Lompat ke isi

Bahasa Melayu Ambon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luciana Zima (bicara | kontrib)
Update
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(43 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{About|bahasa kreol berbasis Melayu|[[bahasa tanah]]|bahasa Ambon}}
{{bahasa|name=Bahasa Ambon|nativename=بهاس ملايو امبون
{{bahasa
|familycolor=lawngreen
| name = Melayu Ambon
|states= * {{flag|Indonesia}}
| nativename = ''basa Ambong''
* {{flag|Suriname}}
| familycolor = Kreol
* {{flag|Belanda}}
| states = [[Indonesia]] dan [[Belanda]]
----
|region=* {{flag|Maluku}}
| region = [[Maluku]]
|speakers=Penutur asli: 2 juta jiwa{{br}}total antara 2-2,5 juta jiwa
| speakers = Penutur asli: 2 juta jiwa{{br}}({{small|Keseluruhan penuturnya mencapai 2–2,5 juta jiwa}})
|rank=Tidak masuk 100 besar
| rank = Tidak masuk 100 besar
| fam2 = [[Bahasa dagang dan kreol Melayu|Kreol berbasis Melayu]]
|familycolor=Austronesian
|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
| fam3 = [[Bahasa Melayu Indonesia Timur|Melayu Indonesia Timur]]
| script = [[Alfabet Latin|Latin]]<br>[[Abjad Jawi|Arab-Melayu]]<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books/about/Sejarah_masuknya_Islam_di_Maluku.html?id=fasjwQEACAAJ|first=Usman|last=Thalib|year=2012|title=Sejarah Masuknya Islam di Maluku|location=[[Ambon]], Indonesia|publisher=Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Ambon|pages=35}}</ref>
|fam3=[[Rumpun bahasa Borneo Utara Raya|Borneo Utara Raya]]
| nation =
|fam4=[[Rumpun bahasa Melayik|Melayik]]
| iso1 =
|script = [[Alfabet Latin|Latin]] (resmi) dan [[Abjad Jawi|Jawi]]<ref name = jawithe />
| iso2 =
|nation=
| iso3 = abs
|iso1=|iso2=|iso3=abs|sil=ABN}}
| sil = ABN
| HAM = ya
| contoh_teks = Samua orang dilahirkan merdeka deng pung martabat deng hak-hak yang sama. Dorang dapa karunia akal deng hati nurani deng hendaknya batamang satu deng yang laeng dalam semangat basodara.
| pranala_HAM = https://www.ohchr.org/en/human-rights/universal-declaration/translations/ambonese
|dia1=Melayu Ambon
|dia2=Melayu Dobo
|dia3=[[Bahasa Ambon Belanda|Melayu Sini]]
|mapcode=Melayu Ambon
}}
{{Incubator|code=abs}}
{{Incubator|code=abs}}


'''Bahasa Ambon''' atau '''Melayu Ambon''' adalah dialek [[bahasa Melayu]] yang dipertuturkan di wilayah [[Provinsi Maluku]] yang mencakup [[Kota Ambon]], [[Pulau Ambon]], [[Pulau-Pulau Lease]] yaitu [[Saparua]], [[Haruku]] dan [[Nusalaut]], serta [[Pulau Buano]], [[Pulau Manipa]], [[Pulau Kelang]], [[Pulau Seram]] serta dipakai pula sebagai bahasa perdagangan atau ''trade language'' di [[Kei]], [[Banda]], [[Kepulauan Watubela]], [[Pulau Buru]], [[Maluku Tenggara]] sampai ke [[Maluku Barat Daya]]
'''Bahasa Melayu Ambon''' adalah sebuah [[bahasa kreol]] berbasis [[Bahasa Melayu|Melayu]] yang secara tradisional dituturkan di wilayah [[Provinsi Maluku]], terutama di [[Pulau Ambon]], [[Pulau-Pulau Lease|Kepulauan Lease]], [[Pulau Buano]], [[Pulau Manipa]], [[Pulau Kelang]], dan [[Pulau Seram]], serta dipakai juga sebagai bahasa perdagangan di [[Kepulauan Kei]], [[Kepulauan Banda]], [[Kepulauan Watubela]], [[Pulau Buru]], hingga [[Kepulauan Aru]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Bahasa Melayu menurut sebagian besar sejarawan berasal dari [[Sumatra]]; kemungkinan juga [[Semenanjung Malaya]]. Pada masa pra-kolonial Eropa, bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya menjadi [[basantara]] (''lingua franca'') di [[Asia Tenggara Kepulauan]] — secara tradisional dikenal sebagai [[Nusantara]]. Sebelum kedatangan [[bangsa Portugis]] pada tahun 1512 di [[Kesultanan Ternate|Ternate]], bahasa Melayu telah digunakan di [[Kepulauan Maluku]] sebagai bahasa perdagangan — sebelumnya [[bahasa Ambon]] (''Asilulu'') telah digunakan sebagai bahasa perdagangan di Pulau Ambon dan Kepulauan Lease, serta pesisir selatan Pulau Seram — kemudian digantikan oleh bahasa Melayu setelah kedatangannya.


