Lompat ke isi

Bahasa Palembang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 1.139: Baris 1.139:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Bahasa Melayu Palembang merupakan bentuk amalgamasi linguistik [[bahasa Melayu]] dan bahasa yang lainnya di antara [[bahasa Minangkabau]] (''Baso Minangkabau'') dan [[bahasa Jawa]] (''Basa Jawa'') yang lahir disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Melayu Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Sumatra (yang termasuk juga Palembang di Sumatra Selatan) pernah berada di bawah kekuasaan langsung Kemaharajaan [[Sriwijaya]] untuk masa yang cukup lama khususnya selama era dinasti [[Syailendra]]<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} dan kemaharajaan [[Majapahit]], yang menyebabkan varietas lingustik dalam [[bahasa Melayu]] dan bahasa-bahasa daerah di sekitarnya sangat dipengaruhi oleh [[bahasa Jawa]], yang merasuk hingga ke kosakata intinya.<ref name="tadmor">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang|conference=5th International Symposium on Indonesian Linguistics|location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref> Pernyataan tersebut didukung oleh [[McDonnell]] (2016), yang menyebutkan bahwa bahasa Melayu Palembang adalah sebuah ''[[:en:Koiné language|koiné language]]'' ({{trans}} 'bahasa campuran') yang lahir di Palembang dan wilayah sekitarnya.{{sfn|McDonnell|2016|p=35}}
Bahasa Melayu Palembang merupakan bentuk amalgamasi linguistik [[bahasa Melayu]] dan bahasa yang lainnya di antara [[bahasa Minangkabau]] (''Baso Minangkabau'') dan [[bahasa Jawa]] (''Basa Jawa'') yang lahir disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Melayu dan etnis lainnya antara lain etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Melayu Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Sumatra (yang termasuk juga Palembang di Sumatra Selatan) pernah berada di bawah kekuasaan langsung Kemaharajaan [[Sriwijaya]] untuk masa yang cukup lama khususnya selama era dinasti [[Syailendra]]<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} dan kemaharajaan [[Majapahit]], yang menyebabkan varietas lingustik dalam [[bahasa Melayu]] dan bahasa-bahasa daerah di sekitarnya sangat dipengaruhi oleh [[bahasa Jawa]], yang merasuk hingga ke kosakata intinya.<ref name="tadmor">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang|conference=5th International Symposium on Indonesian Linguistics|location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref> Pernyataan tersebut didukung oleh [[McDonnell]] (2016), yang menyebutkan bahwa bahasa Melayu Palembang adalah sebuah ''[[:en:Koiné language|koiné language]]'' ({{trans}} 'bahasa campuran') yang lahir di Palembang dan wilayah sekitarnya.{{sfn|McDonnell|2016|p=35}}


[[William Marsden]] mencatat dua ragam bahasa berbeda yang digunakan di Palembang pada abad ke-18. Bahasa di keraton adalah dialek [[bahasa Melayu]] dan [[Bahasa Jawa|Jawa]] variasi halus dengan campuran kosakata asing, sementara bahasa sehari-hari penduduk Palembang adalah dialek [[bahasa Melayu]] dan [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]] yang berciri utama memiliki pengucapan 'o' di posisi akhir kata.{{sfn|Marsden|1811|p=562}}
[[William Marsden]] mencatat dua ragam bahasa berbeda yang digunakan di Palembang pada abad ke-18. Bahasa di keraton adalah dialek [[bahasa Melayu]] dan [[Bahasa Jawa|Jawa]] variasi halus dengan campuran kosakata asing, sementara bahasa sehari-hari penduduk Palembang adalah dialek [[bahasa Melayu]] dan [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]] yang berciri utama memiliki pengucapan 'o' di posisi akhir kata.{{sfn|Marsden|1811|p=562}}

