Kota Bandung: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Jannoussair (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 59: | Baris 59: | ||
Kota Bandung menjadi salah satu kota tuan rumah pendukung [[Asian Games 2018]]. Infrastruktur yang dibangun termasuk Metro Kapsul, sejenis sistem APM atau People mover yang dikembangkan sendiri. |
Kota Bandung menjadi salah satu kota tuan rumah pendukung [[Asian Games 2018]]. Infrastruktur yang dibangun termasuk Metro Kapsul, sejenis sistem APM atau People mover yang dikembangkan sendiri. |
||
1.저는정해원입니다? |
|||
2.안녕하세요? |
|||
오늘:총오늘도해주시고해주니다? |
|||
ruler 1 라고말해주면돼니다? |
|||
Today, my lover, I-it will do it today 만12더하기입니다? |
|||
라고합니다? |
|||
== Geografis == |
== Geografis == |
Revisi per 30 September 2021 01.04
6°54′12.9″S 107°36′59.3″E / 6.903583°S 107.616472°E
Kota Bandung
ᮊᮧᮒ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ Kota Kembang Parijs Van Java "City Of Heritage" | |
---|---|
Motto: Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat) Gemah Ripah Wibawa Mukti (Tenteram, Makmur, Berlimpah, Menyenangkan) | |
Koordinat: 6°54′08″S 107°37′08″E / 6.9021856°S 107.6187558°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 25 September 1810 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Pemerintahan | |
• Bupati | Oded Muhammad Danial |
• Wakil Bupati | Yana Mulyana |
Luas | |
• Total | 167,31 km2 (6,460 sq mi) |
Ketinggian | 768 m (2,520 ft) |
Populasi | |
• Total | 2.507.888 |
• Kepadatan | 14.897,76/km2 (3,858,500/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam (90,13%) Kristen (9,19%) —Protestan (6,92%) —Katolik (2,27%) Buddha (0,56%) Hindu (0,12%) Konghucu (0,05%)[2] |
• Bahasa | Sunda, Indonesia |
• IPM | 81,51 (2020) Sangat Tinggi[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 22 |
Pelat kendaraan | D |
Kode Kemendagri | 32.73 |
Kode SNI 7657:2023 | BDG |
DAU | Rp 1.776.235.910.000,- (2020) |
Flora resmi | Anggrek bulan |
Fauna resmi | Owa Jawa |
Situs web | www.bandung.go.id |
Kota Bandung (Aksara Sunda Baku: ᮊᮧᮒ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ) adalah kota metropolitan terbesar di provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah Tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian Barat. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila. Kota Bandung Berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat di Barat dan Utara, dan Kabupaten Bandung di Timur dan Selatan.
Di kota ini tercatat berbagai sejarah penting, di antaranya sebagai tempat berdirinya sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB),[4] lokasi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan,[5] serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955,[6] suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.[7]
Pada tahun 1990 kota Bandung terpilih sebagai salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei majalah Time.[8]
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, konsorsium beberapa LSM internasional menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.[9] Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.
Kota Bandung menjadi salah satu kota tuan rumah pendukung Asian Games 2018. Infrastruktur yang dibangun termasuk Metro Kapsul, sejenis sistem APM atau People mover yang dikembangkan sendiri.
Geografis
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkuk raksasa,[10] secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.[11] Templat:Bandung weatherbox
Sejarah
Kata Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Parahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama Bandung diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibu kota yang lama di Dayeuhkolot.
Berdasarkan filosofi Sunda, kata Bandung juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-Bandung-an artinya menyaksikan atau bersaksi. Banda adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. Sinonim dari banda adalah harta. Indung berarti Ibu atau Bumi, disebut juga sebagai Ibu Pertiwi tempat Banda berada.
Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke alam hidup sebagai Banda. Segala sesuatu yang berada di alam hidup adalah Banda Indung, yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala isi perut bumi. Langit yang berada di luar atmosfer adalah tempat yang menyaksikan, Nu Nga-Bandung-an. Yang disebut sebagai Wasa atau Sang Hyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta termasuk Bumi. Jadi kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat segala makhluk hidup maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.
Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sanghyang Tikoro.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk permukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan permukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906[12] dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha pada tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.[13]
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini dibakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama Concordia, Jl. Asia Afrika, sekarang, berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Pada tanggal 24 April 2015, Konferensi Asia-Afrika kembali diadakan di kota ini setelah tanggal 20 April-23 April 2015 berlangsung di Jakarta.
Pemerintahan
Daftar Wali Kota
Daftar ini belum tentu lengkap. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
Wali Kota Bandung | |
---|---|
Pemerintah Kota Bandung | |
Kediaman | Pendopo Kota Bandung, Balonggede, Regol, Bandung 40251 |
Masa jabatan | 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan |
Dibentuk | 1 Juli 1917 |
Pejabat pertama | Bertus Coops (Hindia Belanda, 1917) Ating Atma di Nata (Republik Indonesia, 1945) |
Wakil | Wakil Wali Kota Bandung |
Situs web | bandung |
Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat memiliki struktur kepemimpinan yang dimulai dari wali kota. Pada 1917, posisi asisten residen yang sebelumnya memimpin pemerintahan di Bandung pada akhirnya berubah status menjadi wali kota. Wali kota pertama adalah Bertus Coops yang merupakan keturunan Belanda. Pada mulanya, seorang wali kota dapat merangkap jabatan sebagai ketua dewan kota dengan didampingi pembantu wali kota yang terpilih berdasarkan pemilihan umum dengan suara terbanyak.
Atma di Nata menjadi wali kota pertama dari kalangan pribumi yang menduduki kursi eksekutif di Bandung. Mengingat ia memiliki darah kebangsawanan yang cenderung terpandang pada masa itu. Ia mengundurkan diri dari jabatannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan digantikan oleh Sjamsuridjal dari Masyumi.[14] Pada 2008, untuk pertama kalinya Bandung melaksanakan pemilihan wali kota secara demokratis. Dada Rosada yang juga wali kota petahana berhasil mempertahankan kursinya dan menjadi wali kota pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.