Bahasa Melayu Ambon berbeda dengan [[bahasa Melayu Maluku Utara]] (Melayu Ternate). Misalnya, dalam bahasa Melayu Ambon terdapat banyak pengaruh dari [[bahasa Melayu Makassar]]. Kemudian pada abad ke-16, ketika Portugis menjajah Kepulauan Maluku, banyak kosakata [[bahasa Portugis]] yang diserap ke dalam bahasa Melayu Ambon. Kemudian setelah kedatangan [[bangsa Belanda]] ke Kepulauan Maluku — khususnya di [[Pulau Ambon]], banyak kosakata dalam [[bahasa Belanda]] yang diserap ke dalam bahasa Melayu Ambon. Pada masa [[penjajahan Belanda]] inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah zending, gereja, dan juga dalam terjemahan [[Alkitab]]. Contohnya Rut, Yunus, Lukas, Kisah Para Rasul (''Yesus Pung Utusang-Utusang Pung Carita''), Tesalonika I, Tesalonika II, Timotius I, Timotius II, Titus, dan Pilemon.<ref>"''Lukas pung Kabar Bae soal Yesus''". [[Gereja Protestan Maluku]], 2011. [[ISBN]] 978-602-19540-0-3.</ref>
Bahasa Melayu berasal dari Indonesia bagian barat ''(dulu disebut Nusantara bagian barat)'' dan telah berabad-abad menjadi bahasa antarsuku di seluruh kepulauan nusantara. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (Tahun 1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan.


Setelah [[bahasa Indonesia]] mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Kepulauan Maluku — sebuah bentuk baku bahasa Melayu di Indonesia; maka bahasa Indonesia mulai memengaruhi penggunaan bahasa Melayu Ambon, sehingga sejumlah kosakata diserap dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Melayu Ambon — kosakata tersebut mengalami akhirnya mengalami perubahan morfologis. Pada awalnya, para misionaris Belanda menerjemahkan [[Injil]] ke dalam bahasa Melayu Ambon. Para penduduk yang bisa menghafal Injil tersebut kemudian dibaptis, serta terus dibimbing dalam bahasa Melayu Ambon.
Bahasa Melayu Ambon berbeda dari bahasa Melayu Ternate karena pada zaman dahulu suku-suku di Ambon dan yang tentunya memengaruhi perkembangan bahasa Melayu Ambon sangat berbeda dari suku-suku yang ada di Ternate. Misalnya bahasa Melayu Ambon mendapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu Makassar. Kemudian pada abad ke-16, Portugis menjajah Maluku sehingga cukup banyak kosa-kata bahasa Portugis masuk ke dalam bahasa Melayu Ambon. Terakhir bangsa Belanda masuk ke Maluku, sehingga ada cukup banyak, kata serapan dari bahasa Belanda yang diterima menjadi kosakata dalam bahasa Melayu Ambon. Pada zaman Belanda inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, di gereja-gereja, dan juga dalam terjemahan beberapa kitab dari Alkitab. (Yang sudah terbit: Rut, Yunus, Lukas,<ref>"Lukas pung Kabar Bae soal Yesus". Gereja Protestan Maluku, 2011 ISBN 978-602-19540-0-3</ref> Kisah Para Rasul (Yesus Pung Utusang-utusang Pung Carita), 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, dan Pilemon.)


Menurut sejarahnya, bahasa ini kemungkinan berasal dari [[Melaka]] di Semenanjung Malaya — karena pada masa itu sudah ada kegiatan perdagangan antara bangsa Eropa melalui perantara pedagang Malaka dengan pedagang dari Kepulauan Maluku. Pada awalnya, bahasa Melayu Ambon hanya digunakan dalam bentuk bahasa pasar yang kemudian menjadi [[bahasa ibu]] bagi generasi selanjutnya. Dalam penggunaannya, bahasa Melayu Ambon menjadi bahasa ibu bagi masyarakat Kristen Ambon (''Sarane'') dan sebagian kecil Muslim Ambon (''Salam''). Hal ini karena sebagian besar masyarakat Muslim Ambon masih menggunakan bahasa ibu mereka sendiri yang disebut sebagai [[bahasa tanah]] — istilah kolektif untuk bahasa-bahasa asli di Kepulauan Maluku.
Setelah bahasa Indonesia baku mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Maluku, maka ia mulai memengaruhi bahasa Melayu Ambon sehingga sejumlah kata diserap dari bahasa Indonesia baku ke dalam bahasa Melayu setempat, tentu saja disesuaikan dengan logat setempat.
Pada awalnya misionaris Belanda menerjemahkan injil dalam Bahasa Melayu dan dibawa ke Ambon. Disini para penduduk yang bisa menghafal injil itu kemudian dibaptis, dan terus dibimbing dalam bahasa Melayu. Bahasa ini dibawa kemungkinan dari Malaka, karena pada masa itu sudah ada kegiatan dagang antara Malaka dan Maluku. Pada awalnya, bahasa Melayu ini hanya dalam bentuk pasaran yang kemudian menjadi bahasa tutur anak-anak generasi selanjutnya. Menjadi bahasa ibu bagi masyarakat Kristen Ambon dan sebagian kecil Muslim Ambon. Sedangkan kebanyakan masyarakat Muslim Ambon masih mempunyai bahasa daerah sendiri yang disebut bahasa tanah.


