kacang" (campuran [[cabai rawit]] dan kacang goreng yang digiling) untuk [[otak-otak]] atau [[ketan]]. Bumbu kacang mencapai tingkat perkembangan yang canggih di Indonesia, dengan keseimbangan rasa yang halus yang diperoleh dari berbagai bahan sesuai resep masing-masing jenis bumbu kacang; kacang goreng, [[gula jawa]], [[bawang putih]], [[bawang merah]], [[jahe]], [[asam jawa]], [[jeruk nipis]], [[sereh]], [[garam]], [[cabai]], [[lada]], dan [[kecap manis]], semuanya dihaluskan, dan dicampur dengan tambahan [[air]] untuk mencapai tekstur yang tepat. Rahasia bumbu kacang yang baik adalah "tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer".

Bumbu kacang Indonesia tidak terlalu [[manis]] jika dibandingkan bumbu kacang [[Thailand]] (yang merupakan adaptasi campuran). Gado-gado yang dimakan dengan bumbu kacang tersedia hampir di seluruh Indonesia, dan menampilkan keseimbangan yang halus dari cita rasa manis, [[pedas]], dan [[asam]].

== Santan ==
[[Berkas:Memarut_santan02.jpg|jmpl|Memarut daging buah kelapa untuk mendapatkan [[santan]].]]
[[Berkas:Kue_buras.JPG|jmpl|Buras, beras dimasak dengan santan, disajikan dengan serundeng serpihan kelapa parut pedas, dari Makassar.]]
Karena Indonesia terletak di kawasan beriklim [[tropis]], maka sejak dahulu masyarakat Indonesia telah memanfaatkan berbagai kekayaan tanaman tropis seperti [[kelapa]].

Salah satu ciri khas masakan Indonesia adalah banyak memakai [[santan]], seperti [[rendang]], [[soto]], [[sayur lodeh]], [[opor ayam]], serta minuman ringan seperti [[cendol]] dan [[es doger]]. Santan tidak hanya milik masakan Indonesia, karena santan juga dikenal dalam seni memasak [[India]], [[Samoa]], [[Thailand]], [[Malaysia]], [[Filipina]], hingga [[Brasil]].

Meskipun demikian santan sangat sering digunakan dalam masakan Indonesia, terutama pada [[masakan Padang]] dan [[masakan Gorontalo]], sementara pada masakan [[Minahasa]], santan jarang digunakan dalam masakan, kecuali beberapa kue seperti [[klappertart]].

Ada dua jenis santan dalam masakan Indonesia, santan encer, dan santan kental. Perbedaan ini berdasarkan kadar air yang dikandungnya. Santan encer biasanya digunakan untuk sayur berkuah seperti lodeh, dan soto, sementara santan kental digunakan untuk rendang, dan aneka [[kue]] dan penganan ringan. Santan dapat diperoleh dari parutan kelapa segar di pasar atau dalam kemasan karton di [[pasar swalayan]].

Setelah sari kelapa diperoleh, dan menjadi santan, ampas parutan kelapa dapat digunakan sebagai [[urap]], dibumbui, dan dicampur [[sayuran]]. Urap mirip [[gado-gado]], perbedaanya adalah [[bumbu kacang]] diganti menjadi bumbu parutan kelapa. Ampas kelapa juga dapat disangrai, dan dibumbui menjadi [[serundeng]]. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih gurih, sebaiknya jangan menggunakan ampas kelapa, tetapi kelapa segar yang masih mengandung sarinya. Serundeng parutan kelapa berbumbu ini dapat dicampur irisan [[daging]] atau ditaburkan begitu saja di atas soto atau [[ketan]]. Salah satu contoh penggunaan santan yang kaya adalah [[Buras]] dari [[Makassar]], [[beras ketan]] dibungkus [[daun pisang]] dan dimasak dalam santan, kemudian ditaburkan kelapa parut berbumbu [[pedas]] mirip serundeng.

== Waktu makan ==
Untuk kawasan Indonesia bagian barat, makanan biasanya dimasak [[pagi]] menjelang [[siang]] untuk disantap pada tengah hari untuk makan siang. Umumnya keluarga Indonesia tidak menetapkan waktu pasti untuk makan bersama di mana semua anggota keluarga harus hadir. Karena alasan ini maka kebanyakan makanan dibuat agar awet, dan tetap dapat dimakan walaupun dibiarkan dalam suhu ruangan selama beberapa jam.

Seringkali masakan yang sama dihangatkan kembali untuk makan malam. Makanan Indonesia umumnya mengelilingi nasi yang terbuat dari beras lokal. Makanan dapat terdiri dari sup atau sayuran serta lauk-pauk utama. Apapun jenis masakannya, sering kali dilengkapi dengan [[sambal]].

Untuk kawasan Indonesia bagian timur, masyarakat setempat lebih dipengaruhi oleh budaya kepulauan [[Pasifik]], seperti di [[Papua]] dan [[Timor]], sumber [[karbohidrat]] didapat dari [[sagu]] atau umbi-umbian.

== Pesta dan perayaan: Tumpeng dan Rijsttafel ==
[[Berkas:Tumpeng_Feast.JPG|ka|jmpl|260x260px|[[Tumpeng]] [[nasi kuning]], disantap saat pesta dan perayaan.]]
Banyak [[pesta]] dan [[upacara]] dalam adat istiadat tradisional Indonesia melibatkan makanan, dan pesta. Salah satu contoh terbaik adalah [[tumpeng]]. Tumpeng berasal dari Jawa, berupa nasi berbentuk kerucut dikelilingi beraneka ragam masakan Indonesia. Tumpeng biasanya ada dalam perayaan "selamatan". Nasi tumpeng dicetak dengan menggunakan anyaman [[bambu]] berbentuk kerucut, nasinya sendiri bisa berupa nasi putih biasa, [[nasi uduk]] (dimasak dengan santan), atau [[nasi kuning]] (diwarnai dengan [[kunyit]]). Nasi ini dikelilingi masakan khas Indonesia seperti sayuran [[urap]], [[ayam goreng]], [[semur]] daging, [http://www.masakanibu.ga/2016/12/resep-membuat-peyek-ikan-teri-gurih-dan.html teri kacang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161222154935/http://www.masakanibu.ga/2016/12/resep-membuat-peyek-ikan-teri-gurih-dan.html|date=2016-12-22}}, udang goreng, [[telur pindang]], [[dadar gulung]] iris, tempe orek, [[perkedel]] kentang, [[perkedel jagung]], [[sambal goreng]] ati, dan lainnya. Tumpeng berasal dari adat, dan kepercayaan asli masyarakat Indonesia yang memuliakan [[gunung]] sebagai tempat bersemayam para [[dewa]] atau [[roh]] leluhur. Nasi berbentuk [[kerucut]] dimaksudkan untuk meniru bentuk gunung suci. Perayaan dimaksudkan sebagai wujud rasa syukur atas berlimpahnya panen, dan segala berkah lainnya dari Yang Maha Kuasa. Karena memiliki nilai perayaan, dan syukuran, hingga kini tumpeng sering kali berfungsi sebagai "kue ulangtahun versi Indonesia".

