Lompat ke isi

Suku Lampung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Etnik
 
(493 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
<noinclude>{{pp-pc|small=yes}}
'''Suku Lampung''' adalah suku yang menempati seluruh provinsi [[Lampung]] dan sebagian provinsi [[Sumatera Selatan]] bagian selatan dan tengah yang menempati daerah Martapura, Muaradua di Komering Ulu, Kayu Agung, Tanjung Raja di Komering Ilir serta Cikoneng di pantai barat [[Banten]].
</noinclude><noinclude>{{pp-move-indef|small=yes}}</noinclude><noinclude>{{pp-semi-indef|small=yes}}
</noinclude>
{{about|suku bangsa pribumi Lampung [[Berkas:Lampung-Ulun lampung2.png|70px]] yang berasal dari Provinsi Lampung di Sumatra|suku bangsa Lampung (To Lampung) yang berasal dari daerah di Kabupaten Luwu dan Majene, Provinsi Sulawesi Selatan|Suku Tolampung}}
{{ethnic group|
|group=Suku Lampung
|image=<table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>[[Berkas:Radin_Inten_II,_National_Hero_of_Indonesia.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Alamsyah Ratu Perwiranegara - Fourth Development Cabinet.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Zainal_Abidin_Pagaralam.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Indra_YT_cropped.png|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Radin Inten II]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Alamsyah Ratu Perwiranegara]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Zainal Abidin Pagaralam]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Indra Priawan]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:Menteri_BUMN_Erick_Thohir.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Aburizal Bakrie - March 2011.jpeg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Ryamizard Ryacudu 2015.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Sjachroedin Zainal Pagaralam, Gubernur Lampung (Periode II).JPG|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Erick Thohir]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Aburizal Bakrie]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Ryamizard Ryacudu]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Sjachroedin Zainal Pagaralam]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan (2019).jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Bagirmanan.jpg|60x80px]]</td>
<td>
<td>[[Berkas:Andika mahesa cropped.png|60x80px]]
</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Zulkifli Hasan]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Bagir Manan]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Edward Syah Pernong]]
<td><small><div style="line-height:1em">[[Andika Mahesa]]</small></td>
</small></td>
</small></td></tr>
</table>
|caption=
|poptime=-+1.300.000-1.400.000
|popplace =
|region1 = {{flag|Indonesia}}
|pop1 = 1.381.660
|region2 = {{nbsp|10}} '''{{flag|Lampung}}'''
|pop2 = 1.028.190
|region3 = {{nbsp|10}} '''{{flag|Sumatera Selatan}}'''
|pop3 = 95.983
|region4 = {{nbsp|10}} '''{{flag|Jawa Barat}}'''
|pop4 = 92.862
|region5 = {{nbsp|10}} '''{{flag|Banten}}'''
|pop5 = 69.885
|region6 = {{nbsp|10}} '''{{flag|DKI Jakarta}}'''
|pop6 = 45.215
|region7 = {{nbsp|10}} '''{{flag|Jawa Timur}}'''
|pop7 = 28.515
|region8 = {{nbsp|10}} '''{{flag|Jawa Tengah}}'''
|pop8 = 11.677
|region9 = {{nbsp|10}} '''{{flag|Bengkulu}}'''
|pop9 = 6.258
|region10 = {{nbsp|10}} '''Wilayah lainnya'''
|pop10 = 3.075
|langs=[[Bahasa Lampung]]{{•}}[[Bahasa Indonesia]]
|rels= [[Islam]]
|related=[[Suku Komering|Komering]]{{•}}[[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]]
|native_name={{small|[[Berkas:Lampung-Ulun lampung2.png|70px]] ''Ulun Lappung''<br>[[Berkas:Aksara_Jamma_Lappung.png|90px]] ''Jamma Lappung''}}<br> سوكو لامفونغ ''Suku Lampung''}}


'''Suku Lampung'''<ref>{{cite web |url= https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Lampung|title=Lampung (suku)|author=<!--Not stated-->|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=17 Juni 2021|quote=Lampung merupakan suku bangsa yang berasal dari Provinsi Lampung.}}</ref> ([[Bahasa Lampung Api]]: [[Berkas:Lampung-Ulun_lampung2.png|70x70px]]/'''''Ulun Lappung''''', [[Bahasa Lampung Nyo]]: [[Berkas:Aksara Jamma Lappung.png|nirbing|98x98px]]/'''''Jamma Lappung''''', [[Abjad Jawi]]: سوكو لامفونغ/'''''Suku Lampung''''') adalah suku bangsa pribumi yang berasal dari [[Provinsi Lampung]] yang berada pada bagian ujung selatan [[pulau Sumatra]]. Pada awal mulanya, suku Lampung berdiam di tengkuk [[Gunung Pesagi]].<ref>https://www.sekitarlampung.com/kerajaan-sekala-brak-lampung-barat/</ref> Wilayah suku Lampung selain di provinsi Lampung juga tersebar di wilayah lainnya seperti: di sebagian provinsi [[Sumatera Selatan]] tepatnya di sekitar [[Danau Ranau]], [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan]] yang juga berdekatan bahkan berbatasan dengan provinsi Lampung. Suku Lampung juga tersebar di desa-desa di perbatasan antara [[Bengkulu]] dan [[Lampung]], tersebar di desa Merpas, Nasal, Kaur di [[Bengkulu]] serta dapat juga ditemukan komunitas masyarakat Lampung di provinsi [[Banten]] tepatnya di desa Cikoneng kecamatan Anyar, kabupaten Serang. Tidak hanya itu, suku Lampung juga tersebar di wilayah perantauan terutama di perkotaan besar seperti wilayah [[Jabodetabek]] (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), [[Kota Palembang]], [[Kota Cilegon]], [[Kota Serang]], kota [[Tangerang Selatan]], [[Kota Bengkulu]], [[Kota Bandung]], dan juga di kota/wilayah lainnya.
==Asal usul==
Asal-usul ulun Lampung (orang Lampung atau suku Lampung) erat kaitannya dengan istilah Lampung sendiri, walaupun nama Lampung itu dipakai mungkin sekali baru dipakai lebih kemudian daripada mereka memasuki daerah Lampung.


