Lompat ke isi

Bahasa Melayu Gorontalo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Language
{{Infobox Language|name=Bahasa Melayu Gorontalo|nativename=''Silita Molayu Hulontalo''|states=* {{flag|Indonesia}}
|name=Melayu Gorontalo
----
|nativename=''Mobisala Molayu''
|region=* {{flag|Gorontalo}}
|ethnicity=[[Suku Gorontalo|Gorontalo]]
* {{flag|Sulawesi Utara}}
|states=[[Indonesia]]
* {{flag|Sulawesi Tengah}}|speakers=Lebih dari 1.000.000 jiwa|familycolor=Kreol|fam1=[[Bahasa Melayu#Melayu Kreol|Melayu Kreol]]}}
|region=[[Gorontalo]], serta [[Teluk Tomini]] bagian utara
|speakers=~1.000.000 jiwa
|familycolor=Kreol
|fam1=[[Bahasa dagang dan kreol Melayu|Kreol berbasis Melayu]]
|fam2=[[Bahasa Melayu Indonesia Timur|Melayu Indonesia Timur]]
|fam3=Melayu Manadoik
|minority=[[Indonesia]]
|glotto=none
|glottorefname=
|iso3=
|mapcode=
}}


'''Bahasa Melayu Gorontalo''' atau '''Bahasa Indonesia Gorontalo''' yang dalam bahasa Gorontalo disebut "''Mobisala Malayu''" adalah dialek [[bahasa Melayu]] yang dituturkan oleh penduduk di wilayah [[Semenanjung Utara, Sulawesi|Semenanjung Utara Sulawesi]], utamanya di wilayah [[Gorontalo|Provinsi Gorontalo]],<ref>{{Cite journal|last=Fahria Malabar|first=S. Pd|date=2012|title=PARTIKEL WACANA DALAM BAHASA MELAYU GORONTALO|url=http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/54650|publisher=Universitas Gadjah Mada}}</ref><ref>SUARTINI, N. L. S. (2012). Pergeseran Bahasa Masyarakat Bali di Lokasi Transmigrasi Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. ''Skripsi'', ''1''(311408047).</ref>sebagian di wilayah [[Sulawesi Utara]], serta sebagian di wilayah [[Sulawesi Tengah]].<ref>file:///C:/Users/USER/Downloads/Magdalena-Baga-Nasib-Bahasa-Bahasa-Asli-di-Gorontalo-Sebuah-Tinjauan.pdf</ref>
'''Bahasa Melayu Gorontalo''' atau '''bahasa Indonesia Gorontalo''', dalam [[bahasa Gorontalo]] disebut sebagai ''Mobisala Molayu'', adalah [[bahasa dagang dan kreol Melayu|bahasa kreol berbasis Melayu]] yang dituturkan oleh sebagian besar penduduk beretnis [[Suku Gorontalo|Gorontalo]] di wilayah [[Semenanjung Utara, Sulawesi|Semenanjung Utara Sulawesi]], terutama di wilayah [[Gorontalo|Provinsi Gorontalo]],<ref name="fm">{{Cite journal|first=Fahria|last=Malabar|degree=|date=2012|title=PARTIKEL WACANA DALAM BAHASA MELAYU GORONTALO|url=http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/54650|publisher=[[Universitas Gadjah Mada]]|location=[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], Indonesia}}</ref><ref>SUARTINI, N. L. S. (2012). Pergeseran Bahasa Masyarakat Bali di Lokasi Transmigrasi Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. ''Skripsi'', '''1''' (311408047).</ref> serta di wilayah [[Kabupaten Buol]], [[Sulawesi Tengah]].<ref name="mb">{{cite journal|url=https://repository.ung.ac.id/karyailmiah/show/8037/magdalena-baga-peereviewer-nasib-bahasa-bahasa-asli-di-gorontalo-sebuah-tinjauan.html|title=Nasib Bahasa-Bahasa Asli di Gorontalo (Sebuah Tinjauan)|language=id|format=PDF|publisher=[[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]]|location=[[Jakarta]], Indonesia|year=2015|first=Magdalena|last=Baga|journal=International Conference on Language, Society and Culture (ICLSC)|isbn=978-979-3584-56-0}}</ref>


