Lompat ke isi

Qiraat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
NaufalF (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
NaufalF (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3: Baris 3:


Qiraat yang diakui saat ini ada sepuluh, didasarkan pada bacaan imam-imam qiraah ([[qari]], pl. ''qāriʾūn'' atau ''qurr'aʿ''). Nama qiraah diambil dari imam-imam qiraah tersebut, seperti [[Nafi' al-Madani]], [[Ibnu Katsir al-Makki]], [[Abu Amru al-Bashri]], [[Ibnu Amir asy-Syami|Ibnu Amir ad-Dimasyqi]], [[Ashim bin Abi an-Najud]], [[Hamzah al-Kufi|Hamzah az-Zaiyyat]], dan [[Al-Kisa'i]]. Para qira' tersebut hidup pada abad ke-2 dan ke-3 [[Sejarah Islam|keislaman]], sementara ulama yang mengakui tujuh qiraat pertama, [[Abu Bakar bin Mujahid]], hidup satu abad kemudian. Meskipun demikian, masing-masing qiraah memiliki rantai periwayatan (seperti sanad [[hadis]]) yang dapat dilacak hingga Muhammad.<ref name="Salahi-AN-16-7-2001"/> Qiraah tersebut juga menjadi bagian dari suatu rantai periwayatan baru, yaitu diturunkan pula menjadi ''riwayah'' oleh seorang ''rawi''.{{Efn|Dengan demikian, cara menyebut suatu qiraah Al-Qur'an lebih tepat dengan riwayahnya, yakni "inilah riwayah [imam perawi]" bukan "inilah [imam perawi]". Contohnya, disebut "ini riwayah Hafs" bukan "ini Hafs". Untuk lebih lengkapnya, dapat ditambahkan pula imam qiraahnya dengan cara "ini riwayah [imam perawi] dari [imam qiraah]". Contohnya, "ini riwayah Hafs dari ′Ashim".<ref name=Bewley/>}} Selanjutnya, riwayah diturunkan menjadi ''thariq'' (pl. ''thuruq''), kemudian ''thariq'' diturunkan menjadi ''wajh'' (pl. ''wujuh'').<ref name="Bewley" /><ref>{{Cite journal|last=Salim|first=Muhammad Agus|date=2022|title=QIRA’AH, RIWAYAH, THARIQ DAN WAJH DALAM VARIASI BACAAN AL-QUR’AN: Studi Sample Riwayat Hafsh dari Imam Ashim|url=https://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/el-mujam/article/view/557/430|journal=El-Muljam: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadis|volume=2|issue=1|pages=1–13|doi=10.33507/el-mujam.v2i1.557}}</ref>
Qiraat yang diakui saat ini ada sepuluh, didasarkan pada bacaan imam-imam qiraah ([[qari]], pl. ''qāriʾūn'' atau ''qurr'aʿ''). Nama qiraah diambil dari imam-imam qiraah tersebut, seperti [[Nafi' al-Madani]], [[Ibnu Katsir al-Makki]], [[Abu Amru al-Bashri]], [[Ibnu Amir asy-Syami|Ibnu Amir ad-Dimasyqi]], [[Ashim bin Abi an-Najud]], [[Hamzah al-Kufi|Hamzah az-Zaiyyat]], dan [[Al-Kisa'i]]. Para qira' tersebut hidup pada abad ke-2 dan ke-3 [[Sejarah Islam|keislaman]], sementara ulama yang mengakui tujuh qiraat pertama, [[Abu Bakar bin Mujahid]], hidup satu abad kemudian. Meskipun demikian, masing-masing qiraah memiliki rantai periwayatan (seperti sanad [[hadis]]) yang dapat dilacak hingga Muhammad.<ref name="Salahi-AN-16-7-2001"/> Qiraah tersebut juga menjadi bagian dari suatu rantai periwayatan baru, yaitu diturunkan pula menjadi ''riwayah'' oleh seorang ''rawi''.{{Efn|Dengan demikian, cara menyebut suatu qiraah Al-Qur'an lebih tepat dengan riwayahnya, yakni "inilah riwayah [imam perawi]" bukan "inilah [imam perawi]". Contohnya, disebut "ini riwayah Hafs" bukan "ini Hafs". Untuk lebih lengkapnya, dapat ditambahkan pula imam qiraahnya dengan cara "ini riwayah [imam perawi] dari [imam qiraah]". Contohnya, "ini riwayah Hafs dari ′Ashim".<ref name=Bewley/>}} Selanjutnya, riwayah diturunkan menjadi ''thariq'' (pl. ''thuruq''), kemudian ''thariq'' diturunkan menjadi ''wajh'' (pl. ''wujuh'').<ref name="Bewley" /><ref>{{Cite journal|last=Salim|first=Muhammad Agus|date=2022|title=QIRA’AH, RIWAYAH, THARIQ DAN WAJH DALAM VARIASI BACAAN AL-QUR’AN: Studi Sample Riwayat Hafsh dari Imam Ashim|url=https://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/el-mujam/article/view/557/430|journal=El-Muljam: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadis|volume=2|issue=1|pages=1–13|doi=10.33507/el-mujam.v2i1.557}}</ref>

