Lompat ke isi

Muhammad: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23: Baris 23:
Ibunya bernama [[Aminah binti Wahab|Aminah]] binti [[Wahab bin 'Abd Manaf|Wahab]] bin [['Abd Manaf bin Zuhrah|'Abd Manaf]] bin [[Zuhrah bin Kilab|Zuhrah]] bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.<ref name="ar-Risalah"/>
Ibunya bernama [[Aminah binti Wahab|Aminah]] binti [[Wahab bin 'Abd Manaf|Wahab]] bin [['Abd Manaf bin Zuhrah|'Abd Manaf]] bin [[Zuhrah bin Kilab|Zuhrah]] bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.<ref name="ar-Risalah"/>


Jika dilihat dari sini ini, maka silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (''Quraish'') bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.<ref name="Lings">[[Martin Lings|LINGS, Martin]]. '''''[[Muhammad]]''': Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik''. [[Jakarta]]: [[Penerbit Serambi|Serambi]], [[2002]]. ISBN 9793335165</ref> Dimana Adnan merupakan keturunan langsung laki-laki dari [[Nabi Ismail|Ismail]] bin [[Nabi Ibrahim|Ibrahim]] bin Sam bin [[Nabi Nuh|Nuh]].<ref name="ar-Risalah"/>
Jika dilihat dari sini ini, maka silsilah Muhammad Saw dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (''Quraish'') bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.<ref name="Lings">[[Martin Lings|LINGS, Martin]]. '''''[[Muhammad]]''': Kisah Hidup Nabi Saw berdasarkan Sumber Klasik''. [[Jakarta]]: [[Penerbit Serambi|Serambi]], [[2002]]. ISBN 9793335165</ref> Dimana Adnan merupakan keturunan langsung laki-laki dari [[Nabi Ismail|Ismail]] bin [[Nabi Ibrahim|Ibrahim]] bin Sam bin [[Nabi Nuh|Nuh]].<ref name="ar-Risalah"/>


{{MuhammadFamilyTree}}
{{MuhammadFamilyTree}}


===Menjadi Yatim Piatu===
===Menjadi Yatim Piatu===
Saat Muhammad masih dalam kandungan, ayahnya, [[Abdullah bin Syaibah|Abdullah]], ketika kembali dari [[Suriah]] untuk urusan dagang bersama [[kafilah]] dari [[Mekkah]], ia jatuh sakit dan meninggal di [[Yatsrib]]. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama [[Ummu Aiman]] yang kemudian mengasuh Nabi.<ref name="ar-Risalah"/>
Saat Muhammad Saw masih dalam kandungan, ayahnya, [[Abdullah bin Syaibah|Abdullah]], ketika kembali dari [[Suriah]] untuk urusan dagang bersama [[kafilah]] dari [[Mekkah]], ia jatuh sakit dan meninggal di [[Yatsrib]]. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama [[Ummu Aiman]] yang kemudian mengasuh Nabi.<ref name="ar-Risalah"/>


Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya, [[Aminah binti Wahab|Aminah]], mengajak beliau ke [[Yatsrib]] untuk mengunjungi keluarganya dan mengunjungi tempat dikubur [[Abdullah bin Syaibah|ayahnya]]. Namun tak lama, saat perjalanan pulang, ibunya pun jatuh sakit, setelah beberapa hari, [[Aminah binti Wahab|Aminah]] meninggal dunia di Abwa'-tidak jauh dari [[Yatsrib]]- dan disanalah ia dikuburkan.<ref name="Lings"/>
Pada saat Muhammad Saw berusia enam tahun, ibunya, [[Aminah binti Wahab|Aminah]], mengajak beliau ke [[Yatsrib]] untuk mengunjungi keluarganya dan mengunjungi tempat dikubur [[Abdullah bin Syaibah|ayahnya]]. Namun tak lama, saat perjalanan pulang, ibunya pun jatuh sakit, setelah beberapa hari, [[Aminah binti Wahab|Aminah]] meninggal dunia di Abwa'-tidak jauh dari [[Yatsrib]]- dan disanalah ia dikuburkan.<ref name="Lings"/>


===Diasuh oleh Kakek dan Paman===
===Diasuh oleh Kakek dan Paman===
Baris 37: Baris 37:
==Masa remaja==
==Masa remaja==


Dalam masa remajanya, Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Dia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Dia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Dia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan para kafir pada masa itu seperti [[judi|berjudi]], meminum [[arak|minuman keras]], berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenal sebagai ''As Saadiq'' (yang benar) dan ''Al Amin'' (yang amanah). Dia senantiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekah.
Dalam masa remajanya, Muhammad Saw percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Dia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Dia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Dia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan para kafir pada masa itu seperti [[judi|berjudi]], meminum [[arak|minuman keras]], berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenal sebagai ''As Saadiq'' (yang benar) dan ''Al Amin'' (yang amanah). Dia senantiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekah.


==Menikah==
==Menikah==
Baris 43: Baris 43:
Ketika berusia sekitar 25 tahun, pamannya, [[Abu Thalib bin Syaibah|Abu Thalib]] menyarankan dia untuk bekerja dengan kafilah (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]]. Beliau diterima bekerja dan bertanggung jawab terhadap perniagaan ke Syam ([[Syria]]). Beliau mengelola [[perniagaan|urusniaga]] itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa.
Ketika berusia sekitar 25 tahun, pamannya, [[Abu Thalib bin Syaibah|Abu Thalib]] menyarankan dia untuk bekerja dengan kafilah (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]]. Beliau diterima bekerja dan bertanggung jawab terhadap perniagaan ke Syam ([[Syria]]). Beliau mengelola [[perniagaan|urusniaga]] itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa.


Beliau kemudian menikahi [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]]. Mereka dikaruniakan 6 orang anak (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua anak lelaki mereka, [[Qasim bin Muhammad|Qasim]] dan [[Abdullah bin Muhammad|Abdullah]] meninggal ketika masih kecil. Sedangkan anak perempuan beliau ialah [[Ruqayyah binti Muhammad|Ruqayyah]], [[Zainab binti Muhammad|Zainab]], [[Ummu Kultsum binti Muhammad|Ummu Kultsum]] dan [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]].
Beliau Saw kemudian menikahi [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]]. Mereka dikaruniakan 6 orang anak (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua anak lelaki mereka, [[Qasim bin Muhammad|Qasim]] dan [[Abdullah bin Muhammad|Abdullah]] meninggal ketika masih kecil. Sedangkan anak perempuan beliau ialah [[Ruqayyah binti Muhammad|Ruqayyah]], [[Zainab binti Muhammad|Zainab]], [[Ummu Kultsum binti Muhammad|Ummu Kultsum]] dan [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]].


==Kerasulan==
==Kerasulan==
[[Image:522px-Cave Hira.jpg|thumb|237px|[[Gua Hira]] tempat pertama kali Muhammad memperoleh wahyu]]
[[Image:522px-Cave Hira.jpg|thumb|237px|[[Gua Hira]] tempat pertama kali Muhammad memperoleh wahyu]]
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Beliau sungguh sedih sehingga beliau seringkali ke Gua Hira', sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebagai ''Jabal An Nur'' untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah beliau sering berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kejahiliyyahan.
Muhammad Saw dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Beliau Saw sungguh sedih sehingga beliau seringkali ke Gua Hira', sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebagai ''Jabal An Nur'' untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah beliau Saw sering berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kejahiliyyahan.


Pada suatu malam, ketika beliau sedang bertafakur di [[Gua Hira']], [[Malaikat Jibril]] mendatangi Muhammad. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Beliau diminta membaca. Beliau menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad untuk membaca, tetapi jawaban beliau tetap sama.
Pada suatu malam, ketika beliau Saw sedang bertafakur di [[Gua Hira']], [[Malaikat Jibril]] mendatangi Muhammad Saw. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Beliau Saw diminta membaca. Beliau menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad untuk membaca, tetapi jawaban beliau tetap sama.