Berdasarkan karakteristik bahasa dan pengucapannya, Bahasa Melayu Gorontalo termasuk dalam kelompok ''Malay Trade and Creol Languages''<ref>https://petabahasa.kemdikbud.go.id/infobahasa.php?idb=142</ref> ([[Bahasa dagang dan kreol Melayu|Bahasa Dagang dan Kreol Melayu]]).<ref>Mustamin, K. (2020). BAHASA LOKAL VERSUS BAHASA INDONESIA; NASIONALISME ATAU ASHABIYAH. ''Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman'', ''14''(1), 21-36.</ref> Pada umumnya, Bahasa Melayu Gorontalo adalah bahasa ''[[Lingua Franca]]'' untuk wilayah [[Gorontalo]] dan sekitarnya (termasuk pula di beberapa wilayah [[Teluk Tomini]] yang didiami oleh [[Suku Gorontalo]]).<ref>BAB, V. 5.1 Fenomena Pergeseran Bahasa Mongondow pada Masyarakat Desa Lion-Mooduliyo.</ref><ref>{{Cite web|last=Kurniawan|first=Muh. Ardian|date=2019-03-27|title=Pemertahanan Bahasa di Ranah Pendidikan: Studi Pemertahanan Bahasa di Desa Kuang Baru, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur|url=http://dx.doi.org/10.31227/osf.io/nkax4|website=dx.doi.org|access-date=2022-04-12}}</ref>
Berdasarkan karakteristik tata bahasanya, bahasa Melayu Gorontalo digolongkan sebagai [[bahasa dagang dan kreol Melayu]].<ref>{{cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/infobahasa.php?idb=142|title=Bahasa Melayu (Sulawesi Utara)|language=id|access-date=8 Juli 2024}}</ref><ref>Mustamin, K. (2020). BAHASA LOKAL VERSUS BAHASA INDONESIA; NASIONALISME ATAU ASHABIYAH. ''Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman'', '''14''' (1), hlm. 21–36.</ref> Pada umumnya, bahasa Melayu Gorontalo berfungsi sebagai [[basantara]] di Gorontalo dan wilayah sekitarnya, termasuk beberapa wilayah di bagian utara [[Teluk Tomini]] yang juga dihuni oleh suku Gorontalo.<ref>BAB V, 5.1. Fenomena Pergeseran Bahasa Mongondow pada Masyarakat Desa Lion-Mooduliyo.</ref><ref>{{Cite web|last=Kurniawan|first=Muh. Ardian|date=27-03-2019|title=Pemertahanan Bahasa di Ranah Pendidikan: Studi Pemertahanan Bahasa di Desa Kuang Baru, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur|url=http://dx.doi.org/10.31227/osf.io/nkax4|website=dx.doi.org|access-date=08-07-2024}}</ref>


Bahasa Melayu Gorontalo pada dasarnya berkembang di lingkungan pelabuhan Gorontalo yang kemudian mendapatkan pengaruh dari [[Bahasa Gorontalo]], [[Bahasa Arab]], [[Bahasa Belanda di Indonesia|Bahasa Belanda]], [[Bahasa Ternate]], [[Bahasa Manado]],<ref>Laliyo, D. M. (2017). Eksistensi Penggunaan Bahasa Gorontalo di Desa Huntu Selatan Kecamatan Bulango Selatan, Kab. Bone Bolango. ''Skripsi'', ''1''</ref> serta [[Bahasa Melayu]]<ref>https://archive.lenteratimur.com/2012/12/bahasa-melayu-gorontalo-di-luar-kekinian/</ref> itu sendiri.<ref>Fahria Malabar, S.Pd, Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo. "Partikel Wacana dalam bahasa Melayu Gorontalo". 2012, Tesis</ref> Dalam konteks percakapan sehari-hari, Bahasa Melayu Gorontalo juga memiliki beberapa kesamaan dengan dialek [[Bahasa Melayu Maluku Utara|Bahasa Melayu Maluku]] maupun dialek bahasa melayu lainnya dari rumpun Indonesia Timur. Salah satu perbedaannya adalah intonasi pengucapan yang digunakan.
Bahasa Melayu Gorontalo pada awalnya berkembang di wilayah pesisir Gorontalo, terutama di kota-kota pelabuhan, kemudian mendapatkan pengaruh dari [[bahasa Arab]], [[Bahasa Belanda di Indonesia|Belanda]], [[Bahasa Melayu Maluku Utara|Melayu Ternate]], dan terutama didasarkan pada [[bahasa Melayu Manado]],<ref>Laliyo, D. M. (2017). Eksistensi Penggunaan Bahasa Gorontalo di Desa Huntu Selatan Kecamatan Bulango Selatan, Kab. Bone Bolango. ''Skripsi'', '''1'''.</ref> serta [[bahasa Gorontalo]] sebagai [[bahasa ibu]] masyarakatnya.<ref name="fm"/><ref>{{cite web|url=https://archive.lenteratimur.com/2012/12/bahasa-melayu-gorontalo-di-luar-kekinian/|title=Bahasa Melayu Gorontalo di Luar Kekinian|website=archive.lenteratimur.com|language=id|access-date=08-07-2024|year=2012|publisher=Lentera Timur}}</ref> Bahasa Melayu Gorontalo juga memiliki beberapa kemiripan dengan [[Bahasa Melayu Maluku Utara|Bahasa Melayu Ternate]] dalam segi kosakata maupun tata bahasa, hal yang juga terdapat dalam varietas [[bahasa Melayu Indonesia Timur]] lainnya. Salah satu perbedaan dalam bahasa Melayu Gorontalo dengan bahasa Melayu Indonesia Timur lainnya adalah intonasi pengucapan yang digunakan, hal ini sangat dipengaruhi oleh bahasa Gorontalo.<ref name="mb"/>


