Lompat ke isi

Logika: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Me iwan (bicara | kontrib)
k Lihat Pula: clean up template Link GA
Vygukt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(97 revisi perantara oleh 68 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{filsafat}}
{{filsafat}}
{{sains}}
{{Ilmu}}
'''Logika''' ({{lang-nl|logica}}) atau '''mantik''' adalah studi tentang [[penalaran]] yang tepat. Logika, menurut objek studinya, dibagi menjadi dua, yakni [[logika formal]] dan [[logika informal]]. Logika informal adalah ilmu yang berkenaan dengan penerapan logika pada [[bahasa sehari-hari]]. Sebaliknya, logika formal adalah ilmu yang berkenaan dengan penerapan logika pada [[bahasa formal]]. Sebagai instrumen berpikir, logika memiliki peran penting pada berbagai bidang, seperti [[filsafat]], [[matematika]], dan [[linguistik]].
[[Berkas:The Thinker close.jpg|thumb|272px|''Le Penseur'', atau "Sang Pemikir", oleh [[Auguste Rodin]], [[1902]].]]
'''Logika''' berasal dari kata [[Yunani kuno]] λόγος (''logos'') yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang [[filsafat]].


Logika meneliti [[argumen]] (atau [[proposisi]]) yang terdiri dari pernyataan pendukung (atau [[premis]]) yang mendasari [[Kesimpulan (logika)|kesimpulan]]. Tidak semua ujaran dan pikiran mengandung argumen.<ref>{{Cite book|last=Hurley|first=Patrick J.|last2=Watson|first2=Lori|date=2018|title=A Concise Introduction to Logic|url=https://archive.org/details/conciseintroduct0013hurl|publisher=Cengage Learning|isbn=9781305958098|pages=[https://archive.org/details/conciseintroduct0013hurl/page/14 14]|url-status=live}}</ref>
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: ''logica scientia'') atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.<ref>Jan Hendrik Rapar. 1996. [http://www.kanisiusmedia.com/product/detail/027248 ''Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis.''] Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN 979-497-676-8</ref>


Contoh sebuah argumen, misalnya: "Hari Minggu sekolah libur, dan sekarang hari Minggu. Maka, hari ini sekolah libur." Kalimat pertama adalah premis, yang mendasari kesimpulan "Hari ini sekolah libur" pada kalimat kedua.
Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

Sebuah argumen bisa bersifat wajar dan tidak wajar. Sebuah argumen wajar mesti mengandung setidaknya satu premis yang mendukung kesimpulan. [[Kesesatan|Sesat pikir]] adalah argumen yang tidak wajar.

Ilmu logika ({{lang-la|logica scientia}}) mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.<ref>Jan Hendrik Rapar. 1996. [http://www.kanisiusmedia.com/product/detail/027248 ''Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis.''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170705164612/http://www.kanisiusmedia.com/product/detail/027248|date=2017-07-05}} Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN 979-497-676-8</ref> Ilmu logika telah dipelajari sejak [[Sejarah kuno|zaman kuno]], dengan pendekatan-pendekatan, seperti Pendekatan [[Nyaya]] di India, Pendekatan [[Mo Tzu|Mohisme]] di Tiongkok, dan [[Logika Aristotelian|Pendekatan Aristoteles]] di [[Yunani Kuno]]. Kini, logika terbagi menjadi [[logika klasik]] (atau logika baku) dan [[logika alternatif]]; logika klasik adalah yang umum dipelajari. Logika klasik terdiri dari [[Kalkulus proposisional|logika pernyataan]] dan [[Logika predikat tingkat pertama|logika predikat]].

== Etimologi ==
[[Berkas:Zeno of Citium pushkin.jpg|jmpl|Patung Zeno yang menjadi orang pertama yang menyatakan kata ''logic'']]
Kata logika merupakan kata serapan dari kata ''logic'' yang pertama kali diucapkan oleh [[Zeno dari Citium]] yang juga merupakan kata serapan dari kata [[wiktionary:λογική#Ancient_Greek|λογική]] (''logike)'' [[Bahasa Yunani]] yang memiliki makna perihal masalah terkait fikiran manusia.<ref>{{Cite book|last=Ramos|first=Christine Carmela R|date=2004|url=https://books.google.com/books?id=y2XkGpGBzbsC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA13&dq=zeno+coined+term+logic&hl=en|title=Introduction to Philosophy' 2004 Ed.- Ramos|location=Manila|publisher=Rex Bookstore, Inc.|isbn=978-971-23-3955-4|pages=13|language=en|url-status=live}}</ref> Berdasarkan sumber lain, kata logika merupakan kata turunan dari kata ''logica'' yang merupakan