Qiraat berbeda dari [[tajwid]] (aturan [[pelafalan]], [[intonasi]], dan pemberhentian dalam bacaan Al-Qur'an). Setiap qiraat memiliki hukum tajwidnya masing-masing.<ref name="basic">{{cite web|title=Basic Introduction to the 10 Recitations and 7 Ahruf|url=https://idealmuslimah.com/rss-feed-news/141-tajweed-correct-recitation/introduction-to-the-10-recitations-7-ahruf/543-basic-introduction-to-the-10-recitations-and-7-ahruf.html|website=Ideal Muslimah|access-date=15 Maret 2021}}</ref> Qiraat disebut sebagai bacaan atau resitasi karena Al-Qur'an dahulunya diturunkan secara lisan. Meskipun ada teks tertulis yang mencatat ayat-ayat tersebut, sistem penulisan saat itu tidak mencantumkan sebagian besar suku kata dan tidak terlalu menampakkan perbedaan di antara banyak konsonan, sehingga banyak variasi bisa muncul.<ref name="Bursi-2018-JIQSA2">{{cite journal|last1=Bursi|first1=Adam|date=2018|title=Connecting the Dots: Diacritics Scribal Culture, and the Quran|url=https://zenodo.org/record/3989900|journal=Journal of the International Qur'anic Studies Association|volume=3|page=111|doi=10.5913/jiqsa.3.2018.a005|jstor=10.5913/jiqsa.3.2018.a005|hdl=1874/389663|s2cid=216776083|hdl-access=free}}</ref> Untuk saat ini, tiap-tiap qiraat sendiri telah tersedia dalam [[abjad Arab]] modern.{{Efn|Sebagian besar qiraat tidak umum digunakan, tetapi dapat diakses dalam pdf dengan terjemahan bahasa Inggris di [https://app.quranflash.com/?en Quranflash].}} Qiraat juga harus dibedakan dengan [[ahruf]], keduanya sama-sama didefinisikan sebagai rantai periwayatan Al-Qur'an yang tidak terputus dan dapat dilacak hingga sang Nabi.<ref name="Khatib-variant-2019" /> Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul ahruf dan bagaimana hubungan mereka dengan qiraat. Pendapat yang umum mengatakan bahwa Khalifah [[Utsman bin Affan|Utsman]] menghilangkan semua ahruf kecuali satu pada abad ke-7.<ref name="ri-28-29">{{Cite book|last=Philips|first=Abu Ameenah Bilal|date=1990|title=Tafseer Soorah Al-Hujuraat|location=Riyadh|publisher=Tawheed Publications|pages=28–29|url-status=live}}</ref> Sepuluh qiraat kemudian disahihkan oleh para ulama Muslim pada awal abad keislaman.{{Sfn|Nasser|2013|pp=35–36}}


