Orang-orang majus dari Timur
Dalam tradisi Kristen, Orang majus (dari bahasa Latin: magus) atau Orang Bijak juga Raja-raja dari Timur sering dianggap sebagai orang dari kerajaan Media, mungkin pendeta Zoroastrian, atau mungkin juga magi (bentuk plural dari magus) yang mengenal astrologi dari Persia kuno. Injil Matius menyatakan bahwa mereka datang dari timur ke Yerusalem untuk menyembah Kristus. Menurut Matius mereka berjalan dengan mengikuti sebuah bintang yang datang dan dikenal sebagai Bintang Natal. Saat mereka mendekati Yerusalem, Herodes mencoba menjebak mereka untuk memberitahu keberadaan Yesus, supaya Yesus dapat dibunuhnya. Saat mereka menemukan Yesus, para orang bijak ini memberikan hadiah-hadiah, di antaranya adalah emas, kemenyan, dan mur. Ketiga jenis hadiah ini mengindikasikan bahwa ada tiga orang Majus yang mengunjungi Yesus, tradisi Barat mengenal mereka sebagai Gaspar, Beltsazar, dan Melkior.
Raja-raja dari timur ini kemudian diperingatkan dalam mimpi oleh malaikat atas rencana jahat Herodes terhadap bayi Yesus dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang melalui jalur yang berbeda. Hal ini menyebabkan Herodes bertindak untuk membunuh semua anak kecil di Betlehem sebagai usaha untuk menggagalkan nubuatan mengenai raja yang baru lahir dan menghilangkan saingan yang dianggapnya akan merebut tahtanya. Namun pada saat pembantaian tersebut, orang tua Yesus telah diperingatkan oleh malaikat untuk mengungsi ke Mesir hingga Herodes mati.
Kronologi kedatangan orang Majus
[sunting | sunting sumber]Tidak seperti yang sering digambarkan bahwa orang-orang Majus tersebut mengunjungi bayi Yesus di kandang tempat Yesus dilahirkan, bersama-sama dengan para gembala, mereka mengunjungi Yesus tidak bersamaan dengan para gembala, melainkan setelah Yesus berumur lebih dari 40 hari. Rupanya mereka melihat bintang yang menandai kelahiran Yesus di tanah air mereka, kemungkinan di Persia. Mengingat jarak Persia ke Yudea bermil-mil, maka dibutuhkan waktu beberapa minggu untuk tiba di Yerusalem. Sementara itu, ketika genap 8 hari, Yesus disunat dan diberi nama Yesus. Kemudian setelah berusia 40 hari, genap waktu pentahiran ibu-Nya, Yesus dibawa ke Yerusalem untuk diserahkan kepada Tuhan. Kecil sekali kemungkinan orang tua Yesus (Yusuf dan Maria) membawa kembali Yesus ke kandang domba tempat dia dilahirkan melainkan mereka telah tinggal di tempat yang lain pada saat orang Majus berkunjung. Ini adalah suatu hal yang mengecohkan banyak orang. Lihat pula Kronologi kehidupan Yesus dan Kelahiran Yesus. Pada malam setelah orang-orang Majus datang, malaikat Tuhan datang dalam mimpi Yusuf, menyuruhnya membawa Maria dan bayi Yesus menyingkir ke Mesir, untuk menghindari pembunuhan anak-anak di Betlehem atas perintah raja Herodes.
Jumlah orang Majus
[sunting | sunting sumber]Di Injil Matius, satu-satunya Injil yang memuat kisah ini, tidak disebutkan jumlah orang Majus yang menyembah bayi Yesus. Selain itu juga tidak disebutkan jenis kelamin maupun nama-nama mereka. Alkitab juga tidak menyebut lebih lanjut tentang orang Majus ini.
Dalam tradisi yang kemudian diilustrasikan dalam berbagai cerita, film, dan ilustrasi, jumlah orang Majus yang menyembah Yesus digambarkan tiga orang, hal ini berdasarkan jumlah hadiah (emas, mur, dan kemenyan) yang diberikan kepada orang tua Yesus.
Ada tradisi yang mengatakan bahwa jumlah orang Majus yang mula-mula berangkat dari Persia yaitu 12 orang.
Tanah asal
[sunting | sunting sumber]Menurut tradisi, mereka dipercayai berasal dari Persia.
Nama
[sunting | sunting sumber]Tradisi Suriah menyebut nama-nama mereka Larvandad, Hormisdas, dan Gusnasaf, sementara tradisi Armenia hanya menyebutkan dua nama, yaitu Kagba dan Badadilma. Dalam tradisi Eropa, mereka sering disebut para "Tiga Raja", yang bernama Baltasar, Melkior dan Kaspar. Lalu mereka digambarkan sebagai orang Asia, Afrika dan Eropa. Origenes, seorang bapa gereja yang meninggal pada sekitar tahun 254 M. adalah orang pertama yang menggunakan nama-nama ini. Pada abad ke-6 kisah tentang Tiga Orang Majus ini muncul sebagai cerita yang populer.
Persembahan orang Majus
[sunting | sunting sumber]Persembahan yang dibawa untuk bayi Yesus mempunyai lambang sendiri-sendiri:
- Emas melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi raja agung
- Kemenyan melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi imam agung
- Mur melambangkan bayi Yesus yang kelak akan mati untuk menebus dosa manusia
Karya seni yang terkait
[sunting | sunting sumber]Kisah tentang para Majus ini membangkitkan banyak karya seni berupa cerita, nyanyian, lukisan, bahkan juga opera. Sejumlah karya seni yang terkait dengan kisah mengenai para Majus ini adalah:
- Amahl and the Night Visitors, opera oleh Gian Carlo Menotti
- The Other Wise Man, novel oleh Henry van Dyke
- The Four Wise Men, novel oleh Michel Tournier
- Following the Path of the Wise Men, novel oleh Cynthia Gage
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris)Mark Rose, "The Three Kings & the Star": the Cologne reliquary and the BBC popular documentary
- (Inggris)John of Hildesheim, "History of the three Kings" Diarsipkan 2005-04-04 di Wayback Machine. modernized in English by H. S. Morris
- (Inggris)Alfred Becker, Franks Casket
- (Inggris)Caroline Stone, "We Three Kings of Orient Were"
- (Inggris)Catholic Encyclopedia article
- (Inggris)Documentary proofs: The census of Augustus and the first census (and taxes) of Publius Sulpicius Quirinius in the year 8 BC[pranala nonaktif permanen] (in German)