Lompat ke isi

Gurita

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gurita
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Cephalopoda
(tanpa takson): Neocoleoidea
Klad: Vampyropoda
Superordo: Octopodiformes
Ordo: Octopoda
Leach, 1818
Famili

lihat teks.

Gurita (Octopoda) adalah hewan moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala), dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama. Gurita terdiri dari 289 spesies yang mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda. Gurita dalam bahasa Inggris disebut Octopus (Yunani: Ὀκτάπους, delapan kaki) yang sering hanya mengacu pada hewan dari genus Octopus.

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Bentuk fisik

[sunting | sunting sumber]

Gurita memiliki 8 lengan (bukan tentakel) dengan alat pengisap berupa bulatan-bulatan cekung pada lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa. Lengan gurita merupakan struktur hidrostat muskuler yang hampir seluruhnya terdiri dari lapisan otot tanpa tulang atau tulang rangka luar. Tidak seperti hewan Cephalopoda lainnya, sebagian besar gurita dari subordo Incirrata mempunyai tubuh yang terdiri dari otot dan tanpa tulang rangka dalam. Gurita tidak memiliki cangkang sebagai pelindung di bagian luar seperti halnya Nautilus dan tidak memiliki cangkang dalam atau tulang seperti sotong dan cumi-cumi. Paruh adalah bagian terkeras dari tubuh gurita yang digunakan sebagai rahang untuk membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil.

Tubuh yang sangat fleksibel memungkinkan gurita untuk menyelipkan diri pada celah batuan yang sangat sempit di dasar laut, terutama sewaktu melarikan diri dari ikan pemangsa seperti belut laut Moray. Gurita yang kurang dikenal orang dari subordo Cirrata memiliki dua buah sirip dan cangkang dalam sehingga kemampuan untuk menyelip ke dalam ruangan sempit menjadi berkurang.

Gurita mempunyai masa hidup yang relatif singkat dan beberapa spesies hanya hidup selama 6 bulan. Spesies yang lebih besar seperti Gurita raksasa Pasifik Utara yang beratnya bisa mencapai 40 kilogram bisa hidup sampai 5 tahun di bawah kondisi lingkungan yang sesuai. Reproduksi merupakan salah satu sebab kematian, gurita jantan hanya bisa hidup beberapa bulan setelah kawin dan gurita betina mati tidak lama setelah bertelur. Kematian disebabkan kelalaian gurita untuk makan selama sekitar satu bulan sewaktu menjaga telur-telur yang belum menetas.

Selubung bagian perut tubuh gurita disebut mantel yang terbuat dari otot dan terlihat seperti kantung. Gurita memiliki tiga buah jantung yang terdiri dari dua buah jantung untuk memompa darah ke dua buah insang dan sebuah jantung untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah gurita mengandung protein Hemosianin yang kaya dengan tembaga untuk mengangkut oksigen. Dibandingkan dengan Hemoglobin yang kaya dengan zat besi, Hemosianin kurang efisien dalam mengangkut oksigen. Hemosianin larut dalam plasma dan tidak diikat oleh sel darah merah sehingga darah gurita berwarna biru pucat. Gurita bernapas dengan menyedot air ke dalam rongga mantel melalui kedua buah insang dan disemburkan keluar melalui tabung siphon. Gurita memiliki insang dengan pembagian yang sangat halus, berasal dari pertumbuhan tubuh bagian luar atau bagian dalam yang mengalami vaskulerisasi.

Kecerdasan

[sunting | sunting sumber]
Gurita spesies Octopus cyanea sedang mengamati keadaan sekeliling

Gurita sangat cerdas dan kemungkinan merupakan hewan paling cerdas di antara semua hewan invertebrata. Kecerdasan gurita sering menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli biologi.[1][2][3] Hasil percobaan mencari jalan di dalam maze dan memecahkan masalah menunjukkan bahwa gurita mempunyai ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang, walaupun masa hidup gurita yang singkat membuat pengetahuan yang bisa dipelajari gurita menjadi terbatas.