== Logika sebagai ilmu pengetahuan ==
== Logika sebagai ilmu pengetahuan ==


Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana objek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan objek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang objek materialnya adalah berpikir dengan penalaran, dan objek formal logika adalah penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Sebagai ilmu pengetahuan, logika fokus pada analisis dan evaluasi atas cara berfikir yang tepat dan konsisten dalam mencapai kesimpulan argumentasi yang benar. Objek material logika adalah proses berfikir sendiri yang mana logika mengidentifikasi dan menganalisis berbagai jenis penalaran, baik deduktif maupun induktif. Logika meneliti penalaran dari segi ketepatannya, termasuk kesesuaian antara premis-premis yang dijelakan dan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis-premis tersebut.


== Logika sebagai cabang filsafat ==
== Logika sebagai cabang filsafat ==
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.


Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya [[filsafat]] di [[Yunani]]. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan [[kesesatan|kesesatan penalarannya]].
Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya [[filsafat]] di [[Yunani]]. Dalam usaha untuk menaruh pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan [[kesesatan|kesesatan penalarannya]].


Logika digunakan untuk melakukan [[pembuktian]]. Logika mengatakan yang bentuk [[inferensi]] yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang [[filosofi]], tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang [[matematika]]. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.
Logika digunakan untuk melakukan [[pembuktian]]. Logika mengatakan yang bentuk [[inferensi]] yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang [[filosofi]], tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang [[matematika]]. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.


== Dasar-dasar Logika ==
== Dasar-dasar logika ==
Konsep [[bentuk logis]] adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa [[kesahihan]] (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.
Konsep [[bentuk logis]] adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa [[kesahihan]] (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.


Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.


===Penalaran deduktif===
=== Penalaran deduktif ===
{{main|Pembuktian melalui deduksi}}
{{main|Pembuktian melalui deduksi}}
Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif, adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif, adalah [[penalaran]] yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.


Contoh argumen deduktif:
Contoh argumen deduktif:
Baris 33: Baris 40:
# ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
# ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung


===Penalaran induktif===
=== Penalaran induktif ===
{{main|Pembuktian melalui induksi}}
{{main|Pembuktian melalui induksi}}
Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Baris 52: Baris 59:
|-
|-
| Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.
| Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.
| Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
| Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tetapi tak pasti benar.
|-
|-
| Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
| Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Baris 58: Baris 65:
|}
|}


== Sejarah Logika ==
== Sejarah logika ==


=== Masa Yunani Kuno ===
=== Masa Yunani Kuno ===
Logika dimulai sejak [[Thales]] ([[624 SM]] - [[548 SM]]), [[filsuf Yunani]] pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.
Logika dimulai sejak [[Thales]] ([[624 SM]] - [[548 SM]]), [[filsuf Yunani]] pertama yang meninggalkan segala [[dongeng]], [[takhayul]], dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.


Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan [[logika induktif]].
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan [[logika induktif]].


[[Aristoteles]] kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut ''logica scientica''. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah ''arkhe'' alam semesta dengan alasan bahwa air adalah ''jiwa'' segala sesuatu.
[[Aristoteles]] kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut ''logica scientica''. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah ''arkhe'' alam semesta dengan alasan bahwa air adalah ''[[jiwa]]'' segala sesuatu.


Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:
* Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
* Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
* Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
* Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
Baris 79: Baris 86:


Buku Aristoteles ''to Oraganon'' (alat) berjumlah enam, yaitu:
Buku Aristoteles ''to Oraganon'' (alat) berjumlah enam, yaitu:
# ''Categoriae'' menguraikan pengertian-pengertian
# ''Categoriae'' menguraikan pengertian-pengertian
# ''De interpretatione'' tentang keputusan-keputusan
# ''De interpretatione'' tentang keputusan-keputusan
# ''Analytica Posteriora'' tentang pembuktian.
# ''Analytica Posteriora'' tentang pembuktian.
Baris 90: Baris 97:
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium [[334 SM]] - [[226 SM]] pelopor [[Kaum Stoa]]. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus ([[130 M]] - [[201 M]]) dan Sextus Empiricus [[200 M]], dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium [[334 SM]] - [[226 SM]] pelopor [[Kaum Stoa]]. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus ([[130 M]] - [[201 M]]) dan Sextus Empiricus [[200 M]], dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.


