Bahasa Bali: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
→Kosakata khas Bali: Mawidyawisata Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 226: | Baris 226: | ||
|- |
|- |
||
|dukun, tabib||balian||dhukun |
|dukun, tabib||balian||dhukun |
||
|}mawidya wisata |
|||
|} |
|||
=== Konsep geografis === |
=== Konsep geografis === |
Revisi per 25 Juli 2017 12.58
Bahasa Bali adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa. Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya, sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi dalemnya, Di Lombok bahasa Bali terutama dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain itu bahasa Osing, sebuah dialek Jawa khas Banyuwangi, juga menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa.
Fonologi
Vokal
Ada 6 vokal di dalam bahasa bali
Depan | Madya | Belakang | |
---|---|---|---|
Tertutup | i | u | |
Tengah | e | ə | o |
Terbuka | a |
Konsonan
Ada 18 konsonan di dalam Bahasa Bali:
Bibir | Gigi | Langit2 Keras |
Langit2 Lunak |
Celah Suara | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Letup | p | b | t | d | c | ɟ | k | g | ||
Sengau | m | n | ɲ | ŋ | ||||||
Desis | s | h | ||||||||
Getar / Sisi | r l | |||||||||
Hampiran | w | j |
Alofon
Sebuah ciri khas dan menjadi keistimewaan bahasa Bali ialah bahwa fonem eksplosif tak bersuara /t/ dilafazkan sebagai [t] pada posisi akhir, namun pada posisi awal dan tengah dilafazkan sebagai [ʈ] (t retrofleks).
Vokal /a/ pada posisi akhir terbuka dilafazkan sebagai [ĕ]. Misalkan kata Kuta, nama pantai termashyur di Bali, dilafazkan sebagai [k'uʈĕ].
Sukukata
Seperti bahasa Austronesia lainnya, bahasa Bali juga cenderung dengan kata-kata dwisukukata dan berbentuk KVKVK. Namun dalam mereduplikasi sebuah sukukata monosilabik berbentuk KVK, maka dalam bahasa Bali ini biasanya menjadi KVKKVK berbeda dengan bahasa Melayu dan Jawa:
Melayu | Bali | Jawa |
---|---|---|
kukus | kuskus | dang (bentuk berbeda) |
ngengat | ngetnget | ngĕngĕt |
Kekerabatan dan kosakata
Bahasa Bali dalam keluarga bahasa Austronesia sering ditengarai paling dekat berkerabat dengan bahasa Jawa. Namun hal ini tidaklah demikian. Bahasa Bali paling dekat dengan bahasa Sasak dan beberapa bahasa di pulau Sumbawa bagian barat. Kemiripannya dengan bahasa Jawa hanya karena pengaruh kosakata atas bahasa Jawa karena aktivitas kolonisasi Jawa pada masa lampau, terutama pada abad ke-14 Masehi. Bali ditaklukkan oleh Gajah Mada pada tahun 1343 Masehi. Bahkan dalam keluarga Austronesia, secara fonologis bahasa Bali lebih mirip bahasa Melayu daripada bahasa Jawa. Namun fonem /r/ pada posisi akhir dalam bahasa Melayu, seringkali menjadi /h/ pada bahasa Bali. Hal ini bisa terbukti dengan senarai perbandingan kosakata dasar bahasa Melayu, Bali, Jawa Kuna dan Jawa Baru:
Melayu | Bali | Jawa Kuna | Jawa Baru |
---|---|---|---|
dua | dua | rwa | ro, loro |
jalan | jalan | dalan | dalan |
dengar | dingěh | rĕngö | rungu |
jarum | jaum | dom | dom |
jauh | joh | adoh | adoh |
ada | ada | hana | ana |
beli | běli | wĕli, tuku | tuku |
jari, jeriji | jriji | (?) | driji |
betis, kaki | batis, bais | jöng, suku | sikil |