Gurita mempunyai sistem saraf yang sangat kompleks dengan sebagian saja yang terlokalisasi di bagian otak. Dua pertiga dari sel saraf terdapat pada tali saraf yang ada di kedelapan lengan gurita. Lengan gurita bisa melakukan berbagai jenis gerakan refleks yang rumit, dipicu oleh 3 tahapan sistem saraf yang berbeda-beda. Beberapa jenis gurita seperti gurita penyamar bisa menggerakkan lengan-lengannya untuk meniru gerakan hewan laut yang lain.

Pada percobaan di laboratorium, gurita dapat mudah diajar untuk membedakan berbagai bentuk dan pola. Gurita juga bisa membuka tutup stoples dengan belajar dari melihat saja,[4] walaupun penemuan ini sering dipertentangkan berdasarkan berbagai alasan.[1][2]

Gurita pernah ditemukan sedang melakukan gerakan yang menurut sebagian orang seperti sedang bermain-main. Secara berkali-kali, gurita melepaskan botol dan mainan di tengah-tengah arus air melingkar di dalam akuarium dan lalu berusaha menangkapnya.[5] Gurita sering memecahkan akuarium yang ditinggalinya dan kadang-kadang bertandang ke akuarium lain untuk mencari makanan. Gurita juga diketahui sering memanjat kapal penangkap ikan dan membuka ruangan penyimpan ikan untuk memakani kepiting.[3]

Di beberapa negara, gurita termasuk hewan percobaan yang tidak boleh dibedah tanpa anestesi. Di Britania Raya, Cephalopoda seperti gurita termasuk hewan yang dilindungi Animals (Scientific Procedures) Act 1986 dan undang-undang antikekejaman terhadap binatang. Walaupun tidak bertulang belakang, gurita sebagai hewan percobaan mendapat perlindungan yang sama seperti halnya hewan bertulang belakang yang lain.[6] Gurita juga dipilih oleh peneliti dari Marine Biological Laboratory sebagai objek percobaan pengamatan pergerakan lengan gurita. Pergerakan lengan gurita yang fleksibel membantu untuk merencanakan desain lengan "robot lembut" serbaguna.[7]

Ada kepercayaan bahwa gurita yang sedang dalam keadaan stress akan memakan lengan-lengannya sendiri. Penelitian yang masih terbatas dalam bidang ini menunjukkan bahwa kelakuan abnormal gurita mungkin disebabkan virus pemakan sel (autophagy) yang menyerang sistem saraf gurita. Kelakuan memakan lengan sendiri mungkin dapat dianggap sebagai penyakit saraf (neurological disorder).[butuh rujukan]

Pertahanan diri

[sunting | sunting sumber]
Gurita spesies Octopus ocellatus sedang bersembunyi di dalam kulit kerang

Gurita biasanya memiliki tiga mekanisme pertahanan diri: kantong tinta, kamuflase dan memutuskan lengan.

Gurita berwarna abu-abu pucat atau putih, tetapi warna kulit bisa diubah sesuai warna dan pola lingkungan sekitar dengan maksud melakukan kamuflase (penyamaran). Pada kulit gurita terdapat kromatofora berupa lapisan kantung-kantung pewarna yang lentur dan bisa mengubah warna, opasitas dan refleksitas jaringan epidermis. Otot-otot di sekeliling kromatofora bisa membuat kantung-kantung pewarna menjadi kelihatan atau hilang. Kromatofora berisi pigmen berwarna kuning, oranye, merah, cokelat, atau hitam. Sebagian besar spesies gurita memiliki 3 warna dari seluruh pilihan warna kromatofora yang ada, walaupun ada juga spesies yang memiliki 2 atau 4 warna. Sel-sel lain yang bisa berubah warna adalah sel iridophore dan sel leucophore (warna putih).[8] Kemampuan berganti warna digunakan gurita untuk berkomunikasi atau memperingatkan gurita lain. Gurita cincin biru berubah warna menjadi kuning cerah dengan bulatan-bulatan berwarna biru jika merasa terancam sekaligus memperingatkan musuh bahwa dirinya sangat beracun.[9]

Beberapa spesies gurita dapat memutuskan lengannya sendiri (ototomi) mirip cecak dan beberapa spesies kadal yang memutuskan ekor sewaktu melarikan diri. Lengan gurita yang sedang merangkak juga berfungsi sebagai pengalih perhatian bagi calon pemangsa dan berguna pada saat kawin.

