Lompat ke isi

Suku Pakpak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}{{rapikan}}
{{refimprove}}{{Infobox ethnic group

{{Infobox ethnic group
|group=Suku Pakpak<br />''Kalak Pakpak''<br />''{{batk|ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲}}''
|group=Suku Pakpak<br />''Kalak Pakpak''<br />''{{batk|ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲}}''
|poptime =
|poptime =

Revisi per 16 April 2021 22.43

Suku Pakpak
Kalak Pakpak
ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲
Daerah dengan populasi signifikan
Sumatra Utara?
       Kabupaten Dairi?
       Kabupaten Pakpak Bharat?
       Kabupaten Humbang Hasundutan?
       Kabupaten Tapanuli Tengah?
Aceh?
       Kabupaten Aceh Singkil?
       Kota Subulussalam?
Bahasa
Pakpak, Toba, Indonesia
Agama
Kristen, Islam
Kelompok etnik terkait
Toba, Karo, Alas

Suku Batak Pakpak (Pakpak: ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲) adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Pulau Sumatra Indonesia. Tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatra Utara dan Aceh, yakni di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah (Sumatra Utara), Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam (Aceh)

Suku bangsa Pakpak kemungkinan besar berasal dari keturunan tentara kerajaan Chola di India yang menyerang kerajaan Sriwijaya pada abad 11 Masehi.


Pembagian

Suku Batak Pakpak terdiri atas 5 subsuku lagi, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah Pakpak Silima Suak yang terdiri dari:

  1. Pakpak Klasen, berdomisili di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari kabupaten Tapanuli Tengah.
  2. Pakpak Simsim, berdiam di kabupaten Pakpak Bharat.
  3. Pakpak Boang, bermukim di provinsi Aceh yaitu di kabupaten Aceh Singkil dan kota Subulussalam. (Sering disalahpahami sebagai suku Singkil) padahal suku Singkil berbeda dengan suku Pakpak suku Singkil suku sendiri/mandiri tetapi tetap ada keterkaitan/serumpun dengan suku Pakpak juga karena dari segi adat, budaya, bahasa, dan marga sedikit kesamaan dan beberapa kemiripan hal ini juga karena suku Singkil merupakan bercampur dengan banyak suku seperti Karo, Alas, Gayo, Aceh, & Minang. Ini juga dapat ditemukan jejak Pakpak dalam suku Singkil yaitu kata istilah "Boang" tetapi kalau dari kacamata Pakpak mereka adalah bagian dari Batak Pakpak sub / Suak boang sedangkan dari kacamata suku Singkil mereka berbeda dan tidak ada kaitannya dengan suku Pakpak mereka menyebut mereka adalah suku sendiri. Tetapi jika kita telisik dari kacamata sejarah & ilmu suku Singkil memang suku sendiri dan sudah berakulturasi dengan banyak suku tetapi tetap serumpun dengan suku Karo ataupun suku Batak yakni suku Batak Pakpak utamanya karena dilihat ada marga yang berhubungan bahasa yang mirip budaya dan adat serta tradisi yang mirip2 sedikit juga dan jika kita lihat secara geografis, wilayah mereka juga berdekatan. Tetapi hanya serumpun/rumpun saja. Suku Singkil juga suku sendiri tetapi menjadi suku dari banyaknya suku 2 rumpun Batak Utara dan suku yang serumpun dengan suku Batak khususnya Batak Pakpak, karena pengertian serumpun/rumpun itu berbeda dengan suku/sub/puak/etnis/etnik/bangsa. Rumpun adalah sekumpulan yang mandiri/berdiri sendiri tetapi ada hubungan/kedekatan/keterkaitan satu sama lain istilahnya berkerabat. Mereka mirip tapi berbeda atau bahkan sama/serupa tapi tak sama/tak serupa. Suku Singkil dan suku Batak Pakpak juga sama2 mendiami wilayah kota Subulussalam dan untuk suku Batak Pakpak sebagian mendiami wilayah kabupaten Aceh Singkil dan memiliki persamaan/kemiripan juga tetapi mereka tak sama, mereka berbeda. Mereka hanyalah serumpun/suku yang berkerabat.
  4. Pakpak Pegagan, bermukim di Sumbul dan sekitarnya di Kabupaten Dairi.
  5. Pakpak Keppas, bermukim di kota Sidikalang dan sekitarnya di Kabupaten Dairi.

Marga Pakpak

  • Anakampun / Nahampun
  • Angkat
  • Bako / Baho
  • Bancin
  • Banurea / Banuarea
  • Berampu
  • Berasa / Barasa
  • Beringin
  • Berutu / Barutu
  • Bintang
  • Boangmanalu
  • Capah
  • Cibro
  • Gajah
  • Gajah Manik
  • Kabeakan
  • Kesogihen
  • Kaloko / Keloko
  • Kombih
  • Kudadiri
  • Lembeng / Limbong
  • Lingga
  • Maha
  • Maharaja
  • Manik (Kecupak)
  • Manik (Siketang)
  • Matanari
  • Meka / Meha
  • Maibang
  • Mungkur
  • Padang
  • Padang Batanghari
  • Pardosi
  • Pasi
  • Penarik
  • Pinayungan
  • Ramin
  • Sagala
  • Sambo
  • Saraan
  • Siketang
  • Sinamo
  • Sitakar
  • Solin
  • Saing
  • Tendang
  • Tinambunan
  • Tinendung
  • Tumangger / Tumanggor
  • Turuten / Turutan
  • Ujung
  • Ujung Saribu

Suku bangsa Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat dengan Sulang Silima. Sulang silima terdiri dari lima unsur yakni: 1. Sinina tertua (Perisang-isang (keturunan atau generasi tertua) 2. Sinina penengah (Pertulan tengah (keturunan atau generasi yang di tengah) 3. Sinina terbungsu (perekur-ekur = keturunan terbungsu) 4. Berru (kerabat penerima gadis) 5. Puang (kerabat pemberi gadis)

Kelima unsur ini sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam sistem kekerabatan, upacara adat maupun dalam konteks komunitas lebbuh atau kuta. Artinya ke lima unsur ini harus terlibat agar keputusan yang diambil menjadi sah secara adat.

Upacara adat Pakpak dinamakan dengan istilah kerja atau kerja-kerja. Namun saat ini sering juga digunakan istilah pesta. Upacara adat tersebut terbagi atas dua bagian besar yakni: 1. Upacara adat yang terkait dengan suasana hati gembira dinamakan kerja baik; 2. Upacara adat dalam suasana tidak gembira dinamakan kerja jahat.

Contoh kerja baik adalah: merbayo (upacara perkawinan), menanda tahun (upacara menanam padi), merkottas (upacara untuk memulai sesuatu pekerjaan yang beresik0) dan lain-lain. Contoh kerja jahat adalah mengrumbang dan upacara mate ncayur ntua (upacara kematian).[1]

Sumber

  1. ^ Lister Berutu 2006. Mengenal Upacara Adat Pada Masyarakat Pakpak, Medan, Monoratama.

Pranala luar