Revisi per 11 Maret 2022 05.36

Bahasa Melayu Palembang
بهاس ملايو ڤاليمبڠ
BPS: 0051 0
باسا ڤليمباڠ
Baso Palembang
Dituturkan diIndonesia
Wilayah Sumatra Selatan
EtnisMelayu Palembang
Penutur
3,1 juta (2000)[1]
Lihat sumber templat}}
DialekDialek-dialek dalam bahasa Melayu Palembang:
Aksara Arab Melayu
Aksara Latin
SumberPedoman Ejaan Bahasa Palembang[2]
Status resmi
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
  • Balai Bahasa Palembang
Kode bahasa
ISO 639-3plm
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
mui-plm
Glottologpale1265[3]
pale1267[4]
pale1268[5]
Linguasfer31-MFA-dh
IETF
BPS (2010)0051 0
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC2 Provincial
Bahasa Palembang dikategorikan sebagai C2 Provincial menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di berbagai wilayah ataupun bahasa yang dituturkan pada tingkat antar-provinsi
Referensi: [6]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Palembang
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 2°59′0″S 104°45′52″E / 2.98333°S 104.76444°E / -2.98333; 104.76444 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Melayu Palembang (Aksara Arab Melayu: بهاس ملايو ڤاليمبڠ) atau disebut Bahasa Palembang adalah dialek dari bahasa Melayu yang dituturkan oleh suku Melayu Palembang yang mayoritas mendiami daerah Palembang, Banyuasin dan Sebagian Timur OKI di Sumatra Selatan.[7]

Penggunaan bahasa Palembang diakui secara resmi oleh pemerintah Provinsi Sumatra Selatan sebagai salah satu bahasa pribumi Sumatra Selatan yang wajib dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu upaya penggiatan sosialisasi dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yang didukung oleh Kementerian Agama Republik Indonesia mengadakan peluncuran Al-Qur'an (kitab suci umat Islam) dengan terjemahan bahasa Palembang halus yang dirilis oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan[8] pada tahun 2019.[9][10][11]

Bahasa Palembang tingkatan Palembang Jegho (alias Palembang Alus) juga masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang sejak 2021.[12]

Fonologi

Dunggio (1981) mendata 30 fonem dalam bahasa Palembang, dengan rincian 24 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal.[13] Namun studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 25 fonem dalam bahasa Palembang, yang disebabkan oleh analisa ulang konsonan /z/ sebagai alofoni dari /s/ dan /d͡ʒ/.[14]

Vokal

Depan Madya Belakang
Tertutup /i/ /u/
1/2 Tertutup /e/ /o/
Tengah /ə/
Terbuka /a/

Dalam suku kata tertutup, /i/ dan /u/ dilepaskan sebagai bentuk alofoninya, yakni [ɪ] dan [ʊ].[15]

Konsonan

Dwi-
bibir
Rongga-
gigi
Pask. Ronggi.
langit-
langit
langbel. Celah-
suara
Sengau /m/ /n/ /ɲ/ ny /ŋ/ ng
letup/gesek nirsuara /p/ /t/ /t͡ʃ/ c /k/ /ʔ/ q,'
bersuara /b/ /d/ /d͡ʒ/ j /g/
Frikatif nirsuara /f/ /s/ /h/
bersuara /z/ /ʃ/ sy /ɣ/ gh ~/r/
Hampiran Semivokal /w/ /j/ y
Sisian /v/ /l/

Dialek

Bahasa Melayu Palembang memiliki ragam variasi dialek yang dapat dikenali melalui perbedaan fonologi, aksentologi, maupun idiomatologi yang umumya terbagi kedalam distribusi penggolongan melalui beberapa metode, yakni baik secara regional geografis maupun sosiokultural.

Klasifikasi

Tingkatan

Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan linguistik, yaitu Baso Palembang Jegho alias Baso Palembang Alus (kerap diidentifikasi juga sebagai Bebaso) dan Baso Palembang Sari-Sari. Baso Palembang Jegho alias Baso Palembang Alus dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam upacara adat Melayu Palembang.

Bahasa Palembang secara umum memiliki unsur serapan linguistik dari bahasa Melayu yang kental dikarenakan adanya hubungan historis Kemaharajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam dengan kerajaan di Semenanjung Malaya dan pulau Jawa yaitu Kerajaan Malaka dan kerajaan Mataram yang pernah menguasai wilayah Palembang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata dalam bahasa Palembang (khususnya pada Palembang Jegho alias Palembang Alus) memiliki persamaan karakteristik dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa.

