Maksimus Pengaku Iman: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Reformat 1 URL (Wayback Medic 2.5)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(26 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4: Baris 4:
|birth_date= Sekitar tahun 580
|birth_date= Sekitar tahun 580
|death_date={{death date|662|8|13|df=y}}
|death_date={{death date|662|8|13|df=y}}
|feast_day=13 Agustus ([[Kalender Gregorius|Penanggalan Gregorian]]), 21 Januari atau 13 Agustus ([[Kalender Julius|Penanggalan Yulian]])
|feast_day=13 Agustus ([[Kalender Gregorius|Penanggalan Gregorian]]), 21 Januari dan 13 Agustus ([[Kalender Julius|Penanggalan Yulian]])
|venerated_in=[[Gereja Ortodoks Timur]]<br>[[Gereja Katolik]]<br>[[Komuni Anglikan|gereja Anglikan]]<br>[[Lutheranisme|gereja Lutheran]]
|venerated_in=[[Gereja Ortodoks Timur]]<br>[[Gereja Katolik]]<br>[[Komuni Anglikan|gereja Anglikan]]<br>[[Lutheranisme|gereja Lutheran]]
|image=Maximus_Confessor.jpg
|image=Maximus_Confessor.jpg
Baris 14: Baris 14:
|beatified_place=
|beatified_place=
|beatified_by=
|beatified_by=
|canonized_date=[[Prakongregasi]]
|canonized_date=[[Kongregasi bagi Penyebab Penganugerahan Gelar Santo-Santa|Prakongregasi]]
|canonized_place=
|canonized_place=
|canonized_by=
|canonized_by=
Baris 28: Baris 28:
'''Maksimus Pengaku Iman''' ({{lang-el|Μάξιμος ὁ [[:wikt:ομολογητής|Ὁμολογητής]]}}, ''Maksimos ho Homologetes''), yang juga dikenal dengan nama '''Maksimus Teolog''' dan '''Maksimus dari Konstantinopel''' (Sekitar 580 – 13 Agustus 662), adalah seorang [[rahib]] sekaligus [[teologi|teolog]] dan sarjana [[Kekristenan|Kristen]].
'''Maksimus Pengaku Iman''' ({{lang-el|Μάξιμος ὁ [[:wikt:ομολογητής|Ὁμολογητής]]}}, ''Maksimos ho Homologetes''), yang juga dikenal dengan nama '''Maksimus Teolog''' dan '''Maksimus dari Konstantinopel''' (Sekitar 580 – 13 Agustus 662), adalah seorang [[rahib]] sekaligus [[teologi|teolog]] dan sarjana [[Kekristenan|Kristen]].


Sebelum menjadi rahib, Maksimus adalah seorang pegawai aparatur sipil negara, bahkan terbilang salah seorang tangan kanan [[Daftar Kaisar Romawi Timur|Kaisar]] [[Heraklius]], tetapi akhirnya meninggalkan hiruk-pikuk dunia politik dan berkhalwat di biara. Maksimus menguasai ilmu filsafat dari berbagai aliran, dan sebagaimana yang lazim pada zamannya, mengenal baik karya-karya tulis dialog filsafat Plato maupun ulasan-ulasan aliran filsafat Plato tentang gagasan-gagasan Aristoteles dan Plato, misalnya karya-karya tulis [[Plotinus]], [[Porfirios|Porfirius]], [[Iamblikos|Iamblikus]], dan [[Proclus|Proklus]].
Sebelum menjadi rahib, Maksimus adalah seorang pegawai aparatur sipil negara, bahkan terbilang salah seorang tangan kanan [[Daftar Kaisar Romawi Timur|Kaisar]] [[Heraklius]], tetapi akhirnya meninggalkan hiruk-pikuk dunia politik dan berkhalwat di biara. Maksimus menguasai ilmu filsafat dari berbagai aliran, dan sebagaimana yang lazim pada zamannya, mengenal baik karya-karya tulis dialog filsafat Plato maupun ulasan-ulasan aliran filsafat Plato tentang gagasan-gagasan Aristoteles dan Plato, misalnya karya-karya tulis [[Plotinus]], [[Porfirios|Porfirius]], [[Iamblikos|Yamblikus]], dan [[Proclus|Proklus]].


Ketika salah seorang sahabatnya mulai menyiarkan paham [[Kristologi|kristologis]] [[Monotelitisme]], Maksimus ikut terseret ke dalam kontroversi yang timbul akibat paham tersebut, dan mengusung salah satu tafsir rumusan Kristologi [[Kristen Kalsedon|Kalsedon]] yang mendasari penegasan bahwa [[Yesus]] memiliki [[Kehendak (filsafat)|kehendak]] insani maupun kehendak ilahi. Lantaran berpendirian seperti inilah Maksimus akhirnya dianiaya. Sesudah diadili, lidah dan tangan kanannya dimutilasi. Maksimus selanjutnya menjalani pengasingan sampai akhir hayatnya pada tanggal 13 Agustus 662 di [[Tsageri]] (sekarang di [[Georgia (negara)|Georgia]]). Meskipun demikian, pendirian teologisnya dibenarkan [[Konsili Konstantinopel III]], dan Maksimus sendiri dihormati sebagai orang kudus tidak lama sesudah wafat.
Ketika salah seorang sahabatnya mulai menyiarkan paham [[Kristologi|kristologis]] [[Monotelitisme]], Maksimus ikut terseret ke dalam kontroversi yang timbul akibat paham tersebut, dan mengusung salah satu tafsir rumusan Kristologi [[Kristen Kalsedon|Kalsedon]] yang mendasari penegasan bahwa [[Yesus]] memiliki [[Kehendak (filsafat)|kehendak]] insani maupun kehendak ilahi. Lantaran berpendirian seperti inilah Maksimus akhirnya dianiaya. Sesudah diadili, lidah dan tangan kanannya dimutilasi. Maksimus selanjutnya menjalani pengasingan sampai akhir hayatnya pada tanggal 13 Agustus 662 di [[Tsageri]] (sekarang di [[Georgia (negara)|Georgia]]). Meskipun demikian, pendirian teologisnya dibenarkan [[Konsili Konstantinopel III]], dan Maksimus sendiri dihormati sebagai orang kudus tidak lama sesudah wafat.
Baris 36: Baris 36:
== Riwayat hidup ==
== Riwayat hidup ==
=== Masa muda ===
=== Masa muda ===
Sedikit sekali informasi yang tersedia mengenai riwayat hidup Maksimus sebelum terlibat dalam konflik-konflik teologis dan politik yang dipicu kontroversi Monotelitisme.<ref>Keterangan berikut ini bersumber dari biografi panjang Maksimus dari abad ke-10 yang dikatalogkan dengan kode BHG 1234 dan tercetak di dalam ''Patrologia Graeca'' karya Migne (90, 68A1-109B9). Belakangan Meskipun demikian, keterangan tersebut belakangan ini sudah dipertanyakan berdasarkan penelitian ilmiah mutakhir. Pengarang atau tepatnya penyusun BHG 1234 ternyata menyadur isi salah satu biografi Teodorus Rahib Studium (BHG 1755) guna mengisi kekosongan informasi tentang Maksimus di dalam karya tulisnya (Lih. W. Lackner, Zu Quellen und Datierung der Maximosvita (BHG<sup>3</sup> 1234), dalam Analecta Bollandiana 85 [1967], hlmn. 285-316). Informasi penyusun BHG 1234 memang disadur dari kisah-kisah sengsara orang-orang kudus yang ada pada zamannya, yang sama sekali tidak memuat keterangan tentang masa muda Maksimus (Lih. B. Roosen, Maximi Confessoris Vitae et Passiones Graecae. The Development of a Hagiographic Dossier, dalam Byzantion 80 [2010], menyusul). Berdasarkan bukti-bukti yang sebagian besar bersifat internal dari karya-karya tulis Maksimus sendiri, C. Boudignon mengemukakan pendapatnya bahwa Maksimus adalah tokoh kelahiran Palestina (Lih. C. Boudignon, Maxime le Confesseur était-il constantinopolitain?, dalam B. Janssens – B. Roosen – P. Van Deun [penyunting], Philomathestatos. Studies in Greek and Byzantine Texts Presented to Jacques Noret for his Sixty-Fifth Birthday [= Orientalia Lovaniensia Analecta 137], Leuven – Paris – Dudley, MA, 2004, hlmn. 11-43; dan id., Le pouvoir de l'anathème ou Maxime le Confesseur et les moines palestiniens du VIIe siècle, dalam A. Camplani – G. Filoramo, Foundations of Power and Conflicts of Authority in Late-Antique Monasticism. Proceedings of the International Seminar, Turin, 2–4 December 2004 [= Orientalia Lovaniensia Analecta, 157], Leuven – Paris – Dudley, MA, 2007, hlmn. 245-274). Jika benar demikian, maka pendapat tersebut mengukuhkan keandalan biografi Maronit, sekalipun biografi Maronit jelas-jelas anti-Maksimus.</ref> Banyak sarjana yang mempelajari riwayat hidup dan karya-karya tulis mempertanyakan banyak sekali keterangan tentang Maksimus yang tersaji di dalam biografi Maronit, antara lain keterangan bahwa "Maksimus lahir di Palestina", ungkapan yang lazim dipakai pada abad ke-7 untuk menjatuhkan citra lawan. Selain itu, taraf pendidikan Maksimus yang nyata-nyata sangat tinggi mustahil dicapai lewat bangku pendidikan di daerah mana pun di Kekaisaran Romawi Timur selain Konstantinopel, dan mungkin sekali Kaisarea serta Aleksandria. Mustahil pula "orang dari kalangan bawah", yakni gambaran tentang Maksimus di dalam biografi Maronit, saat baru berumur tiga puluh tahun sudah berhasil menjabat sebagai ''protoasekretis'' (panitera utama) majelis istana Kaisar Heraklius, salah satu jabatan dengan kewenangan yang sangat besar di Kekaisaran Romawi Timur. Lebih mungkin Maksimus berasal dari keluarga ningrat, dan mengenyam pendidikan bermutu di bidang filsafat, matematika, astronomi, dan sebagainya. Meskipun demikian, Maksimus memang tidak belajar ilmu retorika, sebagaimana pengakuannya sendiri di dalam karya tulisnya yang pertama, ''Ambigua ad Iohannem'',<ref name="Constas">{{cite book | last = Constas | first = Nicholas |editor= Nicholas Constas| title = On Difficulties in the Church Fathers: The Ambigua, Jilid 1| publisher = Harvard University Press, Dumbarton Oaks Medieval Library Series, Jilid 28| location = Cambridge, MA | year = 2014 | isbn = 978-0-674-72666-6 }}</ref> karena kelemahannya dalam mengungkapkan gagasan dengan gaya bahasa yang berbunga-bunga sesuai kaidah-kaidah baku dalam berbudi bahasa di Kekaisaran Romawi Timur. Meskipun demikian, karena alasan-alasan yang tidak terungkap di dalam segelintir fakta otobiografis yang dapat dihimpun dari karya-karya tulisnya, Maksimus meninggalkan gegap gempita kehidupan duniawi dan mengikrarkan [[kaul religius|kaul zuhud]] di biara tempat [[Philippikos|Panglima Filipikus]] pernah dipaksa berkhalwat, tepatnya di kota Krisopolis (sekarang [[Üsküdar]], Turki). Kemudian hari Maksimus diangkat menjadi [[abbas|abas]] biara itu.<ref name="cathency">{{CathEncy| wstitle =St. Maximus of Constantinople| title =St. Maximus of Constantinople |author= M. Gildas| first = | last = | authorlink = }} ''"Tokoh besar ini berasal dari sebuah keluarga ningrat di Konstantinopel."''</ref>
Sedikit sekali informasi yang tersedia mengenai riwayat hidup Maksimus sebelum terlibat dalam konflik-konflik teologis dan politik yang dipicu kontroversi Monotelitisme.<ref>Keterangan berikut ini bersumber dari biografi panjang Maksimus dari abad ke-10 yang dikatalogkan dengan kode BHG 1234 dan tercetak di dalam ''Patrologia Graeca'' karya Migne (90, 68A1-109B9). Belakangan Meskipun demikian, keterangan tersebut belakangan ini sudah dipertanyakan berdasarkan penelitian ilmiah mutakhir. Pengarang atau tepatnya penyusun BHG 1234 ternyata menyadur isi salah satu biografi Teodorus Rahib Studium (BHG 1755) guna mengisi kekosongan informasi tentang Maksimus di dalam karya tulisnya (Lih. W. Lackner, Zu Quellen und Datierung der Maximosvita (BHG<sup>3</sup> 1234), dalam Analecta Bollandiana 85 [1967], hlmn. 285-316). Informasi penyusun BHG 1234 memang disadur dari kisah-kisah sengsara orang-orang kudus yang ada pada zamannya, yang sama sekali tidak memuat keterangan tentang masa muda Maksimus (Lih. B. Roosen, Maximi Confessoris Vitae et Passiones Graecae. The Development of a Hagiographic Dossier, dalam Byzantion 80 [2010], menyusul). Berdasarkan bukti-bukti yang sebagian besar bersifat internal dari karya-karya tulis Maksimus sendiri, C. Boudignon mengemukakan pendapatnya bahwa Maksimus adalah tokoh kelahiran Palestina (Lih. C. Boudignon, Maxime le Confesseur était-il constantinopolitain?, dalam B. Janssens – B. Roosen – P. Van Deun [penyunting], Philomathestatos. Studies in Greek and Byzantine Texts Presented to Jacques Noret for his Sixty-Fifth Birthday [= Orientalia Lovaniensia Analecta 137], Leuven – Paris – Dudley, MA, 2004, hlmn. 11-43; dan id., Le pouvoir de l'anathème ou Maxime le Confesseur et les moines palestiniens du VIIe siècle, dalam A. Camplani – G. Filoramo, Foundations of Power and Conflicts of Authority in Late-Antique Monasticism. Proceedings of the International Seminar, Turin, 2–4 December 2004 [= Orientalia Lovaniensia Analecta, 157], Leuven – Paris – Dudley, MA, 2007, hlmn. 245-274). Jika benar demikian, maka pendapat tersebut mengukuhkan keandalan biografi Maronit, sekalipun biografi Maronit jelas-jelas anti-Maksimus.</ref> Banyak sarjana yang mendalami riwayat hidup dan karya-karya tulis Maksimus mempertanyakan banyak sekali keterangan tentang dirinya yang tersaji di dalam biografi Maronit, antara lain keterangan bahwa "Maksimus lahir di Palestina", ungkapan yang lazim dipakai pada abad ke-7 untuk menjatuhkan citra lawan. Selain itu, taraf pendidikan Maksimus yang nyata-nyata sangat tinggi mustahil dicapai lewat bangku pendidikan di daerah mana pun di Kekaisaran Romawi Timur selain Konstantinopel, dan mungkin sekali Kaisarea serta Aleksandria. Mustahil pula "orang dari kalangan bawah", yakni gambaran tentang Maksimus di dalam biografi Maronit, saat baru berumur tiga puluh tahun sudah berhasil menjabat sebagai ''protoasekretis'' (panitera utama) majelis istana Kaisar Heraklius, salah satu jabatan dengan kewenangan yang sangat besar di Kekaisaran Romawi Timur. Lebih mungkin Maksimus berasal dari keluarga ningrat, dan mengenyam pendidikan terbaik pada zamannya di bidang filsafat, matematika, astronomi, dan sebagainya. Meskipun demikian, Maksimus memang tidak belajar ilmu retorika, sebagaimana pengakuannya sendiri di dalam karya tulisnya yang pertama, ''Ambigua ad Iohannem'',<ref name="Constas">{{cite book | last = Constas | first = Nicholas |editor= Nicholas Constas| title = On Difficulties in the Church Fathers: The Ambigua, Jilid 1| publisher = Harvard University Press, Dumbarton Oaks Medieval Library Series, Jilid 28| location = Cambridge, MA | year = 2014 | isbn = 978-0-674-72666-6 }}</ref> karena kelemahannya dalam mengungkapkan gagasan dengan gaya bahasa yang berbunga-bunga sesuai kaidah-kaidah baku dalam berbudi bahasa di Kekaisaran Romawi Timur. Meskipun demikian, karena alasan-alasan yang tidak terungkap di dalam segelintir fakta otobiografis yang dapat dihimpun dari karya-karya tulisnya, Maksimus meninggalkan gegap gempita kehidupan duniawi dan mengikrarkan [[kaul religius|kaul zahid]] di biara tempat [[Philippikos|Panglima Filipikus]] pernah dipaksa berkhalwat, tepatnya di kota Krisopolis (sekarang [[Üsküdar]], Turki). Kemudian hari Maksimus menjadi [[abbas|abas]] di biara itu.<ref name="cathency">{{CathEncy| wstitle =St. Maximus of Constantinople| title =St. Maximus of Constantinople |author= M. Gildas| first = | last = | authorlink = }} ''"Tokoh besar ini berasal dari sebuah keluarga ningrat di Konstantinopel."''</ref>


