Ahmad Wahib: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(48 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
'''Ahmad Wahib''' ([[Sampang]], [[9 November]] [[1942]]–[[Jakarta]], [[31 Maret]] [[1973]]) adalah seorang budayawan, dan pemikir [[Islam]]. Semasa hidupnya yang singkat banyak membuat catatan permenungan yang juga telah dibukukan dalam ''Pergolakan Pemikiran Islam''.
|name = Ahmad Wahib
|image = Ahmad_Wahib
|alt =
|caption = Ahmad Wahib, Pembaharu Islam
|birth_name =
|birth_date = 9 November 1942
|birth_place = [[Sampang]], Indonesia
|death_date = {{death date and age|1973|3|31|1942|11|9}}
|death_place = [[Jakarta]], Indonesia
|nationality = [[Indonesia]]
|religion = [[Islam]]
|known_for = Pembaharu Islam
|occupation = Wartawan
|alma_mater = [[Universitas Gadjah Mada|UGM Yogyakarta]]
|height =
}}
'''Ahmad Wahib''' ({{lahirmati|[[Sampang]]|9|11|1942|[[Jakarta]]|31|3|1973}}) dikenal sebagai pemikir dan pembaharu [[Islam]]. Ia dikenal sebagai pembaharu terutama berkat catatan harian yang diangkat menjadi buku ''Pergolakan Pemikiran Islam '' (2004) oleh [[Djohan Effendi]] dan Ismet Natsir. Dalam catatannya, Wahib mencoba mempertanyakan apa yang sudah ia yakini selama ini mengenai Tuhan, ajaran Islam, masyarakat Muslim, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Dalam satu wawancara, [[Douglas E. Ramage]], seorang Indonesianis lulusan [[University of South Carolina]] menyebut Wahib sebagai salah satu pemikir baru Islam yang revolusioner.


Pada 1971, Wahib meninggalkan [[Yogyakarta]]. Tujuannya adalah [[Jakarta]], mencari kerja. Ia pada akhirnya diterima sebagai calon reporter majalah berita mingguan [[Tempo]]. Ia juga ikut kursus filsafat di [[Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara]], Jakarta, sebuah perguruan tinggi yang didirikan oleh seorang Jesuit Jawa, [[Driyarkara]]. Pada saat yang sama, ia juga ambil bagian dalam pertemuan berbagai kelompok diskusi. Ia bahkan sempat membuat rancangan tema diskusi soal teologi, politik dan budaya yang sangat ambisius. Sayangnya, ia wafat tertabrak motor pada 30 Maret 1973.
Wahib tumbuh dewasa dalam lingkungan yang kehidupan keagamaannya sangat kuat. Ayahnya adalah seorang pemimipin pesantren dan dikenal luas dalam masyarakatnya. Tapi ia juga adalah orang yang berpikiran luas dan terbuka, yang mendalami secara serius gagasan pembaharuan Muhammad Abduh. Ia menolak objek-objek kultus yang menjadi sesembahan para leluhurnya. Objek-objek ini sangat populer dalam tradisi rakyat Madura, seperti tombak, keris, ajimat, dan buku-buku primbon.


== Riwayat Hidup ==
Pembahasan-pembahasan seputar masalah-masalah tersebut menimbulkan ketertarikan kepada persoalan-persoalan yang lebih umum, seperti persoalan apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah “ideology Islam”? Apakah Islam, dalam kenyataannya, adalah sebuah ideologi? Bagaimanakah sebuah ideologi politik dapat dirumuskan demi kepentingan umat Islam di Indonesia? Di mana posisi Islam vis a vis ideologi-ideologi sekular seperti demokrasi, sosialisme dan Marxisme? Ketertarikan kepada soal-soal ini sejalan dengan corak pertumbuhan Wahib dalam keluarganya.
=== Masa Kecil ===
Wahib tumbuh dewasa dalam lingkungan yang kehidupan keagamaannya sangat kuat. Ayahnya adalah seorang pemimipin [[pesantren]] dan dikenal luas dalam masyarakatnya. Tapi ia juga adalah orang yang berpikiran luas dan terbuka, yang mendalami secara serius gagasan pembaharuan [[Muhammad Abduh]]. Ia menolak objek-objek kultus yang menjadi sesembahan para leluhurnya. Objek-objek ini sangat populer dalam tradisi rakyat Madura, seperti tombak, keris, ajimat, dan buku-buku primbon.


