Lompat ke isi

Masa Bersiap: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 7: Baris 7:
== Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ==
== Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ==
Pada tanggal [[15 Agustus]] 1945 [[Tentara Kekaisaran Jepang]] [[Hari Kemenangan atas Jepang|menyerah kepada Sekutu]]. Karena kemenangan ini bukan karena penaklukkan kembali oleh [[Blok Sekutu|Tentara Sekutu]] atas Indonesia, Tentara Kekaisaran Jepang masih menduduki Indonesia, namun telah menerima perintah khusus untuk mempertahankan [[status quo]] sampai pasukan Sekutu tiba. Soekarno, Hatta, dan pimpinan Republik yang lebih senior ragu untuk bertindak dan tidak ingin memprovokasi konflik dengan pihak Jepang.<ref name="Ricklefs 1991, p. 210">Ricklefs (1991), p. 210</ref> Laksamana [[Tadashi Maeda]], yang takut akan kelompok 'pemuda' yang mudah terpancing dan tentara Jepang yang terdemoralisasi, menginginkan perpindahan kekuasaan yang cepat kepada para pemimpin senior Indonesia.<ref name="Ricklefs 1991, p. 210"/>
Pada tanggal [[15 Agustus]] 1945 [[Tentara Kekaisaran Jepang]] [[Hari Kemenangan atas Jepang|menyerah kepada Sekutu]]. Karena kemenangan ini bukan karena penaklukkan kembali oleh [[Blok Sekutu|Tentara Sekutu]] atas Indonesia, Tentara Kekaisaran Jepang masih menduduki Indonesia, namun telah menerima perintah khusus untuk mempertahankan [[status quo]] sampai pasukan Sekutu tiba. Soekarno, Hatta, dan pimpinan Republik yang lebih senior ragu untuk bertindak dan tidak ingin memprovokasi konflik dengan pihak Jepang.<ref name="Ricklefs 1991, p. 210">Ricklefs (1991), p. 210</ref> Laksamana [[Tadashi Maeda]], yang takut akan kelompok 'pemuda' yang mudah terpancing dan tentara Jepang yang terdemoralisasi, menginginkan perpindahan kekuasaan yang cepat kepada para pemimpin senior Indonesia.<ref name="Ricklefs 1991, p. 210"/>
Sementara kepemimpinan kelompok nasionalis yang lebih senior, termasuk Soekarno dan Hatta enggan terhadap perpindahan kekuasaan ini, anggota elit muda yang lebih muda yang sering disebut 'pemuda Indonesia', percaya bahwa mereka memiliki kewajiban untuk mendorong revolusi. Sebuah kelompok yang terkait dengan "[[Menteng 31]]" menculik Soekarno dan Hatta dan memaksa mereka untuk menyetujui untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal [[17 Agustus]] 1945, dua hari setelah Jepang menyerah terhadap Sekutu, Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Republik Indonesia di rumah Soekarno di Jakarta.<ref>Ricklefs (1991), page 213; {{cite book | last =Taylor | first =Jean Gelman | title =Indonesia: Peoples and History | publisher=Yale University Press | year =2003 | page = 325 | url = | isbn = 0-300-10518-5 }}; Reid (1973), page 30; Vickers (2005), p. 95</ref> Staf Indonesia sempat merebut radio Jakarta dari atasan Jepang mereka dan menyiarkan berita tentang deklarasi tersebut di seluruh Jawa.<ref>Taylor (2003), p. 323</ref>
Sementara kepemimpinan kelompok nasionalis yang lebih senior, termasuk Soekarno dan Hatta enggan terhadap perpindahan kekuasaan ini, anggota elit muda yang lebih muda yang sering disebut 'pemuda Indonesia', percaya bahwa mereka memiliki kewajiban untuk mendorong revolusi. Sebuah kelompok yang terkait dengan "[[Menteng 31]]" menculik Soekarno dan Hatta dan memaksa mereka untuk menyetujui untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal [[17 Agustus]] 1945, dua hari setelah Jepang menyerah terhadap Sekutu, Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Republik Indonesia di rumah Soekarno di Jakarta.<ref>Ricklefs (1991), page 213; {{cite book | last =Taylor | first =Jean Gelman | title =Indonesia: Peoples and History | publisher=Yale University Press | year =2003 | page = 325 | url = | isbn = 0-300-10518-5 }}; Reid (1973), page 30; Vickers (2005), p. 95</ref> Staf Indonesia sempat merebut radio Jakarta dari atasan Jepang mereka dan menyiarkan berita tentang deklarasi tersebut di seluruh Jawa.<ref>Taylor (2003), p. 323</ref> Bukan hanya seluruh Jawa, tetapi seluruh dunia, yaitu sbb :
Pada hari itu juga yaitu pada tanggal 17 agustus 1945 (pkl.09.20 waktu Tokyo) Waidan B Palenewen (Ka.Operator Radio Domei) menerima Teks Proklamasi dari Wartawan Domei Syahrudin, tanpa buang waktu memerintahkan Marconis yg sedang bertugas saat itu yaitu F. Wua (Bukan F.Wuz kesalahan ketik nama). untuk menyetop semua berita-berita yg sedang disiarkan saat itu untuk mendahului berita mengenai Kemerdekaan Republik Indonesia, berita Kemerdekaan RI itu tentu saja hanya dalam waktu 2 menit di terima oleh seluruh kantor cabang Domei yakni : di Bukit tinggi Padang, Bandung, Semarang, Jogya, Surabaya, Bali, Makasar Manado, Balik Papan, Banjarmasin, bahkan sampai kapal-kapal sekutu saat itu sudah sampai di laut Jawa pasti menangkap siaran Berita Proklamasi dari Domei tersebut (Sumber : Majalah Tempo Hal.10 edisi 16 Agustus 1975 tentang wawancara Tempo dengan F.Wua, dan tulisan Waidan B Palenewen yg ditulis khusus uuntuk Majalah Tempo Edisi tersebut).