Tatkala [[Kekaisaran Sasaniyah|bangsa Persia]] menduduki [[Anatolia]], Maksimus terpaksa mengungsi ke sebuah biara di dekat kota [[Kartago]]. Di biara inilah ia menerima bimbingan langsung dari [[Sofronius dari Yerusalem|Santo Sofronius]], dan bersama-sama pembimbingnya mempelajari dengan cermat karya-karya tulis kristologis [[Gregorius dari Nazianzus]] dan [[Dionisius orang Areopagus|Dionisius Ahli Areopagus]]. Menurut I.P. Sheldon-Williams, pencapaian Maksimus adalah berhasil menata doktrin-doktrin yang dikemukakan karya-karya tulis tersebut di dalam suatu kerangka logika filsafat Aristoteles, sehingga menjadi selaras dengan semangat zamannya sekaligus semakin sukar disalahtafsirkan.<ref>The Cambridge History of Later Greek and Early Medieval Philosophy, A.H. Armstrong Cambridge (penyunting), 1967, hlm. 492</ref> Maksimus terus berkiprah sebagai teolog maupun pujangga rohani selama berdiam di Kartago,<ref name="Berthold">{{cite book | last = Berthold | first = George C.|editor= Everett Ferguson| chapter=Maximus Confessor|title = Encyclopedia of Early Christianity | publisher = Garland Publishing| location = New York | year = 1997 | isbn = 0-8153-1663-1 }}</ref> bahkan menjadi tokoh yang disegani [[Eksarkatus Afrika|Eksarkus]] [[Gregorius Patrisius|Gregorius]] (Wali Negeri Afrika) dan Eparkus [[Georgius (eparkus)|Georgius]] (Wali Kota Kartago).<ref>{{cite book | last=Pringle | first=Denys | title=The Defence of Byzantine Africa from Justinian to the Arab Conquest: An Account of the Military History and Archaeology of the African Provinces in the Sixth and Seventh Century | location=Oxford, Inggris| publisher=British Archaeological Reports | year=1981 | isbn=0-86054-119-3 | url=https://books.google.com/books?id=4DIjAQAAIAAJ | page= 46}}</ref>
Tatkala [[Kekaisaran Sasaniyah|bangsa Persia]] menduduki [[Anatolia]], Maksimus terpaksa mengungsi ke sebuah biara di dekat kota [[Kartago]]. Di biara inilah ia menerima bimbingan langsung dari [[Sofronius dari Yerusalem|Santo Sofronius]], dan bersama-sama pembimbingnya mempelajari dengan cermat karya-karya tulis kristologis [[Gregorius dari Nazianzus]] dan [[Dionisius orang Areopagus|Dionisius Ahli Areopagus]]. Menurut I.P. Sheldon-Williams, pencapaian Maksimus adalah berhasil menata doktrin-doktrin yang dikemukakan karya-karya tulis tersebut di dalam suatu kerangka logika filsafat Aristoteles, sehingga menjadi selaras dengan semangat zamannya sekaligus semakin sukar disalahtafsirkan.<ref>The Cambridge History of Later Greek and Early Medieval Philosophy, A.H. Armstrong Cambridge (penyunting), 1967, hlm. 492</ref> Selama berdiam di Kartago, Maksimus terus berkiprah sebagai teolog maupun pujangga rohani,<ref name="Berthold">{{cite book | last = Berthold | first = George C.|editor= Everett Ferguson| chapter=Maximus Confessor|title = Encyclopedia of Early Christianity | publisher = Garland Publishing| location = New York | year = 1997 | isbn = 0-8153-1663-1 }}</ref> bahkan menjadi tokoh yang disegani [[Eksarkatus Afrika|Eksarkus]] [[Gregorius Patrisius|Gregorius]] (Wali Negeri Afrika) dan Eparkus [[Georgius (eparkus)|Georgius]] (Wali Kota Kartago).<ref>{{cite book | last=Pringle | first=Denys | title=The Defence of Byzantine Africa from Justinian to the Arab Conquest: An Account of the Military History and Archaeology of the African Provinces in the Sixth and Seventh Century | location=Oxford, Inggris| publisher=British Archaeological Reports | year=1981 | isbn=0-86054-119-3 | url=https://books.google.com/books?id=4DIjAQAAIAAJ | page= 46}}</ref>


=== Terlibat kontroversi Monotelitisme ===
=== Terlibat kontroversi Monotelitisme ===
[[Image:Hexagram-Constans II and Constantine IV-sb0995.jpg|left|thumb|300px|Sekeping ''[[Heksagram (mata uang)|heksagrama]]'' perak bergambar Kaisar [[Konstans II]] bersama putranya. Kaisar Konstans II mendukung [[Monotelitisme]], dan menjatuhkan pidana pengasingan kepada Maksimus lantaran tidak bersedia menerima Monotelistisme.]]
[[Image:Hexagram-Constans II and Constantine IV-sb0995.jpg|left|thumb|300px|Sekeping ''[[Heksagram (mata uang)|heksagrama]]'' perak bergambar Kaisar [[Konstans II]] bersama putranya. Kaisar Konstans II mendukung [[Monotelitisme]], dan menjatuhkan pidana pengasingan kepada Maksimus lantaran tidak bersedia menerima Monotelistisme.]]
Saat Maksimus tinggal di Kartago, timbul kontroversi seputar upaya memahami interaksi antara kodrat insani dan kodrat ilahi di dalam [[Inkarnasi (Kekristenan)|pribadi]] [[Yesus]]. Debat kristologis ini adalah buntut dari selisih paham yang timbul seusai penyelenggaraan [[Konsili Nikea I]] tahun 325, dan kian meruncing seusai penyelenggaraan [[Konsili Kalsedon]] tahun 451. [[Monotelitisme]] (ajaran tentang satu kehendak) digagas sebagai jalan tengah yang diharapkan mampu merukunkan golongan pengusung [[Diofisitisme]] dengan golongan pengusung [[Miafisitisme]] yang yakin bahwa Diofisitisme secara konseptual tidak dapat dibedakan dari [[Nestorianisme]]. Pengusung Monotelitisme menganut ajaran Konsili Kalsedon tentang [[persatuan hipostatik|kemanunggalan hipostatis]], yakni ajaran bahwa kodrat ilahi dan kodrat insani manunggal di dalam pribadi Kristus. Meskipun demikian, pengusung Monotelitisme melangkah lebih jauh lagi dengan mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki kehendak ilahi, dan tidak memiliki kehendak insani.
Sewaktu Maksimus tinggal di Kartago, timbul kontroversi seputar upaya memahami interaksi antara kodrat insani dan kodrat ilahi di dalam [[Inkarnasi (Kekristenan)|pribadi]] [[Yesus]]. Debat kristologis ini adalah buntut dari selisih paham yang timbul seusai penyelenggaraan [[Konsili Nikea I]] tahun 325, dan kian meruncing seusai penyelenggaraan [[Konsili Kalsedon]] tahun 451. [[Monotelitisme]] (ajaran tentang satu kehendak) digagas sebagai jalan tengah yang diharapkan mampu merukunkan golongan pengusung [[Diofisitisme]] dengan golongan pengusung [[Miafisitisme]] yang yakin bahwa Diofisitisme secara konseptual tidak dapat dibedakan dari [[Nestorianisme]]. Pengusung Monotelitisme menganut ajaran Konsili Kalsedon tentang [[persatuan hipostatik|kemanunggalan hipostatis]], yakni ajaran bahwa kodrat ilahi dan kodrat insani manunggal di dalam pribadi Kristus. Meskipun demikian, pengusung Monotelitisme melangkah lebih jauh lagi dengan mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki kehendak ilahi, dan tidak memiliki kehendak insani.


