Rumpun bahasa Batak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Muyanes (bicara | kontrib)
→‎Pembagian: Anda mengkritik bahasa alas di artikel ini
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Austronesier (bicara | kontrib)
Sesuai dgn sumber (Adelaar dan Woollams)
Tag: Pengembalian manual
Baris 21: Baris 21:
== Pembagian ==
== Pembagian ==
[[Berkas:Batak languages distribution.svg|jmpl|kanan|upright=1|Persebaran bahasa-bahasa Batak di Sumatra bagian utara.<br />
[[Berkas:Batak languages distribution.svg|jmpl|kanan|upright=1|Persebaran bahasa-bahasa Batak di Sumatra bagian utara.<br />
{{legend|#e41a1c|[[Bahasa Alas|Alas-Kluet]]}}
{{legend|#ff7f00|[[Bahasa Batak Karo|Karo]]}}
{{legend|#ff7f00|[[Bahasa Batak Karo|Karo]]}}
{{legend|#ffff33|[[Bahasa Batak Pakpak|Pakpak]]}}
{{legend|#ffff33|[[Bahasa Batak Pakpak|Pakpak]]}}
Baris 31: Baris 32:
* Batak
* Batak
** Batak Utara
** Batak Utara
*** [[Bahasa Alas|Alas]] (?){{efn|Adelaar (1981) memasukkan bahasa Alas dalam rumpun ini, tetapi tidak mengkajinya karena kurangnya data pada bahasa tersebut.}}
*** [[bahasa Singkil|Singkil]]
*** [[bahasa Singkil|Singkil]]
*** [[bahasa Batak Karo|Karo]]
*** [[bahasa Batak Karo|Karo]]
Baris 43: Baris 45:
{{tree list/end}}
{{tree list/end}}


Petrus Voorhoeve (1955) sebelumnya menggolongkan Simalungun sebagai cabang ketiga bahasa Batak yang memiliki ciri dari kelompok Utara maupun Selatan.<ref>{{cite book |last=Voorhoeve |first=Petrus |year=1955 |title=Critical survey of studies on the languages of Sumatra |location=Den Haag |publisher=Nijhoff |page=9 |ref=harv}}</ref> Akan tetapi, Adelaar berpendapat bahwa ciri-ciri Utara yang ada di Simalungun merupakan pinjaman. Secara [[fonologi]], Simalungun lebih dekat dengan bahasa-bahasa Batak Selatan; kedekatan ini juga didukung dengan beberapa bukti [[leksikon|leksikal]].{{sfn|Adelaar|1981|p=14–15}} Kajian [[leksikostatistik]] menunjukkan bahwa kosakata dasar bahasa Karo 76% kognat dengan Kluet, 81% dengan Pakpak, dan 80% dengan Simalungun. Penutur bahasa Karo dan Toba tidak dapat [[kesalingpahaman|saling memahami]].<ref>{{cite book |last=Woollams |first=Geoff |year=2005 |chapter=Karo Batak |title=The Austronesian Languages of Asia and Madagascar |editor1=K. Alexander Adelaar |editor2=Nikolaus Himmelmann |location=London dan New York |publisher=Routledge |page=535 |isbn=9780700712861 |ref=harv}}</ref>
Petrus Voorhoeve (1955) sebelumnya menggolongkan Simalungun sebagai cabang ketiga bahasa Batak yang memiliki ciri dari kelompok Utara maupun Selatan.<ref>{{cite book |last=Voorhoeve |first=Petrus |year=1955 |title=Critical survey of studies on the languages of Sumatra |location=Den Haag |publisher=Nijhoff |page=9 |ref=harv}}</ref> Akan tetapi, Adelaar berpendapat bahwa ciri-ciri Utara yang ada di Simalungun merupakan pinjaman. Secara [[fonologi]], Simalungun lebih dekat dengan bahasa-bahasa Batak Selatan; kedekatan ini juga didukung dengan beberapa bukti [[leksikon|leksikal]].{{sfn|Adelaar|1981|p=14–15}} Kajian [[leksikostatistik]] menunjukkan bahwa kosakata dasar bahasa Karo 76% kognat dengan Alas, 81% dengan Pakpak, dan 80% dengan Simalungun. Penutur bahasa Karo dan Toba tidak dapat [[kesalingpahaman|saling memahami]].<ref>{{cite book |last=Woollams |first=Geoff |year=2005 |chapter=Karo Batak |title=The Austronesian Languages of Asia and Madagascar |editor1=K. Alexander Adelaar |editor2=Nikolaus Himmelmann |location=London dan New York |publisher=Routledge |page=535 |isbn=9780700712861 |ref=harv}}</ref>