hidup | idup | hurip | urip |
air, ayer | yèh | wway | we, banyu |
buah | buah, woh | wwah | woh |
di | di | ri, ring | i, ing |
telur | taluh | antiga | tigan, ĕndhog |
jemur | jěmuh | (?) | pepe |
bunga | bunga | kambang sĕkar |
kĕmbang sĕkar |
nasi | nasi | sĕga sĕkul |
sĕga sĕkul |
hujan | ujan | hudan | udan |
- Perbandinagn Bahasa Bali dan Bahasa Banjar
Melayu | Bali | Banjar |
---|---|---|
telur | taluh | hintalu |
kaki, betis | batis, bais | batis |
perahu | jukung | jukung |
bulus | bedwang | bidawang |
hujan | ujan | ujan |
jari | jriji | jariji |
dengar | dingěh | dangar |
jemur | jěmuh | jamur |
jalan | jalan | jalan |
hidup | idup | hidup |
dua | dua | dua |
Pengaruh bahasa Jawa
Bahasa Bali banyak terpengaruh bahasa Jawa, terutama bahasa Jawa Kuna dan bahasa Sanskerta. Kemiripan dengan bahasa Jawa terutama terlihat dari tingkat-tingkat bahasa yang terdapat dalam bahasa Bali yang mirip dengan bahasa Jawa. Maka tak mengherankanlah jika bahasa Bali halus yang disebut basa Bali Alus Mider mirip dengan bahasa Jawa Krama. Banyak kata-kata Bali yang halus diambil dari bahasa Jawa:
Melayu | Bali | Jawa |
---|---|---|
sudah | sampun | sampun |
meninggal | seda | seda |
datang | rauh | rawuh |
dari | saking | saking |
arti | teges | tĕgĕs |
Kosakata khas Bali
Di atas sudah diapaparkan kosakata yang mirip dengan bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Sekarang kosakata khas Bali dipaparkan:
Melayu | Bali | Jawa |
---|---|---|
kau (kasar) | cai untuk laki-laki/nyai untuk wanita (kasar) | kowe |
sungai | tukad | sungay (Jawa Kuna) kali lepen |
yang | sane | ingkang, sing |
dukun, tabib | balian | dhukun |
mawidya wisata
Konsep geografis
Berbeda dengan banyak suku bangsa di dunia, namun masih mirip dengan suku bangsa penutur bahasa Austronesia lainnya, orang Bali dalam menentukan arah berorientasi bukan pada arah mata angin yang pasti namun pada letak kawasan geografis, pada kasus Bali ini pada letak gunung dan laut. Oleh karena itu arah mata angin bisa berubah-ubah sesuai tempatnya.
Kaja berarti arah menuju gunung. Oleh karena itu, terjemahan istilah 'kaja' dalam Bahasa Melayu adalah 'Utara' untuk masyarakat Bali Selatan, sementara terjemahannya untuk masyarakat Bali Utara, khususnya Buleleng, adalah 'Selatan'. Kelod berarti arah menuju laut. Berbalik dengan istilah 'kaja' diatas, jadi stilah 'kelod' dalam Bahasa Melayu adalah 'Selatan' untuk masyarakat Bali Selatan, sementara terjemahannya untuk masyarakat Bali Utara, khususnya Buleleng, adalah 'Utara'. Kauh berarti Barat, dan kangin berarti Timur. Hal ini sama untuk masyarakat Bali Selatan dan Bali Utara. Perbedaan tata-cara menyebut utara dan selatan ini sering menyebabkan kesalahpahaman jika orang Bali Selatan bertanya dalam Bahasa Bali kepada orang Bali Utara, karena perbedaan acuan. Acuan 'gunung' yang sering dipakai adalah titik pusat pulau Bali yaitu bagian pegunungan Batur dan Gunung Agung.
Jenis bahasa Bali
- Bahasa Bali Baku
- Bahasa Bali Aga
- Bahasa Bali Jawa
- ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bali". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Bali". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.