Muhammad: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
'''Muhammad''' ([[bahasa Arab]] '''محمد''', juga dikenal sebagai ''Mohammad'', ''Mohammed'', dan kadang-kadang ''Mahomet'' ) adalah pembawa ajaran [[Islam]], dan diteladani oleh umat [[Muslim]] sebagai [[nabi]] [[Allah]] ([[Rasul]]) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya, (dalam bahasa Arab disebut [[sirah]] ), ia lahir sekitar tahun [[570]] di [[Mekkah]] (atau "Makkah") dan wafat pada [[8 Juni]] [[632]] di [[Madinah]]. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz ([[Arab Saudi]] saat ini). |
'''Muhammad''' ([[bahasa Arab]] '''محمد''', juga dikenal sebagai ''Mohammad'', ''Mohammed'', dan kadang-kadang ''Mahomet'' ) adalah pembawa ajaran [[Islam]], dan diteladani oleh umat [[Muslim]] sebagai [[nabi]] [[Allah]] ([[Rasul]]) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya, (dalam bahasa Arab disebut [[sirah]] ), ia lahir sekitar tahun [[570]] di [[Mekkah]] (atau "Makkah") dan wafat pada [[8 Juni]] [[632]] di [[Madinah]]. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz ([[Arab Saudi]] saat ini). |
||
"Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". [[Muslim]] mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad |
"Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". [[Muslim]] mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad S.A.W adalah penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Mereka memanggilnya dengan gelar ''Rasulullah'' (رسول الله), dan menambahkan kalimat ''sallallaahu alayhi wasallam'' (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kemuliaan dan kedamaian kepadanya"; sering disingkat "S.A.W") setelah namanya. |
||
{{Muhammad}} |
{{Muhammad}} |
Revisi per 31 Maret 2007 21.58
Bagian dari seri |
Islam |
---|
Muhammad (bahasa Arab محمد, juga dikenal sebagai Mohammad, Mohammed, dan kadang-kadang Mahomet ) adalah pembawa ajaran Islam, dan diteladani oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya, (dalam bahasa Arab disebut sirah ), ia lahir sekitar tahun 570 di Mekkah (atau "Makkah") dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).
"Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Muslim mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad S.A.W adalah penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Mereka memanggilnya dengan gelar Rasulullah (رسول الله), dan menambahkan kalimat sallallaahu alayhi wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kemuliaan dan kedamaian kepadanya"; sering disingkat "S.A.W") setelah namanya.
Bagian dari seri tentang |
Muhammad |
---|
|
Silsilah Keluarga
Kelahiran
Para penulis sirah (biografi) Nabi Saw pada umumnya sepakat bahwa Nabi Muhammad Saw lahir di Tahun Gajah 570 M. Adalah pasti bahwa Beliau Saw meninggal tahun 632 M. Bila saat itu usianya 62-63 tahun, berarti Beliau Saw lahir tahun 570 M.
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Nabi Saw lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Nabi, menyatakan bahwa Nabi lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal, sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa beliau lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).[1]
Orang Tua
Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.[1]
Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin 'Abd Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.[1]
Jika dilihat dari sini ini, maka silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.[2] Dimana Adnan merupakan keturunan langsung laki-laki dari Ismail bin Ibrahim bin Sam bin Nuh.[1]
Menjadi Yatim Piatu
Saat Muhammad masih dalam kandungan, ayahnya, Abdullah, ketika kembali dari Suriah untuk urusan dagang bersama kafilah dari Mekkah, ia jatuh sakit dan meninggal di Yatsrib. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.[1]
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya, Aminah, mengajak beliau ke Yatsrib atau madinah untuk mengunjungi keluarganya dan mengunjungi tempat dikubur ayahnya. Namun tak lama, saat perjalanan pulang, ibunya pun jatuh sakit, setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa'-tidak jauh dari Yatsrib- dan disanalah ia dikuburkan.[2]
Diasuh oleh Kakek dan Paman
Setelah ibunya meninggal, dia dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, dia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah dia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Masa remaja
Dalam masa remajanya, Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Dia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Dia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Dia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan para kafir pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenal sebagai As Saadiq (yang benar) dan Al Amin (yang amanah). Dia senantiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekah.
Menikah
Ketika berusia sekitar 25 tahun, pamannya, Abu Thalib menyarankan dia untuk bekerja dengan kafilah (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama Khadijah. Beliau diterima bekerja dan bertanggung jawab terhadap perniagaan ke Syam (Syria). Beliau mengelola urusniaga itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa.
Beliau kemudian menikahi Khadijah. Mereka dikaruniakan 6 orang anak (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua anak lelaki mereka, Qasim dan Abdullah meninggal ketika masih kecil. Sedangkan anak perempuan beliau ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kultsum dan Fatimah.
