Lompat ke isi

Bahasa Melayu Palembang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Oktober 2021 14.06 oleh Eiskrahablo (bicara | kontrib) (Sejarah: Perbaikan.)
Bahasa Musi
Musi  (Musi)
Dituturkan diIndonesia
WilayahSumatra Selatan
Etnis
Penutur
3,1 juta (2000)[1]
DialekDialek-dialek dalam bahasa Musi:
  • Belide
  • Burai
  • Musi Pesisir
  • Kelingi
  • Lematang Ilir
  • Meranjat
  • Palembang Lama
  • Panesak
  • Pegagan
  • Penukal
  • Rawas Musi
  • Sekayu
Kode bahasa
ISO 639-3mui
Glottologmusi1241[2]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  +  Info templat

Bahasa Musi (bahasa Inggris: Musi language) adalah bahasa daerah atau bahasa etnis (bahasa Inggris: native or indigineous language) yang dituturkan oleh masyarakat (utamanya suku Musi dan suku Palembang) di sebagian wilayah Sumatra Selatan dengan penutur asli berjumlah sekitar 3,1 juta orang. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Musi (bahasa Inggris: Music family language). Di antara beragam bahasa yang dipertuturkan di Sumatra Selatan, bahasa Musi juga berfungsi sebagai bahasa perantara atau lingua franca.[1]

Sejarah

Dalam perkembangannya, bahasa Musi lahir dari pertuturan suku Musi berasal dari kawasan sungai Musi.

Dialek

  • Belide
  • Burai
  • Musi Pesisir
  • Kelingi
  • Lematang Ilir
  • Meranjat
  • Palembang Lama
  • Panesak
  • Pegagan
  • Penukal
  • Rawas Musi
  • Sekayu

Fonologi

Dunggio (1981) mendata 31 fonem dalam bahasa Musi, dengan rincian 25 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal. Namun studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 25 fonem dalam bahasa Musi.[3][4]

Vokal

depan tengah belakang
tinggi i u
medial e ə o
rendah a

Konsonan

bilabial alveolar postalv./palatal velar glottal
sengau m n ɲ (ny) ŋ (ng)
letup/gesek nirsuara p t t͡ʃ (c) k ʔ (q,')
bersuara b d d͡ʒ (j) g
desis nirsuara f s ɣ (gh) ~r h
bersuara z sj (sy)
hampiran semivokal w j (y)
lateral v l kh

Sosiolinguistik

Tingkatan

Bahasa Melayu Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu Baso Pelembang Alus atau bebaso dan Baso Pelembang Sari-sari (bahasa sehari-hari). Baso Pelembang Alus dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam upacara adat. Bahasa ini mempunyai kemiripan dengan bahasa Melayu dan bahasa Jawa karena adanya hubungan Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam dengan kerajaan di Pulau Jawa yaitu kerajaan/kesultanan Mataram, bahkan Mataram juga pernah/sempat menguasai wilayah Palembang jadi sedikit terpengaruh dari budaya dan bahasa. Itulah sebabnya perbendaharaan kata Bahasa Melayu Palembang Halus/Bebaso banyak persamaannya dalam bahasa Melayu Yang Pengaruh dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa halus.

Sementara itu, bahasa sehari-hari dipergunakan oleh orang Melayu Palembang dan merupakan salah satu dialek bahasa Melayu. Dalam Bahasa Melayu dalam kegiatan sehari-hari, orang Melayu Palembang dalam Kesultanan Palembang Darussalam ditulis Tulisan Jawi (Arab Melayu) dan juga Tulisan Latin Di Zaman Kesultanan Palembang Darussalam.

Bahasa Melayu Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu di daerah provinsi sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan provinsi di Jawa (dengan intonasi berbeda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran 'a' pada kosakata bahasa Indonesia biasanya diubah menjadi 'o'.

Kosakata

Bahasa Melayu Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah provinsi di sekitarnya, seperti Jambi dan Bengkulu. Di kedua daerah tersebut, akhiran 'a' pada kosakata bahasa Indonesia yang diubah menjadi 'o' banyak ditemukan. Akan tetapi, banyak juga bahasa Melayu Palembang. Logat yang dimiliki mereka pun berbeda. Kemiripan dengan bahasa Jawa ada kosakata seperti: iyo, jeru, metu, wong, ulo, rai, prei, sepur, melok, ladeng, iwak, gedek, dulur, dewe'an, bae, balik, banyu, awan, awak, iwak, balen, kelaso, kacek, dan jabo. Kemiripan dengan bahasa Banjar ada seperti banyu, awak, iwak, ladeng, dulur, umep (humap= gerah), enjuk (unjuk), jingok (jinguk), dan gancang.

Menurut penelitian leksikostatistik yang dilakukan oleh Uri Tadmor (2001), dari 200 kosakata dasar bahasa Melayu Palembang, 102 (51%) di antaranya bersesuaian dengan bahasa Melayu, 49 (24.5%) dengan bahasa Jawa, 32 (16%) dengan keduanya, dan 17 (8.5%) dengan lainnya. Penelitian ini menggunakan daftar 200 kosakata dasar Blust, yang sering digunakan dalam linguistik perbandingan bahasa-bahasa Austronesia, alih-alih daftar kosakata Swadesh yang ditolak keabsahannya oleh Tadmor. Dalam penelitian yang sama juga ditemukan kecenderungan de-Javanisasi bahasa Melayu Palembang bagi penutur muda.[5]

Referensi

  1. ^ a b Musi di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Musi". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ Dunggio 1983, hlm. 7-10.
  4. ^ Aliana 1987, hlm. 14.
  5. ^ Tadmor, Uri. "Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang Malay." Handout. 5th International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics. Leipzig, 16-17 June 2001.

Daftar pustaka

  • Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology. Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University. ISBN 9780858834088. 
  • Anderbeck, Karl; McDowell, Jonathan (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52473. 
  • Hanifah, Abu (1999). Undang-Undang Simbur Cahaya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 9794593869. 
  • Marsden, William (1811). History of Sumatra, Containing an Account of the Government (etc.). London: Longman. 
  • Dunggio, P.D. (1983). Struktur bahasa Melayu Palembang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • Aliana, Zainul Arifin (1987). Morfologi dan sintaksis bahasa Melayu Palembang. Jakarta: Pursat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • McDonnell, Bradley James (2016). Symmetrical Voice Constructions in Besemah: A Usage-based Approach. Santa Barbara: University of California Santa Barbara. 

Pranala luar