Akhirnya, Jibril berkata:
Akhirnya, Jibril berkata:
Baris 55: Baris 55:
''"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."''
''"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."''


Ini merupakan [[wahyu]] pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu dia berusia 40 tahun. Wahyu itu turun kepada beliau secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan Muhammad dan dikumpulkan dalam kitab bernama ''Al Mushaf'' yang juga dinamakan ''[[Al-Quran]]'' (bacaan). Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas. Sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagiannya pula diterjemahkan oleh Nabi Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya yang terkenal, dengan nama [[As-Sunnah]]. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama sebagai panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah.
Ini merupakan [[wahyu]] pertama yang diterima oleh Muhammad Saw. Ketika itu dia berusia 40 tahun. Wahyu itu turun kepada beliau secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan Muhammad dan dikumpulkan dalam kitab bernama ''Al Mushaf'' yang juga dinamakan ''[[Al-Quran]]'' (bacaan). Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas. Sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagiannya pula diterjemahkan oleh Nabi Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya yang terkenal, dengan nama [[As-Sunnah]]. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama sebagai panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah.


<!-- BEGIN TIMELINE -->
<!-- BEGIN TIMELINE -->
Baris 181: Baris 181:


==Perbedaannya dengan Nabi/Rasul Terdahulu==
==Perbedaannya dengan Nabi/Rasul Terdahulu==
Dalam mengemban misi dakwahnya, Nabi Muhammad diutus Allah untuk seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan Nabi/Rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44). Seperti Nabi Musa diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Dalam mengemban misi dakwahnya, Nabi Muhammad Saw diutus Allah untuk seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan Nabi/Rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44). Seperti Nabi Musa diutus Allah kepada kaum Bani Israil.


Sedangkan persamaannya dengan nabi sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan [[Tauhid]], yaitu kesaksian bahwa [[Tuhan]] yang berhak disembah atau dibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).
Sedangkan persamaannya dengan nabi sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan [[Tauhid]], yaitu kesaksian bahwa [[Tuhan]] yang berhak disembah atau dibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).
Baris 205: Baris 205:
==Madinah==
==Madinah==


Di [[Madinah]], kalifah Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad Umat Islam bebas mengerjakan [[shalat]] di Madinah. Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke Madinah, tetapi kesemuanya dihadang dengan mudah oleh umat Islam. Satu perjanjian kemudian dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah. Walau bagaimanapun perjanjian itu diingkari oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam.
Di [[Madinah]], kalifah Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad Saw Umat Islam bebas mengerjakan [[shalat]] di Madinah. Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke Madinah, tetapi kesemuanya dihadang dengan mudah oleh umat Islam. Satu perjanjian kemudian dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah. Walau bagaimanapun perjanjian itu diingkari oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam.


==Pembukaan Kota Makkah==
==Pembukaan Kota Makkah==


Pada tahun 8 selepas penghijrahan ke Madinah, Muhammad berlepas ke Makkah. Pasukan Islam yang sebanyak 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat. Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa syarat. Muhammad kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Ka’bah dimusnahkan.
Pada tahun 8 selepas penghijrahan ke Madinah, Muhammad Saw berlepas ke Makkah. Pasukan Islam yang sebanyak 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat. Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa syarat. Muhammad kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Ka’bah dimusnahkan.





Revisi per 7 Maret 2007 04.44

Berkas:Aziz efendi-muhammad alayhi s-salam.jpg
Kaligrafi bertuliskan Muhammad SAW
Berkas:Muhammed.gif
Kaligrafi Muhammad dalam bentuk yang lebih sederhana

Muhammad (bahasa Arab محمد, juga dikenal sebagai Mohammad, Mohammed, dan kadang-kadang Mahomet ) adalah pembawa ajaran Islam, dan diteladani oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya, (sirah dalam bahasa Arab), ia lahir sekitar tahun 570 di Mekkah (atau "Makkah") dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz di Arab Saudi sekarang.

Kaum Muslim percaya bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad Saw adalah penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Mereka sering memanggilnya dengan gelar Rasulullah (رسول الله), dan menambahkan kalimat sallallaahu alayhi wasallam (صلى الله عليه و سلم, berarti "semoga Allah memberi kemuliaan dan kedamaian kepadanya"; sering disingkat "SAW") setelah namanya. Jadi setiap mendengar nama Beliau disebutkan, atau kita mendengar nama Beliau yang Agung maka sebaiknya kita membaca sallallaahu alayhi wasallam (صلى الله عليه و سلم ).

"Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji"

Silsilah Keluarga

Kelahiran

Para penulis sirah (biografi) Nabi Saw pada umumnya sepakat bahwa Nabi Muhammad Saw lahir di Tahun Gajah 570 M. Adalah pasti bahwa Beliau Saw meninggal tahun 632 M. Bila saat itu usianya 62-63 tahun, berarti Beliau Saw lahir tahun 570 M.

Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Nabi Saw lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Nabi, menyatakan bahwa Nabi lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal, sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa beliau lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).[1]

Orang Tua

Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.[1]

Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin 'Abd Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.[1]

Jika dilihat dari sini ini, maka silsilah Muhammad Saw dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.[2] Dimana Adnan merupakan keturunan langsung laki-laki dari Ismail bin Ibrahim bin Sam bin Nuh.[1]

Kilab bin Murrah
 
 
 
 
 
Fatimah binti Sad
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Zuhrah bin Kilab
 
 
 
 
 
 
Qushay bin Kilab
 
 
 
Hubba binti Hulail
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Abdul Manaf bin Zuhrah
 
 
 
 
 
 
Abdu Manaf bin Qushay
 
 
 
Atikah binti Murrah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Wahab bin Abdu Manaf
 
 
 
 
 
 
Hasyim bin Abdu Manaf
 
 
 
Salma binti Amr
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Fatimah binti Amr
 
 
 
Abdul Mutallib
 
 
 
 
 
 
Halah binti Wahab
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Aminah
ibu
 
Abdullah
ayah
 
Abu Thalib
 
 
Az-Zubayr
 
Harits
 
Hamzah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Thuwaybah
ibu susu
 
 
Halimah
ibu susu
 
 
 
 
Abbas
 
Abu Lahab
 
6 anak lainnya
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Muhammad
 
Khadijah
 
 
Abdullah bin Abbas
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Fatimah
 
 
 
Ali
 
 
 
 
 
Qasim
 
Abdullah bin Muhammad
anak
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Zainab
putri
 
Ruqayyah
putri
 
Utsman
menantu
family tree
 
Ummu Kultsum
putri
 
Zaid
anak angkat
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Ali bin Zainab
cucu laki-laki
 
Umamah binti Zainab
cucu perempuan
 
Abdullah bin Utsman
cucu laki-laki
 
 
 
Rayhana
(diperdebatkan)
 
 
Usamah bin Zaid
cucu angkat
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Muhsin bin Ali
cucu laki-laki
 
Hasan bin Ali
cucu laki-laki
 
Husain bin Ali
cucu laki-laki
family tree
 
Ummu Kultsum binti Ali
cucu perempuan
 
Zainab binti Ali
cucu perempuan
 
 
Shafiyah
istri kesepuluh / kesebelas*
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Abu Bakr
ayah mertua
family tree
 
 
Saudah
istri kedua / ketiga*
 
 
Umar
ayah mertua
family tree
 
 
Ummu Salamah
istri keenam
 
 
Juwairiyah
istri kedelapan
 
 
Maimunah
istri kesebelas / keduabelas*
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Aisyah
istri kedua / ketiga*
family tree
 
 
Zainab
istri kelima
 
 
Hafshah
istri keempat
 
 
Zainab
istri ketujuh
 
 
Ummu Habibah
istri kesembilan
 
 
Mariah al-Qibthiyah
istri ketigabelas
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Ibrahim
anak



Menjadi Yatim Piatu

Saat Muhammad Saw masih dalam kandungan, ayahnya, Abdullah, ketika kembali dari Suriah untuk urusan dagang bersama kafilah dari Mekkah, ia jatuh sakit dan meninggal di Yatsrib. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.[1]

Pada saat Muhammad Saw berusia enam tahun, ibunya, Aminah, mengajak beliau ke Yatsrib untuk mengunjungi keluarganya dan mengunjungi tempat dikubur ayahnya. Namun tak lama, saat perjalanan pulang, ibunya pun jatuh sakit, setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa'-tidak jauh dari Yatsrib- dan disanalah ia dikuburkan.[2]

Diasuh oleh Kakek dan Paman

Setelah ibunya meninggal, dia dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, dia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah dia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).