<onlyinclude>Berikut adalah daftar Wali Kota Bandung secara definitif sejak tahun 1917 di masa Hindia Belanda hingga saat ini di bawah Pemerintah Republik Indonesia.[15]
Nomor urut | Wali Kota | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Bertus Coops (1874–1966) |
Non Partai | 1 Juli 1917 | 3 Agustus 1920 | 3 tahun, 33 hari | 1 (1917) |
Tidak ada | [16][17] | ||
22 September 1921 | 4 Juli 1928 | 6 tahun, 286 hari | Biezeveld 1926–tidak diketahui |
|||||||
2 | J. E. A. Von Wolzogen Kühr (1880–1955) |
IEV | 4 Juli 1928 | 1933 | 4–5 tahun | 2 (1928) |
||||
3 | E. D. Wermuth | Non Partai | 1933 | 24 Mei 1934 | 0–1 tahun | 3 (1933) |
Tidak diketahui | |||
4 | J. M. Wesselink | Non Partai | 24 Mei 1934 | 6 April 1937 | 2 tahun, 317 hari | 4 (1934) |
Tidak diketahui | |||
5 | N. Beets | Non Partai | 6 April 1937 | 9 Maret 1942 | 5 tahun, 337 hari | 5 (1937) |
Tidak diketahui | |||
6 | Ating Atma di Nata (1894–1958) |
Pasundan | 9 Maret 1942 | 1 November 1945 | 3 tahun, 237 hari | 6 (1942) |
Jusuf Adiwinata 1942–tidak diketahui |
[14][18] | ||
7 | Sjamsuridjal (1903–1964) |
Masyumi | 1 November 1945 | 1 Maret 1947 | 1 tahun, 120 hari | 7 | Tidak diketahui | |||
8 | Ukar Bratakusumah (1907–2003) |
PNI | 1 Maret 1947 | 1 Desember 1949 | 2 tahun, 275 hari | 8 | Tidak diketahui | |||
9 | Mochammad Enoeh (1899–1957) |
Parki | 1 Desember 1949 | 2 April 1957 | 7 tahun, 122 hari | 9 | Tidak diketahui | [19] | ||
10 | Prijatnakusumah | Independen | 1957 | 1966 | 8–9 tahun | 10 (1957) |
Tidak diketahui | [20][21] | ||
11 | Didi Djukardi | ABRI–Angkatan Darat | 1966 | 1968 | 1–2 tahun | 11 (1966) |
Tidak diketahui | [22] | ||
12 | Hidajat Sukarmadidjaja | ABRI–Angkatan Darat | 1968 | 1971 | 2–3 tahun | 12 (1968) |
Tidak diketahui | |||
13 | Otje Djundjunan (1927–1986) |
ABRI–Angkatan Darat | 11 Januari 1971 | 19 Januari 1976 | 5 tahun, 8 hari | 13 (1971) |
Tidak diketahui | [23] | ||
14 | Utju Djunaedi | ABRI–Angkatan Darat | 19 Januari 1976 | 6 April 1978 | 2 tahun, 77 hari | 14 (1976) |
Tidak diketahui | [24] | ||
15 | Husein Wangsaatmadja | ABRI–Angkatan Darat | 6 April 1978 | 16 Oktober 1983 | 5 tahun, 193 hari | 15 (1978) |
Tidak diketahui | |||
16 | Ateng Wahyudi (1936–2009) |
ABRI–Angkatan Darat | 16 Oktober 1983 | 16 Oktober 1988 | 5 tahun, 0 hari | 16 (1983) |
Tidak diketahui | |||
16 Oktober 1988 | 16 Oktober 1993 | 5 tahun, 0 hari | 17 (1988) |
Matin Burhan 1990–1995 |
||||||
17 | Wahyu Hamidjaja (1942–2011) |
ABRI–Angkatan Darat | 16 Oktober 1993 | 16 Oktober 1998 | 5 tahun, 0 hari | 18 (1993) |
|
[25] | ||
18 | Tarmana | ABRI–Angkatan Darat | 16 Oktober 1998 | 16 Oktober 2003 | 5 tahun, 0 hari | 19 (1998) |
E. Sudarsono 1995–2000 |
[26] | ||
19 | Dada Rosada (lahir 1947) |
Golkar | 16 Oktober 2003 | 16 September 2008 | 4 tahun, 336 hari | 20 (2003) |
Jusep Purwasuganda 2003–2004 |
[27] | ||
Demokrat | 16 September 2008 | 19 Agustus 2013 | 4 tahun, 337 hari | 21 (2008) |
Ayi Vivananda 2008–2013 |
[28][29] [30][31] | ||||
20 | Ridwan Kamil (lahir 1971) |
Independen | 16 September 2013 | 5 September 2018 | 4 tahun, 354 hari | 22 (2013) |
Oded M. Danial 2013–2018 |
[32][33] | ||
21 | Oded Muhammad Danial (1962–2021) |
PKS | 20 September 2018 | 10 Desember 2021 | 3 tahun, 81 hari | 23 (2018) |
Yana Mulyana 2018–2021 |
[34][35] [ket. 1] | ||
22 | Yana Mulyana (lahir 1965) |
Independen | 18 April 2022 | 15 April 2023 | 362 hari | Tidak ada | [37][38] |
Pengganti sementara
Dalam tumpuk pemerintahan, seorang kepala daerah yang mengajukan diri untuk cuti atau berhenti sementara dari jabatannya kepada pemerintah pusat, maka Menteri Dalam Negeri menyiapkan penggantinya yang merupakan birokrat di pemerintah daerah atau bahkan wakil wali kota, termasuk ketika posisi wali kota berada dalam masa transisi.
Potret | Wali Kota | Partai | Awal | Akhir | Periode | Definitif | Ref. | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Steven Anne Reitsma (1875–1958) (Pejabat Sementara) |
Non Partisan | 22 Mei 1920 | 22 September 1921 | 1 (1917) |
Bertus Coops | [39][40] | |||
Ayi Vivananda (lahir 1967) (Pelaksana Tugas) |
PDI-P | 20 Agustus 2013 | 16 September 2013 | 21 (2008) |
Dada Rosada | [41] | |||
Muhamad Solihin (lahir 1963) (Pejabat Sementara) |
Non Partisan | 14 Februari 2018 | 23 Juni 2018 | 22 (2013) |
Ridwan Kamil | ||||
Oded Muhammad Danial (1962–2021) (Pelaksana Tugas) |
PKS | 5 September 2018 | 16 September 2018 | [42] | |||||
Dadang Supriatna (Pelaksana Harian) |
Non Partisan | 16 September 2018 | 20 September 2018 | — | Transisi | [43] | |||
Yana Mulyana (lahir 1965) (Pelaksana Tugas) |
Non Partisan | 10 Desember 2021 | 18 April 2022 | 23 (2018) |
Oded Muhammad Danial | [44] | |||
Ema Sumarna (lahir 1966) (Pelaksana Harian) |
Non Partisan | 15 April 2023 | 20 September 2023 | Yana Mulyana | [45] | ||||
Bambang Tirtoyuliono (lahir 1966) (Penjabat) |
Non Partisan | 20 September 2023 | 20 September 2024 | — | Transisi | [46] | |||
A. Koswara (lahir 1968) (Penjabat) |
Non Partisan | 20 September 2024 | Petahana | [47] |
- Keterangan
Asisten Residen
Sebelum wali kota, kepala pemerintahan di Bandung di masa Pemerintahan Hindia Belanda adalah asisten residen yang pada saat itu merangkap jabatan sebagai ketua dewan kota, setara dengan parlemen di tingkat kotapraja. Berikut merupakan Asisten Residen Bandung secara definitif sejak 1906.