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 25 Agustus 2017 20.31

Bersiap adalah sebuah istilah Belanda untuk sebuah periode dalam masa perang Kemerdekaan Republik Indonesia atau peralihan kekuasaan antara Tentara Kekaisaran Jepang di satu pihak ke Tentara Sekutu atau Republik Indonesia di sisi lain. Masa ini ditandai dengan terjadinya kekacauan dan banyak perampokan massal. Bangsa Eropa, orang Indo, dan Tionghoa yang kebanyakan menjadi korban. Biasanya masa ini ditetapkan dimulai pada tahun 1945 sampai 1947. Awal masa ini bermula dengan dijarah dan dirampoknya Depok oleh para Pemoeda atau Pelopor pada tanggal 9 Oktober 1945.[1] Depok waktu itu dikenal sebagai pusat tempat tinggalnya orang Indo.[1] Sedangkan masa akhir Bersiap biasanya ditetapkan selesai dengan munculnya aksi Agresi Militer Belanda I atau Aksi Polisi Belanda I pada bulan Januari 1947.[2] Namun pemerintah Belanda mendefinisikan masa ini lebih luas, yaitu dari Kapitulasi Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945 sampai pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.[3]

Istilah

Fase revolusi nasional Indonesia ini disebut "Bersiap" oleh orang-orang Indo Belanda (Eurasia) yang selamat dari periode penuh konflik ini dan digunakan dalam karya akademis Belanda dan Inggris. Istilah ini berasal dari seruan perang pro-Republik Indonesia dan seruan terus-menerus untuk mengangkat senjata: "Siap!" - "Siap!" yg terdengar ketika orang yang nampak sebagai musuh potensial revolusi memasuki daerah pro-republik.[4]

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 15 Agustus 1945 Tentara Kekaisaran Jepang menyerah kepada Sekutu. Karena kemenangan ini bukan karena penaklukkan kembali oleh Tentara Sekutu atas Indonesia, Tentara Kekaisaran Jepang masih menduduki Indonesia, namun telah menerima perintah khusus untuk mempertahankan status quo sampai pasukan Sekutu tiba. Soekarno, Hatta, dan pimpinan Republik yang lebih senior ragu untuk bertindak dan tidak ingin memprovokasi konflik dengan pihak Jepang.[5] Laksamana Tadashi Maeda, yang takut akan kelompok 'pemuda' yang mudah terpancing dan tentara Jepang yang terdemoralisasi, menginginkan perpindahan kekuasaan yang cepat kepada para pemimpin senior Indonesia.[5] Sementara kepemimpinan kelompok nasionalis yang lebih senior, termasuk Soekarno dan Hatta enggan terhadap perpindahan kekuasaan ini, anggota elit muda yang lebih muda yang sering disebut 'pemuda Indonesia', percaya bahwa mereka memiliki kewajiban untuk mendorong revolusi. Sebuah kelompok yang terkait dengan "Menteng 31" menculik Soekarno dan Hatta dan memaksa mereka untuk menyetujui untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, dua hari setelah Jepang menyerah terhadap Sekutu, Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Republik Indonesia di rumah Soekarno di Jakarta.[6] Staf Indonesia sempat merebut radio Jakarta dari atasan Jepang mereka dan menyiarkan berita tentang deklarasi tersebut di seluruh Jawa.[7] Bukan hanya seluruh Jawa, tetapi seluruh dunia, yaitu sbb : Pada hari itu juga yaitu pada tanggal 17 agustus 1945 (pkl.09.20 waktu Tokyo) Waidan B Palenewen (Ka.Operator Radio Domei) menerima Teks Proklamasi dari Wartawan Domei Syahrudin, tanpa buang waktu memerintahkan Marconis yg sedang bertugas saat itu yaitu F. Wua (Bukan F.Wuz kesalahan ketik nama). untuk menyetop semua berita-berita yg sedang disiarkan saat itu untuk mendahului berita mengenai Kemerdekaan Republik Indonesia, berita Kemerdekaan RI itu tentu saja hanya dalam waktu 2 menit di terima oleh seluruh kantor cabang Domei yakni : di Bukit tinggi Padang, Bandung, Semarang, Jogya, Surabaya, Bali, Makasar Manado, Balik Papan, Banjarmasin, bahkan sampai kapal-kapal sekutu saat itu sudah sampai di laut Jawa pasti menangkap siaran Berita Proklamasi dari Domei tersebut (Sumber : Majalah Tempo Hal.10 edisi 16 Agustus 1975 tentang wawancara Tempo dengan F.Wua, dan tulisan Waidan B Palenewen yg ditulis khusus uuntuk Majalah Tempo Edisi tersebut).

Referensi

  1. ^ a b Keppy (2006:50)
  2. ^ Keppy (2006:52)
  3. ^ Wet uitkeringen burger-oorlogsslachtoffers (Wubo)
  4. ^ Bayly, Christopher Harper, Tim ‘’Forgotten Wars, Freedom and revolution in Southeast Asia’’ (Publisher: Harvard University Press, 2006) ISBN 9780674021532 P.181 Googlebooks
  5. ^ a b Ricklefs (1991), p. 210
  6. ^ Ricklefs (1991), page 213; Taylor, Jean Gelman (2003). Indonesia: Peoples and History. Yale University Press. hlm. 325. ISBN 0-300-10518-5. ; Reid (1973), page 30; Vickers (2005), p. 95
  7. ^ Taylor (2003), p. 323