Masa remaja

Dalam masa remajanya, Muhammad Saw percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Dia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Dia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Dia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan para kafir pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenal sebagai As Saadiq (yang benar) dan Al Amin (yang amanah). Dia senantiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekah.

Menikah

Ketika berusia sekitar 25 tahun, pamannya, Abu Thalib menyarankan dia untuk bekerja dengan kafilah (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama Khadijah. Beliau diterima bekerja dan bertanggung jawab terhadap perniagaan ke Syam (Syria). Beliau mengelola urusniaga itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa.

Beliau Saw kemudian menikahi Khadijah. Mereka dikaruniakan 6 orang anak (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua anak lelaki mereka, Qasim dan Abdullah meninggal ketika masih kecil. Sedangkan anak perempuan beliau ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kultsum dan Fatimah.

Kerasulan

Berkas:522px-Cave Hira.jpg
Gua Hira tempat pertama kali Muhammad memperoleh wahyu

Muhammad Saw dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Beliau Saw sungguh sedih sehingga beliau seringkali ke Gua Hira', sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah beliau Saw sering berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kejahiliyyahan.

Pada suatu malam, ketika beliau Saw sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatangi Muhammad Saw. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Beliau Saw diminta membaca. Beliau menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad untuk membaca, tetapi jawaban beliau tetap sama.

Akhirnya, Jibril berkata:

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad Saw. Ketika itu dia berusia 40 tahun. Wahyu itu turun kepada beliau secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan Muhammad dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas. Sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagiannya pula diterjemahkan oleh Nabi Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya yang terkenal, dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama sebagai panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah.

Kronologi Kehidupan Muhammad
Tanggal dan lokasi penting dalam hidup Muhammad
569 Meninggalnya ayah, Abdullah
570 Tanggal lahir (perkiraan), 20 April: Makkah
570 Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah
576 Meninggalnya ibu, Aminah
578 Meninggalnya kakek, Abdul Muthalib
583 Melakukan perjalanan dagang ke Suriah
595 Bertemu dan menikah dengan Khadijah
610 Wahyu pertama turun: Makkah
610 Ditunjuk sebagai Nabi: Makkah
613 Memulai menyebarkan Islam kepada umum: Makkah
614 Mendapatkan pengikut: Makkah
615 Hijrah pertama ke Habsyah
616 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad mulai
619 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad selesai
619 Tahun kesedihan: Khadijah dan Abu Thalib meninngal
620 Isra' dan Mi'raj
621 Bai'at Aqabah pertama
622 Bai'at Aqabah kedua
622 Hijrah ke Madinah
624 Pertempuran Badar
624 Pengusiran Bani Qaynuqa
625 Pertempuran Uhud
625 Pengusiran Bani Nadir
626 Penyerangan ke Dumat al-Jandal: Suriah
627 Pertempuran Khandak
627 Penghancuran Bani Quraizhah
628 Perjanjian Hudaybiyah
628 Melakukan umrah ke Ka'bah
628 Pertempuran Khaybar
629 Melakukan ibadah haji
629 Pertempuran Mu'tah
630 Pembukaan Kota Makkah
630 Pertempuran Hunain
630 Pendudukan Thaif
631 Menguasai sebagian besar Jazirah Arab
632 Pertempuran Tabuk
632 Haji Wada'
632 Meninggal (8 Juni): Madinah


Perbedaannya dengan Nabi/Rasul Terdahulu

Dalam mengemban misi dakwahnya, Nabi Muhammad Saw diutus Allah untuk seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan Nabi/Rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44). Seperti Nabi Musa diutus Allah kepada kaum Bani Israil.

