Maria: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tag: Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 45: | Baris 45: | ||
Bunda Maria bertempat tinggal di [[Kota Nazareth]], [[Galilea]]. Orang tua Bunda Maria Yakni [[Santo Yoakhim]] dan [[Santa Anna]] telah mempertunangkan Bunda Maria dengan [[Santo Yusuf]] dari Keluarga [[Daud]].<ref>{{Ayat|Lukas|1|26}}</ref> [[Malaikat Gabriel]] mewartakan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari [[Mesias]] yang dijanjikan [[Allah]] dengan cara mengandungnya melalui mukjizat dari [[Roh Kudus]].<ref>{{Ayat|Lukas|1|35}}</ref> Ketika [[Santo Yusuf]] diberitahukan Oleh Malaikat Gabriel mengenai kehamilan Bunda Maria dalam sebuah mimpi, dia terkejut; namun malaikat itu berpesan agar [[Santo Yusuf]] tidak gentar dan mengambil Bunda Maria sebagai isterinya. Santo Yusuf pun mematuhinya dengan secara resmi melengkapi ritus pernikahan itu.<ref>{{Ayat|Matius|1|18|25}}</ref> |
Bunda Maria bertempat tinggal di [[Kota Nazareth]], [[Galilea]]. Orang tua Bunda Maria Yakni [[Santo Yoakhim]] dan [[Santa Anna]] telah mempertunangkan Bunda Maria dengan [[Santo Yusuf]] dari Keluarga [[Daud]].<ref>{{Ayat|Lukas|1|26}}</ref> [[Malaikat Gabriel]] mewartakan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari [[Mesias]] yang dijanjikan [[Allah]] dengan cara mengandungnya melalui mukjizat dari [[Roh Kudus]].<ref>{{Ayat|Lukas|1|35}}</ref> Ketika [[Santo Yusuf]] diberitahukan Oleh Malaikat Gabriel mengenai kehamilan Bunda Maria dalam sebuah mimpi, dia terkejut; namun malaikat itu berpesan agar [[Santo Yusuf]] tidak gentar dan mengambil Bunda Maria sebagai isterinya. Santo Yusuf pun mematuhinya dengan secara resmi melengkapi ritus pernikahan itu.<ref>{{Ayat|Matius|1|18|25}}</ref> |
||
Karena |
Karena [[Malaikat Agung Gabriel]] telah memberitahukan Kepada Bunda Maria bahwa Elizabet, yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung. Bunda Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu yang tinggal Kota Yuttah, Yudea. <ref>{{Ayat|Lukas|1|56|57}}</ref> [[Octavius Agustus]], Yang merupakan Seorang Kaisar dari [[Kekaisaran Romawi]], mengeluarkan Sebuah Perintah, yg Berisi bahwa Seluruh rakyat [[Kekaisaran Romawi]] harus Pulang ke Kampung halaman nya masing-masing <ref>{{Ayat|Lukas|2|1}}</ref> yang menitahkan agar Yusuf dan sanak keluarganya pergi ke [[Betlehem]],<ref>{{Ayat|Mikha|5|2}}</ref> sekitar 80 atau 90 mil (kurang lebih 130 km) dari Nazareth, untuk mengikuti [[sensus]]. Ketika mereka berada di Betlehem, Maria melahirkan putera sulungnya; namun karena tidak ada tempat bagi mereka di penginapan (tempat bernaung yang disediakan bagi orang-orang asing,<ref>{{Ayat|Lukas|2|6|7}}</ref> dia harus menggunakan sebuah [[palungan]], atau tempat makan hewan, sebagai buaian bayi. |
||
Sesudah delapan hari, anak itu di[[sunat]] dan dinamai Yesus, menurut instruksi yang diberikan oleh "malaikat Tuhan" kepada Yusuf setelah Maria menerima anunsiasi, karena nama ini menunjukkan bahwa "dia [akan] menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka".<ref>{{Ayat|Matius|1|25}}, {{Ayat|Lukas|2|21}}; bdk. {{Ayat|Matius|1|21}}</ref> |
