Lompat ke isi

Partai Gerakan Indonesia Raya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Partai Gerakan Indonesia Raya
SingkatanGerindra
Ketua umumPrabowo Subianto
Ketua Fraksi di DPRBudi Djiwandono
Dibentuk6 Februari 2008; 16 tahun lalu (2008-02-06)
Kantor pusatJl. Harsono R.M. No. 54 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12160
Sayap pemudaTIDAR (Tunas Indonesia Raya)
Sayap wanitaPIRA (Perempuan Indonesia Raya)
Sayap IslamGEMIRA (Gerakan Muslim Indonesia Raya)
Sayap KristenGEKIRA (Gerakan Kristiani Indonesia Raya)
Sayap Hindu-BuddhaGEMA SADHANA (Gerakan Masyarakat Sanathana Dharma Nusantara)
Sayap buruhSEGARA (Sentral Gerakan Buruh Indonesia Raya)
Keanggotaan497.269 (2023)[1]
IdeologiFaksi:
Ultranasionalisme[7]
Posisi politikSayap-kanan[8]
Kursi di DPR
86 / 580
Kursi di DPRD I
323 / 2.372
Kursi di DPRD II
2.120 / 17.510
Situs web
gerindra.id

Partai Gerakan Indonesia Raya (disingkat Gerindra) adalah sebuah partai politik di Indonesia berideologi populisme sayap kanan dan nasionalis. Dibentuk pada tahun 2008, Gerindra berfungsi sebagai kendaraan politik mantan jenderal ABRI, sekaligus Presiden Republik Indonesia saat ini, Prabowo Subianto. Saat ini, Gerindra adalah partai ketiga terbesar di DPR berdasarkan hasil perolehan suara dalam pemilu legislatif 2024 dengan 86 kursi. Partai Gerakan Indonesia Raya juga berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia.

Pada kurun waktu 2008 hingga 2019, Gerindra memosisikan diri sebagai partai oposisi. Pasca pemilu 2019, Gerindra bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo, meskipun sebelumnya Prabowo pernah menghadapi Joko Widodo dalam pemilihan presiden pada 2014 dan 2019.

Setelah menempati posisi akhir dalam konvensi calon presiden Partai Golkar yang digelar pada 21 April 2004, Prabowo menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat Golkar sampai pengunduran dirinya pada 12 Juli 2008. Gerindra dibentuk pada 6 Februari 2008 atas saran adik laki-laki Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang turut membantu kampanye iklan partai di televisi pada jam prime-time dalam bentuk dukungan finansial.[9] Prabowo ditunjuk sebagai ketua Dewan Pembina partai.

Pada Februari 2009, Gerindra mulai membentuk cabang-cabang pada tingkat provinsi dan kabupaten. Mereka mengklaim jumlah keanggotaan partai mencapai sekitar 15 juta, dengan basis pendukung di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.[10]

Gerindra meraup 4,5% suara dalam pemilihan umum legislatif 2009, dan mengamankan 26 kursi di DPR.[11]

Pada Februari 2011, Partai Bintang Reformasi (PBR) melebur ke dalam Gerindra.[12]

Dalam pemilihan umum legislatif 2014, perolehan suara partai melonjak hingga 11,8% dan menjadikannya partai terbesar ketiga di Indonesia.[13] Jumlah kursi Gerindra naik tiga kali lipat dari 26 kursi pada 2009, menjadi 73 kursi pada 2014.

Setelah wafatnya Ketua Umum Gerindra, Suhardi, pada 28 Agustus 2014, Prabowo dipilih menjadi ketua umum pada 20 September 2014.[14]

Gerindra di DPR

[sunting | sunting sumber]

Sejak masuk DPR di tahun 2009, Gerindra telah mengusulkan, mengawal dan/atau menjadi penyokong beberapa UU penting:

  • UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang menjadi dasar hukum pemerintahan desa dan transfer anggaran langsung ke desa minimal Rp. 1 milyar per desa[15].
  • UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yang menjadi dasar hukum penyediaan pelayanan khusus pemerintah untuk penyandang disabilitas[16].
  • UU No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, yang menjadi dasar hukum untuk memproses pelaku tindak pidana kekerasan seksual[17].