== Sejarah ==
Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul (nama) ulun Lampung:
Sebagaimana asal-usul masyarakat Suku Bangsa Indonesia yang lain. Suku Bangsa Lampung merupakan bagian dari bangsa [[Austronesia]] yang leluhurnya diperkirakan berasal dari kepulauan [[Formosa (Taiwan)|Formosa]] yang bermigrasi ke Kepulauan Filipina, Sumatra Bagian Pesisir Utara, Sulawesi, Kalimantan dan kemudian berakhir di Selatan Sumatera. Dalam studi bahasa yang pernah dilakukan, Etnis Lampung memiliki akar kesamaan bahasa dengan masyarakat tradisional Puyuma di kepulauan Formosa.


Beberapa catatan sejarah dari Tiongkok menuliskan, bahwa pada abad ke VII masyarakat telah membicarakan suatu wilayah di daerah Selatan (Namphang) dimana terdapat kerajaan yang disebut '''To-Lang Po-Hwang''', '''To''' berarti orang dan '''Lang-Po-Hwang''' adalah Lampung. Hal ini menunjukan bukti bahwa telah datang ke negeri Tiongkok, utusan dari masyarakat lemah Lampung pada abad ke VII.
Pertama, dari catatan musafir [[Tiongkok]] yang pernah mengunjungi Indonesia pada abad VII, yaitu [[I Tsing]], yang diperkuat oleh teori yang dikemukan [[Hilman Hadikusuma]], disebutkan bahwa Lampung itu berasal dari kata To-lang-po-hwang. To berarti orang dalam bahasa Toraja, sedangkan Lang-po-hwang kepanjangan dari Lampung. Jadi, To-lang-po-hwang berarti orang Lampung. Namun demikian teori ini sangat lemah dan naif karena tidak ada hubungan kausalitas dan hubungan genealogis antara [[Ulun Lampung]] dengan Orang Toraja, pun secara harfiah antara [[Bahasa Lampung]] dan [[Had Lampung]] dengan Bahasa Toraja. Namun demikian catatan I Tsing ini membuktikan bahwa telah ada peradaban di sekitar Menggala pada abad ke VII. Berdasarkan Tambo diketahui bahwa Megou Pak Tulang Bawang berasal dari keturunan Indarwati bergelar Putri Bulan dari Sekala Brak yang berkedudukan di Cenggiring.


Dalam kronik '''Taiping Huanyu Ji''' yang ditulis oleh Yue-Shi dari abad ke X, lebih jelas lagi disebutkan nama-nama negeri di kawasan '''Nan-hai''' (Laut Selatan), antara lain dua buah negeri yang disebutkan berurutan: '''To-lang''' dan '''Po-hwang'''. Negeri To-lang hanya disebut satu kali. Tetapi negeri Po-hwang cukup banyak disebut, sebab negeri ini telah mengirim utusan ke negeri Tiongkok pada tahun 442, 449, 451, 459, 464 dan 466.
Kedua, Dr. R. Boesma dalam bukunya, ''De Lampungsche Districten'' ([[1916]]) menyebutkan, Tuhan menurunkan orang pertama di bumi bernama Sang Dewa Sanembahan dan Widodari Simuhun. Mereka inilah yang menurunkan Si Jawa (Ratu Majapahit), Si Pasundayang (Ratu Pajajaran), dan Si Lampung (Ratu Balau). Dari kata inilah nama Lampung berasal.


Prof. Gabriel Ferrand, pada tulisannya dalam majalah ilmiah Journal Asiatique, Paris, 1918, hal. 477, berpendapat bahwa kedua nama itu mungkin hanya satu nama: '''To-lang-po-hwang''', lalu negeri itu dilokasikan Ferrand di daerah Tulangbawang, Lampung. Prof. Dr. [[Poerbatjaraka|Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka]], dalam bukunya Riwajat Indonesia I,Jajasan Pembangunan, Djakarta, 1952, hal. 25, menyetujui kemungkinan adanya kerajaan Tulangbawang, meskipun anggapan itu semata-mata karena menyatukan dua toponimi dalam kronik Tiongkok.
Ketiga, legenda daerah [[Tapanuli]] menyeritakan, zaman dahulu meletus gunung berapi yang menimbulkan [[Danau Toba]]. Ketika gunung itu meletus, ada empat orang bersaudara berusaha menyelamatkan diri. Salah satu dari empat saudara itu bernama Ompung Silamponga, terdampar di Krui, [[Lampung Barat]]. Ompung Silamponga kemudian naik ke dataran tinggi Belalau atau [[Sekala Brak]].


