Kekaisaran Jerman: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sapnor (bicara | kontrib)
Sapnor (bicara | kontrib)
Perbaikan isi.
Baris 89: Baris 89:
| HDI_year =
| HDI_year =
}}
}}
{{Sejarah Jerman}}
'''Kekaisaran Jerman,''' juga dirujuk sebagai '''''Kaiserreich''''' atau hanya '''Jerman,''' adalah [[Reich Jerman|''Reich'' Jerman]] yang berdiri dari [[Penyatuan Jerman]] pada 1871 hingga [[Revolusi Jerman 1918-1919|Revolusi November]] pada 1918 ketika ''Reich'' Jerman mengubah dirinya menjadi [[Republik Weimar|republik]].
'''Kekaisaran Jerman,''' juga dirujuk sebagai '''''Kaiserreich''''' atau hanya '''Jerman,''' adalah [[Reich Jerman|''Reich'' Jerman]] yang berdiri dari [[Penyatuan Jerman]] pada 1871 hingga [[Revolusi Jerman 1918-1919|Revolusi November]] pada 1918 ketika ''Reich'' Jerman mengubah dirinya menjadi [[Republik Weimar|republik]].



Revisi per 19 Maret 2022 20.50

Kekaisaran Jerman

Deutsches Reich (Jerman)
1871–1918
{{{coat_alt}}}
Lambang
(1889–1918)[1]
Semboyan"Gott mit uns"
"Tuhan beserta kita"
Lagu kebangsaan"Heil dir im Siegerkranz"[2]
"Hormat padamu dalam Mahkota Pemenang"
Kekaisaran Jerman pada 1914
Ibu kota
Berlin
52°31′N 13°24′E / 52.517°N 13.400°E / 52.517; 13.400Koordinat: 52°31′N 13°24′E / 52.517°N 13.400°E / 52.517; 13.400
Bahasa resmiJerman[a]
Agama
(1880)
98,69% Kristen[b]
1,24% Yahudi
0,07% lainnya
PemerintahanKekaisaran semikonstitusional parlementer federal[c]
Kaisar 
• 1871–1888
Wilhelm I
• 1888
Friedrich III
• 1888–1918
Wilhelm II
Kanselir 
• 1871–1890
Otto von Bismarck
• 1890-1894
Leo von Caprivi
• 1909-1917
Theobald von Bethmann-Hollweg
• 1918
Max dari Baden
Legislatif
Dewan Kekaisaran
Dewan Federal
Era SejarahImperialisme BaruPD I
• Penyatuan
18 Januari 1871
16 April 1871
15 November 1884
• Mula PD I
28 Juli 1914
3 November 1918
9 November 1918
11 November 1918
11 Agustus 1919
Luas
 - Total
540.857,54 km2[3]
Penduduk
 - Sensus Penduduk 1910
64.925.993[4]
120,04/km2
Mata uangMark (ℳ)[d][e]
Kode ISO 3166DE
Didahului oleh
Digantikan oleh
Konfederasi
Jerman Utara
krjKerajaan
Bayern| Bayern|Bayern
krjKerajaan
Württemberg| Württemberg|Württemberg
Baden
Hessen
Republik Weimar
Wilayah Memel
Wilayah Saar
Danzig
Luas dan penduduk tidak termasuk jajahan.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kekaisaran Jerman, juga dirujuk sebagai Kaiserreich atau hanya Jerman, adalah Reich Jerman yang berdiri dari Penyatuan Jerman pada 1871 hingga Revolusi November pada 1918 ketika Reich Jerman mengubah dirinya menjadi republik.

Seiring dengan maraknya nasionalisme pada abad XVIII di Eropa, Permasalahan Jerman mengemuka dan diselesaikan dengan kemenangan Prusia dalam Perang Austria-Prusia yang menjadikan Prusia pemimpin negara-negara Jerman dan mengakibatkan terbentuknya negara kebangsaan Konfederasi Jerman Utara yang terdiri dari negara-negara di utara dan tengah Jerman. Seiring dengan kemunduran Prancis dalam Perang Prancis-Prusia pada 1871, negara-negara Jerman Selatan, kecuali Austria, bergabung dengan Konfederasi Jerman Utara. Lantas, undang-undang dasar baru dirumuskan; mengubah nama negara menjadi Kekaisaran Jerman dan menjadikan Wilhelm I, Raja Prusia, dari Wangsa Hohenzollern sebagai Kaisar Jerman. Berlin bertahan sebagai ibu kota negara dan Otto von Bismarck, Presiden Menteri Prusia, menjadi Kanselir Jerman, sang kepala pemerintahan.

Kekaisaran Jerman adalah kekaisaran federal yang terdiri dari 26 negara bagian, hampir semuanya dipimpin oleh bangsawan. Dari 26 negara bagian tersebut, terdapat empat kerajaan, enam keharyapatihan, lima kadipaten, tujuh kepangeranan, tiga kota Hansa merdeka, dan satu wilayah kekaisaran. Meskipun Prusia hanyalah satu dari ke-26 negara bagian, Prusia mencakup dua pertiga wilayah dan penduduk Jerman. Hal ini melatarbelakangi kedigdayaan Prusia dalam kekaisaran, selain karena kedudukan rajanya sebagai kaisar menurut undang-undang dasar.

Setelah 1850, negara-negara Jerman berindustrialisasi dengan giat, khususnya dalam bidang batu bara, besi (nantinya pun baja), kimia, dan perketaapian. Penduduk Jerman yang semula hanya 41 juta jiwa pada 1871 meningkat menjadi 68 juta jiwa pada 1913. Masyarakat Jerman yang awalnya sebagian besar tinggal di perdesaan kebanyakan terurbanisasi.[5] Keberhasilan industrialisasi Jerman ditunjukkan oleh lebih besar dan modernnya pabrik-pabrik Jerman dibandingkan pabrik-pabrik Britania maupun Prancis.[6] Jerman merajai bidang ilmu alam dunia, terutama fisika dan kimia. Sepertiga Penghargaan Nobel dianugerahkan kepada penemu-penemu dan peneliti-peneliti Jerman. Selama berdiri, Kekaisaran Jerman berhasil menjadi raksasa industri, teknologi, dan ilmu pengetahuan Eropa dan pada 1913, Jerman menjadi ekonomi terbesar di Eropa Benua dan ketiga terbesar di dunia.[7] Jerman pun dianggap sebagai salah satu negara kekuatan besar. Jerman berhasil membangun jaringan rel terpanjang di Eropa, angkatan darat terkuat di dunia, dan dasar industri yang bertumbuh dengan cepat.[8][9] Meskipun dahulu kecil, angkatan laut Jerman mampu tumbuh menjadi yang terkuat kedua di dunia, hanya setelah Angkatan Laut Kerajaan Britania. Setelah Otto von Bismarck dicabut dari jabatan keperdanamenteriannya oleh Wilhelm II pada 1890, Jerman mencanangkan Weltpolitik, pandangan politik luar negeri baru yang bersumbangsih pada pecahnya Perang Dunia I.

Pada Perang Dunia I, rencana Jerman untuk merebut Paris dengan cepat pada musim gugur 1914 gagal dan perang di barat remis. Blokade laut oleh Sekutu menyebabkan kekurangan makanan. Meskipun demikian, keberhasilan Jerman di timur berujung dengan Perjanjian Brest-Litovsk. Pernyataan perang kapal selam takterbatas oleh Jerman memicu keikutsertaan Amerika Serikat dalam perang. Setelah Serangan Musim Semi, pada Oktober 1918, tentara Jerman terpukul mundur. Sekutu Jerman, Austria-Hongaria dan Utsmaniyah bubar, sedangkan Bulgaria menyerah. Kekaisaran Jerman pun turut tumbang pada Revolusi November 1918 yang berujung pada penurunan takhta Wilhelm II. Penerus Kekaisaran Jerman, Republik Weimar, diwariskan tatanan masyarakat yang hancur dan pampasan perang senilai 132 mark emas dan penurunan daya militer.[10][11] Kehancuran ekonomi yang diperparah Depresi Besar, termasuk penghinaan dan amarah yang rakyat Jerman rasakan akibat kekalahan ini akan memicu kebangkitan Adolf Hitler dan Nazisme.[12]