Klasifikasi Adelaar di atas telah diadopsi oleh [[Glottolog]] (per edisi 4.3).{{efn|Glottolog menggunakan istilah "Batakic" untuk rumpun Batak secara keseluruhan dan "Tobaic" untuk Toba-Angkola-Mandailing.}}
Klasifikasi Adelaar di atas telah diadopsi oleh [[Glottolog]] (per edisi 4.3).{{efn|Glottolog menggunakan istilah "Batakic" untuk rumpun Batak secara keseluruhan dan "Tobaic" untuk Toba-Angkola-Mandailing.}}

Revisi per 23 Februari 2022 21.22

Rumpun bahasa
Rumpun bahasa Batak
EtnisBatak
PersebaranSumatra; Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Aceh dan signifikan di Malaysia.
Penutur
lebih dari 3.318.360 jiwa penutur jati[1] (2010)
Penggolongan bahasa
Kode bahasa
ISO 639-2 / 5btk
Glottologtoba1265
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Rumpun bahasa Batak adalah sekelompok bahasa berkerabat yang dituturkan di bagian utara Sumatra, Indonesia. Rumpun ini merupakan bagian dari subkelompok Sumatra Barat Laut–Kepulauan Penghalang bersama bahasa Mentawai dan Nias di dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.

Pembagian

Persebaran bahasa-bahasa Batak di Sumatra bagian utara.
  Karo
  Pakpak
  Toba

K. Alexander Adelaar (1981) mengelompokkan bahasa-bahasa Batak sebagai berikut:[2]

Petrus Voorhoeve (1955) sebelumnya menggolongkan Simalungun sebagai cabang ketiga bahasa Batak yang memiliki ciri dari kelompok Utara maupun Selatan.[3] Akan tetapi, Adelaar berpendapat bahwa ciri-ciri Utara yang ada di Simalungun merupakan pinjaman. Secara fonologi, Simalungun lebih dekat dengan bahasa-bahasa Batak Selatan; kedekatan ini juga didukung dengan beberapa bukti leksikal.[4] Kajian leksikostatistik menunjukkan bahwa kosakata dasar bahasa Karo 76% kognat dengan Alas, 81% dengan Pakpak, dan 80% dengan Simalungun. Penutur bahasa Karo dan Toba tidak dapat saling memahami.[5]

Klasifikasi Adelaar di atas telah diadopsi oleh Glottolog (per edisi 4.3).[b]

Rekonstruksi

Proto-Batak
Reka ulang darirumpun bahasa Batak
Leluhur
reka ulang
L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini


Adelaar (1981) telah merekonstruksi fonologi bahasa Proto-Batak, leluhur dari seluruh bahasa-bahasa Batak, berdasarkan data dari kelompok Utara maupun Selatan.[6]

Konsonan Proto-Batak[7]
Labial Alveolar Palatal Velar Glotal
Hambat taksuara *p *t *c *k
bersuara *b *d *j
Desis *s *h
Sengau *m *n
Semivokal *w *y
Lateral *l
Getar *r
Vokal Proto-Batak[7]
Depan Tengah Belakang
Tertutup *i *u
Sedang
Terbuka *a

Selain vokal di atas, terdapat pula tiga diftong di posisi akhir, yaitu *-uy, *-ey, dan *-ow.[7]

