Lompat ke isi

Bahasa Sumbawa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rumpun dan Dialek: Bahasa Sumbawa berkerabat dengan bahasa Sasak kemudian bahasa Bali. Mereka membentuk rumpun bahasa Bali-Sasak-Sumbawa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kanzcech (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18: Baris 18:
{{incubator|code=smw}}
{{incubator|code=smw}}


'''Bahasa Sumbawa''', atau '''Basa Samawa''', adalah bahasa yang dituturkan di bekas wilayah [[Kesultanan Sumbawa]] yaitu wilayah [[Kabupaten Sumbawa]] dan [[Kabupaten Sumbawa Barat]]. Jumlah penuturnya sekitar 300 000 orang (1989).
'''Bahasa Sumbawa''' atau '''Basa Samawa''' adalah [[bahasa daerah]] yang dituturkan di bekas wilayah [[Kesultanan Sumbawa]] yaitu wilayah [[Kabupaten Sumbawa]] dan [[Kabupaten Sumbawa Barat]]. Jumlah penuturnya sekitar 300.000 orang (1989).


== Rumpun dan Dialek ==
== Rumpun dan Dialek ==
Dari segi [[Linguistik]], bahasa Sumbawa berkerabat dekat dengan [[bahasa Sasak]] dan [[bahasa Bali]]. Kedua bahasa ini merupakan kelompok dalam rumpun [[bahasa Bali-Sasak-Sumbawa]], yang pada gilirannya termasuk dalam satu kelompok "Utara dan Timur" dalam kelompok [[Bahasa Melayu-Sumbawa|Melayu-Sumbawa]].
Dari segi [[linguistik]], bahasa Sumbawa berkerabat dekat dengan [[bahasa Sasak]] dan [[bahasa Bali]]. Kedua bahasa ini merupakan kelompok dalam rumpun [[bahasa Bali-Sasak-Sumbawa]], yang termasuk dalam satu kelompok "Utara dan Timur" dalam kelompok [[Bahasa Melayu-Sumbawa|Melayu-Sumbawa]].


Dalam Bahasa Sumbawa, dikenal beberapa dialek regional atau variasi bahasa berdasarkan daerah penyebarannya, di antaranya dialek Samawa, Baturotok atau Batulante, dan dialek-dialek lain yang dipakai di daerah pegunungan Ropang seperti Labangkar, Lawen, serta penduduk di sebelah selatan Lunyuk, selain juga terdapat dialek Taliwang, Jereweh, dan dialek Tongo. Dalam dialek-dialek regional tersebut masih terdapat sejumlah variasi dialek regional yang dipakai oleh komunitas tertentu yang menandai bahwa betapa Suku Sumbawa ini terdiri atas berbagai macam leluhur etnik, misalnya dialek Taliwang yang diucapkan oleh penutur di Labuhan Lalar keturunan etnik Bajau sangat berbeda dengan dialek Taliwang yang diucapkan oleh komunitas masyarakat di [[Sampir, Taliwang, Sumbawa Barat|Kampung Sampir]] yang merupakan keturunan etnik [[Suku Mandar|Mandar]], [[Suku Bugis|Bugis]], dan [[Suku Makassar|Makassar.]]
Dalam bahasa Sumbawa dikenal beberapa dialek regional atau variasi bahasa berdasarkan daerah penyebarannya, di antaranya dialek Samawa, Baturotok atau Batulante, dan dialek-dialek lain yang dipakai di daerah pegunungan Ropang seperti Labangkar, Lawen, serta penduduk di sebelah selatan [[Lunyuk, Sumbawa|Lunyuk]], selain juga terdapat dialek Taliwang, Jereweh, dan dialek Tongo. Dalam dialek-dialek regional tersebut masih terdapat sejumlah variasi dialek regional yang dipakai oleh komunitas tertentu yang menandai bahwa suku Sumbawa ini terdiri atas berbagai macam leluhur etnik, misalnya dialek Taliwang yang diucapkan oleh penutur di [[Labuhan Lalar, Taliwang, Sumbawa Barat|Labuhan Lalar]] yang merupakan keturunan etnik [[Suku Bajau|Bajau]] berbeda dengan dialek Taliwang yang diucapkan oleh komunitas masyarakat di [[Sampir, Taliwang, Sumbawa Barat|Kampung Sampir]] yang merupakan keturunan etnik [[Suku Mandar|Mandar]], [[Suku Bugis|Bugis]], dan [[Suku Makassar|Makassar.]]