Pesta perayaan Indonesia lainnya adalah ''Rijsttafel'' ([[Bahasa Belanda]]: meja nasi), masakan ini memamerkan kemewahan pesta makan nan elegan khas orang kaya pada masa kolonial sekaligus menampilkan keanekaragaman seni kuliner Indonesia. [[Rijsttafel|Rijstafel]] klasik terdiri dari 40 macam masakan yang disajikan oleh 40 orang pelayan yang bertelanjang kaki, mengenakan berbusana seragam resmi warna putih, [[blangkon]], dan kain [[batik]] melilit pinggang mereka. Pesta kontemporer Indonesia saat ini mengadopsi hidangan bufet gaya Barat. Bufet atau juga disebut [[prasmanan]] biasanya dapat ditemukan pada pesta [[perkawinan]] atau perayaan lainnya.

Hidangan prasmanan disajikan di atas meja panjang. Tata letak prasmanan pesta pernikahan di Indonesia biasanya terdiri dari: [[piring]], alat makan ([[sendok]] dan [[garpu]]), serbet tisu, diletakkan di ujung, dilanjutkan dengan sajian nasi (nasi putih, dan [[nasi goreng]]), serangkaian hidangan khas Indonesia maupun kadang-kadang disajikan pula hidangan asing, [[sambal]], [[kerupuk]], dan diakhiri dengan gelas [[air putih]] atau minuman ringan di ujung meja prasmanan.

== Pengaruh asing ==

=== Anak Benua India ===
{{main|masakan India-Indonesia}}
Pengaruh India dapat diamati di Indonesia pada awal [[abad ke-4]]. Menyusul [[penyebaran Islam di Indonesia]], pengaruh [[Muslim]] [[Orang India|India]] masuk ke masakan Indonesia. Contohnya adalah [[martabak]] dan [[kari]] yang memengaruhi [[masakan Aceh]], [[Masakan Minangkabau|Minangkabau]], [[Masakan Melayu|Melayu]], dan [[Masakan Betawi|Betawi]]. Beberapa hidangan Aceh dan Minangkabau seperti [[roti canai]], [[roti tisu]], [[nasi biryani]], [[teh tarik]], dan [[gulai]] [[kambing]] yang dilacak asal-usulnya berasal dari [[India]]. Contoh lainnya adalah [[ayam mentega]], [[Rendang|nasi rendang,]] [[Idli|kedli kukus]], [[Apem|kue apem]], [[kue putu]], [[putu mayang]], dan [[naan]].

=== Arab ===
{{main|Masakan Arab-Indonesia}}
Orang-orang Arab datang ke [[Indonesia]] untuk tujuan perdagangan dan [[dakwah]] [[Penyebaran Islam di Nusantara|penyebaran agama Islam]]. Pengaruh Arab pada masakan Indonesia telah terintegrasi dan terakulturasi dengan baik yang mana dapat dijumpai dengan gampang, contohnya antara lain yaitu [[martabak]], [[Sate Balanga]], [[nasi kebuli]], [[nasi mandi]], [[nasi kabsah]], [[kue kaak]], [[samosa]], [[rabeg]], [[kebab]] dan [[Pita (roti)|roti pita]].

=== Tionghoa ===
{{main|Masakan Tionghoa-Indonesia|Masakan Peranakan}}
Imigrasi China ke Indonesia dimulai pada [[abad ke-7]], dan dipercepat selama [[Hindia Belanda|masa kolonial Belanda]], sehingga menciptakan perpaduan kultur [[masakan Tionghoa]] dengan gaya masakan asli Indonesia. Fenomena [[Hidangan campuran|masakan perpaduan]] antara masakan Tionghoa juga dapat diamati di negara tetangga, [[Malaysia]] dan [[Singapura]] sebagai [[masakan Peranakan]]. Beberapa hidangan populer [[Indonesia]] yang mendapat pengaruh China antara lain seperti [[bakmi]], [[bakwan]], [[bakso]], [[Soto mie|mi soto]], [[bakpau]], [[nasi goreng]], [[mi goreng]], mi pangsit, [[mi hokkien]], [[tahu goreng]], [[siomai]], [[pempek]], [[kwetiau]], [[laksa]], [[lumpia]], [[nasi tim]], [[capcai]], [[Puyonghai|fu yung hai]], [[yee sang]], [[popiah]], dan [[swike]]. Beberapa hidangan yang dipengaruhi China ini telah terintegrasi dengan baik ke dalam masakan utama Indonesia.

=== Eropa ===

==== Belanda ====
Belanda tiba di [[Indonesia]] pada [[abad ke-16]] untuk mencari [[rempah-rempah]]. Ketika [[VOC]] bangkrut pada tahun [[1800]], Indonesia menjadi koloni yang berharga di [[Belanda]]. Melalui [[kolonialisme]], orang Eropa memperkenalkan [[roti]], [[keju]], steik panggang, [[wafel]], dan [[panekuk]]. [[Roti]] dengan [[mentega]], [[keju]] atau [[selai]] [[buah]], ''[[poffertjes]]'', [[yogurt]], dan [[Keju Belanda|keju belanda]] umumnya dikonsumsi oleh kolonial Belanda dan [[orang Indo]] selama era kolonial. Beberapa [[Bangsawan|ningrat]] kelas atas dan [[Pribumi-Nusantara|penduduk indigenos]] yang terpelajar mengenal [[masakan Belanda]]; masakan ini dijunjung tinggi sebagai masakan kelas atas masyarakat [[Hindia Belanda]]. Hal ini menyebabkan adopsi dan perpaduan [[masakan Eropa]] ke dalam masakan Indonesia. Beberapa hidangan Indonesia yang terakulturasi selama era kolonial oleh [[masakan Belanda]], termasuk [[kroket]], [[roti bakar]], [[roti buaya]], [[selat solo]], [[bistik]], [[semur]], [[brenebon]], [[perkedel]], dan [[sup buntut]].