Pembahasan-pembahasan seputar masalah-masalah tersebut menimbulkan ketertarikan kepada persoalan-persoalan yang lebih umum, seperti persoalan apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah “ideologi Islam”? Apakah Islam, dalam kenyataannya, adalah sebuah ideologi? Bagaimanakah sebuah [[ideologi]] politik dapat dirumuskan demi kepentingan umat Islam di Indonesia? Di mana posisi Islam vis a vis ideologi-ideologi sekuler seperti [[demokrasi]], [[sosialisme]] dan [[Marxisme]]? Ketertarikan kepada soal-soal ini sejalan dengan corak pertumbuhan Wahib dalam keluarganya.
Selain itu, Yogyakarta adalah salah satu kota yang secara intelektual dan budaya paling kaya di Indonesia. Ini berperngaruh dalam perkembangan pribadi Wahib. Yogyakarta adalah kota lembaga-lembaga pendidikan. Universitas Gadjah Mada, karena alasan-alasan kesejarahan, memiliki daya tarik yang besar, dan kenyataannya mapu menyedot banya pelajar dari seluruh Indonesia. Di sana juga ada perguruan-perguruan tinggi lain, baik milik swasta maupun pemerintah, yang juga memiliki daya tarik. Termasuk di dalamnya adalah IKIP Sanata Dharma, milik sebuah yayasan Katolik, Universitas Islam Indonesia, dan IAIN Sunan Kalijaga.


=== Semasa Kuliah ===
Mukti Ali, mengenai kelompok diskusi ini, menyatakan bahwa kelompok tersebut menarik perhatian banyak peserta. Kelompok tersebut juga secara reguler mengundang pembicara-pembicara tamu dari berbagai kalangan, baik orang Indonesia maupun bukan. Kelompok tersebut membahas persoalan-persoalan penting menyangkut masa depan kaum Muslim Indonesia, dalam suatu kerangka yang membuka kemungkinan untuk tumbuhnya gagasan-gagasan baru yang segar. Masalah-masalah teologis yang sublim kerap didiskusikan juga, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan seputar masalah tersebut kadang jauh dari apa yang diyakini orang kebanyakan dan bersifat provokatif.
Masa-masa Wahib di [[Yogyakarta]] adalah masa-masa yang paling bergolak dalam sejarah Indonesia. Inilah masa ambruknya ekonomi Indonesia dan terjadinya ketegangan-ketegangan politik yang berujung dengan usaha kup oleh [[PKI]] pada masa 1965. Sebagai balasan atas kup yang gagal total ini, terjadilah pembunuhan besar-besaran atas mereka yang dituduh antek-antek PKI. Di Jawa Tengah saja, ribuan orang tewas. Ini mengantarkan Indonesia terbentuknya [[Orde Baru]] di bawah kepemimpinan Jenderal [[Soeharto]]. Inilah periode gamang yang meninggalkan luka-luka psikologis di kalangan mereka yang mengalaminya.


Semua unsur di atas (latar belakang keluarga, penyesuaian diri dengan lingkungan baru, dengan konsekuensi meluasnya horizon berpikir secara dramatis, tekanan-tekanan baik bersifat politis maupun personal, dan pembunuhan besar-besaran yang mengerikan lantaran gagalnya kup PKI) jelas turut menentukan berubahnya arah pemahaman Wahib mengenai Islam. Unsur-unsur tersebut pulalah yang pada akhirnya megantarkannya untuk keluar dari [[HMI]] pada 30 September 1965. Mungkin bukanlah sebuah kebetulan bahwa tanggal di atas bersamaan dengan hari ulang tahun ke-3 gagalnya kup PKI pada 30 September 1965.
Masa-masa Wahib di Yogyakarta adalah masa-masa yang paling bergolak dalam sejarah Indonesia. Inilah masa ambruknya ekonomi Indonesia dan terjadinya ketegangan-ketegangan politik yang berujung dengan usaha kup oleh PKI pada masa 1965. Sebagai balasan atas kup yang gagal total ini, terjadilah pembunuhan besar-besaran atas mereka yang dituduh antek-antek PKI. Di Jawa Tengah saja, ribuan orang tewas. Ini mengantarkan Indonesia terbentuknya Orde Baru di bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto. Inilah periode gamang yang meninggalkan luka-luka psikologis si kalangan mereka yang mengalaminya.