Monotelitisme dipromulgasi [[Sergius I dari Konstantinopel|Batrik Konstantinopel Sergius I]] bersama [[Pirus dari Konstantinopel|Pirus]], sahabat sekaligus pengganti Maksimus selaku abas biara Krisopolis.<ref>{{CathEncy|wstitle=St. Maximus of Constantinople}}: "Tindakan pertama Santo Maksimus yang kita ketahui dalam perkara ini adalah mengirim sepucuk surat kepada Pirus, yang ketika itu adalah seorang abas di Krisopolis ..."</ref> Sesudah Batrik Sergius mangkat pada tahun 638, Pirus menjadi Batrik Konstantinopel menggantikannya, tetapi dipecat tidak lama kemudian lantaran alasan politik. Semasa Pirus menjalani hukuman pengasingannya dari Konstantinopel, Maksimus menantangnya berdebat secara terbuka mengenai Monotelistisme. Di dalam acara debat yang disaksikan uskup-uskup Afrika Utara itu, Maksimus mempertahankan pendiriannya bahwa Yesus memiliki kehendak ilahi maupun kehendak insani. Pirus akhirnya insyaf dan mengakui kekeliruan Monotelitisme di ujung debat, dan Maksimus menemaninya berkunjung ke Roma pada tahun 645.<ref>[[Philip Schaff]], ''History of the Christian Church'', Jilid IV: Mediaeval Christianity. A.D. 590–1073 (edisi daring)[http://www.ccel.org/ccel/schaff/hcc4.i.xi.vi.html §111], diakses tanggal 15 Januari 2007.</ref>
Monotelitisme dipromulgasi [[Sergius I dari Konstantinopel|Batrik Konstantinopel Sergius I]] bersama [[Pirus dari Konstantinopel|Pirus]], sahabat sekaligus pengganti Maksimus selaku abas biara Krisopolis.<ref>{{CathEncy|wstitle=St. Maximus of Constantinople}}: "Tindakan pertama Santo Maksimus yang kita ketahui dalam perkara ini adalah mengirim sepucuk surat kepada Pirus, yang ketika itu adalah seorang abas di Krisopolis ..."</ref> Sesudah Batrik Sergius mangkat pada tahun 638, Pirus menjadi Batrik Konstantinopel menggantikannya, tetapi dipecat tidak lama kemudian lantaran alasan politik. Semasa Pirus menjalani hukuman pengasingannya dari Konstantinopel, Maksimus menantangnya berdebat secara terbuka mengenai Monotelistisme. Di dalam acara debat yang disaksikan uskup-uskup Afrika Utara itu, Maksimus mempertahankan pendiriannya bahwa Yesus memiliki kehendak ilahi maupun kehendak insani. Pirus akhirnya insyaf serta mengakui kekeliruan Monotelitisme di ujung debat, dan Maksimus menemaninya berkunjung ke Roma pada tahun 645.<ref>[[Philip Schaff]], ''History of the Christian Church'', Jilid IV: Mediaeval Christianity. A.D. 590–1073 (edisi daring)[http://www.ccel.org/ccel/schaff/hcc4.i.xi.vi.html §111], diakses tanggal 15 Januari 2007.</ref>


Maksimus mungkin tetap tinggal di Roma, karena ia hadir saat [[Paus Martinus I]] yang baru saja terpilih menggelar [[Konsili Lateran tahun 649]] di [[Basilika Santo Yohanes Lateran|Basilika Lateran]], Roma.<ref>"Maximus the Confessor", dalam ''The Westminster Dictionary of Church History'', Jerald Brauer (penyunting), Philadelphia, Westminster Press, 1971 ({{ISBN|0-664-21285-9}}). Pada umumnya konsili dikenal dengan sebutan [[Sinode Lateran]] yang pertama atau yang kedua, dan tidak diakui sebagai sebuah [[konsili oikumenis|Konsili Ekumenis]].</ref> Dengan suara bulat, 105 orang uskup yang hadir mengutuk Monotelitisme di dalam akta resmi persidangan, yang diyakini sebagian pihak ditulis Maksimus.<ref>Sebagai contoh, Gerald Berthold, "Maximus Confessor" dalam ''Encyclopedia of Early Christianity'', (New York:Garland, 1997) ({{ISBN|0-8153-1663-1}}).</ref> Di kota Roma pula Paus Martinus dan Maksimus ditangkap pada tahun 653 atas titah Kaisar [[Konstans II]] yang mendukung Monotelitisme. Sri Paus diputuskan bersalah tanpa diadili, dan wafat sebelum diberangkatkan ke ibu kota kekaisaran.<ref>David Hughes Farmer, ''The Oxford Dictionary of the Saints'', Oxford, Oxford University Press, 1987, hlm. 288 ({{ISBN|0-19-869149-1}}). Akibat kejadian ini, Paus Martinus I menjadi [[Paus (Gereja Katolik)|Uskup Roma]] terakhir yang dihormati sebagai martir.</ref>
Maksimus mungkin tetap tinggal di Roma, karena ia hadir saat [[Paus Martinus I]] yang baru saja terpilih menggelar [[Konsili Lateran tahun 649]] di [[Basilika Santo Yohanes Lateran|Basilika Lateran]], Roma.<ref>"Maximus the Confessor", dalam ''The Westminster Dictionary of Church History'', Jerald Brauer (penyunting), Philadelphia, Westminster Press, 1971 ({{ISBN|0-664-21285-9}}). Pada umumnya konsili dikenal dengan sebutan [[Sinode Lateran]] yang pertama atau yang kedua, dan tidak diakui sebagai sebuah [[konsili oikumenis|Konsili Ekumenis]].</ref> Dengan suara bulat, 105 orang uskup yang hadir mengutuk Monotelitisme di dalam akta resmi persidangan, yang diyakini sebagian pihak ditulis Maksimus.<ref>Sebagai contoh, Gerald Berthold, "Maximus Confessor" dalam ''Encyclopedia of Early Christianity'', (New York:Garland, 1997) ({{ISBN|0-8153-1663-1}}).</ref> Di kota Roma pula Paus Martinus dan Maksimus ditangkap pada tahun 653 atas titah Kaisar [[Konstans II]] yang mendukung Monotelitisme. Sri Paus diputuskan bersalah tanpa diadili, dan wafat sebelum diberangkatkan ke ibu kota kekaisaran.<ref>David Hughes Farmer, ''The Oxford Dictionary of the Saints'', Oxford, Oxford University Press, 1987, hlm. 288 ({{ISBN|0-19-869149-1}}). Akibat kejadian ini, Paus Martinus I menjadi [[Paus (Gereja Katolik)|Uskup Roma]] terakhir yang dihormati sebagai martir.</ref>


=== Pengadilan dan pengasingan ===
=== Pengadilan dan pengasingan ===
Lantaran tidak bersedia menerima Monotelitisme, Maksimus diberangkatkan ke ibu kota [[Konstantinopel]] untuk diadili dengan dakwaan [[ajaran sesat|bidat]] pada tahun 658. Di Konstantinopel, Monotelitisme sudah mendapatkan dukungan kaisar maupun Batrik Konstantinopel. Maksimus dengan setia berpegang teguh kepada paham [[Diotelitisme]] (ajaran tentang dua kehendak), akibatnya ia dijatuhi pidana pengasingan selama empat tahun lagi. Dalam persidangan, Maksimus didakwa membantu usaha penaklukan kaum Muslim [[Penaklukan Mesir oleh Muslim|di Mesir]] dan [[Penaklukan Maghreb oleh Muslim|Afrika Utara]]. Dakwaan ini ia tolak mentah-mentah, dan ia sebut sebagai fitnah yang keji.<ref>{{cite book|author1=Walter Kaegi|author-link1=Walter Kaegi|title=Muslim Expansion and Byzantine Collapse in North Africa|date=2010|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521196772|page=87|edition=berilustrasi}}</ref><ref>{{cite book|author1=Hans Urs von Balthasar|author-link1=Hans Urs von Balthasar|title=Cosmic Liturgy: The Universe According to Maximus the Confessor|date=2003|publisher=Ignatius Press|isbn=9780898707588|page=40}}</ref>
Lantaran tidak bersedia menerima Monotelitisme, Maksimus diberangkatkan ke ibu kota [[Konstantinopel]] untuk diadili dengan dakwaan [[ajaran sesat|bidat]] pada tahun 658. Di Konstantinopel, Monotelitisme sudah mendapatkan dukungan kaisar maupun Batrik Konstantinopel. Maksimus dengan setia berpegang teguh kepada paham [[Diotelitisme]] (ajaran tentang dua kehendak), akibatnya ia dijatuhi pidana pengasingan selama empat tahun lagi. Dalam persidangan, Maksimus didakwa membantu usaha penaklukan kaum Muslim [[Penaklukan Mesir oleh Muslim|di Mesir]] dan [[Penaklukan Maghreb oleh Muslim|Afrika Utara]]. Dakwaan ini ia tolak mentah-mentah, dan ia sebut sebagai fitnah yang keji.<ref>{{cite book|author1=Walter Kaegi|author-link1=Walter Kaegi|title=Muslim Expansion and Byzantine Collapse in North Africa|date=2010|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521196772|page=87|edition=berilustrasi}}</ref><ref>{{cite book|author1=Hans Urs von Balthasar|author-link1=Hans Urs von Balthasar|title=Cosmic Liturgy: The Universe According to Maximus the Confessor|url=https://archive.org/details/cosmicliturgyuni00balt|date=2003|publisher=Ignatius Press|isbn=9780898707588|page=[https://archive.org/details/cosmicliturgyuni00balt/page/n203 40]}}</ref>


Pada tahun 662, Maksimus sekali lagi diadili dengan dakwaan bidat, dan sekali lagi diputuskan bersalah. Habis disidang, lidahnya dipotong supaya tidak lagi dapat menyuarakan penentangannya, dan tangan kanannya dipotong agar tidak lagi dapat menyurati orang lain.<ref>Gerald Berthold, "Maximus Confessor" dalam ''Encyclopedia of Early Christianity'', New York, Garland, 1997 ({{ISBN|0-8153-1663-1}}).</ref> Maksimus selanjutnya diasingkan ke daerah [[Lazika]] atau [[Kolkhis]] yang sekarang termasuk wilayah negara [[Georgia (negara)|Georgia]], dan ditahan di benteng Skemarum, mungkin Muris-Tsikhe, dekat kota [[Tsageri]] sekarang.<ref>George C. Berthold (1985), ''Maximus Confessor: Selected Writings'', hlm. 31, Paulist Press, {{ISBN|0-8091-2659-1}}.</ref> Ia wafat tidak lama kemudian, pada tanggal 13 Agustus 662.<ref>Sebagai contoh, lih. [http://www.catholic-forum.com/Saints/saintm96.htm Catholic Forum] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070625134928/http://www.catholic-forum.com/saints/saintm96.htm |date=2007-06-25 }}. Baik luka-luka penyiksaan maupun kesukaran hidup di pengasingan merupakan sebab kematiannya, sehingga banyak orang menganggap Maksimus sebagai seorang [[martir]].</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=Xq8DujoXVOoC&pg=PA40|title=Maximus the Confessor and his Companions: Documents from Exile|last1=Allen|first1=Pauline|last2=Neil|first2=Bronwen|date=2003-01-16|publisher=OUP Oxford|isbn=9780191583421|pages=40|language=en}}</ref> Pengadilan dan pengasingan yang dijalani Maksimus dicatat [[Anti-Paus Anastasius|Anastasius Pustakawan]], kepala arsiparis Gereja Roma.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=qthjDwAAQBAJ&pg=PA58|title=Maximus the Confessor: Jesus Christ and the Transfiguration of the World|last=Blowers|first=Paul M.|date=2016-02-04|publisher=Oxford University Press|isbn=9780191068805|pages=58|language=en}}</ref>
Pada tahun 662, Maksimus sekali lagi diadili dengan dakwaan bidat, dan sekali lagi diputuskan bersalah. Usai disidang, lidahnya dipotong supaya tidak lagi dapat menyuarakan penentangannya, dan tangan kanannya dipotong agar tidak lagi dapat menyurati orang lain.<ref>Gerald Berthold, "Maximus Confessor" dalam ''Encyclopedia of Early Christianity'', New York, Garland, 1997 ({{ISBN|0-8153-1663-1}}).</ref> Maksimus selanjutnya diasingkan ke daerah [[Lazika]] atau [[Kolkhis]] yang sekarang termasuk wilayah negara [[Georgia (negara)|Georgia]], dan ditahan di benteng Skemarum, mungkin Muris-Tsikhe, dekat kota [[Tsageri]] sekarang.<ref>George C. Berthold (1985), ''Maximus Confessor: Selected Writings'', hlm. 31, Paulist Press, {{ISBN|0-8091-2659-1}}.</ref> Ia wafat tidak lama kemudian, pada tanggal 13 Agustus 662.<ref>Sebagai contoh, lih. [http://www.catholic-forum.com/Saints/saintm96.htm Catholic Forum] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070625134928/http://www.catholic-forum.com/saints/saintm96.htm |date=2007-06-25 }}. Baik luka-luka penyiksaan maupun kesukaran hidup di pengasingan merupakan sebab kematiannya, sehingga banyak orang menganggap Maksimus sebagai seorang [[martir]].</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=Xq8DujoXVOoC&pg=PA40|title=Maximus the Confessor and his Companions: Documents from Exile|last1=Allen|first1=Pauline|last2=Neil|first2=Bronwen|date=2003-01-16|publisher=OUP Oxford|isbn=9780191583421|pages=40|language=en}}</ref> Pengadilan dan pengasingan yang dijalani Maksimus dicatat [[Anti-Paus Anastasius|Anastasius Pustakawan]], kepala arsiparis Gereja Roma.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=qthjDwAAQBAJ&pg=PA58|title=Maximus the Confessor: Jesus Christ and the Transfiguration of the World|last=Blowers|first=Paul M.|date=2016-02-04|publisher=Oxford University Press|isbn=9780191068805|pages=58|language=en}}</ref>