Banyak kue seperti [[kue bolu]], [[kue sus]], [[kue lidah kucing]], [[kue putri salju]], [[nastar]], [[lapis legit]], [[Kue lapis|spiku]], dan [[kaasstengels]] berasal dari pengaruh Belanda. Beberapa resep diciptakan sebagai [[Hidangan campuran|masakan perpaduan]] Hindia Belanda, menggunakan bahan-bahan asli di Indonesia tetapi dengan teknik memasak Eropa. Ini pun termasuk [[kue pandan]] dan [[klappertaart]]. [[Kue cubit]], biasanya dijual sebagai makanan ringan di sekolah dan pasar, diyakini berasal dari ''[[poffertjes]]''. Juga [[keju edam]] yang semakin populer di Indonesia. Belanda juga memperkenalkan [[gula]], [[cabai]], [[jagung]], [[Ketela pohon|ketela]], telur dadar, telur mata sapi dan daging sapi dalam masakan Indonesia.

==== Portugis dan Spanyol ====
Sebelum [[Hindia Belanda|Belanda]] masuk ke [[Indonesia]], [[bangsa Portugis]] dan [[Bangsa Spanyol|Spanyol]] telah masuk ke Indonesia terlebih dahulu. Mereka membawa dan memperkenalkan [[cabai]], [[lada]], [[kayu manis]], [[vanila]], dan [[safron]]. Masakan Indonesia yang telah terintegrasi baik dengan [[masakan Portugis]] dan [[Masakan Spanyol|Spanyol]] antara lain [[risoles]], [[Pastel (makanan)|pastel]], [[panada]], [[gado-gado]], [[sambal]] dan [[feijoada]].

== Minuman ==
Minuman paling umum, dan populer di Indonesia adalah [[teh]] dan [[kopi]]. Rumah tangga Indonesia biasanya menyajikan teh manis, dan [[kopi tubruk]] untuk tamu. Sejak masa kolonial [[Hindia Belanda]], perkebunan terutama di [[Jawa]] terkenal sebagai penghasil teh, kopi, dan [[gula]]. Sejak saat itu teh, dan kopi panas digemari oleh warga Indonesia. Teh hitam melati adalah jenis teh yang paling populer di Indonesia, akan tetapi karena meningkatnya kesadaran akan kesehatan, [[teh hijau]] mulai digemari. Biasanya kopi atau teh disajikan sebagai minuman panas atau hangat, akan tetapi es teh manis dingin juga digemari. [[Teh botol]] adalah minuman teh melati manis dalam kemasan botol yang digemari di Indonesia, bahkan bersaing dengan minuman ringan soda mancanegara seperti [[coca cola]] dan [[fanta]]. Kopi susu adalah versi Indonesia untuk ''Café au lait''.

Jus buah-buahan juga sangat populer, antara lain jus jeruk, jus jambu, jus mangga, jus sirsak, dan jus alpokat yang biasanya disajikan dengan ditambah [[susu]] kental manis coklat atau putih sebagai minuman pencuci mulut.
[[Berkas:IndonesianFood_JusAlpokat.JPG|jmpl|Jus alpokat dengan susu coklat]]
Banyak minuman populer berdasarkan es, dan dapat dikategorikan sebagai minuman pencuci mulut. Es yang populer antara lain [[es kelapa muda]], [[es cincau]], [[es cendol]] atau [[Dawet|es dawet]], [[es kacang merah]], es blewah, dan es rumput laut.

Minuman panas yang manis juga dapat ditemukan, seperti [[bajigur]] dan [[bandrek]] yang khususnya populer di [[Jawa Barat]]. Minuman hangat ini dibuat dari santan, dan [[gula jawa]] dengan campuran rempah lainnya. [[Sekoteng]] (minuman susu hangat dengan [[kacang]], potongan [[roti]], dan [[pacar cina]]) dapat ditemukan di Jawa Barat, dan [[Jakarta]]. Wedang [[jahe]] (minuman jahe hangat) dan [[wedang ronde]] (minuman hangat dengan bola-bola ubi) khususnya populer di [[Yogyakarta]], [[Jawa Tengah]], dan [[Jawa Timur]].

Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama [[Islam]], umat [[muslim]] Indonesia diharamkan untuk meminum [[alkohol]]. Akan tetapi sejak zaman kuno suku bangsa asli di kepulauan Nusantara telah mengenal minuman beralkohol. Berdasarkan kabar dari China, masyarakat Jawa Kuno meminum semacam [[arak]] yang disadap dari kelapa yang disebut [[tuak]]. Kini tuak bertahan, dan populer di kawasan suku [[Batak]], [[Sumatera Utara]] yang kebanyakan beragama [[Kristen]]. Kedai minum tradisional Batak yang disebut ''[[lapo tuak]]'' menyajikan tuak. Di [[Solo]], Jawa Tengah, ''[[ciu]]'' (adaptasi lokal arak China) juga dikenal. [[Brem]] (arak [[beras]]) [[Bali]] botolan juga populer di Bali. Indonesia juga mengembangkan [[bir]] merek lokal seperti [[Bir Bintang]] dan [[Anker Beer]].

== Kudapan dan jajanan ==
[[Berkas:Indonesian_travelling_meatball_vendor_on_bike.jpg|jmpl|Penjual Bakso di [[Bandung]]]]
Di berbagai kota besar lazim ditemui jajanan China seperti [[bakpao]], [[bakmi]], dan [[bakso]] yang dijual baik oleh [[pedagang kaki lima]] di tepi jalan atau di restoran. [[Masakan Cina]] sering kali diadaptasi menjadi masakan Indonesia. Salah satu contoh adaptasi ialah [[daging babi]] jarang digunakan, dan diganti [[daging sapi]] karena menyesuaikan dengan mayoritas warga Indonesia yang kebanyakan [[muslim]]. Salah satu makanan jajanan pinggir jalan yang populer adalah [[siomay]] dan [[batagor]] (singkatan dari Bakso Tahu Goreng), [[pempek]], [[bubur ayam]], [[bubur kacang hijau]], [[sate]], [[Nasi goreng|nasi]] dan [[mie goreng]], [[toge]] goreng, [[laksa]], dan [[gorengan]].

Jajanan pinggir jalan Indonesia juga mencakup berbagai minuman manis, seperti es [[cendol]] atau es dawet, [[es teler]], [[es cincau]], [[es doger]], [[es campur]], es potong, and [[es puter]]. [[Kue]] khas Indonesia sering disebut sebagai ''jajan pasar''. Indonesia memiliki kekayaan berbagai macam kudapan, dan kue, baik gurih maupun manis. Kue populer di antaranya [[risoles]], [[pastel]], [[lumpia]], [[lemper]], [[lontong]], [[tahu isi]], [[lapis legit]], [[getuk]], [[bakpia]], [[bika ambon]], [[lupis]], [[lemang]], [[timpan]], [[klepon]], [[onde-onde]], [[nagasari]], [[Kue sus|soes]], dan [[bolu]] kukus.