Sebagai hasil realisasi upaya pemerintah Sumatra Selatan sejak tahun 2002 dalam pelestarian bahasa Palembang, pada tahun 2021 Palembang Jegho (alias Palembang Alus) secara resmi masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang.[16]

Kosakata

Berikut merupakan contoh kosakata untuk bilangan dalam bahasa Palembang:

Bahasa Melayu Palembang (Sari-Sari) Bahasa Palembang Bebaso (Jegho/Alus) Arti dalam bahasa Indonesia[17] Dalam angka
  • Sikok
  • Eso
Sios Satu 1
Duo Kale Dua 2
Tigo Telu Tiga 3
Empat Sekawan Empat 4
Limo Gangsal Lima 5
Selaweh Selaweh Dua puluh lima 25

Umum

Bahasa Melayu Palembang (Sari-Sari) Bahasa Palembang Bebaso (Jegho/Alus) Arti dalam bahasa Indonesia[18]
Agam Agam Suka
Asak - Asal
Awak Niko Kamu
Azab Azab Azab
Azam Azam Niat
Bae - Saja
Balen - Ulang
Bala - Kelahi
Balak - Masalah
Baseng - Terserah
Baso Baso Bahasa
Bengak - Bodoh
Bingen Bingen Zaman dahulu
Buntang - Bangkai
Buyan - Bodoh
Cacam - Wah
  • Cakmano
  • Makmano
Makpundi Bagaimana
  • Cakini
  • Makini
Makniki Begini
Campak - Jatuh
Caro - Cara
  • Baek
  • Elok
  • Cindo
  • Alap
Sae
  • Baik
  • Bagus
Cinto - Cinta
Cucung - Cucu
Cugak - Kecewa
  • Dak
  • Idak
-
  • Tak
  • Tidak
Dalu Dalu Tengah malam
Dendak - Enggan
Dengen Dengen Dengan
Denget Denget Sebentar
Desau - Risau
  • Doken
  • Dulu
- Dulu
Ecak-ecak Ecak-ecak Pura-pura
Ekar - Kelereng
Emak Emek Ibu
Faseh - Fasih
Filasat - Filasat
Galak Ayun Mau
  • Galo
  • Segalo
  • Danten
  • Sedanten
  • Semua
  • Seluruh
Gek Gek Nanti
Gerobok - Lemari
Gino - Amat
Iwak Iwak Ikan
Iyo Engge
  • Iya
  • Ya
  • Jegho
  • Jero
  • Jeru
  • Jegho
  • Jero
  • Jeru
  • Dalam
  • Bangsawan
Jelit - Seringai
Jingok - Lihat
Julak - Dorong
Jurai - Keturunan
Kacek - Selisih
Kagek - Nanti
Kambang - Kolam
Kelenger Kelenger -
Kendak - Hendak
Kepekan Kepekan Contekan
Kerjo Gawe
  • Kerja
  • Perilaku
Ketek - Perahu
Kiuk - Bohong
Klepeh - Dompet
Kocek Kocek Kupas
Kodak - Sempat
Kereto - Speda
Kulu kilir - Hilir mudik
  • Lading
  • Ladeng
  • Lading
  • Ladeng
Pisau
Lago - Tengkar
  • Laju
  • Lajuke
-
  • Jadi
  • Jadikan
Lantak - Gara-gara
Lebor - Libur
Lebak - Rawa
Lemak - Enak
Linjangan - Pacaran
Lokak - Kerjaan
Lolo - Tolol
Luan Luan Depan
Lum - Belum
Madaki - Masa sih
Makini Makniki Zaman kini
Mamang Mamang Paman
Melok Melok Ikut
Mengot Mengot Miring
Meseng Meseng Berak
  • Nan
  • Yang
Nan Yang
Nian - Benar
Nianan - Benaran
  • Nyai
  • Nyek
  • Nyai
  • Nyek
Nenek
Nyampak - Jatuh
Nyenyes - Cepu
Olai - Nipu
Oncak - Jagoan
Oplet - Angkot
Ota'i - Bohong
Pacak Pacak Bisa
Pake - Pakai
  • Pasak
  • Pasagh
- Pasar
Pati - Santan
Payo - Ayo
  • Pecak
  • Ma'kayo
  • Pecak
  • Cak
  • Mak
  • Tampak
  • Seperti
Peci - Menembak
Peh la Peh la Mari lah
Pekak Pekak Tuli
Pempek Pempek -
Penesan Penesan Bercanda
Pucuk - Atas
Qur'an - Al-Qur'an
Rai Rai
  • Wajah
  • Tampang
Rami Rami Ramai
Rasoke Rasoke Rasakan
Rego Rego Harga
Rengko Rengko Capek
Renti - Berhenti
Reti Reti Arti
Rimau - Harimau
Ringam - Usil
Ruma Rompok Rumah
Rejo - Upaya
Saban Saban Setiap
Samo - Sama
Samo dengen Samo dengen Tanda sama (dengan)
Sanjo - Bertamu
Sangkek - Keranjang
Sapo Sapo Siapa
Saro Saro Susah
Sepur Sepur Kereta api
Simbat Simbat Sahut
Singgo Singgo Sehingga
Singit Singit Sembunyi
Nakser - Naksir
Siru Siru Heboh
Songket Songket Sungkit
Sungi - Sungai
Syukur - Syukur
Tako'an Tako'an Sombong
Tangani - Pukuli
Teberongak - Acuh tak acuh
Tebudi - Terbudi
Tedok - Tidur
Tekacip - Ditinggal (sendirian)
Tekaguk - Nganggur
Terajang -
  • Tendang
  • Hantam
Tetak - Potong
  • Tino
  • Betino
- Wanita
  • Tobo
  • Kulo
  • Kulo
  • Abdu
Saya
Tujah Tujah Tikam
Tumbur Tumbur Tabrak
Tungkupan Tungkupan Petak umpet
Tunak - Diam
Tunu - Bakar
Tutus - Pukul
  • Uji
  • Ujinyo
-
  • Kata
  • Katanya
Untal Untal Lempar
Urikan - Berkejaran
Utak Utak Otak
Uyok - Ejek
Uzur Uzur Uzur
  • Wong
  • Uong
  • Uwong
 