Pengaruh Bahasa Arab terasa begitu kental dalam Bahasa Melayu Gorontalo. Sebagaimana digunakan dalam percakapan sehari-hari di mana penggunaan kata "Ana" sebagai kata ganti orang pertama tunggal (saya), serta "Ente" sebagai kata ganti orang kedua tunggal (kamu).<ref>Halidi, M. H. M. Penggunaan Kata Sapaan Bahasa Gorontalo. ''Bahasa dan Sastra'', ''4''(4).</ref>
Pengaruh bahasa Arab sangat terlihat dalam bahasa Melayu Gorontalo. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kosakata bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Melayu Gorontalo, misalnya kata ''ana'' أنا sebagai kata ganti orang pertama tunggal (saya), serta ''ente'' أنت sebagai kata ganti orang kedua tunggal (kamu).<ref>Didipu, Herman (2014). Sistem Pemberian Gelar Sapaan Bahasa Gorontalo. ''Penelitian Pengambangan Fakultas dan Keilmuan (BOPTN)''.</ref>


== Kata ganti ==
== Kata ganti ==

Revisi per 7 Juli 2024 19.55

Bahasa Melayu Gorontalo
Mobisala Molayu
Dituturkan diIndonesia
WilayahGorontalo, serta Teluk Tomini bagian utara
EtnisGorontalo
Penutur
~1.000.000 jiwa
Status resmi
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Kode bahasa
ISO 639-3
GlottologTidak ada
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Melayu Gorontalo atau bahasa Indonesia Gorontalo, dalam bahasa Gorontalo disebut sebagai Mobisala Molayu, adalah bahasa kreol berbasis Melayu yang dituturkan oleh sebagian besar penduduk beretnis Gorontalo di wilayah Semenanjung Utara Sulawesi, terutama di wilayah Provinsi Gorontalo,[1][2] serta di wilayah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.[3]

Berdasarkan karakteristik tata bahasanya, bahasa Melayu Gorontalo digolongkan sebagai bahasa dagang dan kreol Melayu.[4][5] Pada umumnya, bahasa Melayu Gorontalo berfungsi sebagai basantara di Gorontalo dan wilayah sekitarnya, termasuk beberapa wilayah di bagian utara Teluk Tomini yang juga dihuni oleh suku Gorontalo.[6][7]

Bahasa Melayu Gorontalo pada awalnya berkembang di wilayah pesisir Gorontalo, terutama di kota-kota pelabuhan, kemudian mendapatkan pengaruh dari bahasa Arab, Belanda, Melayu Ternate, dan terutama didasarkan pada bahasa Melayu Manado,[8] serta bahasa Gorontalo sebagai bahasa ibu masyarakatnya.[1][9] Bahasa Melayu Gorontalo juga memiliki beberapa kemiripan dengan Bahasa Melayu Ternate dalam segi kosakata maupun tata bahasa, hal yang juga terdapat dalam varietas bahasa Melayu Indonesia Timur lainnya. Salah satu perbedaan dalam bahasa Melayu Gorontalo dengan bahasa Melayu Indonesia Timur lainnya adalah intonasi pengucapan yang digunakan, hal ini sangat dipengaruhi oleh bahasa Gorontalo.[3]