Sesudah delapan hari, anak itu di[[sunat]] dan dinamai Yesus, menurut instruksi yang diberikan oleh "malaikat Tuhan" kepada Yusuf setelah Maria menerima anunsiasi, karena nama ini menunjukkan bahwa "dia [akan] menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka".<ref>{{Ayat|Matius|1|25}}, {{Ayat|Lukas|2|21}}; bdk. {{Ayat|Matius|1|21}}</ref> |
Revisi per 11 Januari 2022 09.04
Maria (Mary) | |
---|---|
Lahir | September 8 (menurut tradisi; Kelahiran Maria) kr. 18 BC[1] |
Kota asal | |
Suami/istri | Santo Yusuf |
Anak | Yesus,[a] |
Orang tua | Orangtua Maria tidak diketahui, namun menurut beberapa tulisan apokrif dan beberapa tradisi denominasional, nama mereka adalah Yoakim and Anna. Beberapa tradisi denominasial juga percaya bahwa Eli dan istrinya adalah orang tua dari Maria. Keduanya sangat diperdebatkan. |
Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
Portal Kristen |
Maria (Aram-Yahudi: מרים Maryām "pahit"; bahasa Yunani Septuaginta: Μαριαμ Mariam, Μαρια Maria; bahasa Arab: مريم Maryam) adalah ibu (Nabi Isa) menurut Al-Qur'an[2] dan Ibu Yesus Kristus menurut Alkitab Perjanjian Baru. Bunda Maria merupakan tunangan yang kemudian menjadi istri Santo Yusuf menurut Agama Kristen.[3]
Menurut sumber-sumber Non-Kanonik, Orangtua Bunda Maria adalah Santo Yoakhim dan Santa Anna (Hana). Sebuah catatan dalam Talmud mengatakan bahwa nama ayahnya adalah "Heli" atau "Eli" yang disebutkan dalam Kitab Lukas.[4] Menurut Al-Qur'an, ayah Maryam adalah Imran, yang namanya diabadikan dalam Surah Ali Imran (artinya Keluarga Imran).
Berbeda dengan keyakinan dalam Agama Islam, Penganut Kristen percaya bahwa Bunda Maria, yang saat itu seorang Perawan, mengetahui dari Malaikat Gabriel, Yakni utusan Allah, bahwa ia akan mengandung Sang Juruselamat Yaitu Yesus Kristus, anak dari Allah yang hidup, melalui mukjizat dari Roh Kudus.
Bunda Maria banyak diagungkan di kalangan orang Kristen, khususnya di lingkungan Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks.Pesta kelahiran Bunda Maria dirayakan di kalangan Gereja Ortodoks, Gereja Katolik Roma, dan Gereja Anglikan pada 8 September.
Gelar-gelar Bunda Maria
Gelar-gelar Bunda Maria yang paling lazim adalah Perawan Terberkati Maria, Bunda Kita (Notre Dame, Nuestra Señora, Madonna).
Gereja Ortodoks dan Gereja Katolik, Menyebut Bunda Maria Sebagai "Bunda Allah" (Theotokos). Gelar bagi Bunda Maria ini diakui dalam Konsili Ekumenis III di Kota Efesus pada Tahun 431 Masehi. Makna Teologis yang terkandung dalam gelar ini adalah bahwa putera Bunda Maria Yaitu Yesus Kristus, adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia, dan bahwa dua sifat Yesus (Illahi dan insani) dipersatukan dalam satu Pribadi tunggal.
Terdapat pula gelar Bunda Maria sebagai Bunda Berbelas Kasih (Mater Misericordiae).