  • Wong
  • Uong
  • Uwong
Orang
  • Yai
  • Yek
  • Yai
  • Yek
Kakek
Yasi Yasi Sah
Zolim - Zolim

Serapan dari bahasa Melayu Palembang ke bahasa Indonesia

Bahasa Palembang merupakan salah satu bahasa di Indonesia yang terdaftar secara resmi dengan kode bahasa [ Plb ] dalam sistem kode linguistik Republik Indonesia.

Beberapa kosakata ataupun terminologi dalam bahasa Melayu Palembang menjadi salah satu unsur linguistik dalam bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:

Bahasa Melayu Palembang Arti dalam bahasa Indonesia[19]
Betam Menghitam
Bontet Gemuk dan pendek (tentang tubuh)
Brengkes Pepes ikan
Buntel kadut Adat perkawinan etnis Palembang (serupa dengan konsep mahar)
Burgo Penganan tradisional khas Palembang
Cacap-cacapan Upacara adat etnis Palembang saat perayaan pernikahan
Cengek Sambal khas Palembang
Cung Terong
Dadar jiwo Makanan tradisional khas Palembang
Engkak Penganan tradisional khas Palembang
Gangan ikan Masakan tradisional khas Palembang
Gelenak Penganan tradisional (seperti dodol) khas Palembang
Gelumpai Bilah bambu tempat menuliskan naskah
Guguk Kelompok masyarakat (etnis Palembang) berdasarkan kesamaan keturunan ataupun gelar kebangsawanan
Ibung Tante
Kekas Sebidang tanah
Klisar Daun nipah kering
Ladas
  • Senang
  • Puas
Laksan Irisan pempek berkuah santan
Lapan jam Penganan tradisional khas Palembang
Limar Motif songket khas Palembang
Limas Rumah adat Palembang
Madik Utusan dalam upacara lamaran adat Palembang
Masagus Gelar bangsawan lelaki etnis Palembang
Masayu Gelar bangsawan wanita etnis Palembang
Merenggang Gawai Pemerkosaan (terhadap wanita)
Mi celor Mi tradisional khas Palembang
Model Pempek berisi tahu
Munggah Pesta adat perkawinan Palembang
Paksangko Pakaian adat etnis Palembang
Pecah bulu Pubertas dini
Pempek Penganan tradisional khas Palembang
Penganggon Pakaian adat etnis Palembang (biasanya dikenakan ketika prosesi adat Munggah)
Ragit Makanan tradisional khas Palembang
Rumah Rakit Salah satu rumah adat Palembang
Rusip Makanan tradisional khas Palembang
Senantu Beberapa hari yang lalu
Songket Tenun bersulam
Tajung Tenun khas etnis Palembang yang biasanya dikenakan lelaki
Tekwan Makanan tradisional khas Palembang