Nomor urut | Asisten Residen | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | R. A. Maurenbrecher | IEV | 18 April 1906 | 1907 | 0–1 tahun | |||
2 | B. E. Kruysboom | Non Partai | 1907 | 1909 | 1–2 tahun | |||
3 | J. A. A. van der Ent | Non Partai | 1909 | 1910 | 0–1 tahun | |||
4 | J. J. Verwijk | Non Partai | 1910 | 1912 | 1–2 tahun | |||
5 | H. L. C. B. van Vleuten | Non Partai | 1912 | 1913 | 0–1 tahun | |||
6 | B. L. van Bijleveld | Non Partai | 1913 | 1913 | 0 tahun | |||
7 | Bertus Coops (1874–1966) |
Non Partai | 1913 | 1 Juli 1917 | 3–4 tahun |
Lihat pula
Referensi
- ^ "Kota Bandung Dalam Angka 2020". 2020-04-27. Diakses tanggal 1 November 2020.
- ^ "Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Kota Bandung 2016". www.data.bandung.go.id. Diakses tanggal 19 Februari 2019.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020" (pdf). www.bps.go.id. Diakses tanggal 21 Agustus 2021.
- ^ Yat, H.Y., (1973), Development of higher education in Southeast Asia: problems and issues, Regional Institute of Higher Education and Development.
- ^ Toer, K.S., Kamil, E., (1999), Kronik revolusi Indonesia, Vol. 1, Kepustakaan Populer Gramedia, ISBN 978-979-9023-27-8.
- ^ Plummer, B.G., (2003), Window on freedom: race, civil rights, and foreign affairs, 1945-1988, UNC Press, ISBN 978-0-8078-5428-0.
- ^ See, S.T., Acharya, A., (2009), Bandung Revisited: The Legacy of the 1955 Asian-African Conference for International Order, NUS Press, ISBN 978-9971-69-393-0.
- ^ Rafael V. L., Mrázek R., (1990), Figures of criminality in Indonesia, the Philippines, and colonial Vietnam, SEAP Publications, ISBN 978-0-87727-724-8.
- ^ Suherman, S.A., (2009), Made in Bandung, DAR! Mizan, ISBN 978-979-752-872-0.
- ^ Suganda, Her, (2007), Jendela Bandung: pengalaman bersama Kompas, Penerbit Buku Kompas, ISBN 978-979-709-335-8.
- ^ http://www.bandung.go.id Iklim dan Wilayah (diakses pada 14 Juli 2010)
- ^ Edi Suhardi Ekajati, Sobana Hardjasaputra, Ietje Mardiana, (1985), Sejarah Kota Bandung, 1945-1979, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
- ^ http://www.ar.itb.ac.id Bandung Colonial City Revisited (diakses pada 14 Juli 2010)
- ^ a b Ari, Alex (2022-01-24). "NGALEUT BANDUNG: R. Ating Atma di Nata, Wali Kota Bandung Pertama dari Kaum Bumiputra". Bandung Bergerak. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung dari masa ke masa". Portal Bandung. Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kota Bandung. 2016-08-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-08. Diakses tanggal 2017-11-29.
- ^ Kurnia, Atep (2021-06-27). "Bertus Coops, Wali Kota Bandung Pertama". Bandung Bergerak. Diakses tanggal 2023-04-30.
Coops mengajukan cuti untuk pergi ke Belanda kepada Pemerintah Hindia Belanda dan disetujui pada 28 April 1920. Ia menyerahkan jabatan kepada penggantinya pada awal Agustus 1920.
- ^ Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indie. 1918. hlm. 723.
- ^ "Sistem Informasi Kearsipan Statis Kota Bandung". Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. 2023-03-20. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Sjafari, Irvan (2014-10-17). "Bandung 1957 (1) Ketegangan Politik Pusat-Daerah dan Pergantian Pimpinan Politik dan Militer di Jawa Barat". Kompasiana. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-06. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Priyatna Kusumah sebagai Wali Kota Bandung". Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Sjafari, Irvan (2015-01-22). "Bandung 1957 (10) Terpilihnya Wali Kota Bandung Priyatna Kusumah dan Bupati Kabupaten Bandung Kamawidjaja". Kompasiana. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Syahril Ramadhan, Ari (2020-09-30). "Didi Djukardi, Mantan Wali Kota Bandung yang Dicopot Karena Gabung PKI". Suara Jabar. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Foto: Pelantikan Otje Abdullah Ahmad Djundjunan Setiakusumah sebagai walikota kotamadya Bandung". Kompas. 1971-01-13. hlm. 1. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Utju Djunaidi Walikota Baru Bandung". Kompas. 1976-01-20. hlm. 1. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Pelantikan Wali Kota Wahyu Hamidjaja, Tahun 1993". Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. 2023-03-20. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Politics and Governance in Indonesia: The Police in the Era of Reformasi (dalam bahasa Inggris). Routledge. 2014. hlm. 129. ISBN 9781317692447.
- ^ "Pelantikan Dada Rosada dan Jusep Purwasuganda sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung, 2003-2008". Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Bandung. 2003-10-16. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Dada Rosada Pimpin Bandung lagi". Tempo.co. Bandung. 2008-08-15. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Gubernur Lantik Dada Rosada Jadi Wali Kota Bandung". Kompas.com. Bandung. 2008-09-16. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Per September 2010, Dada Rosada Resmi Pindah ke Partai Demokrat". Detik.com. Bandung. 2010-10-05. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Rastika, Icha (2013-08-19). Damanik, Caroline, ed. "KPK Tahan Wali Kota Bandung Dada Rosada". Kompas.com. Jakarta. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Kuswandi, Rio (2013-06-28). Assifa, Farid, ed. "Ridwan Kamil Wali Kota Terpilih Bandung". Kompas.com. Bandung. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Ridwan Kamil-Oded resmi pimpin Bandung". Merdeka.com. 2013-09-16. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Andriyawan (2018-07-25). "Oded Resmi Terpilih Menjadi Wali Kota Bandung". Republika. Bandung. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Andriyawan, Dea (2018-09-20). "Dilantik Ridwan Kamil, Oded-Yana Resmi Pimpin Kota Bandung". Bisnis.com. Bandung. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Wali Kota Bandung Oded M. Danial Meninggal Dunia". CNN Indonesia. Bandung. 2021-12-10. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Dilantik Ridwan Kamil, Yana Mulyana Resmi Jabat Wali Kota Bandung". Detik.com. Jakarta. 2022-04-18. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Dwi Sulistyo, Prayogi (2022-04-15). "Diduga Terima Suap, KPK Tangkap Wali Kota Bandung Yana Mulyana". Kompas.id. Jakarta. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Kurnia, Atep (2021-07-04). "Pejabat Kereta Menjadi Wali Kota Bandung Sementara". Bandung Bergerak. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ De Preangerbode (dalam bahasa Belanda). 1920-08-04. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ Saeni, Eni, ed. (2013-08-20). "Ayi Vivananda Jadi Plt Wali Kota Bandung". Tempo.co. Bandung. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Utara Jaya (2018-09-07). "Oded Danial Naik Tahta Lebih Awal". Kumparan.com. Diakses tanggal 2023-04-30 – via BandungKiwari.
- ^ "Dadang Supriatna jadi Plh Wali Kota Bandung". Antara. Bandung. 2018-09-17. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Indra Ramadhan, Dony (2021-12-11). "Yana Mulyana Ditunjuk jadi Plt Wali Kota Bandung". Detik.com. Bandung. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ Fahmi, Yusron (2023-04-15). "Ridwan Kamil Tunjuk Sekda Ema Sumarna Jadi Plh Wali Kota Bandung Gantikan Yana Mulyana". Liputan6.com. Jakarta. Diakses tanggal 2023-04-30.
- ^ "Bambang Tirtoyuliono Resmi Dilantik Jadi Pj Wali Kota Bandung". Detik.com. Bandung. 2023-09-20. Diakses tanggal 2023-09-20.
- ^ "Resmi! A. Koswara Dilantik Jadi Penjabat Wali Kota Bandung". Pemkot Bandung. Bandung. 2024-09-20. Diakses tanggal 2024-09-23.
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh wali kota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih wali kota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Bandung dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi pada Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[1] | 2014–2019[2] | 2019–2024[3] | 2024–2029[4] | ||
PKB | 0 | 1 | 2 | 5 | |
Gerindra | 3 | 7 | 8 | 7 | |
PDI-P | 7 | 12 | 7 | 7 | |
Golkar | 6 | 6 | 6 | 7 | |
NasDem | (baru) 4 | 5 | 6 | ||
PKS | 9 | 6 | 13 | 11 | |
Hanura | 0 | 6 | 0 | 0 | |
PAN | 1 | 0 | 0 | 0 | |
Demokrat | 20 | 6 | 5 | 3 | |
PSI | (baru) 3 | 4 | |||
PPP | 3 | 2 | 1 | 0 | |
PDS | 1 | ||||
Jumlah Kursi | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 8 | 9 | 9 | 8 |
Kecamatan
Kota Bandung memiliki 30 kecamatan dan 151 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.404.589 jiwa dengan luas wilayah 167,67 km² dan sebaran penduduk 14.341 jiwa/km².[5][6]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bandung, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kodepos[7] | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|---|
32.73.05 | Andir | 40181-40184 | 6 | |
32.73.10 | Astana Anyar | 40241-40243 | 6 | |
32.73.20 | Antapani | 40291 | 4 | |
32.73.24 | Arcamanik | 40293 | 4 | |
32.73.03 | Babakan Ciparay | 40221-40227 | 6 | |
32.73.21 | Bandung Kidul | 40266-40269 | 4 | |
32.73.15 | Bandung Kulon | 40211-40215 | 8 | |
32.73.09 | Bandung Wetan | 40114-40116 | 3 | |
32.73.12 | Batununggal | 40271-40275 | 8 | |
32.73.04 | Bojongloa Kaler | 40231-40233 | 5 | |
32.73.17 | Bojongloa Kidul | 40234-40239 | 6 | |
32.73.22 | Buahbatu | 40286 | 4 | |
32.73.18 | Cibeunying Kaler | 40122-40123 | 4 | |
32.73.14 | Cibeunying Kidul | 40124-40128 | 6 | |
32.73.25 | Cibiru | 40299 | 4 | |
32.73.06 | Cicendo | 40171-40175 | 6 | |
32.73.08 | Cidadap | 40141-40143 | 3 | |
32.73.29 | Cinambo | 40294 | 4 | |
32.73.02 | Coblong | 40131-40135 | 6 | |
32.73.27 | Gedebage | 40295 | 4 | |
32.73.16 | Kiaracondong | 40281-40285 | 6 | |
32.73.13 | Lengkong | 40261-40265 | 7 | |
32.73.30 | Mandalajati | 40193-40194 | 4 | |
32.73.28 | Panyileukan | 40298 | 4 | |
32.73.23 | Rancasari | 40292 | 4 | |
32.73.11 | Regol | 40251-40255 | 7 | |
32.73.07 | Sukajadi | 40161-40164 | 5 | |
32.73.01 | Sukasari | 40151-40154 | 4 | |
32.73.19 | Sumur Bandung | 40111-40113 | 4 | |
32.73.26 | Ujungberung | 40199 | 5 | |
TOTAL | 151 |
Kependudukan
Tahun | Jumlah penduduk | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1941 | 226.877 | |||||||||||
1950 | 644.475 | |||||||||||
2005 | 2.315.895 | |||||||||||
2006 | 2.340.624 | |||||||||||
2007 | 2.364.312 | |||||||||||
2008 | 2.390.120 | |||||||||||
2010 | 2.394.873 | |||||||||||
Sejarah kependudukan kota Bandung Sumber:[8] |
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh suku Sunda, sedangkan suku Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan suku lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia).[9] Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini[10] kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah di mana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.[11]
Pendidikan
Kota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan, presiden pertama Indonesia, Soekarno, pernah menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada masa pergantian abad ke-20.