==Struktur kebahasaan==
Struktur Bahasa Melayu Ambon ini juga agak berbeda dengan Melayu pada umumnya, namun lazim di Indonesia Timur. Struktur bahasanya sangat mirip dengan bahasa-bahasa di Eropa.. Seperti ini (kepemilikan):
Struktur dalam bahasa Melayu Ambon juga sedikit berbeda dengan bahasa Melayu pada umumnya, namun lazim ditemukan pada varietas [[bahasa Melayu Indonesia Timur]] lainnya. Struktur bahasanya sangat mirip dengan [[Rumpun bahasa Indo-Eropa|bahasa-bahasa Indo-Eropa]] — hal ini karena pengaruh bahasa-bahasa tersebut cukup besar dalam bahasa Melayu Ambon.
===Contoh kalimat===
Berikut ini contoh kalimat dalam bahasa Melayu Ambon.


* Beta pung buku = Buku saya
* ''beta pung buku'' 'buku saya'
* Susi pung kaka = Kakak susi
* ''Susi pung kaka'' 'kakak Susi'
* Ahmad ada pi ka Tulehu = Ahmad sedang pergi ke Tulehu
* ''Ahmad ada pi ka Tulehu'' 'Ahmad sedang pergi ke Tulehu'
* Ada orang dapa bunuh di kusu-kusu = ada orang dibunuh di Alang-alang
* ''ada orang dapa bunuh di kusu-kusu'' 'ada orang dibunuh di alang-alang'
* Katong jaga tinggal disini sa = kami tetap tinggal disini saja
* ''katong jaga tinggal di sini sa'' 'kami tetap tinggal di sini saja'
===Nasalisasi===
Pelafalan dalam bahasa Melayu Ambon mengalami [[nasalisasi]], terutama pada akhiran [n]. Diperkirakan nasalisasi pada bahasa Melayu Ambon adalah akibat dari pengaruh Jepang saat masa [[penjajahan Jepang]]. Berikut ini beberapa contoh kosakata yang mengalami nasalisasi.


* ''makang'' 'makan'
Kemudian lafal juga mengalami nasalisasi terutama pada akhiran 'n', diperkirakan nasalisasi pada bahasa [[Ambon]] adalah akibat pengaruh [[Jepang]]. Seperti berikut:
* ''badiang'' 'berdiam'
makang (makan), badiang (berdiam), ikang (ikan), lawang (lawan), Bangong (Bangun) dst
* ''ikang'' 'ikan'
* ''lawang'' 'lawan'
* ''bangong'' 'bangun'
===Kata ganti===
Dalam bahasa Melayu Ambon, kata ganti untuk orang diantaranya sebagai berikut.


* ''beta'' 'saya'
Untuk kata ganti orang adalah sebagai berikut:
Beta (saya), ose (kamu) (dibeberapa daerah dikatakan 'os', atau 'se') - asal dari kata 'voce' Portugis kata ose ini dianggap sebagai kata yang kasar, ale (kamu) dianggap lebih baik dari kata ose, dia (do), katong (kependekan dari kita orang/ kita), dorang (kependekan dari dia orang / mereka), kamong atau kamorang (kamu orang/ kalian).
* ''ose'' 'kamu' (dalam beberapa dialek diucapkan ''os'' atau ''se''; berasal dari kata ''voce'' dalam bahasa Portugis. Kata ''ose'' ini dianggap sebagai kata yang kasar, sedangkan ''ale'' dianggap memiliki makna yang lebih halus)
* ''dong'' 'dia'
* ''katong'' 'kita'
* ''dorang'' 'mereka'
* ''kamong'', ''kamorang'' 'kalian'


Ungkapan khas lainnya adalah:
===Ungkapan khas===
Terdapat beberapa ungkapan khas yang beberapa hanya dapat ditemukan dalam bahasa Melayu Ambon.
Ao e!, Mamae!, Sio Mama!, Tuang Ala!, Tuang Ana!, Ai!, Gaga Batul!, Manisse! dsbnya.


