Pulau Saugi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Saugi
Pulau Saugi
Saugi di Sulawesi Selatan
Saugi
Saugi
Saugi di Sulawesi
Saugi
Saugi
Saugi di Indonesia
Saugi
Saugi
Saugi di Asia Tenggara
Saugi
Saugi
Etimologidari bahasa Makassar dialek Lakiung/Pabbiring Saugi berarti "Bugis"
Geografi
LokasiSelat Makassar
Asia Tenggara
Samudra Hindia
Koordinat4°46′0.000″S 119°27′46.000″E / 4.76666667°S 119.46277778°E / -4.76666667; 119.46277778
KepulauanKepulauan Spermonde, Kepulauan Sunda Besar (Pulau Sulawesi dan Pulau-pulau Kecil di Sekitarnya), Kepulauan Indonesia
Dibatasi olehSelat Makassar
Luas38.173 meter persegi (0,038173 km2) km2[1]
Pemerintahan
Negara Indonesia
Provinsi Sulawesi Selatan
KabupatenPangkajene dan Kepulauan
KecamatanLiukang Tupabbiring Utara
DesaMattiro Baji
Kependudukan
BahasaMakassar, Bugis
Kelompok etnikMakassar, Bugis
Info lainnya
Zona waktu
Peta
Nomor 33 menunjukkan lokasi Pulau Saugi

Saugi adalah nama sebuah pulau kecil berpenghuni yang berada di gugusan Kepulauan Spermonde, perairan Selat Makassar dan secara administratif masuk pada wilayah Desa Mattiro Baji, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pulau Saugi memiliki wilayah seluas 38.173,3217609 m2.[1] Pulau ini merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dengan dasar hukum penetapannya melalui Surat Keputusan Bupati Pangkajene dan Kepulauan Nomor 290 Tahun 2015 yang diterbitkan pada tanggal 2 Maret 2015.

Ekosistem dan sumberdaya hayati[sunting | sunting sumber]

Kondisi terumbu karang cukup memprihatinkan dengan tutupan karang hanya 15%, sebaliknya didominasi oleh karang mati tertutup sedimen pasir dan lumpur serta pecahan karang mati. Bentuk karang yang masih bertahan hidup seperti karang mushrom (jamur), karang masif-submasif, karang encrusting. Pada perairan tersebut, bentuk bercabang Acropora jarang ditemukan, namun bila ada, percabangannya pendek. Di bagian utara dan barat pulau ditemukan vegetasi lamun dari tiga genus yaitu; Enhalus, Thalassia, dan Cyomodecea.[2]

Dari sini ditemukan bintang pemakan karang (Acanthaster planchii), teripang (holothuridae) dan pada terumbu karang yang telah rusak di daerah tubir dan reef flat dihuni oleh lndak laut (Diadema setosum). Pada daerah tubir terumbu masih ditemukan udang Lobster, sebaliknya karena eksploitasi yang berlebih maka kerang raksasa (kima) sudah jarang ditemukan lagi, namun cangkangnya banyak dihalaman rumah penduduk. Kelompok ikan betok laut (Pomacentridae), ekor kuning (Caesionidae) dan Acanthuridae serta Labridae merupakan kelompok yang dominan walaupun dalam jumlah yang sedikit.[2]

Aktivitas pengelolaan sumberdaya[sunting | sunting sumber]

Lokasi penangkapan kepiting rajungan, udang, dan teripang relatif dekat, di sekitar Pulau Sapuli, Saugi, dan Satando. Pada musim Timur (Juni-Oktober), hasil tangkapan relatif sedikit, sedangkan musim Barat (November-Mei), hasil tangkapan relatif banyak. Hasil tangkapan dijual kepada punggawa yang berada di Desa Mattiro Baji. Para nelayan penangkap tidak diperkenankan untuk menjual hasil tangkapan mereka kepada orang lain karena punggawa memiliki kontribusi pada proses pengadaan alat tangkap. Kontribusi tersebut lalu dianggap utang atas kesepakatan dua belah pihak yakni punggawa dan nelayan dalam hubungan patron-klien.[2]

Lingkungan[sunting | sunting sumber]

Pulau Saugi merupakan induk dari Desa Mattiro Baji. Tiga pulau lainnya adalah Pulau Satando, Pulau Camba-Cambaya, dan Pulau Sapuli. Karena letaknya cukup dekat dengan daratan utama, suplai material sedimen menyebabkan perairan menjadi keruh sehingga jarak pandang maksimum 0,3 m. Pertumbuhan organisme terumbu karang menjadi terhambat. Kondisi terumbu karang cukup memprihatinkan dengan tutupan karang hanya 15%, sebaliknya didominasi oleh karang mati tertutup sedimen pasir dan lumpur serta pecahan karang mati.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Abdul Haris Farid, Suhardjono, dan Dwi Wulan Titik Andari. Laporan Penelitian: Penguasaan dan Pemilikan atas Tanah Pulau-Pulau Kecil di Propinsi Sulawesi Selatan. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, 2013. Hlm. 1–53.
  2. ^ a b c d Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (2012). "Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 26 September 2022. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]