Pedagang jajanan pinggir jalan lazim ditemukan di Indonesia, demikian juga pedagang keliling yang menggunakan [[gerobak]], [[sepeda]], atau [[pikulan]]. Pedagang makanan pinggir jalan atau pedagang keliling ini disebut ''pedagang kaki lima'' – (berdasarkan lajur [[trotoar]] selebar lima kaki di Indonesia, akan tetapi teori lain menyebutkan kata 'kaki lima' berdasarkan jumlah tiga kaki gerobak dengan dua kaki pedagangnya!). Kebanyakan pedagang keliling atau kakilima ini memiliki ciri khas, dan alat tertentu untuk mengumumkan kehadirannya, seperti pedagang [[sate]] berteriak "teeee sateee", pedagang gorengan memukul-mukul penggorengan, pedagang bakso memukulkan [[mangkok]] atau kentongan, atau pedagang mie ayam memukul [[kentongan]] atau balok kayu.

== Buah-buahan ==
[[Berkas:Rambutan_Binjai.jpg|jmpl|[[Rambutan]] dijual di pasar di Jakarta.]]
Pasar di Indonesia penuh dengan berbagai jenis [[buah]] tropis. Buah adalah bagian penting dalam pola makan Indonesia, baik dimakan langsung, dijadikan kudapan manis (seperti es buah), disajikan menjadi masakan gurih atau pedas seperti [[rujak]], [[pisang goreng]], diproses menjadi [[keripik]] seperti [[keripik nangka]] dan [[keripik pisang]].

Banyak jenis buah-buahan seperti [[Manggis]], [[Rambutan]], [[Nangka]], [[Durian]], dan [[Pisang]], adalah tanamam asli Indonesia; sementara beberapa jenis buah-buahan diimpor dari negara tropis lainnya, meskipun demikian asal mula buah-buahan ini masih diperdebatkan. [[Pisang]], dan [[kelapa]] sangat penting, tidak hanya untuk masakan Indonesia, tetapi untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan untuk [[dinding]] atau [[atap]], [[minyak]], alas makan, kemasan, dan lain-lain.

== Lihat pula ==

* [[Daftar masakan Indonesia]]
* [[Gastronomi]]

=== Daftar utama masakan di Indonesia ===

* [[Daftar masakan Aceh|Masakan Aceh]]
* [[Daftar masakan Bali|Masakan Bali]]
* [[Masakan Kepulauan Bangka Belitung|Masakan Bangka Belitung]]
* [[Masakan Batak]]
* [[Masakan Betawi]]
* [[Masakan Gorontalo]]
* [[Masakan Jawa]]
* [[Masakan Maluku]]
* [[Masakan Melayu]]
* [[Masakan Manado|Masakan Minahasa]]
* [[Masakan Padang]]
* [[Masakan Palembang]]
* [[Hidangan Papua|Masakan Papua]]
* [[Masakan Sunda]]
* [[Masakan Arab-Indonesia]]
* [[Masakan India-Indonesia]]
* [[Masakan Peranakan]]
* [[Masakan Tionghoa-Indonesia]]

== Referensi ==
{{reflist}}

=== Bacaan ===

* {{cite book|last=Ambarwati|first=Ari|year=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=D2KhDwAAQBAJ|title=Nusantara dalam Piringku|location=Jakarta|publisher=PT Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-602-06-2992-6|ref=harv}}
* {{cite book|last=Reid|first=Anthony|year=2014|title=Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680: Tanah di Bawah Angin|location=[[Jakarta]]|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-108-1|volume=1|translator=[[Mochtar Pabottingi]]|ref=harv|authorlink=Anthony Reid}}

== Pranala luar ==

* [http://www.saudiaramcoworld.com/issue/199601/culinary.reconnaissance-indonesia.htm Culinary Reconnaissance: Indonesia]

[[Kategori:Hidangan Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]

Revisi terkini sejak 23 September 2024 05.08

Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambal, tempe dan tahu goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah kobokan.
Rendang daging domba
Indonesia adalah asal mula sate; salah satu makanan paling populer di negara ini, ada banyak variasi di seluruh Indonesia.
Nasi dengan lauk-pauknya. Makanan masyarakat Indonesia sehari-hari
Prasmanan, cara penyajian makanan indonesia dalam pesta

Hidangan Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang paling kaya di dunia, dan penuh dengan cita rasa yang kuat.[1] Kekayaan jenis masakannya merupakan cermin keberagaman budaya dan tradisi Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau berpenghuni, dan menempati peran penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum.

Hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan, dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, Afrika dan Eropa (terutama Belanda, Portugis, dan Spanyol).

Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan daerah yang dipengaruhi secara lokal oleh kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus menggunakan daun pisang atau plastik) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia, namun untuk bagian timur lebih umum dikonsumsi sagu, jagung, singkong, dan ubi jalar. Bentuk penyajian umum sebagian besar makanan Indonesia terdiri atas makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur di sisi piring.

Masakan Sumatra, sebagai contoh, sering kali menampilkan pengaruh Timur Tengah, dan India, seperti penggunaan bumbu kari pada hidangan daging, dan sayurannya, sementara masakan Jawa berkembang dari teknik memasak asli Nusantara. Unsur budaya masakan Cina dapat dicermati pada beberapa masakan Indonesia. Masakan seperti bakmi, bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni masakan Indonesia.

Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa negara di benua Asia. Masakan Indonesia yang populer seperti sate, rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura bahkan Meksiko. Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tetapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat.

Makanan Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok pada tangan kanan, dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat (seperti Jawa Barat dan Sumatera Barat) juga lazim didapati makan langsung dengan tangan telanjang.

Di restoran atau rumah tangga tertentu lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran boga bahari, restoran tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda pecel lele dan ayam goreng khas Jawa Timur. Tempat seperti ini biasanya juga menyajikan kobokan, semangkuk air kran dengan irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar. Semangkuk air ini tidak untuk diminum; hanya digunakan untuk mencuci tangan sebelum, dan sesudah makan dengan menggunakan tangan telanjang.

Menggunakan sumpit untuk makan lazim ditemui di restoran yang menyajikan masakan China yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia seperti bakmi atau mi ayam dengan pangsit, mi goreng, dan kwetiau goreng (mi pipih goreng, mirip char kway teow).

Menggunakan Garpu dan Pisau untuk makanan khas Barat di restoran yang menyajikan makanan Barat yang telah diklaim kedalam masakan Indonesia seperti contohnya Steak.

Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi, dan sumber daya alamnya.

Menurut sejarahnya dulu, jejak kuliner Indonesia telah didapati dalam sejumlah prasasti abad ke-8 sampai ke-10 Masehi. Ketika itu, istilah boga telah dikenal, yakni makanan yang berhubungan dengan dapur, dibuat dengan sentuhan seni dan memberikan kenikmatan. Hal itu banyak didapati pada prasasti Jawa.

Namun semakin ke timur Indonesia, tak banyak catatan, dan bahannya makin homogen, yakni sagu. Teknik memasak, dan bahan makanan asli Indonesia berkembang, dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, Tionghoa, dan Eropa.[2]

Di masa abad pertengahan, makanan juga merupakan komoditas dagangan yang memang laku untuk dijual. Misalnya, hasil-hasil pengolahan garam di pantai utara Jawa Timur dibawa berdagang ke Sulawesi dan Maluku, dan diperdagangkan secara langsung melalui Banten ke Sumatra.[3] Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia seperti kunyit kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia.

Catatan Ma Huan dari China pada abad ke-15 juga menyebut bahwa di Jawa itulah, terdapat berbagai bahan langka khas tropis yang kaya dengan berbagai "segala macam labu dan sayuran".[4] Di era-era awal kedatangan Belanda di Nusantara, ketika cabai baru diperkenalkan dari Amerika, diketahui cabai dapat bertumbuh di bagian-bagian Jawa dan segera Gubernur Banten mempergunakannya sebagai pengganti lada.[5]

Di kala madu belum lagi dianggap penting di Eropa, madu terutama dianggap sebagai obat di sini, dan dikumpulkan dari hutan pedalaman. Orang-orang Belanda mendapati madu dengan murah dan berlimpah dari pasokan daerah-daerah yang jauh, seperti Palembang dan Timor. Tambahan lagi, gula merah didapat dari Jepara dan sepanjang pantai timur Jawa.[6]

Sate Gorontalo atau lebih populer dengan nama Sate Bekantan
Menggunakan Kerbau untuk membajak sawah di Jawa; Nasi adalah makanan pokok rakyat Indonesia; Indonesia adalah negara penghasil beras terbesar ketiga di dunia. Pertanian padi banyak mengubah bentang alam Indonesia.

Nasi adalah bahan makanan pokok bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia modern,[7] sebagaimana ia memang dasarnya dominan dalam sejarah pangan Asia Tenggara[8][./Hidangan_Indonesia#cite_note-FOOTNOTEReid201433-8 [8]] dan pertanian padi menempati posisi utama dalam kebudayaan Indonesia, membentuk bentang alam; dijual di pasar, merupakan bahan dasar banyak jenis makanan dari yang gurih hingga manis.

Pada umumnya beras dimakan dalam bentuk nasi biasa yang bercita-rasa tawar dengan sedikit sayur-mayur, dan lauk-pauk teman nasi disisinya sebagai sumber protein dan sumber gizi lainnya. Beras juga dapat dijadikan ketupat (beras dikukus dalam anyaman daun kelapa), lontong (beras dikukus dalam kemasan daun pisang), intip (kerupuk beras), jajanan, bihun, mi, arak beras, dan nasi goreng.[9]

Padi termasuk dalam pola makan sehari-hari, akan tetapi seiring berkembangnya teknologi, maka dimungkinkan untuk memperjualbelikan padi, dan beras dari tempat lain. Bukti temuan padi liar ditemukan di pulau Sulawesi berasal dari sekitar tahun 3000 SM. Meskipin demikian, bukti awal dari pertanian beras didapati dari prasasti abad kedelapan di Jawa yeng menyebutkan raja menerapkan pajak dalam bentuk padi.

Pembagian kerja antara laki-laki, perempuan, dan hewan ternak tetap lestari dalam pertanian padi di Indonesia, seperti ditemui dalam ukiran relief candi Prambanan, Jawa Tengah yang berasal dari abad kesembilan: Bajak sawah diikatkan pada kerbau; perempuan menanam benih, dan menumbuk padi, serta laki-laki mengangkut padi hasil panen dengan pikulan di pundaknya. Pada abad keenambelas, bangsa Eropa yang mengunjungi kepulauan Indonesia memandang nasi sebagai makanan bergengsi yang disajikan oleh kaum aristokrat dan ningrat saat upacara, dan perayaan pesta.[7]

Pertanian padi memerlukan sinar matahari yang cukup. Penanaman padi di Indonesia terkait dengan perkembangan perkakas pertanian dari logam dan pemeliharaan ternak kerbau untuk membajak sawah, dan kotorannya digunakan untuk pupuk. Aslinya bentang alam Indonesia diselimuti oleh hutan hujan tropis, namun secara perlahan mulai digantikan dengan sawah, dan permukiman untuk mengembangkan pertanian padi yang telah berkembang selama 1500 tahun.[7]

Bahan makanan pokok lainnya adalah jagung (di kawasan kering seperti Madura, Gorontalo, dan Nusa Tenggara), sagu (di kawasan Indonesia Timur), singkong (dikeringkan, dan disebut tiwul sebagai alternatif makanan pokok di kawasan gersang Jawa seperti Gunung Kidul dan Wonogiri), ketela serta umbi-umbian (khususnya pada musim paceklik).

Sambal ulek, pelengkap yang lazim ditemukan di Indonesia.
ilabulo bakar dengan kulit, hati, ampela dan lemak ayam yang dicampur dengan sagu dan dibungkus dengan daun pisang kemudian dibakar

Termahsyur di seluruh dunia sebagai "Pulau Rempah-rempah", kepulauan Maluku menyumbangkan tanaman rempah aslinya bagi seni kuliner dunia. Rempah atau bumbu seperti pala, kapulaga, cengkih, laos, kayu manis, dan jahe adalah tanaman asli Indonesia; sementara lada hitam, kunyit, sereh, bawang merah, kemiri, ketumbar, dan asam jawa diperkenalkan dari India sebagaimana daun bawang dan bawang putih yang diperkenalkan dari China. Tanaman bumbu dari benua Asia itu telah dikembangkan sejak zaman dahulu kala, dan telah menjadi bagian integral seni kuliner Indonesia.

Pada masa lalu, Kerajaan Sunda dan kemudian Kesultanan Banten terkenal di seluruh dunia sebagai penghasil utama lada hitam dengan kualitas terbaik. Kemaharajaan bahari seperti Sriwijaya dan Majapahit juga berkembang, dan makmur berkat perdagangan rempah-rempah antara pulau rempah Maluku di Nusantara dengan India, dan China. Kemudian VOC juga meraih keuntungan besar dari perdagangan rempah dunia. Kegemaran orang Indonesia akan makanan pedas semakin diperkaya dengan diperkenalkannya cabai dari benua Amerika oleh pedagang Spanyol sejak abad ke-16. Sejak saat itu sambal menjadi bagian penting dalam masakan Indonesia.