Kependudukan

Sebelum kekaisaran berdiri, Jerman telah mengalami pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang cukup cepat. Setelah kekaisaran terbentuk, kedua hal tersebut bertambah cepat. Pada cacah penduduk pertama yang dilakukan pada 1872, penduduk Jerman berjumlah 40 juta jiwa. Sebelum perang pecah, jumlah penduduk menukik menjadi sebesar 67 juta jiwa. Sepanjang kekaisaran berdiri, jumlah penduduk Jerman meledak sebesar 58 persen, disebabkan oleh peningkatan taraf hidup, khususnya peningkatan harapan hidup dan menerjunnya angka kematian bayi.[13] Meskipun angka kelahiran terus menurun, penurunan angka kematian bayi yang jauh lebih cepat tetap mendongkrak pertumbuhan penduduk.[14]

Perpindahan penduduk sangat kentara di Kekaisaran Jerman dengan sebagian besar masyarakatnya tidak hidup di tempat kelahirannya.[15] Di sisi timur dan tengah negara, pertumbuhan penduduk cenderung jauh lebih lambat dibandingkan bagian negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh maraknya urbanisasi yang membuat beberapa kota, seperti Dortmund, Köln, dan Chemnitz, mampu meningkatkan jumlah penduduknya lebih dari dua kali lipat. Bahkan, Kiel dan Essen mengalami peningkatan jumlah penduduk sebesar lebih dari empat kali lipat.[16]

Agama

Katolik Roma merupakan kebanyakan di Bayern, Baden, Elsass-Lothringen, dan beberapa provinsi Prusia (Prusia Barat, Posen, Silesia, Westfalen, Rheinland, dan Hohenzollern).[17]

Orang Yahudi

Sebuah sinagoge di Regensburg, Bayern.

Pada tahun 1860-an, diskriminasi terhadap orang Yahudi di negara-negara Jerman dihapuskan secara resmi, terutama di negara pendahulu Konfederasi Jerman Utara pada 1869; didorong dengan anggapan bahwa Yahudi merupakan golongan kecil keagamaan, bukanlah suatu bangsa.[18] Karenanya, sepanjang kekaisaran berdiri, jumlah penduduk Yahudi meningkat tajam. Banyak dari penduduk Yahudi merupakan orang Yahudi asing; sebagian besar berasal dari timur.[19] Masyarakat Yahudi terbaur dengan baik di kekaisaran. Sebelum perang berkecamuk, satu dari sepuluh wanita Yahudi menikah dengan pria Kristen, sedangkan satu dari lima pria Yahudi menikah dengan wanita Kristen.[20] Orang Yahudi dinilai memberi sumbangsih yang lebih besar dari golongan lainnya terhadap kemajuan Jerman, khususnya dalam bidang industri. Banyak dari mereka memiliki tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi.[21]