== Sayembara Ahmad Wahib ==
Semua unsur di atas (latar belakang keluarga, penyesuaian diri dengan lingkungan baru, dengan konsekuensi meluasnya horizon berfikir secara dramatis, tekanan-tekanan baik bersifat politis maupun personal, dan pembunuhan besar-besaran yang mengerikan lantaran gagalnya kup PKI) jelas turut menentukan berubahnya arah pemahaman Wahib mengenai Islam. Unsur-unsur tersebut pulalah yang pada akhirnya megantarkannya untuk keluar dari HMI pada 30 September 1965. Mungkin bukanlah sebuah kebetulan bahwa tanggal di atas bersamaan dengan hari ulang tahun ke-3 gagalnya kup PKI pada 30 September 1965.
Sejak tahun 2003, Ahmad Wahib menjadi simbol sayembara penulisan esai. Sayembara ini bermaksud mendorong anak-anak muda menuangkan gagasan kritisnya mengenai agama, bangsa dan kemanusiaan melalui tulisan. Tulisan diyakini sebagai sarana yang lekang dimakan zaman. Meski meninggal di usia muda, catatan harian yang kemudian diterbitkan melanggengkan kehadirannya. Sehingga, sayembara ini dapat melahirkan Wahib baru dari generasi saat ini.


Hingga kini sayembara tersebut masih berlangsung. Kali ini, [http://paramadina.or.id/ Yayasan Paramadina] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120116015917/http://www.paramadina.or.id/ |date=2012-01-16 }}, lembaga yang didirikan oleh [[Nurcholish Madjid]], sebagai penyelenggara sayembara tersebut. Kini sayembara tidak hanya menantang anak muda untuk menuangkan gagasan melalui esai. Mereka juga ditantang untuk menggunakan blog dan video sebagai sarana menuangkan ide kritisnya. Sayembara ini diharapkan akan melahirkan wahib masa kini, sosok insan yang menyampaikan gagasan mengenai Islam, kemanusiaan, kebebasan dan keadilan melalui teknologi informasi.
Pada 1971, Wahib menginggalkan Yogyakarta. Tujuannya adalah Jakarta, mencari kerja. Ia pada akhirnya diterima sebagai calon reporter majalah berita mingguan Tempo. Ia juga ikut kursus filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, sebuah perguruan tinggi yag didirikan oleh seorang Jesuit Jawa, Driyarkara. Pada saat yang sama, ia juga ambil bagian dalam pertemuan berbagai kelompok diskusi. Ia bahkan sempat membuat rancangan tema diskusi soal teologi, poitik dan budaya yang sangat ambisisus. Sayangnya, ia wafat tertabrak motor pada 30 Maret 1973.<ref>A.H. Johns, "Sistem atau Nilai: Dari Balik Catatan Harian Ahmad Wahib," dalam buku Saidiman (et.al) Pembaharuan tanpa Apologia: Esai-esai tentang Ahmad Wahib, Paramadina, 2010. </ref>

Sayembara ini akan memperebutkan hadiah total 67 juta rupaih plus voucher buku-buku penerbit [[Mizan]] jutaan rupiah. Untuk memilih siapa yang berhak atas hadiah-hadiah tersebut, panitia mengundang [[Ihsan Ali-Fauzi]] (penulis), [[Ucu Agustin]] (filmaker), [[Fahd Djibran]] [http://www.fahdisme.com/(blogger)]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, [[Cholil Mahmud]] (musisi ERK) dan [[Afra Suci]] (penulis) sebagai dewan juri. Semua keputusan dewan juri tidak dapat digangu gugat.


== Kutipan ==
== Kutipan ==
{{wikiquote-id}}
{{wikiquote-id}}
* Aku bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis. Aku bukan buddha, bukan protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku bukan humanis. Aku adalah semuanya. Mudah-mudahan inilah yang disebut muslim. Aku ingin orang menilai dan memandangku sebagai suatu kemutlakan (absolute entity) tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok mana saya termasuk serta dari aliran apa saya berangkat. Memahami manusia sebagai manusia. ''(Catatan Harian 9 Oktober 1969)''
* Aku bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis. Aku bukan budha, bukan protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku bukan humanis. Aku adalah semuanya. Mudah-mudahan inilah yang disebut muslim. Aku ingin orang menilai dan memandangku sebagai suatu kemutlakan (''absolute entity'') tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok mana saya termasuk serta dari aliran apa saya berangkat. Memahami manusia sebagai manusia. ''(Catatan Harian 9 Oktober 1969)''

* Cara bersikap kita terhadap ajaran Islam, Qur’an dan lain-lain sebagaimana terhadap Pancasila harus berubah, yaitu dari sikap sebagai insan otoriter menjadi sikap insan merdeka, yaitu insan yang produktif, analitis dan kreatif. ''(Catatan Harian 16 Agustus 1970)''
* Cara bersikap kita terhadap ajaran Islam, Qur’an dan lain-lain sebagaimana terhadap Pancasila harus berubah, yaitu dari sikap sebagai insan otoriter menjadi sikap insan merdeka, yaitu insan yang produktif, analitis dan kreatif. ''(Catatan Harian 16 Agustus 1970)''


== Sayembara Ahmad Wahib ==
== Karya ==
Sejak tahun 2003, Ahmad Wahib menjadi simbol sayembara penulisan esai. Sayembara ini bermaksud mendorong anak-anak muda menuangkan gagasan kritisnya mengenai agama, bangsa dan kemanusiaan melalui tulisan. Tulisan diyakini sebagai sarana yang lekang dimakan zaman. Meski meninggal di usia muda, catatan harian yang kemudian diterbitkan melanggengkan kehadirannya. Sehingga, sayembara ini dapat melahirkan Wahib baru dari generasi saat ini.


* Pergolakan Pemikiran Islam: ''Catatan Harian Ahmad Wahib'' (2004) (Penerbit LP3S Jakarta)
Hingga kini sayembara tersebut masih berlangsung. Kali ini, [[http://id.wikipedia.org/wiki/Yayasan_Paramadina|Yayasan Paramadina]], lembaga yang didirikan oleh [[Nurcholish_Madjid|Nurcholish Madjid]], sebagai penyelenggara sayembara tersebut. Kini sayembara tidak hanya menantang anak muda untuk menuangkan gagasan melalui esai. Mereka juga ditantang untuk menggunakan blog dan video sebagai sarana menuangkan ide kritisnya. Sayembara yang pusat informasinya di [http://ahmadwahib.com/id/ www.ahmadwahib.com] ini diharapkan akan melahirkan wahib masa kini yang memanfaatkan teknologi untuk kemanusiaan, kebebasan dan keadilan.
* Pembaharuan Tanpa Apologia: ''Esai-esai tentang Ahmad Wahib'' (2010) (Paramadina, Jakarta)


== Acuan ==

;Bibliografi
== Karya ==
{{refbegin|colwidth=30em}}
* Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib (Penerbit LP3S Jakarta)
* {{cite news|url=http://ahmadwahib.com/id/cdn/download/Apologia/AHJohns_Sistem-atau-Nilai-Islam.pdf|title=Sistem atau Nilai-Nilai Islam?|last=Johns|first=A H|accessdate=16 Februari 2012|archivedate=2011-12-17|archiveurl=https://www.webcitation.org/63zg0lVpE?url=http://oase.kompas.com/read/2011/10/02/10214483/Cinta.dalam.Selembar.Batik|dead-url=no}}
* Pembaharuan Tanpa Apologia: Esai-esai tentang Ahmad Wahib (Paramadina, Jakarta)
* {{cite news|url=http://ahmadwahib.com/id/cdn/download/Apologia/Dawam_Pembaruan-Pemikiran-Islam.pdf|title=Pembaruan Pemikiran Islam: Sebuah Catatan Pribadi|last=Rahardjo|first=Dawam|accessdate=16 Februari 2012|archivedate=2011-12-17|archiveurl=https://www.webcitation.org/63zg0lVpE?url=http://oase.kompas.com/read/2011/10/02/10214483/Cinta.dalam.Selembar.Batik|dead-url=no}}
* {{cite news|url=http://ahmadwahib.com/id/cdn/download/Apologia/Jafar_Surat-buat-Tuan-Wahib.pdf|title=Surat Buat Tuan Wahib: Membongkar Mitos ObjektivitasAbsoluditas Kebenaran Agama|last=Ja'far|first=Muhamad|accessdate=16 Februari 2012|archivedate=2011-12-17|archiveurl=https://www.webcitation.org/63zg0lVpE?url=http://oase.kompas.com/read/2011/10/02/10214483/Cinta.dalam.Selembar.Batik|dead-url=no}}
{{refend}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} http://www.geocities.com/jurnal_iiitindonesia/Wahib.htm
* [http://ahmadwahib.com/id/ www.Ahmadwahib.com]

{{indo-bio-stub}}


* {{id}} https://web.archive.org/web/20050419190839/http://www.geocities.com/jurnal_iiitindonesia/Wahib.htm
{{lifetime|1942|1973|Wahib}}
* [http://ahmadwahib.com/id/ www.Ahmadwahib.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120116115100/http://ahmadwahib.com/id/ |date=2012-01-16 }}
* [http://paramadina.or.id/ www.Paramadina.or.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120116015917/http://www.paramadina.or.id/ |date=2012-01-16 }}
* [http://www.fahdisme.com/ TUKANG TAMAN SURABAYA] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120201232028/http://www.fahdisme.com/ |date=2012-02-01 }}
* [http://www.goodreads.com/book/show/1772888.Pergolakan_Pemikiran_Islam www.goodreads.com]
* [http://www.youtube.com/watch?v=G4Gc4lkDsqI Ahmad Wahib dalam video di youtube.com]
{{Islam di Indonesia}}


[[Kategori:Budayawan|Wahib]]
[[Kategori:Tokoh Madura]]
[[Kategori:Tokoh dari Sampang]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]

Revisi terkini sejak 23 November 2023 04.08

Ahmad Wahib
Berkas:Ahmad Wahib
Ahmad Wahib, Pembaharu Islam
Lahir9 November 1942
Sampang, Indonesia
Meninggal31 Maret 1973(1973-03-31) (umur 30)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUGM Yogyakarta
PekerjaanWartawan
Dikenal atasPembaharu Islam

Ahmad Wahib (9 November 1942 – 31 Maret 1973) dikenal sebagai pemikir dan pembaharu Islam. Ia dikenal sebagai pembaharu terutama berkat catatan harian yang diangkat menjadi buku Pergolakan Pemikiran Islam (2004) oleh Djohan Effendi dan Ismet Natsir. Dalam catatannya, Wahib mencoba mempertanyakan apa yang sudah ia yakini selama ini mengenai Tuhan, ajaran Islam, masyarakat Muslim, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Dalam satu wawancara, Douglas E. Ramage, seorang Indonesianis lulusan University of South Carolina menyebut Wahib sebagai salah satu pemikir baru Islam yang revolusioner.

Pada 1971, Wahib meninggalkan Yogyakarta. Tujuannya adalah Jakarta, mencari kerja. Ia pada akhirnya diterima sebagai calon reporter majalah berita mingguan Tempo. Ia juga ikut kursus filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, sebuah perguruan tinggi yang didirikan oleh seorang Jesuit Jawa, Driyarkara. Pada saat yang sama, ia juga ambil bagian dalam pertemuan berbagai kelompok diskusi. Ia bahkan sempat membuat rancangan tema diskusi soal teologi, politik dan budaya yang sangat ambisius. Sayangnya, ia wafat tertabrak motor pada 30 Maret 1973.

Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Masa Kecil[sunting | sunting sumber]

Wahib tumbuh dewasa dalam lingkungan yang kehidupan keagamaannya sangat kuat. Ayahnya adalah seorang pemimipin pesantren dan dikenal luas dalam masyarakatnya. Tapi ia juga adalah orang yang berpikiran luas dan terbuka, yang mendalami secara serius gagasan pembaharuan Muhammad Abduh. Ia menolak objek-objek kultus yang menjadi sesembahan para leluhurnya. Objek-objek ini sangat populer dalam tradisi rakyat Madura, seperti tombak, keris, ajimat, dan buku-buku primbon.

Pembahasan-pembahasan seputar masalah-masalah tersebut menimbulkan ketertarikan kepada persoalan-persoalan yang lebih umum, seperti persoalan apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah “ideologi Islam”? Apakah Islam, dalam kenyataannya, adalah sebuah ideologi? Bagaimanakah sebuah ideologi politik dapat dirumuskan demi kepentingan umat Islam di Indonesia? Di mana posisi Islam vis a vis ideologi-ideologi sekuler seperti demokrasi, sosialisme dan Marxisme? Ketertarikan kepada soal-soal ini sejalan dengan corak pertumbuhan Wahib dalam keluarganya.

Semasa Kuliah[sunting | sunting sumber]

Masa-masa Wahib di Yogyakarta adalah masa-masa yang paling bergolak dalam sejarah Indonesia. Inilah masa ambruknya ekonomi Indonesia dan terjadinya ketegangan-ketegangan politik yang berujung dengan usaha kup oleh PKI pada masa 1965. Sebagai balasan atas kup yang gagal total ini, terjadilah pembunuhan besar-besaran atas mereka yang dituduh antek-antek PKI. Di Jawa Tengah saja, ribuan orang tewas. Ini mengantarkan Indonesia terbentuknya Orde Baru di bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto. Inilah periode gamang yang meninggalkan luka-luka psikologis di kalangan mereka yang mengalaminya.

Semua unsur di atas (latar belakang keluarga, penyesuaian diri dengan lingkungan baru, dengan konsekuensi meluasnya horizon berpikir secara dramatis, tekanan-tekanan baik bersifat politis maupun personal, dan pembunuhan besar-besaran yang mengerikan lantaran gagalnya kup PKI) jelas turut menentukan berubahnya arah pemahaman Wahib mengenai Islam. Unsur-unsur tersebut pulalah yang pada akhirnya megantarkannya untuk keluar dari HMI pada 30 September 1965. Mungkin bukanlah sebuah kebetulan bahwa tanggal di atas bersamaan dengan hari ulang tahun ke-3 gagalnya kup PKI pada 30 September 1965.

Sayembara Ahmad Wahib[sunting | sunting sumber]

Sejak tahun 2003, Ahmad Wahib menjadi simbol sayembara penulisan esai. Sayembara ini bermaksud mendorong anak-anak muda menuangkan gagasan kritisnya mengenai agama, bangsa dan kemanusiaan melalui tulisan. Tulisan diyakini sebagai sarana yang lekang dimakan zaman. Meski meninggal di usia muda, catatan harian yang kemudian diterbitkan melanggengkan kehadirannya. Sehingga, sayembara ini dapat melahirkan Wahib baru dari generasi saat ini.

Hingga kini sayembara tersebut masih berlangsung. Kali ini, Yayasan Paramadina Diarsipkan 2012-01-16 di Wayback Machine., lembaga yang didirikan oleh Nurcholish Madjid, sebagai penyelenggara sayembara tersebut. Kini sayembara tidak hanya menantang anak muda untuk menuangkan gagasan melalui esai. Mereka juga ditantang untuk menggunakan blog dan video sebagai sarana menuangkan ide kritisnya. Sayembara ini diharapkan akan melahirkan wahib masa kini, sosok insan yang menyampaikan gagasan mengenai Islam, kemanusiaan, kebebasan dan keadilan melalui teknologi informasi.

Sayembara ini akan memperebutkan hadiah total 67 juta rupaih plus voucher buku-buku penerbit Mizan jutaan rupiah. Untuk memilih siapa yang berhak atas hadiah-hadiah tersebut, panitia mengundang Ihsan Ali-Fauzi (penulis), Ucu Agustin (filmaker), Fahd Djibran [1][pranala nonaktif permanen], Cholil Mahmud (musisi ERK) dan Afra Suci (penulis) sebagai dewan juri. Semua keputusan dewan juri tidak dapat digangu gugat.

Kutipan[sunting | sunting sumber]

  • Aku bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis. Aku bukan budha, bukan protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku bukan humanis. Aku adalah semuanya. Mudah-mudahan inilah yang disebut muslim. Aku ingin orang menilai dan memandangku sebagai suatu kemutlakan (absolute entity) tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok mana saya termasuk serta dari aliran apa saya berangkat. Memahami manusia sebagai manusia. (Catatan Harian 9 Oktober 1969)
  • Cara bersikap kita terhadap ajaran Islam, Qur’an dan lain-lain sebagaimana terhadap Pancasila harus berubah, yaitu dari sikap sebagai insan otoriter menjadi sikap insan merdeka, yaitu insan yang produktif, analitis dan kreatif. (Catatan Harian 16 Agustus 1970)

Karya[sunting | sunting sumber]

  • Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib (2004) (Penerbit LP3S Jakarta)
  • Pembaharuan Tanpa Apologia: Esai-esai tentang Ahmad Wahib (2010) (Paramadina, Jakarta)

Acuan[sunting | sunting sumber]

Bibliografi

Pranala luar[sunting | sunting sumber]