Bahasa Aceh Selatan

Rumpun bahasa
	Austronesia Melayu-Polinesia Indonesia Barat Borneo Utara Raya Chamik Aceh Bakongan; ; ; ; ; ; ;

Bahasa Bakongan
*basë Bakongan*^[1]
Bahasa Bakongan basë Bakongan
Dituturkan di	Indonesia
Wilayah	Kab. Aceh Selatan Bakongan; Bakongan Timur; Pasie Raja; Kluet Utara; Kluet Selatan; Kota Bahagia; Trumon; Trumon Tengah; Trumon Timur; ;
Etnis	Aceh
Penutur	tidak diketahui
Rumpun bahasa
Rumpun bahasa
	Austronesia Melayu-Polinesia Indonesia Barat Borneo Utara Raya Chamik Aceh Bakongan; ; ; ; ; ; ;
Sistem penulisan	Latin; Jawi;
Kode bahasa
ISO 639-3	–
Lokasi penuturan
	ProyekWiki Bahasa \| Wikipedia \| Kode sumber Lihat dalam mode terbatas Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
	Peta bahasa lainKoordinat: 3°7′48″N 97°27′0″E / 3.13000°N 97.45000°E
	Portal Bahasa
	L • B • PW

Pemberitahuan
Templat ini mendeteksi bahwa artikel bahasa ini masih belum dinilai kualitasnya oleh ProyekWiki Bahasa dan ProyekWiki terkait dengan subjek.
Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai. `{{PW Bahasa\|importance=\|class=}}` Terjadi [[false positive]]? Silakan laporkan kesalahan ini.
02.16, Senin, 2 September, 2024 (UTC) • hapus singgahan Sebanyak 1.543 artikel belum dinilai

Artikel ini belum dinilai oleh ProyekWiki Bahasa

Bahasa Aceh Dialek Selatan adalah sebuah dialek bahasa Aceh yang dituturkan di Kabupaten Aceh Selatan tepatnya di Kabupaten Aceh Selatan.^[2] Bahasa ini merupakan dialek bahasa Aceh yang mengalami percampuran bahasa dengan bahasa Kluet dan Aneuk Jamee.^[3]

Kekhasan

Bahasa Aceh Dialek Selatan memiliki ciri unik, yang paling menonjol adalah logatnya yang hampir sama persis dengan logat bahasa Aneuk Jamee. Logat ini sangat berayun dibandingkan dialek bahasa Aceh lainnya. Dialek ini juga memakai kata "doh" untuk penekanan makna, pemakaian kata bantu "doh" contohnya sebagai berikut:

"pat doh kapeuduëk?"
"pakon doh?"
"sijuk that doh uroë nyoë"

Selain memakai kata "doh", dialek di daerah Kota Fajar, Bakongan, Bakongan Timur, dan Trumon juga memakai kata "bah" untuk mengekpresikan keterkejutan, namun nadanya tak terdengar keras seperti pada penyebutan dalam bahasa Batak.^[4] Bahasa Bakongan mengucapkan nadanya lembut dan beralun, misalnya:

"bah, peu kapeugah nyan?"
"bah, hana kuteupu lon"

Selain menggunakan "bah", dialek selatan juga menggunakan "alah mak ôi" untuk mengekpresikan keterkejutan, misalnya:

"alah mak ôi, ka trôh kajak keuno"
"alah mak ôi, hana ék kuleungo, bèk kapeugah lé"

Dialek Selatan juga menggunakan kata "bak" untuk menggantikan kata "beu" dalam beberapa kalimat, misalnya:

"bak gèt-gèt bak rot"
"bak meutuah ka troh keuno"

Namun, kata "beu" juga tetap digunakan, misalnya:

"beu meutuah aneuk mak"

Selain itu, dialek ini juga menyerap kosakata bahasa Aneuk Jamee dan digunakan dalam kalimat percakapan, misalnya:

"sundèk" artinya "cemberut"; contohnya, "sundèk that muka go?"
mantik" artinya "genit"; contohnya, "mantik that sigam nyan"
"dèk" artinya "karena"; contohnya, "dèk tanyo mandum meusyèdara"

Lihat juga

Referensi

^ "Bahasa Bakongan". p2k.stekom.ac.id. 2022. Diakses tanggal 1 April 2022.
^ Raja Yusuf Alfian (27 November 2020). "Suku dan Bahasa yang Ada di Aceh Selatan". www.kompasiana.com. Diakses tanggal 31 Maret 2022.
^ Munawar Fitrah (2013). "Bahasa Aceh Dialek Selatan". bahasaaceh.com. Diakses tanggal 31 Maret 2022.
^ Nuzwaty (2014). "Keterkaitan Metafora dengan Lingkungan Alam pada Komunitas Bahasa Aceh di Desa Trumon Aceh Selatan: Kajian Ekolinguistik". repositori.usu.ac.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Maret 2022.

Artikel bertopik bahasa ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

[1] "Bahasa Bakongan". p2k.stekom.ac.id. 2022. Diakses tanggal 1 April 2022.

[2] Raja Yusuf Alfian (27 November 2020). "Suku dan Bahasa yang Ada di Aceh Selatan". www.kompasiana.com. Diakses tanggal 31 Maret 2022.

[3] Munawar Fitrah (2013). "Bahasa Aceh Dialek Selatan". bahasaaceh.com. Diakses tanggal 31 Maret 2022.

[4] Nuzwaty (2014). "Keterkaitan Metafora dengan Lingkungan Alam pada Komunitas Bahasa Aceh di Desa Trumon Aceh Selatan: Kajian Ekolinguistik". repositori.usu.ac.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Maret 2022.

[1]

[2]

[3]

[4]