Meskipun demikian, orang Yahudi tetap mendapatkan diskriminasi, seperti kesulitan dalam menjadi pegawai negeri ataupun tentara.[22] Jumlah sekolah Yahudi sangat sedikit dan guru-guru Yahudi dilarang mengajar di sekolah-sekolah Kristen. Siswa-siswa Yahudi mendapatkan prasangka buruk.[23] Guru-guru Yahudi di sekolah negeri pun tidak bisa memberikan pendidikan agama Yahudi karena secara resmi, sekolah negeri memberikan pendidikan berlandaskan nilai-nilai Kristiani. Meskipun hukum melindungi orang Yahudi, antisemitisme tetap tersebar merata dari kalangan atas hingga bawah.[24] Kelas menengah ke bawah mengalami antisemitisme agamawi yang terkadang didorong oleh gereja. Ungkapan "pembunuh Juruselamat" cukup dikenali. Orang Yahudi dijadikan kambing hitam atas ketertinggalan golongan lainnya.[25] Dengan maraknya Darwinisme sosial, antisemitisme biologis yang menggaungkan bahwa Yahudi adalah ras rendah yang mengancam keberadaan ras Jerman yang tinggi pun mulai merebak; nantinya akan berkembang pasca-Perang Dunia I menjadi Nazisme.[26]

Tentara Yahudi Jerman merayakan Hanukkah di Polandia saat Perang Dunia I.

Orang Yahudi mengalami sekularisasi. Hal ini mendorong pembauran lebih jauh, tetapi membangkitkan kesadaran bahwa Yahudi adalah sebuah bangsa, bukan golongan agama kecil yang secara bangsa adalah Jerman.[18] Sekularisasi mendorong peninggalan adat-adat ortodoks lama. Lagu-lagu pujian Yahudi dinyanyikan dalam bahasa Jerman dengan iringan organ dalam upacara keagamaan; angka wanita bekerja dan mahasiswa wanita di kalangan Yahudi meningkat tajam.[23] Seiring berjalannya waktu dan semakin meningkatnya antisemitisme, masyarakat Yahudi mulai merasa terancam. Mereka ingin terbaur penuh sebagai warga negara tanpa kehilangan budayanya. Organisasi-organisasi yang mendukung gagasan ini pun mulai terbentuk. Pada masa-masa akhir Kekaisaran Jerman, sebagian besar masyarakat Yahudi merasa berjati diri ganda, yakni sebagai orang Jerman dan sebagai orang Yahudi. Saat Perang Dunia I pecah, sekitar 100.000 tentara Jerman keturunan Yahudi berikut serta, ribuan di antaranya mengalami kenaikan pangkat.[27]

Ekonomi

Sepanjang kekaisaran berdiri, ekonomi Jerman memiliki kecenderungan untuk tumbuh. Namun, pertumbuhan ekonomi cepat baru terjadi pada tahun 1890-an. Sebelum perang pecah, ekonomi Jerman telah berlipat ganda dibandingkan 30 tahun sebelumnya. Kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi yang cepat pada masa kekaisaran pun ditandai dengan meledaknya penduduk Jerman yang tidak dibarengi penurunan mutu hidup, tetapi dibarengi penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Meskipun ketimpangan pendapatan cukup tinggi, keseluruhan warga Jerman mengalami peningkatan mutu hidup yang tinggi.[28]

Sebelum Kekaisaran Jerman berdiri, negara-negara Jerman telah berada dalam tahap industrialisasi. Meskipun demikian, pada 1880-an sebagian besar ekonomi kekaisaran masih ditopang oleh pertanian. Pada 1913, tepat sebelum perang berkecamuk, sumbangsih pertanian, industri, dan layanan secara berututan berada pada kisaran 25%, 45%, dan 30%.[29] Penanaman modal hanyalah sebesar 10 miliar mark pada pendirian kekaisaran, tetapi meningkat menjadi 85 miliar mark sebelum perang.[30]

Jerman adalah salah satu negara dagang terbesar di dunia. Ekspor meningkat dari 2,9 miliar mark pada 1890 menjadi 5,4 miliar mark pada 1913.[31] Setengah dari barang yang Jerman ekspor merupakan barang jadi. Meskipun demikian, ekspor Jerman yang besar disertai impor yang lebih besar lagi. Alhasil, sepanjang berdirinya kekaisaran, neraca perdagangan Jerman kebanyakan negatif.[32]