Catatan sejarah
Maria dalam Perjanjian Baru
Bunda Maria merupakan kerabat dari Elizabet, istri dari Imam Zakaria.[5]
Bunda Maria bertempat tinggal di Kota Nazareth, Galilea. Orang tua Bunda Maria Yakni Santo Yoakhim dan Santa Anna telah mempertunangkan Bunda Maria dengan Santo Yusuf dari Keluarga Daud.[6] Malaikat Gabriel mewartakan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari Mesias yang dijanjikan Allah dengan cara mengandungnya melalui mukjizat dari Roh Kudus.[7] Ketika Santo Yusuf diberitahukan Oleh Malaikat Gabriel mengenai kehamilan Bunda Maria dalam sebuah mimpi, dia terkejut; namun malaikat itu berpesan agar Santo Yusuf tidak gentar dan mengambil Bunda Maria sebagai isterinya. Santo Yusuf pun mematuhinya dengan secara resmi melengkapi ritus pernikahan itu.[8]
Karena Malaikat Agung Gabriel telah memberitahukan Kepada Bunda Maria bahwa Elizabet, yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung. Bunda Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu yang tinggal Kota Yuttah, Yudea. [9] Octavius Agustus, Yang merupakan Seorang Kaisar dari Kekaisaran Romawi, mengeluarkan Sebuah Perintah, yg Berisi bahwa Seluruh rakyat Kekaisaran Romawi harus Pulang ke Kampung halaman nya masing-masing [10] yang menitahkan agar Yusuf dan sanak keluarganya pergi ke Betlehem,[11] sekitar 80 atau 90 mil (kurang lebih 130 km) dari Nazareth, untuk mengikuti sensus. Ketika mereka berada di Betlehem, Maria melahirkan putera sulungnya; namun karena tidak ada tempat bagi mereka di penginapan (tempat bernaung yang disediakan bagi orang-orang asing,[12] dia harus menggunakan sebuah palungan, atau tempat makan hewan, sebagai buaian bayi.
Sesudah delapan hari, anak itu disunat dan dinamai Yesus, menurut instruksi yang diberikan oleh "malaikat Tuhan" kepada Yusuf setelah Maria menerima anunsiasi, karena nama ini menunjukkan bahwa "dia [akan] menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka".[13]
Setelah bayi Yesus berusia 40 hari, maka upacara-upacara tradisional tersebut dilanjutkan dengan penyerahan Yesus kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem sesuai dengan aturan hukum bagi anak-anak sulung.
Hal ini kemudian diikuti oleh kunjungan orang-orang majus dari Timur, pengungsian Yusuf beserta Maria dan Yesus ke Mesir, kembalinya mereka dari sana setelah mangkatnya Raja Herodes Agung sekitar tahun 2 atau 1 Sebelum Masehi, dan menetap di Nazaret (Matius 2). Maria tampaknya menetap di Nazaret selama kira-kira tiga puluh tahunan tanpa peristiwa-peristiwa istimewa. Dia terlibat dalam satu-satunya peristiwa di awal kedewasaan Yesus yang tercatat dalam Perjanjian Baru: pada usia dua belas tahun, Yesus terpisah dari orang tuanya dalam perjalanan pulang mereka dari perayaan Paskah Yahudi di Yerusalem lalu ditemukan di tengah para guru di Bait Allah.[14] Kemungkinan besar antara peristiwa tersebut sampai dengan permulaan tampilnya Yesus ke depan umum, Maria menjadi janda, karena Yusuf tidak disebut-sebut lagi.
Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dan dicobai oleh iblis di padang gurun, Maria hadir ketika Yesus mengerjakan mujizat pertamaNya di hadapan umum pada pesta pernikahan di Kana dengan mengubah air menjadi anggur berkat perantaraan Maria.[15] Selanjutnya dalam beberapa peristiwa Maria hadir bersama "saudara-saudara" (Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas) serta "saudari-saudari" Yesus yang tidak disebutkan nama-namanya.[16] Maria juga dilukiskan hadir pada peristiwa penyaliban Yesus, berdiri di dekat "murid yang dikasihi Yesus" bersama saudarinya Maria Klopas (kemungkinan besar Maria Klopas adalah orang yang sama dengan Maria ibu Yakobus muda dan Yusuf yang disebutkan dalam,[17] serta Maria Magdalena.[18] Pada daftar itu Matius 27:55 menambahkan "ibu anak-anak Zebedeus", yang diduga bernama Salome yang disebut-sebut dalam Markus 15:40, serta wanita-wanita lain yang telah mengikuti Yesus dari Galilea dan melayaniNya (disebutkan dalam Injil Matius dan Markus). Maria, menggendong jenazah puteranya, meskipun tidak tertulis dalam injil, merupakan motif yang umum dalam seni, yang disebut "pietà" atau "kesalehan".
Menurut Kisah Para Rasul, sesudah kenaikan Yesus ke surga, kurang-lebih 120 jiwa berkumpul di Kamar Atas pada peristiwa terpilihnya Matias untuk mengisi posisi Rasul yang ditinggalkan Yudas Iskariot, di mana Maria adalah satu-satunya orang yang disebutkan namanya selain ke-12 rasul serta para kandidat.[19] Sejak peristiwa ini, namanya menghilang dari Alkitab, meskipun beberapa golongan Kristiani yang meyakini bahwa Maria sekali lagi digambarkan sebagai Wanita surgawi dalam Wahyu.[20]
Kematiannya tidak tercatat dalam Alkitab.
Tulisan-tulisan dan tradisi-tradisi umat Kristen selanjutnya
Menurut Injil Yakobus, yang, meskipun bukanlah bagian dari Kitab Perjanjian Baru, berisi materi biografis mengenai Maria yang dianggap "dapat dipercaya" oleh beberapa kalangan Kristiani Ortodoks dan Katolik, Maria adalah puteri dari Yoakim dan Ana. Sebelum mengandung janin Maria, Ana mandul, dan kedua orang tua Maria sudah berusia lanjut ketika dia dikandung. Mereka membawa Maria untuk tinggal di Bait Allah di Yerusalem ketika umurnya baru tiga tahun, sangat mirip dengan peristiwa Hana membawa Samuel untuk tinggal di Tabernakel, sebagaimana yang tercatat dalam Kitab Perjanjian Lama dan Tanakh (Alkitab Ibrani).
Menurut tradisi Katolik Romawi dan Ortodoks Timur, antara tiga sampai lima belas tahun sesudah kenaikan Kristus, di Yerusalem atau Efesus, Maria meninggal dunia; disaksikan para rasul Kristus. Selanjutnya, ketika para rasul membuka makamnya, ternyata kosong, sehingga mereka menyimpulkan bahwa dia telah diangkat secara badaniah ke Surga. ("Makam Maria" - sebuah makam di Yerusalem diyakini sebagai makam Maria, namun makam itu baru dikenal pada abad ke-6.)
Maria dalam Islam
Dalam Islam, Maria diketahui sebagai Maryam (bahasa Arab: مريم), Ibu dari Isa (bahasa Arab: عيسى بن مريم dibaca Isa bin Maryam, artinya "Isa putra Maryam"). Maryam adalah salah satu wanita dari empat wanita yang dianggap paling agung dan mulia yang pernah hidup di dunia dalam Islam, di samping Asiah istri Firaun, Khadijah istri Nabi Muhammad ﷺ, dan Fatimah putri Nabi Muhammad ﷺ. Beliau sering disebut dengan gelar kehormatan Sayyidatuna, yang berarti "Wanita kami" dalam bahasa Arab; gelar ini sejajar dengan Sayyiduna ("tuan kami") yang sering digunakan untuk menyebutkan para Nabi.[21] Maria adalah satu-satunya wanita yang disebut dalam Al-Qur'an, beliau disebut sebanyak tujuh puluh kali dalam Al-Qur'an dan secara eksplisit dijelaskan bahwa dirinya sebagai wanita yang mulia dan ditinggikan derajatnya oleh Tuhan.[22] Dalam Al-Qur'an, terdapat sebuah Surat (bab) yang berjudul "Maryam" (bahasa Arab: سورة مريم ; dibaca "Surah Maryam") yang mengisahkan tentang Maryam, bab ini merupakan satu-satunya bab dalam Al-Qur'an yang dinamai berdasarkan seorang wanita. Surah Maryam dalam Qur'an mengisahkan tentang Maryam (Maryam) dan Isa (عليه السلام).[23]
Dalam Al-Qur'an, Allah Berfirman dalam Surah Ali Imran:
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).
- — Al-Qur'an, Surah Ali Imran bab 3, ayat 42
Maria dalam agama-agama non-Abrahamik
Beberapa penganut agama-agama non-Abrahamik (non-Samawi), khususnya para penganut agama Wicca, menghubung-hubungkan Maria dengan Ibu Pertiwi dalam pelbagai tradisi Neo-pagan. Beberapa umat Buddha bahkan pernah menghubung-hubungkan Maria dengan Kwan-Yin, Bodhisattva Welas-Asih yang dihormati oleh berbagai sekte Buddha di Tiongkok. Para penganut agama Santeria menganggap Maria (sebagai Bunda Maria dari Regla) adalah Dewi Yemaja, dan Maria (sebagai "Virgen de la Caridad del Cobre") adalah Dewi Oshun.
