Lompat ke isi

Bahasa Ngaju: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adjektiva: Penambahan Konten
Baris 359: Baris 359:
# ''saka-''+''tutu'' ("banget"/"benar"/"sangat") = ''sakatutu'' ("sungguh")
# ''saka-''+''tutu'' ("banget"/"benar"/"sangat") = ''sakatutu'' ("sungguh")
# ''saka-''+''lepah'' ("habis") = ''sakalepah'' ("kelar"/"selesai"/"siap")
# ''saka-''+''lepah'' ("habis") = ''sakalepah'' ("kelar"/"selesai"/"siap")

==== Pertarafan adjektiva ====
Kata sifat sebagai atribut penjelas kata benda berperan untuk menunjukkan tingkat kualitas dan taraf bandingan. Terdapat tiga tingkatan yang dapat ditunjukkan oleh kata sifat, yaitu
* tingkat positif yang berarti kata sifat menerangkan kata benda pada keadaan biasa, berikut beberapa contohnya:
# ''Lewu ewen '''kejau'''.'' = "Desa mereka jauh."
# ''Human bapa Ahmad '''sama kahai''' dengan huma itah.'' = "Rumah pak Ahmad sama besar dengan rumah kita."
* tingkat komparatif yang berarti kata sifat menerangkan keadaan suatu kata benda melebihi keadaan kata benda lain, berikut beberapa contohnya:
# ''Petak ayun bapa Gustin '''labih lumbah''' bara petak ayun mama.'' = "Tanah milik pak Gustin lebih luas daripada tanah milik paman."
# ''Kaka labih gantung bara andi.'' = "Kakak lebih tinggi dari adik."
* tingkat superlatif yang bermakna kata sifat menerangkan keadaan kata benda melebihi keadaan beberapa atau semua kata benda lain, berikut contohnya:
# ''Adrian tuntang Ira iyete murid je '''pangka harati''' hung sakula.'' = "Adrian dan Ira adalah murid paling pintar di sekolah."
# ''Ie te bawi je '''bahalap tutu''' hung lewu tuh.'' = "Dia itu wanita yang cantik sekali di desa ini."


== Kosakata ==
== Kosakata ==

Revisi per 19 Januari 2023 09.42

Bahasa Ngaju
Biaju
center
Papan peringatan larangan pembakaran lahan dalam bahasa Ngaju
Dituturkan di
Wilayah Kalimantan Tengah
Basilan
Penutur
1.000.000
aksara Latin
Kode bahasa
ISO 639-1-
ISO 639-2nij
ISO 639-3nij
Glottologngaj1237[1]
IETFnij
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC3 Wider communication
Bahasa Ngaju dikategorikan sebagai C3 Wider Communication menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di wilayah yang cukup luas maupun dipertuturkan cukup luas, misalnya beberapa kota
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 1°34′48″S 112°47′24″E / 1.58000°S 112.79000°E / -1.58000; 112.79000 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Ngaju alias Biaju adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Barito Raya (Barito Barat Daya) yang dituturkan oleh suku Ngaju berasal dari daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Katingan, dan Mentaya di Provinsi Kalimantan Tengah. Jumlah penutur bahasa ini mencapai lebih dari 1.000.000 orang.[3][4]

Terdapat perbedaan dialek antara sub etnis yang ada dalam suku Dayak Ngaju seperti dialek Kahayan Kapuas, Katingan Ngaju, Katingann Ngawa, Baamang, Kahayan, Mantangai, Pulopetak, Seruyan, Mendawai dan Mengkatip. Perbedaan ini umumnya dalam pilihan kata tetapi mengandung arti yang sama, tetapi umumnya dapat dipahami dengan mudah.[5]

Menurut Tjilik Riwut, termasuk dalam pengguna bahasa ini adalah 54 anak suku, Termasuk di dalamnya Arut, Balantikan, Kapuas, Rungan, Manuhing, Katingan, Seruyan, Mentobi, Mendawai, Bara-dia, Bara-Nio, Bara-ren, Mengkatip, Bukit, Berangas, dan Bakumpai. Untuk beberapa suku yang dia masukan dalam suku dayak ngaju ini, termasuk 4 yang terakhir perlu pengkajian lagi. Karena Suku-suku ini kemudian dimasukkan oleh beberapa peneliti, kedalam suku Bakumpai / bahasa Bakumpai sebagai etnis tersendiri.

Menurut Abi Zakky Setiawan, 2009 : suku Bakumpai adalah suku Dayak Ngaju yang menerima banyak pengaruh dari suku Banjar dalam adat, agama dan bahasa sehingga memunculkan identitas yang berdiri sendiri, tetapi bahasa yang dipergunakan oleh suku Bakumpai merupakan dialek Bahasa Dayak Ngaju dengan perbedaan hanya pilihan kata dengan Bahasa induknya.

Pada tahun 1858 digunakan oleh Belanda sebagai bahasa Pengantar Injil di Pulau kalimantan bagian Selatan, terutama oleh Zending-zending Protestan. Sampai dengan saat ini menjadi bahasa utama dalam jemaat Gereja Kalimantan Evangelis di Kalimantan tengah dan Kalimantan selatan

Umumnya masyarakat kalimantan tengah dapat memahami Bahasa ini dan saat ini telah diajarkan di sekolah negeri sebagai bahasa daerah / muatan lokal.

Kesamaan leksikal bahasa Ngaju [nij] terhadap bahasa lainnya yaitu 75% dengan bahasa Bakumpai [bkr], 62% dengan bahasa Kohin [kkx], 50% dengan bahasa Ot Danum [otd], 35% dengan bahasa Banjar [bjn].[6]

Fonologi

Bahasa Dayak Ngaju memiliki 24 fonem yang terdiri dari lima vokal dan sembilan belas konsonan.[7][8]

Vokal

Bahasa Dayak Ngaju memiliki setidaknya lima bunyi vokal. Tidak seperti bahasa Indonesia, bahasa Dayak Ngaju tidak memiliki bunyi vokal pepet /ə/ yakni bunyi e pada kata "empat". Pada dialek tertentu, terdapat perubahan varian posisi pelafalan pada vokal /e/ dan /o/ yang lebih terbuka /ɛ/ dan /ɔ/ ditandai dengan tanda kurung pada tabel di bawah.[7]

Depan Madya Belakang
Tertutup i u
Tengah e o
Hampir Terbuka (ɛ) (ɔ)
Terbuka a

Diftong

Bahasa Dayak Ngaju hingga kini memiliki setidaknya enam varian diftong pada suku kata terbuka. Akan tetapi, pada suku kata tertutup seperti kata lauk ("ikan"), kedua bunyi vokal tidak dilafalkan sebagai diftong.[7][8]

  • /ai̯/: entai ("tunggu"), mandai ("memanjat"/"mendaki")
  • /ui̯/: agui ("pelan"), bawui ("babi")
  • /au̯/: ayau ("semoga"/"mudah-mudahan"), kayau ("berburu kepala manusia")
  • /ei̯/: buhei ("rayap"), ikei ("kami")
  • /oi̯/: ohoi ("ikut-ikutan"), dohoi ("norak"/"udik"/"kampungan")
  • /iu̯/: tukiu ("pekikan"/"teriakan"), tahiu ("tentang"/"mengenai"/"perihal")

Konsonan

Bahasa Dayak Ngaju memiliki sembilan belas bunyi konsonan asli.[7][8]

Bibir (Labial dan Labiovelar) Birgi (Labiodental) Ronggi (Alveolar/Dental) Pascaronggi (Postalveolar) Langit2 (Palatal) Langbel (Velar) Cera (Glotal)
Sengau (Nasal) m n ɲ ŋ
Letup (Plosif) p b t d k g ʔ
Afrikat t͡ʃ d͡ʒ
Tiup (Frikatif dan Sibilan) s h
Getar/Sisi r l
Hampiran (Aproksiman) w j

Tabel di atas hanya menampilkan bunyi konsonan asli dalam bahasa Dayak Ngaju. Selain itu, bahasa Dayak Ngaju tidak mengenal adanya gugus konsonan. Dengan demikian, segala bentuk gugus konsonan merupakan serapan yang diperoleh dari bahasa Indonesia ataupun bahasa lainnya.

  • Bunyi vokal dalam tanda kurung merupakan varian bunyi huruf vokal yang lebih terbuka dari vokal utama /e/ dan /o/ pada beberapa dialek Dayak Ngaju.
  • Bunyi /ŋ/ dan /ɲ/ dituliskan dalam gabungan huruf "ng" dan "ny".
  • Bunyi /ʔ/ konsonan letup celah suara atau hamzah tidak dituliskan, tetapi biasanya dilafalkan pada kata berakhiran vokal seperti pada kata lenge ("tangan") yang pelafalannya adalah /lengeʔ/.
  • Huruf "k" pada akhiran kata dalam bahasa Dayak Ngaju selalu dilafalkan dan tidak berubah pelafalannya menjadi /ʔ/ konsonan letup celah suara seperti pada kata "kakak" atau "nenek".
  • Bunyi /t͡ʃ/ dan /d͡ʒ/ dituliskan dengan huruf "c" dan "j".
  • Bunyi /j/ dituliskan dengan huruf "y".

Tata bahasa

Struktur kalimat dalam bahasa Dayak Ngaju memiliki kesamaan dengan bahasa Indonesia, yaitu berpola S-P-O. Namun, dalam ragam bahasa cakapan atau lisan sehari-hari, struktur kalimat cenderung lebih luwes selama isi dan konteksnya dipahami antar pengguna bahasa. Selain itu, bahasa Dayak Ngaju pun umumnya memegang prinsip diterangkan-menerangkan, yakni prinsip bahwa segala sesuatu yang bersifat menerangkan berada setelah atau di belakang yang diterangkan dalam setiap pembentukan frasa, klausa, dan kalimat.[8]

Pronomina

Pronomina merupakan kata yang digunakan untuk mengganti orang atau benda.[9] Dalam bahasa Dayak Ngaju, pronomina atau kata ganti memiliki tiga jenis, yakni kata ganti persona, kata ganti penunjuk, dan kata ganti penanya.

Pronomina persona

Pronomina persona atau kata ganti orang dalam bahasa Dayak Ngaju dibagi berdasarkan pihak dan jumlah yang dirujuk. Berikut merupakan tabel kata ganti dalam bahasa Dayak Ngaju.[8]

Kata ganti orang
Orang Tunggal Jamak
Bentuk bebas Bentuk terikat
Pertama aku
aku, saya
-ku/-ngku
ku-, -ku
ikei & itah
kami & kita
Kedua ikau
engkau, kau, kamu
-m/-mu
kau-, -mu
ketun
kalian
Ketiga ie
ia, dia
-e
-nya
ewen
mereka
  • Kata ganti orang pertama

Dalam bahasa Dayak Ngaju, kata ganti orang pertama tunggal aku dapat mewakili makna kata "saya", "aku", dan "daku" dalam bahasa Indonesia. Selain itu, kata ganti orang pertama tunggal di bahasa Ngaju memiliki bentuk terikat -ku atau -ngku yang dapat diartikan sebagai bentuk terikat awalan "ku-" dan juga akhiran "-ku" di bahasa Indonesia. Perbedaan -ku dan -ngku diakibatkan oleh fonem yang dilekatinya. Bentuk terikat -ku dilekatkan pada kata yang diakhiri diftong dan semua konsonan selain "n", sedangkan bentuk terikat -ngku dilekatkan pada kata yang berakhiran vokal dan konsonan "n". Seperti banyak bahasa di rumpun bahasa Austronesia, kata ganti orang pertama jamak dalam bahasa Dayak Ngaju pun dibedakan berdasarkan kecakupan antara pembicara dengan lawan bicara. Apabila pembicara hanya merujuk dirinya dengan lainnya tanpa mencakupkan lawan bicara (aku dan dia tanpa kau), maka kata ganti orang pertama jamak ikei ("kami") yang digunakan. Sementara itu, jika pembicara merujuk dirinya dan juga lawan bicara (aku dan dikau), maka kata ganti orang pertama jamak itah ("kita") yang digunakan. Selain itu, semua kata ganti orang pertama jamak tidak miliki bentuk terikat.[8] Contohnya sebagai berikut:

  1. Aku haguet kan sakula dengan kakangku. – "Aku berangkat ke sekolah dengan kakakku."
  2. Andiku dia handak mandui. – "Adikku tidak mau mandi."
  3. Umai mantehau itah bara endau. – "Ibu memanggil kita dari tadi."
  4. Ikei dia buli kan Puruk Cahu andau jewu. – "Kami tidak pulang ke Puruk Cahu hari esok."
  • Kata ganti orang kedua

Dalam bahasa Dayak Ngaju, kata ganti orang kedua tunggal ikau dapat mewakili makna kata "kau", "engkau", "kamu", dan "dikau" dalam bahasa Indonesia. Seperti kata ganti orang pertama tunggal, kata ganti orang kedua tunggal pun memiliki bentuk terikat -m dan -mu yang dapat diartikan sebagai bentuk terikat awalan "kau-" dan juga akhiran "-mu" di bahasa Indonesia. Perbedaan -m dan -mu diakibatkan oleh fonem yang dilekatinya. Bentuk terikat -m dilekatkan pada kata yang diakhiri oleh vokal dan konsonan "n", sedangkan bentuk terikat -mu dilekatkan pada kata yang berakhiran diftong ataupun konsonan selain "n". Kata ganti orang kedua jamak ketun berpadanan dengan kata "kalian" di bahasa Indonesia. Untuk ragam hormat, kata ganti untuk orang kedua biasanya menggunakan sapaan ataupun gelar lawan bicara yang dirujuk seperti bapa ("bapak"), indu ("ibu"), pahari samandiai ("saudara sekalian"), dsb.[8] Contohnya sebagai berikut:

  1. En ikau puji tulak akan Bali? – "Apakah kamu pernah pergi ke Bali?"
  2. Narai kabar tuh pahari samandiai? – "Apa kabar saudara semua?"
  3. Jadi duam kalambingku je male? – "Sudah kauambil pakaianku yang kemarin?"
  4. Aku beken uleumu. – "Aku bukan sahabatmu."
  • Kata ganti orang ketiga

Dalam bahasa Dayak Ngaju, kata ganti orang ketiga tunggal ie dapat mewakili makna kata "ia", "dia", dan "beliau" dalam bahasa Indonesia. Seperti kata ganti orang pertama tunggal, kata ganti orang ketiga tunggal pun memiliki bentuk terikat -e yang dapat diartikan sebagai bentuk terikat akhiran "-nya" di bahasa Indonesia. Kata ganti orang kedua jamak ewen berpadanan dengan kata "mereka" di bahasa Indonesia.[8] Contohnya adalah:

  1. Ie jadi kuman dengan ikei. – "Dia sudah makan dengan kami."
  2. Ie maentai pandumah uluh bakase bara Kuala Kurun. – "Ia menunggu kedatangan orang tuanya dari Kuala Kurun."
  3. Ewen jahawen hapahari. – "Mereka enam bersaudara."

Pronomina demonstratif

Pronomina demonstratif atau kata ganti penunjuk dalam bahasa Dayak Ngaju adalah sebagai berikut:[8]

Kata ganti penunjuk
dekat jauh
netral jituh, jetuh, jetoh, tuh, toh 'ini' jite, jete, te 'itu'
lokal hetuh 'sini' hete, kanih 'situ', 'sana'
modal kilau tuh, kalutuh, kutuh 'begini' kilau te, kalute, kute 'begitu'

Contoh penggunaan

  • Jete jukung ayun bapa. – "Itu perahu milik bapak."
  • Ewen haguet kan Sampit andau tuh. – "Mereka berangkat ke Sampit hari ini."
  • Andau te, ikei jatun intu huma. – "Hari itu, kami tidak ada di rumah."
  • Jetuh beken buku ayun bueku – Ini bukan buku milik kakekku."
  • Bara hetuh, lurus kan hila pambelum. – "Dari sini, lurus ke arah timur."

Nomina

Nomina atau kata benda dalam bahasa Dayak Ngaju adalah kelas kata yang tidak dapat bergabung dengan kata dia ("tidak") dan tidak dapat didahului kata keterangan tingkat perbandingan seperti labih ("lebih") dan pangka ("paling"). Di bahasa Dayak Ngaju, kata benda dibagi ke dalam dua kategori, yaitu kata benda dasar dan kata benda turunan.[8]

Nomina dasar

Jenis kata benda ini hanya terdiri dari satu morfem saja dan belum mengalami penambahan komponen morfem lainnya.[8] Beberapa contohnya seperti

Nomina turunan

Jenis kata benda ini terdiri dari dua atau lebih morfem yang biasanya melekat pada dengan morfem utama. Nomina turunan ini biasanya berupa morfem bebas yang diiringkan dengan morfem bebas lainnya sebagai bentuk reduplikasi/pengulangan dan pemajemukan atau berupa morfem bebas yang dilekati oleh morfem terikat seperti imbuhan.[8] Berikut beberapa contoh nomina turunan dengan bentuk reduplikasi dan pemajemukan morfem:

Afiksasi

Afiksasi atau pengimbuhan dalam pembentukan kelas kata benda pada bahasa Dayak Ngaju cukup produktif seperti bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat diartikan bahwa banyak kata benda dalam bahasa Dayak Ngaju berasal dari kelas kata lain yang diberi imbuhan pembentuk nomina sehingga menjadi kata benda yang utuh. Berikut merupakan imbuhan-imbuhan pembentuk kata benda dalam bahasa Dayak Ngaju.[8]

  • Awalan pembentuk kata benda

Awalan pa-, awalan ini membentuk kata benda abstrak dan kata benda pelaku dari suatu kegiatan.[8] Berikut beberapa contohnya:

Awalan paN-, awalan ini punya fungsi yang mirip dengan gabungan ke--an, pe--an, per--an, peng--an dalam bahasa Indonesia. Bila awalan ini bertemu fonem /k/ dan /g/ berubah menjadi paNG-, bertemu fonem /s/ berubah menjadi paNY-, bertemu fonem /p/ dan /b/ berubah menjadi paM-.[8] Berikut contohnya:

Awalan ka-, awalan ini punya fungsi yang mirip dengan gabungan ke--an, pe--an, peng--an dan akhiran -nya dalam membentuk kata benda di bahasa Indonesia. Awalan ini biasanya melekat pada kata sifat.[8] Berikut beberapa contohnya:

  1. ka-+pakat ("sepakat") = kapakat ("kesepakatan")
  2. ka-+hai ("besar") = kahai ("kebesaran"/"besarnya")
  • Akhiran pembentuk kata benda

Akhiran -an, akhiran ini merupakan satu-satunya akhiran pembentuk kata benda di bahasa Dayak Ngaju. Fungsi dari akhiran -an ini sendiri mirip dengan akhiran "-an" dalam bahasa Indonesia.[8] Berikut beberapa contohnya:

  1. balum ("piara") + -an = baluman ("piaraan")
  2. pandui ("mandi") + -an = panduian ("pemandian")
  • Gabungan pembentuk kata benda

Terdapat tiga bentuk gabungan dalam bahasa Dayak Ngaju, yaitu paN--an, ka--an, dan sa--e. Ketiganya merupakan bentuk serapan dari bahasa Indonesia. Berikut beberapa contohnya.

  1. paN--an + dulang ("mendulang") = pandulangan ("pendulangan")
  2. ka--an + lasut ("panas") = kalasutan ("kepanasan")
  3. sa--e + dinu ("dapat") = sadinue ("sedapatnya")

Adjektiva

Adjektiva atau kata sifat dalam bahasa Dayak Ngaju adalah kelas kata yang dapat bergabung dengan kata dia ("tidak") dan dapat didahului oleh kata keterangan tingkat perbandingan seperti labih ("lebih") dan pangka ("paling"). Di bahasa Dayak Ngaju, kata sifat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu kata sifat dasar dan kata sifat turunan.[8]

Adjektiva dasar

Jenis kata sifat ini hanya terdiri dari satu morfem saja dan belum mengalami penambahan komponen morfem lainnya.[8] Beberapa contohnya seperti

Adjektiva turunan

Jenis kata benda ini terdiri dari dua atau lebih morfem yang biasanya melekat pada dengan morfem utama. Adjektiva turunan ini biasanya berupa morfem bebas yang diiringkan dengan morfem bebas lainnya sebagai bentuk reduplikasi/pengulangan dan pemajemukan atau berupa morfem bebas yang dilekati oleh morfem terikat seperti imbuhan.[8] Berikut beberapa contoh adjektiva turunan dengan bentuk reduplikasi dan pemajemukan morfem:

Afiksasi

Afiksasi untuk membentuk kata sifat dalam bahasa Ngaju hanya meliputi pelekatan morefem terikat awalan pada morfem utama. Berikut merupakan awalan-awalan pembentuk kata sifat dalam bahasa Dayak Ngaju.[8]

  • Awalan ba-
  1. ba-+darem = badarem ("meriang")
  2. ba-+singi = basingi ("marah")
  3. ba-+daham = badaham ("tamak")
  • Awalan paN-
  1. paN-+kabehu ("cemburu") = pangabehu ("cemburuan")
  2. paN-+kamue ("manja") = pangamue ("kemanja-manjaan")
  • Awalan ka-
  1. ka-+labien ("sangat") = kalabien ("berlebihan")
  2. ka-+kuntep ("penuh") = kakuntep ("sepenuh"/"segenap")
  • Awalan saka-
  1. saka-+tutu ("banget"/"benar"/"sangat") = sakatutu ("sungguh")
  2. saka-+lepah ("habis") = sakalepah ("kelar"/"selesai"/"siap")

Pertarafan adjektiva

Kata sifat sebagai atribut penjelas kata benda berperan untuk menunjukkan tingkat kualitas dan taraf bandingan. Terdapat tiga tingkatan yang dapat ditunjukkan oleh kata sifat, yaitu

  • tingkat positif yang berarti kata sifat menerangkan kata benda pada keadaan biasa, berikut beberapa contohnya:
  1. Lewu ewen kejau. = "Desa mereka jauh."
  2. Human bapa Ahmad sama kahai dengan huma itah. = "Rumah pak Ahmad sama besar dengan rumah kita."
  • tingkat komparatif yang berarti kata sifat menerangkan keadaan suatu kata benda melebihi keadaan kata benda lain, berikut beberapa contohnya:
  1. Petak ayun bapa Gustin labih lumbah bara petak ayun mama. = "Tanah milik pak Gustin lebih luas daripada tanah milik paman."
  2. Kaka labih gantung bara andi. = "Kakak lebih tinggi dari adik."
  • tingkat superlatif yang bermakna kata sifat menerangkan keadaan kata benda melebihi keadaan beberapa atau semua kata benda lain, berikut contohnya:
  1. Adrian tuntang Ira iyete murid je pangka harati hung sakula. = "Adrian dan Ira adalah murid paling pintar di sekolah."
  2. Ie te bawi je bahalap tutu hung lewu tuh. = "Dia itu wanita yang cantik sekali di desa ini."

Kosakata

Perbandingan kosakata antara bahasa Bakumpai, Ngaju dan Indonesia.

Bakumpai Ngaju (Kapuas) Indonesia
Jida Dia Tidak
Beken Beken Bukan
Pai Pai Kaki
Lenge Lenge Tangan
Narai Narai Apa
Balau Balau Rambut
Hamalem Hamalem Malam
Hanjewu Hanjewu Pagi
Bentuk Andau Bentuk andau Siang hari
Halemei Halemei Sore hari
kueh Kueh Mana
si-kueh Bara kueh Dari mana
Hituh Hetuh Sini
si-Hituh Intu Hetuh Di sini
Bara Bara Dari
Kejaw Kejau Jauh
Tukep / Parak Tukep dekat
Kuman Kuman Makan
Mihup Mihop minum
Lebu Lewu Kampung
Batatapas Bapukan Mencuci pakaian

Kosakata Katingan

Daftar kosakata bahasa Katingan:[10]

Nomor Bahasa Indonesia Bahasa Katingan
1. abu kawu
2. air danum
3. akar uhat
4. aku yaku
5. alir (me) badehes/badɛhɛs
6. anak iɲam
7. angin riwut
8. anjing asu
9. apa narai
10. api apoi/apoy
11. apung lapaŋ
12. asap asɛp
13. awan baon andau
14. bagaimana narai
15. baik lamus
16. bakar mapoy
17. balik ŋindah
18. banyak arɛ’
19. bapak apaŋ
20. baring mɛtɛr
21. baru taheta
22. basah bisa
23. batu batu
24. beberapa pireʔpireʔ
25. belah (me) nisiŋ
26. benar boa/buah
27. benih lataŋ
28. bengkak kembaŋ
29. berenang hanaŋui
30. berjalan nanjuŋ
31. berat bebehat
32. beri manena - neŋa
33. besar haeʔ
34. bilamana pɛa
35. binatang metu
36. bintang bintaŋ
37. buah bua
38. bulan bulan
39. bulu bulu
40. bunga kambaŋ
41. bunuh munuʔ
42. buru (ber) manɛkɛk
43. buruk buruk
44. burung buruŋ
45. busuk buruk
46. cacing lukɛŋ
47. cium ɲium
48. cuci manuku
49. daging dagiŋ
50. dan tutaŋ
51. danau tasik
52. darah dahaʔ
53. datang dumah
54. daun dawei
55. debu kawu
56. dekat dani
57. dengan dengai
58. dengar heniŋ
59. di dalam suaŋ
60. di, pada naŋgu
61. di mana suaŋ
62. dingin sadiŋɛn
63. diri (ber) mɛndɛŋ
64. di sini naŋgu situh
65. di situ ŋanih ieʔ siyeʔ ŋasiyeʔ
66. dorong nucuʔ
67. dua due
68. duduk mundUk
69. ekor ikuh
70. empat ‘epat
71. engkau ikaw
72. gali ŋali
73. garam uyah
74. garuk maŋ-gayuʔ
75. gemuk sepUt
76. gigi kasiŋeʔ
77. gigit makit
78. gosok gɔsɔk
79. gunung bukit
80. hantam jeraʔ - neraʔ njeraʔ
81. hapus lepah
82. hati atei
83. hidung urUŋ
84. hidup belUm
85. hijau hijaw
86. hisap ɲiip
87. hitam bawilɛm
88. hitung niŋgap -> maniŋgap
89. hujan ucan
90. hutan parak kayu, parakayu
91. ia iye
92. ibu uamy
93. ikan laok, laUk
94. ikat mɛtɛŋ
95. isteri sawɛy -> sawan bapak ‘isteri bapak’
96. ini tuh/jie
97. itu te/janih
98. jahit ɲjahit -> jahit
99. jalan naɲjuŋ
100. jantung jantuŋ
101. jari tiɲjuk
102. jauh kecau
103. kabut kapUt -> kapot
104. kaki paiʔ
105. kalau amun
106. kami ikei
107. kamu ketUn
108. kail pisiʔ
109. kanan gatauʔ
110. kata (ber) hapander -> pander
111. kecil anak
112. kelahi (ber) kalahi
113. kepala takulUk
114. kering tɛah
115. kiri sambil
116. kotor belikɛk, balikɛʔ
117. kuku silUt
118. kulit upak -> upaʔ
119. kuning bahenda
120. kutu gutiʔ
121. lain bɛkɛn
122. langit laŋit
123. laut laUt
124. lebar lumbah
125. leher uyat
126. lelaki hatuɛ
127. lempar medak
128. licin malisɛh
129. lidah jela
130. lihat napayah
131. lima lime
132. ludah luca
133. lurus bucUr
134. lutut tuut
135. main main
136. makan kuman
137. malam hamalɛm
138. mata matɛi
139. matahari matɛi andaw -> matɛnandaw
140. mati matei
141. merah bahandaŋ
142. mereka luseʔ
143. minum maŋihup
144. mulut mulUt
145. muntah manutaʔ
146. nama narai
147. napas tahasɛŋ
148. nyanyi pantun -> nyanyi bapantun
149. orang uluh
150. panas balasut
151. panjang paɲjaŋ
152. pasir baras
153. pegang natUt
154. pendek pandak
155. peras hamɛs
156. perempuan bawiʔ
157. perut ɛlɛm
158. pikir pikir
159. pohon bataŋ
160. potong nɛtɛk
161. punggung kahaŋ
162. pusar pusɛr
163. putih baputiʔ
164. rambut balaw
165. rumput uru
166. satu ice
167. sayap palapas
168. sedikit isut
169. siang handaw
170. siapa ewei
171. sempit sekeʔ
172. semua urase
173. suami banay
174. sungai suŋɛy
175. tajam baɲihi -> lancip baluɲik
176. tahu tawɛy
177. tahun ɲelu
178. takut mikɛh
179. tali tali
180. tanah petak
181. tangan leŋeʔ
182. tarik nundaʔ -> nicit
183. tetapi tapiʔ
184. telinga pindiŋ
185. telur kateʔ
186. terbang tarawaŋ
187. tertawa tataweʔ
188. tetek tusuʔ
189. tidak diaʔ
190. tidur tiruh
191. tiga teluʔ
192. tikam ɲuduk
193. tipis banipis
194. tiup himbUn
195. tongkat tukɛt
196. tua bakas
197. tulang tulaŋ
198. tumpul bakacil
199. ular handipeʔ
200. usus tanaeʔ
201. ambil ŋindu
202. atas ŋambuʔ
203. ayam manUk
204. babi urak
205. bambu puriŋ
206. bangau baŋau
207. bangun misik
208. barat pembɛlɛp
209. bawah pɛnda, ŋiwaʔ
210. berani bahaɲi
211. beras behas
212. berhenti tendeʔ
213. bersih barasih
214. besi sanaman
215. bibir mulUt
216. bodoh humuŋ, dungu burɛŋ
217. buang ŋanan
218. buka ŋuap
219. bukit bukit
220. buluh humbaŋ
221. buta bawuteʔ
222. cepat capat
223. darat ndaeʔ
224. dayung dayuŋ
225. delapan haɲaʔ
226. di luar huɲjuh luar
227. di sana naŋguh ŋaniŋ
228. emas amas -> bulau
229. enau hanau -> hambiyeʔ
230. gantung nakuak
231. hiu hiu
232. ingat inat
233. jagung jaUn
234. kasar kasar
235. kapak kapak
236. keringat hɛbɛs
237. kurus barikaŋ
238. laba-laba bakaŋ
239. ladang tana, ladang kecil tapoy
240. lalat laŋau
241. lama tahi
242. lambat barimɛt
243. langau laŋau
244. layar layar
245. lepas lapas -> liwus
246. lontar pedak -> mamedak
247. lupa taliŋɔw
248. mabuk busaw
249. mentimun tatimun
250. musim hujan wayah panucan
251. musim panas wayah pandaŋ
252. naik nakɛr
253. nyamuk ɲamUk
254. nyiur eɲuh
255. pahit pekak
256. panah panah
257. pandan kacaŋ
258. panggil ŋahaw
259. parit parɪt
260. penyu bajukuʔ
261. perahu jukuŋ -> bakɪs
262. pergi tulak
263. perisai talawaŋ
264. pintar harati -> pintar
265. pisang pisaŋ
266. putus baʁetuʔ
267. ratus (se) ratus -> saratus
268. ribu (se) kuyan -> sakuyan
269. ringan mahiyan
270. rumah pasah
271. rusa bacaŋ
272. sakit peheʔ
273. salah salaʔ
275. selam nɛsɛr -> manɛsɛr
276. sembilan jalatiɛn
277. sepuluh sapulu
278. tanam ŋimbul
279. tadi endaw
280. tanduk tandUk
281. tebal kapal -> bakapal
282. tebu tewu
283. telur kutu lias
284. tempat ukay
285. terima narima
286. tiang jihiʔ
287. tikus balawaw
288. tumur pambelum
289. tombak lunjuʔ
290. tuba tuwe
291. tujuh uju -> ucu
292. tuli bareŋen -> barɪŋɪn
293. turun muhun
294. tusuk nɛwɛk
295. ubi uwiʔ
296. udang undaŋ

Bahasa Serumpun

Sampit (xdy) Kahayan (xah) Katingan (kxg) Bakumpai (bkr) Ngaju-Kapuas (nij) Indonesia
Bare Dia Dia Jida Dia Tidak
lain Beken Beken Beken Beken Bukan
Pai Pai Pai Pai Pai Kaki

Kekerabatan Bahasa Ngaju dengan Bahasa Banjar

Bahasa Ngaju bertetangga dengan bahasa Banjar. Secara gradasi semakin mendekati wilayah Banjar pengaruh bahasa Banjar semakin dominan misalnya ditemukan pada dialek/bahasa Berangas yang unsur bahasa Banjarnya mencapai 70%.

Kesamaan leksikal bahasa Banjar dengan bahasa Dayak, 45% dengan bahasa Bakumpai [bkr], 35% dengan bahasa Ngaju [nij].[6] Adapun kekerabatan bahasa Banjar dengan bahasa Ngaju 39%, berdasarkan penelitian Zaini HD1.[11]

Bahasa Indonesia Bahasa Ngaju Bahasa Banjar
Lama Usang Usang
Luas Lumbah Lumbah
Sampah Rutik Ratik
Angin Riwut Ribut
Ikut Umba Umpat
Mau Hakun Hakun

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Ngaju". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Ngaju". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  3. ^ http://archive.ethnologue.com/16/show_map.asp?name=IDK&seq=30[pranala nonaktif permanen]
  4. ^ "Language Families of Kalimantan, Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Agustus 2017. 
  5. ^ "Languages of Indonesia, Kalimantan – Ngaju" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2016. 
  6. ^ a b Languages of Indonesia (Kalimantan)
  7. ^ a b c d Suryanyahu, Antony (2013). Kamus Dwibahasa Dayak Ngaju–Indonesia (PDF) (edisi ke-1). Palangka Raya, Indonesia: Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah. ISBN 978-602-7664-31-9. Diakses tanggal 17 Januari 2023. 
  8. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u Tata Bahasa Dayak Ngaju (PDF). Palangka Raya, Indonesia: Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah. 2013. ISBN 978-602-7664-29-6. Diakses tanggal 17 Januari 2023. 
  9. ^ Definisi Pronomina. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses tanggal 19 Januari 2023
  10. ^ Iper, Dunis; Poerwadi, Petrus; Admojo, Wihadi. 1998. Fonologi bahasa Katingan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. xvi+163pp.
  11. ^ Doa Banyu Mata dan Bawah Sadar Kolektif Orang Banjar (Sebuah Perjalanan Mencari “Banjar”)

Pranala luar