Berikut rekam jejak Gerindra untuk beberapa isu penting yang berkembang di masyarakat:

  • Gerindra menolak perpanjangan masa jabatan Presiden jadi tiga periode dan/atau penundaan Pemilu 2024.[18]
  • Gerindra mendukung larangan ekspor CPO sementara, dan diterapkannya domestic market obligation untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga minyak goreng.[19]
  • Gerindra mendukung penghapusan seluruh pasal karet di UU ITE yang dapat menyebabkan represi serta kriminalisasi terhadap kebebasan berpendapat.[20]
  • Gerindra mendukung penyelamatan maskapai Garuda Indonesia dari ancaman kebangkrutan imbas salah manajemen dan pandemi.[21]

Beberapa kader partai yang menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Maju adalah:

Di tingkat daerah, Gerindra telah memenangkan 336 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2015, 2017. 2018 dan 2020. Dari 336 yang dimenangkan, 16 diantaranya adalah Pilkada tingkat Gubernur. Berikut adalah sebagian dari calon kepala daerah populer yang diusung oleh Gerindra:

Identitas Politik

[sunting | sunting sumber]

Undang-Undang Partai Politik Tahun 2008 menyatakan bahwa partai politik diperbolehkan mencantumkan ciri-ciri tertentu yang mencerminkan aspirasi politiknya, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.[26] Sesuai dengan pasal 5 dan 7 AD/ART Partai Gerindra, Gerindra berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, sedangkan identitasnya berakar pada nasionalisme, populisme, agama, dan keadilan sosial.[27] Pada bulan Februari 2019, anggota dewan pusat partai Andre Rosiade menggambarkan Gerindra sebagai partai "nasionalis-religius".[28] Pandangan orang luar mengenai orientasi politik partai berbeda-beda. Kalangan akademisi dan pengamat dalam negeri mengklasifikasikan Gerindra sebagai partai nasionalis,[29] sedangkan pengamat internasional menggolongkannya sebagai partai sekuler dengan sikap nasionalis keras[30] atau partai “nasionalis militan”.[31] Tom Power tidak setuju dengan pelabelan Gerindra sebagai partai sekuler dan mengkategorikannya sebagai partai "inklusivis-nasionalis", karena dianggap kesediaannya untuk berkompromi dengan agenda politik Islam.[32] Kecenderungan politiknya digambarkan sebagai sayap kanan[33][34] atau populis sayap kanan.[35][36][37][38]

Pandangan Politik

[sunting | sunting sumber]

Dalam manifesto politik partai,[39] Gerindra telah mengambil posisi dalam beberapa isu. Di bidang politik, Gerindra berupaya merombak sistem politik Indonesia, menolak demokrasi liberal yang dianggap kontraproduktif. Partai ini menganjurkan demokrasi yang selaras secara budaya, menekankan kepemimpinan nasional yang kuat berdasarkan Pancasila dan konstitusi.[40] Di bidang ekonomi, Gerindra mengadvokasi populisme ekonomi dan mengkritik ekonomi liberal Indonesia pasca Reformasi. Mereka mengupayakan peningkatan keterlibatan negara, menolak meningkatnya utang luar negeri, menentang privatisasi badan usaha milik negara (BUMN), menyerukan evaluasi ulang undang-undang yang memihak entitas asing (seperti UU Minyak dan Gas Bumi dan UU Penanaman Modal), dan mendukung penerapan kembali Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Gerindra menolak sistem pasar bebas dan mendukung tindakan proteksionis.[41] Gerindra mengikuti platform ekonomi populis dan nasionalis, yang menargetkan kelas menengah ke bawah seperti petani dan nelayan, meskipun pendukungnya pada pemilu 2014 sebagian besar adalah penduduk perkotaan.[42]