Bumbu Kacang

[sunting | sunting sumber]
Bumbu kacang adalah bagian penting dari gado-gado.

Sejak diperkenalkan dari Meksiko oleh pedagang Portugis dan Spanyol pada abad ke-16, bumbu kacang yang terbuat dari kacang tanah menempati posisi istimewa dalam seni kuliner Indonesia sebagai saus yang populer.

Kacang tanah tumbuh subur di iklim tropis Asia Tenggara, dan kini dapat ditemui dalam bentuk digoreng, dibakar, diiris halus, ditumbuk, disiramkan di atas masakan atau menjadi saus celup. Salah satu ciri penting dari masakan Indonesia adalah penggunaan bumbu kacang yang luas dalam berbagai masakan khas Indonesia seperti sate, gado-gado, karedok, ketoprak, dan pecel.

Saus atau bumbu kacang Indonesia mewakili hal yang rumit, dan membumi, daripada suatu bumbu yang kental, dan manis.[10] Bumbu kacang ini biasanya disiramkan ke atas bahan utama (daging atau sayur) untuk memberikan rasa, atau hanya sebagai saus celup "sambal kacang" (campuran cabai rawit dan kacang goreng yang digiling) untuk otak-otak atau ketan. Bumbu kacang mencapai tingkat perkembangan yang canggih di Indonesia, dengan keseimbangan rasa yang halus yang diperoleh dari berbagai bahan sesuai resep masing-masing jenis bumbu kacang; kacang goreng, gula jawa, bawang putih, bawang merah, jahe, asam jawa, jeruk nipis, sereh, garam, cabai, lada, dan kecap manis, semuanya dihaluskan, dan dicampur dengan tambahan air untuk mencapai tekstur yang tepat. Rahasia bumbu kacang yang baik adalah "tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer".

Bumbu kacang Indonesia tidak terlalu manis jika dibandingkan bumbu kacang Thailand (yang merupakan adaptasi campuran). Gado-gado yang dimakan dengan bumbu kacang tersedia hampir di seluruh Indonesia, dan menampilkan keseimbangan yang halus dari cita rasa manis, pedas, dan asam.

Memarut daging buah kelapa untuk mendapatkan santan.
Buras, beras dimasak dengan santan, disajikan dengan serundeng serpihan kelapa parut pedas, dari Makassar.

Karena Indonesia terletak di kawasan beriklim tropis, maka sejak dahulu masyarakat Indonesia telah memanfaatkan berbagai kekayaan tanaman tropis seperti kelapa.

Salah satu ciri khas masakan Indonesia adalah banyak memakai santan, seperti rendang, soto, sayur lodeh, opor ayam, serta minuman ringan seperti cendol dan es doger. Santan tidak hanya milik masakan Indonesia, karena santan juga dikenal dalam seni memasak India, Samoa, Thailand, Malaysia, Filipina, hingga Brasil.

Meskipun demikian santan sangat sering digunakan dalam masakan Indonesia, terutama pada masakan Padang dan masakan Gorontalo, sementara pada masakan Minahasa, santan jarang digunakan dalam masakan, kecuali beberapa kue seperti klappertart.

Ada dua jenis santan dalam masakan Indonesia, santan encer, dan santan kental. Perbedaan ini berdasarkan kadar air yang dikandungnya. Santan encer biasanya digunakan untuk sayur berkuah seperti lodeh, dan soto, sementara santan kental digunakan untuk rendang, dan aneka kue dan penganan ringan. Santan dapat diperoleh dari parutan kelapa segar di pasar atau dalam kemasan karton di pasar swalayan.

Setelah sari kelapa diperoleh, dan menjadi santan, ampas parutan kelapa dapat digunakan sebagai urap, dibumbui, dan dicampur sayuran. Urap mirip gado-gado, perbedaanya adalah bumbu kacang diganti menjadi bumbu parutan kelapa. Ampas kelapa juga dapat disangrai, dan dibumbui menjadi serundeng. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih gurih, sebaiknya jangan menggunakan ampas kelapa, tetapi kelapa segar yang masih mengandung sarinya. Serundeng parutan kelapa berbumbu ini dapat dicampur irisan daging atau ditaburkan begitu saja di atas soto atau ketan. Salah satu contoh penggunaan santan yang kaya adalah Buras dari Makassar, beras ketan dibungkus daun pisang dan dimasak dalam santan, kemudian ditaburkan kelapa parut berbumbu pedas mirip serundeng.

Waktu makan

[sunting | sunting sumber]

Untuk kawasan Indonesia bagian barat, makanan biasanya dimasak pagi menjelang siang untuk disantap pada tengah hari untuk makan siang. Umumnya keluarga Indonesia tidak menetapkan waktu pasti untuk makan bersama di mana semua anggota keluarga harus hadir. Karena alasan ini maka kebanyakan makanan dibuat agar awet, dan tetap dapat dimakan walaupun dibiarkan dalam suhu ruangan selama beberapa jam.

Seringkali masakan yang sama dihangatkan kembali untuk makan malam. Makanan Indonesia umumnya mengelilingi nasi yang terbuat dari beras lokal. Makanan dapat terdiri dari sup atau sayuran serta lauk-pauk utama. Apapun jenis masakannya, sering kali dilengkapi dengan sambal.

Untuk kawasan Indonesia bagian timur, masyarakat setempat lebih dipengaruhi oleh budaya kepulauan Pasifik, seperti di Papua dan Timor, sumber karbohidrat didapat dari sagu atau umbi-umbian.

Pesta dan perayaan: Tumpeng dan Rijsttafel

[sunting | sunting sumber]
Tumpeng nasi kuning, disantap saat pesta dan perayaan.

Banyak pesta dan upacara dalam adat istiadat tradisional Indonesia melibatkan makanan, dan pesta. Salah satu contoh terbaik adalah tumpeng. Tumpeng berasal dari Jawa, berupa nasi berbentuk kerucut dikelilingi beraneka ragam masakan Indonesia. Tumpeng biasanya ada dalam perayaan "selamatan". Nasi tumpeng dicetak dengan menggunakan anyaman bambu berbentuk kerucut, nasinya sendiri bisa berupa nasi putih biasa, nasi uduk (dimasak dengan santan), atau nasi kuning (diwarnai dengan kunyit). Nasi ini dikelilingi masakan khas Indonesia seperti sayuran urap, ayam goreng, semur daging, teri kacang Diarsipkan 2016-12-22 di Wayback Machine., udang goreng, telur pindang, dadar gulung iris, tempe orek, perkedel kentang, perkedel jagung, sambal goreng ati, dan lainnya. Tumpeng berasal dari adat, dan kepercayaan asli masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para dewa atau roh leluhur. Nasi berbentuk kerucut dimaksudkan untuk meniru bentuk gunung suci. Perayaan dimaksudkan sebagai wujud rasa syukur atas berlimpahnya panen, dan segala berkah lainnya dari Yang Maha Kuasa. Karena memiliki nilai perayaan, dan syukuran, hingga kini tumpeng sering kali berfungsi sebagai "kue ulangtahun versi Indonesia".

Pesta perayaan Indonesia lainnya adalah Rijsttafel (Bahasa Belanda: meja nasi), masakan ini memamerkan kemewahan pesta makan nan elegan khas orang kaya pada masa kolonial sekaligus menampilkan keanekaragaman seni kuliner Indonesia. Rijstafel klasik terdiri dari 40 macam masakan yang disajikan oleh 40 orang pelayan yang bertelanjang kaki, mengenakan berbusana seragam resmi warna putih, blangkon, dan kain batik melilit pinggang mereka. Pesta kontemporer Indonesia saat ini mengadopsi hidangan bufet gaya Barat. Bufet atau juga disebut prasmanan biasanya dapat ditemukan pada pesta perkawinan atau perayaan lainnya.

Hidangan prasmanan disajikan di atas meja panjang. Tata letak prasmanan pesta pernikahan di Indonesia biasanya terdiri dari: piring, alat makan (sendok dan garpu), serbet tisu, diletakkan di ujung, dilanjutkan dengan sajian nasi (nasi putih, dan nasi goreng), serangkaian hidangan khas Indonesia maupun kadang-kadang disajikan pula hidangan asing, sambal, kerupuk, dan diakhiri dengan gelas air putih atau minuman ringan di ujung meja prasmanan.

Pengaruh asing

[sunting | sunting sumber]

Anak Benua India

[sunting | sunting sumber]

Pengaruh India dapat diamati di Indonesia pada awal abad ke-4. Menyusul penyebaran Islam di Indonesia, pengaruh Muslim India masuk ke masakan Indonesia. Contohnya adalah martabak dan kari yang memengaruhi masakan Aceh, Minangkabau, Melayu, dan Betawi. Beberapa hidangan Aceh dan Minangkabau seperti roti canai, roti tisu, nasi biryani, teh tarik, dan gulai kambing yang dilacak asal-usulnya berasal dari India. Contoh lainnya adalah ayam mentega, nasi rendang, kedli kukus, kue apem, kue putu, putu mayang, dan naan.

Orang-orang Arab datang ke Indonesia untuk tujuan perdagangan dan dakwah penyebaran agama Islam. Pengaruh Arab pada masakan Indonesia telah terintegrasi dan terakulturasi dengan baik yang mana dapat dijumpai dengan gampang, contohnya antara lain yaitu martabak, Sate Balanga, nasi kebuli, nasi mandi, nasi kabsah, kue kaak, samosa, rabeg, kebab dan roti pita.

Imigrasi China ke Indonesia dimulai pada abad ke-7, dan dipercepat selama masa kolonial Belanda, sehingga menciptakan perpaduan kultur masakan Tionghoa dengan gaya masakan asli Indonesia. Fenomena masakan perpaduan antara masakan Tionghoa juga dapat diamati di negara tetangga, Malaysia dan Singapura sebagai masakan Peranakan. Beberapa hidangan populer Indonesia yang mendapat pengaruh China antara lain seperti bakmi, bakwan, bakso, mi soto, bakpau, nasi goreng, mi goreng, mi pangsit, mi hokkien, tahu goreng, siomai, pempek, kwetiau, laksa, lumpia, nasi tim, capcai, fu yung hai, yee sang, popiah, dan swike. Beberapa hidangan yang dipengaruhi China ini telah terintegrasi dengan baik ke dalam masakan utama Indonesia.

Belanda tiba di Indonesia pada abad ke-16 untuk mencari rempah-rempah. Ketika VOC bangkrut pada tahun 1800, Indonesia menjadi koloni yang berharga di Belanda. Melalui kolonialisme, orang Eropa memperkenalkan roti, keju, steik panggang, wafel, dan panekuk. Roti dengan mentega, keju atau selai buah, poffertjes, yogurt, dan keju belanda umumnya dikonsumsi oleh kolonial Belanda dan orang Indo selama era kolonial. Beberapa ningrat kelas atas dan penduduk indigenos yang terpelajar mengenal masakan Belanda; masakan ini dijunjung tinggi sebagai masakan kelas atas masyarakat Hindia Belanda. Hal ini menyebabkan adopsi dan perpaduan masakan Eropa ke dalam masakan Indonesia. Beberapa hidangan Indonesia yang terakulturasi selama era kolonial oleh masakan Belanda, termasuk kroket, roti bakar, roti buaya, selat solo, bistik, semur, brenebon, perkedel, dan sup buntut.

Banyak kue seperti kue bolu, kue sus, kue lidah kucing, kue putri salju, nastar, lapis legit, spiku, dan kaasstengels berasal dari pengaruh Belanda. Beberapa resep diciptakan sebagai masakan perpaduan Hindia Belanda, menggunakan bahan-bahan asli di Indonesia tetapi dengan teknik memasak Eropa. Ini pun termasuk kue pandan dan klappertaart. Kue cubit, biasanya dijual sebagai makanan ringan di sekolah dan pasar, diyakini berasal dari poffertjes. Juga keju edam yang semakin populer di Indonesia. Belanda juga memperkenalkan gula, cabai, jagung, ketela, telur dadar, telur mata sapi dan daging sapi dalam masakan Indonesia.

Portugis dan Spanyol

[sunting | sunting sumber]

Sebelum Belanda masuk ke Indonesia, bangsa Portugis dan Spanyol telah masuk ke Indonesia terlebih dahulu. Mereka membawa dan memperkenalkan cabai, lada, kayu manis, vanila, dan safron. Masakan Indonesia yang telah terintegrasi baik dengan masakan Portugis dan Spanyol antara lain risoles, pastel, panada, gado-gado, sambal dan feijoada.