Industri

Kekaisaran Jerman memiliki salah satu kekuatan industri terbesar di dunia pada zamannya. Sepanjang kekaisaran berdiri, industri tumbuh di kisaran angka 4% tiap tahun, kecuali pada masa Depresi Besar (1873–1890)[f] yang membatasi pertumbuhan hanya di kisaran angka 3%. Dalam 30 tahun, produksi batu bara Jerman meningkat empat kali lipat; menjadikan Jerman produsen batu bara terbesar ketiga di dunia, di belakang Britania Raya (BR) dan Amerika Serikat (AS). Sementara itu, produksi besi dan bajanya menjadi yang terbesar kedua di dunia, hanya di belakang AS.[33]

Kekaisaran Jerman merupakan pemimpin industri kimia dunia. Dengan rata-rata pertumbuhan sektor kimia sebesar 6% tiap tahun, 12 dari 100 usaha terbesar Jerman bergerak dalam bidang kimia. Jerman menjadi pemimpin industri kimia organik dunia, khususnya dalam bidang pewarna dan obat-obatan, dan menghasilkan 90% pewarna di dunia pada 1900.[30]

Negara bagian

Sejarah

Negara bagian Jerman dan lambangnya pada 1900.

Sebelum penyatuan, wilayah yang akan menjadi Kekaisaran Jerman terdiri dari 26 negara yang terdiri dari monarki: kerajaan, keharyapatihan, kadipaten, dan kepangeranan dan republik, yaitu kota Hansa merdeka. Seiring dengan terbentuknya kekaisaran, jumlah negara bagian bertambah menjadi satu dengan pencaplokan sebagian wilayah Prancis yang dikenal sebagai Wilayah Kekaisaran Elsaß-Lothringen. Meskipun demikian, jumlah negara bagian kembali menjadi 26 setelah Sachsen-Lauenburg memilih untuk bergabung dengan Prusia; menjadi bagian dari Provinsi Schleswig-Holstein.

Beberapa negara bagian tersebut sempat merdeka setelah pembubaran Kekaisaran Romawi Suci, walau pada kenyataannya, banyak dari mereka telah berdaulat sejak pertengahan 1600-an. Beberapa dari mereka pun baru berdiri setelah Kongres Wina pada 1815. Mengingat banyaknya perang, perpindahan tangan kepemilikan wilayah, dan pembagian warisan wilayah dalam keluarga penguasa yang terjadi sepanjang sejarah, negara-negara bagian kekaisaran tidak selalu memiliki wilayah yang berkelanjutan dan sering kali terdiri dari banyak wilayah kantung maupun wilayah terkelilingi.

Tiap negara bagian setidaknya memiliki seorang perwakilan di Dewan Federal maupun Dewan Kekaisaran. Sebagai negara federal, kekuasaan pusat, termasuk kaisar, terhadap upanegara terbatas. Hal yang sama berlaku dalam hubungan luar negeri. Tiap negara bagian saling membuka kedutaan besar dan bertukar duta besar satu sama lain dan bersama negara asing. Meskipun demikian, sebagian besar urusan dengan negara asing tetap berada di tangan kementerian luar negeri kekaisaran.