Mushaf-mushaf Al-Qur'an yang saat ini umum digunakan hampir seluruh umat Islam di dunia adalah [[Sejarah Al-Qur'an|edisi Mesir 1924]].{{efn|Hampir 95% Muslim dunia menurut situs Muslimprophet.<ref name="Muslimprophets">{{cite web |title=Quran - Comparing Hafs & Warsh for 51 textual variants |url=http://muslimprophets.com/article.php?aid=64 |website=Muslim prophets |access-date=29 Oktober 2020}}</ref>}} Mushaf ini didasarkan pada qiraat [[Hafsh bin Sulaiman al-Kufi|Hafṣ]] dari [[Ashim bin Abi an-Najud|‘Asim]] (Hafṣ adalah ''rawī'', atau periwayat; sementara ‘Asim adalah ''qarī'', atau imam qiraah tersebut).{{sfn|Böwering|2008|p=74}}
Mushaf-mushaf Al-Qur'an yang saat ini umum digunakan hampir seluruh umat Islam di dunia adalah [[Sejarah Al-Qur'an|edisi Mesir 1924]].{{efn|Hampir 95% Muslim dunia menurut situs Muslimprophet.<ref name="Muslimprophets">{{cite web |title=Quran - Comparing Hafs & Warsh for 51 textual variants |url=http://muslimprophets.com/article.php?aid=64 |website=Muslim prophets |access-date=29 Oktober 2020}}</ref>}} Mushaf ini didasarkan pada qiraat [[Hafsh bin Sulaiman al-Kufi|Hafṣ]] dari [[Ashim bin Abi an-Najud|‘Asim]] (Hafṣ adalah ''rawī'', atau periwayat; sementara ‘Asim adalah ''qarī'', atau imam qiraah tersebut).{{sfn|Böwering|2008|p=74}}
Baris 16: Baris 18:
* {{Cite book |last=Böwering |first=Gerhard |date=2008 |title=The Quran in its Historical Context |publisher=Routledge |editor-last=Reynolds |editor-first=Gabriel Said |chapter=Recent Research on the Construction of the Quran |ref=harv |url-status=live }}
* {{Cite book |last=Böwering |first=Gerhard |date=2008 |title=The Quran in its Historical Context |publisher=Routledge |editor-last=Reynolds |editor-first=Gabriel Said |chapter=Recent Research on the Construction of the Quran |ref=harv |url-status=live }}
* {{Cite book |last=Touma |first=Habib Hassan |date=1996 |title=The Music of the Arabs |location=Portland, Oregon |publisher=Amadeus Press |isbn=0-931340-88-8 |translator-last=Schwartz |translator-first=Laurie |url-status=live}}
* {{Cite book |last=Touma |first=Habib Hassan |date=1996 |title=The Music of the Arabs |location=Portland, Oregon |publisher=Amadeus Press |isbn=0-931340-88-8 |translator-last=Schwartz |translator-first=Laurie |url-status=live}}
* {{Cite book|last=Nasser|first=Shady Hekmat|date=2013|url=https://books.google.co.id/books?id=Kx7i2Y56WuYC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false|title=The Transmission of the Variant Readings of the Qurʾān: The Problem of Tawātur and the Emergence of Shawādhdh|location=Leiden|publisher=Brill|isbn=978-90-04-24081-0|volume=9|chapter=Ibn Mujāhid and the Canonization of the Seven Readings|ref=harv|url-status=live}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 20 Februari 2024 12.25

Qiraah (bahasa Arab: قراءة, translit. Qirāʼah, har. 'pembacaan'; pl. قراءات Qirāʼāt) atau Ilmu Qiraah adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas perbedaan lafaz Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, baik dari segi penulisan maupun pengucapan.[1][2] Qira'ah juga dapat diartikan sebagai bentuk-bentuk linguistik, leksikal, fonetis, morfologis, atau sintaksis (penulisan) yang diperbolehkan dalam membaca Al-Qur'an.[3][4] Tiap-tiap qira'ah dapat memiliki perbedaan kecil dalam aturan pemanjangan, intonasi, dan pengucapan kata,[5] tetapi juga dapat berbeda dalam menentukan letak berhenti,[a] suku kata,[b] konsonan (yang menimbulkan perbedaan dalam kata ganti dan bentuk kata kerja),[c] dan hingga perbedaan kata (sangat jarang).[d]