Minuman paling umum, dan populer di Indonesia adalah teh dan kopi. Rumah tangga Indonesia biasanya menyajikan teh manis, dan kopi tubruk untuk tamu. Sejak masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan terutama di Jawa terkenal sebagai penghasil teh, kopi, dan gula. Sejak saat itu teh, dan kopi panas digemari oleh warga Indonesia. Teh hitam melati adalah jenis teh yang paling populer di Indonesia, akan tetapi karena meningkatnya kesadaran akan kesehatan, teh hijau mulai digemari. Biasanya kopi atau teh disajikan sebagai minuman panas atau hangat, akan tetapi es teh manis dingin juga digemari. Teh botol adalah minuman teh melati manis dalam kemasan botol yang digemari di Indonesia, bahkan bersaing dengan minuman ringan soda mancanegara seperti coca cola dan fanta. Kopi susu adalah versi Indonesia untuk Café au lait.

Jus buah-buahan juga sangat populer, antara lain jus jeruk, jus jambu, jus mangga, jus sirsak, dan jus alpokat yang biasanya disajikan dengan ditambah susu kental manis coklat atau putih sebagai minuman pencuci mulut.

Jus alpokat dengan susu coklat

Banyak minuman populer berdasarkan es, dan dapat dikategorikan sebagai minuman pencuci mulut. Es yang populer antara lain es kelapa muda, es cincau, es cendol atau es dawet, es kacang merah, es blewah, dan es rumput laut.

Minuman panas yang manis juga dapat ditemukan, seperti bajigur dan bandrek yang khususnya populer di Jawa Barat. Minuman hangat ini dibuat dari santan, dan gula jawa dengan campuran rempah lainnya. Sekoteng (minuman susu hangat dengan kacang, potongan roti, dan pacar cina) dapat ditemukan di Jawa Barat, dan Jakarta. Wedang jahe (minuman jahe hangat) dan wedang ronde (minuman hangat dengan bola-bola ubi) khususnya populer di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, umat muslim Indonesia diharamkan untuk meminum alkohol. Akan tetapi sejak zaman kuno suku bangsa asli di kepulauan Nusantara telah mengenal minuman beralkohol. Berdasarkan kabar dari China, masyarakat Jawa Kuno meminum semacam arak yang disadap dari kelapa yang disebut tuak. Kini tuak bertahan, dan populer di kawasan suku Batak, Sumatera Utara yang kebanyakan beragama Kristen. Kedai minum tradisional Batak yang disebut lapo tuak menyajikan tuak. Di Solo, Jawa Tengah, ciu (adaptasi lokal arak China) juga dikenal. Brem (arak beras) Bali botolan juga populer di Bali. Indonesia juga mengembangkan bir merek lokal seperti Bir Bintang dan Anker Beer.

Kudapan dan jajanan

[sunting | sunting sumber]
Penjual Bakso di Bandung

Di berbagai kota besar lazim ditemui jajanan China seperti bakpao, bakmi, dan bakso yang dijual baik oleh pedagang kaki lima di tepi jalan atau di restoran. Masakan Cina sering kali diadaptasi menjadi masakan Indonesia. Salah satu contoh adaptasi ialah daging babi jarang digunakan, dan diganti daging sapi karena menyesuaikan dengan mayoritas warga Indonesia yang kebanyakan muslim. Salah satu makanan jajanan pinggir jalan yang populer adalah siomay dan batagor (singkatan dari Bakso Tahu Goreng), pempek, bubur ayam, bubur kacang hijau, sate, nasi dan mie goreng, toge goreng, laksa, dan gorengan.

Jajanan pinggir jalan Indonesia juga mencakup berbagai minuman manis, seperti es cendol atau es dawet, es teler, es cincau, es doger, es campur, es potong, and es puter. Kue khas Indonesia sering disebut sebagai jajan pasar. Indonesia memiliki kekayaan berbagai macam kudapan, dan kue, baik gurih maupun manis. Kue populer di antaranya risoles, pastel, lumpia, lemper, lontong, tahu isi, lapis legit, getuk, bakpia, bika ambon, lupis, lemang, timpan, klepon, onde-onde, nagasari, soes, dan bolu kukus.

Pedagang jajanan pinggir jalan lazim ditemukan di Indonesia, demikian juga pedagang keliling yang menggunakan gerobak, sepeda, atau pikulan. Pedagang makanan pinggir jalan atau pedagang keliling ini disebut pedagang kaki lima – (berdasarkan lajur trotoar selebar lima kaki di Indonesia, akan tetapi teori lain menyebutkan kata 'kaki lima' berdasarkan jumlah tiga kaki gerobak dengan dua kaki pedagangnya!). Kebanyakan pedagang keliling atau kakilima ini memiliki ciri khas, dan alat tertentu untuk mengumumkan kehadirannya, seperti pedagang sate berteriak "teeee sateee", pedagang gorengan memukul-mukul penggorengan, pedagang bakso memukulkan mangkok atau kentongan, atau pedagang mie ayam memukul kentongan atau balok kayu.

Buah-buahan

[sunting | sunting sumber]
Rambutan dijual di pasar di Jakarta.

Pasar di Indonesia penuh dengan berbagai jenis buah tropis. Buah adalah bagian penting dalam pola makan Indonesia, baik dimakan langsung, dijadikan kudapan manis (seperti es buah), disajikan menjadi masakan gurih atau pedas seperti rujak, pisang goreng, diproses menjadi keripik seperti keripik nangka dan keripik pisang.

Banyak jenis buah-buahan seperti Manggis, Rambutan, Nangka, Durian, dan Pisang, adalah tanamam asli Indonesia; sementara beberapa jenis buah-buahan diimpor dari negara tropis lainnya, meskipun demikian asal mula buah-buahan ini masih diperdebatkan. Pisang, dan kelapa sangat penting, tidak hanya untuk masakan Indonesia, tetapi untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan untuk dinding atau atap, minyak, alas makan, kemasan, dan lain-lain.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Daftar utama masakan di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "About Indonesian food". SBS Australia. 6 September 2013. Diakses tanggal 26 August 2014. 
  2. ^ Tim Info Tempo (14-20 Mei 2018). "Menolak Lupa Jajanan Pasar". Tempo. Jakarta: Tempo Media Grup.
  3. ^ Reid 2014, hlm. 33—34.
  4. ^ Reid 2014, hlm. 35.
  5. ^ Reid 2014, hlm. 36.
  6. ^ Reid 2014, hlm. 37.
  7. ^ a b c Sejarah Pramuka di Indonesia. DKI Jakarta. 2024. 
  8. ^ Reid 2014, hlm. 33.
  9. ^ Witton, Patrick (2002). World Food: Indonesia. Melbourne: Lonely Planet. hlm. 29. ISBN 1-74059-009-0. 
  10. ^ James Oseland, Cradle Of Flavor (W.W. Norton & Co., 2006)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]