== Warisan sejarah ==
== Warisan sejarah ==
[[Image:Maksim ispovednik.jpg|thumb|285px|''Maksimus Pengaku Iman dengan Aneka Mukjizatnya'', ikon [[aliran Stroganov|gagrak Stroganov]] awal abad ke-17 dari [[Solvychegodsk|Solwicegodsk]]]]
[[Image:Maksim ispovednik.jpg|thumb|285px|''Maksimus Pengaku Iman dengan Aneka Mukjizatnya'', ikon [[aliran Stroganov|gagrak Stroganov]] awal abad ke-17 dari [[Solvychegodsk|Solwicegodsk]]]]
Pendirian teologis Maksimus dan Paus Martinus I dibenarkan [[Konsili Konstantinopel III]] tahun 680–681, yang menyatakan bahwa [[Kristus]] memiliki kehendak insani maupun kehendak ilahi. Dengan dikeluarkannya penyataan ini, Monotelitisme dianggap bidat, dan Maksimus secara anumerta dinyatakan tidak bersalah.<ref>{{Cite book|chapter-url=https://books.google.com/books?id=dgF9DQAAQBAJ&pg=PA352|title=Great Events in Religion: An Encyclopedia of Pivotal Events in Religious History [3 volumes]|last=Herrin|first=Hans|date=2016-11-28|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781610695664|editor-last=Curta|editor-first=Florin|pages=352|language=en|chapter=Maximus the Confessor and the Monothelite controversy|editor-last2=Holt|editor-first2=Andrew}}</ref>
Pendirian teologis Maksimus dan Paus Martinus I dibenarkan [[Konsili Konstantinopel III]] tahun 680–681, yang menegaskan bahwa [[Kristus]] memiliki kehendak insani maupun kehendak ilahi. Dengan dikeluarkannya penegasan ini, Monotelitisme dianggap bidat, dan Maksimus secara anumerta dinyatakan tidak bersalah.<ref>{{Cite book|chapter-url=https://books.google.com/books?id=dgF9DQAAQBAJ&pg=PA352|title=Great Events in Religion: An Encyclopedia of Pivotal Events in Religious History [3 volumes]|last=Herrin|first=Hans|date=2016-11-28|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781610695664|editor-last=Curta|editor-first=Florin|pages=352|language=en|chapter=Maximus the Confessor and the Monothelite controversy|editor-last2=Holt|editor-first2=Andrew}}</ref>


Maksimus termasuk salah seorang tokoh Kristen yang dihormati sebagai [[orang kudus]] tidak lama sesudah wafat. Pembenaran terhadap pendirian teologisnya menjadikan Maksimus sangat populer satu generasi sesudah ia wafat, apalagi tersiar kabar tentang terjadinya berbagai mukjizat di makamnya.<ref>Sebagai contoh, dari biografi yang disajikan [http://ocafs.oca.org/FeastSaintsViewer.asp?SID=4&ID=1&FSID=100249 Gereja Ortodoks di Amerika]: "Tiga batang lilin tampak di atas kubur Santo Maksimus dan menyala secara ajaib, tanda bahwa Santo Maksimus adalah suar pandu ajaran yang lurus semasa hidupnya, dan terus memancarkan sinarnya sebagai suri teladan bagi semua orang. Banyak terjadi kesembuhan di makamnya."</ref>
Maksimus termasuk salah seorang tokoh Kristen yang dihormati sebagai [[orang kudus]] tidak lama sesudah wafat. Pembenaran terhadap pendirian teologisnya menjadikan Maksimus sangat populer satu generasi sesudah ia wafat, apalagi tersiar kabar tentang terjadinya berbagai mukjizat di makamnya.<ref>Sebagai contoh, dari biografi yang disajikan [http://ocafs.oca.org/FeastSaintsViewer.asp?SID=4&ID=1&FSID=100249 Gereja Ortodoks di Amerika]: "Tiga batang lilin tampak di atas kubur Santo Maksimus dan menyala secara ajaib, tanda bahwa Santo Maksimus adalah suar pandu ajaran yang lurus semasa hidupnya, dan terus memancarkan sinarnya sebagai suri teladan bagi semua orang. Banyak terjadi kesembuhan di makamnya."</ref>


Maksimus adalah salah seorang tokoh terakhir yang diakui sebagai [[Bapa Gereja]] oleh Gereja Ortodoks maupun Gereja Katolik. Di dalam ensiklik ''Spe Salvi'' tahun 2007, Paus Benediktus XVI menyebut Maksimus sebagai 'Doktor Besar Gereja Gerika', kendati tidak jelas apakah Sri Paus bermaksud menominasikan Maksimus sebagai salah seorang [[Doktor Gereja]] atau sekadar menandaskan bahwa Maksimus memang adalah seorang Doktor Gereja.<ref>Kongregasi Suci untuk Penganugerahan Gelar Orang Kudus (Prot. Num. VAR. 7479/14) menganggap pernyataan Sri Paus di dalam ''Spe Salvi'' bersifat tidak resmi.</ref>
Maksimus adalah salah seorang tokoh terakhir yang diakui sebagai [[Bapa Gereja]] oleh Gereja Ortodoks maupun Gereja Katolik. Di dalam ensiklik ''Spe Salvi'' tahun 2007, Paus Benediktus XVI menyebut Maksimus sebagai 'Doktor Besar Gereja Yunani', kendati tidak jelas apakah Sri Paus bermaksud menominasikan Maksimus sebagai salah seorang [[Doktor Gereja]] atau sekadar menandaskan bahwa Maksimus memang adalah seorang Doktor Gereja.<ref>Kongregasi Suci untuk Penganugerahan Gelar Orang Kudus (Prot. Num. VAR. 7479/14) menganggap pernyataan Sri Paus di dalam ''Spe Salvi'' bersifat tidak resmi.</ref>


== Teologi ==
== Teologi ==
Selaku pengikut ajaran [[Pseudo-Dionisius Ahli Areopagus]], Maksimus adalah salah seorang di antara banyak teolog Kristen yang melestarikan dan menafsirkan filsafat [[Neoplatonisme]] terdahulu, termasuk gagasan-gagasan para filsuf seperti [[Plotinus]] dan [[Proclus|Proklus]]. Karya tulis Maksimus mengenai ketokohan dan ajaran Pseudo-Dionisius Ahli Aeropagus diteruskan [[Johannes Scotus Eriugena|Yohanes Skotus Eriugena]] atas permintaan Kaisar [[Karl yang Botak|Karel Bulus]].<ref name = CE>{{CathEncy|wstitle=St. Maximus of Constantinople}}</ref>
Selaku pengikut ajaran [[Pseudo-Dionisius Ahli Areopagus]], Maksimus adalah salah seorang di antara banyak teolog Kristen yang melestarikan dan menafsirkan filsafat [[Neoplatonisme]] terdahulu, termasuk gagasan-gagasan para filsuf seperti [[Plotinus]] dan [[Proclus|Proklus]]. Karya tulis Maksimus mengenai ketokohan dan ajaran Pseudo-Dionisius Ahli Aeropagus diteruskan [[Johannes Scotus Eriugena|Yohanes Skotus Eriugena]] atas permintaan Kaisar [[Karl yang Botak|Karel Bulus]].<ref name = CE>{{CathEncy|wstitle=St. Maximus of Constantinople}}</ref>


Pengaruh filsafat Plato terhadap penalaran Maksimus jelas sekali tampak di dalam [[antropologi filosofis|antropologi teologis]]nya. Dalam hal ini, Maksimus mengadopsi pola ''[[Neoplatonisme|exitus-reditus]]'' (ulang-alik) filsafat Plato, dengan berpandangan bahwa manusia diciptakan menurut [[Imago Dei|citra Allah]], dan tujuan keselamatan adalah untuk memulihkan persatuan manusia dengan Allah.<ref>"Maximos, St., Confessor" dalam ''Oxford Dictionary of the Christian Church'', F.L. Cross (penyunting), London, Oxford Press, 1958 ({{ISBN|0-19-211522-7}}). Pandangan ini teristimewa tampak di dalam ''Mystagogia'' dan ''Ambigua'' yang ditulisnya.</ref> Penitikberatan [[pengilahian (Kristen)|pengilahian]] atau ''[[Teosis (teologi Ortodoks Timur)|teosis]]'' ini mempermudah Maksimus mendapatkan tempat di dalam ruang lingkup teologi Kristen Timur, karena konsep-konsep tersebut senantiasa dijunjung tinggi di lingkungan Kristen Timur.<ref>"Maximus the Confessor" dalam Michael O'Carroll, ''Trinitas: A Theological Encyclopedia of the Holy Trinity'', Delaware, Michael Glazier, Inc, 1987 ({{ISBN|0-8146-5595-5}}).</ref>
Pengaruh filsafat Plato terhadap penalaran Maksimus jelas sekali tampak pada [[antropologi filosofis|antropologi teologis]]nya. Dalam hal ini, Maksimus mengadopsi pola ''[[Neoplatonisme|exitus-reditus]]'' (ulang-alik) filsafat Plato, dengan mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut [[Imago Dei|citra Allah]], dan tujuan keselamatan adalah untuk memulihkan persatuan manusia dengan Allah.<ref>"Maximos, St., Confessor" dalam ''Oxford Dictionary of the Christian Church'', F.L. Cross (penyunting), London, Oxford Press, 1958 ({{ISBN|0-19-211522-7}}). Ajaran ini teristimewa tampak di dalam ''Mystagogia'' dan ''Ambigua'' yang ditulisnya.</ref> Penitikberatan [[pengilahian (Kristen)|pengilahian]] atau ''[[Teosis (teologi Ortodoks Timur)|teosis]]'' ini mempermudah Maksimus mendapatkan tempat di dalam ruang lingkup teologi Kristen Timur, karena konsep-konsep tersebut senantiasa dijunjung tinggi di lingkungan Kristen Timur.<ref>"Maximus the Confessor" dalam Michael O'Carroll, ''Trinitas: A Theological Encyclopedia of the Holy Trinity'', Delaware, Michael Glazier, Inc, 1987 ({{ISBN|0-8146-5595-5}}).</ref>


