Rumpun bahasa Batak: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 45: | Baris 45: | ||
{{tree list/end}} |
{{tree list/end}} |
||
Petrus Voorhoeve (1955) sebelumnya menggolongkan Simalungun sebagai cabang ketiga bahasa Batak yang memiliki ciri dari kelompok utara maupun selatan.<ref>{{cite book |last=Voorhoeve |first=Petrus |year=1955 |title=Critical survey of studies on the languages of Sumatra |location=Den Haag |publisher=Nijhoff |page=9 |ref=harv}}</ref> Akan tetapi, Adelaar berpendapat bahwa ciri-ciri utara yang ada di [[Bahasa Batak Simalungun|Simalungun]] merupakan pinjaman. Secara [[fonologi]], Simalungun lebih dekat dengan bahasa-bahasa Batak |
Petrus Voorhoeve (1955) sebelumnya menggolongkan Simalungun sebagai cabang ketiga bahasa Batak yang memiliki ciri dari kelompok utara maupun selatan.<ref>{{cite book |last=Voorhoeve |first=Petrus |year=1955 |title=Critical survey of studies on the languages of Sumatra |location=Den Haag |publisher=Nijhoff |page=9 |ref=harv}}</ref> Akan tetapi, Adelaar berpendapat bahwa ciri-ciri utara yang ada di [[Bahasa Batak Simalungun|Simalungun]] merupakan pinjaman. Secara [[fonologi]], Simalungun lebih dekat dengan bahasa-bahasa Batak Selatan; kedekatan ini juga didukung dengan beberapa bukti [[leksikon|leksikal]].{{sfn|Adelaar|1981|p=14–15}} Kajian [[leksikostatistik]] menunjukkan bahwa kosakata dasar bahasa [[bahasa Karo|Karo]] 76% kognat dengan [[Bahasa Alas-Kluet|Alas]], 81% dengan [[Bahasa Batak Pakpak|Pakpak]], dan 80% dengan [[Bahasa Batak Simalungun|Simalungun]]. Penutur bahasa [[Bahasa Karo|Karo]] dan [[Bahasa Batak Toba|Toba]] tidak dapat [[kesalingpahaman|saling memahami]].<ref>{{cite book |last=Woollams |first=Geoff |year=2005 |chapter=Karo Batak |title=The Austronesian Languages of Asia and Madagascar |url=https://archive.org/details/austronesianlang0000unse |editor1=K. Alexander Adelaar |editor2=Nikolaus Himmelmann |location=London dan New York |publisher=Routledge |page=[https://archive.org/details/austronesianlang0000unse/page/535 535] |isbn=9780700712861 |ref=harv}}</ref> |
||
Klasifikasi Adelaar di atas telah diadopsi oleh [[Glottolog]] (per edisi 4.3).{{efn|Glottolog menggunakan istilah "Batakic" untuk rumpun Batak secara keseluruhan dan "Tobaic" untuk Toba-Angkola-Mandailing.}} |
Klasifikasi Adelaar di atas telah diadopsi oleh [[Glottolog]] (per edisi 4.3).{{efn|Glottolog menggunakan istilah "Batakic" untuk rumpun Batak secara keseluruhan dan "Tobaic" untuk Toba-Angkola-Mandailing.}} |
Revisi per 25 Juni 2023 08.31
Rumpun bahasa Rumpun bahasa Batak | |||||
---|---|---|---|---|---|
Etnis | Alas Angkola Karo Kluet Mandailing Pakpak Singkil Simalungun Toba | ||||
Persebaran | Sumatra; Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Aceh dan signifikan di Malaysia. | ||||
Penutur | lebih dari 3.318.360 jiwa penutur jati[1] (2010) | ||||
| |||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-2 / 5 | btk | ||||
Glottolog | toba1265 | ||||
![]() | |||||
Rumpun bahasa Batak adalah sekelompok bahasa berkerabat yang dituturkan di bagian utara Sumatra, Indonesia. Rumpun ini merupakan bagian dari sub-kelompok Sumatra Barat Laut–Kepulauan Penghalang bersama bahasa Mentawai dan bahasa Nias di dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.