Porohyus ([[232]] - [[305]]) membuat suatu pengantar (''eisagoge'') pada ''Categoriae'', salah satu buku Aristoteles.
[[Porohyus]] ([[232]] - [[305]]) membuat suatu pengantar pada ''Categoriae'', salah satu buku Aristoteles.


Boethius ([[480]]-[[524]]) menerjemahkan ''Eisagoge'' Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.
[[Boethius]] ([[480]]-[[524]]) menerjemahkan ''Eisagoge'' [[Porphyrius]] ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.


Johanes Damascenus ([[674]] - [[749]]) menerbitkan ''Fons Scienteae''.
[[Santo|St.]] [[Yohanes dari Damaskus]] ([[674]] - [[749]]) menerbitkan ''Fons Scienteae''.


=== Abad pertengahan dan logika modern ===
=== Abad pertengahan dan logika modern ===
Baris 100: Baris 107:
Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti ''De Interpretatione'', ''Eisagoge'' oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.
Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti ''De Interpretatione'', ''Eisagoge'' oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.


Thomas Aquinas [[1224]]-[[1274]] dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.<ref>Alex Lanur OFM. 1983. [http://books.google.co.id/books?id=aMc3pvqBpO4C&pg=PA1&lpg=PA1&dq=%22Alex+Lanur%22+%22Logika%22+Selayang+Pandang+Kanisius&source=bl&ots=f4vpdy47cx&sig=Q7ftXshZe1FmLvL3QXyuB78ER0g&hl=en&sa=X&ei=cXVwU5_YDYSQrQem9IC4DQ&redir_esc=y#v=onepage&q=%22Alex%20Lanur%22%20%22Logika%22%20Selayang%20Pandang%20Kanisius&f=false ''Logika, Selayang Pandang.''] Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN 979-413-124-5</ref>
St. [[Thomas Aquinas]] [[1224]]-[[1274]] dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.<ref>Alex Lanur OFM. 1983. [http://books.google.co.id/books?id=aMc3pvqBpO4C&pg=PA1&lpg=PA1&dq=%22Alex+Lanur%22+%22Logika%22+Selayang+Pandang+Kanisius&source=bl&ots=f4vpdy47cx&sig=Q7ftXshZe1FmLvL3QXyuB78ER0g&hl=en&sa=X&ei=cXVwU5_YDYSQrQem9IC4DQ&redir_esc=y#v=onepage&q=%22Alex%20Lanur%22%20%22Logika%22%20Selayang%20Pandang%20Kanisius&f=false ''Logika, Selayang Pandang.''] Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN 979-413-124-5</ref>


Lahirlah [[logika modern]] dengan tokoh-tokoh seperti:
Lahirlah [[logika modern]] dengan tokoh-tokoh seperti:
* Petrus Hispanus ([[1210]] - [[1278]])
* [[Petrus Hispanus]] ([[1210]] - [[1278]])
* Roger Bacon ([[1214]]-[[1292]])
* [[Roger Bacon]] ([[1214]]-[[1292]])
* Raymundus Lullus ([[1232]] -[[1315]]) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan '''Ars Magna''', yang merupakan semacam [[aljabar]] pengertian.
* [[Raymundus Lullus]] ([[1232]] -[[1315]]) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam [[aljabar]] pengertian.
* William Ocham ([[1295]] - [[1349]])
* [[William Ocham]] ([[1295]] - [[1349]])


Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes ([[1588]] - [[1679]]) dengan karyanya '''Leviatan''' dan John Locke ([[1632]]-[[1704]]) dalam ''An Essay Concerning Human Understanding''
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes ([[1588]] - [[1679]]) dengan karyanya Leviatan dan [[John Locke]] ([[1632]]-[[1704]]) dalam ''An Essay Concerning Human Understanding''


Francis Bacon ([[1561]] - [[1626]]) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya ''Novum Organum Scientiarum''.
[[Francis Bacon]] ([[1561]] - [[1626]]) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya ''Novum Organum Scientiarum''.


J.S. Mills ([[1806]] - [[1873]]) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya ''System of Logic''
[[J.S. Mills]] ([[1806]] - [[1873]]) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya ''System of Logic''


Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
* [[Gottfried Wilhelm Leibniz|Gottfried Leibniz]] ([[1646]]-[[1716]]) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
* [[Gottfried Wilhelm Leibniz|Gottfried Leibniz]] ([[1646]]-[[1716]]) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
* George Boole ([[1815]]-[[1864]])
* [[George Boole]] ([[1815]]-[[1864]])
* John Venn ([[1834]]-[[1923]])
* [[John Venn]] ([[1834]]-[[1923]])
* Gottlob Frege ([[1848]] - [[1925]])
* [[Gottlob Frege]] ([[1848]] - [[1925]])


Lalu [[Chares Sanders Peirce]] ([[1839]]-[[1914]]), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di [[Johns Hopkins University]],melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (''Peirce's Law'') yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (''general theory of signs)
Lalu [[Chares Sanders Peirce]] ([[1839]]-[[1914]]), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di [[Johns Hopkins University]],melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda.


Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun [[1910]]-[[1913]] dengan terbitnya ''Principia Mathematica '' tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead ([[1861]] - [[1914]]) dan Bertrand Arthur William Russel ([[1872]] - [[1970]]).
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun [[1910]]-[[1913]] dengan terbitnya ''Principia Mathematica '' tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead ([[1861]] - [[1914]]) dan Bertrand Arthur William Russel ([[1872]] - [[1970]]).


Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein ([[1889]]-[[1951]]), Rudolf Carnap ([[1891]]-[[1970]]), Kurt Godel ([[1906]]-[[1978]]), dan lain-lain.
Logika simbolik lalu diteruskan oleh [[Ludwig Wittgenstein]] ([[1889]]-[[1951]]), [[Rudolf Carnap]] ([[1891]]-[[1970]]), [[Kurt Godel]] ([[1906]]-[[1978]]), dan lain-lain.


== Logika sebagai matematika murni ==
== Logika sebagai matematika murni ==
Logika masuk ke dalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik ([[logika modern|logika simbolik]]). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Logika masuk ke dalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik ([[logika modern|logika simbolik]]). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, [[Galenus]] (130-201 M) dan [[Sextus Empiricus]] (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.


Puncak [[logika modern|logika simbolik]] terjadi pada tahun [[1910]]-[[1913]] dengan terbitnya ''Principia Mathematica '' tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead ([[1861]] - [[1914]]) dan Bertrand Arthur William Russel ([[1872]] - [[1970]]).
Puncak [[logika modern|logika simbolik]] terjadi pada tahun [[1910]]-[[1913]] dengan terbitnya ''Principia Mathematica '' tiga jilid yang merupakan karya bersama [[Alfred North Whitehead]] ([[1861]] - [[1914]]) dan [[Bertrand Arthur William Russel]] ([[1872]] - [[1970]]).

== Kegunaan logika ==
# Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
# Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
# Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
# Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
# Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan.
# Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
# Terhindar dari klenik, tahayul, atau kepercayaan turun-temurun (bahasa Jawa: ''gugon-tuhon'')
# Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis, lurus, metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.


== Macam-macam logika ==
== Macam-macam logika ==
Baris 148: Baris 145:
=== Logika ilmiah ===
=== Logika ilmiah ===


Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta [[akal budi]]. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta [[akal budi]]. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau paling tidak dikurangi.

=== Logika Deduktif ===
Logika deduktif adalah metode berpikir yang menggunakan premis-premis umum untuk mencapai kesimpulan yang khusus. Dalam logika deduktif, kita mengambil premis yang telah dianggap benar dan melalui proses penalaran yang tepat, kita sampai pada kesimpulan yang dapat dianggap pasti atau logis.

=== Logika Murni ===
Logika Murni adalah pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan aturan logika yang berlaku secara umum untuk semua pernyataan, tanpa mempertimbangkan makna khusus dari istilah atau konsep dalam suatu bidang ilmu tertentu. Dengan kata lain, logika murni membahas struktur dan pola berpikir yang dapat diterapkan di berbagai konteks tanpa memperdulikan konten spesifik dari pernyataan tersebut.