Pendidikan formal | SD atau MI negeri dan swasta | SMP atau MTs negeri dan swasta | SMA negeri dan swasta | MA negeri dan swasta | SMK negeri dan swasta | Perguruan tinggi | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah satuan | 1023 | 250 | 184 | 25 | 96 | 130 | ||||||
Data sekolah di kota Bandung Sumber:[12] |
SMP Negeri
- SMP Negeri 1 Bandung
- SMP Negeri 2 Bandung
- SMP Negeri 3 Bandung
- SMP Negeri 4 Bandung
- SMP Negeri 5 Bandung
- SMP Negeri 6 Bandung
- SMP Negeri 7 Bandung
- SMP Negeri 8 Bandung
- SMP Negeri 9 Bandung
- SMP Negeri 10 Bandung
- SMP Negeri 11 Bandung
- SMP Negeri 12 Bandung
- SMP Negeri 13 Bandung
- SMP Negeri 14 Bandung
- SMP Negeri 15 Bandung
- SMP Negeri 16 Bandung
- SMP Negeri 17 Bandung
- SMP Negeri 18 Bandung
- SMP Negeri 19 Bandung
- SMP Negeri 20 Bandung
- SMP Negeri 21 Bandung
- SMP Negeri 22 Bandung
- SMP Negeri 23 Bandung
- SMP Negeri 24 Bandung
- SMP Negeri 25 Bandung
- SMP Negeri 26 Bandung
- SMP Negeri 27 Bandung
- SMP Negeri 28 Bandung
- SMP Negeri 29 Bandung
- SMP Negeri 30 Bandung
- SMP Negeri 31 Bandung
- SMP Negeri 32 Bandung
- SMP Negeri 33 Bandung
- SMP Negeri 34 Bandung
- SMP Negeri 35 Bandung
- SMP Negeri 36 Bandung
- SMP Negeri 37 Bandung
- SMP Negeri 38 Bandung
- SMP Negeri 39 Bandung
- SMP Negeri 40 Bandung
- SMP Negeri 41 Bandung
- SMP Negeri 42 Bandung
- SMP Negeri 43 Bandung
- SMP Negeri 44 Bandung
- SMP Negeri 45 Bandung
- SMP Negeri 46 Bandung
- SMP Negeri 47 Bandung
- SMP Negeri 48 Bandung
- SMP Negeri 49 Bandung
- SMP Negeri 50 Bandung
- SMP Negeri 51 Bandung
- SMP Negeri 52 Bandung
- SMP Negeri 53 Bandung
- SMP Negeri 54 Bandung
- SMP Negeri 55 Bandung
SMA Negeri
- SMA Negeri 1 Bandung
- SMA Negeri 2 Bandung
- SMA Negeri 3 Bandung
- SMA Negeri 4 Bandung
- SMA Negeri 5 Bandung
- SMA Negeri 6 Bandung
- SMA Negeri 7 Bandung
- SMA Negeri 8 Bandung
- SMA Negeri 9 Bandung
- SMA Negeri 10 Bandung
- SMA Negeri 11 Bandung
- SMA Negeri 12 Bandung
- SMA Negeri 13 Bandung
- SMA Negeri 14 Bandung
- SMA Negeri 15 Bandung
- SMA Negeri 16 Bandung
- SMA Negeri 17 Bandung
- SMA Negeri 18 Bandung
- SMA Negeri 19 Bandung
- SMA Negeri 20 Bandung
- SMA Negeri 21 Bandung
- SMA Negeri 22 Bandung
- SMA Negeri 23 Bandung
- SMA Negeri 24 Bandung
- SMA Negeri 25 Bandung
- SMA Negeri 26 Bandung
- SMA Negeri 27 Bandung
SMK Negeri
- SMK Negeri 1 Bandung
- SMK Negeri 2 Bandung
- SMK Negeri 3 Bandung
- SMK Negeri 4 Bandung
- SMK Negeri 5 Bandung
- SMK Negeri 6 Bandung
- SMK Negeri 7 Bandung
- SMK Negeri 8 Bandung
- SMK Negeri 9 Bandung
- SMK Negeri 10 Bandung
- SMK Negeri 11 Bandung
- SMK Negeri 12 Bandung
- SMK Negeri 13 Bandung
- SMK Negeri 14 Bandung
- SMK Negeri 15 Bandung
Perguruan Tinggi Negeri & Swasta
- Institut Teknologi Bandung
- Universitas Padjadjaran (Kampus Iwa Koesoemasoemantri)
- Universitas Katolik Parahyangan
- Universitas Pendidikan Indonesia
- UIN Sunan Gunung Djati [13]
- Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung)
- Politeknik Negeri Bandung (Polban)
- Politeknik Pos Indonesia (Poltekpos)
- Universitas Telkom(Tel-U)
- Institut Seni Budaya Indonesia Bandung (ISBI)
- Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB)
- Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
- Universitas Pasundan (UNPAS)
- Universitas Islam Bandung (UNISBA)
- Universitas Kristen Maranatha (Marnat)
- Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS)
- Universitas Langlangbuana
- Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTB)
Di Negara Indonesia, Provinsi DKI Jakarta memiliki IPM tertinggi yaitu sebesar 77.60 pada tahun 2010. Apresiasi peningkatan dan pemerataan pendidikan untuk masyarakat Nusantara dilakukan diantaranya melalui program Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem). Dalam program beasiswa ini Anak asli timor berkesempatan melanjutkan studinya untuk tahun ajaran 2015 ke jenjang setingkat sekolah menengah atas di sejumlah daerah Tatar Pasundan, Jawa Barat. Pemerintah Kota Bandung akan mendorong program pendidikan bagi para siswa asal Papua dan berencana akan meningkatkan jumlah siswa Papua yang akan bersekolah di Bandung.[14][15][16][17] Program Adem bergulir sejak 2013. Memasuki tahun ketiga atau 2015 ini sudah 1.304 anak Papua menimba ilmu ke tingkat SMA atau SMK di Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Bali. Untuk program ADEM 2015 tercatat 505 anak Papua menempuh pendidikan SMA dan SMK di enam provinsi tersebut.[18]
Kesehatan
Sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, kota Bandung memiliki sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Sampai tahun 2007, kota Bandung telah memiliki 30 unit rumah sakit dan 70 unit puskesmas yang tersebar di kota ini,[19] di mana dari 17 unit rumah sakit tersebut diantaranya telah memiliki 4 pelayanan kesehatan dasar sedangkan selebihnya merupakan rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan dasar tersebut meliputi pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis penyakit dalam, pelayanan spesialis anak serta pelayanan spesialis kebidanan dan kandungan.
Dari jumlah tenaga medis yang tercatat di kota Bandung dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 86 orang tenaga medis untuk melayani 100.000 penduduk.
Perhubungan
Sampai pada tahun 2004, kondisi transportasi jalan di kota Bandung masih buruk dengan tingginya tingkat kemacetan serta ruas jalan yang tidak memadai, termasuk masalah parkir dan tingginya polusi udara.[20] Permasalahan ini muncul karena beberapa faktor diantaranya pengelolaan transportasi oleh pemerintah setempat yang tidak maksimal seperti rendahnya koordinasi antara instansi yang terkait, ketidakjelasan wewenang setiap instansi, dan kurangnya sumber daya manusia, serta ditambah tidak lengkapnya peraturan pendukung.
Infrastruktur
Sampai tahun 2000 panjang jalan di kota Bandung secara keseluruhan baru mencapai 4.9 % dari total luas wilayahnya dengan posisi idealnya mesti berada pada kisaran 15-20 %.[21] Pembangunan jalan baru, peningkatan kapasitas jalan dan penataan kawasan mesti menjadi perhatian bagi pemerintah kota untuk menjadikan kota ini menjadi kota terkemuka. Pada 25 Juni 2005, jembatan Pasupati resmi dibuka,[22] untuk mengurangi kemacetan di pusat kota,[23] dan menjadi landmark baru bagi kota ini. Jembatan dengan panjangnya 2.8 km ini dibangun pada kawasan lembah serta melintasi Ci Kapundung dan dapat menghubungkan poros barat ke timur di wilayah utara kota Bandung.
Kota Bandung berjarak sekitar 180 km dari Jakarta melalui Cianjur, Puncak dan Bogor,[21] saat ini dapat dicapai melalui jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) yang hanya berjarak sekitar 150 km dengan waktu tempuh antara 1.5 jam sampai dengan 2 jam. Jalan tol ini merupakan pengembangan dari jalan Tol Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi), yang sudah dibangun sebelumnya.
