Lompat ke isi

Stasiun Bogor

Koordinat: 6°35′39″S 106°47′27″E / 6.5942707°S 106.7908108°E / -6.5942707; 106.7908108
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Bogor

Stasiun KA Bogor
Lokasi
  • * Jalan Nyi Raja Permas nomor 1 (pintu sebelah timur, akses terbatas bukan untuk umum)
Koordinat6°35′38.68″S 106°47′26.96″E / 6.5940778°S 106.7908222°E / -6.5940778; 106.7908222
Ketinggian+246 m
Operator
Letak
Jumlah peron7 (satu peron sisi yang agak rendah, dua peron pulau yang agak tinggi, satu peron pulau yang agak rendah, dua peron pulau yang tinggi, dan satu peron sisi yang cukup tinggi; tidak ada peron pulau di antara jalur 5 dan 6 serta jalur 7 dan 8)
Jumlah jalur8
  • jalur 3: sepur lurus jalur ganda arah hulu (dari Jakarta Kota-Manggarai) dan juga jalur tunggal arah Cianjur-Padalarang
  • jalur 5: sepur lurus jalur ganda arah hilir (ke Manggarai-Jakarta Kota)
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Akses difabelYa
Gaya arsitekturIndische, Neoklasik
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka1881
Nama sebelumnyaStation Buitenzorg
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Terminus Commuter Line Bogor
Jakarta Kota–Bogor
Cilebut
menuju Bogor
Lin Lingkar
Bogor–Jatinegara
Cilebut
menuju
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Jalur difabel Musala Toilet Area merokok Galeri ATM 
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Bogor
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20070326.02.000892
Tanggal SK2007
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Bogor (BOO)—pada masa kolonial Belanda bernama Station Buitenzorg—adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Cibogor, Bogor Tengah, Bogor. Stasiun yang terletak pada ketinggian +246 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun yang dibangun pada tahun 1881 ini menjadi stasiun terminus untuk perjalanan KRL Commuter Line yang melayani kawasan Jabodetabek, yakni menuju Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Angke, Stasiun Kampung Bandan, dan Stasiun Jatinegara.

Sejarah

Stasiun Bogor tempo doeloe

Pada awal tahun 1870-an, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij membangun stasiun di Buitenzorg sebagai bagian terakhir dari jalur kereta api Batavia–Buitenzorg yang menghubungkan Kleine Boom dengan Buitenzorg.[3] Stasiun ini dibuka untuk pertama kalinya untuk umum pada 31 Januari 1873.[4][5][6] Tidak kurang dari 40 tahun pertama, stasiun ini dikelola oleh NIS.

Tahun 1881, Staatsspoorwegen (SS) membangun Stasiun Buitenzorg yang kedua sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api Bogor–Bandung–BanjarKutoarjo–Yogyakarta. Pembangunan jalur kereta api ini mengharuskan adanya peran pemerintah mengingat biaya pembangunannya lebih mahal daripada pembangunan lintas datar.[7] Dengan menunjuk David Maarschalk sebagai kepala jawatan, dibangunlah jalur kereta api tahap pertama SS, yaitu pembangunan lintas selatan Jawa serta pembangunan jalur SurabayaPasuruan–Malang. Per 5 Oktober 1881, jalur kereta api segmen pertama, Bogor–Cicurug, telah selesai. Per tanggal 17 Mei 1884, jalur telah sampai di Bandung.[8]

Pada tahun 1913 jalur kereta api Batavia–Buitenzorg dibeli oleh SS.[9] Dahulu, sebuah lapangan luas bernama Taman Wilhelmina pernah menjadi bagian dari stasiun Bogor.[10]

Renovasi stasiun pernah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan tahun 2009. Bangunan stasiun yang bertuliskan "1881" ini, yang menghadap Jalan Nyi Raja Permas (Taman Topi) ini akhirnya tidak difungsikan sebagai pintu masuk stasiun untuk umum. Kini bangunan stasiun dipindah menghadap Jalan Mayor Oking.[10]

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini memiliki dua bangunan yang berdampingan. Bangunan utamanya adalah bangunan area masuk ke stasiun, lobi, kantor administrasi, tempat penjualan tiket, dan fasilitas lainnya. Sementara itu, bangunan keduanya adalah bangunan overcapping yang menaungi peron dan dua jalur kereta api.[3]

Stasiun ini memiliki delapan jalur kereta api. Jalur 3 merupakan sepur lurus arah Depok–Jakarta sekaligus sepur raya jalur tunggal arah Cianjur–Padalarang. Jalur 5 merupakan sepur lurus jalur ganda arah hilir (dari Depok–Jakarta).