== Lihat pula ==
* [[Konsistensi (logika)]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 154: Baris 160:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.education.com/study-help/article/critical-thinking-reasoning-skills/ Critical Thinking and Reasoning Skills Help] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140513011207/http://www.education.com/study-help/article/critical-thinking-reasoning-skills/ |date=2014-05-13 }}
* {{id}} [http://www.ebonk.org/blog/archives/2005/06/27/logika/ Logika, sebuah tinjauan pustaka]
* {{en}} [http://education.purduecal.edu/Vockell/EdPsyBook/Edpsy7/edpsy7_reasoning.htm Basic Reasoning Skills] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140522005912/http://education.purduecal.edu/Vockell/EdPsyBook/Edpsy7/edpsy7_reasoning.htm |date=2014-05-22 }}
* {{en}} [http://www.education.com/study-help/article/critical-thinking-reasoning-skills/ Critical Thinking and Reasoning Skills Help]
* {{en}} [http://education.purduecal.edu/Vockell/EdPsyBook/Edpsy7/edpsy7_reasoning.htm Basic Reasoning Skills]
* {{en}} [http://www.csun.edu/~vceed002/ref/reasoning/index.htm Reasoning Skills]
* {{en}} [http://www.csun.edu/~vceed002/ref/reasoning/index.htm Reasoning Skills]
* {{en}} [http://www.wikihow.com/Improve-Reasoning-Skills How to Improve Reasoning Skills]
* {{en}} [http://www.wikihow.com/Improve-Reasoning-Skills How to Improve Reasoning Skills]

== Lihat Pula ==
* [[Konsistensi (logika)]]


[[Kategori:Logika| ]]
[[Kategori:Logika| ]]
[[Kategori:Pikiran]]
[[Kategori:Abstraksi]]
[[Kategori:Pemikiran kritis]]
[[Kategori:Ilmu formal]]
[[Kategori:logika filosofis]]
[[Kategori:Filsafat logika]]
[[Kategori:Penalaran]]

Revisi terkini sejak 19 Oktober 2024 14.01

Logika (bahasa Belanda: logica) atau mantik adalah studi tentang penalaran yang tepat. Logika, menurut objek studinya, dibagi menjadi dua, yakni logika formal dan logika informal. Logika informal adalah ilmu yang berkenaan dengan penerapan logika pada bahasa sehari-hari. Sebaliknya, logika formal adalah ilmu yang berkenaan dengan penerapan logika pada bahasa formal. Sebagai instrumen berpikir, logika memiliki peran penting pada berbagai bidang, seperti filsafat, matematika, dan linguistik.

Logika meneliti argumen (atau proposisi) yang terdiri dari pernyataan pendukung (atau premis) yang mendasari kesimpulan. Tidak semua ujaran dan pikiran mengandung argumen.[1]

Contoh sebuah argumen, misalnya: "Hari Minggu sekolah libur, dan sekarang hari Minggu. Maka, hari ini sekolah libur." Kalimat pertama adalah premis, yang mendasari kesimpulan "Hari ini sekolah libur" pada kalimat kedua.

Sebuah argumen bisa bersifat wajar dan tidak wajar. Sebuah argumen wajar mesti mengandung setidaknya satu premis yang mendukung kesimpulan. Sesat pikir adalah argumen yang tidak wajar.

Ilmu logika (bahasa Latin: logica scientia) mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.[2] Ilmu logika telah dipelajari sejak zaman kuno, dengan pendekatan-pendekatan, seperti Pendekatan Nyaya di India, Pendekatan Mohisme di Tiongkok, dan Pendekatan Aristoteles di Yunani Kuno. Kini, logika terbagi menjadi logika klasik (atau logika baku) dan logika alternatif; logika klasik adalah yang umum dipelajari. Logika klasik terdiri dari logika pernyataan dan logika predikat.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]
Patung Zeno yang menjadi orang pertama yang menyatakan kata logic

Kata logika merupakan kata serapan dari kata logic yang pertama kali diucapkan oleh Zeno dari Citium yang juga merupakan kata serapan dari kata λογική (logike) Bahasa Yunani yang memiliki makna perihal masalah terkait fikiran manusia.[3] Berdasarkan sumber lain, kata logika merupakan kata turunan dari kata logica yang merupakan