Kerasulan
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Beliau sungguh sedih sehingga beliau seringkali ke Gua Hira', sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah beliau sering berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kejahiliyyahan.
Pada suatu malam, ketika beliau sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatangi Muhammad. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Beliau diminta membaca. Beliau menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad untuk membaca, tetapi jawaban beliau tetap sama.
Akhirnya, Jibril berkata:
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu dia berusia 40 tahun. Wahyu itu turun kepada beliau secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan Muhammad dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas. Sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagiannya pula diterjemahkan oleh Nabi Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya yang terkenal, dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama sebagai panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah.
Perbedaannya dengan Nabi/Rasul Terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, Nabi Muhammad diutus Allah untuk seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan Nabi/Rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44). Seperti Nabi Musa diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Sedangkan persamaannya dengan nabi sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau dibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).
Cobaan
Ketika Nabi Muhammad SAW menyeru manusia ke jalan Allah, banyak yang tidak mendengarkan seruannya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini adalah para anggota keluarganya dan golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zayd dan Bilal. Setelah beliau memperkuat kegiatan dakwahnya dengan mengumumkan secara terbuka agama Islam yang disebarkannya, semakin banyaklah orang yang mengikutinya.
Semangat penganut Islam meningkat setelah sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Mekah menganut agama Islam, antara lain ialah Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harits, Amr bin Nufail dan banyak lagi.
Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Beliau bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya. Beliau meminta Negus Raja Habsyah, untuk memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya. Negus menantikan kedatangan mereka dan tidak memperbolehkan mereka diserahkan kepada penguasa di Mekah.
Hijrah
Di Mekah terdapat Ka'bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. beberapa abad lalu sebagai pusat penyatuan umat untuk beribadat kepada Allah. Sebelumnya ia dijadikan oleh masyarakat jahiliyah sebagai tempat sembahyang selain dari Allah. Mereka datang dari berbagai daerah Arab, mewakili berbagai suku ternama. Ziarah ke Ka’bah dijadikan mereka sebagai sebuah pesta tahunan. Orang bertemu dan berhibur dengan kegiatan-kegiatan tradisi mereka dalam kunjungan ini. Dia mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruan dia ialah sekumpulan orang dari Yathrib(dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Rasulullah dan beberapa orang Islam dari Mekah di desa bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah dan orang-orang Islam Mekah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekah. Mereka menemui Rasulullah di tempat yang mereka bertemu sebelumnya. Kali ini, Abbas bin Abdul Muthalib, paman dia yang belum menganut Islam hadir dalam pertemuan itu. Mereka mengundang dia dan orang-orang Islam Mekah untuk berhijrah ke Yathrib. Mereka berjanji akan melayani mereka sebagai saudara seagama. Dialog yang memakan waktu agak lama diadakan antara mayarakat Islam Yathrib dengan paman Rasulullah untuk memastikan mereka sesungguhnya berhasrat menantikan masyarakat Islam Mekah dikota mereka. Rasulullah akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota baru itu.
Mengetahui banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekah, masyarakat jahiliyah Mekah coba menghalang mereka. Namun kumpulan pertama telahpun berhasil berhijrah ke Yathrib. Masyarakat jahiliyah Mekah ragu untuk hijrah ke Yathrib akan memberi peluang kepada orang Islam untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain.
Hampir dua bulan seluruh masyarakat Islam dari Mekah kecuali Rasulullah, Abu Bakar, Ali dan beberapa orang yang mualaf, telah berhijrah. Masyarakat jahiliyah Mekah kemudian berusaha untuk membunuh dia. Mereka merancang namun tidak berhasil. Dengan berbagai taktik dan rancangan yang teratur, Rasulullah akhirnya sampai dengan selamat ke Yathrib (Madinah), yang kemudian dikenali sebagai, 'Kota Rasulullah'.
Madinah
Di Madinah, kalifah Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad Umat Islam bebas mengerjakan shalat di Madinah. Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke Madinah, tetapi kesemuanya dihadang dengan mudah oleh umat Islam. Satu perjanjian kemudian dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah. Walau bagaimanapun perjanjian itu diingkari oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam.
Pembukaan Kota Makkah
Pada tahun 8 selepas penghijrahan ke Madinah, Muhammad berlepas ke Makkah. Pasukan Islam yang sebanyak 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat. Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa syarat. Muhammad kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Ka’bah dimusnahkan.
Referensi
- ^ a b c d e SUBHANI, Ja'far. Ar-Risalah: sejarah kehidupan Rasulullah saw. Jakarta: Lentera, 2002. ISBN 9798880137
- ^ a b LINGS, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Serambi, 2002. ISBN 9793335165
Nabi dan Rasul dalam Islam |
---|
Portal Islam |