Interaksi sosial yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat Sumbawa menuntut hadirnya bahasa yang mampu menjembatani segala kepentingan mereka, konsekuensinya kelompok masyarakat yang relatif lebih maju akan cenderung memengaruhi kelompok masyarakat yang berada pada strata di bawahnya, maka bahasa pun mengalir dan menyebar selaras dengan perkembangan budaya mereka. Dialek Samawa atau dialek Sumbawa Besar yang cikal bakalnya berasal dari dialek Seran, semenjak kekuasaan raja-raja Islam di Kesultanan Sumbawa hingga sekarang dipelajari oleh semua kelompok masyarakat Sumbawa sebagai jembatan komunikasi mereka, sehingga dialek Samawa secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar dalam Bahasa Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional suatu bahasa yang telah diterima sebagai standar bahasa dan mewakili dialek-dialek regional lain yang berada dalam Bahasa Sumbawa.
Interaksi sosial yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat Sumbawa menuntut hadirnya bahasa yang mampu menjembatani segala kepentingan mereka. Konsekuensinya kelompok masyarakat yang relatif lebih maju akan cenderung memengaruhi kelompok masyarakat yang berada pada strata di bawahnya. Maka, bahasa pun mengalir dan menyebar selaras dengan perkembangan budaya mereka. Dialek Samawa atau dialek Sumbawa Besar, yang cikal bakalnya berasal dari dialek Seran, dipelajari oleh semua kelompok masyarakat sejak kekuasaan raja-raja Muslim di [[Kesultanan Sumbawa]] hingga sekarang sebagai jembatan komunikasi mereka. Dialek Samawa secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar dalam Bahasa Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional suatu bahasa yang telah diterima sebagai standar bahasa dan mewakili dialek-dialek regional lain yang berada dalam Bahasa Sumbawa.


Sebagai bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok-kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa Samawa tidak hanya diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik penghuni bekas [[Kesultanan Sumbawa]] saja, melainkan juga berguna sebagai media yang memperlancar kebudayaan daerah yang didukung oleh sebagian besar pemakainya, dan dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari dalam kalangan elit politik, sosial, dan ekonomi, akibatnya basa Samawa berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa asal etnik para penuturnya, yakni etnik [[Jawa]], [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Bali|Bali,]] [[Suku Sasak|Sasak]], [[Suku Bima|Bima]], Sulawesi (Bugis, Makassar, Mandar), Sumatra (Padang dan Palembang), Kalimantan (Banjarmasin), Cina (Tolkin dan Tartar) serta Arab, bahkan pada masa penjajahan basa Samawa juga menyerap kosakata asing yang berasal dari Portugis, Belanda, dan Jepang sehingga basa Samawa kini telah diterima sebagai bahasa yang menunjukkan tingkat kemapanan yang relatif tinggi dalam pembahasan bahasa-bahasa daerah.
Sebagai bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok-kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa Samawa tidak hanya diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik penghuni bekas [[Kesultanan Sumbawa]] saja, melainkan juga berguna sebagai media yang memperlancar kebudayaan daerah yang didukung oleh sebagian besar pemakainya dan dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari dalam kalangan elit politik, sosial, dan ekonomi. Akibatnya basa Samawa berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa asal etnik para penuturnya, yakni etnik [[Jawa]], [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Bali|Bali,]] [[Suku Sasak|Sasak]], [[Kota Bima|Bima]], [[Sulawesi]] (Bugis, Makassar, Mandar), [[Sumatra]] (Padang dan Palembang), [[Kalimantan]] (Banjarmasin), [[Tiongkok]] (Tolkin dan Tartar) serta Arab. Bahkan pada masa penjajahan, basa Samawa juga menyerap kosakata asing yang berasal dari bahasa [[Bahasa Portugis|Portugis]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], dan [[Bahasa Jepang|Jepang]]. Basa Samawa kini telah diterima sebagai bahasa yang menunjukkan tingkat kemapanan yang relatif tinggi dalam pembahasan bahasa-bahasa daerah.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 19 Maret 2022 06.56

Bahasa Sumbawa
BPS: 0190 6
Basa Samawa
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
Penutur
300 000 (1989)
Lihat sumber templat}}
Alfabet Latin, Satera Jontal (Aksara tradisional Sumbawa yang memiliki kemiripan dengan aksara Bugis)
Kode bahasa
ISO 639-2smw
ISO 639-3smw
Glottologsumb1241[1]
IETFsmw
BPS (2010)0190 6
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6a Vigorous
Bahasa Sumbawa dikategorikan sebagai C6a Vigorous menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini masih dituturkan dan digunakan oleh sebagian wilayah
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Sumbawa
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 8°43′S 117°28′E / 8.717°S 117.467°E / -8.717; 117.467 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Sumbawa atau Basa Samawa adalah bahasa daerah yang dituturkan di bekas wilayah Kesultanan Sumbawa yaitu wilayah Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Jumlah penuturnya sekitar 300.000 orang (1989).

Rumpun dan Dialek

Dari segi linguistik, bahasa Sumbawa berkerabat dekat dengan bahasa Sasak dan bahasa Bali. Kedua bahasa ini merupakan kelompok dalam rumpun bahasa Bali-Sasak-Sumbawa, yang termasuk dalam satu kelompok "Utara dan Timur" dalam kelompok Melayu-Sumbawa.

Dalam bahasa Sumbawa dikenal beberapa dialek regional atau variasi bahasa berdasarkan daerah penyebarannya, di antaranya dialek Samawa, Baturotok atau Batulante, dan dialek-dialek lain yang dipakai di daerah pegunungan Ropang seperti Labangkar, Lawen, serta penduduk di sebelah selatan Lunyuk, selain juga terdapat dialek Taliwang, Jereweh, dan dialek Tongo. Dalam dialek-dialek regional tersebut masih terdapat sejumlah variasi dialek regional yang dipakai oleh komunitas tertentu yang menandai bahwa suku Sumbawa ini terdiri atas berbagai macam leluhur etnik, misalnya dialek Taliwang yang diucapkan oleh penutur di Labuhan Lalar yang merupakan keturunan etnik Bajau berbeda dengan dialek Taliwang yang diucapkan oleh komunitas masyarakat di Kampung Sampir yang merupakan keturunan etnik Mandar, Bugis, dan Makassar.

Interaksi sosial yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat Sumbawa menuntut hadirnya bahasa yang mampu menjembatani segala kepentingan mereka. Konsekuensinya kelompok masyarakat yang relatif lebih maju akan cenderung memengaruhi kelompok masyarakat yang berada pada strata di bawahnya. Maka, bahasa pun mengalir dan menyebar selaras dengan perkembangan budaya mereka. Dialek Samawa atau dialek Sumbawa Besar, yang cikal bakalnya berasal dari dialek Seran, dipelajari oleh semua kelompok masyarakat sejak kekuasaan raja-raja Muslim di Kesultanan Sumbawa hingga sekarang sebagai jembatan komunikasi mereka. Dialek Samawa secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar dalam Bahasa Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional suatu bahasa yang telah diterima sebagai standar bahasa dan mewakili dialek-dialek regional lain yang berada dalam Bahasa Sumbawa.

Sebagai bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok-kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa Samawa tidak hanya diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik penghuni bekas Kesultanan Sumbawa saja, melainkan juga berguna sebagai media yang memperlancar kebudayaan daerah yang didukung oleh sebagian besar pemakainya dan dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari dalam kalangan elit politik, sosial, dan ekonomi. Akibatnya basa Samawa berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa asal etnik para penuturnya, yakni etnik Jawa, Madura, Bali, Sasak, Bima, Sulawesi (Bugis, Makassar, Mandar), Sumatra (Padang dan Palembang), Kalimantan (Banjarmasin), Tiongkok (Tolkin dan Tartar) serta Arab. Bahkan pada masa penjajahan, basa Samawa juga menyerap kosakata asing yang berasal dari bahasa Portugis, Belanda, dan Jepang. Basa Samawa kini telah diterima sebagai bahasa yang menunjukkan tingkat kemapanan yang relatif tinggi dalam pembahasan bahasa-bahasa daerah.

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Sumbawa". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Sumbawa". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 

Pranala luar