* ''ao e!''
Panggilan sosial:
* ''mamae!''
* ''sio mama!''
* ''tuang ala!''
* ''tuang ana!''
* ''ai!''
* ''gaga batul!''
* ''manise!''
===Panggilan sosial===
Berikut ini beberapa panggilan sosial dalam bahasa Melayu Ambon.


* Babang/ abang (kakak laki-laki: dipakai kalangan Salam)
* ''babang'', ''abang'' 'kakak laki-laki' (digunakan oleh masyarakat Muslim Ambon)
* Caca (kakak perempuan: Muslim)
* ''caca'' 'kakak perempuan' (digunakan oleh masyarakat Muslim Ambon)
* Usy (kakak perempuan Kristen)
* ''usy'' 'kakak perempuan' (digunakan oleh masyarakat Kristen Ambon)
* Broer/ bung/ bu (kakak laki-laki dipakai kalangan Sarani)
* ''broer'', ''bung'', ''bu'' 'kakak laki-laki' (digunakan oleh masyarakat Kristen Ambon)
* Nona (gadis)
* ''nona'' 'gadis'
* ''nyong'' 'pemuda'
* Nyong (pria muda)
* Tanta (tante/bibi)
* ''tanta'' 'bibi'
* ''nene'' 'nenek'
* Nene (Nenek)
* ''tete'' 'kakek'
* Tete (Kakek)
* Bapa Raja (kepala desa,ketua adat)
* ''bapa raja'' 'kepala negeri', 'ketua adat'
===Kosakata serapan dari bahasa Indo-Eropa (Belanda dan Portugis)===
* '''Kamus Bahasa Melayu Ambon http://latunyj.no-ip.org/dict'''{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
Berikut ini contoh kosakata dalam bahasa Melayu Ambon yang diserap dari bahasa Indo-Eropa (Belanda dan Portugis) — beberapa kosakata diantaranya telah mengalami perubahan morfologi.


* ''capeu'' 'topi' – ''chapéu'' (Portugis)
Beberapa contoh Kata serapan Melayu Ambon dari Eropa antara lain:
* ''bandera'' 'bendera' – ''bandeira'' (Portugis)
* Capeu (topi): Chapéu (Portugal)dibaca kapeu
* ''rim'' 'ikat pinggang' – ''riem'' (Belanda)
* Bandera (bendera): Bandeira (Portugal)
* Rim (ikat pinggang): Riem (Belanda)
* ''fork'' 'garpu' ''vork'' (Belanda)
* ''lenso'' 'saputangan' – ''lenço'' (Portugis)
* Fork (garpu): Vork (Belanda)dibaca fok
* ''mestiza'' 'selendang' – ''mestiza'' (Portugis)
* Lenso (saputangan): Lenço (Portugal)
* ''blus'' 'kemeja wanita' – ''blusa'' (Portugis)
* Mestiza (selendang leher): Mestiza (Portugal)dibaca mestisa
* ''[[baileo]]'' 'bangunan' – ''bailéu'' (Portugis)
* Blus (kemeja wanita): Blusa (Portugal)
* ''ose'', ''os'' 'kamu' – ''voce'', ''os'' (Portugis)
* Baileo (bangunan): Bailéu (Portugal)
* ''om'' 'paman' – ''oom'' (Belanda)
* Ose/Os (kamu): Voce/Os (Portugal)
* ''pai'' 'ayah' – ''pai'' (Portugis)
* Om (paman): Om (Belanda)
* ''mai'' 'ibu' – ''mai'' (Portugis)
* Pai (ayah): Pai (Portugal)
* ''fader'' 'ayah' – ''vader'' (Belanda)
* Mai (ibu): Mai (Portugal)
* Fader (ayah): Vader (Belanda)
* ''muder'' 'ibu' – ''moeder'' (Belanda)
* Muder (ibu): Moeder (Belanda)
* ''tanta'' 'bibi' – ''tante'' (Belanda)
* Tanta (bibi): Tante (Belanda)
* ''mar'' 'tetapi' – ''maar'' (Belanda)
* ''galojo'' 'rakus' – ''guloso'' (Portugis)
* Mar (tetapi): Maar (Belanda)
* ''garser'' 'tumbuh' – ''crescer'' (Portugis)
* Galojo (rakus): Guloso (Portugal)
* ''of'' 'atau' – ''of'' (Belanda)
* Garser (tumbuh): Crescer (Portugal)
* Of (atau): Of (Belanda)
* ''dol'' 'gila' – ''dol'' (Belanda)
* Dol (gila): Dol (Belanda)
* ''sterk'' 'kuat' – ''sterk'' (Belanda)
* Sterk (kuat): Sterk (Belanda)
* ''trap'' 'anak tangga' – ''trap'' (Belanda)
* Trap (anak tangga): Trap (Belanda)
* ''swak'' 'lemah' ''zwak'' (Belanda)
* Swak (lemah): Zwak (Belanda)
* ''almanak'' 'kalender' – ''alamanaak'' (Belanda)
* ''kadera'' 'kursi' – ''cadeira'' (Portugis)
* Almanak (kalender): Alamanaak (Belanda)
* ''kapitan'' 'kapten' – ''kapitein'' (Belanda), ''capitão'' (Portugis)
* Kadera (kursi): Cadeira (Portugal)
* ''marinyo'' 'penyuluh' – ''meirinho'' (Portugis)
* Kapitan (kapten/panglima perang): Kapitein (Belanda)/ Capitao (Portugal)
* ''patatas'' 'kentang' – ''batatas'' (Portugis)
* Marinyo (penyuluh): Meirinho (Portugal)
* ''danke'' 'terima kasih' – ''dank je'' (Belanda)
* Patatas (kentang): Batatas (Portugal)
* Danke (terima kasih): Dank je (Belanda) dibaca dangke
* ''kasbi'' 'singkong' ''cassave'' (Belanda), ''cassava'' (Portugis)
* ''testa'' 'dahi' – ''testa'' (Portugis)
* Kasbi (singkong): Cassave (Belanda)/Cassava (Portugal)
* ''oto'' 'mobil' – ''auto'' (Belanda)
* Testa (dahi): Testa (Portugal)
* ''pardidu'' 'menghilang' – ''perdido'' (Portugis)
* Oto (mobil): Auto (Belanda)
* ''sono'' 'tidur' – ''sono'' (Portugis)
* Pardidu (menghilang/berjalan tak tentu arah): Perdido (Portugal)
* ''vor'' 'untuk' – ''voor'' (Belanda)
* Sono (tidur): Sono (Portugal)
* Vor (untuk): Voor (Belanda)
* ''par'' 'untuk' – ''para'' (Portugal)
* Par (untuk): Para (Portugal)
* ''marsegu'' 'kelelawar' – ''morcego'' (Portugal)
* ''kakarlak'' 'kecoa' – ''kakkerlak'' (Belanda)
* Marsegu (kelelawar): Morcego (Portugal)
* Kakarlak (kecoa): Kakkerlak (Belanda)
* ''strat'' 'jalan raya' – ''straat'' (Belanda)
* Strat (jalan raya): Straat (Belanda)
* ''standplaats'' 'halte' ''standplaats'' (Belanda)
* ''sinyo'' 'tuan' – ''senhor'' (Portugis)
* Standplaats (posisi berdiri/halte): Standplaats (Belanda)
* ''klaar'' 'selesai' – ''klaar'' (Belanda)
* Sinyo (tuan): Senhor (Portugal)
* Klaar (selesai): Klaar (Belanda)
* ''onosel'' 'bodoh' – ''onnozel'' (Belanda)
* Onosel (bodoh): Onnozel (Belanda)
* ''flauw'' 'lemah' – ''flauw'' (Belanda)
* Flauw (lemah): Flauw (Belanda)
* ''fangen'' 'tangkap' – ''vangen'' (Belanda)
* Fangen (tangkap): Vangen (Belanda)
* ''lopas'' 'lari' – ''loop'' (Belanda)
* ''gargantang'' 'tenggorokan' – ''garganta'' (Portugis)
* Lopas (lari): Loop (Belanda)
* ''kintal'' 'pekarangan' – ''quintal'' (Portugis)
* Gargantang (tenggorokan): Garganta (Portugal)
* ''konyadu'' 'ipar' – ''cunhado'' (Portugis)
* Kintal (pekarangan): Quintal (Portugal)
* Konyadu (ipar): Cunhado (Portugal)
* '''Kamus Bahasa Melayu Ambon http://latunyj.no-ip.org/dict'''{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
{{Portal|Maluku}}
{{Portal|Maluku|Bahasa}}


* [[Daftar bahasa di Maluku]]
* [[Daftar bahasa di Maluku]]
* [[Bahasa Melayu]]
* [[Bahasa Melayu Maluku Utara]]
* [[Bahasa Melayu Papua]]


== Catatan ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Lihat pula ==
== Daftar pustaka ==
*Don van Minde. '''Melayu Ambong''': ''Phonology, Morphology, Syntax''. Penerbit: Research School CNWS, Leiden University. The Netherland: [[1997]]. 390 Halaman. ISBN 90-73782-94-5.