Di bidang luar negeri, Gerindra memandang bahwa politik luar negeri dan hubungan internasional harus diabdikan untuk kepentingan nasional dan politik luar bebas aktif harus berdasarkan konteks aktual zaman.[39] Gerindra memperjuangkan politik luar negeri yang progresif, yang dapat menempatkan Indonesia kembali sebagai negara yang berperan dan dihormati di Asia dan dunia. Pada November 2023, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyerukan “penyeimbangan kembali” dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia memandang ke arah Barat; sekarang mereka harus belajar dari Timur seperti Tiongkok, India, Jepang dan Korea Selatan.[43] Prabowo menyambut baik gagasan Indonesia bergabung dengan BRICS jika hal tersebut menguntungkan perekonomian Indonesia, dengan alasan sifat BRICS sebagai blok ekonomi, bukan blok geopolitik.[44]

Struktur kepengurusan

[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah susunan kepengurusan utama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra (2020–2025)[45]

Pencapaian pada pemilihan umum

[sunting | sunting sumber]

Pada pemilihan umum legislatif Indonesia 2009, Gerindra mendapatkan 26 kursi (4.64%) di DPR, setelah meraih 4.646.406 suara (4,5%).[46] Pada pemilihan umum legislatif Indonesia 2014, Gerindra berhasil menjadi partai politik ketiga terbesar di Indonesia[47] dan mendapatkan 73 kursi di DPR setelah meraih 14.760.371 suara (11,81%).[48] Pada pemilihan umum legislatif Indonesia 2019, Gerindra berhasil menjadi partai politik kedua terbesar di Indonesia[49] dan mendapatkan 78 kursi di DPR setelah meraih 17.594.839 suara (13,57%).[50]

Pemilihan umum legislatif

[sunting | sunting sumber]
Pemilu Total kursi Total pemilihan Persentase Hasil Status Urutan
2009
26 / 560
4,646,406 4.46% Partai baru Oposisi 8
2014
73 / 560
14,760,371 11.81% Kenaikan47 kursi Oposisi 3
2019
78 / 575
17,594,839 12.57% Kenaikan5 kursi Koalisi Pemerintah 2
2024
86 / 580
20,071,708 13.22% Kenaikan8 kursi Koalisi Pemerintah 3

Pemilihan umum presiden

[sunting | sunting sumber]
Pemilu Nomor Urut Calon Presiden Calon Wakil Presiden Suara Persen Hasil
2009 1 Megawati Soekarnoputri Prabowo Subianto 32,548,105 26.79% Kalah
2014 Prabowo Subianto Hatta Rajasa 62,576,444 46.85% Kalah
2019 2 Sandiaga Uno 68,650,239 44.50% Kalah
2024 Gibran Rakabuming Raka 96,214,691 58.59% Menang

Catatan: Nama yang ditebalkan menandakan anggota partai.

Tokoh partai

[sunting | sunting sumber]

Sejak berdiri tahun 2008, Gerindra telah berhasil merekrut tokoh-tokoh populer dari berbagai latar belakang untuk bergabung dalam kepengurusan partai, diantaranya:

Organisasi sayap partai

[sunting | sunting sumber]
Sayap Partai Gerindra untuk pemuda, Tunas Indonesia Raya kerap menyelenggarakan kegiatan yang menyasar pemilih muda, misalkan kompetisi sepak bola U-15, dan diskusi politik untuk pemuda

Seperti partai politik lainnya, Partai Gerindra memiliki sayap-sayap untuk dapat mengakomodasi aspirasi dari berbagai kalangan masyarakat. Misalkan, Tunas Indonesia Raya untuk pemuda,[57] Perempuan Indonesia Raya untuk perempuan, dan lain sebagainya.[58]

Berikut ini adalah daftar lengkap organisasi sayap Partai Gerindra saat ini:

