Pulau Salemo
Etimologi | dari bahasa Makassar dialek Lakiung/Pabbiring Salemo berarti "jeruk" |
---|---|
Geografi | |
Lokasi | Selat Makassar Asia Tenggara Samudra Hindia |
Koordinat | 4°41′21.000″S 119°28′8.000″E / 4.68916667°S 119.46888889°E |
Kepulauan | Kepulauan Spermonde, Kepulauan Sunda Besar (Pulau Sulawesi dan Pulau-pulau Kecil di Sekitarnya), Kepulauan Indonesia |
Dibatasi oleh | Selat Makassar |
Luas | 154.383 meter persegi (0,154383 km2) / termasuk wilayah perairan 10 km2[1] |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Kabupaten | Pangkajene dan Kepulauan |
Kecamatan | Liukang Tupabbiring Utara |
Desa | Mattiro Bombang |
Ibu kota/pusat pemerintahan desa | Pulau Salemo |
Kependudukan | |
Penduduk | 2.806 jiwa (2012)[1] |
Bahasa | Makassar, Bugis |
Kelompok etnik | Makassar, Bugis |
Info lainnya | |
Zona waktu | |
Salemo adalah nama sebuah pulau kecil berpenghuni yang berada di gugusan Kepulauan Spermonde, perairan Selat Makassar dan secara administratif masuk pada wilayah Desa Mattiro Bombang, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pulau Salemo memiliki wilayah seluas 154.382,7775310 m2 atau dengan wilayah perairannya 10 km2.[1] Secara astronomis, pulau ini terletak di titik koordinat .[2] Pulau ini merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dengan dasar hukum penetapannya melalui Surat Keputusan Bupati Pangkajene dan Kepulauan Nomor 290 Tahun 2015 yang diterbitkan pada tanggal 2 Maret 2015. Terdapat 2 dua RT yang dihuni oleh 723 KK atau sekitar 2.806 jiwa. Bahasa sehari-hari masyarakatnya adalah bahasa Bugis karena hampir seluruh penduduk merupakan etnis Bugis dan Makassar.[2] Masyarakat mayoritas suku Makassar di Pulau Salemo menjadikan pulau ini sebagai Gusung Tallang dipakai sebagai upacara Je'ne Sapara oleh penduduk sekitar (mandi bulan Safar). Pulau ini dijadikan sebagai tempat penangkapan kepiting rajungan dan pengolahannya. Sarana dan prasarana belum ada, namun kondisi lingkungan baik dan aman, dengan penataan ruang sudah ada, dan lahan untuk pengembangan masih terbuka. Dikelola oleh Pemerintah Daerah. Jarak 30 menit dengan speed boat dari Dermaga Limbangan.
Kependudukan
[sunting | sunting sumber]Pulau Salemo bisa dikatakan sebagai pulau padat penduduk, bisa dilihat dengan penyebaran rumah yang merata di sekitar pulau, mata pencaharian masyarakatnya cukup beragam mulai dari nelayan, pembuat perahu, wirausaha, dan guru. Karena di pulau tersebut banyak hutan bakau yang menjadi habitat bagi kepiting dan udang maka mayoritas nelayan disana adalah nelayan penangkap kepiting dan udang. Meskipun ada penduduk yang memancing ikan tetapi tidak banyak karena ongkos yang diperlukan cukup banyak. Hasil laut biasanya dijual kepada para pedagang di sekitar pulau.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Abdul Haris Farid, Suhardjono, dan Dwi Wulan Titik Andari. Laporan Penelitian: Penguasaan dan Pemilikan atas Tanah Pulau-Pulau Kecil di Propinsi Sulawesi Selatan. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, 2013. Hlm. 1–53.
- ^ a b c Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (2012). "Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 3 Oktober 2022.