Pengaruh bahasa Arab sangat terlihat dalam bahasa Melayu Gorontalo. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kosakata bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Melayu Gorontalo, misalnya kata ana أنا sebagai kata ganti orang pertama tunggal (saya), serta ente أنت sebagai kata ganti orang kedua tunggal (kamu).[10]

Kata ganti

Dalam penjelasan mengenai bahasa Manado menggunakan singkatan-singkatan berikut:[11]

  • kata disingkat k
  • bahasa disingkat b
  b. Indonesia baku b. Melayu Gorontalo
k.ganti orang pertama tunggal saya ana
k.ganti orang pertama jamak kami torang
k.ganti orang kedua tunggal anda ente
k.ganti orang kedua jamak kalian ngoni
k.ganti orang ketiga tunggal dia dia
k.ganti orang ketiga jamak mereka dorang

Kata ganti kepunyaan

Bahasa Melayu Gorontalo menggunakan kata "Pe" untuk pernyataan kepunyaan.

b. Indonesia baku b. Melayu Gorontalo
Bukuku ana pe buku
Bukumu ente pe buku
Bukunya dia pe buku / depe buku
Buku kami torang pe buku
Buku kalian ngoni pe buku
Buku mereka dorang pe buku

Perubahan Pengucapan

Pada beberapa kata kerja maupun kata benda dalam bahasa Indonesia yang menggunakan huruf "E", maka dalam Bahasa Melayu Gorontalo pengucapannya akan berubah menjadi huruf "O", contohnya Bolajar (Belajar), Posawat (Pesawat), Moncuci (Mencuci).[12]

Referensi

  1. ^ a b Malabar, Fahria (2012). "PARTIKEL WACANA DALAM BAHASA MELAYU GORONTALO". Yogyakarta, Indonesia: Universitas Gadjah Mada. 
  2. ^ SUARTINI, N. L. S. (2012). Pergeseran Bahasa Masyarakat Bali di Lokasi Transmigrasi Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Skripsi, 1 (311408047).
  3. ^ a b Baga, Magdalena (2015). "Nasib Bahasa-Bahasa Asli di Gorontalo (Sebuah Tinjauan)" (PDF). International Conference on Language, Society and Culture (ICLSC). Jakarta, Indonesia: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. ISBN 978-979-3584-56-0. 
  4. ^ "Bahasa Melayu (Sulawesi Utara)". Diakses tanggal 8 Juli 2024. 
  5. ^ Mustamin, K. (2020). BAHASA LOKAL VERSUS BAHASA INDONESIA; NASIONALISME ATAU ASHABIYAH. Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 14 (1), hlm. 21–36.
  6. ^ BAB V, 5.1. Fenomena Pergeseran Bahasa Mongondow pada Masyarakat Desa Lion-Mooduliyo.
  7. ^ Kurniawan, Muh. Ardian (27-03-2019). "Pemertahanan Bahasa di Ranah Pendidikan: Studi Pemertahanan Bahasa di Desa Kuang Baru, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur". dx.doi.org. Diakses tanggal 08-07-2024. 
  8. ^ Laliyo, D. M. (2017). Eksistensi Penggunaan Bahasa Gorontalo di Desa Huntu Selatan Kecamatan Bulango Selatan, Kab. Bone Bolango. Skripsi, 1.
  9. ^ "Bahasa Melayu Gorontalo di Luar Kekinian". archive.lenteratimur.com. Lentera Timur. 2012. Diakses tanggal 08-07-2024. 
  10. ^ Didipu, Herman (2014). Sistem Pemberian Gelar Sapaan Bahasa Gorontalo. Penelitian Pengambangan Fakultas dan Keilmuan (BOPTN).
  11. ^ http://repositori.kemdikbud.go.id/2857/1/kamus%20bahasa%20gorontalo%20-%20indonesia%20%20%20-%20%20339a.pdf
  12. ^ https://docplayer.info/181438756-Morfologi-bahasa-gorontalo-j-s-badudu-penerbit-djambatan-ptsi-t-rf-p-gketkt-la-i-0-lp-rtlf-i-i-l-u.html