Qiraat yang diakui saat ini ada sepuluh, didasarkan pada bacaan imam-imam qiraah (qari, pl. qāriʾūn atau qurr'aʿ). Nama qiraah diambil dari imam-imam qiraah tersebut, seperti Nafi' al-Madani, Ibnu Katsir al-Makki, Abu Amru al-Bashri, Ibnu Amir ad-Dimasyqi, Ashim bin Abi an-Najud, Hamzah az-Zaiyyat, dan Al-Kisa'i. Para qira' tersebut hidup pada abad ke-2 dan ke-3 keislaman, sementara ulama yang mengakui tujuh qiraat pertama, Abu Bakar bin Mujahid, hidup satu abad kemudian. Meskipun demikian, masing-masing qiraah memiliki rantai periwayatan (seperti sanad hadis) yang dapat dilacak hingga Muhammad.[2] Qiraah tersebut juga menjadi bagian dari suatu rantai periwayatan baru, yaitu diturunkan pula menjadi riwayah oleh seorang rawi.[e] Selanjutnya, riwayah diturunkan menjadi thariq (pl. thuruq), kemudian thariq diturunkan menjadi wajh (pl. wujuh).[6][8]

Qiraat berbeda dari tajwid (aturan pelafalan, intonasi, dan pemberhentian dalam bacaan Al-Qur'an). Setiap qiraat memiliki hukum tajwidnya masing-masing.[9] Qiraat disebut sebagai bacaan atau resitasi karena Al-Qur'an dahulunya diturunkan secara lisan. Meskipun ada teks tertulis yang mencatat ayat-ayat tersebut, sistem penulisan saat itu tidak mencantumkan sebagian besar suku kata dan tidak terlalu menampakkan perbedaan di antara banyak konsonan, sehingga banyak variasi bisa muncul.[10] Untuk saat ini, tiap-tiap qiraat sendiri telah tersedia dalam abjad Arab modern.[f] Qiraat juga harus dibedakan dengan ahruf, keduanya sama-sama didefinisikan sebagai rantai periwayatan Al-Qur'an yang tidak terputus dan dapat dilacak hingga sang Nabi.[5] Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul ahruf dan bagaimana hubungan mereka dengan qiraat. Pendapat yang umum mengatakan bahwa Khalifah Utsman menghilangkan semua ahruf kecuali satu pada abad ke-7.[11] Sepuluh qiraat kemudian disahihkan oleh para ulama Muslim pada awal abad keislaman.[12]

Mushaf-mushaf Al-Qur'an yang saat ini umum digunakan hampir seluruh umat Islam di dunia adalah edisi Mesir 1924.[g] Mushaf ini didasarkan pada qiraat Hafṣ dari ‘Asim (Hafṣ adalah rawī, atau periwayat; sementara ‘Asim adalah qarī, atau imam qiraah tersebut).[14]