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2014, Partai Gerindra yang diwakili oleh Prabowo Subianto secara sepihak melakukan klaim kemenangan pada Pemilihan Presiden Indonesia 2014[60] ketika bersaing dengan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, dan pada tahun 2019 Prabowo Subianto[61] juga secara mengejutkan kembali melakukan claim kemenangan secara sepihak kembali dilakukan pada Pemilihan Presiden Indonesia 2019[62] berdasarkan Quick Count dan Exit Poll dari BPN Prabowo-Sandi ketika bersaing dengan pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Info Pemilu - Partai Gerakan Indonesia Raya". Komisi Pemilihan Umum RI. 22 Desember 2022. Diakses tanggal 9 Januari 2023. 
  2. ^ Bourchier, David (2014). Illiberal Democracy in Indonesia. Routledge. hlm. 255. 
  3. ^ a b Bulkin, Nadia (24 October 2013). "Indonesia's Political Parties" (dalam bahasa Inggris). Carnegie Endowment for International Peace. Diakses tanggal 2024-03-02. 
  4. ^ "Former Indonesian dictator's son builds momentum towards 2019 election". Asian Correspondent (dalam bahasa Inggris). 11 Maret 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-15. Diakses tanggal 13 September 2020. 
  5. ^ Lee, Doreen (2016). Activist Archives: Youth Culture and the Political Past in Indonesia. Duke University Press. 
  6. ^ van Klinken, Gerry (2009). "Patronage Democracy in Provincial Indonesia". Rethinking Popular Representation. Springer. hlm. 157. 
  7. ^ "Reformasi Reloaded? Implications of Indonesia's 2014 Elections". Center for Security Studies. 9 September 2014. Prabowo’s coalition consisted of his own ultra nationalist Gerindra 
  8. ^ "Voters Are Going to the Polls in an Election Seen as a Barometer of Indonesian Secularism". Time (dalam bahasa Inggris). 15 Februari 2017. Diakses tanggal 19 Januari 2024. 
  9. ^ "Prabowo nominated as presidential candidate by Gerindra Party". Jakarta Post. 14 July 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2016. 
  10. ^ Demopoulos, Katherine (Mar 31, 2009). "Indonesia's dark-horse candidate". Asia Times Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 1, 2009. 
  11. ^ "KPU Ubah Perolehan Kursi Parpol di DPR (KPU Changes Allocations of Parties' seats in the DPR)". Indonesian General Election Commission. 14 May 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2014. 
  12. ^ "PBR Gabung ke Gerindra" [PBR merged into Gerindra]. Detik (dalam bahasa Indonesian). February 18, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 5, 2022. Diakses tanggal September 30, 2020. 
  13. ^ "KPU Successfully Set and Authorize Pileg Results On Time". indonesiaelectionportal.org. May 10, 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 23, 2016. Diakses tanggal May 26, 2014. 
  14. ^ Rafie, Barratut Taqiyyah, ed. (21 September 2014). "Prabowo replaces Suhardi as Gerindra chairman". Kontan.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 July 2020. Diakses tanggal 29 June 2020. 
  15. ^ Zulfikar, Muhammad. Agustina, Dewi, ed. "Gerindra Perjuangkan UU Desa Sebelum Disahkan DPR". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  16. ^ Hidayat, Mohammad Arief (2018-09-23). "Kaum Difabel Dukung Prabowo, Perjuangan Gerindra di DPR Mereka Puji". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  17. ^ Handayani, Maulida Sri. "RUU PKS, Momen Kompak Gerindra dan PDI Perjuangan". Tirto.id. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  18. ^ "Gerindra Menolak, Ini Peta Final Kekuatan Isu Perpanjang Jabatan Presiden". detikcom. Diakses tanggal 2022-05-08. 