Angkutan Kota dan Bus Kota
Untuk transportasi di dalam kota, masyarakat Bandung biasanya menggunakan angkutan kota atau yang lebih akrab disebut angkot.[24] Selain itu, bus kota dan taksi juga menjadi alat transportasi di kota ini. Sedangkan sebagai terminal bus antarkota dan provinsi di kota ini adalah terminal Leuwipanjang untuk rute barat dan terminal Cicaheum untuk rute timur. Travel point to point antara Bandung-Jakarta memiliki poolnya sendiri-sendiri, tetapi semua travel memiliki juga pool di Terusan Pasteur, jalan menuju tol Bandung-Jakarta.
Pada 24 September 2009, TMB (Trans Metro Bandung) resmi beroperasi, walaupun sempat diprotes oleh sopir angkot setempat.[25] TMB ini merupakan proyek pemerintah kota Bandung dalam memberikan layanan transportasi massal dengan harga murah, fasilitas dan kenyamanan yang terjamin serta tepat waktu ke tujuan.[26]
Pesawat
Kota Bandung memiliki sebuah pelabuhan udara yang bernama Bandar Udara Husein Sastranegara untuk menghubungkan kota ini dengan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Menado, Yogyakarta, Batam, Mataram, Makassar, Bandar Lampung, Palembang, Pangkalpinang, Semarang, dan Medan. Sedangkan untuk rute luar negeri diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darussalam.
Kapasitas Terminal Airport yang semula hanya dapat menampung 600.000 penumpang pertahun,kini dapat menampung hingga 3,4 juta penumpang pertahun yang terdiri dari terminal domestik dan terminal internasional.Sebelum terminal bandara ini dikembangkan,layanan penumpang keberangkatan maupun kedatangan domestik dan internasional dilayani dalam satu terminal.
Kereta Api
Kota Bandung juga mempunyai stasiun kereta api utama, yaitu Stasiun Bandung dan Stasiun Kiaracondong
Selain 2 buah stasiun tersebut, terdapat 5 stasiun KA lain, seperti Gedebage (khusus peti kemas), Cimindi, Andir, Ciroyom dan Cikudapateuh.
Pelayanan publik
Pada tahun 2008, pemerintah merencanakan pembangunan Pusat Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Gedebage,[27] namun sempat diprotes warga setempat. Dan baru pada tahun 2010 wacana pembangunan PLTSa ini kembali digulirkan, di mana tendernya akan dilakukan pada November 2010 dan proyek ini akan dimulai pada awal 2011 dan diperkirakan selesai pada akhir 2012.[28]
Sementara untuk melayani kebutuhan akan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM kota Bandung saat ini baru mampu memasok air untuk 66 % dari total jumlah penduduknya.[29] Hal ini terjadi karena semakin berkurangnya debit air baku, baik sumber air dalam tanah maupun mata air. Sementara itu penggunaan sumber air dalam tanah di kota ini sudah memainkan penting dalam pemenuhan kebutuhan air minum sejak dimulai pembangunan kota ini di akhir abad ke-19, namun seiring dengan perkembangan kota terutama berkembangnya industri serta ditambah kurangnya regulasi dalam konservasi sumber air sehingga menjadikan masalah air minum semakin rumit dan perlu penangganan khusus.[30]
Saat ini sebagian besar sumur artesis milik PDAM, tidak lagi berfungsi termasuk andalan utama pasokan air baku dari Sungai Cisangkuy yang berasal dari Sungai Cilaki melalui Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca.[31] Selain itu pendistribusian air pada masyarakat kadang kala dilakukan secara bergilir dan juga air yang didistribusikan kotor dan keruh pada jam-jam tertentu.[32]
Perekonomian
Pada awalnya kota Bandung sekitarnya secara tradisional merupakan kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota umumnya. Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) 2006, 35.92 % dari total angkatan kerja penduduk kota ini terserap pada sektor perdagangan, 28.16 % pada sektor jasa dan 15.92 % pada sektor industri. Sedangkan sektor pertanian hanya menyerap 0.82 %, sementara sisa 19.18 % pada sektor angkutan, bangunan, keuangan dan lainnnya.[33]
Pada triwulan I 2010, kota Bandung dan sebagian besar kota lain di Jawa Barat mengalami kenaikan laju inflasi tahunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.[34] Sebagai faktor pendorong inflasi dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yang berupa interaksi permintaan-penawaran serta ekspektasi inflasi masyarakat. Walaupun secara keseluruhan laju inflasi pada kota Bandung masih relatif terkendali. Hal ini terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok sandang, yaitu penurunan harga emas perhiasan. Sebaliknya, inflasi Kota Bandung mengalami tekanan yang berasal dari kelompok transportasi, yang dipicu oleh kenaikan harga BBM non subsidi yang dipengaruhi oleh harga minyak bumi di pasar internasional.
Sementara itu yang menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung masih didominasi dari penerimaan hasil pajak daerah dan retribusi daerah, sedangkan dari hasil perusahaan milik daerah atau hasil pengelolaan kekayaan daerah masih belum sesuai dengan realisasi.
Kelompok | Triwulan II 2009 | Triwulan III 2009 | Triwulan IV 2009 | Triwulan I 2010 | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bahan makanan | 5.30 | 4.35 | 4.02 | 3.96 | ||||||||
Makanan jadi | 5.93 | 6.21 | 5.85 | 5.39 | ||||||||
Perumahan | 2.62 | 0.11 | 1.74 | 1.97 | ||||||||
Sandang | 3.80 | 3.77 | 5.09 | -1.74 | ||||||||
Kesehatan | 5.52 | 5.40 | 5.32 | 2.20 | ||||||||
Pendidikan | 6.88 | 7.55 | 3.31 | 3.71 | ||||||||
Transporstasi | -9.11 | -8.64 | -5.98 | 1.09 | ||||||||
Total | 2.17 | 1.53 | 2.11 | 2.86 | ||||||||
Inflasi tahunan kota Bandung Sumber:[34] |
Pariwisata dan budaya
Sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda.
Diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung,[35] Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955,[36] Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega,[37] Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Museum Kota Bandung, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat diminati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari.[38]
Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Indah Plaza, Paris Van Java Mall, Cihampelas Walk, Trans Studio Mall, Bandung Trade Center, Plaza Parahyangan, Balubur Town Square, dan Metro Trade Centre. Terdapat juga pusat rekreasi modern dengan berbagai wahana seperti Trans Studio Resort Bandung, Trans Studio Bandung, yang terletak pada lokasi yang sama dengan Trans Studio Mall.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini.[39] Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
Dalam menggerakan kepariwisataan penghargaan pariwisata yang secara konsisten dilaksanakan diantaranya adalah Sapta Pesona Kota Bandung[40] dan Bandung Awards.[41] Disamping itu, kepariwisataan kota Bandung tidak dapat dipisahkan dengan pemerintah tetangganya yang tergabung di dalam kawasan Metropolitan Bandung Raya, dalam meperkuat pariwisata di kawasan ini para stakeholder pariwisata bersepakat membangun pariwisata di kawasan ini yang mengacu kepada Deklarasi Pariwisata Bandung Raya[42] yang dimotori oleh Indonesian Tourism Journalist Association (ITJA)
Olahraga
Masyarakat kota Bandung dan sekitarnya merupakan penggemar fanatik Persib Bandung atau dikenal dengan istilah bobotoh, Persib Bandung yaitu sebuah klub sepak bola yang bermain di kompetisi Liga Super Indonesia yang berdiri sejak tahun 1933,[43] klub ini menggunakan Stadion Siliwangi namun pada musim kompetisi LSI 2009-2010 Stadion Si Jalak Harupat juga digunakan klub ini untuk pertandingan kandang. Rencananya mulai tahun 2015 Persib Bandung menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api di kawasan Gede Bage, Bandung Timur sebagai markas dan tempat untuk laga kandang, Selain itu di kota ini terdapat juga beberapa klub lain seperti Garuda Bandung[44] yang bermain pada kompetisi IBL Indonesia.
Media
Musik dan hiburan
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional masyarakat Sunda di kota ini dan Jawa Barat pada umumnya, alat musik ini terbuat dari bahan bambu.
Bandung banyak melahirkan penyanyi dan grup musik besar di tanah air. Sejumlah grup musik besar yang dibentuk di Bandung antara lain Noah, The Groove, Gigi, Burgerkill, /rif, Kahitna, The Rollies, Cokelat, Pas Band, Mocca, T-Five, P-Project serta banyak band indie lainya salah satunya yang go internasional yaitu The Sigit. Bandung juga memiliki sebuah orkestra yang bernama Bandung Philharmonic.
Penyanyi dari Bandung antara lain: Nazril Irham, Nira Diana, Muhammad Tulus, Melody Nurramdhani Laksani, Devi Kinal Putri, Beby Chaesara Anadila, Frieska Anastasia Laksani, Lala Karmela, Dira Sugandi, Cita Citata, Rieka Roslan, Tamara Bleszynski, Salman Aditya, Hedi Yunus, Yovie Widianto, Sammy Simorangkir, Tata Janeeta, Sherina Munaf, Nita Thalia, Meriam Bellina, Shinta Dewi, Ruth Sahanaya, Isyana Sarasvati, Dewi Lestari, Novia Kolopaking, Nicky Astria dan Nike Ardilla.
Kuliner
- Sate Kambing Muda
- Bakso Tahu
- Batagor (Bakso Tahu Goreng)
- Cuankie
- Brownies Amanda
- Surabi
- Peuyeum
- Cendol
- Surabi
- Oncom
- Peuyeum Bandung
- Colenak
- Cireng
- Karedok
- Ambokueh
- Lotek
- Bandrek
- Bajigur
- Ketan Bakar
- Peuyeum Ketan
- Bandros
- Bala-bala (bakwan)
- BusKud
- Gehu (toge tahu)
- De Risol
- Comro (Oncom di Jero)
- Misro (Amis di Jero)
- Cireng (aci di goreng)
- Cimol (aci di gemol)
- Cilok (aci di colok)
- Cilung (aci di gulung)
- Gorolong Lamot
- Surandil
- Candil
- Endog-endogan
- Galendo
- Es Goyobod
- Seblak
- Tahu Gejrot
- Gehu Pedas
- Tahu Bulat
Cuaca
Data iklim Bandung, Jawa Barat, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 32 (90) |
31 (88) |
32 (90) |
30 (86) |
31 (88) |
30 (86) |
30 (86) |
31 (88) |
32 (90) |
34 (93) |
33 (91) |
31 (88) |
34 (93) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 27.1 (80.8) |
27.3 (81.1) |
27.9 (82.2) |
28.3 (82.9) |
28.4 (83.1) |
28 (82) |
28 (82) |
28.6 (83.5) |
29.2 (84.6) |
29.2 (84.6) |
28.3 (82.9) |
27.9 (82.2) |
28.18 (82.66) |
Rata-rata harian °C (°F) | 23.3 (73.9) |
23.2 (73.8) |
23.5 (74.3) |
23.7 (74.7) |
23.7 (74.7) |
22.7 (72.9) |
22.5 (72.5) |
22.8 (73) |
23.3 (73.9) |
23.7 (74.7) |
23.5 (74.3) |
23.6 (74.5) |
23.29 (73.93) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 19.5 (67.1) |
19.2 (66.6) |
19.2 (66.6) |
19.2 (66.6) |
19 (66) |
17.5 (63.5) |
17 (63) |
17 (63) |
17.4 (63.3) |
18.3 (64.9) |
18.8 (65.8) |
19.3 (66.7) |
18.45 (65.26) |
Rekor terendah °C (°F) | 15 (59) |
15 (59) |
15 (59) |
13 (55) |
13 (55) |
11 (52) |
11 (52) |
11 (52) |
11 (52) |
13 (55) |
12 (54) |
15 (59) |
11 (52) |
Presipitasi mm (inci) | 186 (7.32) |
192 (7.56) |
264 (10.39) |
219 (8.62) |
135 (5.31) |
66 (2.6) |
46 (1.81) |
30 (1.18) |
60 (2.36) |
129 (5.08) |
252 (9.92) |
236 (9.29) |
1.815 (71,44) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 15 | 17 | 15 | 10 | 5 | 4 | 2 | 4 | 8 | 16 | 16 | 126 |
% kelembapan | 83 | 82 | 82 | 83 | 82 | 78 | 76 | 73 | 74 | 76 | 80 | 81 | 79.2 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 155 | 168 | 186 | 210 | 217 | 240 | 248 | 248 | 210 | 217 | 180 | 186 | 2.465 |
Sumber #1: Climate-Data.org (altitude: 692m)[45] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[46] & Weather Atlas[47] |
Kota kembar
Kota-kota lain yang menjadi bagian dari proyek kota kembar dari kota Bandung adalah:
- Fort Worth, Texas, Amerika Serikat
- Braunschweig, Jerman
- Bari, Italia
- New South Wales, Australia
- Bega Valley, Australia
- Hamamatsu, Jepang
- Yingkou, RRT
- Liuzhou, RRT
- Topolcianky, Slowakia
- Cebu, Filipina
- Suwon, Korea Selatan
- Malang, Indonesia
- Tianjin, RRT
Lihat pula
Referensi
- ^ "Daftar Anggota DPRD Kota Bandung periode 2009-2014". Diakses tanggal 11-08-2019.
- ^ "Pelantikan Anggota DPRD Kota Bandung Masa Jabatan 2014-2019". DPRD Kota Bandung. Diakses tanggal 11-08-2019.
- ^ Annisa Nursalsabillah (22-07-2019). "Ini 50 Nama Anggota DPRD Kota Bandung Terpilih Periode 2019-2024". detikcom. Diakses tanggal 11-08-2019.