== Adat-istiadat ==
Dari atas bukit itu, terhampar pemandangan luas dan menawan hati seperti daerah yang terapung. Dengan perasaan kagum, lalu Ompung Silamponga meneriakkan kata, "Lappung" (berasal dari bahasa Tapanuli kuno yang berarti terapung atau luas).
Masyarakat Adat Lampung terdiri atas dua sistem Pemerintahan Adat yakni Masyarakat Komunitas Adat Budaya Lampung Saibatin (Peminggir/Pesisir) dan Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang (Pepadun/Pedalaman). Dengan penjelasan sebagai berikut:


=== Masyarakat Komunitas Adat dan Budaya Lampung Saibatin ===
Dari kata inilah timbul nama Lampung. Ada juga yang berpendapat nama Lampung berasal dari nama Ompung Silamponga itu.
Masyarakat Komunitas Adat Budaya Saibatin dari dahulu hingga saat ini dinamakan Masyarakat Adat Lampung Peminggir (Pesisir). Karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung. Beberapa kepaksian serta kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan adat Saibatin antara lain: [[Way Lima, Pesawaran|Bandar Lima Way Lima]], [[Suku Semaka|Bandar Enom Semaka]], untuk di [[Paksi Pak|Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak]] Kepaksian Pernong, Kepaksian Nyerupa, Paksi Buay Belunguh, Paksi Buay Bejalan Diway, Marga dari pada empat Kepaksian tersebut adalah Marga Ulu Krui, Marga Way Sindi, Marga Tenumbang, Marga Pugung Tampak, Marga Pugung Malaya, Marga Pidada, Marga Pasakh Krui, Marga Ngakhas, Marga Ngambukh, Marga La'ai, Marga Bengkunat, Marga Belimbing, Marga Bandakh, Marga Pulau Pisang, Pembesar Adat Jamma Balak Suku Marga Kabupaten Tanggamus, Pembesar Adat Jamma Balak Suku Marga Kabupaten Pringsewu, Pesumbaian 17 Pesawaran, Saibatin Marga Way Handak Lampung Selatan, Marga Balak, Marga Lunik, Marga Bumi Waras, [[Melinting, Lampung Timur|Melinting Tiyuh Pitu]], Marga Lima Way Handak, [[Suku Krui|Enom Belas Marga Krui]], [[Suku Ranau|Telu Marga Ranau]] dan Cikoneng Pak Pekon.<ref>{{Cite web |url=https://onechieknews.com/2020/02/16/sejarah-kroe-krui-pesisir-barat-dalam-catatan-di-buku-bijdrage-tot-de-geograpische-geologische-en-ethnograpische-kennis-der-afdeeling-kroe-o-l-helfrich-tahun-1889/ |title=Salinan arsip |access-date=2021-05-09 |archive-date=2021-05-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210509145155/https://onechieknews.com/2020/02/16/sejarah-kroe-krui-pesisir-barat-dalam-catatan-di-buku-bijdrage-tot-de-geograpische-geologische-en-ethnograpische-kennis-der-afdeeling-kroe-o-l-helfrich-tahun-1889/ |dead-url=yes }}</ref>


=== Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang (Pepadun) ===
Keempat, penelitian siswa Sekolah Thawalib Padang Panjang pada tahun [[1938]] tentang asal-usul ulun Lampung. Dalam cerita "Cindur Mato" yang berhubungan juga dengan cerita rakyat di Lampung disebutkan bahwa suatu ketika Pagaruyung diserang musuh dari [[India]]. Penduduk mengalami kekalahan karena musuh telah menggunakan senjata dari besi. Sedangkan rakyat masih menggunakan alat dari nibung (ruyung).
Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang atau yang sering kali juga dinamakan Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Pepadun berdiam didaerah pedalaman Lampung. Beberapa kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan budaya Penyimbang antara lain : [[Suku Abung|Abung Siwo Mego]], [[Suku Tulang Bawang|Mego Pak Tulangbawang]], [[Suku Pubian|Pubian Telu Suku]], [[Suku Way Kanan|Buway Lima Way Kanan]] dan [[Suku Sungkai|Bunga Mayang Sungkay]].<ref>{{Cite book|last=Kanwil Badan Pertanahan Nasional|first=Provinsi Lampung|date=1930-2005|title=Peta Marga Provinsi Lampung|location=Provinsi Lampung|publisher=Dewan Perwatin LMAL Provinsi Lampung|pages=1|url-status=live}}</ref>


==Pedoman Hidup Suku Lampung Pesisir (Saibatin)==
Kemudian mereka melarikan diri. Ada yang malalui Sungai Rokan, sebagian melalui dan terdampar di hulu Sungai Ketaun di Bengkulu lalu menurunkan [[Suku Rejang]]. Yang lari ke utara menurunkan [[Suku Batak]]. Yang terdampar di Gowa, Sulawesi Selatan menurunkan [[Suku Bugis]]. Sedangkan yang terdampai di Krui, lalu menyebar di dataran tinggi Sekala Brak, Lampung Barat. Mereka inilah yang menurunkan Suku Lampung.
Tujuh Pedoman Hidup '''Suku Bangsa''' '''[[Lampung]]'''
#Berani menghadapi tantangan: mak nyerai ki mak karai, mak nyedor ki mak bador.
#Teguh pendirian: ratong banjir mak kisir, ratong barak mak kirak.
#Tekun dalam meraih cita-cita: asal mak lesa tilah ya pegai, asal mak jera tilah ya kelai.
#Memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama: pak huma pak sapu, pak jelma pak semapu, sepuluh pandai sebelas ngulih-ulih, sepuluh tawai sebelas milih-pilih.
#Hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan: wat andah wat padah, repa ulah riya ulih.
#Mengutamakan persatuan dan kekompakan: dang langkang dang nyapang, mari pekon mak ranggang, dang pungah dang lucah, mari pekon mak belah.
#Arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah: wayni dang rubok, iwani dapok.