Di dalam ranah Kristologi, Maksimus menganut [[Diofisitisme]] garis keras, yang dapat dipandang sebagai korolarium (konsekuensi) dari penitikberatan ''teosis''. Dalam kaitannya dengan keselamatan, manusia dimaksudkan untuk bersatu secara paripurna dengan Allah. Bagi Maksimus, persatuan yang demikian sangat tidak mustahil terwujud, karena Allah yang pertama-tama bersatu secara paripurna dengan manusia di dalam inkarnasi.<ref name = CE/> Jika Kristus tidak menjadi manusia secara paripurna (misalnya, andaikata Kristus hanya memiliki kehendak ilahi dan tidak memiliki kehendak insani), maka keselamatan tidak lagi mungkin terwujud, karena manusia tidak dapat menjadi ilahi secara paripurna.<ref>"Maximos, St., Confessor" dalam ''Oxford Dictionary of the Christian Church, F.L. Cross (penyunting), London, Oxford Press, 1958 ({{ISBN|0-19-211522-7}}).</ref> Selain itu, Maksimus Pengaku Iman mendalilkan ketidakbersyaratan inkarnasi ilahi di dalam karya-karya tulisnya.<ref name="Radosavljević_1975">Hieromonakos Artemije Radosavljević, Τὸ Μυστήριον τῆς Σωτηρίας κατὰ τὸν Ἅγιον Μάξιμον τὸν Ὁμολογητήν, Αθήνα, 1975, versi bahasa Inggris: Bishop Artemije Radosavljević [http://www.synodinresistance.org/pdfs/2009/03/26/20090326aGiatiEnsB7%20Folder/20090326aGiatiEnsB7.pdf Why Did God Become Man? The Unconditionality of the Divine Incarnation. Deification as the End and Fulfillment of Salvation According to St. Maximos the Confessor] — Sumber: Τὸ Μυστήριον... [Misteri keselamatan menurut Santo Maksimus Pengaku Iman], Atena, 1975, hlmn. 180–196</ref>
Di ranah Kristologi, Maksimus menganut [[Diofisitisme]] garis keras, yang dapat dipandang sebagai korolarium (imbas) dari penitikberatan ''teosis''. Dalam kaitannya dengan keselamatan, manusia dimaksudkan untuk bersatu secara paripurna dengan Allah. Bagi Maksimus, persatuan yang demikian sangat tidak mustahil terwujud, karena Allah yang pertama-tama bersatu secara paripurna dengan manusia di dalam inkarnasi.<ref name = CE/> Jika Kristus tidak menjadi manusia secara paripurna (misalnya, andaikata Kristus hanya memiliki kehendak ilahi dan tidak memiliki kehendak insani), maka keselamatan tidak lagi mungkin terwujud, karena manusia tidak dapat menjadi ilahi secara paripurna.<ref>"Maximos, St., Confessor" dalam ''Oxford Dictionary of the Christian Church, F.L. Cross (penyunting), London, Oxford Press, 1958 ({{ISBN|0-19-211522-7}}).</ref> Selain itu, Maksimus Pengaku Iman mendalilkan ketidakbersyaratan inkarnasi ilahi di dalam karya-karya tulisnya.<ref name="Radosavljević_1975">Hieromonakos Artemije Radosavljević, Τὸ Μυστήριον τῆς Σωτηρίας κατὰ τὸν Ἅγιον Μάξιμον τὸν Ὁμολογητήν, Αθήνα, 1975, versi bahasa Inggris: Bishop Artemije Radosavljević [http://www.synodinresistance.org/pdfs/2009/03/26/20090326aGiatiEnsB7%20Folder/20090326aGiatiEnsB7.pdf Why Did God Become Man? The Unconditionality of the Divine Incarnation. Deification as the End and Fulfillment of Salvation According to St. Maximos the Confessor] — Sumber: Τὸ Μυστήριον... [Misteri keselamatan menurut Santo Maksimus Pengaku Iman], Atena, 1975, hlmn. 180–196</ref>


Di dalam ranah gagasan tentang keselamatan, Maksimus dianggap sebagai penganjur ''[[apokatastasis]]'' atau [[rekonsiliasi universal]], yakni gagasan bahwa segala jiwa berakal budi pada akhirnya akan ditebus, sama seperti [[Origenes]] dan [[Gregorius dari Nisa|Santo Gregorius dari Nisa]].<ref>"[http://www.theandros.com/glossary.html Apokatastasis] {{webarchive|url=https://archive.is/20060620083238/http://www.theandros.com/glossary.html |date=2006-06-20 }}" ''Theandros: An Online Journal of Orthodox Christian Theology and Philosophy''. Diakses tanggal 12 Agustus 2007. {{CathEncy|wstitle=Apocatastasis}}</ref> Meskipun anggapan ini sudah disanggah,<ref>Hans Urs von Balthasar, ''Cosmic Liturgy: The Universe According to Maximus the Confessor'', Ignatius Press, 2003, hlmn. 355–356 {{ISBN|0-89870-758-7}}.</ref> sebagian pihak berkilah bahwa Maksimus mengajarkan keyakinan akan [[rekonsiliasi universal]] ini kepada murid-muridnya yang sudah betul-betul dewasa secara rohani.<ref>{{citation |first=John C. |last=Médaille |url=http://www.medaille.com/hope.htm |title=The Daring Hope of Hans Urs Von Balthasar |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20020626234845/http://www.medaille.com/hope.htm |archive-date=26 Juni 2002 |access-date=15 Juni 2017}}</ref>
Di ranah gagasan tentang keselamatan, Maksimus dianggap sebagai penganjur ''[[apokatastasis]]'' atau [[rekonsiliasi universal]], yakni gagasan bahwa segala jiwa berakal budi pada akhirnya akan ditebus, sama seperti [[Origenes]] dan [[Gregorius dari Nisa|Santo Gregorius dari Nisa]].<ref>"[http://www.theandros.com/glossary.html Apokatastasis] {{webarchive|url=https://archive.today/20060620083238/http://www.theandros.com/glossary.html |date=2006-06-20 }}" ''Theandros: An Online Journal of Orthodox Christian Theology and Philosophy''. Diakses tanggal 12 Agustus 2007. {{CathEncy|wstitle=Apocatastasis}}</ref> Meskipun anggapan ini sudah disanggah,<ref>Hans Urs von Balthasar, ''Cosmic Liturgy: The Universe According to Maximus the Confessor'', Ignatius Press, 2003, hlmn. 355–356 {{ISBN|0-89870-758-7}}.</ref> sebagian pihak berkilah bahwa Maksimus mengajarkan keyakinan akan [[rekonsiliasi universal]] ini kepada murid-muridnya yang sudah betul-betul dewasa secara rohani.<ref>{{citation |first=John C. |last=Médaille |url=http://www.medaille.com/hope.htm |title=The Daring Hope of Hans Urs Von Balthasar |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20020626234845/http://www.medaille.com/hope.htm |archive-date=26 Juni 2002 |access-date=15 Juni 2017}}</ref>


== Penerimaan ==
== Penerimaan ==
Baris 74: Baris 74:


== Karya tulis ==
== Karya tulis ==

* ''[[Ambigua ad Iohannem]]'' (''Nas-Nas Sukar untuk Yohanes'')<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=UB83DwAAQBAJ&pg=PR15|title=Maximus the Confessor as a European Philosopher|last1=Mitralexis|first1=Sotiris|last2=Steiris|first2=Georgios|last3=Podbielski|first3=Marcin|last4=Lalla|first4=Sebastian|date=2017-09-18|publisher=Wipf and Stock Publishers|isbn=9781498295581|pages=xv–xvi|language=en}}</ref> <!-- PG91 1061A-1417C -->
* ''[[Ambigua ad Iohannem]]'' (''Nas-Nas Sukar untuk Yohanes'')<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=UB83DwAAQBAJ&pg=PR15|title=Maximus the Confessor as a European Philosopher|last1=Mitralexis|first1=Sotiris|last2=Steiris|first2=Georgios|last3=Podbielski|first3=Marcin|last4=Lalla|first4=Sebastian|date=2017-09-18|publisher=Wipf and Stock Publishers|isbn=9781498295581|pages=xv–xvi|language=en}}</ref> <!-- PG91 1061A-1417C -->
* ''[[Ambigua ad Thomam]]'' (''Nas-Nas Sukar untuk Tomas'')<ref name=":0" /> <!-- PG91 1032-1060 – Baik ''Ambigua'' untuk Yohanes maupun ''Ambigua'' untuk Tomas merupakan telaah mendalam terhadap nas-nas sukar di dalam karya-karya tulis [[Pseudo-Dionisius Ahli Areopagus]] dan [[Gregorius dari Nazianzus]], berfokus pada isu-isu kristologis. Kemudian hari diterjemahkan pula oleh [[Johannes Scotus Eriugena|Eriugena]]. -->
* ''[[Ambigua ad Thomam]]'' (''Nas-Nas Sukar untuk Tomas'')<ref name=":0" /> <!-- PG91 1032-1060 – Baik ''Ambigua'' untuk Yohanes maupun ''Ambigua'' untuk Tomas merupakan telaah mendalam terhadap nas-nas sukar di dalam karya-karya tulis [[Pseudo-Dionisius Ahli Areopagus]] dan [[Gregorius dari Nazianzus]], berfokus pada isu-isu kristologis. Kemudian hari diterjemahkan pula oleh [[Johannes Scotus Eriugena|Eriugena]]. -->
Baris 84: Baris 83:
* ''[[Expositio orationis dominicae]]'' (''Ulasan Doa Bapa Kami'')
* ''[[Expositio orationis dominicae]]'' (''Ulasan Doa Bapa Kami'')
* ''[[Expositio in psalmum LIX|Expositio in Psalmum LIX]]'' (''Ulasan Mazmur 59'')<ref name=":0" />
* ''[[Expositio in psalmum LIX|Expositio in Psalmum LIX]]'' (''Ulasan Mazmur 59'')<ref name=":0" />
* ''[[Liber Asceticus]]'' (''Kitab Zuhud'')<ref name=":0" /> <!-- – Diskusi mengenai tata tertib hidup membiara. -->
* ''[[Liber Asceticus]]'' (''Kitab Zahid'')<ref name=":0" /> <!-- – Diskusi mengenai tata tertib hidup membiara. -->
* ''[[Mystagogia]]'' (''Mistagogia'')<ref name=":0" /> <!-- PG91 658-718 – Ulasan dan renungan tentang ibadat perayaan [[Ekaristi]]. -->
* ''[[Mystagogia]]'' (''Mistagogia'')<ref name=":0" /> <!-- PG91 658-718 – Ulasan dan renungan tentang ibadat perayaan [[Ekaristi]]. -->
* ''[[Maximi Epistola ad Anastasium monachum discipulum]]'' (''Surat Maksimus kepada Rahib Murid Anastasius'')<ref name=":2" />
* ''[[Maximi Epistola ad Anastasium monachum discipulum]]'' (''Surat Maksimus kepada Rahib Murid Anastasius'')<ref name=":2" />
Baris 91: Baris 90:
* ''[[Quaestiones ad Thalassium]]'' (''Pertanyaan-Pertanyaan untuk Talasius'')<ref name=":0" /> <!-- – Uraian panjang lebar mengenai berbagai nas Alkitab. Kemudian hari diterjemahkan pula oleh [[Johannes Scotus Eriugena|Eriugena]]. -->
* ''[[Quaestiones ad Thalassium]]'' (''Pertanyaan-Pertanyaan untuk Talasius'')<ref name=":0" /> <!-- – Uraian panjang lebar mengenai berbagai nas Alkitab. Kemudian hari diterjemahkan pula oleh [[Johannes Scotus Eriugena|Eriugena]]. -->
* ''[[Questiones ad Theopemptum]]'' (''Pertanyaan-Pertanyaan untuk Teopemptus'')<ref name=":2" />
* ''[[Questiones ad Theopemptum]]'' (''Pertanyaan-Pertanyaan untuk Teopemptus'')<ref name=":2" />
*''[[Testimonia et syllogismi]]'' (''Kesaksian-Kesaksian dan Silogisme-Silogisme'')<ref name=":2" />
*''[[Testimonia et syllogismi]]'' (''Kesaksian dan Silogisme-Silogisme'')<ref name=":2" />