Beberapa spesies gurita seperti gurita penyamar memiliki sistem pertahanan keempat berupa kemampuan meniru bentuk hewan laut berbahaya seperti lepu dan belut berkat tubuh yang lentur dipadukan dengan kemampuan berganti warna. Gurita penyamar juga pernah didapati mengganti tekstur mantel agar kamuflase menjadi lebih sempurna. Mantel gurita penyamar bisa terlihat runcing-runcing seperti rumput laut atau benjol-benjol seperti tekstur batu karang.

Reproduksi

[sunting | sunting sumber]

Gurita jantan bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam rongga mantel gurita betina menggunakan lengan istimewa yang disebut hectocotylus. Lengan kanan ketiga biasanya menjadi hectocotylus. Pada beberapa spesies, gurita betina bisa menjaga sperma agar tetap hidup sampai telur menjadi matang. Setelah dibuahi, gurita betina bisa bertelur hingga sekitar 200.000 butir. Jumlah telur gurita bisa berbeda-beda bergantung pada masing-masing individu, familia, genus atau spesies. Gurita betina menggantung kumpulan telur berbentuk kapsul yang membentuk untaian di langit-langit sarang. Setelah telur menetas, larva gurita untuk sementara waktu melayang bersama kawanan plankton sambil memangsa pakan berupa copepod, larva kepiting dan larva bintang laut sampai cukup besar dan berat untuk berada di dasar laut. Beberapa spesies gurita dengan habitat di laut dalam tidak perlu melewati siklus melayang bersama kawanan plankton. Periode sebagai larva merupakan saat penuh bahaya karena larva gurita mudah dimangsa pemakan plankton sewaktu menjadi bagian dari kawanan plankton.

Alat indra

[sunting | sunting sumber]
Mata gurita spesies Octopus vulgaris

Gurita memiliki penglihatan yang baik. Pupil gurita berbentuk seperti lubang celengan sehingga dikhawatirkan menderita kelainan refraksi berupa astigmat, tetapi ternyata tidak jadi masalah bagi gurita yang berburu dengan penerangan yang kurang. Mata gurita "bisa" membedakan polarisasi cahaya tetapi sepertinya buta warna. Dua organ khusus yang disebut statocyst yang terhubung dengan otak berfungsi sebagai alat pendeteksi posisi horizontal. Orientasi mata gurita dijaga oleh gerak otonomik (refleks) sehingga bukaan pupil selalu horizontal.

Gurita memiliki indra perasa yang luar biasa tajam. Alat isap pada lengan gurita dilengkap dengan kemoreseptor sehingga gurita bisa merasakan benda yang disentuh. Lengan-lengan gurita memiliki sensor tekanan untuk mendeteksi lengan mana saja yang sedang dijulurkan, tetapi memiliki kemampuan proprioseptif (perasaan posisi dan pergerakan badan) yang sangat rendah. Sensor tekanan tidak cukup memberi informasi ke otak perihal posisi badan dan lengan gurita. Sebagai akibatnya, gurita tidak memiliki kemampuan mengenal benda secara tiga dimensi (stereognosis) dari benda yang disentuhnya. Gurita bisa merasakan variasi tekstur pada benda yang disentuh tetapi tidak bisa memadukan informasi untuk menerka bentuk benda yang sedang disentuh.