Dalam hal ini, perbedaan dengan sudut pandang agama Kristiani adalah Maria sungguh adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat mulia, terpuji di antara wanita, memiliki posisi yang istimewa di mata Tuhan, namun tetaplah bukan seorang dewi ataupun makhluk setengah Tuhan. Ia tetap manusia biasa yang berkenan di mata Tuhan.
Maria dan Shakespeare
Pada abad ke-16 di Inggris, penghormatan terhadap Maria menjadi sebuah isu sentral dalam kontroversi umum menyangkut makna ayat-ayat Kitab Suci, citra-citra religius, dan praktik-praktik religius dalam kehidupan Kristiani. Beberapa tokoh terkemuka di Inggris pada abad ke-16 menganggap ziarah ke tempat-tempat ziarah yang didirikan untuk menghormati Maria serta berdoa rosario itu tidak-Alkitabiah, "takhyul", dan/atau pemberhalaan. Sejak tahun 1535 sampai 1538, di bawah perintah Raja Henry VIII, seluruh tempat-tempat ziarah Kristiani di Inggris dihancurkan karena para reformer Protestan percaya bahwa tempat-tempat itu berpengaruh buruk terhadap kerohanian masyarakat. Banyak dari tempat-tempat ziarah yang dihancurkan tersebut adalah tempat-tempat ziarah yang didirikan untuk menghormati Maria, di antaranya adalah tempat ziarah Our Lady of Walsingham yang sangat populer, serta berbagai pusat ziarah lainnya di Ipswich, Worcester, Doncaster, dan Penrise. Tempat ziarah Our Lady of Walsingham telah diziarahi oleh dua dari kelima isteri Henry, yakni Catharina dari Aragon dan Anne Boleyn. Kedua wanita itu juga wafat sekitar waktu penghancuran tempat ziarah tersebut pada tahun 1538.
Pada saat yang sama, "Maria" atau "Mary" dalam Bahasa Inggris secara dramatis kian populer sebagai nama yang diberikan untuk bayi-bayi perempuan di Inggris pada abad ke-16. Sekitar tahun 1500, di Warwick County, Inggris, mungkin hanya ada 1% bayi perempuan yang diberi nama Mary. Sekitar tahun 1600, jumlah bayi perempuan yang diberi nama Mary meningkat hingga sekitar 10%. Perubahan ini terasa luar biasa, mengingat adanya upaya ekstensif dari pemerintah pada masa itu untuk menghilangkan sama sekali penghormatan terhadap citra-citra Maria, dan untuk mengarahkan peribadatan Kristiani kepada kata-kata yang tertulis.
William Shakespeare memiliki apresiasi yang kuat terhadap kontroversi menyangkut "Maria" dalam kehidupan Kristiani. Kesadaran akan kaitan antara kata-kata serta citra-citra, dan para pemeran, bayang-bayang, serta tokoh-tokoh yang sesungguhnya, senantiasa muncul dalam karya Shakespeare. Drama Romeo and Juliet, Bagian ke-1, Babak ke-5, berisi sebuah dialog, disusun secara formal dalam bentuk sebuah soneta, yang menggunakan peziarahan ke tempat ziarah Maria untuk mengungkapkan usaha Romeo untuk merayu Juliet. Babak terakhir dari The Winter's Tale berisi instruksi-instruksi dari Paulina, yang menempatkan Perdita dalam posisi untuk meminta pada patung Hermione agar mendoakannya, mirip dengan peziarah di tempat-tempat ziarah Maria yang berdoa di depan sebuah citra Maria. Menurut beberapa kritikus, huru-hara menyangkut Maria dalam sejarah Inggris pada abad ke-16 sangat erat kaitannya dengan perkembangan teater Shakespeare.
