Lompat ke isi

Logika matematika

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 11 Desember 2023 09.17 oleh Mbak dosen (bicara | kontrib) (Menambahkan pengertian dari logika matematika)

Logika matematika adalah cabang logika dan matematika yang mengandung kajian logika matematis dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang lain di luar matematika. Logika matematika berhubungan erat dengan ilmu komputer dan logika filosofis.[1] Tema utama dalam logika matematika antara lain adalah kekuatan ekspresif dari logika formal dan kekuatan deduktif dari sistem pembuktian formal. Logika matematika sering dibagi ke dalam cabang-cabang dari teori himpunan, teori model, teori rekursi, teori pembuktian, serta matematika konstruktif. Bidang-bidang ini memiliki hasil dasar logika yang serupa.

Logika matematika merupakan terjemahan dari symbolic logic yaitu logika modern. Istilah pernyataan dan bukan pernyataan yang menjadi dasar dalam logika matematika satu sama lain dibedakan dengan kalimat-kalimat biasa.[2]

Jenis-jenis logika matematika

Dalam penggunaan logika matematika seringkali ditemukan huruf S dan B atau F dan T. Arti dari keempat huruf tersebut adalah sebagai berikut:

S dan F merupakan dua huruf yang memiliki arti sama dalam logika matematika.

S : Salah

F : False


B dan T merupakan dua huruf yang memiliki arti sama dalam logika matematika.

B : Benar

T : True

1. Negasi (~)

Negasi atau juga dikenal dengan "NOT" dalam pemrograman merupakan logika matematika yang berbentuk membalikkan suatu pernyataan. Negasi dari suatu pernyataan merupakan pernyataan yang mempunyai nilai salah jika pernyataan awalnya bernilai benar, dan bernilai benar jika pernyataan awalnya bernilai salah.[3] contoh penggunaan negasi adalah sebagai berikut:

x = nilai dari 1 + 1 adalah 2 (Benar)

~x = nilai dari 1 + 1 bukanlah 2 (Salah)

Tabel Kebenaran Negasi
x ~x
True (Benar) False (Salah)
False (Salah) True (Benar)

2. Konjungsi (^)

3. Disjungsi (v)

4. Implikasi (=>)

5. Biimplikasi (<=>)

Hukum logika

  1. Hukum komutatif
    • p ∧ q ≡ q ∧ p
    • p ∨ q ≡ q ∨ p
  2. Hukum asosiatif
    • (p ∧ q) ∧ r ≡ p ∧ (q ∧ r)
    • (p ∨ q) ∨ r ≡ p ∨ (q ∨ r)
  3. Hukum distributif
    • p ∧ (q ∨ r) ≡ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
    • p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r)
  4. Hukum identitas
    • p ∧ B ≡ p
    • p ∨ S ≡ p
  5. Hukum ikatan
    • p ∧ S ≡ S
    • p ∨ B ≡ B
  6. Hukum negasi
    • p ∧ ~p ≡ S
    • p ∨ ~p ≡ B
  7. Hukum negasi ganda
    • ~(~p) ≡ p
  8. Hukum idempotent
    • p ∧ p ≡ p
    • p ∨ p ≡ p
  9. Hukum De Morgan
    • ~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q
    • ~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q
  10. Hukum penyerapan
    • p ∧ (p ∨ q) ≡ p
    • p ∨ (p ∧ q) ≡ p
  11. Negasi B dan S
    • ~B ≡ S
    • ~S ≡ B
  12. p → q ≡ ~p ∨ q
  13. p → q ≡ ~q → ~p
  14. p ↔ q ≡ (~p ∨ q) ∧ (p ∨ ~q)

Tabel kebenaran

Invers, Konvers dan Kontraposisi

  • Invers dari adalah ~p → ~q
  • Konvers dari adalah q → p
  • Kontraposisi dari adalah ~q → ~p

Penarikan kesimpulan

Modus ponens

premis 1: p → q
premis 2: p
kesimpulan: q

Modus tollens

premis 1: p → q
premis 2: ~q
kesimpulan: ~p

Silogisme

premis 1: p → q
premis 2: q → r
kesimpulan: p → r

Referensi

  1. ^ "Logic". www.math.wichita.edu. Diakses tanggal 2020-08-21. 
  2. ^ Karso (2014). "Pernyataan dan Kata Hubung Pernyataan Majemuk" (PDF). Universitas Terbuka. Diakses tanggal 2023-12-11. 
  3. ^ Sukirman, Sukirman (2014). Matematika (PDF). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. hlm. 1.4. ISBN 9790111568. 
  • Kurnianingsih, Sri (2007). Matematika SMA dan MA 1B Untuk Kelas X Semester 2. Jakarta: Esis/Erlangga. ISBN 979-734-501-7.  (Indonesia)