Lompat ke isi

Suku Nias: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 25779328 oleh Agus Damanik (bicara)
Tag: Pembatalan
 
(316 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox ethnic group|
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een groep Nias krijgers voert een spiegelgevecht uit TMnr 10004814.jpg|200px|thumb|Tari Perang diperagakan di halaman tengah pedesaan tradisional. Foto koleksi Tropenmuseum, Amsterdam]]
|group = Nias
'''Suku Nias''' adalah kelompok [[masyarakat]] yang hidup di [[pulau Nias]]. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah).
|image = Fatele, the NIAS War Dance (Sumatra, Indonesia).jpg
|caption =Tari Perang diperagakan di halaman tengah pedesaan tradisional
|pop = 1.041.925 {{small|([[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]])}}<ref name="SUKU"/>
|popplace = {{flag|Indonesia}}
|region1 = [[Sumatera Utara]]
|pop1 = 911.820
|ref1 = <ref name="SUKU"/>
|region2 = [[Riau]]
|pop2 = 71.537
|ref2 = <ref name="SUKU"/>
|region3 = [[Sumatera Barat]]
|pop3 = 18.239
|ref3 = <ref name="SUKU"/>
|langs = [[Bahasa Nias]] dan [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]] juga digunakan.
|rels = [[Kekristenan|Kristen]] ([[Protestan]] ''mayoritas'', [[Katolik]]), [[Islam]], [[Fanömba adu]]
|related = [[Suku Haloban|Haloban]], [[Suku Mentawai|Mentawai]], [[Suku Devayan|Devayan]], [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Sigulai|Sigulai]], [[Suku Lekon|Lekon]]
}}


Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut '''fondrakö''' yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang.
'''Suku Nias''' adalah [[Etnisitas|kelompok etnik]] yang berasal dari [[Pulau Nias]]. Mereka menamakan diri mereka "''Ono Niha''" (''Ono'' berarti anak/keturunan; ''Niha'' = manusia) dan Pulau Nias sebagai "''Tanö Niha''" (Tanö berarti tanah). Hukum adat tradisional Nias secara umum disebut [[fondrakö]]. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya [[megalit]]ik, dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang.<ref>{{Cite book|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|last=Na’im|first=Akhsan|last2=Syaputra|first2=Hendry|date=2010|publisher=Badan Pusat Statistik|isbn=978-979-064-417-5|location=Jakarta|pages=9|ref={{sfnref|Na'im|Syaputra}}|url-status=live}}</ref>

'''Kasta''' :
Suku Nias mengenal sistem kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah "'''Balugu"'''. Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari.

== Asal Usul ==


== Asal-usul ==
=== Mitologi ===
=== Mitologi ===
[[Berkas:Tari Perang Nias 3.jpg|thumb|Tari Perang]]
[[Berkas:Tari Perang Nias 3.jpg|jmpl|250px|ka|Tari Perang]]

Menurut masyarakat Nias, salah satu mitos asal usul suku Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut "Sigaru Tora`a" yang terletak di sebuah tempat yang bernama "Tetehöli Ana'a". Menurut mitos tersebut di atas mengatakan kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9 orang Putra yang disuruh keluar dari Tetehöli Ana'a karena memperebutkan Takhta Sirao. Ke 9 Putra itulah yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias.
Berbagai mitos dalam ''[[hoho]]'' menceritakan kedatangan suku Nias ke pulau. Sebuah hoho mengatakan bahwa orang Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut "Sigaru Tora'a" yang terletak di sebuah tempat yang bernama Teteholi Ana'a. Kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9 putra yang disuruh keluar dari Teteholi Ana'a karena memperebutkan Takhta Sirao. Ke 9 Putra itulah yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/682905651|title=Legitimasi kekuasaan pada budaya Nias : paduan penelitian arkeologi dan antropologi|last=Wiradnyana, Ketut, 1966-|date=2010|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-763-2|edition=Cet. 1|location=Jakarta|oclc=682905651}}</ref> Mitos lainnya, Inada Sirici menurunkan 6 orang anak ke Pulau Nias dan menjadi leluhur.<ref>{{Cite web|url=https://museum-nias.org/orang-nias/|title=Orang Nias|website=Museum Pusaka Nias|language=id-ID|access-date=2020-06-06}}</ref> Masih terdapat beberapa versi lain tentang kehadiran manusia di Nias.


=== Penelitian Arkeologi ===
=== Penelitian Arkeologi ===
Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 dan hasilnya ada yang dimuat di [http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/sumatera/2006/11/25/brk,20061125-88428,id.html Tempointeraktif, Sabtu 25 November 2006] dan di [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/04/humaniora/3002372.htm Kompas, Rabu 4 Oktober 2006 Rubrik Humaniora] menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak '''12.000 tahun silam''' yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak '''30.000 tahun lampau''' kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut '''Vietnam'''.
Penelitian arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999. Penelitian ini menemukan Pulau Nias telah dihuni sejak 12.000 tahun yang lalu oleh [[Imigrasi|imigran]] dari daratan [[Asia]], bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau. Budaya [[Hoabinh]] di [[Vietnam]] yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias menimbulkan dugaan imigrasi penduduk dari Vietnam.<ref>{{Cite web|url=https://www.encyclopedia.com/places/asia/indonesian-political-geography/nias|title=Nias {{!}} Encyclopedia.com|website=www.encyclopedia.com|access-date=2020-06-06}}</ref>


Pada 2013, penelitian genetika oleh mahasiswa [[doktor]]al Departemen Biologi Molekuler Forensik Erasmus MC menyimpulkan bahwa masyarakat Nias berasal dari rumpun bangsa [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]. Mereka diperkirakan datang dari [[Taiwan]] melalui jalur [[Filipina]] 4.000-5.000 tahun lalu.<ref>{{Cite journal|last=van Oven|first=Mannis|last2=Hämmerle|first2=Johannes M.|last3=van Schoor|first3=Marja|last4=Kushnick|first4=Geoff|last5=Pennekamp|first5=Petra|last6=Zega|first6=Idaman|last7=Lao|first7=Oscar|last8=Brown|first8=Lea|last9=Kennerknecht|first9=Ingo|date=2011-04-01|title=Unexpected Island Effects at an Extreme: Reduced Y Chromosome and Mitochondrial DNA Diversity in Nias|url=https://academic.oup.com/mbe/article/28/4/1349/1030583|journal=Molecular Biology and Evolution|language=en|volume=28|issue=4|pages=1349–1361|doi=10.1093/molbev/msq300|issn=0737-4038}}</ref>
== Marga Nias ==
''Lihat pula: [[Daftar marga Nias]]''


Penelitian ini juga menemukan bahwa dalam genetika orang Nias saat ini tidak ada lagi jejak dari masyarakat Nias kuno yang sisa peninggalannya ditemukan di [[Gua Togi Ndrawa|Gua Tögi Ndrawa]]. Penelitian arkeologi terhadap alat-alat batu yang ditemukan menunjukkan bahwa manusia yang menempati gua tersebut berasal dari masa 12.000 tahun lalu.<ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2013/04/16/09081323/Asalusul.Orang.Nias.Ditemukan|title=Asal-usul Orang Nias Ditemukan|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-06-06|editor-last=Yunan}}</ref><ref>[http://niasonline.net/2007/10/22/tidak-ada-kepentingan-komersial-dan-tidak-ada-hak-paten-yang-akan-diajukan/ Tidak Ada Kepentingan Komersial dan Tidak Ada Hak Paten Yang Akan Diajukan]</ref>
Suku Nias menerapkan sistem marga mengikuti garis ayah (patrilineal). Marga-marga umumnya berasal dari kampung-kampung pemukiman yang ada.


== Khas Nias ==
== Sistem kekeluargaan ==
{{utama|Mado}}
== Makanan Khas ==
Suku Nias menerapkan sistem [[mado]] mengikuti garis ayah ([[Patrilinealitas|patrilineal]]). Mado-mado umumnya berasal dari kampung-kampung pemukiman yang ada.

== Sebaran di Indonesia ==
[[Berkas:Hombo Batu, Pulau Nias.jpg|jmpl|ka|250px|[[Fahombo]], tradisi khas Nias]]
[[Berkas:TMII Nias House.JPG|jmpl|ka|250px|Rumah tradisional Nias di [[Taman Mini Indonesia Indah]].]]

Sebagian besar orang berada di [[Sumatera Utara|Provinsi Sumatera Utara]], tepatnya di [[Pulau Nias]]. Pulau Nias terbagi menjadi lima wilayah administrasi, yakni 4 [[kabupaten]] dan 1 [[kota]]. Jumlah orang Nias cukup signifikan di [[Riau|Provinsi Riau]]. Tahun [[2010]], jumlah orang Nias di [[Indonesia]] sebanyak 1.041.925 jiwa (0,44%) dari 236.728.379 jiwa penduduk.<ref name="SUKU">{{Cite web|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010|website=demografi.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|year=2010|format=PDF|accessdate=13 Februari 2022|pages=23-41|archive-date=2017-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|dead-url=yes}}</ref>

Berikut ini adalah sebaran orang Nias di Indonesia berdasarkan data resmi pemerintah melalui [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], menurut provinsi:<ref name="SUKU"/>

{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Provinsi
! style="background:#E0F0FF;" |Jumlah [[2010]]
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
| 1
| [[Sumatera Utara]]
! style="text-align: right;" | 911.820
! style="text-align: right;" | 87,51%
|-
| 2
| [[Riau]]
| style="text-align: right;" | 71.537
| style="text-align: right;" | 6,87%
|-
| 3
| [[Sumatera Barat]]
| style="text-align: right;" | 18.239
| style="text-align: right;" | 1,75%
|-
| 4
| [[Aceh]]
| style="text-align: right;" | 9.366
| style="text-align: right;" | 0,90%
|-
| 5
| [[Jawa Barat]]
| style="text-align: right;" | 7.925
| style="text-align: right;" | 0,76%
|-
| 6
| [[Kepulauan Riau]]
| style="text-align: right;" | 4.676
| style="text-align: right;" | 0,45%
|-
| 6
| [[DKI Jakarta]]
| style="text-align: right;" | 4.572
| style="text-align: right;" | 0,44%
|-
| 6
| [[Jambi]]
| style="text-align: right;" | 3.574
| style="text-align: right;" | 0,34%
|-
| 6
| Provinsi lain
| style="text-align: right;" | 10.217
| style="text-align: right;" | 0,98%
|-
!
! Indonesia
! style="text-align: right;" | 1.041.925
! style="text-align: right;" | 100%
|-
|}

== Bahasa ==
{{utama|Bahasa Nias}}

'''Bahasa Nias''' adalah [[bahasa]] yang dituturkan oleh orang Nias. Bahasa ini termasuk dalam [[Rumpun bahasa Sumatera Barat Laut–Kepulauan Penghalang|rumpun bahasa Sumatera Barat Laut–kepulauan Penghalang]] dan berhubungan dengan [[bahasa Batak]] dan [[Bahasa Mentawai|Mentawai]]. Pada tahun 2000, penuturnya berjumlah sekitar 770.000 orang. Bahasa Nias terdiri atas tiga dialek.

=== Dialek ===
Umumnya bahasa Nias dianggap memiliki tiga dialek. Dialek utara dituturkan di daerah [[Kota Gunungsitoli|Gunungsitoli]], [[Alasa, Nias Utara|Alasa]] dan [[Lahewa, Nias Utara|Lahewa]]. Dialek selatan dituturkan di [[Kabupaten Nias Selatan|Nias Selatan]]. Sementara itu, dialek tengah dituturkan di [[Kabupaten Nias Barat|Nias Barat]], khususnya di daerah [[Sirombu, Nias Barat|Sirombu]] dan [[Mandrehe, Nias Barat|Mandrehe]]. Sementara itu, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatera Utara 1977/1978 membagi bahasa Nias ke lima dialek. Dialek utara dituturkan di Alasa dan Lahewa; dialek Gunungsitoli; dialek barat di Mandrehe, Sirombu, Kepulauan Hinako; dialek tengah di Gido, Idano Gawo, Gomo, Lahusa; dan dialek selatan di Telukdalam, Pulau Tello, dan Kepulauan Batu. Tingkat kemiripan antara dialek ini mencapai 80%. Bahasa Nias juga sebagai bahasa resmi di Nias.

=== Alfabet ===
Abjad dalam bahasa Nias berbeda dengan abjad dalam bahasa Indonesia, di mana ada yang dikurangi (tidak dipakai) dari abjad bahasa Indonesia dan ada yang ditambahkan abjad unik (karakter khusus) dalam bahasa Nias yang pengucapannya tidak terdapat di dalam abjad bahasa Indonesia. Abjad Bahasa Nias huruf besar dan huruf kecil sebagai berikut:

Aa, Bb, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Öö, Rr, Ss, Tt, Uu, Ww, Ŵŵ, Yy, Zz

=== Kosakata ===
Beberapa kosakata bahasa Nias dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia dapat dilihat di [[wikt:Lampiran:Daftar Swadesh bahasa Nias|Daftar Swadesh bahasa Nias.]]

== Agama ==
Sebagian besar orang Nias adalah pemeluk agama [[Protestanisme|Kristen Protestan]]. sedangkan yang lainnya beragama [[Islam]], [[Katolik]], [[Agama Buddha|Buddha]] dan ''[[Fanömba adu]]''. setidaknya menurut kenyataan sekitar tahun 1967. Sistem kepercayaan yang disebut terakhir ini adalah nama yang diberikan oleh pihak luar. yang merupakan sistem kepercayaan yang berasal dari leluhur mereka. Mereka menyebut ''[[Molehe Adu]]'', yaitu pemujaan roh leluhur. Untuk itu mereka membuat patung-patung kayu (''[[adu]]'') yang ditempati oleh roh leluhur.

Dalam sistem kepercayaan ini dikenal beberapa dewa. Yang terpenting ada lah ''Lowalangi'', yang dianggap raja segala dewa dari dunia atas atau sang pencipta. ''Lature Danö'' adalah raja dewa-dewa dunia bawah da saudara tua ''Lowalangi'' tadi. ''Silewe Nasarata'' adalah pelindung dari para pemuka agama dan merupakan isteri dari ''Lowalangi''; dan sumber lain menyebutkan sebagai penghubung dewa dunia atas dan dewa dunia bawah, serta sebagai penghubung antara kaum dewa dan umat manusia. Sebenarnya bagi orang Nias Selatan nama ''Lowalangi'', yang biasa di sebut ''Lowalani'', diperkenalkan oleh misionaris Jerman . Orang Nias Selatan dulu mengenal nama ''Ida Samihara Luo'' sebagai pencipta dewa dan manusia. Sang pencipta ini tidak mempunyai realitas, namun dari padanya timbul dua anak kembar yang kemudian anak kembar ini kawin dan mengembang biakkan dewa dan manusia.<ref>Melalatoa, Junus (1995). ''Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia''. CV. EKA PUTRA. hlm. 637.</ref>

== Marga ==
{{utama|Daftar mado Nias}}

== Budaya ==
=== Makanan ===
* Gaolo : Hasil parutan dari pada "ubi kayu" dan di aduk dengan tambahan air bersih secukupnya, kemudian dimasak menggunakan periuk secara sederhana, dan dimakan dengan cara mencelupkan ke air cabe yang sudah disediakan.
* Gowi Nihandro (Gowi Nitutu ; Ubi tumbuk)
* Gowi Nihandro (Gowi Nitutu ; Ubi tumbuk)
* Harinake (daging Babi cincang dengan cacahan yang tipis dan kecil-kecil)
* Harinake (daging babi cincang dengan cacahan yang tipis dan kecil-kecil)
* Godo-godo (ubi / singkong yang diparut, dibentuk bulat-bulat kemudian direbus setelah matang di taburi dengan kelapa yang sudah di parut)
* Godo-godo (ubi / singkong yang diparut, dibentuk bulat-bulat kemudian direbus setelah matang di taburi dengan kelapa yang sudah di parut)
* Köfö-köfö(daging ikan yang dihancurkan, dibentuk bulat dan dijemur/dikeringkan/diasap)
* Köfö-köfö(daging ikan yang dihancurkan, dibentuk bulat dan dijemur/dikeringkan/diasap)
* Ni'owuru (daging babi yang sengaja diasinkan agar bisa bertahan lama)
* [[Ni'owuru]] (daging babi yang sengaja diasinkan agar bisa bertahan lama)
* Raki gae (pisang goreng)
* Rakigae (pisang goreng)
* Tamböyö (ketupat)
* Tamböyö (ketupat)
* loma (beras ketan yang dimasak dengan menggunakan buku bambu)
* Löma (beras ketan yang dimasak dengan menggunakan buku bambu)
* Gae nibogö (pisang bakar)
* Kazimone (terbuat dari sagu)
* Wawayasö (nasi pulut)
* Gulo-Gulo Farö (manisan dari hasil sulingan santan kelapa)
* Bato (daging kepiting yang dipadatkan dalam bentuk bulat agar dapat bertahan lama; terdapat di Kepulauan Hinako)
* Nami (telur kepiting dapat berupa nami segar atau yang telah diasinkan agar awet, dapat bertahan hingga berbulan-bulan tergantung kadar garam yang ditambahkan)

=== Peralatan Rumah Tangga ===
* Bowoa tanö - periuk dari tanah liat, alat masak tradisional
* Figa : [[Piring]]
* Figa Lae - daun pisang yang dipakai untuk menjadi alas makanan
* Halu (alat menumbuk padi) - dfsf
* Lösu - lesung
* Gala - dari kayu seperti talam
* Sole mbanio - tempat minum dari tempurung
* Katidi - anyaman dari bambu
* Niru (Alat untuk menapik beras untuk memisahkan dedak)
* Haru - sendok nasi
* Famofu - alat niup api untuk memasak
* Fogao Banio (alat pemarut kelapa)
* Sendo : [[Sendok]]
* Tuhi-Tuhi : [[Tungku api|Tungku Api]] Masak
* Kawali : [[Penggorengan (masakan)|Kuali]]


=== Minuman ===
=== Minuman ===
* Tuo Nifarö (minuman yang berasal dari air sadapan pohon nira (dalam bahasa Nias "Pohon Nira" = "töla nakhe") yang telah diolah dengan cara penyulingan)
* Tuo nifarö (tuak) adalah minuman yang berasal dari air sadapan pohon nira (dalam bahasa Nias "Pohon Nira" = "töla nakhe" dan pohon kelapa (dalam bahasa Nias "Pohon Kelapa" = "töla nohi") yang telah diolah dengan cara penyulingan. Umumnya Tuo nifarö mempunyai beberapa tingkatan (bisa sampai 3 (tiga) tingkatan kadar alkohol). Dimana Tuo nifarö No. 1 bisa mencapai kadar alkohol 43%.
* Tuo mbanua (minuman tuak mentah yang berasal dari air sadapan pohon kelapa)
* Tuo mbanua / Sataha (minuman tuak mentah yang berasal dari air sadapan pohon kelapa atau pohon nira yang telah diberi 'laru' berupa akar-akar tumbuhan tertentu untuk memberikan kadar alkohol)
[[Berkas:Lompat Batu Nias.jpg|jmpl|''[[Fahombo]]'' (Lompat Batu)]]


== Budaya Nias ==
====== '''Acara Tradisional Nias''' ======
* Tome, Dome : Tamu Undangan
[[Berkas:Lompat Batu Nias.jpg|thumb|Lompat Batu]]
* Sowatö : Tuan Rumah
* [[Hombo Batu]] (Lompat Batu)
* [[Fahombo]] <ref>[http://himni.or.id/berita-142-asal--usul-budaya-hombo-batu-asal-teluk-dalam--nias-selatan.html Hombo Batu]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> (Lompat Batu)
* [[Tari Perang]]
* Fataele/Foluaya] (Tari Perang)
* [[Maena]]
* [[Maena]] (Tari berkelompok)
* [[Tari Moyo]]
* [[Tari Mogaele]]
* [[Tari Moyo]] (Tari Elang)
* Fangowai (Tari sekapur sirih/penyambutan tamu)
* [[Sapaan Ya'ahowu]]
* [[Fame Ono nihalõ]] (Pernikahan)
* [[Fame Ono nihalõ|Fame Ono nihalö]] (Pernikahan)
* Faelöwa : [[Upacara pernikahan|Acara Pernikahan]]
* [[Omo Hada]](Rumah Adat)
* Mangowalu : [[Menikah]]
* [[Fame'e Tõi Nono Nihalõ]] (Pemberian nama bagi perempuan yang sudah menikah)
* Manunö : [[Bernyanyi]]
Dalam budaya Ono Niha (Nias) terdapat cita-cita atau tujuan rohani hidup bersama yang termakna dalam salam '''“Ya’ahowu”''' (dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia “semoga diberkati”). Dari arti Ya’ahowu tersebut terkandung makna: memperhatikan kebahagiaan orang lain dan diharapkan diberkati oleh Yang Lebih Kuasa. Dengan kata lain Ya’ahowu menampilkan sikap-sikap: perhatian, tanggungjawab, rasa hormat, dan pengetahuan. Jika seseorang bersikap demikian, berarti orang tersebut memperhatikan perkembangan dan kebahagiaan orang lain : tidak hanya menonton, tanggap, dan bertanggungjawab akan kebutuhan orang lain (yang diucapkan : Selamat – Ya’ahowu), termasuk yang tidak terungkap, serta menghormatinya sebagai sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu” tidak lain adalah persaudaraan (dalam damai) yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan untuk pengembangan hidup bersama.
* Marafule : [[Pengantin laki-laki|Pengantin Laki-Laki]]
* Ono Nihalö : [[Pengantin perempuan|Pengantin Perempuan]]
* Ama Matua : Bapak Mertua
* Ina Matua : Ibu Mertua
* Sibaya : [[Paman]]
* [[Omo Hada]] : [[Rumah adat Nias|Rumah Adat]]
* [[Fame'e Tõi Nono Nihalõ|Fame'e Töi Nono Nihalö]] (Pemberian nama bagi perempuan yang sudah menikah)
* [[Fasösö Lewuö]] (Menggunakan adu bambu untuk menguji kekuatan pemuda Nias)


== Tokoh Suku Nias ==
== Tokoh ==
{{utama|Daftar tokoh Nias}}
* [[PR. Telaumbanua]], Bupati Kab Dati II Nias 1945-1954, Residen Sumatera Timur 1960-1963, Walikota Medan 1963-1965, Gubernur Sumatera Utara 1965-1967 dan Anggota DPR-RI Pemilu thn 1971

* [http://www.niasisland.com/home/news.php?file_option=../home/data/profile.txt&primary_key=2005-12-25%2008:22:18 Drs.Pieter Taruyu Vau], Duta Besar Indonesia untuk Brasil dan Bolivia 2002-2005
== Galeri ==
* [[DR.Hekinus Manao, Ak.M.Acc]], Direktur Eksekutif Bank Dunia 1 November 2010 s/d sekarang, Lahir di Nias 14 Juli 1956, Hekinus akan mewakili 11 negara anggota Bank Dunia yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Fiji, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Thailand, Tonga, dan Vietnam. Hekinus Manao mengawali karirnya sebagai seorang Akuntan. Ia memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan untuk bidang Manajemen dari Universitas Indonesia. Pada 1995, Hekinus meraih gelar Doktor bidang Administrasi Bisnis dari Cleveland State University, Ohio, Amerika Serikat.
<gallery>
* [[DR.Yasonna H. laoli SH]], Anggota DPR/ MPR RI 2004-2009 dan 2009 - sekarang, Ketua Fraksi PDIP di MPR RI
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Krijger van Nias TMnr 10001780.jpg|Pejuang Nias
* [[Mayor Jendral Christian Zebua]] Mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat dan Tenaga Ahli Pengajar Bidang Padnas Lemhanas RI
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Paalwoning op Nias TMnr 10017250.jpg|[[Omo Sebua]], rumah tradisional masyarakat Nias
* [[Prof.DR.Taliziduhu Ndraha]] Guru Besar Institut Ilmu Pemerintahan IIP, Jakarta dan Pengelola Program S3 Ilmu Pemerintahan Unpad-IIP, Lahir di Nias, 18 Mei 1935, menamatkan pendidikan S1-nya di Fakultas Ketatanegaraan dan Katataniagaan (FKK) Universitas Brawijaya (Unbraw), Malang (1969).)
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Huwelijksplechtigheid in Zuid-Nias TMnr 10003054.jpg|Pengantin Nias
* [[Prof. Suahasil Nazara S.E., M.Sc, Ph.D]] Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Lahir di Jakarta, 23 November 1970
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Houten mannelijk voorouderbeeld Nias TMnr 10001071.jpg|Patung leluhur Nias
*[[Dr.Ir.Yuskar Lase DEA]], Lektor Kepala Fakultas Tehnik Sipil Universitas Indonesia. Lahir di Nias 08 Januari 1961.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een groep onderworpen koppensnellers Nias TMnr 10001505.jpg|Sekelompok [[Pemburuan kepala|pemburu kepala]] Nias menyerah kepada [[Belanda]]
*[[Andrias Harefa]] Memulai kariernya sebagai writerpreneur (1988-1990), lelaki keturunan Nias yang lahir di Curup, Bengkulu,6 September 1964 ini kemudian menjadi professional trainer berlisensi Dale Carnegie Training (1990-1998). Selepas itu ia mendedikasikan hidupnya untuk apa yang disebutnya sebagai VISI INDONESIA 2045: Indonesia menjadi salah satu dari lima negara paling maju di dunia di tahun 2045.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een familie op Nias TMnr 10005771.jpg|Keluarga Nias
*[[Prof.Dr.Ir.Arwin Sabar MSc. DEA]] Lahir di Nias 14 Maret 1952 Guru Besar Teknik Lingkungan ITB.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Oude stenen offerplaats Zuid-Nias TMnr 10001064.jpg|Tempat persembahan Nias
*[[Dr Edison Hulu SE.ME]] Lahir di Nias 15 Agustus 1959 Chief economist Indonesian Exchange/ Kepala Ekonomi Bursa Efek Jakarta sampai dengan sekarang dan juga sebagai Tim Ahli Asistensi Menteri Keuangan RI bidang Hubungan Keuangan Internasional (2007-sekarang). Pengetahuan dan pengalamannya akan dunia pembangunan, ekonomi, industri, manajemen, keuangan, investasi, perdagangan, matematika, dan pentingnya metodelogi ia tuangkan dalam karya tulis. Jumlahnya mencapai 47 karya, 20 di antaranya berbahasa Inggris.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van twee mannen in krijgskleding Zuid-Nias TMnr 60042492.jpg|Baju [[zirah]] Nias
Sebagian besar ditulis dalam jurnal, dan diterbitkan oleh universitas ternama, semisal: Financial Management Association International, University of South Florida, USA, dan Regional Economics Application Laboratory, University of Illinois, USA.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Het verslepen van de steen 'Darodaro' voor de gestorven Saoenigeho van Bawamataloea Nias TMnr 1000095b.jpg|Masyarakat Nias memindahkan sebuah megalit ke kawasan pembangunan
</gallery>

== Referensi ==
<references />


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [https://museum-nias.org/ Museum Pusaka Nias]


== Daftar pustaka ==
* [http://towitowi.com Towitowi]
* Peter S. Bellwood (1979), Man's conquest of the Pacific: the prehistory of Southeast Asia and Oceania, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-520103-1.
* [http://niasportal.com Nias Portal]
* [http://niaspost.com NiasPost]
* {{id}} [http://www.niasbarat.org Nias Barat]
* [http://museum-nias.net Museum Pusaka Nias]
* [http://nias.natmus.dk/introduction.htm Nias in Museum of Denmark]
* [http://www.niasisland.com Nias Island]
* [http://niasonline.net Situs Yaahowu]
* [http://niasnews.com Nias News]
* [http://niasbangkit.com Nias Bangkit]
* [http://www.indonias.com Nias Selatan]
* [http://nias.page.tl nias.page.tl]
* [http://ikmnt.com IKMNT]
* [http://www.mandrehe.wordpres.com]


[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Nias]]
{{Suku bangsa di Indonesia}}


[[jv:Suku Nias]]
[[Kategori:Suku Nias| ]]
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Nias]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatera Utara|Nias]]
[[Kategori:Suku bangsa di Aceh]]
[[Kategori:Pulau Nias]]
[[Kategori:Budaya Nias]]
[[Kategori:Nias]]
{{Suku Nias-stub}}

Revisi terkini sejak 1 Juni 2024 02.05

Nias
Tari Perang diperagakan di halaman tengah pedesaan tradisional
Jumlah populasi
1.041.925 (2010)[1]
Daerah dengan populasi signifikan
 Indonesia
Sumatera Utara911.820[1]
Riau71.537[1]
Sumatera Barat18.239[1]
Bahasa
Bahasa Nias dan bahasa Indonesia juga digunakan.
Agama
Kristen (Protestan mayoritas, Katolik), Islam, Fanömba adu
Kelompok etnik terkait
Haloban, Mentawai, Devayan, Batak, Sigulai, Lekon

Suku Nias adalah kelompok etnik yang berasal dari Pulau Nias. Mereka menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono berarti anak/keturunan; Niha = manusia) dan Pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö berarti tanah). Hukum adat tradisional Nias secara umum disebut fondrakö. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik, dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang.[2]

Asal-usul

Mitologi

Tari Perang

Berbagai mitos dalam hoho menceritakan kedatangan suku Nias ke pulau. Sebuah hoho mengatakan bahwa orang Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut "Sigaru Tora'a" yang terletak di sebuah tempat yang bernama Teteholi Ana'a. Kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9 putra yang disuruh keluar dari Teteholi Ana'a karena memperebutkan Takhta Sirao. Ke 9 Putra itulah yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias.[3] Mitos lainnya, Inada Sirici menurunkan 6 orang anak ke Pulau Nias dan menjadi leluhur.[4] Masih terdapat beberapa versi lain tentang kehadiran manusia di Nias.

Penelitian Arkeologi

Penelitian arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999. Penelitian ini menemukan Pulau Nias telah dihuni sejak 12.000 tahun yang lalu oleh imigran dari daratan Asia, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau. Budaya Hoabinh di Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias menimbulkan dugaan imigrasi penduduk dari Vietnam.[5]

Pada 2013, penelitian genetika oleh mahasiswa doktoral Departemen Biologi Molekuler Forensik Erasmus MC menyimpulkan bahwa masyarakat Nias berasal dari rumpun bangsa Austronesia. Mereka diperkirakan datang dari Taiwan melalui jalur Filipina 4.000-5.000 tahun lalu.[6]

Penelitian ini juga menemukan bahwa dalam genetika orang Nias saat ini tidak ada lagi jejak dari masyarakat Nias kuno yang sisa peninggalannya ditemukan di Gua Tögi Ndrawa. Penelitian arkeologi terhadap alat-alat batu yang ditemukan menunjukkan bahwa manusia yang menempati gua tersebut berasal dari masa 12.000 tahun lalu.[7][8]

Sistem kekeluargaan

Suku Nias menerapkan sistem mado mengikuti garis ayah (patrilineal). Mado-mado umumnya berasal dari kampung-kampung pemukiman yang ada.

Sebaran di Indonesia

Fahombo, tradisi khas Nias
Rumah tradisional Nias di Taman Mini Indonesia Indah.

Sebagian besar orang berada di Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di Pulau Nias. Pulau Nias terbagi menjadi lima wilayah administrasi, yakni 4 kabupaten dan 1 kota. Jumlah orang Nias cukup signifikan di Provinsi Riau. Tahun 2010, jumlah orang Nias di Indonesia sebanyak 1.041.925 jiwa (0,44%) dari 236.728.379 jiwa penduduk.[1]

Berikut ini adalah sebaran orang Nias di Indonesia berdasarkan data resmi pemerintah melalui Sensus Penduduk Indonesia 2010, menurut provinsi:[1]

No Provinsi Jumlah 2010 %
1 Sumatera Utara 911.820 87,51%
2 Riau 71.537 6,87%
3 Sumatera Barat 18.239 1,75%
4 Aceh 9.366 0,90%
5 Jawa Barat 7.925 0,76%
6 Kepulauan Riau 4.676 0,45%
6 DKI Jakarta 4.572 0,44%
6 Jambi 3.574 0,34%
6 Provinsi lain 10.217 0,98%
Indonesia 1.041.925 100%

Bahasa

Bahasa Nias adalah bahasa yang dituturkan oleh orang Nias. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Sumatera Barat Laut–kepulauan Penghalang dan berhubungan dengan bahasa Batak dan Mentawai. Pada tahun 2000, penuturnya berjumlah sekitar 770.000 orang. Bahasa Nias terdiri atas tiga dialek.

Dialek

Umumnya bahasa Nias dianggap memiliki tiga dialek. Dialek utara dituturkan di daerah Gunungsitoli, Alasa dan Lahewa. Dialek selatan dituturkan di Nias Selatan. Sementara itu, dialek tengah dituturkan di Nias Barat, khususnya di daerah Sirombu dan Mandrehe. Sementara itu, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatera Utara 1977/1978 membagi bahasa Nias ke lima dialek. Dialek utara dituturkan di Alasa dan Lahewa; dialek Gunungsitoli; dialek barat di Mandrehe, Sirombu, Kepulauan Hinako; dialek tengah di Gido, Idano Gawo, Gomo, Lahusa; dan dialek selatan di Telukdalam, Pulau Tello, dan Kepulauan Batu. Tingkat kemiripan antara dialek ini mencapai 80%. Bahasa Nias juga sebagai bahasa resmi di Nias.

Alfabet

Abjad dalam bahasa Nias berbeda dengan abjad dalam bahasa Indonesia, di mana ada yang dikurangi (tidak dipakai) dari abjad bahasa Indonesia dan ada yang ditambahkan abjad unik (karakter khusus) dalam bahasa Nias yang pengucapannya tidak terdapat di dalam abjad bahasa Indonesia. Abjad Bahasa Nias huruf besar dan huruf kecil sebagai berikut:

Aa, Bb, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Öö, Rr, Ss, Tt, Uu, Ww, Ŵŵ, Yy, Zz

Kosakata

Beberapa kosakata bahasa Nias dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia dapat dilihat di Daftar Swadesh bahasa Nias.

Agama

Sebagian besar orang Nias adalah pemeluk agama Kristen Protestan. sedangkan yang lainnya beragama Islam, Katolik, Buddha dan Fanömba adu. setidaknya menurut kenyataan sekitar tahun 1967. Sistem kepercayaan yang disebut terakhir ini adalah nama yang diberikan oleh pihak luar. yang merupakan sistem kepercayaan yang berasal dari leluhur mereka. Mereka menyebut Molehe Adu, yaitu pemujaan roh leluhur. Untuk itu mereka membuat patung-patung kayu (adu) yang ditempati oleh roh leluhur.

Dalam sistem kepercayaan ini dikenal beberapa dewa. Yang terpenting ada lah Lowalangi, yang dianggap raja segala dewa dari dunia atas atau sang pencipta. Lature Danö adalah raja dewa-dewa dunia bawah da saudara tua Lowalangi tadi. Silewe Nasarata adalah pelindung dari para pemuka agama dan merupakan isteri dari Lowalangi; dan sumber lain menyebutkan sebagai penghubung dewa dunia atas dan dewa dunia bawah, serta sebagai penghubung antara kaum dewa dan umat manusia. Sebenarnya bagi orang Nias Selatan nama Lowalangi, yang biasa di sebut Lowalani, diperkenalkan oleh misionaris Jerman . Orang Nias Selatan dulu mengenal nama Ida Samihara Luo sebagai pencipta dewa dan manusia. Sang pencipta ini tidak mempunyai realitas, namun dari padanya timbul dua anak kembar yang kemudian anak kembar ini kawin dan mengembang biakkan dewa dan manusia.[9]

Marga

Budaya

Makanan

  • Gaolo : Hasil parutan dari pada "ubi kayu" dan di aduk dengan tambahan air bersih secukupnya, kemudian dimasak menggunakan periuk secara sederhana, dan dimakan dengan cara mencelupkan ke air cabe yang sudah disediakan.
  • Gowi Nihandro (Gowi Nitutu ; Ubi tumbuk)
  • Harinake (daging babi cincang dengan cacahan yang tipis dan kecil-kecil)
  • Godo-godo (ubi / singkong yang diparut, dibentuk bulat-bulat kemudian direbus setelah matang di taburi dengan kelapa yang sudah di parut)
  • Köfö-köfö(daging ikan yang dihancurkan, dibentuk bulat dan dijemur/dikeringkan/diasap)
  • Ni'owuru (daging babi yang sengaja diasinkan agar bisa bertahan lama)
  • Rakigae (pisang goreng)
  • Tamböyö (ketupat)
  • Löma (beras ketan yang dimasak dengan menggunakan buku bambu)
  • Gae nibogö (pisang bakar)
  • Kazimone (terbuat dari sagu)
  • Wawayasö (nasi pulut)
  • Gulo-Gulo Farö (manisan dari hasil sulingan santan kelapa)
  • Bato (daging kepiting yang dipadatkan dalam bentuk bulat agar dapat bertahan lama; terdapat di Kepulauan Hinako)
  • Nami (telur kepiting dapat berupa nami segar atau yang telah diasinkan agar awet, dapat bertahan hingga berbulan-bulan tergantung kadar garam yang ditambahkan)

Peralatan Rumah Tangga

  • Bowoa tanö - periuk dari tanah liat, alat masak tradisional
  • Figa : Piring
  • Figa Lae - daun pisang yang dipakai untuk menjadi alas makanan
  • Halu (alat menumbuk padi) - dfsf
  • Lösu - lesung
  • Gala - dari kayu seperti talam
  • Sole mbanio - tempat minum dari tempurung
  • Katidi - anyaman dari bambu
  • Niru (Alat untuk menapik beras untuk memisahkan dedak)
  • Haru - sendok nasi
  • Famofu - alat niup api untuk memasak
  • Fogao Banio (alat pemarut kelapa)
  • Sendo : Sendok
  • Tuhi-Tuhi : Tungku Api Masak
  • Kawali : Kuali

Minuman

  • Tuo nifarö (tuak) adalah minuman yang berasal dari air sadapan pohon nira (dalam bahasa Nias "Pohon Nira" = "töla nakhe" dan pohon kelapa (dalam bahasa Nias "Pohon Kelapa" = "töla nohi") yang telah diolah dengan cara penyulingan. Umumnya Tuo nifarö mempunyai beberapa tingkatan (bisa sampai 3 (tiga) tingkatan kadar alkohol). Dimana Tuo nifarö No. 1 bisa mencapai kadar alkohol 43%.
  • Tuo mbanua / Sataha (minuman tuak mentah yang berasal dari air sadapan pohon kelapa atau pohon nira yang telah diberi 'laru' berupa akar-akar tumbuhan tertentu untuk memberikan kadar alkohol)
Fahombo (Lompat Batu)
Acara Tradisional Nias

Tokoh

Galeri

Referensi

  1. ^ a b c d e f "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010" (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal 13 Februari 2022. 
  2. ^ Na’im, Akhsan; Syaputra, Hendry (2010). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. hlm. 9. ISBN 978-979-064-417-5. 
  3. ^ Wiradnyana, Ketut, 1966- (2010). Legitimasi kekuasaan pada budaya Nias : paduan penelitian arkeologi dan antropologi (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-763-2. OCLC 682905651. 
  4. ^ "Orang Nias". Museum Pusaka Nias. Diakses tanggal 2020-06-06. 
  5. ^ "Nias | Encyclopedia.com". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2020-06-06. 
  6. ^ van Oven, Mannis; Hämmerle, Johannes M.; van Schoor, Marja; Kushnick, Geoff; Pennekamp, Petra; Zega, Idaman; Lao, Oscar; Brown, Lea; Kennerknecht, Ingo (2011-04-01). "Unexpected Island Effects at an Extreme: Reduced Y Chromosome and Mitochondrial DNA Diversity in Nias". Molecular Biology and Evolution (dalam bahasa Inggris). 28 (4): 1349–1361. doi:10.1093/molbev/msq300. ISSN 0737-4038. 
  7. ^ Yunan (ed.). "Asal-usul Orang Nias Ditemukan". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-06-06. 
  8. ^ Tidak Ada Kepentingan Komersial dan Tidak Ada Hak Paten Yang Akan Diajukan
  9. ^ Melalatoa, Junus (1995). Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia. CV. EKA PUTRA. hlm. 637.
  10. ^ Hombo Batu[pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

Daftar pustaka

  • Peter S. Bellwood (1979), Man's conquest of the Pacific: the prehistory of Southeast Asia and Oceania, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-520103-1.