Penggambaran
Maria telah digambarkan dalam beberapa film:
- Linda Darnell, The Song of Bernadette, 1943
- Angela Clarke, The Miracle of Our Lady of Fatima, 1951
- Siobhán McKenna, King of Kings, 1961
- Olivia Hussey, Jesus of Nazareth, 1977
- Verna Bloom, The Last Temptation of Christ, 1988
- Maia Morgenstern, The Passion of the Christ, 2004
- Keisha Castle-Hughes, The Nativity Story, 2006
Lihat pula
Catatan
Referensi
- ^ Pevehouse, James (2010). Spiritual Truths (edisi ke-1st). Pittsburgh: Dorrance Publishing Company. hlm. 110. ISBN 9781434903044.
- ^ Al-Qur'an, Surat Ali Imran; ayat 45 https://quran.com/3/45
- ^ Matius 1:18-20, Lukas 1:35
- ^ Talmud Yerushalmi, Hag. chap.2, 11a; text bahasa Ibrani di http://www.mechon-mamre.org/b/r/r2b.htm, adalah sebagai berikut: למרים ברת עלי "Maria binti Eli"
- ^ Lukas 1:5, 1:36
- ^ Lukas 1:26
- ^ Lukas 1:35
- ^ Matius 1:18-25
- ^ Lukas 1:56-57
- ^ Lukas 2:1
- ^ Mikha 5:2
- ^ Lukas 2:6-7
- ^ Matius 1:25, Lukas 2:21; bdk. Matius 1:21
- ^ Lukas 2:41-52
- ^ Yohanes 2:1-11
- ^ Matius 13:54-56, Markus 6:3, Kisah Para Rasul 1:14
- ^ Matius 27:55, bdk. Markus 15:40
- ^ Yohanes 19:25-26
- ^ Kisah Para Rasul 1:12-26, khususnya ayat 14, meskipun disebutkan dalam ayat ini bahwa saudara-saudara Yesus juga hadir
- ^ Wahyu 12:1
- ^ Glassé, Cyril (2008). "Mary". The New Encyclopedia of Islam (edisi ke-3rd). Plymouth, United Kingdom: Rowman & Littlefield Publishers, Inc. hlm. 340–341. ISBN 9780742562967. Diakses tanggal 2 June 2016.
- ^ J.-M. Abd-el-Jalil, Marie et l'Islam, Paris 1950
- ^ Surah Maryam dalam Al-Qur'an
Bacaan lanjutan
- Orestes Brownson, Saint Worship and the Worship of Mary, Sophia Institute Press, 2003, ISBN 1-928832-88-1
- Chantal Epie, The Scriptural Roots of Catholic Teaching, Sophia Institute Press, 2002, ISBN 1-928832-53-9
- William A. Jurgens, The Faith of the Early Fathers
- Jaroslav Pelikan, Mary Through the Centuries: Her Place in the History of Culture, Yale University Press, 1998, hardcover, 240 pages ISBN 0-300-06951-0; trade paperback, 1998, 240 pages, ISBN 0-300-07661-4
Pranala luar
- (Indonesia) Novena Tiga Salam Maria
- (Inggris) Christian Beliefs about Mary Diarsipkan 2012-01-06 di Wayback Machine.
- (Inggris) 632 pictures of the Virgin
- (Inggris) Munificentissimus Deus
- (Inggris) Bernard Orchard, The Betrothal and Marriage of Mary to Joseph, Part 1; Part 2
- (Inggris) Bernard Orchard, Summary of the article's argumentation and chronological chart Diarsipkan 2005-12-31 di Wayback Machine.
- (Inggris) St Mary in Indian Orthodox tradition
- (Inggris) The Sense of Mary and Shakespeare in Sixteenth-Century England
- (Inggris) American Catholic - Blessed Virgin Mary - The First Disciple
- (Inggris) Criticism of the veneration of Mary Diarsipkan 2005-04-05 di Wayback Machine.
- (Inggris) The Unknown Lives of Jesus and Mary Diarsipkan 2005-11-25 di Wayback Machine. from the Apocrypha and other little known sources.
- (Inggris) Makam Maria
- (Inggris) Makam Maria
- (Inggris) Studi mengenai sang perawan yang terberkati dalam kitab suci