Kutipan

Catatan kaki

  1. ^ Contohnya, dalam Q.S. Al-Baqarah/1: 2, Żālikal-kitābu lā raib atau Żālikal-kitābu lā raiba fīh.[6]
  2. ^ Contohnya, suddan (سُدًّ) dengan saddan (سَدًّ).[6]
  3. ^ (1) Perbedaan tanda diakritik, seperti turja‘ūna (ترجعون, kalian kembali) dengan yurja‘ūna (يرجعون, mereka kembali). (2) Perbedaan penekanan (huruf bertasydid dengan tidak bertasydid).[6]
  4. ^ Contohnya, dalam Q.S. An-Nisa/4: 94, kata fa-tabayyanū (فتبيّنوا) dengan fa-taṡabbatū (فتثبّتوا). Keduanya berasal dari rasm Utsmani ڡىىىىـوا, yang sama-sama berarti "mengonfirmasikan" atau "mencari kebenaran".[7]
  5. ^ Dengan demikian, cara menyebut suatu qiraah Al-Qur'an lebih tepat dengan riwayahnya, yakni "inilah riwayah [imam perawi]" bukan "inilah [imam perawi]". Contohnya, disebut "ini riwayah Hafs" bukan "ini Hafs". Untuk lebih lengkapnya, dapat ditambahkan pula imam qiraahnya dengan cara "ini riwayah [imam perawi] dari [imam qiraah]". Contohnya, "ini riwayah Hafs dari ′Ashim".[6]
  6. ^ Sebagian besar qiraat tidak umum digunakan, tetapi dapat diakses dalam pdf dengan terjemahan bahasa Inggris di Quranflash.
  7. ^ Hampir 95% Muslim dunia menurut situs Muslimprophet.[13]

Referensi

  1. ^ Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Gama Media. ISBN 979-9552-61-3. 
  2. ^ a b Salahi, Adil (16 Juli 2001). "Scholar Of Renown: Ibn Mujahid". Arab News. Diakses tanggal 26 Maret 2021. 
  3. ^ Islamic Beliefs, Practices, and Cultures (dalam bahasa Inggris). Marshall Cavendish. 2010. ISBN 978-0-7614-7926-0. 
  4. ^ Kahteran, Nevad (2006). "Hafiz/Tahfiz/Hifz/Muhaffiz". Dalam Leaman, Oliver. The Qur'an: An Encyclopedia. Routledge. hlm. 233. ISBN 9780415326391. Diakses tanggal 4 Juli 2020. 
  5. ^ a b Khatib, Ammar; Khan, Nazir (23 Agustus 2019). "The Origins of the Variant Readings of the Qur'an". Yaqueen Institute. Diakses tanggal 21 Juli 2020. 
  6. ^ a b c d e Bewley, Aisha. "Seven Qira'at (Page 1)". Our World. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Mei 2006. 
  7. ^ Younes, Munther (2019). Charging Steeds or Maidens Performing Good Deeds: In Search of the Original Qur'an. Routledge. hlm. 3. ISBN 9781351055000. Diakses tanggal 2 July 2020. 
  8. ^ Salim, Muhammad Agus (2022). "QIRA'AH, RIWAYAH, THARIQ DAN WAJH DALAM VARIASI BACAAN AL-QUR'AN: Studi Sample Riwayat Hafsh dari Imam Ashim". El-Muljam: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadis. 2 (1): 1–13. doi:10.33507/el-mujam.v2i1.557. 
  9. ^ "Basic Introduction to the 10 Recitations and 7 Ahruf". Ideal Muslimah. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  10. ^ Bursi, Adam (2018). "Connecting the Dots: Diacritics Scribal Culture, and the Quran". Journal of the International Qur'anic Studies Association. 3: 111. doi:10.5913/jiqsa.3.2018.a005. hdl:1874/389663alt=Dapat diakses gratis. JSTOR 10.5913/jiqsa.3.2018.a005. 
  11. ^ Philips, Abu Ameenah Bilal (1990). Tafseer Soorah Al-Hujuraat. Riyadh: Tawheed Publications. hlm. 28–29. 
  12. ^ Nasser 2013, hlm. 35–36.
  13. ^ "Quran - Comparing Hafs & Warsh for 51 textual variants". Muslim prophets. Diakses tanggal 29 Oktober 2020. 
  14. ^ Böwering 2008, hlm. 74.

Sumber

Pranala luar

  • (Inggris) EvQ - Ensiklopedia variasi bacaan Al-Quran (dengan video tutorial), merupakan basis data dan media belajar untuk mengenal qiraah mutawatir dan tidak
  • (Arab) nQuran.com - Perbandingan antara 10 qiraah dengan masing-masing dua riwayahnya