Arsitektur bangunan lama stasiun

Stasiun ini kental dengan nuansa Eropa; kaya akan ornamental geometris seperti awan, kaki-kaki singa, dan relung yang terpengaruh gaya Yunani Klasik dengan unsur simetris dan serba geometris. Gaya bangunan stasiun adalah Indische Empire dengan sentuhan pintu masuk dan lobi utama bergaya Neoklasik[3]

Pada ruang VIP berdiri prasasti dari marmer setinggi 1 meter. Monumen ini sebagai simbol tanda ucapan selamat pagi dari para karyawan SS kepada David Maarschalk yang memasuki masa pensiun atas usahanya mengembangkan jalur kereta api di Jawa. Prasasti ini dibuat sebagai pengganti patung David Maarschalk yang dulunya berada di tempat prasasti ini.[3]

Bentuk atap pelana dan gerbang melengkung pada fasad depan memberikan kesan anggun bangunan. Dindingnya berupa bata plesteran dengan guratan bergaris serta adanya moulding cornice yang membingkai atap jurai di atasnya. Jendela dan pintu terbuat dari kayu dengan ukuran yang kuat sehingga memberikan kesan klasik bangunan. Peron stasiun dipayungi overcapping yang terbuat dari besi bergelombang yang ditopang kerangka baja.[3] Stasiun ini memiliki dua lantai yang dihubungkan dengan tangga meliuk-liuk.[3]

Saat ini, meski bangunan utama stasiun relatif tidak berubah, overcapping stasiun telah mengalami perubahan. Tritisan atap stasiun kini telah sebagian dilubangi dan dipotong, dan kerangka bajanya juga diiris sebagian di atas jalur 3 untuk mengakomodasi kabel listrik aliran atas saat KRL Batavia–Buitenzorg dioperasikan. KRL tersebut mulai beroperasi tahun 1925 untuk memperingati hari ulang tahun SS yang ke-50.[11]

Layanan kereta api

Stasiun ini disibukkan oleh komuter (penglaju) dari Bogor menuju ke Jakarta. Saat ini stasiun ini melayani dua layanan KRL Commuter Line; Yellow Line/Jakarta Loopline ke Stasiun Angke, Kampung Bandan, sampai dengan Jatinegara, serta Red Line ke Stasiun Jakarta Kota.

Selain melayani kereta komuter menuju Jakarta, Stasiun Bogor juga menjadi tempat langsiran Kereta api Pangrango yang diberangkatkan dari Stasiun Bogor Paledang yang berjarak 200 meter di sebelah selatan Stasiun Bogor untuk melayani rute Bogor-Sukabumi. Langsiran tersebut dilakukan di Stasiun Bogor karena Stasiun Bogor Paledang hanya memiliki satu jalur.

Langsiran

Pangrango, dari dan menuju Bogor Paledang (eksekutif-ekonomi)

KRL Commuter Line

Central Line (Bogor branch), dari dan tujuan Jakarta Kota

Commuter Loop Line (Yellow Line), 

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
JR Connexion (Perum PPD) x7 Stasiun Bogor-Stasiun Juanda
x8 Stasiun Bogor-Stasiun Manggarai
x9 Stasiun Bogor-Stasiun Tebet
x10 Stasiun Bogor-Stasiun Tanah Abang
Angkot[12] 01 Terminal Merdeka-Ranggamekar
03 Terminal Baranangsiang-Terminal Bubulak
02 Sukasari-Terminal Bubulak
07 Terminal Merdeka-Bantarjati
10 Pasar Anyar-Kedungwaringin
10A Pasar Anyar-Kedungjaya
20 Sukasari-Terminal Bubulak

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b c d e f Murti Hariyadi, Ibnu; Basir, Ekawati; Pratiwi, Mungki Indriati; Ubaidi, Ella; Sukmono, Edi (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 1 – 14. ISBN 978-602-18839-3-8. 
  4. ^ Media, Kompas Cyber. "Menggali Jejak Stasiun Batavia Noord dan Batavia Zuid". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-06-15. 
  5. ^ Lohanda, Mona. (2007). Sejarah para pembesar mengatur Batavia (edisi ke-Cet. 1). Depok: Masup Jakarta. ISBN 978-979-25-7295-7. OCLC 225750927. 
  6. ^ Burgerlijke Openbare Werken (1896). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Landsdrukkerij. 
  7. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  8. ^ Staatsspoorwegen (1932). Staatsspoorwegen in Nederlandsch-Indië: Jaarstatistieken over de jaren 1931 en 1932. Burgerlijke Openbare Werken. 
  9. ^ Tjandrasasmita, U. (2000). Sejarah perkembangan Kota Jakarta. Jakarta: Dinas Museum dan Pemugaran. 
  10. ^ a b Pratiwi, R.; Soviana, N.; Sudarsih, A. (2014). "Bogor (BOO): Stasiun Buitenzorg Lama dan Baru". Majalah KA. 97: 22–24. 
  11. ^ Reitsma, S.A. (1925). Buku Peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia-Belanda. Weltevreden: Topografische Inrichting. 
  12. ^ Wiguna, Alfiar. "Pemerintah Kota Bogor". kotabogor.go.id. Diakses tanggal 2018-06-27. 

Lihat pula

Pranala luar

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Manggarai–Padalarang".

6°35′39″S 106°47′27″E / 6.5942707°S 106.7908108°E / -6.5942707; 106.7908108{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman