Lompat ke isi

Bahasa Madura: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k perbaikan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 38: Baris 38:


== Tingkatan bahasa ==
== Tingkatan bahasa ==
Bahasa Madura sebagaimana bahasa-bahasa di kawasan Jawa dan Bali juga mengenal tingkatan-tingkatan, namun agak berbeda karena hanya terbagi atas tiga tingkat yakni:
Bahasa Madura sebagaimana bahasa-bahasa di kawasan Jawa dan Bali juga mengenal tingkatan-tingkatan, tetapi agak berbeda karena hanya terbagi atas tiga tingkat yakni:
* ''Enje' - iya '' (sama dengan ''ngoko'')
* ''Enje' - iya '' (sama dengan ''ngoko'')
* 'Èngghi-Enten'' (sama dengan ''Madya'')
* 'Èngghi-Enten'' (sama dengan ''Madya'')
Baris 82: Baris 82:


== Bawean ==
== Bawean ==
[[Bahasa Bawean]] ditengarai sebagai [[bahasa kreol|kreolisasi]] bahasa Madura, karena kata-kata dasarnya yang berasal dari bahasa ini, namun bercampur aduk dengan kata-kata Melayu dan [[bahasa Inggris|Inggris]] serta [[bahasa Jawa]] karena banyaknya orang Bawean yang bekerja atau bermigrasi ke [[Malaysia]] dan [[Singapura]], Bahasa Bawean memiliki ragam dialek bahasa biasanya setiap kawasan atau kampung mempunyai dialek bahasa sendiri seperti Bahasa Bawean Dialek Daun, Dialek Kumalasa, Dialek Pudakit dan juga Dialek [[Diponggo]]. Bahasa ini dituturkan di Pulau Bawean, Gresik, Malaysia, dan Singapura. Di dua tempat terakhir ini bahasa Bawean dikenal sebagai ''Boyanese''. Intonasi orang Bawean mudah dikenali di kalangan penutur bahasa Madura. Perbedaan kedua bahasa dapat diibaratkan dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, yang serupa tetapi tak sama meskipun masing-masing dapat memahami maksudnya. Contoh-contoh:
[[Bahasa Bawean]] ditengarai sebagai [[bahasa kreol|kreolisasi]] bahasa Madura, karena kata-kata dasarnya yang berasal dari bahasa ini, tetapi bercampur aduk dengan kata-kata Melayu dan [[bahasa Inggris|Inggris]] serta [[bahasa Jawa]] karena banyaknya orang Bawean yang bekerja atau bermigrasi ke [[Malaysia]] dan [[Singapura]], Bahasa Bawean memiliki ragam dialek bahasa biasanya setiap kawasan atau kampung mempunyai dialek bahasa sendiri seperti Bahasa Bawean Dialek Daun, Dialek Kumalasa, Dialek Pudakit dan juga Dialek [[Diponggo]]. Bahasa ini dituturkan di Pulau Bawean, Gresik, Malaysia, dan Singapura. Di dua tempat terakhir ini bahasa Bawean dikenal sebagai ''Boyanese''. Intonasi orang Bawean mudah dikenali di kalangan penutur bahasa Madura. Perbedaan kedua bahasa dapat diibaratkan dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, yang serupa tetapi tak sama meskipun masing-masing dapat memahami maksudnya. Contoh-contoh:
* ''eson'' atau ''ehon'' = aku (''sengkok/engkok'' dalam bahasa Madura)
* ''eson'' atau ''ehon'' = aku (''sengkok/engkok'' dalam bahasa Madura)
* ''kalaaken'' = ambilkan (''kalaagghi'' dalam bahasa Madura)
* ''kalaaken'' = ambilkan (''kalaagghi'' dalam bahasa Madura)

Revisi per 6 Juni 2019 01.06

Bahasa Madura
BPS: 0091 4
Bhâsa Mâdhurâ
WilayahPulau Madura, Pulau Sapudi, Kepulauan Kangean, Kepulauan Masalembu, Wilayah Tapal Kuda Jawa Timur
Penutur
13.600.000 (sensus 2000)
Perincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[1]

Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
  • Austronesia Lihat butir Wikidata
    • Melayu-Polinesia Lihat butir Wikidata
      • Melayu-Sumbawa (usang) Lihat butir Wikidata
aksara Carakan,
aksara Arab (Pegon),
aksara Latin
Kode bahasa
ISO 639-2mad
ISO 639-3mad
Glottolognucl1460[2]
IETFmad
BPS (2010)0091 4
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC5 Developing
Bahasa Madura dikategorikan sebagai C5 Developing menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mengalami peningkatan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Referensi: [3]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Madura
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 7°0′0.000″S 113°30′0.000″E / 7.00000000°S 113.50000000°E / -7.00000000; 113.50000000 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Madura (Bhâsa Mâdhurâ) adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang, dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan. Bahasa Kangean, walau serumpun, dianggap bahasa tersendiri.

Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun, kebanyakan generasi muda Madura di kawasan ini sudah tidak menguasai bahasa asli mereka.

Kosakata

Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Melayu-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia.

Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh bahasa Jawa (terutama Jawa Suroboyoan), Melayu, Arab, Tionghoa, dan beberapa bahasa lainnya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk unggah-ungguh (tingkatan) bahasa sebagai akibat pendudukan kerajaan Mataram Islam atas Pulau Madura. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa Madura berakar dari bahasa Melayu, bahkan ada beberapa kata yang mirip dengan yang ada pada dengan bahasa Minangkabau, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda. Minangkabau mengucapkan "a" sebagai "o" pada posisi akhir, sedangkan pada bahasa Madura, diucapkan "ə" ("e" pepet) atau "a".

Contoh:

  • bilâ (huruf "â" dibaca [ə] ) sama dengan bahasa Melayu, bila = kapan
  • orèng = orang
  • tadâ' = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak)
  • dhimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau)
  • tanya = tanya
  • cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis : cakalang tetapi tidak sengau)
  • ongghu = sungguh, benar (dari kata sungguh)
  • Kamma (baca: kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau)= kemana?

Sistem pengucapan

Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi.

Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada konsonan [b], [d], [j], [g], jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd dan bb . Namun penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah.

Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal vokal [a], [i], [u], [e], [ə] dan [o].

Tingkatan bahasa

Bahasa Madura sebagaimana bahasa-bahasa di kawasan Jawa dan Bali juga mengenal tingkatan-tingkatan, tetapi agak berbeda karena hanya terbagi atas tiga tingkat yakni:

  • Enje' - iya (sama dengan ngoko)
  • 'Èngghi-Enten (sama dengan Madya)
  • Èngghi-Bhunten (sama dengan Krama)

Contoh:

  • Berempa' arghana paona? : Berapa harga mangganya? (Enje'-iya)
  • Senapa arghana paona? : Berapa harga mangganya? ('Engghi-Enten)
  • Saponapa argha epon pao paneka? : Berapa harga mangganya? (Engghi-Bhunten)

Penulisan

Bahasa Madura sebelumnya menggunakan Carakan dan Pegon dalam penulisan namun pada buku-buku berbahasa Madura terbitan setelah tahun 1972 sudah dimulai penyesuaikan tulisan dengan Ejaan Yang disempurnakan (EYD) namun menggunakan huruf diakritik dalam penulisan yaitu a,â,è,e,i,o,u

Contoh:

  • Bhâsa Mâdurâ sè paling alos dâri Songènnèp : Bahasa Madura yang paling halus dari Sumenep
  • Sokona Brudin ghi’ bârâ, bân makalowar dârâ : Kakinya Brudin masih bengkak dan mengeluarkan darah
  • Sengko’ èntar-a mellè talè : Saya pergi mau beli tali
  • Tang Eppa’ nyamana Abdoel Mutallib : Bapak saya namnya Abdoel Mutallib
  • Tolong olo’ aghi taksi : Tolong panggilkan taksi

Dialek-dialek bahasa Madura

Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti:

Dialek yang dijadikan acuan standar bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep pada masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini seringkali bercampur dengan Bahasa Jawa sehingga kerap mereka lebih suka dipanggil sebagai Pendalungan daripada sebagai Madura. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerah Situbondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura.

Contoh pada kasus kata ganti "kamu":

  • kata be'en umum digunakan di Madura. Namun kata be'na dipakai di Sumenep.
  • sedangkan kata kakeh untuk kamu lazim dipakai di Bangkalan bagian timur dan Sampang.
  • Heddeh dan Seddeh dipakai di daerah pedesaan Bangkalan.

Khusus Dialek Kangean, dialek ini merupakan sempalan dari Bahasa Madura yang karena berbedanya hingga kerap dianggap bukan bagian Bahasa Madura, khususnya oleh masyarakat Madura daratan.

Contoh:

  • akoh: saya (sengko' dalam bahasa Madura daratan)
  • kaoh: kamu (be'en atau be'na dalam bahasa Madura daratan)
  • berrA' : barat (berre' dengan e schwa / â dalam bahasa Madura daratan)
  • morrAh: murah (modhe dalam bahasa Madura daratan)

Bawean

Bahasa Bawean ditengarai sebagai kreolisasi bahasa Madura, karena kata-kata dasarnya yang berasal dari bahasa ini, tetapi bercampur aduk dengan kata-kata Melayu dan Inggris serta bahasa Jawa karena banyaknya orang Bawean yang bekerja atau bermigrasi ke Malaysia dan Singapura, Bahasa Bawean memiliki ragam dialek bahasa biasanya setiap kawasan atau kampung mempunyai dialek bahasa sendiri seperti Bahasa Bawean Dialek Daun, Dialek Kumalasa, Dialek Pudakit dan juga Dialek Diponggo. Bahasa ini dituturkan di Pulau Bawean, Gresik, Malaysia, dan Singapura. Di dua tempat terakhir ini bahasa Bawean dikenal sebagai Boyanese. Intonasi orang Bawean mudah dikenali di kalangan penutur bahasa Madura. Perbedaan kedua bahasa dapat diibaratkan dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, yang serupa tetapi tak sama meskipun masing-masing dapat memahami maksudnya. Contoh-contoh:

  • eson atau ehon = aku (sengkok/engkok dalam bahasa Madura)
  • kalaaken = ambilkan (kalaagghi dalam bahasa Madura)
  • trimakasih = terima kasih (salengkong / sakalangkong / kalangkong dalam Bahasa Madura)
  • adek = depan (adek artinya depan dalam bahasa Madura)

Perbandingan dengan bahasa Melayu

  • Dâpur (baca: Depor) = Dapur
  • Kanan = Kanan
  • Bânyâk (baca: benyyak) = Banyak
  • Maso' (baca: Masok) = Masuk
  • Soro (baca: Soro) = Suruh

Perbedaan imbuhan di depan, contohnya:

  • Ngakan = Makan
  • Ngènom = Minum
  • Arangkak = Merangkak
  • Juk-tojuk =Duduk-duduk
  • Asapoan = Menyapu
  • Acaca = Bicara

Konsonan [j] biasanya ditukar ke [d͡ʒ], seperti:

  • Bâjâr (baca: Bejer) = Bayar
  • Lajân (baca: Lajen) = Layan
  • Abhajang (baca: sembejeng) = Sembahyang

Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti:

  • Bâbâang (baca: Bebeng)= Bawang
  • Jâbâ (baca: Jebe) = Jawa

Perbandingan dengan bahasa Jawa

Perkataan yang sama dengan bahasa Jawa:

Bahasa Jawa = Bahasa Bawean

  • Kadung = Kadung (Bahasa Melayu = Terlanjur)
  • Peteng = Peteng (Bahasa Melayu = Gelap)

Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti:

Bahasa Jawa ~ Bahasa Bawean

  • Lawang = Labang (baca Labeng) (Bahasa Melayu = Pintu)

Konsonan [j] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [d͡ʒ], seperti:

Bahasa Jawa ~ Bahasa Bawean

  • Payu = Paju (Bahasa Melayu = Laku)

Perbandingan dengan bahasa Banjar

Perkataan yang sama dengan bahasa Banjar:

Bahasa Banjar = Bahasa Bawean

  • Mukena = Mukena (Bahasa Melayu = Telekung Sembahyang)
  • Bibini' = Bibini (Bahasa Melayu = Perempuan)

Perbandingan dengan Bahasa Tagalog

Bahasa Bawean = Bahasa Tagalog

  • Apoy = Apoy (Bahasa Melayu = Api)
  • Èlong = Elong; penggunaan [e] (Bahasa Melayu = Hidung)
  • Matay = Mamatay (Bahasa Melayu = Mati)

Contoh:

  • Eson terro ka be'na = saya sayang kamu (di Bawean ada juga yang menyebutnya Ehon, Eson tidak dikenal di bahasa Madura)
  • Bhuk, badhâ berrus? = Buk, ada sikat? (berrus dari kata brush)
  • Ekalakaken = ambilkan (di Madura ekala'aghi, ada pengaruh Jawa kuno di akhiran -aken).
  • Silling = langit-langit (dari kata ceiling)

Pranala luar

Catatan kaki

  1. ^ Nationalencyklopedin (dalam bahasa Swedia), OCLC 185256473, Wikidata Q1165538, diakses tanggal 24 April 2022 
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Madura". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "Bahasa Madura". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.