*'''Seminar Bahasa dan Budaya Maluku 2006''': ''Bahasa Melayu Ambon. Diselenggarakan oleh DIKOR Dinas Prov. Maluku, SIL Internasional, PBTM dan Universitas Pattimura. Agustus 2006.
# Don van Minde. '''Melayu Ambong''': ''Phonology, Morphology, Syntax''. Penerbit: Research School CNWS, Leiden University. The Netherland: [[1997]]. 390 Halaman. ISBN 90-73782-94-5
*R.Bolton; M. Riupassa; J. Tjia. '''''Pedoman Membaca dan Menulis Bahasa Ambon''' (Edisi Percobaan)'' (booklet). Mei 2005. 24 halaman.
# '''Seminar Bahasa dan Budaya Maluku 2006''': ''Bahasa Melayu Ambon. Diselenggarakan oleh DIKOR Dinas Prov. Maluku, SIL Internasional, PBTM dan Universitas Pattimura. Agustus 2006.
*Louhenapessy, Wilham G. '''The Malay-Ambon Writings and Audio-recordings of Children in Central Maluku (Seram Utara, Telutih, Tuhaha etc.)''': ''Heritage Language Literacy Development in SE Asia. PBTM, Atma Jaya University, SIL International, KD, International Reading Association and IDAC, July 22-23 2008''. in Jakarta, Indonesia.
# R.Bolton, M. Riupassa dan J. Tjia. '''''Pedoman Membaca dan Menulis Bahasa Ambon''' (Edisi Percobaan)'' (booklet). Mei 2005. 24 Halaman
*Louhenapessy's broadcast at the YouTube: The Pilgrim's Progress, The reading from the portion of '''Tuhan Yesus Ajar Katong Dolo''', Portion of the book of Genesis at http://www.youtube.com/watch?v=jcFsycWw-ro&feature=mfu_in_order&list=UL and Psalm 37 at http://www.youtube.com/watch?v=frJCQZT11XU&feature=related.
# Louhenapessy, Wilham G. '''The Malay-Ambon Writings and Audio-recordings of Children in Central Maluku (Seram Utara, Telutih, Tuhaha etc.)''': ''Heritage Language Literacy Development in SE Asia. PBTM, Atma Jaya University, SIL International, KD, International Reading Association and IDAC, JULY 22-23 2008''. in Jakarta, INDONESIA.
# Louhenapessy's broadcast at the Youtube: [1] The Pilgrim's Progress,[2] The reading from the portion of '''Tuhan Yesus Ajar Katong Dolo''', [3] Portion of the book of Genesis at http://www.youtube.com/watch?v=jcFsycWw-ro&feature=mfu_in_order&list=UL and [4] Psalm 37 at http://www.youtube.com/watch?v=frJCQZT11XU&feature=related.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi terkini sejak 24 Juni 2024 18.08

Bahasa Melayu Ambon
basa Ambong
Dituturkan diIndonesia dan Belanda
WilayahMaluku
Penutur
Penutur asli: 2 juta jiwa
(Keseluruhan penuturnya mencapai 2–2,5 juta jiwa)
Dialek
Melayu Ambon
Melayu Dobo
Latin
Arab-Melayu[1]
Kode bahasa
ISO 639-3abs
Glottologambo1250[2]
IETFabs
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC3 Wider communication
Bahasa Melayu Ambon dikategorikan sebagai C3 Wider Communication menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di wilayah yang cukup luas maupun dipertuturkan cukup luas, misalnya beberapa kota
Referensi: [3]

Lokasi penuturan

Peta

Perkiraan lokasi penuturan Bahasa Melayu Ambon
Koordinat: 3°43′S 128°11′E / 3.717°S 128.183°E / -3.717; 128.183 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Melayu Ambon adalah sebuah bahasa kreol berbasis Melayu yang secara tradisional dituturkan di wilayah Provinsi Maluku, terutama di Pulau Ambon, Kepulauan Lease, Pulau Buano, Pulau Manipa, Pulau Kelang, dan Pulau Seram, serta dipakai juga sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Kei, Kepulauan Banda, Kepulauan Watubela, Pulau Buru, hingga Kepulauan Aru.

Bahasa Melayu menurut sebagian besar sejarawan berasal dari Sumatra; kemungkinan juga Semenanjung Malaya. Pada masa pra-kolonial Eropa, bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya menjadi basantara (lingua franca) di Asia Tenggara Kepulauan — secara tradisional dikenal sebagai Nusantara. Sebelum kedatangan bangsa Portugis pada tahun 1512 di Ternate, bahasa Melayu telah digunakan di Kepulauan Maluku sebagai bahasa perdagangan — sebelumnya bahasa Ambon (Asilulu) telah digunakan sebagai bahasa perdagangan di Pulau Ambon dan Kepulauan Lease, serta pesisir selatan Pulau Seram — kemudian digantikan oleh bahasa Melayu setelah kedatangannya.

Bahasa Melayu Ambon berbeda dengan bahasa Melayu Maluku Utara (Melayu Ternate). Misalnya, dalam bahasa Melayu Ambon terdapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu Makassar. Kemudian pada abad ke-16, ketika Portugis menjajah Kepulauan Maluku, banyak kosakata bahasa Portugis yang diserap ke dalam bahasa Melayu Ambon. Kemudian setelah kedatangan bangsa Belanda ke Kepulauan Maluku — khususnya di Pulau Ambon, banyak kosakata dalam bahasa Belanda yang diserap ke dalam bahasa Melayu Ambon. Pada masa penjajahan Belanda inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah zending, gereja, dan juga dalam terjemahan Alkitab. Contohnya Rut, Yunus, Lukas, Kisah Para Rasul (Yesus Pung Utusang-Utusang Pung Carita), Tesalonika I, Tesalonika II, Timotius I, Timotius II, Titus, dan Pilemon.[4]

Setelah bahasa Indonesia mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Kepulauan Maluku — sebuah bentuk baku bahasa Melayu di Indonesia; maka bahasa Indonesia mulai memengaruhi penggunaan bahasa Melayu Ambon, sehingga sejumlah kosakata diserap dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Melayu Ambon — kosakata tersebut mengalami akhirnya mengalami perubahan morfologis. Pada awalnya, para misionaris Belanda menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Melayu Ambon. Para penduduk yang bisa menghafal Injil tersebut kemudian dibaptis, serta terus dibimbing dalam bahasa Melayu Ambon.

Menurut sejarahnya, bahasa ini kemungkinan berasal dari Melaka di Semenanjung Malaya — karena pada masa itu sudah ada kegiatan perdagangan antara bangsa Eropa melalui perantara pedagang Malaka dengan pedagang dari Kepulauan Maluku. Pada awalnya, bahasa Melayu Ambon hanya digunakan dalam bentuk bahasa pasar yang kemudian menjadi bahasa ibu bagi generasi selanjutnya. Dalam penggunaannya, bahasa Melayu Ambon menjadi bahasa ibu bagi masyarakat Kristen Ambon (Sarane) dan sebagian kecil Muslim Ambon (Salam). Hal ini karena sebagian besar masyarakat Muslim Ambon masih menggunakan bahasa ibu mereka sendiri yang disebut sebagai bahasa tanah — istilah kolektif untuk bahasa-bahasa asli di Kepulauan Maluku.

Struktur kebahasaan

[sunting | sunting sumber]

Struktur dalam bahasa Melayu Ambon juga sedikit berbeda dengan bahasa Melayu pada umumnya, namun lazim ditemukan pada varietas bahasa Melayu Indonesia Timur lainnya. Struktur bahasanya sangat mirip dengan bahasa-bahasa Indo-Eropa — hal ini karena pengaruh bahasa-bahasa tersebut cukup besar dalam bahasa Melayu Ambon.

Contoh kalimat

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini contoh kalimat dalam bahasa Melayu Ambon.

  • beta pung buku 'buku saya'
  • Susi pung kaka 'kakak Susi'
  • Ahmad ada pi ka Tulehu 'Ahmad sedang pergi ke Tulehu'
  • ada orang dapa bunuh di kusu-kusu 'ada orang dibunuh di alang-alang'
  • katong jaga tinggal di sini sa 'kami tetap tinggal di sini saja'

Nasalisasi

[sunting | sunting sumber]

Pelafalan dalam bahasa Melayu Ambon mengalami nasalisasi, terutama pada akhiran [n]. Diperkirakan nasalisasi pada bahasa Melayu Ambon adalah akibat dari pengaruh Jepang saat masa penjajahan Jepang. Berikut ini beberapa contoh kosakata yang mengalami nasalisasi.

  • makang 'makan'
  • badiang 'berdiam'
  • ikang 'ikan'
  • lawang 'lawan'
  • bangong 'bangun'

Kata ganti

[sunting | sunting sumber]

Dalam bahasa Melayu Ambon, kata ganti untuk orang diantaranya sebagai berikut.

  • beta 'saya'
  • ose 'kamu' (dalam beberapa dialek diucapkan os atau se; berasal dari kata voce dalam bahasa Portugis. Kata ose ini dianggap sebagai kata yang kasar, sedangkan ale dianggap memiliki makna yang lebih halus)
  • dong 'dia'
  • katong 'kita'
  • dorang 'mereka'
  • kamong, kamorang 'kalian'

Ungkapan khas

[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa ungkapan khas yang beberapa hanya dapat ditemukan dalam bahasa Melayu Ambon.

  • ao e!
  • mamae!
  • sio mama!
  • tuang ala!
  • tuang ana!
  • ai!
  • gaga batul!
  • manise!

Panggilan sosial

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini beberapa panggilan sosial dalam bahasa Melayu Ambon.

  • babang, abang 'kakak laki-laki' (digunakan oleh masyarakat Muslim Ambon)
  • caca 'kakak perempuan' (digunakan oleh masyarakat Muslim Ambon)
  • usy 'kakak perempuan' (digunakan oleh masyarakat Kristen Ambon)
  • broer, bung, bu 'kakak laki-laki' (digunakan oleh masyarakat Kristen Ambon)
  • nona 'gadis'
  • nyong 'pemuda'
  • tanta 'bibi'
  • nene 'nenek'
  • tete 'kakek'
  • bapa raja 'kepala negeri', 'ketua adat'

Kosakata serapan dari bahasa Indo-Eropa (Belanda dan Portugis)

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini contoh kosakata dalam bahasa Melayu Ambon yang diserap dari bahasa Indo-Eropa (Belanda dan Portugis) — beberapa kosakata diantaranya telah mengalami perubahan morfologi.

  • capeu 'topi' – chapéu (Portugis)
  • bandera 'bendera' – bandeira (Portugis)
  • rim 'ikat pinggang' – riem (Belanda)
  • fork 'garpu' – vork (Belanda)
  • lenso 'saputangan' – lenço (Portugis)
  • mestiza 'selendang' – mestiza (Portugis)
  • blus 'kemeja wanita' – blusa (Portugis)
  • baileo 'bangunan' – bailéu (Portugis)
  • ose, os 'kamu' – voce, os (Portugis)
  • om 'paman' – oom (Belanda)
  • pai 'ayah' – pai (Portugis)
  • mai 'ibu' – mai (Portugis)
  • fader 'ayah' – vader (Belanda)
  • muder 'ibu' – moeder (Belanda)
  • tanta 'bibi' – tante (Belanda)
  • mar 'tetapi' – maar (Belanda)
  • galojo 'rakus' – guloso (Portugis)
  • garser 'tumbuh' – crescer (Portugis)
  • of 'atau' – of (Belanda)
  • dol 'gila' – dol (Belanda)
  • sterk 'kuat' – sterk (Belanda)
  • trap 'anak tangga' – trap (Belanda)
  • swak 'lemah' – zwak (Belanda)
  • almanak 'kalender' – alamanaak (Belanda)
  • kadera 'kursi' – cadeira (Portugis)
  • kapitan 'kapten' – kapitein (Belanda), capitão (Portugis)
  • marinyo 'penyuluh' – meirinho (Portugis)
  • patatas 'kentang' – batatas (Portugis)
  • danke 'terima kasih' – dank je (Belanda)
  • kasbi 'singkong' – cassave (Belanda), cassava (Portugis)
  • testa 'dahi' – testa (Portugis)
  • oto 'mobil' – auto (Belanda)
  • pardidu 'menghilang' – perdido (Portugis)
  • sono 'tidur' – sono (Portugis)
  • vor 'untuk' – voor (Belanda)
  • par 'untuk' – para (Portugal)
  • marsegu 'kelelawar' – morcego (Portugal)
  • kakarlak 'kecoa' – kakkerlak (Belanda)
  • strat 'jalan raya' – straat (Belanda)
  • standplaats 'halte' – standplaats (Belanda)
  • sinyo 'tuan' – senhor (Portugis)
  • klaar 'selesai' – klaar (Belanda)
  • onosel 'bodoh' – onnozel (Belanda)
  • flauw 'lemah' – flauw (Belanda)
  • fangen 'tangkap' – vangen (Belanda)
  • lopas 'lari' – loop (Belanda)
  • gargantang 'tenggorokan' – garganta (Portugis)
  • kintal 'pekarangan' – quintal (Portugis)
  • konyadu 'ipar' – cunhado (Portugis)

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Thalib, Usman (2012). Sejarah Masuknya Islam di Maluku. Ambon, Indonesia: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Ambon. hlm. 35. 
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Melayu Ambon". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "Bahasa Melayu Ambon". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  4. ^ "Lukas pung Kabar Bae soal Yesus". Gereja Protestan Maluku, 2011. ISBN 978-602-19540-0-3.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Don van Minde. Melayu Ambong: Phonology, Morphology, Syntax. Penerbit: Research School CNWS, Leiden University. The Netherland: 1997. 390 Halaman. ISBN 90-73782-94-5.
  • Seminar Bahasa dan Budaya Maluku 2006: Bahasa Melayu Ambon. Diselenggarakan oleh DIKOR Dinas Prov. Maluku, SIL Internasional, PBTM dan Universitas Pattimura. Agustus 2006.
  • R.Bolton; M. Riupassa; J. Tjia. Pedoman Membaca dan Menulis Bahasa Ambon (Edisi Percobaan) (booklet). Mei 2005. 24 halaman.
  • Louhenapessy, Wilham G. The Malay-Ambon Writings and Audio-recordings of Children in Central Maluku (Seram Utara, Telutih, Tuhaha etc.): Heritage Language Literacy Development in SE Asia. PBTM, Atma Jaya University, SIL International, KD, International Reading Association and IDAC, July 22-23 2008. in Jakarta, Indonesia.
  • Louhenapessy's broadcast at the YouTube: The Pilgrim's Progress, The reading from the portion of Tuhan Yesus Ajar Katong Dolo, Portion of the book of Genesis at http://www.youtube.com/watch?v=jcFsycWw-ro&feature=mfu_in_order&list=UL and Psalm 37 at http://www.youtube.com/watch?v=frJCQZT11XU&feature=related.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]