Beberapa bunyi Proto-Batak mengalami perubahan pada bahasa-bahasa turunannya, sebagaimana diringkaskan di bawah ini:

  • Proto-Batak *k menjadi h di posisi awal dan tengah pada bahasa-bahasa Batak Selatan.[8]
Proto-Batak *kalak > Toba, Simalungun halak; Karo kalak 'orang'
Proto-Batak *dukut > Toba, Simalungun duhut; Karo dukut 'rumput'
  • Proto-Batak *h hilang di Toba, Angkola and Mandailing.[8]
Proto-Batak *pərəh > Toba poro, Simalungun poroh, Karo pereh /pərəh/ 'perah'
  • Konsonan hambat *b, *d, dan *g di posisi akhir hanya dipertahankan di bahasa Simalungun. Di bahasa Toba, Angkola dan Mandailing, konsonan ini berubah menjadi taksuara (/p/, /t/, /k/) sementara di bahasa-bahasa Batak Utara, konsonan ini berubah menjadi bunyi sengau yang homorganik (yakni diucapkan pada tempat artikulasi yang sama): *b > /m/, *d > /n/, *g > /ŋ/.[9]
Proto-Batak *abab > Simalungun abab, Toba abap, Karo abam 'abu'
Proto-Batak *dələg > Simalungun dolog, Toba dolok, Karo deleng /dələŋ/ 'gunung'.
  • Vokal *ə bergeser ke /o/ di bahasa-bahasa Selatan. Bunyi ini dipertahankan di Utara, walaupun bergeser ke /o/ di kosakata monosilabis dan sebelum -h dalam bahasa Dairi.[10]
Proto-Batak *ənəm > Karo enem (/ənəm/), Toba onom 'enam'
Proto-Batak *tanəh > Karo taneh (/tanəh/), Dairi tanoh, Toba tano 'tanah'
  • Diftong Proto-Batak hanya bertahan di Simalungun, dan bergeser menjadi monoftong pada bahasa-bahasa Batak yang lain.[11]
Proto-Batak *apuy > Simalungun apuy; api 'api' dalam ragam lainnya.
Proto-Batak *matey > Simalungun matei; mate 'mati' dalam ragam lainnya.
Proto-Batak *pulow > Simalungun pulou; pulo 'pulau' dalam ragam lainnya.

Rujukan

Keterangan

  1. ^ Adelaar (1981) memasukkan bahasa Alas dalam rumpun ini, tetapi tidak mengkajinya karena kurangnya data pada bahasa tersebut.
  2. ^ Glottolog menggunakan istilah "Batakic" untuk rumpun Batak secara keseluruhan dan "Tobaic" untuk Toba-Angkola-Mandailing.

Catatan kaki

  1. ^ "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010" (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 36–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal 28 Janurai 2022. 
  2. ^ Adelaar 1981, hlm. 17–18.
  3. ^ Voorhoeve, Petrus (1955). Critical survey of studies on the languages of Sumatra. Den Haag: Nijhoff. hlm. 9. 
  4. ^ Adelaar 1981, hlm. 14–15.
  5. ^ Woollams, Geoff (2005). "Karo Batak". Dalam K. Alexander Adelaar; Nikolaus Himmelmann. The Austronesian Languages of Asia and Madagascar. London dan New York: Routledge. hlm. 535. ISBN 9780700712861. 
  6. ^ Adelaar 1981.
  7. ^ a b c Adelaar 1981, hlm. 18.
  8. ^ a b Adelaar 1981, hlm. 14.
  9. ^ Adelaar 1981, hlm. 13–14.
  10. ^ Adelaar 1981, hlm. 11–12.
  11. ^ Adelaar 1981, hlm. 12.

Daftar pustaka

  • Adelaar, K. Alexander (1981). "Reconstruction of Proto-Batak Phonology". Dalam Robert A. Blust. Historical Linguistics in Indonesia: Part I. NUSA: Linguistic Studies in Indonesian and Languages in Indonesia. 10. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. hlm. 1–20.