  19. ^ Ratya, Mega Putra. "Andre Rosiade: Alhamdulillah, Usulan DMO Minyak Goreng Dieksekusi Pemerintah". detikcom. Diakses tanggal 2022-05-08. 
  20. ^ Faqih, Fikri (2021-03-01). Faqih, Fikri, ed. "Gerindra Dukung Revisi UU ITE: Pasal Karet Memakan Banyak Korban Kriminalisasi". Merdeka.com. Diakses tanggal 2022-05-08. 
  21. ^ Simanjuntak, Rico Afrido. "Andre Rosiade: Arahan Prabowo, Fraksi Gerindra Dukung Selamatkan Garuda". Sindonews.com. Diakses tanggal 2022-05-08. 
  22. ^ Sutarno (2019-01-22). Prakoso, Jaffry Prabu, ed. "Begini Kronologi Jokowi Maju Pilgub DKI 2012 Dapat Kucuran Dana Kampanye dari Adik Prabowo". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  23. ^ "PKS-Gerindra Resmi Usung Ridwan Kamil-Oded". detikcom. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  24. ^ Prabowo, Dani (2013-09-14). Sofyan, Eko Hendrawan, ed. "Jika Terpilih, Inilah Janji Bima Arya untuk Warga Bogor". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  25. ^ Putera, Andri Donnal (2017-02-01). Akuntono, Indra, ed. "Prabowo Ceritakan Proses Gerindra Usung Anies-Sandi Jadi Cagub-Cawagub". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  26. ^ Saifulloh 2016, hlm. 178: "Akan tetapi, dalam Undang-Undang No.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik kembali dipertegas bahwa asas dan ciri partai politik merupakan penjabaran dari Pancasila dan UUD 1945." Translation: In Law No. 2 of 2008 on Political Parties, it is emphasized that the principles and characteristics of political parties derive from Pancasila and the 1945 Constitution.
  27. ^ Gerindra 2020, hlm. 13
  28. ^ Kuswandi 2019: "Kalau Gerindra ini partai nasionalis-religius..." Translation: Gerindra is a nationalist-religious party...
  29. ^ Lee & Paath 2019: "So-called nationalist parties such as the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P), Prabowo Subianto's political machine the Great Indonesia Movement Party (Gerindra)..."
  30. ^ Bulkin 2013: "It is a secular party whose chief ideology appears to be fierce nationalism and defense of the unitary state."
  31. ^ Bourchier 2015, hlm. 259: "Gerindra (Partai Gerakan Indonesia Raya), Greater Indonesia Movement Party; a militant nationalist party formed in 2008."
  32. ^ Power 2014: Gerindra is listed as "Inclusivist-Nationalist (Centrist)" in the table. "Coupled with Prabowo's willingness to adopt a more 'Islamic' tone in his campaign, it seems there is sufficient evidence to doubt Gerindra's commitment to a 'secular' agenda. For these reasons, Gerindra cannot be included in the 'secular-nationalist' camp."
  33. ^ Kwok 2017: "...while Anies is backed by the right-wing Gerindra Party of Prabowo Subianto..."
  34. ^ Meakem 2024: "Prabowo, who previously lost the presidency to Jokowi, belongs to the right-wing Gerindra Party and was a military officer under Suharto."
  35. ^ Santoso 2009: "Today, another highly spirited right-wing populist political party has emerged. Its name, Gerindra, Gerakan Indonesia Raya, the Greater Indonesia Movement, signifies its fervour for revitalising the greatness of the nation."
  36. ^ Soeriaatmadja 2023: "This is because Mr Prabowo, 71, chairman of right-wing populist Gerindra Party..."
  37. ^ van Klinken 2009, hlm. 157: "...although thus far without producing programmatic platforms beyond the vague right wing populism of the PDI-P (of former president Megawati Soekarnoputri) or of Gerindra (of retired Lieutenant-General Prabowo Subianto)."
  38. ^ Yilmaz & Shukri 2023, hlm. 143: "Subianto, a former general of the army and former son-in-law of Suharto, left his Golkar Party to form the Gerindra, a right-wing populist party."