Peta dan daftar

Sachsen-MeiningenSachsen-MeiningenSachsen-MeiningenSachsen-MeiningenSachsen-MeiningenSachsen-MeiningenSachsen-MeiningenSachsen-Coburg dan GothaSachsen-Coburg dan GothaSachsen-Coburg dan GothaSachsen-Coburg dan GothaSachsen-Coburg dan GothaSachsen-Coburg dan GothaSachsen-Coburg dan GothaSchwarzburg-SondershausenSchwarzburg-SondershausenSchwarzburg-SondershausenSchwarzburg-SondershausenSchwarzburg-SondershausenSchwarzburg-RudolstadtSchwarzburg-RudolstadtSchwarzburg-RudolstadtSchwarzburg-RudolstadtSchwarzburg-RudolstadtSchwarzburg-RudolstadtSchwarzburg-RudolstadtSchwarzburg-RudolstadtSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachSachsen-Weimar-EisenachKepangeranan Reuß-GreizKepangeranan Reuß-GreizKepangeranan Reuß-GreizKepangeranan Reuß-GreizKepangeranan Reuß-GreizKepangeranan Reuß-GreizKepangeranan Reuß-GreizSachsen-AltenburgSachsen-AltenburgSachsen-AltenburgSachsen-AltenburgSachsen-AltenburgKepangeranan Reuß-GeraKepangeranan Reuß-GeraKepangeranan Reuß-GeraKepangeranan Reuß-GeraKepangeranan Reuß-GeraKepangeranan Reuß-GeraKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaNegara-negara ThüringenNegara-negara ThüringenNegara-negara ThüringenNegara-negara ThüringenElsaß-LothringenKeharyapatihan BadenKerajaan WürttembergKerajaan BayernKerajaan BayernKerajaan BayernKerajaan SachsenKeharyapatihan HessenKeharyapatihan HessenKadipaten AnhaltKadipaten AnhaltKadipaten AnhaltKadipaten AnhaltKadipaten AnhaltKadipaten AnhaltKadipaten AnhaltKadipaten AnhaltKepangeranan Waldeck dan PyrmontKepangeranan Waldeck dan PyrmontKepangeranan Waldeck dan PyrmontKadipaten BraunschweigKadipaten BraunschweigKadipaten BraunschweigKadipaten BraunschweigKadipaten BraunschweigKadipaten BraunschweigKadipaten BraunschweigKadipaten BraunschweigKepangeranan LippeKepangeranan LippeSchaumburg-LippeSchaumburg-LippeHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgHamburgKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckKota Merdeka LübeckBremenBremenBremenBremenBremenBremenKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan OldenburgKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-StrelitzKeharyapatihan Mecklenburg-SchwerinKeharyapatihan Mecklenburg-SchwerinKeharyapatihan Mecklenburg-SchwerinKeharyapatihan Mecklenburg-SchwerinKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan PrusiaKerajaan Prusia
Negara Ibu kota
Kerajaan (Königreiche)
Prusia (Preußen) Berlin
Bayern München
Sachsen Dresden
Württemberg Stuttgart
Keharyapatihan (Großherzogtümer)
Baden Karlsruhe
Hessen Darmstadt
Mecklenburg-Schwerin Schwerin
Mecklenburg-Strelitz Neustrelitz
Oldenburg Oldenburg
Sachsen-Weimar-Eisenach Weimar
Kadipaten (Herzogtümer)
Anhalt Dessau
Braunschweig Braunschweig
Sachsen-Altenburg Altenburg
Sachsen-Coburg dan Gotha Coburg, Gotha
Sachsen-Meiningen Meiningen
Kepangeranan (Fürstentümer)
Lippe Detmold
Reuß-Gera Gera
Reuß-Greiz Greiz
Schaumburg-Lippe Bückeburg
Schwarzburg-Rudolstadt Rudolstadt
Schwarzburg-Sondershausen Sondershausen
Waldeck dan Pyrmont Arolsen
Kota Hansa Merdeka (Freie Hansestädte)
Bremen
Hamburg
Lübeck
Wilayah Kekaisaran (Reichsland)
Elsaß-Lothringen Straßburg

Lihat pula

Rujukan

Catatan

  1. ^ Di samping bahasa resmi, terdapat bahasa-bahasa takresmi yang digunakan luas oleh suku-suku kecil, yakni bahasa Belanda, Ceko, Denmark, Frisia, Jerman Hilir, Kasubia, Lituania, Polandia, Prancis, Sorbia, dan Yiddi.
  2. ^ Penganut Kristen berbanding seluruh penduduk Jerman terdiri dari 62,63% Protestan Bersatu (Lutheran dan Calvinis), 35,89% Katolik Roma, dan 0,17% Kristen lainnya.
  3. ^ Di bawah keditaktoran militer pada 1916–1918.
  4. ^ Terdiri dari Mark emas (1873–1914) dan Mark kertas (1914–1918).
  5. ^ Hingga 1873, Jerman masih menggunakan mata uang negara-negara pendahulunya. Mata uang Jerman terdiri dari Vereinsthaler, Gulden Jerman Selatan, Thaler Bremen, Mark Hamburg, dan Franc Prancis.
  6. ^ Depresi Panjang lebih dikenal sebagai Große Depression 'Depresi Besar' di Jerman.

Rujukan

  1. ^ Seyler, Gustav A.:Die Wappen der deutschen Landesfürsten. Reprograf. Nachdr. von Siebmacher's Wappenbuch 1. Bd., 1. Abt. 2. – 5. Teil (Nürnberg 1909 – 1929)
  2. ^ Fischer, Michael; Senkel, Christian (2010). Klaus Tanner, ed. Reichsgründung 1871: Ereignis, Beschreibung, Inszenierung. Münster: Waxmann Verlag. 
  3. ^ "German Empire: administrative subdivision and municipalities, 1900 to 1910" (dalam bahasa Jerman). Diakses tanggal 25 April 2007. 
  4. ^ "Population statistics of the German Empire, 1871" (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2007. Diakses tanggal 25 April 2007. 
  5. ^ J. H. Clapham, The Economic Development of France and Germany 1815–1914 (1936)
  6. ^ Germany article of Encyclopedia Britannia, Link : [1]
  7. ^ Azar Gat (2008). PA517 War in Human Civilization Periksa nilai |url= (bantuan). Oxford University Press. hlm. 517. ISBN 978-0-19-923663-3. 
  8. ^ Alfred Vagts, "Land and Sea Power in the Second German Reich." The Journal of Military History 3.4 (1939): 210+ JSTOR 3038611
  9. ^ Paul Kennedy, The Rise and Fall of the Great Powers: Economic Change and Military Conflict from 1500 to 2000 (1987)
  10. ^ Blakemore, Erin. "Germany's World War I Debt Was So Crushing It Took 92 Years to Pay Off". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-17. 
  11. ^ Archives, The National. "The National Archives Learning Curve | The Great War | Why was it hard to make peace?". www.nationalarchives.gov.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-14. 
  12. ^ "How Did Hitler Happen?". The National WWII Museum | New Orleans (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-14. 
  13. ^ Berghahn 2005, hlm. 38.
  14. ^ Berghahn 2005, hlm. 51.
  15. ^ Berghahn 2005, hlm. 40.
  16. ^ Berghahn 2005, hlm. 39.
  17. ^ Berghahn 2005, hlm. 88–89.
  18. ^ a b Berghahn 2005, hlm. 99.
  19. ^ Berghahn 2005, hlm. 93.
  20. ^ Berghahn 2005, hlm. 94.
  21. ^ Berghahn 2005, hlm. 96.
  22. ^ Berghahn 2005, hlm. 96–97.
  23. ^ a b Berghahn 2005, hlm. 100.
  24. ^ Berghahn 2005, hlm. 97.
  25. ^ Berghahn 2005, hlm. 98.
  26. ^ Berghahn 2005, hlm. 98–99.
  27. ^ Berghahn 2005, hlm. 101.
  28. ^ Berghahn 2005, hlm. 1.
  29. ^ Berghahn 2005, hlm. 1–2.
  30. ^ a b Berghahn 2005, hlm. 4.
  31. ^ Berghahn 2005, hlm. 4–5.
  32. ^ Berghahn 2005, hlm. 5.
  33. ^ Berghahn 2005, hlm. 3.