'''Karya-karya tulis yang dinisbatkan kepada Maksimus'''
'''Karya tulis yang dinisbatkan kepada Maksimus'''
* ''[[Scholia (Maksimus Pengaku Iman)|Scholia]]'' – ulasan tentang karya-karya tulis Pseudo-Dionisius yang terdahulu. Di dalam edisi asli bahasa Latin yang diterbitkan Balthasar Corderius (Antwerpen, 1634), keseluruhan isi ''Scholia'' dinisbatkan kepada Maksimus, tetapi penisbatan semacam ini sudah disanggah [[Hans Urs von Balthasar]] (1940, 1961), yang menisbatkan sebagian isi ''Scholia'' kepada [[Yohanes dari Skitopolis]].<ref>Cosmic liturgy: the universe according to Maximus the Confessor – Halaman 393 [[Hans Urs von Balthasar]] 1961 Terjemahan bahasa Inggris 2003</ref><!--
* ''[[Scholia (Maksimus Pengaku Iman)|Scholia]]'' – ulasan tentang karya-karya tulis Pseudo-Dionisius yang terdahulu. Di dalam edisi asli bahasa Latin yang diterbitkan Balthasar Corderius (Antwerpen, 1634), keseluruhan isi ''Scholia'' dinisbatkan kepada Maksimus, tetapi penisbatan semacam ini sudah disanggah [[Hans Urs von Balthasar]] (1940, 1961), yang menisbatkan sebagian isi ''Scholia'' kepada [[Yohanes dari Skitopolis]].<ref>Cosmic liturgy: the universe according to Maximus the Confessor – Halaman 393 [[Hans Urs von Balthasar]] 1961 Terjemahan bahasa Inggris 2003</ref>
* ''[[Life of the Virgin (Biography)|Life of the Virgin]]'' – earliest complete biography of Mary, the mother of Jesus.<ref>Stephen J. Shoemaker, trans., [http://yalepress.yale.edu/YupBooks/book.asp?isbn=9780300175042 ''Maximus the Confessor, The Life of the Virgin: Translated, with an Introduction and Notes''] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120522034014/http://yalepress.yale.edu/YupBooks/book.asp?isbn=9780300175042 |date=2012-05-22 }} (New Haven: Yale University Press, 2012) ({{ISBN|0300175043}}); [http://commonwealmagazine.org/maximus%E2%80%99s-mary Maximus's Mary], by Sally Cuneen, ''Commonweal Magazine'', 4 December 2009</ref> This is an attributed work and now believed not to be by Maximus the Confessor. Jankowiak and Booth argue that "none of Maximus' characteristic preoccupations appear in the ''Life'', and in turn none of the ''Life' ''s central themes appear in the fleeting Marian reflections contained within his genuine corpus". They also write that there is no Greek manuscript witnessing the text, no evidence that any key thinkers who draw on Maximus were aware of the ''Life' ''s existence and that no record of the ''Life'' as a work exists prior to the second half of the tenth century.<ref>{{Cite book|title="A New Date-List of the Works of Maximus the Confessor" in The Oxford Handbook of Maximus the Confessor|author1=Jankowiak, M.|author2=Booth, P.|publisher=Oxford University Press|year=2015|isbn=978-0-19-967383-4|location=Oxford|pages=72–3}}</ref>-->
* ''[[Riwayat Hidup Sang Perawan (Maksimus)|Riwayat Hidup Sang Perawan]]'' – biografi lengkap tertua Maria, ibunda Yesus.<ref>Stephen J. Shoemaker, (penerjemah), [http://yalepress.yale.edu/YupBooks/book.asp?isbn=9780300175042 ''Maximus the Confessor, The Life of the Virgin: Translated, with an Introduction and Notes''] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120522034014/http://yalepress.yale.edu/YupBooks/book.asp?isbn=9780300175042 |date=2012-05-22 }}, New Haven, Yale University Press, 2012 ({{ISBN|0300175043}}); [http://commonwealmagazine.org/maximus%E2%80%99s-mary Maximus's Mary], oleh Sally Cuneen, ''Commonweal Magazine'', 4 Desember 2009</ref> Salah satu karya tulis yang dinisbatkan kepada Maksimus tetapi sekarang sudah diyakini bukan karya tulis Maksimus Pengaku Iman. Jankowiak dan Booth berpendapat bahwa "tidak ada ciri khas Maksimus yang muncul di dalam ''Riwayat Hidup Sang Perawan'', dan sebaliknya tidak ada tema utama ''Riwayat Hidup Sang Perawan'' yang muncul pada renungan-renungan sekilas tentang Maria di dalam karya-karya tulis Maksimus". Jankowiak dan Booth juga mengemukakan di dalam karya tulis mereka bahwa tidak ada naskah Yunani yang membuktikan keaslian karya tulis tersebut, tidak ada bukti bahwa para pemikir terkemuka yang menimba pengetahuan dari karya-karya tulis Maksimus menyadari keberadaan ''Riwayat Hidup Sang Perawan'', dan tidak ada catatan dari separuh akhir abad ke-10 yang menyebut-nyebut ''Riwayat Hidup Sang Perawan'' sebagai sebuah karya tulis.<ref>{{Cite book|title="A New Date-List of the Works of Maximus the Confessor" in The Oxford Handbook of Maximus the Confessor|author1=Jankowiak, M.|author2=Booth, P.|publisher=Oxford University Press|year=2015|isbn=978-0-19-967383-4|location=Oxford|pages=72–3}}</ref>


'''Bunga rampai'''
'''Kumpulan karya tulis Maksimus'''
{{refbegin}}
{{refbegin}}
* ''Maximus Confessor: Selected Writings (Classics of Western Spirituality)'', George C. Berthold (penyunting), Paulist Press, 1985 ({{ISBN|0-8091-2659-1}})
* ''Maximus Confessor: Selected Writings (Classics of Western Spirituality)'', George C. Berthold (penyunting), Paulist Press, 1985 ({{ISBN|0-8091-2659-1}})
Baris 118: Baris 117:
* {{cite book |author1=Allen, Pauline |author-link1= Pauline Allen |author2=Neil, Bronwen |title=The Oxford Handbook of Maximus the Confessor |url=https://books.google.com/books?id=_rHqBgAAQBAJ |year=2015 |publisher=Oxford University Press |isbn=978-0-19-967383-4}}
* {{cite book |author1=Allen, Pauline |author-link1= Pauline Allen |author2=Neil, Bronwen |title=The Oxford Handbook of Maximus the Confessor |url=https://books.google.com/books?id=_rHqBgAAQBAJ |year=2015 |publisher=Oxford University Press |isbn=978-0-19-967383-4}}
* Baldi, Diego. ''Conrad Gesner, i Loci Communes dello pseudo Massimo Confessore e la Melissa del monaco Antonio'', dalam ''Bibliothecae.it'' 3.1 (2014)
* Baldi, Diego. ''Conrad Gesner, i Loci Communes dello pseudo Massimo Confessore e la Melissa del monaco Antonio'', dalam ''Bibliothecae.it'' 3.1 (2014)
* [[Balthasar, Hans Urs (von)]], ''Cosmic Liturgy: The Universe According to Maximus the Confessor'', Ignatius Press, 2003 {{ISBN|0-89870-758-7}}
* [[Hans Urs von Balthasar|Balthasar, Hans Urs (von)]], ''Cosmic Liturgy: The Universe According to Maximus the Confessor'', Ignatius Press, 2003 {{ISBN|0-89870-758-7}}
* Cooper, Adam G, ''The body in St Maximus Confessor: Holy Flesh, Wholly Deified'', Oxford Early Christian Studies, Oxford University Press, 2005 {{ISBN|0-19-927570-X}}
* Cooper, Adam G, ''The body in St Maximus Confessor: Holy Flesh, Wholly Deified'', Oxford Early Christian Studies, Oxford University Press, 2005 {{ISBN|0-19-927570-X}}
* Lauritzen, Frederick, ''Pagan energies in Maximus the Confessor: the influence of Proclus on the Ad Thomam 5'', dalam ''Greek Roman and Byzantine Studies'' 52.2 (2012)[http://grbs.library.duke.edu/article/view/13971/2771]
* Lauritzen, Frederick, ''Pagan energies in Maximus the Confessor: the influence of Proclus on the Ad Thomam 5'', dalam ''Greek Roman and Byzantine Studies'' 52.2 (2012)[http://grbs.library.duke.edu/article/view/13971/2771]

Revisi terkini sejak 16 September 2023 11.01


Maksimus Pengaku Iman
Ikon Santo Maksimus
Pengaku Iman, Teolog, Homologetes
LahirSekitar tahun 580
Haspin, Dataran Tinggi Golan[1] atau Konstantinopel
Meninggal13 Agustus 662
Tsageri, sekarang di Georgia
Dihormati diGereja Ortodoks Timur
Gereja Katolik
gereja Anglikan
gereja Lutheran
KanonisasiPrakongregasi
Pesta13 Agustus (Penanggalan Gregorian), 21 Januari dan 13 Agustus (Penanggalan Yulian)

Maksimus Pengaku Iman (Yunani: Μάξιμος ὁ Ὁμολογητής, Maksimos ho Homologetes), yang juga dikenal dengan nama Maksimus Teolog dan Maksimus dari Konstantinopel (Sekitar 580 – 13 Agustus 662), adalah seorang rahib sekaligus teolog dan sarjana Kristen.

Sebelum menjadi rahib, Maksimus adalah seorang pegawai aparatur sipil negara, bahkan terbilang salah seorang tangan kanan Kaisar Heraklius, tetapi akhirnya meninggalkan hiruk-pikuk dunia politik dan berkhalwat di biara. Maksimus menguasai ilmu filsafat dari berbagai aliran, dan sebagaimana yang lazim pada zamannya, mengenal baik karya-karya tulis dialog filsafat Plato maupun ulasan-ulasan aliran filsafat Plato tentang gagasan-gagasan Aristoteles dan Plato, misalnya karya-karya tulis Plotinus, Porfirius, Yamblikus, dan Proklus.

Ketika salah seorang sahabatnya mulai menyiarkan paham kristologis Monotelitisme, Maksimus ikut terseret ke dalam kontroversi yang timbul akibat paham tersebut, dan mengusung salah satu tafsir rumusan Kristologi Kalsedon yang mendasari penegasan bahwa Yesus memiliki kehendak insani maupun kehendak ilahi. Lantaran berpendirian seperti inilah Maksimus akhirnya dianiaya. Sesudah diadili, lidah dan tangan kanannya dimutilasi. Maksimus selanjutnya menjalani pengasingan sampai akhir hayatnya pada tanggal 13 Agustus 662 di Tsageri (sekarang di Georgia). Meskipun demikian, pendirian teologisnya dibenarkan Konsili Konstantinopel III, dan Maksimus sendiri dihormati sebagai orang kudus tidak lama sesudah wafat.

Jarang sekali ada orang kudus seperti Maksimus yang diperingati dua kali dalam setahun, yakni setiap tanggal 13 Agustus dan 21 Januari. Gelar "Pengaku Iman" yang disandangkan kepada dirinya menandakan bahwa Maksimus sudah menderita sengsara demi iman Kristen, tetapi tidak langsung mati syahid. Maksimus dihormati sebagai orang kudus di Gereja Ortodoks Timur maupun di Gereja Katolik.

Riwayat hidup[sunting | sunting sumber]

Masa muda[sunting | sunting sumber]

Sedikit sekali informasi yang tersedia mengenai riwayat hidup Maksimus sebelum terlibat dalam konflik-konflik teologis dan politik yang dipicu kontroversi Monotelitisme.[2] Banyak sarjana yang mendalami riwayat hidup dan karya-karya tulis Maksimus mempertanyakan banyak sekali keterangan tentang dirinya yang tersaji di dalam biografi Maronit, antara lain keterangan bahwa "Maksimus lahir di Palestina", ungkapan yang lazim dipakai pada abad ke-7 untuk menjatuhkan citra lawan. Selain itu, taraf pendidikan Maksimus yang nyata-nyata sangat tinggi mustahil dicapai lewat bangku pendidikan di daerah mana pun di Kekaisaran Romawi Timur selain Konstantinopel, dan mungkin sekali Kaisarea serta Aleksandria. Mustahil pula "orang dari kalangan bawah", yakni gambaran tentang Maksimus di dalam biografi Maronit, saat baru berumur tiga puluh tahun sudah berhasil menjabat sebagai protoasekretis (panitera utama) majelis istana Kaisar Heraklius, salah satu jabatan dengan kewenangan yang sangat besar di Kekaisaran Romawi Timur. Lebih mungkin Maksimus berasal dari keluarga ningrat, dan mengenyam pendidikan terbaik pada zamannya di bidang filsafat, matematika, astronomi, dan sebagainya. Meskipun demikian, Maksimus memang tidak belajar ilmu retorika, sebagaimana pengakuannya sendiri di dalam karya tulisnya yang pertama, Ambigua ad Iohannem,[3] karena kelemahannya dalam mengungkapkan gagasan dengan gaya bahasa yang berbunga-bunga sesuai kaidah-kaidah baku dalam berbudi bahasa di Kekaisaran Romawi Timur. Meskipun demikian, karena alasan-alasan yang tidak terungkap di dalam segelintir fakta otobiografis yang dapat dihimpun dari karya-karya tulisnya, Maksimus meninggalkan gegap gempita kehidupan duniawi dan mengikrarkan kaul zahid di biara tempat Panglima Filipikus pernah dipaksa berkhalwat, tepatnya di kota Krisopolis (sekarang Üsküdar, Turki). Kemudian hari Maksimus menjadi abas di biara itu.[4]

Tatkala bangsa Persia menduduki Anatolia, Maksimus terpaksa mengungsi ke sebuah biara di dekat kota Kartago. Di biara inilah ia menerima bimbingan langsung dari Santo Sofronius, dan bersama-sama pembimbingnya mempelajari dengan cermat karya-karya tulis kristologis Gregorius dari Nazianzus dan Dionisius Ahli Areopagus. Menurut I.P. Sheldon-Williams, pencapaian Maksimus adalah berhasil menata doktrin-doktrin yang dikemukakan karya-karya tulis tersebut di dalam suatu kerangka logika filsafat Aristoteles, sehingga menjadi selaras dengan semangat zamannya sekaligus semakin sukar disalahtafsirkan.[5] Selama berdiam di Kartago, Maksimus terus berkiprah sebagai teolog maupun pujangga rohani,[6] bahkan menjadi tokoh yang disegani Eksarkus Gregorius (Wali Negeri Afrika) dan Eparkus Georgius (Wali Kota Kartago).[7]

Terlibat kontroversi Monotelitisme[sunting | sunting sumber]

Sekeping heksagrama perak bergambar Kaisar Konstans II bersama putranya. Kaisar Konstans II mendukung Monotelitisme, dan menjatuhkan pidana pengasingan kepada Maksimus lantaran tidak bersedia menerima Monotelistisme.