== Falsafah Hidup Suku Lampung Pedalaman (Pepadun) ==
Kelima, teori Hilman Hadikusuma yang mengutip Warahan (cerita turun temurun tentang klan, sejarah, legenda dan kebiasaan) Teori ini juga diperkuat oleh [[Diandra Taurus Irawan Putra Natakembahang S.H.]] yang melakukan penelitian tentang [[Kepaksian Sekala Brak]] (2005) berkaitan dengan Adat Budaya, Hukum Adat, Kebiasaan, Warahan, Peninggalan Sejarah, serta Tambo (Manuskrip Kuno) yang menjelaskan bahwa Ulun Lampung berasal dari [[Sekala Brak]], di kaki [[Gunung Pesagi]], Lampung Barat. Penduduknya disebut Tumi (Buay Tumi) yang dipimpin oleh seorang wanita bernama Ratu Sekar Mong. Mereka menganut kepercayaan dinamisme yang dipengaruhi ajaran Hindu Bairawa.
{{main|Piil Pesenggiri}}


Falsafah Hidup Suku Bangsa Lampung termaktub dalam ajaran ''Piil Pesenggiri'', yaitu:
Buay Tumi kemudian dapat dipengaruhi empat orang keturunan Raja pembawa [[Islam]] berasal dari [[Pagaruyung]], [[Sumatera Barat]] yang datang ke sana. Mereka adalah Umpu Lapah di Way, Umpu Nyerupa, Umpu Pernong, dan Umpu Belunguh. Keempat Umpu inilah yang merupakan cikal bakal [[Paksi Pak Sekala Brak]] yang lebih dikenal dengan Kepaksian Sekala Brak sebagaimana diungkap naskah kuno Kuntara Raja Niti. Namun dalam versi buku kuno ''Kuntara Raja Niti'', nama poyang itu adalah Inder Gajah, Pak Lang, Sikin, Belunguh, dan Indarwati dan mereka memiliki nama alias yang lain namun tetap menjelaskan bahwa mereka terdiri dari empat Umpu yang menguasai [[Paksi Pak Sekala Brak]].


# '''Pesenggiri''', mengandung ajaran: Tidak mudah menyerah, tidak mengenal takut dan pantang mundur dalam menghadapi tantangan yang datang di dalam kehidupan. Keberanian adalah merupakan bagian dari harga diri.
Teori ini dianggap paling benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena memiliki hubungan kausalitas yang jelas. Berdasarkan ''Kuntara Raja Niti'', Hilman Hadikusuma menyusun hipotesis keturunan ulun Lampung sebagai berikut:
#'''Juluk-Adok''', mengandung ajaran: Selalu menggunakan nama-nama panggilan yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Panggilan yang baik bukan saja membuat orang lain terhormat, tetapi juga menunjukan diri yang bermartabat.
#'''Nemuy-Nyimah''', mengandung ajaran: Senang berkunjung dan dikunjungi dengan sikap yang ramah dan pemurah. Berkunjung dan dikunjungi bagian dari sikap saling menghormati.
#'''Nengah-Nyappur''', mengandung ajaran: Selalu bergaul ditengah masyarakat. Memperluas hubungan persahabatan dan kekeluargaan dengan semua orang.
#'''Sakay-Sambayan''', mengandung ajaran: Senang tolong-menolong dan bergotong-royong dalam hubungan persaudaraan dan kekeluargaan. Sehingga persoalan bersama dapat diselesaikan pula secara bersama-sama.{{br}}


== Bahasa Lampung ==
a. Inder Gajah
{{main|Bahasa Lampung}}
Gelar: Umpu Lapah di Way
Kedudukan: Puncak
Keturunan: Abung


'''Bahasa Lampung''', adalah sebuah [[bahasa]] yang dipertuturkan oleh Suku Bangsa [[Lampung]] yang berada di [[Provinsi Lampung]], selatan [[Sumatera Selatan|Sumatera Selatan]], selatan [[Bengkulu]] dan pantai barat [[Banten]]. Berdasarkan pemetaan bahasa. Bahasa Lampung memiliki Dua Sub-Dialek yaitu Sub-Dialek A dan Sub-Dialek O yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
b. Pak Lang
Gelar: Umpu Pernong
Kedudukan: Hanibung
Keturunan: Pubiyan


Sub-Dialek A (api) atau [[Bahasa Lampung Api]] dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara lain: [[Sekala Brak]], [[Suku Semaka|Bandar Enom Semaka]], [[Way Lima, Pesawaran|Bandar Lima Way Lima]], [[Melinting, Lampung Timur|Melinting Tiyuh Pitu]], Saibatin Marga Ulu Krui, Saibatin Marga Way Sindi, Marga Tenumbang, Marga Pugung Tampak, Marga Pugung Malaya, Marga Pidada, Marga Pasakh Krui, Marga Ngakhas, Marga Ngambukh, Marga La'ai, Marga Bengkunat, Marga Belimbing, Marga Bandakh, Marga Pulau Pisang, Pembesar Adat Jamma Balak Saibatin Suku Marga Kabupaten Tanggamus, Pembesar Adat Jamma Balak Saibatin Suku Marga Kabupaten Pringsewu, Pesumbaian 17 Pesawaran, Saibatin Marga Way Handak Lampung Selatan, Marga Balak, Marga Lunik, Marga Bumi Waras, Marga Lima Way Handak, [[Suku Krui|Enom Belas Marga Krui]], [[Suku Ranau|Telu Marga Ranau]], [[Suku Pubian|Pubian Telu Suku]], [[Suku Way Kanan|Buway Lima Way Kanan]] dan [[Suku Sungkai|Bunga Mayang Sungkay]]
c. Sikin
Gelar: Umpu Nyerupa
Kedudukan: Sukau
Keturunan: Jelma Daya/Komring


Sementara Sub-Dialek O (nyow) atau [[Bahasa Lampung Nyo]] dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara lain : [[Suku Abung|Abung Siwo Mego]], [[Suku Tulang Bawang|Mego Pak Tulangbawang,]] Marga melinting peminggir, Marga teluk peminggir, Marga pemanggilan peminggir dan Marga rebang semendo.
d. Belunguh
Gelar: Umpu Belunguh
Kedudukan: Kenali
Keturunan: Peminggir/Melinting


Selain itu terdapat pula [[Bahasa Lampung Cikoneng]] yang dipertuturkan oleh masyarakat lampung dengan marga [[Cikoneng Pak Pekon]].
e. Indarwati
Gelar: Puteri Bulan
Kedudukan: Cenggiring
Keturunan: Tulangbawang


==Bahasa Lampung==
== Aksara Lampung ==
{{main|Aksara Lampung}}
Sehari-hari ''ulun Lampung'' (orang Lampung) bertutur dalam [[bahasa Lampung]].


'''Aksara lampung''' yang disebut dengan '''Had Lampung''' adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
==Adat-istiadat==


Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan [[aksara Rencong]], Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah KaGaNga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.
==Kesenian==

Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya [[Had]] [[Lampung]] kuno jauh lebih kompleks. Sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. [[Huruf]] atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.

== Marga Lampung ==

Masyarakat Lampung terdiri atas 4 Kepaksian dan 83 kemargaan yang terhimpun dalam kemargaan dan kebuwayan, tersebut antara lain:

=== Bandar Lima Way Lima ===
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

* Marga Seputih
* Marga Sebadak
* Marga Selimau
* Marga Sepekhtiwi/Sepertiwi
* Marga Sekelumbayan

=== Marga Teluk Peminggir ===

* Teluk Betung
* Sabu Menanga
* Ratai
* Punduh
* Pugung
* Pubian (Nuwat)

=== Marga Pemanggilan Peminggir ===
Terdiri atas beberapa marga antara lain

* Badak
* Putih
* Limau
* Kelumbaian
* Pertiwi
* Putih Doh
* Talang Padang Pesisir (Gunung Alif)
*Buay Belunguh
*Bunawang
*Way Ngarip Semang
*Pematang Sawah

=== Marga Abung (Federasi Abung Siwo Migo) ===

* Marga Selagai Kunang
* Buay Nunyai
* Subing (Labuhan)
* Sukadana
* Unyi Way Seputih
* Subing
* Buay Beliuk
* Buay Nyerupa
* Anak Tuha
* Buay Unyi

=== Marga Rebang Semende ===
Kelompok Marga Rebang Semende sebenarnya bagian dari [[Suku Semende]] dari wilayah [[Sumatera Selatan|Sumatra Selatan]] yang melakukan migrasi ke wilayah Lampung. Kelompok ini bertutur dalam [[Bahasa Semende]]. Marga Rebang Semende terdiri atas beberapa marga antara lain:

* Rebang Pugung
* Rebang Seputih
* Kasui
* Way Tenong

=== Masyarakat /Marga Way Kanan (Federasi Buay Lima Way Kanan) ===
Terdiri atas beberapa Buay/marga antara lain:

*
* Buay Baradatu
* Buay Semenguk
* Buay Pemuka Pengiran Udik
*
* Buay Bahuga
* Buay Pemuka Pengiran
* Buay Barasakti
* Buay Pemuka Pengiran Ilir
* Buay Pemuka Bangsa Raja
* Marga Bunga Mayang (Sungkai)
* Marga Way Tuba

=== Masyarakat Marga Melinting ===
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

* Jabung
* Melinting
* Sekampung

=== Masyarakat Marga Tulang Bawang (Federasi Mego Pak Tulang Bawang) ===
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

* Mesuji Lampung
* Buay Bulan Udik
* Tegamoan
*Suai Umpu
*Buay Bulan Ilir
*Aji

=== Kepaksian Pernong Sekala Brak ===
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

* Marga Buay Kenyangan
* Marga Suoh
* Marga Way Sindi
* Marga La'ai
* Marga Bandakh
* Marga Pedada
* Marga Way Napal
* Marga Tenumbang
*Marga Bengkunat

=== Paksi Buay Belunguh ===
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

* Marga Way Tenong
* Marga Ngambur
* Marga Ngaras
* Marga Belimbing

=== Paksi Buay Bejalan Diway ===
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

* Marga Pugung Penengahan
* Marga Pugung Malaya
* Marga Pugung Tampak
* Marga Pulau Pisang

=== Kepaksian Nyerupa ===
* Marga Sukau
* Marga [[Liwa]]
* Marga Ulu Krui
* Pasar Krui. Catetan : Marga Pasar Krui berdiri sendiri di bawah kemargaan Bengkulu.<ref>{{Cite web |url=https://sekalabrak.com/batas-kekuasaan-umpu-ratu-pernong-sesuai-yang-tertulis-didalam-tambo-kulit-kayu/ |title=Salinan arsip |access-date=2021-05-09 |archive-date=2021-05-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210510144405/https://sekalabrak.com/batas-kekuasaan-umpu-ratu-pernong-sesuai-yang-tertulis-didalam-tambo-kulit-kayu/ |dead-url=yes }}</ref>

== Sastra Lampung ==
{{main|Sastra Lampung}}

== Tokoh Lampung ==
{{main|Daftar tokoh Lampung}}Mencakup Tokoh-Tokoh yang berasal dari '''Etnik Lampung'''
*[[Aburizal Bakrie]], Menko Kesra, Menko Ekonomi
*[[Alamsjah Ratoe Perwiranegara]], Mensekneg, Menteri Agama, Menko Kesra.
*[[Arinal Djunaidi]], Gubernur Lampung
*[[Erick Thohir|Erick Tohir]], Menteri BUMN
*[[Bagir Manan]], Ketua [[Mahkamah Agung]]
*[[Edward Syah Pernong|Brigjen Pol.SPDB Drs. Pangeran Edward Syah Pernong, S.H.]], Kapolda Lampung (2015). Pati Sahli Kapolri (2016), Sultan Pernong ke-XXIII
*[[Helmi Hasan]], Walikota Bengkulu
*[[Ryamizard Ryacudu]], Menteri Pertahanan
*[[Sjachroedin Z.P|Sjachroedin Zainal Pagaralam]], Duta Besar Kroasia
*[[Zulkifli Hasan]], Menteri Perdagangan
*[[Tomsi Tohir]], Sahlisospol Kapolri (2020)
*[[Ike Edwin]], Kapolda Lampung

== Lihat Pula ==

* [[Provinsi Lampung]]
* [[Bahasa Lampung]]
* [[Aksara Lampung]]
* [[Marga di Lampung|Marga Lampung]]
* [[Sastra Lampung]]
* [[Daftar tokoh Lampung|Tokoh Lampung]]
* [[Sekala Brak|Kepaksian Sekala Brak]]

==Catetan Atau Referensi==
* Adat Istiadat Daerah Lampung. Hilman Hadikusuma dkk. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung. 1977
* [[Pengguna:Dedy Tisna Amijaya|Dedy Tisna Amijaya]] ([[Pembicaraan Pengguna:Dedy Tisna Amijaya|bicara]]) 19 April 2021 16.05 (UTC)Profil Kerajaan Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak. Prof.Dr.H.A Fauzie Nurdin, M.S. 2018
*Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Hilman Hadikusuma. Bandar Madju Bandung. 1989
* [[Pengguna:Dedy Tisna Amijaya|Dedy Tisna Amijaya]] ([[Pembicaraan Pengguna:Dedy Tisna Amijaya|bicara]]) 19 April 2021 16.05 (UTC)Kepaksian Pernong Sekala Brak Menjawab Sejarah. Tim Advis Prof. Dr. Sudjarwo (Koord). 2018
== Pranala luar ==
{{reflist}}

{{Suku bangsa di Indonesia}}


{{indo-stub}}
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Lampung]]
[[Kategori:Lampung]]
[[Kategori:Lampung]]
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Suku Bangsa Lampung]]

Revisi terkini sejak 12 Juli 2024 11.11

Suku Lampung
Ulun Lappung
Jamma Lappung

سوكو لامفونغ Suku Lampung
Daerah dengan populasi signifikan
 Indonesia1.381.660
            Lampung1.028.190
            Sumatera Selatan95.983
            Jawa Barat92.862
            Banten69.885
            DKI Jakarta45.215
            Jawa Timur28.515
            Jawa Tengah11.677
            Bengkulu6.258
           Wilayah lainnya3.075
Bahasa
Bahasa Lampung • Bahasa Indonesia
Agama
Islam
Kelompok etnik terkait
Komering • Melayu

Suku Lampung[1] (Bahasa Lampung Api: /Ulun Lappung, Bahasa Lampung Nyo: /Jamma Lappung, Abjad Jawi: سوكو لامفونغ/Suku Lampung) adalah suku bangsa pribumi yang berasal dari Provinsi Lampung yang berada pada bagian ujung selatan pulau Sumatra. Pada awal mulanya, suku Lampung berdiam di tengkuk Gunung Pesagi.[2] Wilayah suku Lampung selain di provinsi Lampung juga tersebar di wilayah lainnya seperti: di sebagian provinsi Sumatera Selatan tepatnya di sekitar Danau Ranau, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang juga berdekatan bahkan berbatasan dengan provinsi Lampung. Suku Lampung juga tersebar di desa-desa di perbatasan antara Bengkulu dan Lampung, tersebar di desa Merpas, Nasal, Kaur di Bengkulu serta dapat juga ditemukan komunitas masyarakat Lampung di provinsi Banten tepatnya di desa Cikoneng kecamatan Anyar, kabupaten Serang. Tidak hanya itu, suku Lampung juga tersebar di wilayah perantauan terutama di perkotaan besar seperti wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Kota Palembang, Kota Cilegon, Kota Serang, kota Tangerang Selatan, Kota Bengkulu, Kota Bandung, dan juga di kota/wilayah lainnya.

Sejarah

Sebagaimana asal-usul masyarakat Suku Bangsa Indonesia yang lain. Suku Bangsa Lampung merupakan bagian dari bangsa Austronesia yang leluhurnya diperkirakan berasal dari kepulauan Formosa yang bermigrasi ke Kepulauan Filipina, Sumatra Bagian Pesisir Utara, Sulawesi, Kalimantan dan kemudian berakhir di Selatan Sumatera. Dalam studi bahasa yang pernah dilakukan, Etnis Lampung memiliki akar kesamaan bahasa dengan masyarakat tradisional Puyuma di kepulauan Formosa.

Beberapa catatan sejarah dari Tiongkok menuliskan, bahwa pada abad ke VII masyarakat telah membicarakan suatu wilayah di daerah Selatan (Namphang) dimana terdapat kerajaan yang disebut To-Lang Po-Hwang, To berarti orang dan Lang-Po-Hwang adalah Lampung. Hal ini menunjukan bukti bahwa telah datang ke negeri Tiongkok, utusan dari masyarakat lemah Lampung pada abad ke VII.

Dalam kronik Taiping Huanyu Ji yang ditulis oleh Yue-Shi dari abad ke X, lebih jelas lagi disebutkan nama-nama negeri di kawasan Nan-hai (Laut Selatan), antara lain dua buah negeri yang disebutkan berurutan: To-lang dan Po-hwang. Negeri To-lang hanya disebut satu kali. Tetapi negeri Po-hwang cukup banyak disebut, sebab negeri ini telah mengirim utusan ke negeri Tiongkok pada tahun 442, 449, 451, 459, 464 dan 466.

Prof. Gabriel Ferrand, pada tulisannya dalam majalah ilmiah Journal Asiatique, Paris, 1918, hal. 477, berpendapat bahwa kedua nama itu mungkin hanya satu nama: To-lang-po-hwang, lalu negeri itu dilokasikan Ferrand di daerah Tulangbawang, Lampung. Prof. Dr. Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka, dalam bukunya Riwajat Indonesia I,Jajasan Pembangunan, Djakarta, 1952, hal. 25, menyetujui kemungkinan adanya kerajaan Tulangbawang, meskipun anggapan itu semata-mata karena menyatukan dua toponimi dalam kronik Tiongkok.