  39. ^ a b "Manifesto Perjuangan Partai Gerindra" (PDF). Gerindra. Diakses tanggal 5 April 2024. 
  40. ^ Gerindra 2022, hlm. 11–14
  41. ^ Gerindra 2022, hlm. 14–20
  42. ^ Saiful Mujani; R. William Liddle; Kuskridho Ambardi (26 February 2018). Voting Behaviour in Indonesia since Democratization: Critical Democrats. Cambridge University Press. hlm. 107–. ISBN 978-1-108-42179-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 July 2020. Diakses tanggal 29 June 2020. 
  43. ^ "Indonesia's Prabowo slams West for double standards, lack of moral leadership: 'we don't really need Europe' | South China Morning Post". web.archive.org. 2024-01-24. Diakses tanggal 2024-04-05. 
  44. ^ "Prabowo Buka Opsi Bawa Indonesia Masuk BRICS Jika Jadi Presiden". web.archive.org. 2024-01-30. Diakses tanggal 2024-04-05. 
  45. ^ Saputra, Muhammad Genantan. Fadil, Iqbal, ed. "Ini Struktur Kepengurusan DPP Gerindra 2020-2025". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-10-24. 
  46. ^ "Inilah Hasil Akhir Perolehan Suara Nasional Pemilu". Kompas.com. 9 Mei 2009. Diakses tanggal 10 Mei 2009. 
  47. ^ Dahi, Dahlan (10 April 2014). Dahi, Dahlan, ed. "Data Pemilu Legislatif 2009 vs 2014: Fenomena Gerindra dan PKB". Tribunnews.com. Diakses tanggal 11 April 2014. 
  48. ^ Wibowo, Efendi Ari (14 Mei 2014). Rahmadi, Dedi, ed. "Ini perolehan kursi resmi parpol Pemilu 2014". Merdeka.com. Diakses tanggal 15 Mei 2014. 
  49. ^ "Gerindra Peringkat Dua Pemenang Pileg, NasDem Lima Besar". CNN Indonesia. 21 Mei 2019. Diakses tanggal 1 Juli 2019. 
  50. ^ Paat, Yustinus (21 Mei 2019). "Sah! PDIP Menang Pileg 2019, Gerindra Nomor Dua". Beritasatu.com. Diakses tanggal 1 Juli 2019. 
  51. ^ "Rachmawati Soekarnoputri Ditunjuk Jadi Dewan Pembina Gerindra". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  52. ^ Ibrahim, Igman. Wardhani, Anita K, ed. "Djoko Santoso Kader Terbaik yang Dimiliki Partai Gerindra". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  53. ^ "Kiprah Politik Bondan Winarno 'Maknyuss' di Gerindra". Kumparan. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  54. ^ Wardhani, Anita K. Wardhani, Anita K, ed. "Ahmad Dhani Punya Jabatan Baru, Prabowo Tunjuk sebagai Wasekjen Partai Gerindra". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  55. ^ Junita, Nancy (2019-09-23). Newswire, ed. "Mulan Jameela Jadi Anggota DPR, Begini Penjelasan Gerindra". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  56. ^ Asril, Sabrina (2013-02-22). Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. "Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto Jadi Caleg Gerindra". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  57. ^ Hafiz, Abdul (22 Oktober 2017). Tarso, ed. "Tidar Bidik Pemuda Calon Pemimpin". Tribunnews.com. Diakses tanggal 23 Oktober 2017. 
  58. ^ Andwika, Rizky (18 Agustus 2018). Andwika, Rizky, ed. "Perempuan Indonesia Raya usung 8 program menangkan Prabowo-Sandiaga". Merdeka.com. Diakses tanggal 19 Agustus 2018. 
  59. ^ a b c d "Kukuhkan 4 Kepengurusan Sayap Partai, Gerindra Menjadi Wadah Perekat Agama". Gema Sadhana. 3 Oktober 2016. Diakses tanggal 4 Oktober 2016. 
  60. ^ Riza, Budi (2014-07-09). Riza, Budi, ed. "Klaim Menang, Prabowo-Hatta Sujud Syukur". Tempo.co. Diakses tanggal 2019-04-24. 
  61. ^ Erwanti, Marlinda Oktavia. "Tanpa Sandiaga, Prabowo Klaim Menang 62% dan Sujud Syukur". detikcom. Diakses tanggal 2019-04-24. 
  62. ^ Alaidrus, Fadiyah. "Prabowo Klaim Menang Pilpres 2019: Mengulang Narasi 2014". Tirto.id. Diakses tanggal 2019-04-24. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]