Logika sebagai ilmu pengetahuan

[sunting | sunting sumber]

Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang objek materialnya adalah berpikir dengan penalaran, dan objek formal logika adalah penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Sebagai ilmu pengetahuan, logika fokus pada analisis dan evaluasi atas cara berfikir yang tepat dan konsisten dalam mencapai kesimpulan argumentasi yang benar. Objek material logika adalah proses berfikir sendiri yang mana logika mengidentifikasi dan menganalisis berbagai jenis penalaran, baik deduktif maupun induktif. Logika meneliti penalaran dari segi ketepatannya, termasuk kesesuaian antara premis-premis yang dijelakan dan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis-premis tersebut.

Logika sebagai cabang filsafat

[sunting | sunting sumber]

Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk menaruh pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.

Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.

Dasar-dasar logika

[sunting | sunting sumber]

Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.

Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.

Penalaran deduktif

[sunting | sunting sumber]

Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif, adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Contoh argumen deduktif:

  1. Setiap mamalia punya sebuah jantung
  2. Semua kuda adalah mamalia
  3. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung

Penalaran induktif

[sunting | sunting sumber]

Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.

Contoh argumen induktif:

  1. Kuda Sumba punya sebuah jantung
  2. Kuda Australia punya sebuah jantung
  3. Kuda Amerika punya sebuah jantung
  4. Kuda Inggris punya sebuah jantung
  5. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung

Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.

Deduktif Induktif
Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar. Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tetapi tak pasti benar.
Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis. Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Sejarah logika

[sunting | sunting sumber]

Masa Yunani Kuno

[sunting | sunting sumber]

Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.

Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.

Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.

Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:

  • Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
  • Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
  • Air jugalah uap
  • Air jugalah es

Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.

Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.

Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.

Buku Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:

  1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
  2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan
  3. Analytica Posteriora tentang pembuktian.
  4. Analytica Priora tentang Silogisme.
  5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
  6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.

Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika.

Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.

Porohyus (232 - 305) membuat suatu pengantar pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles.

Boethius (480-524) menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.

St. Yohanes dari Damaskus (674 - 749) menerbitkan Fons Scienteae.

Abad pertengahan dan logika modern

[sunting | sunting sumber]

Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.

St. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.[4]

Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:

Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human Understanding

Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum.

J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic

Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:

Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di Johns Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda.

Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).

Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.

Logika sebagai matematika murni

[sunting | sunting sumber]

Logika masuk ke dalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.

Puncak logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).

Macam-macam logika

[sunting | sunting sumber]

Logika alamiah

[sunting | sunting sumber]

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subjektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata.

Logika ilmiah

[sunting | sunting sumber]

Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau paling tidak dikurangi.

Logika Deduktif

[sunting | sunting sumber]

Logika deduktif adalah metode berpikir yang menggunakan premis-premis umum untuk mencapai kesimpulan yang khusus. Dalam logika deduktif, kita mengambil premis yang telah dianggap benar dan melalui proses penalaran yang tepat, kita sampai pada kesimpulan yang dapat dianggap pasti atau logis.

Logika Murni

[sunting | sunting sumber]

Logika Murni adalah pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan aturan logika yang berlaku secara umum untuk semua pernyataan, tanpa mempertimbangkan makna khusus dari istilah atau konsep dalam suatu bidang ilmu tertentu. Dengan kata lain, logika murni membahas struktur dan pola berpikir yang dapat diterapkan di berbagai konteks tanpa memperdulikan konten spesifik dari pernyataan tersebut.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hurley, Patrick J.; Watson, Lori (2018). A Concise Introduction to Logic. Cengage Learning. hlm. 14. ISBN 9781305958098. 
  2. ^ Jan Hendrik Rapar. 1996. Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis. Diarsipkan 2017-07-05 di Wayback Machine. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN 979-497-676-8
  3. ^ Ramos, Christine Carmela R (2004). Introduction to Philosophy' 2004 Ed.- Ramos (dalam bahasa Inggris). Manila: Rex Bookstore, Inc. hlm. 13. ISBN 978-971-23-3955-4. 
  4. ^ Alex Lanur OFM. 1983. Logika, Selayang Pandang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN 979-413-124-5

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]