Kata Serapan

Secara historis, bahasa Melayu Palembang memiliki beberapa pengaruh dari elemen linguistik bahasa Melayu dan bahasa lainnya, utamanya dari bahasa Minangkabau dan bahasa Jawa. Hal ini disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Melayu Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Kota Palembang pernah berada di bawah kekuasaan langsung untuk masa yang cukup lama,[20]:92 hal-hal tersebutlah yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Melayu Palembang memiliki elemen linguistik bahasa Melayu yang merasuk hingga ke kosakata intinya.[21]

Serapan dari bahasa Minangkabau

Bahasa Melayu Palembang Bahasa Minangkabau Arti dalam bahasa Indonesia[22]
Ado Ado Ada
  • Aku
  • Kulo
  • Tubu
Ambo Saya
Apo Apo Apa
Baso Baso Bahasa
Bongok Bongok Dungu
Bungo Bungo Bunga
Duo Duo Dua
Gadang Gadang Besar
Gelak Galak Tertawa
Idak Indak Tidak
Kiri Kidal Kiri
Kito Kito Kita
Limo Limo Lima
Lemak Lamak Enak
Mano Mano Mana
Nak Nak
  • Hendak
  • Ingin
Rodong Rodong Karib
Saka Saka Gula tebu
Tigo Tigo Tiga

Serapan dari bahasa Jawa

Bahasa Melayu Palembang Bahasa Jawa Arti dalam bahasa Indonesia[23]
Abang Abang Merah
Abot Abot Berat
Awak Awakmu Kamu
Bae
  • Baé
  • Waé
  • Aja
  • Saja
Banyu Banyu Air
Buri
  • Buri
  • Mburi
Belakang
Cokot Cokot Gigit
Dewe Déwé Sendiri
Dulang Dulang Suap
Dulur Dulur Saudara
Enjuk Unjuk Beri
Eso Esa Satu
Gancang Gancang Tangkas
  • Gawe
  • Kerjo
  • Gawé
  • Kerjo
Kerja
Gulu Gulu Leher
Iwak Iwak Ikan
Jabo Jaba Luar
  • Jegho
  • Jero
  • Jeru
  • Jĕro
  • Jĕru
Dalam
Kacek Kacèk Selisih
Lading Lading Pisau
Lanang Lanang Lelaki
Lawang Lawang Pintu
Mambu Mambu Bau
Melok Mèlu Ikut
Metu Mĕtu Keluar
Pecak Pacak Seperti
Rai Rai Muka
Tangi Tangi Bangun
Ulo Ulo Ular
Umep Umup
  • Mendidih (bahasa Jawa)
  • Gerah (bahasa Melayu Palembang)
  • Wong
  • Uwong
  • Uong
  • Wong
  • Uwong
Orang

Kalimat

Contoh Kalimat

Berikut ini merupakan beberapa contoh ungkapan kalimat dalam bahasa Melayu Palembang:

Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri[24]

  1. Semaso tangan dak pacak salaman, mato dak biso saling jingok, mangko lewat pesen singkat ini kulo mengucapke Selamet hari rayo Idul Fitri 1441 Hijrah Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin.
  2. Dak sengajo aku nak panesan, ado bae nan nak nyaketke hati. Sering nian aku nak nyingung persaaan nan sering kito panesanke. Mohon Maaf Lahir dan Bhatin Selamet hari rayo idul fitri 1441 H.
  3. Mato galak salah jingok, molot yang salah berucap, hati yang salah sangko, dengen niat nan tolos dan suci kulo mengucapke mohon maaf lahir dan bhatin.