Pembagian
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/31/Batak_languages_distribution.svg/220px-Batak_languages_distribution.svg.png)
K. Alexander Adelaar (1981) mengelompokkan bahasa-bahasa Batak sebagai berikut:[2]
- Batak
- Batak Utara
- Alas-Kluet[a]
- Singkil
- Karo
- Dairi (Pakpak)
- Batak Selatan
- Simalungun
- Toba
- Toba
- Angkola-Mandailing
- Batak Utara
Petrus Voorhoeve (1955) sebelumnya menggolongkan Simalungun sebagai cabang ketiga bahasa Batak yang memiliki ciri dari kelompok utara maupun selatan.[3] Akan tetapi, Adelaar berpendapat bahwa ciri-ciri utara yang ada di Simalungun merupakan pinjaman. Secara fonologi, Simalungun lebih dekat dengan bahasa-bahasa Batak Selatan; kedekatan ini juga didukung dengan beberapa bukti leksikal.[4] Kajian leksikostatistik menunjukkan bahwa kosakata dasar bahasa Karo 76% kognat dengan Alas, 81% dengan Pakpak, dan 80% dengan Simalungun. Penutur bahasa Karo dan Toba tidak dapat saling memahami.[5]
Klasifikasi Adelaar di atas telah diadopsi oleh Glottolog (per edisi 4.3).[b]
Rekonstruksi
Proto-Batak | |
---|---|
Reka ulang dari | Rumpun bahasa Batak |
Leluhur reka ulang | |
Adelaar (1981) telah merekonstruksi fonologi bahasa Proto-Batak, leluhur dari seluruh bahasa-bahasa Batak, berdasarkan data dari kelompok utara maupun selatan.[6]
Labial | Alveolar | Palatal | Velar | Glotal | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Hambat | taksuara | *p | *t | *c | *k | |
bersuara | *b | *d | *j | *ɡ | ||
Desis | *s | *h | ||||
Sengau | *m | *n | *ŋ | |||
Semivokal | *w | *y | ||||
Lateral | *l | |||||
Getar | *r |
Depan | Tengah | Belakang | |
---|---|---|---|
Tertutup | *i | *u | |
Sedang | *ə | ||
Terbuka | *a |
Selain vokal di atas, terdapat pula tiga diftong di posisi akhir, yaitu *-uy, *-ey, dan *-ow.[7]
Beberapa bunyi Proto-Batak mengalami perubahan pada bahasa-bahasa turunannya, sebagaimana diringkaskan di bawah ini:
- Proto-Batak *k menjadi h di posisi awal dan tengah pada bahasa-bahasa Batak Selatan.[8]
- Proto-Batak *kalak > Toba, Simalungun halak; Karo kalak 'orang'
- Proto-Batak *dukut > Toba, Simalungun duhut; Karo dukut 'rumput'
- Proto-Batak *h hilang di Toba, Angkola and Mandailing.[8]
- Proto-Batak *pərəh > Toba poro, Simalungun poroh, Karo pereh /pərəh/ 'perah'
- Konsonan hambat *b, *d, dan *g di posisi akhir hanya dipertahankan di bahasa Simalungun. Di bahasa Toba, Angkola dan Mandailing, konsonan ini berubah menjadi taksuara (/p/, /t/, /k/) sementara di bahasa-bahasa Batak Utara, konsonan ini berubah menjadi bunyi sengau yang homorganik (yakni diucapkan pada tempat artikulasi yang sama): *b > /m/, *d > /n/, *g > /ŋ/.[9]
- Proto-Batak *abab > Simalungun abab, Toba abap, Karo abam 'abu'
- Proto-Batak *dələg > Simalungun dolog, Toba dolok, Karo deleng /dələŋ/ 'gunung'.
- Vokal *ə bergeser ke /o/ di bahasa-bahasa Selatan. Bunyi ini dipertahankan di Utara, walaupun bergeser ke /o/ di kosakata monosilabis dan sebelum -h dalam bahasa Dairi.[10]
- Proto-Batak *ənəm > Karo enem (/ənəm/), Toba onom 'enam'
- Proto-Batak *tanəh > Karo taneh (/tanəh/), Dairi tanoh, Toba tano 'tanah'
- Diftong Proto-Batak hanya bertahan di Simalungun, dan bergeser menjadi monoftong pada bahasa-bahasa Batak yang lain.[11]
- Proto-Batak *apuy > Simalungun apuy; api 'api' dalam ragam lainnya.
- Proto-Batak *matey > Simalungun matei; mate 'mati' dalam ragam lainnya.
- Proto-Batak *pulow > Simalungun pulou; pulo 'pulau' dalam ragam lainnya.
Rujukan
Keterangan
Catatan kaki
- ^ "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010" (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 36–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal 28 Janurai 2022.
- ^ Adelaar 1981, hlm. 17–18.
- ^ Voorhoeve, Petrus (1955). Critical survey of studies on the languages of Sumatra. Den Haag: Nijhoff. hlm. 9.
- ^ Adelaar 1981, hlm. 14–15.
- ^ Woollams, Geoff (2005). "Karo Batak". Dalam K. Alexander Adelaar; Nikolaus Himmelmann. The Austronesian Languages of Asia and Madagascar. London dan New York: Routledge. hlm. 535. ISBN 9780700712861.
- ^ Adelaar 1981.
- ^ a b c Adelaar 1981, hlm. 18.
- ^ a b Adelaar 1981, hlm. 14.
- ^ Adelaar 1981, hlm. 13–14.
- ^ Adelaar 1981, hlm. 11–12.
- ^ Adelaar 1981, hlm. 12.
Daftar pustaka
- Adelaar, K. Alexander (1981). "Reconstruction of Proto-Batak Phonology" (PDF). Dalam Robert A. Blust. Historical Linguistics in Indonesia: Part I. NUSA: Linguistic Studies in Indonesian and Languages in Indonesia. 10. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. hlm. 1–20.