Lompat ke isi

Suku Manggarai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Suku Manggarai adalah sebuah suku bangsa yang mendiami bagian barat pulau Flores di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Suku Manggarai tersebar di tiga kabupaten di provinsi tersebut, yaitu Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur.

Sejarah

Kaum wanita Manggarai, tahun tidak diketahui.

Menurut catatan sejarah, mereka secara historis dikuasai secara bergantian oleh suku Bima dari pulau Sumbawa dan suku Makassar dari pulau Sulawesi. Terdapat sekitar 500.000 orang Manggarai pada akhir abad ke-20.[1], saat ini perkiraan populasi suku Manggarai sekitar 1 juta orang yang tersebar di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur serta wilayah Sporadis di Sulawesi, Papua, Kalimantan dan kota kota besar di Indonesia.

Politik

Sistem politik mereka berdasarkan pada klan, dipimpin oleh seorang kepala klan atau raja yang disebut raja Todo. Suku ini menerapkan sistem keturunan patrilineal, dan secara historis mereka bermukim di desa-desa, yang terdiri dari setidaknya dua klan.[1]

Ritual

Suku Manggarai terkenal memiliki sederet upacara ritual sebagai ucapan syukur atas kehidupan yang sudah dijalani dalam periode waktu tertentu, antara lain:[2]

  • Penti Manggarai, upacara adat merayakan syukuran atas hasil panen,
  • Barong Lodok, ritual mengundang roh penjaga kebun di pusat lingko (bagian tengah kebun),
  • Barong Wae, ritual mengundang roh leluhur penunggu sumber mata air,
  • Barong Compang, upacara pemanggilan roh penjaga kampung pada malam hari,
  • Wisi Loce, upacara yang dilakukan agar semua roh yang diundang dapat menunggu sejenak sebelum puncak acara Penti, dan
  • Libur Kilo, upacara mensyukuri kesejahteraan keluarga dari masing-masing rumah adat.

Suku Manggarai juga mempunyai olahraga tradisional yang disebut caci, pertarungan saling pukul dan tangkis dengan menggunakan pecut dan tameng yang dimainkan oleh dua orang pemuda di sebuah lapangan luas.[2] Pertunjukan caci diawali dengan pentas tarian Danding, sebelum para jago cacicc beradu kebolehan memukul dan menangkis. Tarian itu biasanya disebut juga sebagai Tandak Manggarai, yang dipentaskan khusus hanya untuk meramaikan pertarungan caci.[2]

Bahasa

Suku ini menuturkan bahasa Manggarai, sebuah bahasa yang disebut sebagai tombo Manggarai oleh para penutur aslinya. Bahasa ini mempunyai sekitar 43 subdialek.[3]

Referensi

  1. ^ a b Suku Manggarai di britannica.com, Encyclopædia Britannica versi daring. Diakses 30 Juli 2013.
  2. ^ a b c "Etnis Manggarai, dari Ritual ke Ritual". Liputan6.com, 19 Agustus 2001. Diakses 30 Juli 2013.
  3. ^ "Manggarai" di Ethnologue. Diakses 30 Juli 2013.

Pranala luar