Adat-istiadat

Masyarakat Adat Lampung terdiri atas dua sistem Pemerintahan Adat yakni Masyarakat Komunitas Adat Budaya Lampung Saibatin (Peminggir/Pesisir) dan Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang (Pepadun/Pedalaman). Dengan penjelasan sebagai berikut:

Masyarakat Komunitas Adat dan Budaya Lampung Saibatin

Masyarakat Komunitas Adat Budaya Saibatin dari dahulu hingga saat ini dinamakan Masyarakat Adat Lampung Peminggir (Pesisir). Karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung. Beberapa kepaksian serta kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan adat Saibatin antara lain: Bandar Lima Way Lima, Bandar Enom Semaka, untuk di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong, Kepaksian Nyerupa, Paksi Buay Belunguh, Paksi Buay Bejalan Diway, Marga dari pada empat Kepaksian tersebut adalah Marga Ulu Krui, Marga Way Sindi, Marga Tenumbang, Marga Pugung Tampak, Marga Pugung Malaya, Marga Pidada, Marga Pasakh Krui, Marga Ngakhas, Marga Ngambukh, Marga La'ai, Marga Bengkunat, Marga Belimbing, Marga Bandakh, Marga Pulau Pisang, Pembesar Adat Jamma Balak Suku Marga Kabupaten Tanggamus, Pembesar Adat Jamma Balak Suku Marga Kabupaten Pringsewu, Pesumbaian 17 Pesawaran, Saibatin Marga Way Handak Lampung Selatan, Marga Balak, Marga Lunik, Marga Bumi Waras, Melinting Tiyuh Pitu, Marga Lima Way Handak, Enom Belas Marga Krui, Telu Marga Ranau dan Cikoneng Pak Pekon.[3]

Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang (Pepadun)

Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang atau yang sering kali juga dinamakan Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Pepadun berdiam didaerah pedalaman Lampung. Beberapa kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan budaya Penyimbang antara lain : Abung Siwo Mego, Mego Pak Tulangbawang, Pubian Telu Suku, Buway Lima Way Kanan dan Bunga Mayang Sungkay.[4]

Pedoman Hidup Suku Lampung Pesisir (Saibatin)

Tujuh Pedoman Hidup Suku Bangsa Lampung

  1. Berani menghadapi tantangan: mak nyerai ki mak karai, mak nyedor ki mak bador.
  2. Teguh pendirian: ratong banjir mak kisir, ratong barak mak kirak.
  3. Tekun dalam meraih cita-cita: asal mak lesa tilah ya pegai, asal mak jera tilah ya kelai.
  4. Memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama: pak huma pak sapu, pak jelma pak semapu, sepuluh pandai sebelas ngulih-ulih, sepuluh tawai sebelas milih-pilih.
  5. Hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan: wat andah wat padah, repa ulah riya ulih.
  6. Mengutamakan persatuan dan kekompakan: dang langkang dang nyapang, mari pekon mak ranggang, dang pungah dang lucah, mari pekon mak belah.
  7. Arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah: wayni dang rubok, iwani dapok.

Falsafah Hidup Suku Lampung Pedalaman (Pepadun)

Falsafah Hidup Suku Bangsa Lampung termaktub dalam ajaran Piil Pesenggiri, yaitu:

  1. Pesenggiri, mengandung ajaran: Tidak mudah menyerah, tidak mengenal takut dan pantang mundur dalam menghadapi tantangan yang datang di dalam kehidupan. Keberanian adalah merupakan bagian dari harga diri.
  2. Juluk-Adok, mengandung ajaran: Selalu menggunakan nama-nama panggilan yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Panggilan yang baik bukan saja membuat orang lain terhormat, tetapi juga menunjukan diri yang bermartabat.
  3. Nemuy-Nyimah, mengandung ajaran: Senang berkunjung dan dikunjungi dengan sikap yang ramah dan pemurah. Berkunjung dan dikunjungi bagian dari sikap saling menghormati.
  4. Nengah-Nyappur, mengandung ajaran: Selalu bergaul ditengah masyarakat. Memperluas hubungan persahabatan dan kekeluargaan dengan semua orang.
  5. Sakay-Sambayan, mengandung ajaran: Senang tolong-menolong dan bergotong-royong dalam hubungan persaudaraan dan kekeluargaan. Sehingga persoalan bersama dapat diselesaikan pula secara bersama-sama.

Bahasa Lampung

Bahasa Lampung, adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Bangsa Lampung yang berada di Provinsi Lampung, selatan Sumatera Selatan, selatan Bengkulu dan pantai barat Banten. Berdasarkan pemetaan bahasa. Bahasa Lampung memiliki Dua Sub-Dialek yaitu Sub-Dialek A dan Sub-Dialek O yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sub-Dialek A (api) atau Bahasa Lampung Api dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara lain: Sekala Brak, Bandar Enom Semaka, Bandar Lima Way Lima, Melinting Tiyuh Pitu, Saibatin Marga Ulu Krui, Saibatin Marga Way Sindi, Marga Tenumbang, Marga Pugung Tampak, Marga Pugung Malaya, Marga Pidada, Marga Pasakh Krui, Marga Ngakhas, Marga Ngambukh, Marga La'ai, Marga Bengkunat, Marga Belimbing, Marga Bandakh, Marga Pulau Pisang, Pembesar Adat Jamma Balak Saibatin Suku Marga Kabupaten Tanggamus, Pembesar Adat Jamma Balak Saibatin Suku Marga Kabupaten Pringsewu, Pesumbaian 17 Pesawaran, Saibatin Marga Way Handak Lampung Selatan, Marga Balak, Marga Lunik, Marga Bumi Waras, Marga Lima Way Handak, Enom Belas Marga Krui, Telu Marga Ranau, Pubian Telu Suku, Buway Lima Way Kanan dan Bunga Mayang Sungkay

Sementara Sub-Dialek O (nyow) atau Bahasa Lampung Nyo dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara lain : Abung Siwo Mego, Mego Pak Tulangbawang, Marga melinting peminggir, Marga teluk peminggir, Marga pemanggilan peminggir dan Marga rebang semendo.