Sewaktu Maksimus tinggal di Kartago, timbul kontroversi seputar upaya memahami interaksi antara kodrat insani dan kodrat ilahi di dalam pribadi Yesus. Debat kristologis ini adalah buntut dari selisih paham yang timbul seusai penyelenggaraan Konsili Nikea I tahun 325, dan kian meruncing seusai penyelenggaraan Konsili Kalsedon tahun 451. Monotelitisme (ajaran tentang satu kehendak) digagas sebagai jalan tengah yang diharapkan mampu merukunkan golongan pengusung Diofisitisme dengan golongan pengusung Miafisitisme yang yakin bahwa Diofisitisme secara konseptual tidak dapat dibedakan dari Nestorianisme. Pengusung Monotelitisme menganut ajaran Konsili Kalsedon tentang kemanunggalan hipostatis, yakni ajaran bahwa kodrat ilahi dan kodrat insani manunggal di dalam pribadi Kristus. Meskipun demikian, pengusung Monotelitisme melangkah lebih jauh lagi dengan mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki kehendak ilahi, dan tidak memiliki kehendak insani.

Monotelitisme dipromulgasi Batrik Konstantinopel Sergius I bersama Pirus, sahabat sekaligus pengganti Maksimus selaku abas biara Krisopolis.[8] Sesudah Batrik Sergius mangkat pada tahun 638, Pirus menjadi Batrik Konstantinopel menggantikannya, tetapi dipecat tidak lama kemudian lantaran alasan politik. Semasa Pirus menjalani hukuman pengasingannya dari Konstantinopel, Maksimus menantangnya berdebat secara terbuka mengenai Monotelistisme. Di dalam acara debat yang disaksikan uskup-uskup Afrika Utara itu, Maksimus mempertahankan pendiriannya bahwa Yesus memiliki kehendak ilahi maupun kehendak insani. Pirus akhirnya insyaf serta mengakui kekeliruan Monotelitisme di ujung debat, dan Maksimus menemaninya berkunjung ke Roma pada tahun 645.[9]

Maksimus mungkin tetap tinggal di Roma, karena ia hadir saat Paus Martinus I yang baru saja terpilih menggelar Konsili Lateran tahun 649 di Basilika Lateran, Roma.[10] Dengan suara bulat, 105 orang uskup yang hadir mengutuk Monotelitisme di dalam akta resmi persidangan, yang diyakini sebagian pihak ditulis Maksimus.[11] Di kota Roma pula Paus Martinus dan Maksimus ditangkap pada tahun 653 atas titah Kaisar Konstans II yang mendukung Monotelitisme. Sri Paus diputuskan bersalah tanpa diadili, dan wafat sebelum diberangkatkan ke ibu kota kekaisaran.[12]

Pengadilan dan pengasingan[sunting | sunting sumber]

Lantaran tidak bersedia menerima Monotelitisme, Maksimus diberangkatkan ke ibu kota Konstantinopel untuk diadili dengan dakwaan bidat pada tahun 658. Di Konstantinopel, Monotelitisme sudah mendapatkan dukungan kaisar maupun Batrik Konstantinopel. Maksimus dengan setia berpegang teguh kepada paham Diotelitisme (ajaran tentang dua kehendak), akibatnya ia dijatuhi pidana pengasingan selama empat tahun lagi. Dalam persidangan, Maksimus didakwa membantu usaha penaklukan kaum Muslim di Mesir dan Afrika Utara. Dakwaan ini ia tolak mentah-mentah, dan ia sebut sebagai fitnah yang keji.[13][14]

Pada tahun 662, Maksimus sekali lagi diadili dengan dakwaan bidat, dan sekali lagi diputuskan bersalah. Usai disidang, lidahnya dipotong supaya tidak lagi dapat menyuarakan penentangannya, dan tangan kanannya dipotong agar tidak lagi dapat menyurati orang lain.[15] Maksimus selanjutnya diasingkan ke daerah Lazika atau Kolkhis yang sekarang termasuk wilayah negara Georgia, dan ditahan di benteng Skemarum, mungkin Muris-Tsikhe, dekat kota Tsageri sekarang.[16] Ia wafat tidak lama kemudian, pada tanggal 13 Agustus 662.[17][18] Pengadilan dan pengasingan yang dijalani Maksimus dicatat Anastasius Pustakawan, kepala arsiparis Gereja Roma.[19]

Warisan sejarah[sunting | sunting sumber]

Maksimus Pengaku Iman dengan Aneka Mukjizatnya, ikon gagrak Stroganov awal abad ke-17 dari Solwicegodsk

Pendirian teologis Maksimus dan Paus Martinus I dibenarkan Konsili Konstantinopel III tahun 680–681, yang menegaskan bahwa Kristus memiliki kehendak insani maupun kehendak ilahi. Dengan dikeluarkannya penegasan ini, Monotelitisme dianggap bidat, dan Maksimus secara anumerta dinyatakan tidak bersalah.[20]

Maksimus termasuk salah seorang tokoh Kristen yang dihormati sebagai orang kudus tidak lama sesudah wafat. Pembenaran terhadap pendirian teologisnya menjadikan Maksimus sangat populer satu generasi sesudah ia wafat, apalagi tersiar kabar tentang terjadinya berbagai mukjizat di makamnya.[21]

Maksimus adalah salah seorang tokoh terakhir yang diakui sebagai Bapa Gereja oleh Gereja Ortodoks maupun Gereja Katolik. Di dalam ensiklik Spe Salvi tahun 2007, Paus Benediktus XVI menyebut Maksimus sebagai 'Doktor Besar Gereja Yunani', kendati tidak jelas apakah Sri Paus bermaksud menominasikan Maksimus sebagai salah seorang Doktor Gereja atau sekadar menandaskan bahwa Maksimus memang adalah seorang Doktor Gereja.[22]

Teologi[sunting | sunting sumber]

Selaku pengikut ajaran Pseudo-Dionisius Ahli Areopagus, Maksimus adalah salah seorang di antara banyak teolog Kristen yang melestarikan dan menafsirkan filsafat Neoplatonisme terdahulu, termasuk gagasan-gagasan para filsuf seperti Plotinus dan Proklus. Karya tulis Maksimus mengenai ketokohan dan ajaran Pseudo-Dionisius Ahli Aeropagus diteruskan Yohanes Skotus Eriugena atas permintaan Kaisar Karel Bulus.[23]

Pengaruh filsafat Plato terhadap penalaran Maksimus jelas sekali tampak pada antropologi teologisnya. Dalam hal ini, Maksimus mengadopsi pola exitus-reditus (ulang-alik) filsafat Plato, dengan mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut citra Allah, dan tujuan keselamatan adalah untuk memulihkan persatuan manusia dengan Allah.[24] Penitikberatan pengilahian atau teosis ini mempermudah Maksimus mendapatkan tempat di dalam ruang lingkup teologi Kristen Timur, karena konsep-konsep tersebut senantiasa dijunjung tinggi di lingkungan Kristen Timur.[25]

Di ranah Kristologi, Maksimus menganut Diofisitisme garis keras, yang dapat dipandang sebagai korolarium (imbas) dari penitikberatan teosis. Dalam kaitannya dengan keselamatan, manusia dimaksudkan untuk bersatu secara paripurna dengan Allah. Bagi Maksimus, persatuan yang demikian sangat tidak mustahil terwujud, karena Allah yang pertama-tama bersatu secara paripurna dengan manusia di dalam inkarnasi.[23] Jika Kristus tidak menjadi manusia secara paripurna (misalnya, andaikata Kristus hanya memiliki kehendak ilahi dan tidak memiliki kehendak insani), maka keselamatan tidak lagi mungkin terwujud, karena manusia tidak dapat menjadi ilahi secara paripurna.[26] Selain itu, Maksimus Pengaku Iman mendalilkan ketidakbersyaratan inkarnasi ilahi di dalam karya-karya tulisnya.[27]

Di ranah gagasan tentang keselamatan, Maksimus dianggap sebagai penganjur apokatastasis atau rekonsiliasi universal, yakni gagasan bahwa segala jiwa berakal budi pada akhirnya akan ditebus, sama seperti Origenes dan Santo Gregorius dari Nisa.[28] Meskipun anggapan ini sudah disanggah,[29] sebagian pihak berkilah bahwa Maksimus mengajarkan keyakinan akan rekonsiliasi universal ini kepada murid-muridnya yang sudah betul-betul dewasa secara rohani.[30]

Penerimaan[sunting | sunting sumber]

Di lingkungan Kristen Timur, Maksimus senantiasa berpengaruh.[31] Sejumlah karya tulisnya diikutsertakan di dalam Filokalia, bunga rampai karya tulis para pujangga Kristen Ortodoks yang paling berpengaruh.[31]

Karya tulis[sunting | sunting sumber]

Karya tulis yang dinisbatkan kepada Maksimus

  • Scholia – ulasan tentang karya-karya tulis Pseudo-Dionisius yang terdahulu. Di dalam edisi asli bahasa Latin yang diterbitkan Balthasar Corderius (Antwerpen, 1634), keseluruhan isi Scholia dinisbatkan kepada Maksimus, tetapi penisbatan semacam ini sudah disanggah Hans Urs von Balthasar (1940, 1961), yang menisbatkan sebagian isi Scholia kepada Yohanes dari Skitopolis.[34]
  • Riwayat Hidup Sang Perawan – biografi lengkap tertua Maria, ibunda Yesus.[35] Salah satu karya tulis yang dinisbatkan kepada Maksimus tetapi sekarang sudah diyakini bukan karya tulis Maksimus Pengaku Iman. Jankowiak dan Booth berpendapat bahwa "tidak ada ciri khas Maksimus yang muncul di dalam Riwayat Hidup Sang Perawan, dan sebaliknya tidak ada tema utama Riwayat Hidup Sang Perawan yang muncul pada renungan-renungan sekilas tentang Maria di dalam karya-karya tulis Maksimus". Jankowiak dan Booth juga mengemukakan di dalam karya tulis mereka bahwa tidak ada naskah Yunani yang membuktikan keaslian karya tulis tersebut, tidak ada bukti bahwa para pemikir terkemuka yang menimba pengetahuan dari karya-karya tulis Maksimus menyadari keberadaan Riwayat Hidup Sang Perawan, dan tidak ada catatan dari separuh akhir abad ke-10 yang menyebut-nyebut Riwayat Hidup Sang Perawan sebagai sebuah karya tulis.[36]