Sedangkan persamaannya dengan nabi sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau dibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).

Cobaan

Ketika Nabi Muhammad SAW menyeru manusia ke jalan Allah, banyak yang tidak mendengarkan seruannya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini adalah para anggota keluarganya dan golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zayd dan Bilal. Setelah beliau memperkuat kegiatan dakwahnya dengan mengumumkan secara terbuka agama Islam yang disebarkannya, semakin banyaklah orang yang mengikutinya.

Semangat penganut Islam meningkat setelah sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Mekah menganut agama Islam, antara lain ialah Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harits, Amr bin Nufail dan banyak lagi.

Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Beliau bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya. Beliau meminta Negus Raja Habsyah, untuk memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya. Negus menantikan kedatangan mereka dan tidak memperbolehkan mereka diserahkan kepada penguasa di Mekah.

Hijrah

Di Mekah terdapat Ka'bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. beberapa abad lalu sebagai pusat penyatuan umat untuk beribadat kepada Allah. Sebelumnya ia dijadikan oleh masyarakat jahiliyah sebagai tempat sembahyang selain dari Allah. Mereka datang dari berbagai daerah Arab, mewakili berbagai suku ternama. Ziarah ke Ka’bah dijadikan mereka sebagai sebuah pesta tahunan. Orang bertemu dan berhibur dengan kegiatan-kegiatan tradisi mereka dalam kunjungan ini. Dia mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruan dia ialah sekumpulan orang dari Yathrib(dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Rasulullah dan beberapa orang Islam dari Mekah di desa bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah dan orang-orang Islam Mekah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekah. Mereka menemui Rasulullah di tempat yang mereka bertemu sebelumnya. Kali ini, Abbas bin Abdul Muthalib, paman dia yang belum menganut Islam hadir dalam pertemuan itu. Mereka mengundang dia dan orang-orang Islam Mekah untuk berhijrah ke Yathrib. Mereka berjanji akan melayani mereka sebagai saudara seagama. Dialog yang memakan waktu agak lama diadakan antara mayarakat Islam Yathrib dengan paman Rasulullah untuk memastikan mereka sesungguhnya berhasrat menantikan masyarakat Islam Mekah dikota mereka. Rasulullah akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota baru itu.

Mengetahui banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekah, masyarakat jahiliyah Mekah coba menghalang mereka. Namun kumpulan pertama telahpun berhasil berhijrah ke Yathrib. Masyarakat jahiliyah Mekah ragu untuk hijrah ke Yathrib akan memberi peluang kepada orang Islam untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain.

Hampir dua bulan seluruh masyarakat Islam dari Mekah kecuali Rasulullah, Abu Bakar, Ali dan beberapa orang yang mualaf, telah berhijrah. Masyarakat jahiliyah Mekah kemudian berusaha untuk membunuh dia. Mereka merancang namun tidak berhasil. Dengan berbagai taktik dan rancangan yang teratur, Rasulullah akhirnya sampai dengan selamat ke Yathrib (Madinah), yang kemudian dikenali sebagai, 'Kota Rasulullah'.

Madinah

Di Madinah, kalifah Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad Saw Umat Islam bebas mengerjakan shalat di Madinah. Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke Madinah, tetapi kesemuanya dihadang dengan mudah oleh umat Islam. Satu perjanjian kemudian dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah. Walau bagaimanapun perjanjian itu diingkari oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam.

Pembukaan Kota Makkah

Pada tahun 8 selepas penghijrahan ke Madinah, Muhammad Saw berlepas ke Makkah. Pasukan Islam yang sebanyak 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat. Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa syarat. Muhammad kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Ka’bah dimusnahkan.


Referensi

  1. ^ a b c d e SUBHANI, Ja'far. Ar-Risalah: sejarah kehidupan Rasulullah saw. Jakarta: Lentera, 2002. ISBN 9798880137
  2. ^ a b LINGS, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi Saw berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Serambi, 2002. ISBN 9793335165

Templat:Link FA