Selain itu terdapat pula Bahasa Lampung Cikoneng yang dipertuturkan oleh masyarakat lampung dengan marga Cikoneng Pak Pekon.

Aksara Lampung

Aksara lampung yang disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.

Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah KaGaNga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.

Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks. Sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.

Marga Lampung

Masyarakat Lampung terdiri atas 4 Kepaksian dan 83 kemargaan yang terhimpun dalam kemargaan dan kebuwayan, tersebut antara lain:

Bandar Lima Way Lima

Terdiri atas beberapa marga antara lain:

  • Marga Seputih
  • Marga Sebadak
  • Marga Selimau
  • Marga Sepekhtiwi/Sepertiwi
  • Marga Sekelumbayan

Marga Teluk Peminggir

  • Teluk Betung
  • Sabu Menanga
  • Ratai
  • Punduh
  • Pugung
  • Pubian (Nuwat)

Marga Pemanggilan Peminggir

Terdiri atas beberapa marga antara lain

  • Badak
  • Putih
  • Limau
  • Kelumbaian
  • Pertiwi
  • Putih Doh
  • Talang Padang Pesisir (Gunung Alif)
  • Buay Belunguh
  • Bunawang
  • Way Ngarip Semang
  • Pematang Sawah

Marga Abung (Federasi Abung Siwo Migo)

  • Marga Selagai Kunang
  • Buay Nunyai
  • Subing (Labuhan)
  • Sukadana
  • Unyi Way Seputih
  • Subing
  • Buay Beliuk
  • Buay Nyerupa
  • Anak Tuha
  • Buay Unyi

Marga Rebang Semende

Kelompok Marga Rebang Semende sebenarnya bagian dari Suku Semende dari wilayah Sumatra Selatan yang melakukan migrasi ke wilayah Lampung. Kelompok ini bertutur dalam Bahasa Semende. Marga Rebang Semende terdiri atas beberapa marga antara lain:

  • Rebang Pugung
  • Rebang Seputih
  • Kasui
  • Way Tenong

Masyarakat /Marga Way Kanan (Federasi Buay Lima Way Kanan)

Terdiri atas beberapa Buay/marga antara lain:

  • Buay Baradatu
  • Buay Semenguk
  • Buay Pemuka Pengiran Udik
  • Buay Bahuga
  • Buay Pemuka Pengiran
  • Buay Barasakti
  • Buay Pemuka Pengiran Ilir
  • Buay Pemuka Bangsa Raja
  • Marga Bunga Mayang (Sungkai)
  • Marga Way Tuba

Masyarakat Marga Melinting

Terdiri atas beberapa marga antara lain:

  • Jabung
  • Melinting
  • Sekampung

Masyarakat Marga Tulang Bawang (Federasi Mego Pak Tulang Bawang)

Terdiri atas beberapa marga antara lain:

  • Mesuji Lampung
  • Buay Bulan Udik
  • Tegamoan
  • Suai Umpu
  • Buay Bulan Ilir
  • Aji

Kepaksian Pernong Sekala Brak

Terdiri atas beberapa marga antara lain:

  • Marga Buay Kenyangan
  • Marga Suoh
  • Marga Way Sindi
  • Marga La'ai
  • Marga Bandakh
  • Marga Pedada
  • Marga Way Napal
  • Marga Tenumbang
  • Marga Bengkunat

Paksi Buay Belunguh

Terdiri atas beberapa marga antara lain:

  • Marga Way Tenong
  • Marga Ngambur
  • Marga Ngaras
  • Marga Belimbing

Paksi Buay Bejalan Diway

Terdiri atas beberapa marga antara lain:

  • Marga Pugung Penengahan
  • Marga Pugung Malaya
  • Marga Pugung Tampak
  • Marga Pulau Pisang

Kepaksian Nyerupa

  • Marga Sukau
  • Marga Liwa
  • Marga Ulu Krui
  • Pasar Krui. Catetan : Marga Pasar Krui berdiri sendiri di bawah kemargaan Bengkulu.[5]

Sastra Lampung

Tokoh Lampung

Mencakup Tokoh-Tokoh yang berasal dari Etnik Lampung

Lihat Pula

Catetan Atau Referensi

  • Adat Istiadat Daerah Lampung. Hilman Hadikusuma dkk. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung. 1977
  • Dedy Tisna Amijaya (bicara) 19 April 2021 16.05 (UTC)Profil Kerajaan Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak. Prof.Dr.H.A Fauzie Nurdin, M.S. 2018
  • Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Hilman Hadikusuma. Bandar Madju Bandung. 1989
  • Dedy Tisna Amijaya (bicara) 19 April 2021 16.05 (UTC)Kepaksian Pernong Sekala Brak Menjawab Sejarah. Tim Advis Prof. Dr. Sudjarwo (Koord). 2018

Pranala luar

  1. ^ "Lampung (suku)". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 17 Juni 2021. Lampung merupakan suku bangsa yang berasal dari Provinsi Lampung. 
  2. ^ https://www.sekitarlampung.com/kerajaan-sekala-brak-lampung-barat/
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-09. Diakses tanggal 2021-05-09. 
  4. ^ Kanwil Badan Pertanahan Nasional, Provinsi Lampung (1930–2005). Peta Marga Provinsi Lampung. Provinsi Lampung: Dewan Perwatin LMAL Provinsi Lampung. hlm. 1. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-10. Diakses tanggal 2021-05-09.