Bunga rampai

  • Maximus Confessor: Selected Writings (Classics of Western Spirituality), George C. Berthold (penyunting), Paulist Press, 1985 (ISBN 0-8091-2659-1)
  • On the Cosmic Mystery of Jesus Christ: Selected Writings from St. Maximus the Confessor (St. Vladimir's Seminary Press "Popular Patristics" Series), Paul M. Blowers, Robert Louis Wilken (penyunting & penerjemah), St. Vladimir's Seminary Press, 2004 (ISBN 0-88141-249-X)
  • St. Maximus the Confessor: The Ascetic Life, The Four Centuries on Charity (Ancient Christian Writers), Polycarp Sherwood (penyunting), Paulist Press, 1955 (ISBN 0-8091-0258-7)
  • Maximus the Confessor (The Early Church Fathers), Andrew Louth (pemberi kata pengantar & penerjemah), Routledge, 1996 (ISBN 0-415-11846-8)
  • Maximus the Confessor and his Companions (Documents from Exile) (Oxford Early Christian Texts) Pauline Allen, Bronwen Neil (penyunting & penerjemah), Oxford University Press, 2004 (ISBN 0-19-829991-5)
  • On Difficulties in the Church Fathers: The Ambigua: Volume I, Maximos the Confessor, Nicholas Constas (penyunting & penerjemah), London, Harvard University Press, 2014 (ISBN 978-0-674-72666-6)
  • On Difficulties in the Church Fathers: The Ambigua: Volume II, Maximos the Confessor, Nicholas Constas (penyunting & penerjemah), London, Harvard University Press, 2014 (ISBN 978-0-674-73083-0)
  • The Philokalia: The Complete Text compiled by St Nikodimos of the Holy Mountain and St Makarios of Corinth: Volume II, G.E.H. Palmer, Philip Sherrard, Kallistos Ware (penyunting & penerjemah), London, Faber and Faber, 1981 (ISBN 978-0-571-15466-1)

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Allen, Pauline; Neil, Bronwen (2015). The Oxford Handbook of Maximus the Confessor. Oxford University Press. hlm. 20. ISBN 978-0-19-967383-4. 
  2. ^ Keterangan berikut ini bersumber dari biografi panjang Maksimus dari abad ke-10 yang dikatalogkan dengan kode BHG 1234 dan tercetak di dalam Patrologia Graeca karya Migne (90, 68A1-109B9). Belakangan Meskipun demikian, keterangan tersebut belakangan ini sudah dipertanyakan berdasarkan penelitian ilmiah mutakhir. Pengarang atau tepatnya penyusun BHG 1234 ternyata menyadur isi salah satu biografi Teodorus Rahib Studium (BHG 1755) guna mengisi kekosongan informasi tentang Maksimus di dalam karya tulisnya (Lih. W. Lackner, Zu Quellen und Datierung der Maximosvita (BHG3 1234), dalam Analecta Bollandiana 85 [1967], hlmn. 285-316). Informasi penyusun BHG 1234 memang disadur dari kisah-kisah sengsara orang-orang kudus yang ada pada zamannya, yang sama sekali tidak memuat keterangan tentang masa muda Maksimus (Lih. B. Roosen, Maximi Confessoris Vitae et Passiones Graecae. The Development of a Hagiographic Dossier, dalam Byzantion 80 [2010], menyusul). Berdasarkan bukti-bukti yang sebagian besar bersifat internal dari karya-karya tulis Maksimus sendiri, C. Boudignon mengemukakan pendapatnya bahwa Maksimus adalah tokoh kelahiran Palestina (Lih. C. Boudignon, Maxime le Confesseur était-il constantinopolitain?, dalam B. Janssens – B. Roosen – P. Van Deun [penyunting], Philomathestatos. Studies in Greek and Byzantine Texts Presented to Jacques Noret for his Sixty-Fifth Birthday [= Orientalia Lovaniensia Analecta 137], Leuven – Paris – Dudley, MA, 2004, hlmn. 11-43; dan id., Le pouvoir de l'anathème ou Maxime le Confesseur et les moines palestiniens du VIIe siècle, dalam A. Camplani – G. Filoramo, Foundations of Power and Conflicts of Authority in Late-Antique Monasticism. Proceedings of the International Seminar, Turin, 2–4 December 2004 [= Orientalia Lovaniensia Analecta, 157], Leuven – Paris – Dudley, MA, 2007, hlmn. 245-274). Jika benar demikian, maka pendapat tersebut mengukuhkan keandalan biografi Maronit, sekalipun biografi Maronit jelas-jelas anti-Maksimus.
  3. ^ Constas, Nicholas (2014). Nicholas Constas, ed. On Difficulties in the Church Fathers: The Ambigua, Jilid 1. Cambridge, MA: Harvard University Press, Dumbarton Oaks Medieval Library Series, Jilid 28. ISBN 978-0-674-72666-6. 
  4. ^  M. Gildas (1913). "St. Maximus of Constantinople". Dalam Herbermann, Charles. Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company.  "Tokoh besar ini berasal dari sebuah keluarga ningrat di Konstantinopel."
  5. ^ The Cambridge History of Later Greek and Early Medieval Philosophy, A.H. Armstrong Cambridge (penyunting), 1967, hlm. 492
  6. ^ Berthold, George C. (1997). "Maximus Confessor". Dalam Everett Ferguson. Encyclopedia of Early Christianity. New York: Garland Publishing. ISBN 0-8153-1663-1. 
  7. ^ Pringle, Denys (1981). The Defence of Byzantine Africa from Justinian to the Arab Conquest: An Account of the Military History and Archaeology of the African Provinces in the Sixth and Seventh Century. Oxford, Inggris: British Archaeological Reports. hlm. 46. ISBN 0-86054-119-3. 
  8. ^  Herbermann, Charles, ed. (1913). "St. Maximus of Constantinople". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company. : "Tindakan pertama Santo Maksimus yang kita ketahui dalam perkara ini adalah mengirim sepucuk surat kepada Pirus, yang ketika itu adalah seorang abas di Krisopolis ..."
  9. ^ Philip Schaff, History of the Christian Church, Jilid IV: Mediaeval Christianity. A.D. 590–1073 (edisi daring)§111, diakses tanggal 15 Januari 2007.
  10. ^ "Maximus the Confessor", dalam The Westminster Dictionary of Church History, Jerald Brauer (penyunting), Philadelphia, Westminster Press, 1971 (ISBN 0-664-21285-9). Pada umumnya konsili dikenal dengan sebutan Sinode Lateran yang pertama atau yang kedua, dan tidak diakui sebagai sebuah Konsili Ekumenis.
  11. ^ Sebagai contoh, Gerald Berthold, "Maximus Confessor" dalam Encyclopedia of Early Christianity, (New York:Garland, 1997) (ISBN 0-8153-1663-1).
  12. ^ David Hughes Farmer, The Oxford Dictionary of the Saints, Oxford, Oxford University Press, 1987, hlm. 288 (ISBN 0-19-869149-1). Akibat kejadian ini, Paus Martinus I menjadi Uskup Roma terakhir yang dihormati sebagai martir.
  13. ^ Walter Kaegi (2010). Muslim Expansion and Byzantine Collapse in North Africa (edisi ke-berilustrasi). Cambridge University Press. hlm. 87. ISBN 9780521196772. 
  14. ^ Hans Urs von Balthasar (2003). Cosmic Liturgy: The Universe According to Maximus the Confessor. Ignatius Press. hlm. 40. ISBN 9780898707588. 
  15. ^ Gerald Berthold, "Maximus Confessor" dalam Encyclopedia of Early Christianity, New York, Garland, 1997 (ISBN 0-8153-1663-1).
  16. ^ George C. Berthold (1985), Maximus Confessor: Selected Writings, hlm. 31, Paulist Press, ISBN 0-8091-2659-1.
  17. ^ Sebagai contoh, lih. Catholic Forum Diarsipkan 2007-06-25 di Wayback Machine.. Baik luka-luka penyiksaan maupun kesukaran hidup di pengasingan merupakan sebab kematiannya, sehingga banyak orang menganggap Maksimus sebagai seorang martir.
  18. ^ Allen, Pauline; Neil, Bronwen (2003-01-16). Maximus the Confessor and his Companions: Documents from Exile (dalam bahasa Inggris). OUP Oxford. hlm. 40. ISBN 9780191583421. 
  19. ^ Blowers, Paul M. (2016-02-04). Maximus the Confessor: Jesus Christ and the Transfiguration of the World (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 58. ISBN 9780191068805. 
  20. ^ Herrin, Hans (2016-11-28). "Maximus the Confessor and the Monothelite controversy". Dalam Curta, Florin; Holt, Andrew. Great Events in Religion: An Encyclopedia of Pivotal Events in Religious History [3 volumes] (dalam bahasa Inggris). ABC-CLIO. hlm. 352. ISBN 9781610695664. 
  21. ^ Sebagai contoh, dari biografi yang disajikan Gereja Ortodoks di Amerika: "Tiga batang lilin tampak di atas kubur Santo Maksimus dan menyala secara ajaib, tanda bahwa Santo Maksimus adalah suar pandu ajaran yang lurus semasa hidupnya, dan terus memancarkan sinarnya sebagai suri teladan bagi semua orang. Banyak terjadi kesembuhan di makamnya."
  22. ^ Kongregasi Suci untuk Penganugerahan Gelar Orang Kudus (Prot. Num. VAR. 7479/14) menganggap pernyataan Sri Paus di dalam Spe Salvi bersifat tidak resmi.
  23. ^ a b  Herbermann, Charles, ed. (1913). "St. Maximus of Constantinople". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company. 
  24. ^ "Maximos, St., Confessor" dalam Oxford Dictionary of the Christian Church, F.L. Cross (penyunting), London, Oxford Press, 1958 (ISBN 0-19-211522-7). Ajaran ini teristimewa tampak di dalam Mystagogia dan Ambigua yang ditulisnya.
  25. ^ "Maximus the Confessor" dalam Michael O'Carroll, Trinitas: A Theological Encyclopedia of the Holy Trinity, Delaware, Michael Glazier, Inc, 1987 (ISBN 0-8146-5595-5).
  26. ^ "Maximos, St., Confessor" dalam Oxford Dictionary of the Christian Church, F.L. Cross (penyunting), London, Oxford Press, 1958 (ISBN 0-19-211522-7).
  27. ^ Hieromonakos Artemije Radosavljević, Τὸ Μυστήριον τῆς Σωτηρίας κατὰ τὸν Ἅγιον Μάξιμον τὸν Ὁμολογητήν, Αθήνα, 1975, versi bahasa Inggris: Bishop Artemije Radosavljević Why Did God Become Man? The Unconditionality of the Divine Incarnation. Deification as the End and Fulfillment of Salvation According to St. Maximos the Confessor — Sumber: Τὸ Μυστήριον... [Misteri keselamatan menurut Santo Maksimus Pengaku Iman], Atena, 1975, hlmn. 180–196
  28. ^ "Apokatastasis Diarsipkan 2006-06-20 di Archive.is" Theandros: An Online Journal of Orthodox Christian Theology and Philosophy. Diakses tanggal 12 Agustus 2007.  Herbermann, Charles, ed. (1913). "Apocatastasis". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company. 
  29. ^ Hans Urs von Balthasar, Cosmic Liturgy: The Universe According to Maximus the Confessor, Ignatius Press, 2003, hlmn. 355–356 ISBN 0-89870-758-7.
  30. ^ Médaille, John C., The Daring Hope of Hans Urs Von Balthasar, diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juni 2002, diakses tanggal 15 Juni 2017 
  31. ^ a b Bingaman, Brock; Nassif, Bradley (2012-08-23). The Philokalia: Exploring the Classic Text of Orthodox Spirituality. OUP USA. hlm. 333. ISBN 9780195390261. 
  32. ^ a b c d e f g h i j Mitralexis, Sotiris; Steiris, Georgios; Podbielski, Marcin; Lalla, Sebastian (2017-09-18). Maximus the Confessor as a European Philosopher (dalam bahasa Inggris). Wipf and Stock Publishers. hlm. xv–xvi. ISBN 9781498295581. 
  33. ^ a b c d e Allen, Pauline; Neil, Bronwen (2015-03-26). The Oxford Handbook of Maximus the Confessor (dalam bahasa Inggris). OUP Oxford. hlm. xix. ISBN 9780191655258. 
  34. ^ Cosmic liturgy: the universe according to Maximus the Confessor – Halaman 393 Hans Urs von Balthasar 1961 Terjemahan bahasa Inggris 2003
  35. ^ Stephen J. Shoemaker, (penerjemah), Maximus the Confessor, The Life of the Virgin: Translated, with an Introduction and Notes Diarsipkan 2012-05-22 di Wayback Machine., New Haven, Yale University Press, 2012 (ISBN 0300175043); Maximus's Mary, oleh Sally Cuneen, Commonweal Magazine, 4 Desember 2009
  36. ^ Jankowiak, M.; Booth, P. (2015). "A New Date-List of the Works of Maximus the Confessor" in The Oxford Handbook of Maximus the Confessor. Oxford: Oxford University Press. hlm. 72–3. ISBN 978-0-19-967383-4. 

Bahan bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]