Sejarah

Bahasa Melayu Palembang merupakan bentuk amalgamasi linguistik bahasa Melayu dan bahasa yang lainnya di antara bahasa Minangkabau (Baso Minangkabau) dan bahasa Jawa (Basa Jawa) yang lahir disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Melayu dan etnis lainnya antara lain etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Melayu Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Sumatra (yang termasuk juga Palembang di Sumatra Selatan) pernah berada di bawah kekuasaan langsung Kemaharajaan Sriwijaya untuk masa yang cukup lama khususnya selama era dinasti Syailendra[20]:92 dan kemaharajaan Majapahit, yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Melayu dan bahasa-bahasa daerah di sekitarnya sangat dipengaruhi oleh bahasa Jawa, yang merasuk hingga ke kosakata intinya.[21] Pernyataan tersebut didukung oleh McDonnell (2016), yang menyebutkan bahwa bahasa Melayu Palembang adalah sebuah koiné language (terj. 'bahasa campuran') yang lahir di Palembang dan wilayah sekitarnya.[25]

William Marsden mencatat dua ragam bahasa berbeda yang digunakan di Palembang pada abad ke-18. Bahasa di keraton adalah dialek bahasa Melayu dan Jawa variasi halus dengan campuran kosakata asing, sementara bahasa sehari-hari penduduk Palembang adalah dialek bahasa Melayu dan Minangkabau yang berciri utama memiliki pengucapan 'o' di posisi akhir kata.[26]

Referensi

  1. ^ Bahasa Melayu Palembang
    بهاس ملايو ڤاليمبڠ
    di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ "Pedoman Ejaan Bahasa Palembang". Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Melayu Palembang
    بهاس ملايو ڤاليمبڠ"
    . Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
      templatestyles stripmarker di |chapter= pada posisi 28 (bantuan)
  4. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Melayu Palembang
    بهاس ملايو ڤاليمبڠ"
    . Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
      templatestyles stripmarker di |chapter= pada posisi 28 (bantuan)
  5. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Melayu Palembang
    بهاس ملايو ڤاليمبڠ"
    . Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
      templatestyles stripmarker di |chapter= pada posisi 28 (bantuan)
  6. ^ "Bahasa Palembang". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  7. ^ Arif, R. M. (1981). Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang. 74. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  8. ^ "Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang". IDXchannel.com. 2022. 
  9. ^ "Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda". 2019. 
  10. ^ "Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar". liputan6.com. 2020. 
  11. ^ "UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co". sumeks.co. Sumatera Ekspres. 2022. 
  12. ^ "Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang". Pustipd UIN Raden Fatah. 2021. 
  13. ^ Dunggio 1983, hlm. 7-10.
  14. ^ Aliana 1987, hlm. 14.
  15. ^ Dunggio 1983, hlm. 21-22.
  16. ^ "Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang". Pustipd UIN Raden Fatah. 2021. 
  17. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  18. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  19. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  20. ^ a b Coedès, George (1968). Walter F. Vella, ed. The Indianized States of Southeast Asia. trans.Susan Brown Cowing. University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-0368-1. 
  21. ^ a b Tadmor, Uri (16–17 June 2001). Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang. 5th International Symposium on Indonesian Linguistics. Leipzig. 
  22. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  23. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  24. ^ "Sebelas Ucapan Selamat Lebaran dalam Bahasa Melayu Palembang". SINDOnews.com. MNC Portal. 2020. 
  25. ^ McDonnell 2016, hlm. 35.
  26. ^ Marsden 1811, hlm. 562.

Daftar pustaka

  • P.D., Dunggio; N., Suwarni; S., Asnah; Indones, Nur (1983). Struktur bahasa Melayu Palembang. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 
  •   Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang. Kerjasama Lembaga Bahasa dan Fakultas Keguruan Universitas Sriwijaya dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Selatan. 1978. 
  •   Arif, R. M. (1981). Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang. 74. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  •   Trisman, Bambang; Amalia, Dora; Susilawati, Dyah; Twilovita, Nursis (2007). Pedoman Ejaan Bahasa Palembang. Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 
  • Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology. Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University. ISBN 9780858834088. 
  • Anderbeck, Karl; McDowell, Jonathan (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52466. 
  • Hanifah, Abu (1999). Undang-Undang Simbur Cahaya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 9794593869. 
  • Marsden, William (1811). History of Sumatra, Containing an Account of the Government (etc.). London: Longman. 
  • Dunggio, P.D. (1983). Struktur bahasa Melayu Palembang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • Aliana, Zainul Arifin (1987). Morfologi dan sintaksis bahasa Melayu Palembang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • McDonnell, Bradley James (2016). Symmetrical Voice Constructions in Besemah: A Usage-based Approach. Santa Barbara: University of California Santa Barbara. 

Pranala luar