Gurita sedang merangkak

Susunan saraf otonom yang dimiliki setiap lengan menyebabkan gurita sulit mengetahui akibat dari gerakan yang dilakukan. Otak gurita mengeluarkan perintah tingkat tinggi untuk menggerakkan lengan, tetapi instruksi yang lebih terinci untuk menggerakkan lengan diberikan oleh tali saraf. Gurita tidak memiliki susunan saraf yang memberi umpan balik ke otak tentang keberhasilan perintah otak untuk menggerakkan lengan, sehingga mengamati gerakan lengan secara visual merupakan satu-satunya cara bagi gurita untuk mengetahui lengan yang diinginkan sudah bergerak atau belum.

Cara bergerak

[sunting | sunting sumber]
Gurita berenang dengan kepala di depan diikuti dengan lengan-lengannya

Gurita bergerak dengan cara merangkak atau berenang. Gurita cukup merangkak ditambah sedikit berenang jika ingin bergerak secara perlahan dan hanya berenang jika ingin bergerak cepat-cepat. Gurita bisa bergerak cepat sekali sewaktu sedang lapar atau sewaktu dalam bahaya. Kadar oksigen dalam darah diperkirakan hanya sekitar 4% sehingga gurita mempunyai stamina rendah yang akibatnya merugikan kehidupan gurita di alam bebas.

Gurita merangkak dengan setiap lengan yang dimiliki, dan sering menggerakkan beberapa lengan secara sekaligus sewaktu bergerak pada permukaan yang padat sambil sekaligus menyangga bagian badan. Pada tahun 2005 ada laporan yang menulis bahwa sebagian gurita bisa berjalan dengan dua lengan pada permukaan yang padat sambil meniru bentuk buah kelapa atau kumpulan rumput laut.[10]

Gurita berenang dengan semburan air seperti mesin jet yang berasal dari hasil kontraksi bagian mantel, sedangkan arah semburan air diatur dengan menggunakan tabung siphon.

Pencernaan dan Ekskresi

[sunting | sunting sumber]

Pencernaan gurita dimulai dari mulut dengan paruh chitinous, faring, radula, dan kelenjar ludah[11]. Radula adalah organ berduri seperti lidah berotot dengan beberapa baris gigi kecil[12]. Makanan dipecah dan dipaksa masuk ke kerongkongan oleh dua ekstensi lateral pada dinding esofagus dan radula. Setelah itu makanan diteruskan ke saluran pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari tembolok, di mana makanan disimpan; perut, tempat makanan digiling; sekum di mana makanan yang sekarang sudah lembek disortir menjadi cairan dan partikel; kelenjar pencernaan, di mana sel-sel hati memecah dan menyerap cairan dan menjadikan tubuh coklat lalu usus, di mana akumulasi limbah diubah menjadi tali feses dengan sekresi dan dikeluarkan dari corong melalui rektum.[11]

Moluska bermanfaat
Hasil laut ("seafood")
Abalon
Remis
Kerang
Periwinkel
Kupang
Tiram
Simping

Cumi-cumi
Gurita
Sotong

Industri perikanan
Budi daya perairan

Gurita di Pasar ikan Tsukiji, Tokyo

Gurita sering ditangkap untuk digunakan sebagai bahan makanan, dipelihara di akuarium sebagai spesimen yang dipertontonkan, atau dipelihara sebagai hewan peliharaan.

Bahan makanan

[sunting | sunting sumber]

Berbagai spesies gurita merupakan makanan bagi penduduk sejumlah negara di dunia. Lengan dan berbagai bagian tubuh gurita bisa menjadi berbagai macam variasi makanan.

Gurita merupakan makanan laut bagi penduduk di negara-negara Mediterania, Meksiko, dan bahan utama berbagai makanan Jepang, seperti sushi, tempura, takoyaki, sashimi, dan akashiyaki.