- ^ Anindyadevi Aurellia (07-03-2024). "Daftar Hasil Perolehan Kursi di DPRD Kota Bandung, PKS Mendominasi". detikcom. Diakses tanggal 2024-03-08.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kota Bandung
- ^ jabar.bps.go.id Jumlah Penduduk Kota Bandung Diarsipkan 2010-09-23 di Wayback Machine.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaEdi
- ^ Oey E., (2001), Java, Tuttle Publishing, ISBN 962-593-244-5
- ^ Sariyun, Y., Martodirdjo, H.S., (1993), Pembinaan disiplin di lingkungan masyarakat kota di Jawa Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.
- ^ nisn.jardiknas.org Data Siswa Diarsipkan 2010-09-09 di Wayback Machine.
- ^ "Sejarah | Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung". uinsgd.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2020. Diakses tanggal 25 November 2020.
- ^ Dendi Ramdhani, Caroline Damanik (ed.) (Jumat, 14 Agustus 2015 19:30 WIB). "Ridwan Kamil: Bandung Punya Hubungan Batin dengan Papua". Regional.kompas.com. Diakses tanggal Jumat, 15 Agustus 2015 19:30 WIB.
- ^ Rida Widara (Jum'at, 14 Agustus 2015, 20:55 WIB). "Siswa Papua Lanjutkan Sekolah di Bandung Tanpa Biaya". Bandung.bisnis.com. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ "Wali Kota Bandung akan Menjadi Wali Murid 70 Siswa asal Papua". Infobandung.co.id. 14 Agustus 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-20. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ Nasri (2 Januari 2015). "Forum Kepala Sekolah Program ADEM Bandung-Cimahi Gelar Kegiatan Penguatan Motivasi". suarapapua.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-19. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ Baban Gandapurnama (Jumat 14 Aug 2015, 13:28 WIB). "96 Anak Papua Melanjutkan Sekolah di Jabar Lewat Program Adem". detikNews. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ http://www.depkes.go.id Diarsipkan 2010-07-20 di Wayback Machine. Profil kesehatan kota Bandung Diarsipkan 2011-09-02 di Wayback Machine. (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ Sihombing, J., (2004), Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya kinerja pelaksanaan administratif Badan Koordinasi Transportasi Jalan (Bakortrans Jalan) kota Bandung Diarsipkan 2016-01-17 di Wayback Machine., Skripsi, Departemen Teknik Planologi, ITB.
- ^ a b Kartajaya, Hermawan, (2005), Attracting tourists, traders, investors: strategi memasarkan daerah di era otonomi, Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-22-1284-6.
- ^ diskimrum.jabarprov.go.id Jalan Layang Pasupati Belum Atasi Kemacetan[pranala nonaktif permanen] (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ pustaka.pu.go.id Jembatan Layang Pasopati Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine. (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ Berkmoes, R.V., (2010), Lonely Planet Indonesia, Lonely Planet, ISBN 978-1-74104-830-8
- ^ metrotvnews.com Trans Metro Bandung Dioperasikan Diarsipkan 2012-01-11 di Wayback Machine. (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ Polisi Kawal Operasi Perdana Trans Metro Bandung (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ http://www.antaranews.com Menristek Canangkan Pembangunan PLTSa Gedebage (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ http://www.apeksi.or.id Diarsipkan 2009-01-23 di Wayback Machine. PLTSa Gedebage Baru Selesai 2012 Diarsipkan 2011-10-19 di Wayback Machine. (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ http://www.pambdg.co.id Cakupan Layanan (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ Chilton J., (1999), Groundwater in the Urban Environment: Selected city profiles, Taylor & Francis, ISBN 978-90-5410-924-2.
- ^ http://www.bandung.go.id PDAM Kota Bandung Upayakan Pelestarian Kawasan Sumber Air Baku (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ http://www.pikiran-rakyat.com PDAM Kota Bandung Terkendala Mata Air Diarsipkan 2012-01-19 di Wayback Machine. (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ jabar.bps.go.id Tenaga Kerja Diarsipkan 2010-11-13 di Wayback Machine. (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ a b http://www.bi.go.id Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan I-2010 (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ http://www.perbendaharaan.go.id Diarsipkan 2010-08-11 di Wayback Machine. Kanwil XII Ditjen PBN Bandung Diarsipkan 2013-01-02 di Wayback Machine. (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ http://www.asianafrican-museum.org Gedung Merdeka (The Venue of the Asian African Conference) Diarsipkan 2007-03-25 di Wayback Machine. (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ http://www.museum-indonesia.net Diarsipkan 2010-03-16 di Wayback Machine. Museum Sri Baduga Diarsipkan 2009-09-06 di Wayback Machine. (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ http://www.bandungtourism.com Yayasan Margasatwa Tamansari (Jubileumpark), Museum & Pendidikan Diarsipkan 2010-12-13 di Wayback Machine. (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ http://www.klik-galamedia.com Week-end Frestival Kembangkan Potensi Kuliner Kota Bandung Diarsipkan 2012-01-17 di Wayback Machine. (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ sysadmin (2016-08-13). "Anugerah Pesona Pariwisata Bandung Sapta Pesona Jiwa dan Ruh Kepariwisataan Indonesia". Diakses tanggal 2017-02-14.
- ^ "Bandung Awards Bertekad Majukan Pariwisata di Kawasan Bandung". Tribun Jabar. Diakses tanggal 2017-02-14.
- ^ "Deklarasi Bersama Tingkatkan Kualitas Kepariwisataan Bandung Raya". www.faktabandungraya.com. Diakses tanggal 2017-02-14.
- ^ "Sejarah Lengkap PERSIB Bandung". www.persibhistory.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-09. Diakses tanggal 2021-02-25.
- ^ "Statistik Tim Garuda Speedy Bandung". NBLIndonesia.com. Diakses tanggal 17 Juli 2012.
- ^ "Bandung - Climate graph, Temperature graph, Climate table". Climate-Data.org. Diakses tanggal 2015-11-04.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 74 & 138. Diakses tanggal 25 September 2024.
- ^ "Bandung, Indonesia - Monthly weather forecast and Climate data". Weather Atlas. Diakses tanggal 25 July 2020.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Pemerintah Kota Bandung
- (Indonesia) Situs web resmi Dinas Pariwisata Kota Bandung
- (Indonesia) Informasi Terpadu Kawasan Bandung Utara
- (Indonesia) Informasi Jadwal Kereta Api di Stasiun Bandung Diarsipkan 2014-10-10 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Informasi rute angkot di Kota Bandung
- (Indonesia) Bandung Awards
- (Indonesia) Informasi Bandung
- (Indonesia) Wisata Keluarga di Kota Bandung
- (Inggris) Visit Bandung Diarsipkan 2020-12-01 di Wayback Machine.
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Bandung |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |