Lompat ke isi

Peladangan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:
Berkas:Fires along the Rio Xingu, Brazil.JPG|Foto yang menggambarkan tebang dan bakar disepanjang ''Rio Xingu'' ([[Sungai Xingu]]) di [[Mato Grosso]], [[Brasil]].
Berkas:Fires along the Rio Xingu, Brazil.JPG|Foto yang menggambarkan tebang dan bakar disepanjang ''Rio Xingu'' ([[Sungai Xingu]]) di [[Mato Grosso]], [[Brasil]].
</gallery>
</gallery>

==Sejarah==
Sistem peladangan telah dipraktekan di [[padang rumput]] dan [[hutan]] di seluruh dunia. Ketika masa [[Revolusi Neolitik]], para pemburu dan pengumpul mulai mendomestikasikan berbagai jenis tumbuhan dan hewan sehingga dapat menghasilkan makanan lebih banyak per hektar wilayah dibandingkan dengan berburu, dan mereka mulai menetap. Kegiatan ini diawali di [[peradaban sungai]] di Mesir dan Mesopotamia. Karena tidak semua wilayah tepi sungai berupa lahan terbuka melainkan hutan, mereka mulai membersihkannya dengan cara menebang dan membakar.<ref>Jaime Awe, ''Maya Cities and Sacred Caves'', Cu bola Books (2006)</ref> [[Api]] telah digunakan oleh manusia sebelum jaman neolitik.


==Lihat pula==
==Lihat pula==
Baris 13: Baris 16:
==Referensi==
==Referensi==
{{reflist}}
{{reflist}}

{{kehutanan}}


{{pertanian-stub}}
{{pertanian-stub}}
[[Kategori:Pertanian]]
[[Kategori:Sejarah pertanian]]
[[Kategori:Api]]
[[Kategori:Api]]
[[Kategori:Pertanian tropis]]
[[Kategori:Pertanian tropis]]

Revisi per 11 Januari 2014 02.18

Peladangan adalah sebuah sistem bercocok tanam berpindah-pindah dari satu bidang tanah atau ladang ke bidang tanah yang lain, biasanya dibuka dengan menebang dan membakar sebagian hutan untuk membuat ladang.[1] Ini adalah teknik pertanian subsisten yang biasanya menggunakan sedikit teknologi atau alat lainnya. Hal ini biasanya menjadi bagian dari pertanian ladang berpindah.[2]

Teknik tebang dan bakar digunakan oleh sekitar 200 hingga 500 juta orang di seluruh dunia.[3][4] Pada tahun 2004 diperkirakan bahwa, di Brasil saja, 500.000 petani kecil masing-masing membabat rata-rata satu hektar hutan per tahun. Teknik ini tidak berkelanjutan bila melampaui kepadatan penduduk tertentu karena, tanpa pepohonan, kualitas tanah menurun hingga tak mampu mendukung tumbuhan. Para petani harus pindah ke hutan primer dan mengulangi proses tersebut. Metode seperti sistem pertanaman lorong di antara deretan pohon Inga telah diusulkan sebagai alternatif dari kehancuran ekologis ini.[5]

Sejarah

Sistem peladangan telah dipraktekan di padang rumput dan hutan di seluruh dunia. Ketika masa Revolusi Neolitik, para pemburu dan pengumpul mulai mendomestikasikan berbagai jenis tumbuhan dan hewan sehingga dapat menghasilkan makanan lebih banyak per hektar wilayah dibandingkan dengan berburu, dan mereka mulai menetap. Kegiatan ini diawali di peradaban sungai di Mesir dan Mesopotamia. Karena tidak semua wilayah tepi sungai berupa lahan terbuka melainkan hutan, mereka mulai membersihkannya dengan cara menebang dan membakar.[6] Api telah digunakan oleh manusia sebelum jaman neolitik.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ KBBI daring, entri ladang
  2. ^ Tony Waters, The Persistence of Subsistence Agriculture, p. 3. Lexington Books (2007).
  3. ^ Slash and burn, Encyclopedia of Earth
  4. ^ Skegg, Martin.True Stories: Up In Smoke The Guardian 24 September 2011.
  5. ^ Elkan, Daniel. Slash-and-burn farming has become a major threat to the world's rainforest The Guardian 21 April 2004
  6. ^ Jaime Awe, Maya Cities and Sacred Caves, Cu bola Books (2006)