Hewan peliharaan

[sunting | sunting sumber]
Gurita sedang mencoba meloloskan diri lewat sela-sela akuarium yang sempit

Gurita bisa dijadikan hewan peliharaan walaupun sulit untuk menjaganya agar tidak kabur. Gurita merupakan hewan cerdas dan memiliki kemampuan memecahkan masalah sehingga sering dilaporkan melarikan diri dari akuarium yang tertutup rapat. Beberapa gurita dalam satu spesies yang sama mempunyai banyak variasi ukuran dan umur. Gurita berukuran kecil bisa saja berukuran kecil karena memang baru lahir tetapi bisa juga sudah dewasa, sehingga sulit menentukan harapan hidup gurita peliharaan. Spesies Octopus bimaculoides (California Two-spot Octopus) biasa dijadikan hewan peliharaan, karena sewaktu masih anak-anak berukuran sebesar bola tenis sehingga lama hidup sebagai hewan peliharaan bisa diperkirakan.

Gurita adalah binatang yang sangat kuat bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Gurita yang dipelihara sebagai hewan peliharaan bisa membuka tutup akuarium dan bertahan hidup cukup lama di luar air sebelum masuk ke akuarium di dekatnya dan menyantap ikan-ikan yang ada di dalamnya. Gurita juga bisa menangkap dan memangsa beberapa spesies ikan hiu.[13]

Klasifikasi

[sunting | sunting sumber]
Gurita yang sedang dijemur
Octopoda
"Cirrina" part

Cirroteuthidae

Stauroteuthidae

"Cirrina" part

Opisthoteuthidae

Cirroctopodidae

Octopodida
"Argonautoidea" part

Tremoctopodidae

Alloposidae

"Argonautoidea" part

Argonautidae

Ocythoidae

Octopodoidea

Eledonidae

Bathypolypodidae

Enteroctopodidae

Octopodidae

Megaleledonidae

Bolitaenidae

Amphitretidae

Vitreledonellidae

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b What is this octopus thinking? oleh Garry Hamilton.
  2. ^ a b Is the octopus really the invertebrate intellect of the sea? Diarsipkan 2009-12-15 di Wayback Machine. By Doug Stewart. dalam: National Wildlife. Feb/Mar 1997, vol.35 no.2.
  3. ^ a b "Giant Octopus—Mighty but Secretive Denizen of the Deep". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-25. Diakses tanggal 2006-10-19. 
  4. ^ "Kecerdasan gurita: membuka toples". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-28. Diakses tanggal 2006-09-08. 
  5. ^ What behavior can we expect of octopuses? Diarsipkan 2018-07-04 di Wayback Machine.. Dr. Jennifer Mather, Department of Psychology and Neuroscience, University of Lethbridge and Roland C. Anderson, The Seattle Aquarium.
  6. ^ "United Kingdom Animals (Scientific Procedures) act of 1986". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-19. Diakses tanggal 2006-09-08. 
  7. ^ Salama, Jordan (April 2021). "Belajar dari pergerakan lengan gurita". National Geographic Indonesia: 24. 
  8. ^ Meyers, Nadia. "Tales from the Cryptic: The Common Atlantic Octopus". Southeastern Regional Taxonomic Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-31. Diakses tanggal 8 September 2006. 
  9. ^ Sheedy, Jon dan Beasley, Sam. "Hapalochlaena: The Blue-Ringed Octopus". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-25. Diakses tanggal 8 September 2006.  Teks "Earlham College" akan diabaikan (bantuan)
  10. ^ 'Science', vol. 307, p. 1927 Diarsipkan 2009-03-04 di Wayback Machine. (lihat pranala luar " Gurita berjalan dengan dua kaki: video dan laporan penelitian" jika tidak berlangganan Science online)
  11. ^ a b Wells, M. J. (1978). Octopus: Physiology and Behaviour of an Advanced Invertebrate. Springer Science & Business Media. hlm. 73–79. ISBN ISBN 978-94-017-2470-8. Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-03-08. 
  12. ^ Courage, K. H. (2013). Octopus!: The Most Mysterious Creature in the Sea. Penguin Group. hlm. 40–41. ISBN ISBN 978-0-698-13767-7. Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-03-08. 
  13. ^ "Arsip video Google, gurita menangkap ikan hiu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-07. Diakses tanggal 2006-09-08. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]